Anda di halaman 1dari 103

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


PT. ALLEGRINDO DAN MANFAATNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL
EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR NAGORI URUNG PANEI,
KECAMATAN PURBA, KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
Anggiat Hutajulu
120901060

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Medan
2019

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Istilah Corporate Social Responsibility bukanlah suatu hal baru yang


diperbincangkan di dalam dunia usaha. Pada saat ini, hampir seluruh negara-
negara di dunia sudah memiliki pemahaman tentang Corporate Social
Responsibility. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang berlomba-lomba untuk
melakukan kegiatan CSR terhadap masyarakat di sekitar perusahaan, sebagai
bentuk rasa tanggung jawab dan kepeduliannya terhadap masyarakat di sekitar
perusahaan tersebut. Pelaksanaan CSR di Indonesia sudah diatur dalam Undang-
undang, namun di dalam pelaksanaanya masih terdapat pemahaman yang
berbeda-beda. Pemahaman yang berbeda-beda diantara pelaku usaha akan
menghasilkan jenis kegiatan CSR yang beragam pula.
PT.Allegrindo adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang
peternakan. PT.Allegrindo sudah beroperasi di desa Urung Panei, Kecamatan
Purba, Kabupaten Simalungun, selama kurang lebih 20 tahun. PT.Allegrindo
merupakan peternakan terbesar kedua se-Asia Tenggara. Kehadiran PT.
Allegrindo diharapkan dapat membantu pembangunan desa dan ikut
mensejahterakan masyarakat sekitar melalui pelaksanaan program CSR yang
memberikan manfaat jangka panjang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk program CSR
PT.Allegrindo dan manfaatnya bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar.
Penelitian ini mendeskripskan mengenai program-program CSR yang
dilaksanakan oleh PT.Allegrindo, kemudian melihat manfaat yang dapat dirasakan
oleh masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Jenis penelitian yang dilakukan
adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara
mendalam, dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program CSR PT.Allegrindo masih
berbentuk karikatif (Charity). Program tersebut merupakan bentuk dari respon
perusahaan untuk menjawab tuntutan-tuntuan dari masyarakat sekitar. Program
tersebut tertuang dalam bidang pendidikan, pertanian, dan sosial keagamaan.
Tidak dapat dipungkiri, program CSR yang dilakukan perusahaan tersebut dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar pada saat
ini. Akan tetapi, program CSR PT.Allegrindo belum bisa memberikan manfaat
jangka panjang bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Perusahaan-
perusahaan pada umumnya, dan PT.Allegrindo pada khususnya diharapkan agar
dapat melaksanakan program CSR berbasis pemberdayaan masyarakat agar dapat
memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar dalam jangka waktu yang
panjang.

Kata Kunci : Coporate Social Responsibility, perusahaan, masyarakat sekitar.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

The term Corporate Social Responsibility is not something new that is


discussed in the business world. At this time, almost all countries the world
already have an understanding of Corporate Social Responsibility. Many large
companies are competing to cary out CSR activities to the community around the
company, as a form of sense of responsibility and concern for the community
around the company. The implementation of CSR in Indonesia has been regulated
in law, but in its implementation there still different understanding. Different
understanding among business actors will result in various type of activities as
well.

PT.Allegrindo is a private company engaged in animal husbandry.


PT.Allegrindo has been operating in village of Urung Panei, Purba District,
Simalungun Regency, for approximately 20 years. PT.Allegrindo is the second
largest farm in Southeast Asia. The presence of PT.Allegrindo is expected to be
able to assist village village development and contribute to the welfare of the
surrounding community through the implementation of CSR programs that
provide long-term benefits.

The pupose of this study was to determine the shape of PT.Allegrindo’a


CSR program abd its benefits for the socio-economic life of surrounding
communities. This study describe the CSR programs implemented by
PT.Allegrindo, then looks at benefits that can be felt by community around the
company. This type of research is a descriptive study using qualitative research
methods. Data collecton techniques carried out by observation, in-depth
interviews, and literature study.

The results showed that PT.Allegrindo's CSR program was still in the
form of charity. The program is a form of the company's response to answer the
demands of the surrounding community. The program is contained in the fields of
education, agriculture, and social religion. It cannot be denied, the CSR program
conducted by the company can provide benefits for the socio-economic life of the
surrounding community at this time. However, PT.Allegrindo's CSR program has
not been able to provide long-term benefits for the socio-economic life of
surrounding communities. Companies in general, and PT. Allegrindo in
particular are expected to be able to implement community empowerment-based
CSR programs in order to provide benefits to the surrounding community in the
long term.

Keywords:Corporate Social Responsibility, companies, surrounding communities.

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Masa Esa, yang
selalu menyertai setiap proses dalam hidup saya hingga pada saat ini, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Program
Corporate Social Responsibility PT.Allegrindo dan Manfaatnya Bagi
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Sekitar Nagori Urung Panei,
Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun”, guna memperoleh gelar sarjana di
program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis tentu menemukan berbagai tantangan
dan kesulitan, terutama dalam hal manajemen diri dan pembagian waktu untuk
menyelesaikan tugas akhir ini. Namun atas berkat dan pertolongan Tuhan, saya
bisa melewati proses itu dan boleh meyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


segenap jiwa-jiwa yang telah membantu proses dan penyelesaian skripsi ini, yang
telah memberikan semangat, dorongan, dan motivasi hidup selama proses
pengerjaan skripsi ini. Pada saat ini saya ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Muryanti Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Harmona Daulay, M.Si, selaku Ketua Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeritas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. T. Ilham Saladin, MSP, selaku Sekretaris Program Studi
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeritas Sumatera
Utara.
4. Ibu Dra. Ria Manurung, M.Si, sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak masukan, koreksi, nasehat, dan dorongan selama
proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Tuhan yang selalu menyertai
setiap pengerjaan tugas dan tanggung jawab yang ibu kerjakan.

iii

Universitas Sumatera Utara


5. Kepada Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku dosen penguji yang
telah meluangkan waktunya dan memberikan masukan dan koreksi dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan staf pengajar yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, yang telah memberikan pengajaran selama saya menempuh
pendidikan di program studi Sosiologi. Semoga ilmu yang telah diberkan
dapat bermanfaat bagi penulis dalam menjalani proses yang selanjutnya.
7. Seluruh Staf pegawai yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
administrasi selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini, terutama
buat kak Ernita dan bang Abel.
8. Rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada
kedua orang tua saya yang tercinta, Bapak Sahat Hutajulu dan Ibu Elianora
Purba yang telah melahirkan, membesarkan, dan mendidik saya hingga
sampai saat ini. Semua doa-doa dan kebaikan yang kalian ajarkan tidak
akan saya lupakan, semoga Tuhan yang selalu menyertai kehidupan
keluarga kita.
9. Terimakasih kepada abang saya Julpiter Hutajulu, adik saya Ardian hasea
Hutajulu dan Yustika Febriana Hutajulu, semoga kita bisa lebih kompak
lagi pada hari yang akan datang.
10. Terimakasih kepada Risna Yenseri Saragih yang telah mengajarkan saya
tentang cinta, dan banyak hal. Terimakasih juga buat bantuanmu selama
pengerjaan skripsi ini. Semoga engkau selalu dalam lindungan Tuhan
dalam setiap kehidupanmu.
11. Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan Sosiologi FISIP USU
Angkatan 2012 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Semoga kita
bisa berjumpa pada hari yang akan datang. Buat teman-teman saya the last
012 tetap semangat!
12. Terimakasih kepada organisasi IMAS-USU yang telah mengajarkan saya
banyak hal, terutama dalam hal kepedulian terhadap sesama. Horas Imas
Usu!

iv

Universitas Sumatera Utara


13. Terimakasih kepada Anggota IMAS USU angkatan 2012 KITA ’12’ AJA.
Terimakasih buat dukungan kalian, semoga kita bisa sukses pada hari yang
akan datang.
14. Terimakasih kepada Pemuda GKPS Padang bulan yang membantu saya
bertumbuh dalam iman, semoga Iman percaya saya dapat saya gunakan
sebagai dasar dan pedoman dalam menjalani kehidupan ini.
15. Terimakasih kepada teman-teman sepermainan saya yang selalu
mendukung dan bisa menjadi tempat bertukar pikiran, Hera, Erdianto,
Dodi, andre, dan bang Julio.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak


terdapat kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
saran dan masukan yang membangun untuk kebaikan dalam penulisan skripsi ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, 2019
Penulis

Anggiat Hutajulu
120901060

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
1.5 Defenisi Konsep .......................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Implementasi .................................................................. 11

2.2 Konsep dan Hakikat CSR ........................................................... 12

2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Konsep CSR .......................... 12

2.2.2 CSR Dalam Kajian Teori................................................... 17


2.2.2.1 Paradigma Tentang CSR Perusahaan .................... 20
2.2.2.1.1 Paradigma Kritis .................................. 21
2.2.2.1.2 Paradigma Positvisme .......................... 22
2.2.2.2 CSR dan Teori Triple Bottom Line ....................... 23
2.2.3 Bentuk dan Motif Pelaksanaan CSR ................................ 24
2.5 Konsep Pemberdayaan Masyarakat ............................................. 28
2.6 Landasan Hukum CSR di Indonesia ............................................ 31
2.7 Gambaran Pelaksanaan CSR Perusahaan di Indonesia .............. 33

vi

Universitas Sumatera Utara


BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 39

3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................... 39

3.3 Unit Analisis dan Informan ......................................................... 39

3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 39

3.5 Interpretasi Data .......................................................................... 41

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................... 42

4.1.1 Gambaran Daerah Penelitian ............................................. 42

4.1.2 Sejarah DesaUrung Panei................................................... 44

4.1.3 Gambaran Penduduk Desa Urung Panei ............................ 45

4.1.3.1Gambaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin..... 45

4.1.3.2Gambaran Penduduk Berdasarkan Pendidikan ......... 46

4.1.3.3Gambaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 47

4.2 Deskripsi Perusahaan................................................................... 49

4.2.1 Sejarah Singkat PT. Allegrindo ......................................... 49

4.2.2 Aktifitas Perusahaan .......................................................... 54

4.2.3 Gambaran Karyawan .......................................................... 54

4.2.4Gambaran Interaksi Sosial Karyawan dan Masyarakat ....... 56

4.3 Profil Informan ............................................................................ 59

4.4 Gambaran Implementasi CSR PT. Allegrindo ............................ 65

4.4.1 Bentuk Kegiatan CSR ........................................................ 65

4.4.1.1 Program CSR di Bidang pendidikan ...................... 65

4.4.1.2 Program CSR di Bidang Pertanian......................... 67

4.4.1.3 Program CSR di Bidang Sosial dan Keagamaan ... 69


vii

Universitas Sumatera Utara


4.4.2 Strategi Pelaksanaan CSR .................................................. 71

4.4.2.1 Strategi di bidang Pendidikan ................................ 71

4.4.2.2 Strategi di bidang Pertanian ................................... 72

4.4.2.3 Strategi di bidang Sosial dan Keagamaan .............. 73

4.4.3 Respon Masyarakat Terhadap Program CSR PT. Alegrindo73

4.4.3.1 Respon Masyarakat di Bidang Pendidikan ............ 74

4.4.3.2 Respon Masyarakat di Bidang Pertanian ............... 74

4.4.3.3 Respon Masyarakat di Bidang Sosial Keagamaan . 76

4.4.4 Jenis dan Motif CSR yang dilakukan oleh PT Allegrindo . 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 78

5.2 Saran ............................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80

LAMPIRAN ....................................................................................................... 82

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Gambaran Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat Urung

Panei Sebelum dan Sesudah Kehadiran PT. Allegrindo ............. 7

Tabel 2 Perbedaan Paradigma Kritis dan Paradigma Positivisme ........ 21

Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.......................... 46

Tabel 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................. 47

Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.................... 48

Tabel 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ..................................... 69

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Draf Wawancara

Lampiran 2 Lampiran Gambar

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau

sekelompok orang yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna

memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dalam setiap perusahaan terdapat karyawan

atau buruh, pemilik modal, dan pengelola yang saling bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama, yaitu memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan

modal seminimal mungkin.

Menurut Much Nurachmad (2016), perusahaan adalah setiap bentuk

usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik

persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara

yang memperkerjakan pekerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk

lain. Sementara menurut Harahap dalam Simanihuruk (2009), perusahaan adalah

bentuk organisasi yang melakukan aktivitas dengan menggunakan sumber daya

yang dimilikinya dengan semaksimal mungkin untuk memperoleh keuntungan

demi kelangsungan hidupnya, sehingga berakibat pada dampak lingkungan.

Pada dasarnya kehadiran perusahaan atau korporasi di suatu daerah

mempunyai dampak yang signifikan bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya

masyarakat di sekitarnya, baik itu perusahaan kecil yang baru dirintis, maupun

perusahaan besar yang sudah dikenal banyak orang. Perusahaan dan industri

berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan

mempertimbangkan faktor sosial dan lingkungan. Secara tidak langsung,

Universitas Sumatera Utara


perusahaan berperan dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan

masyarakat sekitar, dengan menciptakan aktivitas ekonomi yang baru. Selain itu,

perusahaan juga dapat mempengaruhi kehidupan sosial budaya masyarakat.

Keberadaan dari perusahaan atau korporasi juga mempunyai manfaat

yang signifikan bagi negara. Hal yang paling dirasakan negara adalah dengan

adanya pajak dari perusahaan, dimana pajak merupakan sumber pemasukan

negara yang dikenakan kepada setiap perusahaan atau korporasi yang tentunya

diregulasi melalui undang-undang. Selain itu, perusahaan juga berperan dalam

mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan dengan menyerap sejumlah

tenaga kerja.

Namun tidak bisa dipungkiri, kehadiran dari perusahaan juga bagaikan

pedang bermata dua. Kehadiran perusahaan atau korporasi seringkali

menimbulkan masalah-masalah yang sangat merugikan masyarakat, baik masalah

sosial maupun masalah lingkungan. Kehadiran perusahaan di suatu tempat

seringkali tidak berjalan mulus, bahkan ada yang berakhir dengan terjadinya

konflik. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara perusahaan

dengan masyarakat setempat. Masyarakat yang sudah hidup dengan nilai-nilai,

norma, aturan, budaya tradisional, dan kearifan lokal tertentu, akan dihadapkan

dengan nilai, norma, budaya, dan kepentingan perusahaan. Pada kenyataannya,

acapkali nilai, norma, budaya, dan kearifan lokal berbenturan dengan budaya

korporasi dan kepentingan perusahaan yang baru datang. Hingga pada akhirnya

masyarakat setempat menganggap kehadiran sebuah perusahaan adalah suatu

ancaman yang akan mengganggu tatanan kehidupan mereka mereka yang selama

ini sudah terpelihara dengan baik. Mereka juga menganggap bahwa perusahaan

Universitas Sumatera Utara


lambat laun akan menguasai tanah dan lahan mereka yang merupakan warisan

dari nenek moyang mereka.

Kehadiran perusahaan juga dapat menimbulkan kecemburuan sosial bagi

masyarakat sekitar, terutama dalam hal perekrutan tenaga kerja. Ada paradigma

yang berkembang di dalam masyarakat, jika suatu korporasi hendak mendirikan

sebuah perusahaan, maka sebagai bentuk saling menghargai masyarakat sekitar,

perusahaan tersebut harus mengutamakan putra daerah untuk bekerja sebagai

karyawan. Paradigma seperti ini sudah berkembang di dalam masyarakat bahkan

sudah mendarah daging. Namun dari kacamata perusahaan, paradigma seperti ini

merupakan sebuah dilema besar. Apakah perusahaan harus menerima putra daerah

sebagai bentuk rasa menghargai atau tetap menjalankan penerimaan karyawan

sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan keahlian tertentu.

Alasan lain kenapa kehadiran perusaaan seringkali tidak diterima dengan

baik oleh masyarakat adalah dengan adanya permasalahan lingkungan hidup.

Banyak perusahaan yang melakukan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya

alam tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan, bahkan sebagian korporasi

hanya berorientasi pada keuntungan (profit) semata, tanpa mempedulikan dampak

sosial dan lingkungan.

Beberapa contoh kasus di Indonesia antara lain berbagai penyakit yang

dirasakan oleh masyarakat Teluk Buyat di Sulawesi akibat limbah PT Newmon,

banjir di daerah ekspoitasi kayu di Kalimantan, banjir di ibukota Jakarta, kasus

Sampah Bojong Jawa Barat, korban Lapindo Brantas di Sidoarjo Jawa Timur dan

Universitas Sumatera Utara


sederetan dampak lingkungan lain yang harus diderita oleh masyarakat akibat

kehadiran perusahaan dan industrialisasi (Hadi, 2014).

Sebuah perusahaan harus bertanggung jawab atas kegiatan produksi yang

dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, tidak sekedar mencari

keuntungan semata. Minimal menjalankan operasi usaha dengan bertanggung

jawab terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup, dan akan lebih baik lagi jika

perusahaan ikut mengambil bagian dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

sekitar, serta ikut terlibat dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial, terutama

pada masyarakat sekitar operasi usaha.

Salah satu alasan mengapa perusahaan harus memberikan perhatian

terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar adalah karena mereka merasakan efek

langsung dampak dari kehadiran aktivitas perusahaan tersebut, baik dampak

positif maupun dampak negatif. Alasan lain mengapa perusahaan harus

memperhatikan lingkungan dan kesejahteraan adalah karena masyarakat

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan. Masyarakat merupakan

salah satu unsur yang memiliki peran dan kepentingan atau stake holder dalam

aktivitas perusahaan, baik sebagai karyawan, sebagai konsumen, maupun hanya

sebagai pengamat terhadap aktivitas perusahaan (Susanto, 2009).

Kepedulian dunia usaha terhadap kehidupan sosial dan lingkungan

diimplementasikan melalui sebuah konsep program yang dikenal dengan

Corporate Social Responsibity atau disingkat, dimana CSR bukanlah sebuah

konsep yang baru muncul ke permukaan, tetapi sudah ada pada pertengahan tahun

awal 1950-an. Isu mengenai tanggung jawab sosial menjadi hal yang sangat

populer dimana keadaan masyarakat dunia yang mulai pulih dari dampak perang
4

Universitas Sumatera Utara


dunia II (Matias dan Agus, 2012:22). Keadaan yang semakin pulih dari perang

digunakan oleh banyak negara sebagai momen untuk memulai pembangunan

nasionalnya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Sejak saat

itu masalah-masalah kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat menjadi pusat

perhatian berbagai kalangan, termasuk kalangan akademisi dan praktisi.

Konsep CSR di Indonesia juga sebenarnya sudah mengalami

perkembangan dari waktu ke waktu (evolusioner). Semenjak keruntuhan rezim

orde baru, masyarakat semakin berani untuk beraspirasi dan mengekspresikan

tuntutan terhadap pemerintah maupun terhadap dunia bisnis. Masyarakat semakin

kritis dan semakin mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha.

Masyarakat menuntut perusahaan agar semakin bertanggung jawab dalam

menjalankan kegiatan usahanya. Tidak sebatas memperhatikan kesejahteraan

karyawan dan masyarakat sekitar, perusahaan juga dituntut untuk memperhatikan

masalah lingkungan sekitar.

PT.Allegrindo merupakan sebuah badan usaha milik swasta yang

bergerak di bidang pengembangbiakan ternak babi. PT.Allegrindo terletak persis

di kaki gunung Simarjarunjung desa Urung Panei, Kecamatan Purba, Kabupaten

Simalungun, Sumatera Utara. PT.Allegrindo merupakan perusahaan ternak

terbesar kedua di Asia Tenggara. Pada awalnya tahun 1980-an, peternakan ini

adalah milik pemerintah kabupaten Simalungun, namun saat itu masih dalam

keadaan yang kecil dan modal yang sedikit. Karena kurang dalam hal

pengelolaan, perusahan milik pemerintah ini mengalami kerugian besar. Akhirnya

pada 20 April 1989, peternakan diambil alih dan dikelola oleh pihak swasta dan

Domba Mas Group.


5

Universitas Sumatera Utara


Peternakan ini memiliki areal seluas 46 Ha dan kandang seluas 12 Ha.

Peternakan ini tidak hanya memproses penggemukan 25.000 ekor tetapi juga

memproduksi ternak setiap hari minimal 300 ekor dengan berat 90 Kg/ekor.

Setelah mengalami proses penggemukan selama 6 bulan, ternak kemudian di

pasok ke pasar lokal, yaitu Pematang Siantar, Medan, Batam, dan Jakarta. Untuk

areal peternakan seluas 46 Ha tersebut, kapasitas ternak yang diizinkan adalah

kisaran 25.000-30.000 ekor. Namun karena permintaan pasar yang semakin

banyak perusahaan bisa memproduksi sampai 50.000 ekor ternak (Simanihuruk,

2009:33).

Desa (nagori) Urung Panei dan adalah salah satu desa yang berada di

Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, dan letaknya persis

berada di kaki gunung Simarjarunjung. Selain itu terdapat juga desa (nagori)

Salbe, yang juga berdekatan dengan PT. Allegrindo. Desa Salbe berada persis di

bawah areal peternakan dan berada persis di tepi danau Toba. Awalnya, hampir

sebagian besar masyarakat kedua desa ini bermata pencaharian sebagai petani.

Jenis tanaman yang banyak diusahakan antara lain, padi, jagung, kopi, tomat,

cabai, kentang, dan berbagai jenis sayuran. Namun setelah kehadiran PT.

Allegrindo, sebagian masyarakat juga ikut bekerja di peternakan, tanpa

meninggalkan pertanian mereka. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk

berdasarkan mata pencaharian sebelum dan sesudah hadirnya PT. Allegrindo.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1
Gambaran Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat Urung Panei
Sebelum dan Sesudah Kehadiran PT. Allegrindo
Sebelum Sesudah
No Mata Pencaharian
N F N F

1 Petani 80 77,7% 1056 85,3%

2 Buruh/ Karyawan - 45 3,6%


-

3 Pegawai Negeri 15 14,6% 17 1,3%

4 Pedagang 8 7,7% 34 2,7%

5 Wiraswasta - - 86 6,9 %

Jumlah 103 100% 1.238 100%

(Sumber: Kantor Kepala Desa Nagori Urung Panei Tahun 2018)

Pada tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa kehadiran PT Allegrindo di

desa Urung Panei tentu saja mempunyai perubahan yang signifikan, khususnya

bagi masyarakat sekitar perusahaan. Salah satu perubahan yang nyata adalah

membuka lapangan kerja dan memunculkan aktivitas-aktivitas perkonomian baru

bagi masyarakat sekitar.

Kehadiran PT.Allegrindo di Nagori Urung Panei juga seharusnya dapat

meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar dengan cara peningkatan kualitas

sumber daya manusia sehingga masyarakat semakin mampu untuk beradaptasi,

berusaha, dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada untuk kehidupan yang

lebih baik. PT.Allegrindo sudah beroperasi kurang lebih 20 tahun di Nagori

Urung Panei. Kondisi ini menarik perhatian penulis untuk mengetahui jauh

tentang kepedulian PT.Allegrindo terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat

Universitas Sumatera Utara


sekitar, melalui program CSR yang dilakukan kepada masyarakat di sekitar

perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah bagian pokok dari kegiatan penelitian.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis membuat rumusan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perusahaan melaksanakan program CSR kepada masyarakat

sekitar?

2. Mengapa perusahaan memilih bentuk program tersebut?

3. Bagaimana implementasi CSR perusahaan tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk program Corporate Social

Responsibility (CSR) PT. Allegrindo dan manfaatnya bagi kehidupan sosial

ekonomi masyarakat sekitar.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah

bagi mahasiswa khususnya bagi mahasiswa Sosiologi serta dapat

memberikan kontribusi bagi ilmu sosial, masyarakat, dan pemerintah

serta diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan pada umumnya, terutama Sosiologi ekonomi dan Sosiologi

Pembangunan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam

menulis karya ilmiah khususnya yang berhubungan dengan masalah

tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility).

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah

sebagai pengambil kebijakan dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi

pihak PT. Allegrindo dalam menyusun rencana strategis perusahaan,

khususnya terkait pelaksanaan program CSR.

1.5 Definisi Konsep

Defenisi konsep sangat dibutuhkan dalam setiap penelitian. Pada

dasarnya konsep merupakan abstraksi dari suatu gambaran idea, atau menurut

Kant yang dikutip oleh Harifudin Cawidu bahwa konsep adalah gambaran yang

bersifat umum atau abstrak tentang sesuatu (http://digilib.iainkendari.ac.id

/767/3/BAB%20II.pdf, Kamis 1 Agustus 2019, 23:45 WIB).

Fungsi dari konsep adalah untuk mempermudah seseorang untuk

memahami tentang sesuatu hal. Dalam kontek penelitian ini, konsep sangat

diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Adapun konsep-

konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial perusahaan)

adalah komitmen perusahaan atau dunia usaha untuk berkontribusi dalam

pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan

Universitas Sumatera Utara


tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada

keseimbangan antara perhatian terhadap aspek sosial, ekonomi dan

lingkungan, Untung dalam Nela (2013).

2. Manfaat CSR adalah hasil yang ditimbulkan dari pelaksanaan program

CSR PT. Allegrindo.

3. Sosial ekonomi adalah kondisi kehidupan masyarakat lokal secara sosial

ekonomi setelah merasakan manfaat dari pelaksanaan program CSR PT.

Allegrindo.

4. Masyarakat lokal dalam konteks penelitian ini adalah masyarakat nagori

Urung Panei yang merasakan manfaat dari pelaksanaan program CSR

PT. Allegrindo.

5. Pemberdayaan masyarakat (community development) adalah suatu upaya

yang dilakukan secara sengaja untuk mengarahkan masyarakat mencapai

kondisi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya yang lebih baik.

6. Nagori adalah kesatuan-kesatuan tempat tinggal masyarakat di

Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Desa oleh masyarakat di

kabupaten Simalungun Sumatera Utara biasa disebut nagori.

10

Universitas Sumatera Utara


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun sebuah

kerangka teori sebagai pedoman dan dasar berfikir, untuk melakukan analisis

permasalahan atau studi kasus dalam sebuah penelitian yang akan dikerjakan.

Menurut Singarimbun dalam Sony (2016), bahwa teori adalah serangkaian

asumsi, konsep, kontrak, defenisi, dan preposisi untuk menerangkan suatu

fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar

konsep.

Teori merupakan himpunan konsep, defenisi, dan preposisi yang

mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala-gejala sosial dengan

menjabarkan hubungan antara variabel dan meramalkan gejala sosial tersebut.

Dengan adanya kerangka teori, peneliti akan memiliki landasan dalam

menentukan arah penelitian. Adapun teori-teori yang relevan dalam penelitian ini

antara lain adalah tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

Responsibility (CSR), masyarakat sekitar, dan pemberdayaan masyarakat.

2.1 Konsep Implementasi

Kata implementasi sendiri berasal dari bahasa Inggris “to implement”

yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan tindakan-tindakan

yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

kebijakan. Tindakan tersebut dilakukan baik oleh individu, pejabat pemerintah

maupun swasta. Implementasi dimaksudkan membawa ke suatu hasil, tujuan akhir

atau untuk menyelesaikan suatu masalah. Implementasi juga dimaksudkan untuk

11

Universitas Sumatera Utara


menyediakan sarana (alat) untuk melaksanakan sesuatu, memberikan hasil yang

bersifat praktis terhadap sesuatu.

Jadi implementasi dapat disimpulkan sebagai suatu aktivitas yang

berkaitan dengan penggunaan sarana (alat) untuk memperoleh hasil. Apabila

dikaitkan dengan CSR, maka implementasi CSR dapat diartikan sebagai aktivitas

penyelesaian atau pelaksanaan program kebijakan yang dilakukan oleh suatu

lembaga atau instansi tertentu sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap

lingkungan dan masyarakat.

Menurut Nurdiana dalam Sony (2016), bahwa implementasi merupakan

pelaksanaan-pelaksanaan program aktivitas yang telah dibuat dan direncakanan

sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan

masyarakat sekitar.

2.2. Konsep dan Hakikat CSR

2.2.1 Sejarah dan perkembangan Konsep CSR

Pemikiran tentang tanggung jawab sosial perusahaan kini cukup popular

dan telah dilaksanakan oleh perusahaan di hampir semua negara. CSR tidak

muncul secara tiba-tiba, namun konsep tanggung jawab sosial perusahaan

berkembang secara evolusioner dalam jangka waktu yang cukup panjang. Konsep

tanggung jawab sosial perusahaan terdengar pada pertengahan tahun awal 1950-

an, saat mana secara umum masyarakat dunia mulai pulih dari dampak perang

dunia II. Keadaan yang baru pulih dari perang dimanfaatkan oleh banyak negara

sebagai momen untuk memulai pembangunan nasionalnya dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Sejak saat itu masalah-masalah

12

Universitas Sumatera Utara


kemiskinan yang dialami negara-negara mulai mendapat perhatian dari berbagai

kalangan baik para ilmuwan, pemikir maupun akademisi.

Dalam sejarah munculnya konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau

yang sekarang dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) pertama

kali dikemukakan oleh Howard Bowen pada tahun 1953 pada karyanya yang

berjudul Social Responsibilities of The Bussinessman merupakan tonggak sejarah

CSR modern. Sejak penerbitan buku Bowen ini memberikan pengaruh yang besar

terhadap buku-buku CSR yang terbit sesudahnya sehingga banyak yang sepakat

untuk menyebut Bowen sebagai Bapak CSR.

Selanjutnya pada tahun 1960, banyak usaha yang dilakukan untuk

memberikan formalisasi definisi CSR dan salah satu akademisi yang dikenal pada

masa itu adalah Keith Davis. Davis menegaskan adanya tanggung jawab sosial

perusahaan di luar tanggung jawab ekonomi semata.

Gema tanggung jawab sosial perusahaan selanjutnya makin kuat dan

besar dengan kehadiran buku berjudul Silent Spring yang ditulis Rachel Carson

(1962). Dalam bukunya tersebut Carson berupaya mengingatkan masyarakat

dunia bahwa penggunaan pestisida dalam aktivitas pertanian modern berakibat

mematikan bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Carson menyarankan perlu

memperhatikan perilaku pelaku usaha secara seksama sebelum mengakibatkan

dampak negatif yang makin parah menuju kehancuran. Mulai saat itu, masalah

lingkungan serta kemiskinan yang makin parah yang melanda masyarakat

setempat semakin berkembang dan mendapat perhatian yang luas.

Pemikiran tentang perusahaan yang lebih insaniah juga ditegaskan dalam

buku yang berjudul The Future Captalism yang ditulis oleh Thurow (1966).

13

Universitas Sumatera Utara


Dalam bukunya yang cukup popular tersebut Thurow mengemukakan bahwa

kapitalisme yang menjadi haluan pemikiran utama dan mengilhami perilaku

kalangan pelaku usaha tidak hanya berdampak terhadap masalah ekonomi, tetapi

juga berdampak terhdap masyarakat setempat dan lingkungan.

Tahun 1971, Committee for Economic Development (CED) menerbitkan

Sosial Responsibilities of Business Corporations. Penerbitan yang dapat dianggap

sebagai code of conduct business tersebut dipicu adanya anggapan bahwa kegiatan

usaha memiliki tujuan dasar untuk memberikan pelayanan yang konstruktif untuk

memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat.

Selanjutnya pada tahun 1972, terbitlah buku berjudul The limits to

Growth. Buku ini mengandung laporan para cerdik pandai dunia yang bergabung

dalam Club of Rome. Buku tersebut secara khusus mengingatkan kepada

masyarakat dunia bahwa bumi yang kita pijak ini memiliki keterbatasan daya

dukung terhadap kehidupan umat manusia. Sedangkan di sisi lain jumlah manusia

bertambah secara cepat. Oleh Karen itu para pelaku usaha harus diingatkan untuk

melakukan penggunaan sumber daya alam secara hati-hati.

Pada tahun 1987, perserikatan bangsa-bangsa melalui World Commission

on Environment and Development (WCED) menerbitkan laporan yang berjudul

Our Common Future. Laporan tersebut menjadikan isu-isu lingkungan sebagai

agenda politik yang pada akhirnya bertujuan mendorong pengambilan kebijakan

pembangunan yang lebih sensitif pada isu-isu lingkungan. Laporan ini menjadi

dasar kerja sama multilateral dalam rangka melakukan pembangunan

berkelanjutan (sustainable development).

14

Universitas Sumatera Utara


Pengenalan konsep sustainable development memberi dampak besar

kepada perkembangan konsep CSR selanjutnya. Beberapa faktor yang

mempengaruhi perkembangan konsep CSR di era tahun 1990-an sampai saat ini

ialah diperkenalkannya konsep sustainable report dengan menggunakan metode

triple bottom line. Istilah triple bottom line dipopulerkan oleh Jhon Elkington

pada tahun 1997 melalui bukunya “Cannibals With Forks, the Triple Bottom Line

of Twentieth Century Bussiness”. Elkington mamberikan pandangan bahwa

perusahaan yang ingin bekelanjutan, harus memperhatikan “3P” (profit, people,

and planet). Selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga mesti

memperhatikan dan terlibat dalam mencapai kesejahteraan masyarakat (people)

dan turut dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup (planet).

Gaung tanggung jawab sosial perusahaan semakin menggema setelah

diselenggarakannya pertemuan puncak yang melibatkan hampir semua negara,

membahas berbagai hal berkenaan dengan pembangunan berkeinambungan

(World Summit on Sustainable Development). Pertemuan puncak ini berlangsung

pada tahun 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan. Lebih jauh lagi, pertemuan

puncak ini merupakan momentum berkembangnya definisi konsep tanggung

jawab sosial perusahaan.

Dalam pertemuan tersebut ditegaskan bahwa pembangunan yang

berkesinambungan memerlukan kerja sama yang melibatkan berbagai pihak.

Perusahaan tidak boleh melakukan aktivitas ekonomi tanpa memperhatikan dan

memberikan manfaat bagi pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat

setempat, serta kepentingan umat manusia secara keseluruhan (Untung, 2008).

15

Universitas Sumatera Utara


Di indonesia sendiri, awal penerapan konsep CSR mengalami pro kontra

dan terdapat polemik seputar eksistensi program tanggung jawab sosial

perusahaan. Tatkala kegiatan CSR diwajibkan dalam Undang-undang, langsung

mendapat protes dari golongan pengusaha. Pasalnya, aktivitas CSR yang awalnya

diasumsikan sebagai aktivitas kerelaan (voluntary) berubah menjadi sebuah

kewajiban (mandatory).

Menurut Azheri dalam Nela (2013), ada perbedaan paradigma di dalam

dunia usaha yang memunculkan pertanyaan apakah CSR hanya sebagai sukarela

(voluntary) atau sebuah keharusan (mandatory). Akhirnya polemik ini mendapat

perhatian dari pemerintah Indonesia sebagai regulator, dengan dikeluarkan

beberapa Undang-undang tentang CSR. Dalam pasal 15 huruf b Undang-undang

25/2007 diatur bahwa setiap penanaman modal wajib melaksanakan Tanggung

jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Yang dimaksud dengan Tanggung jawab

Sosial dan Lingkungan (TJSL) menurut pasal 15 huruf b Undang-undang 25/2007

adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal

untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan

lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

Dengan diterapkannya Undang-undang ini terdapat perubahan paradigma

dalam dunia usaha, dan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perusahaan

sudah menyadari betapa pentingnya menerapkan konsep CSR sebagai salah satu

program dalam perusahaan. Selain memelihara hubungan yang harmonis dengan

manusia dan alam, penerapan CSR juga berfungsi untuk menciptakan citra yang

baik bagi masyarakat, sehingga CSR bukan lagi dianggap sebagai biaya oleh

16

Universitas Sumatera Utara


perusahaan, melainkan sebuah investasi jangka panjang demi kebaikan

perusahaan.

Pemerintah kembali mempertegas kewajiban perusahaan untuk

melaksanakan CSR dengan mengeluarkan UU No.40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, dan juga Peraturan Pemerintah Tanggung jawab Sosial dan

Lingkungan Perseroan Terbatas. Melalui UU Perseroan Terbatas ini, perusahaan

atau industri wajib untuk menyisihkan laba perusahaan untuk penyelenggaraan

CSR. Undang-undang yang terbaru adalah UU No.47 tahun 2012 tentang

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Dengan

dikeluarkannya undang-undang ini berbagai polemik mengenai eksistensi CSR di

Indonesia, khususnya dalam dunia usaha harusnya segera diakhiri.

2.2.2. CSR Dalam Kajian Teori

Ada banyak defenisi tentang corporate social responsibility (CSR), namun

secara gamblang kata corporate social responsibility dapat didefenisikan sebagai

tanggung jawab sosial yang dimiliki oleh suatu perusahaan terhadap masyarakat

di mana perusahaan tersebut berdiri atau menjalankan usahanya. Edi Suharto

dalam Sony (2016) mengartikan CSR sebagai operasi bisnis yang berkomitmen

tidak hanya meningkatkan keuntungan finansial saja, tetapi untuk pembangunan

sosial ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan.

The World Busines Council for Sustainable Development yang berdiri

tahun 1995 dan beranggotakan lebih dari 120 perusahaan multinasional yang

berasal dari lebih 30 negara dalam amanatnya yang berjudul Making God

Business Sense mendefenisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai


17

Universitas Sumatera Utara


komitmen perusahaan untuk terus-menerus bertindak secara etik, beroperasi

berdasarkan hukum dan bermanfaat dalam upaya meningkatkan ekonomi

bersamaan dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan

masyarakat luas (Matias dan Agus, 2012:8).

Menurut Bank Dunia dalam Matis dan Agus (2012:10-11), bahwa

defenisi tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebagai suatu persetujuan atau

komitmen perusahaan agar bermanfaat bagi pembangunan ekonomi yang

berkesinambungan, bekerja dengan para perwakilan, masyarakat setempat dan

masyarakat ukuran lebih luas, untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan

demikian eksistensi perusahaan tersebut akan baik bagi perusahaan itu sendiri dan

baik pula bagi pembangunan.

CSR sangat berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan

(sustainable development), dimana ada argumentasi bahwa eksistensi perusahaan

dapat terjaga apabila dalam melaksanakan aktivitasnya tidak hanya berorientasi

pada faktor keuntungan (profit) saja, namun juga harus mempertimbangkan

konsekuensi sosial dan lingkungan pada saat ini, maupun untuk jangka panjang.

Dengan demikian, hakikat dari eksistensi perusahaan bukan hanya

sekedar mencari keuntungan dengan sebesar-besarnya saja agar bisa

mensejahterakan para pemegang saham saja. Namun lebih dari itu, perusahaan

harus menjalankan bisnisnya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, dan

memiliki etika dan tanggung jawab moral untuk mensejahterakan pihak-pihak lain

(Stake holder) secara holistik, dan berkelanjutan.

18

Universitas Sumatera Utara


Menurut Gunawan dalam Sony (2016), ada 3 pokok pemahaman yang

terkandung dalam konsep CSR, sehingga masyarakat dapat dengan mudah untuk

memahaminya. Ketiga hal tersebut antara lain:

1. Bahwa suatu perusahaan atau korporasi tidaklah sendiri atau terisolasi,

perusahaan atau korporasi tidak dapat mengatakan bahwa mereka tidak

memiliki tanggungjawab terhadap keadaan ekonomi, lingkungan, maupun

sosialnya. Teori keterasingan atau alienasi Karl Marx telah membuktikan,

bahwa perusahaan dengan sistem kapitalisme radikal dan budaya industri

yang tertutup, akan mengalami keterasingan dari masyarakat setempat.

Perusahaan hanya terfokus pada produksi, karyawan dipaksa mengejar

target, terjadi pembagian kelas-kelas sosial, sehingga tidak ada interaksi

sosial yang harmonis antara sesama karyawan maupun dengan masyarakat

sekitar perusahaan (http:ejournal.unida.ac.id/index.php/tsaqafah, Kamis 1

Agustus 2019, 23:00 WIB)

2. Keberadaan (eksistensi) dan keberlangsungan (sustainability) dari

perusahaan atau korporasi sangatlah ditentukan stakeholdernya. Para

stakeholder ini terdiri dari konsumen, pemasok, klien, customer, karyawan

dan keluarganya, masyarakat sekitar, dan mereka yang terlibat secara

langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan.

3. Melakukan CSR berarti juga melaksanakan tugas dan kegiatan sehari-hari

perusahaan, sebagai strategi untuk memperoleh keuntungan melalui usaha

yang dijalankan oleh perusahaan. Perusahaan yang sudah mengerti akan

pentingnya pelaksanaan CSR, mereka akan menempatkan CSR sebagai

19

Universitas Sumatera Utara


bagian yang terintegrasi dari kegiatan usaha, sehingga mereka akan

memikirkankannya secara serius (perencanaan), melaksanakan secara

serius, dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan CSR tersebut dengan

serius.

2.2.2.1. Paradigma tentang CSR Perusahaan

Munculnya tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lazim disebut

corporate social responsibility (CSR) merupakan salah satu dari perkembangan

dari sistem ekonomi politik global, yang mengharuskan perusahaan multinasional

untuk menunjukkan tanggung jawab sosial, transparansi, dan akuntabilitas

terhadap lingkungan sekitar perusahaan.

Keberadaan dari CSR sering diartikan sebagai representasi peran serta

pembangunan yang dilakukan oleh pihak swasta dan industri dalam

mensejahterakan kehidupan bersama. Sementara pada tataran masyarakat,

kehadiran CSR dianggap mewakilimasyarakat guna membantu peran serta

pemerintah dalam melakukan upaya pembangunan. Dalam pandangan common

sense, posisi atau kedudukan CSR tersebut bersifat netral atau normatif. Namun

demikian keberadaan dari CSR sangat bertolak belakang jika dilihat dari

paradigma kritis dan paradigma positivisme.

Perbedaan pemahaman dari paradigma kritis dan positivisme dapat kita

lihat pada tabel dibawah:

20

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2
Perbedaan Paradigma Kritis dan Paradigma Positivisme
Pokok Masalah Paradigma Kritis Paradigma Positivisme

Industri Eksploitasi Pembangunan

Ideologi Metodologi Pilihan Hidup

CSR Berpihak pada korporasi Pemberdayaan Masyarakat

(Sumber:Junal Sosiologi Pendidikan Humanis, Tahun 2016)

2.2.2.1.1. Paradigma Kritis

Dalam perspektif kritis, CSR itu sendiri tidak lepas dari ideologi yang

berperan di dalamnya. Ideologi yang dimaksud adalah sistem berfikir yang tidak

berorientasi pada kebenaran, melainkan pada kepentingan pihak yang

mempropagandakannya. Ideologi ini juga dilihat sebagai sarana kelas atau

kelompok yang berkuasa untuk melegitimasikan kekuasaannya.

Ideologi yang dimaksud dalam pandangan teori kritis adalah metodologi,

yang artinya bahwa ideologi dimaknai sebagai suatu kesadaran palsu yang

biasanya dipergunakan oleh kalangan filosof dan ilmuwan sosial. Paradigma

memandang pelaksanaan CSR bukanlah sesuatu yang bersifat natural, alami, atau

terjadi begitu saja. Tapi semuanya itu merupakan rancangan dari seseorang atau

sekelompok orang yang memiliki kepentingan.

Paradigma kritis memandang industri sebagai sebuah eksploitasi belaka

yang hanya akan menimbulkan dampak negatif terutama terhadap lingkungan

hidup, mengakibatkan pencemaran lingkungan, pemanasan global dan lain

21

Universitas Sumatera Utara


sebagainya. Selain itu paradiga kritis memandang pelaksanaan industri dan CSR

hanya akan menguntungkan dan membuat keberpihakan kepada perusahaan saja,

sementara masyarakat sekitar tetap pada kondisi yang miskin dan tidak punya

akses untuk kehidupan yang lebih baik.

2.2.2.1.2. Paradigma Positivisme

Berbeda dengan paradigma kritis, paradigma positivisme memandang

industri sebagai bagian dari prose pembangunan itu sendiri. Industri merupakan

perpanjangan tangan dari pemerintah untuk melakukan upaya pembangunan,

untuk mencapai kehidupan masyarakat yang lebih baik. Pandangan positivisme

melihat industri sebagai sesuatu yang bersifat natural, dan netral, yang

memberikan pandangan bahwa ideologi menjadi pilihan hidup yang diterima

begitu saja. Industri merupakan manifestasi pengambilan keputusan agar dengan

tahapan masyarakat positivis yang paling maju bertindak sebagai penyedia

infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara kolektif.

Paradigma positivisme juga memandang CSR sebagai sebuah aktifitas

program yang berorientasi dan menguntungkan masyarakat. Pemberdayaan

masyarakat (Community Ddevelopment) merupakan sebuah upaya sadar yang

dilakukan oleh perusahaan atau industri untuk membuat masyarakat menjadi lebih

berkompeten, mandiri, dan berdaya, sehingga tercapai kesejahteraan secara

bersama.

22

Universitas Sumatera Utara


2.2.2.2. CSR dan Teori Triple Bottom Line

Pada awalnya perusahaan atau industri hanya berpijak pada single bottom

line yaitu aspek ekonomi, dimana tujuan dari keberadaan perusahaan atau industri

tidak lebih adalah untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan

memanfaatkan modal, sumber daya manusia, dan sumber daya alam yang masih

melimpah. Namun seiring berkembangnya pemikiran manusia, ternyata konsep

single bottom line sudah tidak tepat lagi diterapkan dalam dunia industri.

Berkembangnya konsep pembangunan berkelanjutan atau sustainable

development merupakan awal yang memberikan dampak yang besar bagi dunia

industri. Pembangun berkelanjutan adalah konsep pembangunan yang

memperhatikan faktor-faktor lingkungan, sehingga proses pembangun dapat

berkelanjutan hingga sampai kepada generasi yang akan mendatang.

Pembangunan tidak sebatas pada eksplotasi pada alam, namun lebih dari itu

perusahaan dan industri harus memperhatikan keberlangsungan dan ketersediaaan

sumber daya alam, sehingga pembangunan dapat terus berjalan.

Istilah triple bottom line muncul, dan dikembangkan oleh Jhon Elkington

pada tahun 1997 melalui bukunya “ Cannibals With Forks, the Triple Bottom

Line of Twentieth Century Bussiness”(Nela, 2013:37). Elkington memberikan

pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan, harus memperhatikan 3P

(profit, people, dan planet). Untuk menanggulangi seluruh biaya operasi

perusahaan harus mencapai keuntungan (profit), namun selain itu perusahaan juga

harus memperhatikan masyarakat sekitar perusahaan (people), dan menjaga

kelestarian alam (planet) dengan melakukan eksploitasi sumber daya alam dengan

23

Universitas Sumatera Utara


bijak. Ketiga hal tersebut merupakan hal yang wajib diperhatikan oleh setiap

perusahaan agar dapat bertahan secara berkelanjutan.

2.2.3. Bentuk dan Motif pelaksanaan CSR Perusahaan

Bentuk-bentuk program CSR yang dilaksanakan di Indonesia masih

beraneka ragam, sesuai dengan motif dan tujuan perusahaan yang bersangkutan

untuk melakukan program tersebut. Menurut gunawan dalam Nela (2013),

program CSR di Indonesia memiliki tiga bentuk yaitu:

1. CSR Berbasis Karikatif (Charity).

Program karikatif (Charity) biasanya menjadi pijakan awal bagi sebuah

perusahaan untuk melakukan program CSR. Program karikatif diwujudkan

dengan memberikan bantuan yang diinginkan oleh masyarakat. Program karikatif

umumnya berwujud hibah sosial yang dilaksanakan untuk tujuan jangka pendek

dan penyelesaian masalah sesaat saja. Program ini diatur oleh kepanitiaan kecil

dan fokus pada orang-orang miskin. Motivasi program karikatif berkisar pada

agama, tradisi dan adat. Untuk program pemerintah yang masuk kategori karikatif

(Charity) adalah pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Program karikatif ini biasa disebut program pemadam kebakaran saja.

Pada saat masyarakat marah, melakukan demonstrasi, dan menutup akses jalan

perusahaan, lalu perusahaan menjadi panik dan serta merta memberikan sembako

secara Cuma-cuma, membangun infrastruktur, dan memberikan beasiswa tanpa

pertimbangan yang matang dan metodologi yang tepat.

2. CSR Berbasis Kedermawanan (Philanthropy)

Bentuk CSR yang didasari norma etika dan hukum universal akan

perlunya pemerataan kesejahteraan sosial dan redistribusi kekayaan. Biasanya


24

Universitas Sumatera Utara


program ini terencana dengan baik dan termasuk ke dalam kegiatan perusahaan.

Hal ini dibuktikan dengan inisiatif perusahaan membentuk yayasan independen

yang fokus menjalankan program CSR.

Ada banyak perusahaan yang di dunia yang telah melaksanakan

kegiatan ini. Bill Gates, mantan CEO Microsoft Corp dengan istrinya telah

mendirikan Bill & Melinda Gates, sebuah yayasan sosial yang berbasis

kedermawanan. Di Indonesia sendiri juga terdapat perusahaan yang membentuk

yayasan independen untuk melaksanakan CSR diantaranya, Tanotto Foundation,

Sampoerna Foundation, yayasan Unilever dan yang lainnya. Mereka melakukan

hal mulia dengan cara menebarkankan cinta dan memberikan sebagian harta

kekayaan mereka untuk menolong sesama.

3. CSR berbentuk pemberdayaan masyarakat (Comunity Development).

Konsep pemberdayaan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan untuk

meningkatkan kualitas hidup seseorang atau sekelompok masyarakat, dengan

menempatkan mereka sebagai pelaku utama dan menyatu dengan budaya lokal.

Pemberdayaan masyarakat adalah komitmen untuk memberdayakan masyarakat

lapis bawah sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata menyangkut masa

depannya. Masyarakat lapis bawah biasanya terdiri dari orang-orang lemah, tidak

berdaya, dan miskin karena tidak sumber daya atau kemampuan untuk memiliki

sarana produksi (Zubaedi, 2013).

Pemberdayaan masyarakat (community development) adalah suatu upaya

yang dilakukan secara sengaja untuk mengarahkan masyarakat mencapai kondisi

kehidupan sosial, ekonomi dan budaya yang lebih baik. CSR berbentuk

pemberdayaan masyarakat merupakan bentuk dimana masyarakat ditempatkan

25

Universitas Sumatera Utara


sebagai pelaku utama. Bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang seperti

inilah yang sangat ideal diterapkan dalam konteks dunia usaha.

Penerapan kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan didasarkan pada

berbagai tuntutan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Menurut Frynas

dalam Budiarti dan Santoso (2014), motif perusahaan melakukan kegiatan CSR

pada umumnya karena alasan-alasan sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi regulasi, hukum dan aturan;

Pelaksanaan CSR di Indonesia sudah diatur dalam Undang-Undang,

namun namun dalam pelaksanaannya masih bersifat multitafsir. Sebagian

perusahaan melaksanakan kegiatan CSR hanya sebagai menunjukkan

perilaku patuh terhadap aturan dan hukum.

2. Sebagai investasi sosial perusahaan untuk mendapatkan image yang

positif;

Sebagian perusahaan memandang pelaksanaan CSR sebagai investasi

sosial jangka panjang, sehingga mereka tidak lagi menganggap CSR

sebagai Cost yang dapat merugikan perusahaan.

3. Bagian dari strategi bisnis perusahaan;

Perusahaan sudah menganggap pelaksanaan CSR sebagai bagian dari

strategi bisnis perusahaan. Jika perusahaan sudah mendapatkan image

yang positif dari masyarakat luas, otomatis perusahaan akan dengan

mudah memasarkan hasil produksi mereka. Tidak dapat dipungkiri,

masyarakat luas tidak dapat dipisahkan dari perusahaan, sebab masyarakat

luas merupakan sasaran ataupun pasar dari industri itu sendiri.

4. Untuk memperoleh licence to operate dari masyarakat;

26

Universitas Sumatera Utara


Masyarakat sekitar perusahaan biasanya adalah pemilik lahan yang

merupakan warisan secara turun-temurun. Masyarakat sudah menempati

lokasi tersebut dalam kurun waktu yang lama. Mereka hidup dengan

sistem sosial, nilai, norma, dan kearifan lokal yang sudah terpelihara

dengan baik. Kehadiran perusahaan di daerah tersebut, harus disertai

dengan etiket baik pula sehingga mendapat licence to operate dari

masyarakat. Sala satu caranya adalah dengan melaksanakan program CSR

dengan memanfaatkan modal sosial yang ada dalam masyarakat sekitar

perusahaan.

5. Bagian dari risk management perusahaan untuk meredam dan menghindari

konflik sosial.

Tidak dapat dipungkiri, seringkali terjadi benturan-benturan akibat

perbedaan kepentingan perusahaan dan masyarakat yang dapat memicu

konflik sosial. Pelaksanaan CSR yang melakukan pendekatan dan

berorientasi pada masyarakat sekitar merupakan strategi perusahaan untuk

meredam dan menghindari konflik sosial.

Selain itu, tujuan perusahaan melaksanakan program CSR adalah untuk

menjaga eksistensi dan kesinambungan perusahaan di dalam masyarakat. Setiap

perusahaan harus menyatu dan berbaur dengan masyarakat sekitar sehingga akan

terjalin interelasi antara karyawan perusahaan dan masyarakat sekitar untuk

mendukung kegiatan operasional perusahaan selanjutnya. Kelompok instrumental

theories menganggap bahwa CSR atau kegiatan sosial perusahaan merupakan

sebuah alat untuk tujuan mencapai tujuan ekonomi. Tujuan ekonomi setiap

27

Universitas Sumatera Utara


perusahaan umumnya adalah mencapai profit yang sebesar-besarnya dan

menghasilkan kekayaan.

PT. Allegindo adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang

peternakan. Tujuan utama dari perusahaan ini adalah untuk memenuhi permintaan

hewan ternak dan mencapai keuntungan yang sebesar besarnya. Namun tidak

sebatas itu, perusahaan juga harus bisa mencapai tujuan masyarakat sekitar yang

merupakan stake holder agar perusahaan dapat terus beroperasi. Adapun tujuan

masyarakat sekitar tersebut, antara lain;

1. Peningakatan kualitas pendidikan

2. Peningkatan kualitas pertanian

3. Peningkatan kualitas sosial dan keagamaan

Selain untuk untuk mencapai tujuan diatas, perusahaan juga harus mampu

menjawab tuntutan sosial masyarakat, antara lain;

1. Masalah lingkungan hidup

2. Peluang pekerjaan

3. Menambah wawasan dalam hal pertanian

2.5. Konsep Pemberdayaan Masayarakat

Pemberdayaan masyarakat (community development) merupakan salah

satu bentuk bentuk program CSR yang sering diterapkan di Indonesia. Perusahaan

yang mengedepankan konsep ini akan lebih menekankan pembangunan sosial dan

pembangunan berkapasitas masyarakat, sehingga perusahaan akan menggali

potensi masyarakat lokal yang akan dijadikan modal agar masyarakat lebih maju

dan berkembang.

28

Universitas Sumatera Utara


Pada dasarnya konsep pemberdayaan masyarakat hanya dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan besar yang sudah mengerti betul akan pentingnya

pelaksanaan CSR (corporate social responsibility). Bagi perusahaan yang sudah

mengerti akan pentingnya konsep CSR, mereka tidak akan menganggap CSR

sebagai sebuah beban (cost) yang dapat mengurangi pendapatan melainkan

sebagai sebuah investasi masa depan. Artinya dengan adanya program CSR yang

diadakan oleh perusahaan akan tercipta hubungan harmonis antara perusahaan,

pemerintah, dan masyarakat. Feedback yang didapat oleh perusahaan adalah,

eksistensi perusahaan tetap terjaga karena pemerintah dan masyarakat sudah

memiliki kepercayaan (trust) terhadap perusahaan itu, sehingga perusahaan dapat

terus menjalankan usahanya dengan langgeng.

Konsep pemberdayaan masyarakat (community development) sangat

cocok diterapkan bagi masyarakat terutama yang masih bergelut dalam

kemiskinan dan pengangguran, akibat rendahnya kualitas pendidikan dan

pengetahuan. Idea utama pemberdayaan masyarakat adalah untuk melaksanakan

pembangunan dengan memegang prinsip keadilan sosial, dan lebih berorientasi

untuk memecahkan kesenjangan atau ketidakseimbangan antar kelompok

masyarakat untuk mengakses sumber daya dan melakukan proses produksi. Jadi

tujuan utama dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk memberikan

kesempatan kepada masyarakat lapisan bawah untuk mencapai kehidupan yang

lebih baik lagi, sehingga terwujud kesejahteraan sosial yang merata.

Dalam setiap pelaksanaan pemberdayaan masyarakat (community

development), masyarakat selalu dilibatkan dalam setiap prosesnya, baik dalam

hal perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengawasan, sehingga tercipta

29

Universitas Sumatera Utara


masyarakat yang mandiri dan berdaya. Jadi dalam konteks pemberdayaaan

masyarakat, warga masyarakat itu sendiri yang berperan aktif sebagai organisator

yang mandiri dalam merencanakan, menjalankan, menentukan kebutuhan, dan

memecahkan permasalahan individu maupun masyarakat.

Pada umumnya, pemberdayaan masyarakat (community development)

dianggap sebagai sarana yang paling tepat dalam melaksanakan aktivitas CSR

bagi kebanyakan perusahaan. Pertama, dalam pelaksanaan community

development unsur modal sosial dapat dimanfaatkan untuk menjaga eksistensi

perusahaan. Dengan melaksanakan community development, perusahaan dapat

membangun citra yang baik hingga dapat berdampak pada perluasan jaringan dan

peningkatan kepercayaan oleh masyarakat. Sementara itu bagi masyarakat lokal,

melalui adanya kegiatan community development dapat meningkatkan solidaritas

sosial, kesadaran kolektif, dan keinginan untuk meningakatan kondisi kehidupan

ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat.

Kedua melalui community development diharapkan adanya hubungan

yang sinergis antara kekuatan dunia usaha dengan potensi-potensi (kearifan lokal)

yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian apa yang dilakukan oleh dunia

usaha bukan lagi bantuan yang bersifat karikatif, melainkan bagian dan usaha

untuk mengembangkan kapasitas masyarakat. Dengan adanya hubungan ini, akan

tercipta rasa saling memiliki dan saling membutuhkan antara dunia usaha dan

masyarakat.

Ketiga, aktivitas bersama antara dunia usaha dengan masyarakat

melalui kegiatan community development, dapat dijadikan sebagai sarana

komunikasi. Apabila kegiatan sudah berjalan secara berkesinambungan dan

30

Universitas Sumatera Utara


terlembaga, makan akan mudah untuk digunakan sebagai media berkomunikasi

dua arah baik melalui dialog, maupun pertemuan. Dengan adanya komunikasi

yang baik, diharapkan dapat mengakomodasi semua kepentingan pihak, baik

kepentingan dunia usaha maupun kepentingan masyarakat.

2.6.Landasan Hukum CSR di Indonesia

Di Indonesia, pelaksanaan CSR sudah mendapat perhatian dari berbagai

pihak, termasuk akademisi, pelaku usaha, maupun pemerintah. Pemerintah yang

berperan sebagai regulator berupaya untuk mengatur pelaksanaan tanggung jawab

sosial perusahaan yang pada awalnya masih samar-samar dengan mengeluarkan

Undang-undang. Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2007 pasal 15 huruf b

tentang penanaman modal disebutkan bahwa setiap penanaman modal wajib

melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), yang dimaksud

dengan TSSL dalam pasal 15 huruf b UU 25/2007 adalah tanggung jawab yang

melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan

hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan

bidang masyarakat setempat.

Pemerintah kembali mempertegas dengan mengeluarkan UU No 40

tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan pemerintah tanggung jawab

sosial dan lingkungan perseroan terbatas. Dengan dikeluarkannya UU ini

perusahaan dan korporasi wajib menyisihkan laba perusahaan untuk

penyelenggaraan CSR khususnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

UU yang terbaru adalah UU no 47 tahun 2012 tentang tanggung jawab sosial dan

lingkungan perseroan terbatas. Dengan dikeluarkannya UU ini setiap korporasi

atau perusahaan wajib untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan
31

Universitas Sumatera Utara


yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi

komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya, maupun perusahaan itu

sendiri dalam rangka terjalinya hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai

dengan lingkungan, nilai, norma, budaya masyarakat setempat.

Menurut Nela (2013) meskipun CSR sudah diatur dalam berbagai

perundangan-undangan, namun dalam implementasinya CSR di Indonesia masih

bersifat multitafsir, dalam artian pelaksanaan CSR suatu perusahaan berbeda

dengan pelaksanaan CSR perusahaan yang lain, sesuai dengan pemahaman dan

kebutuhan perusahaan yang bersangkutan terhadap CSR itu sendiri. Program CSR

yang berbeda otomatis akan memiliki dampak yang berbeda pula, terutama bagi

masyarakat lokal di sekitar perusahaan.

Selain itu pemerintah yang terkesan kurang tegas di dalam mengawasi

pelaksanaan Undang-undang juga membuat sebagian perusahaan atau korporasi

enggan untuk wajib melaksanakan CSR. Akibatnya tidak semua perusahaan

dengan taat melaksanakan program CSR. Jika pemerintah dengan tegas

mengeluarkan Undang-undang yang mengatur tentang CSR perusahaan,

seharusnya pemerintah juga bisa dengan tegas dalam mengawasi pelaksanaan dan

menindak dengan tegas perusahaan atau korporasi yang tidak melaksanakannya.

Dengan demikian setiap perusahaan boleh berdampak bagi masyarakat di

sekitarnya, sehingga pemerintah juga terbantu dalam mensejahterakan kehidupan

masyarakat.

32

Universitas Sumatera Utara


2.7.Gambaran Pelaksanaan CSR Perusahaan di Indonesia

Integritas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan konsitensi dalam

tindakan, nilai, metode, dan prinsip. Jika perusahaan konsisten dalam

melaksanakan program CSR sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat

sekitar, maka respon masyarakat juga akan baik terhadap perusahaan. Namun

sebaliknya jika perusahaan tidak punya integritas dalam melaksanakan program

CSR, masyarakat juga akan memberikan respon negatif pada perusahaan.

Pelaksanaan CSR di Indonesia masih menimbulkan berbagai masalah

baik itu dalam masyarakat, pemerintah maupun perusahaan itu sendiri.

Permasalahan yang datang dari masyarakat, kadang kala masyarakat belum siap

untuk diajak mengimplementasikan CSR bila sifatnya partisipatif, dimana

masyarakat tidak mau diajak berubah, hanya ingin mendapatkan bantuan saja

berupa kuncuran dana serta kultur dan terkadang masyarakat tidak bisa menyerap

keinginan dan inisiatif perusahaan. Sudah banyak perusahaan yang menjalankan

CSR, namun pengaplikasian yang masih berbeda-beda tiap perusahaan, beberapa

diantaranya adalah:

1. PT. Unilever Indonesia

Seperti diungkapkan oleh Maurits Lalisang selaku direktur utama PT

Unilever Indonesia, menyadari pentingnya memberi dan berbagi, bukan

semata untuk meningkatkan reputasi, tetapi membantu perusahaan terus

tumbuh dan berkembang. Bagi Unilever Indonesia, tanggung jawab sosial

perusahaan tidak terpisahkan dari bisnis. Setiap hari begitu banyak orang

Indonesia memakai produknya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi,

kebersihan dan kesehatan.

33

Universitas Sumatera Utara


Dalam mengembangkan programnya, yayasan berpegang pada 4

strategi utama, yaitu: mengembangkan program yang terkait dengan bisnis

perusahaan, merumuskan model kegiatan atau program percontohan yang

dapat diterapkan di daerah lain, bekerjasama dengan unsur-unsur

masyarakat seperti LSM, Lembaga pemerintah, pranata pendidikan pelaku

bisnis lain dan membuat replikasi model di daerah-daerah lain. Dalam

melaksanakan inisiatif tanggung jawab sosial, perusahaan menerapkan

pendekatan menyeluruh bagi setiap inisiatif. Melihat konteks yang lebih

luas, mulai dari yang kecil untuk memastikan pencapaian hasil yang baik,

lalu perusahaan bergerak cepat untuk mengaplikasikan inisiatif tersebut,

sehingga dampaknya dapat dirasakan msayarakat luas.

Yayasan Unilever Indonesia Peduli (UPF) memegang peranan penting

sebagai pewujudan sikap professional perusahaan dalam menjalankan

tanggung jawab sosial perusahaan. UPF memfokuskan kegiatan pada empat

bidang kegiatan utama, sekaligus menjadikan kontribusi perusahaan lebih

bermakna.

Petani kedelai hitam dan kecap bango. Didaerah pedesaan Jawa,

perusahaan mengajak kelompok tani kedelai hitam menjadi pemasok pabrik

Kecap Bango. Perusahaan mendampingi memberikan bibit kedelai hitam

terbaik, pengarahan menganai penanaman, dan pinjaman tanpa bunga.

Unilever Indonesi juga menjadi bagian dari solusi masalah lingkungan

melalui kontribusi sukarela untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekitar,

misalnya Proyek Kali Bersih di Jambangan, Surabaya.

34

Universitas Sumatera Utara


Perusahaan berupaya membantu kota-kota besar dalam menciptakan

kualitas kehidupan yang lebih baik bagi warganya. Perusahaan

memfokuskan untuk mengentaskan sebagian persoalan urban melalui upaya

daur ulang sampah.

2. PT. Antam, Tbk

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan,

terdapat potensi terjadinya dampak, baik positif maupun negatif, yang dapat

menimpa para stakeholder, terutama yang berhubungan dengan komunitas

tempat perusahaan beroprasi.

Pendekatan perusahaan bagi keterlibatan secara formal kepada para

stakeholder dan komunitas local dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Pengembangan komunitas yang didanai oleh anggaran operasional.

b. Program kemitraan melalui kolaborasi dengan para pelaku usaha local.

c. Program pengembangan lingkungan yang pendanaannya diambil dari

keuntungan yang diperoleh.

d. Keterlibatan informal dari manajemen dan seluruh karyawan dengan

pemimpin dan anggota komunitas lokal berdasarkan prinsip-prinsip

saling menghormati.

Antam menganut falsafah bahwa kesehatan dan keselamatan kerja

adalah bagian yang integral dari kegiatan bisnisnya. Untuk mencapai target

kecelakaan nihil di perusahaan, antam menyediakan semua peralatan

keselamatan kerja sesuai dengan kondisi, jenis pekerjaan dan standar

kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku serta menjamin lingkungan

kerja yang aman dan sehat.

35

Universitas Sumatera Utara


Antam memiliki komitmen untuk berpartisipasi dalam pengembangan

masyarakat sekitar kegiatan pertambangan dengan mendayagunakan semua

potensi yang ada di lingkungannya. Program pengembangan masyarakat

diselaraskan dengan program Pemerintah daerah setempat dan atau instansi

terkait, serta tetap memperhatikan sosial budaya masyarakat dan

kemampuan unit bisnis. Antam menaruh perhatian terhadap masalah-

masalah yag dihadapi oleh komunitas sekitar dengan memberdayakan

masyarakat dan membangun perekonomian lokal, dengan sebuah pandangan

untuk tidak hanya membantu pihak lain, namun meminimalkan risiko dari

interupsi bisnis. Program pengembangan komunitas Antam didanai secara

langsung oleh perusahaan, termasuk inisiatif dalam pendidikan, kesehatan,

infrastruktur, dan outsourcing.

3. FEDEX

Fedex memiliki kepedulian terhadap komunitas sekitar dengan

memberikan perhatian yang besar terhadap masalah-masalah lingkungan

hidup, tata kelola perusahaan yang baik, disamping juga aktivitas-aktivitas

yang bersifat charity. Dalam hubungannya dengan ingkungan, FedEx

menyadari manajemen lingkungan sebagai prioritas perusahaan yang

bersifat global. FedEx juga secara aktif terlibat dalam inovasi-inovasi

teknologi yang berkaitan dengan pengolahan lingkungan hidup yang

dirancang guna mendukung terlaksananya prioritas ini.

4. PT. Astra Internasional

Program-program CSR Astra dikelompokkan dalam dua kategori, yakni

Astra Friendly Company yang mencakup masalah-masalah masyarakat dan

36

Universitas Sumatera Utara


sosial; serta Astra Green Company yang meliputi aspek-aspeklingkungan,

kesehatan, dan keselamatan kerja (LK3).

a. Astra Friendly Company

Bagi Astra, seluruh pemangku kepentingan adalah asset berharga, oleh

karena itu, perusahaan berkomitmen untuk memberikan nilai tambah

bagi seluruh pemangku kepentingan, baik permegang saham, karyawan,

keluarga, masyarakat, pemerintah, dan lingkungan.

1) Karyawan

Program kesejahteraan karyawan. Perusahan juga memberikan

perhatian kesejahteraan karyawan yang mencakup, program-

program pemberian kompensasi, benefit, dan fasilitas yang di

antaranya adalah:

a) Program kepemilikan mobil atau motor.

b) Fasilitas kesehatan dan rumah sakit.

c) Program dana pensiun.

d) Masa persiapan pensiun.

2) Masyarakat

Bantuan kemanusiaan. Bencana banjir yang melanda Jakarta

pada tahun 2007 membuat Grup Astra berpartisipasi aktif dalam

membentuk posko banjir di delapan titik lokasi banjir di Jakarta.

Tim evakuasi juga dibentuk, terdiri dari petugas penyelamat,

sekuriti, gugus kerja, dan relawan keryawan Astra.

Program Pendidikan. Astra terlah memberikan bantuan

beasiswa kepada siswa-siswi berprestasi dari keluarga prasejahtera

37

Universitas Sumatera Utara


di lingkungan perusahaan PT Astra International, Tbk. Juga

mengembangkan program pencerdasan masyarakat di daerah

prasejahtera.

Program Infrastruktur. Grup Astra melakukan program

perbaikan infrastruktur yang antara lain meliputi program

kebersihan dan penghijauan serta perbaikan trotoar di sekitar lokasi

perusahaan.

3) Pemerintah

Grup Astra selalu berupaya mematuhi peraturan yang

ditetapkan oleh pemerintah. Untuk meningkatkan hubungan dengan

pemerintah, perusahaan telah melakukan beberapa kegiatan, antara

lain peringatan hari pers nasional, kegiatan sosial, dan kegiatan

lingkungan.

38

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan pendekatan

kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam. Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana

peneliti merupakan instrument kunci (Sugiyono, 2005). Metode wawancara

mendalam adalah proses memperolehketerangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau

orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial

yang relatif lama.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Allegrindo yang berada di desa Urung

Panei, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

3.3 Unit Analisis dan Informan

Yang menjadi unit analisis atau objek kajian dalam penelitian ini adalah

pihak PT. Allegrindo dan masyarakat urung panei baik yang bekerja maupun yang

tidak bekerja di PT. Allegrindo. Selain itu juga dapat diwawancarai kepala desa

dan tokoh adat sebagai informan, sehingga diperoleh informasi yang lebih

mendalam tentang manfaat CSR bagi kehidupan sosial ekonomi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

39

Universitas Sumatera Utara


1. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara

langsung di lokasi penelitian untuk mengumpulkan data yang

diperlukan. Observasi dilakukan untuk mengamati objek di lapangan

yaitu aktivitas dari PT. Allegrindo dan masyarakat nagori Urung Panei.

Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat merasakan dan

menggambarkan situasi yang ada di lapangan sesuai dengan kondisi

onjektif. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data mengenai manfaat

yang dirasakan masyarakat dari adanya program CSR PT. Allegrindo.

2. Wawancara mendalam, dilakukan dengan melakukan tanya jawab

secara langsung kepada informan untuk memperoleh data atau

informasi secara detail yang diperlukan untuk menyusun laporan

penelitian. Wawancara kepada pihak PT. Allegrindo, ditujukan untuk

mengetahui bentuk program CSR PT. Allegrido. Wawancara kepada

masyarakat penerima CSR PT. Allegrido ditujukan untuk memperoleh

data dan informasi mengenai manfaat yang dirasakan dari adanya

program CSR PT. Allegrindo.

3. Studi kepustakaan, pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri

literatur-literatur yang terkait dengan permasalahan penelitian. Literaur-

literatur tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, majalah, surat kabar,

arsip, dokumen-dokumen, dan media elektronik seperti internet dan

televisi. Literatur-literatur yang ditelusuri adalah yang terkait dengan

penelitian ini, yaitu program CSR PT. Allegrindo dan kodisi sosial

ekonomi masyarakat penerima program tersebut, serta literatur-literatur

lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

40

Universitas Sumatera Utara


3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan upaya yang dilakukan dengan mengolah

data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensistematiskan, membuat ikhtisarnya, dan menemukan apa yang

penting dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.

Tujuannya adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya

dalam susunan yang baik dan rapi untuk kemudian dianalisis.

Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di

lapangan, dan setelah selesai dilapangan sampai akhirnya pada tahap akhir

penyusunan laporan penelitian, untuk mendapatkan kesimpulan yang baik dari

hasil penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data kualitatif. Sugiyono (2005), mengungkapkan bahwa aktivitas analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada

setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas.

41

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPETASI DATA

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Daerah Penelitian

Akhir-akhir ini banyak bermunculan tempat-tempat wisata di sekitaran

gunung Simarjarunjung, di daerah pingguran danau Toba yang dikenal dengan

nama BIS (Bukit Indah Simarjarunjung). Tempat wisata ini menawarkan tempat

dengan pemandangan alam yang indah yaitu pemandangan danau Toba dan

jejeran bukit barisan yang sangat mempesona. Selain itu juga disediakan tempat

khusus bagi pengunjung yang ingin berfoto dengan latar belakang pemandangan

danau Toba, dengan berbagai macam wahana yang sangat unik. Banyak

wisatawan yang datang dari luar kota maupun dari daerah lain untuk berkunjung

ke tempat ini. Sebelum sampai di gunung Simarjarunjung, kita akan melewati

sebuah peternakan yang berada persis di kaki gunung Simarjarunjung. Peternakan

ini berada di wilayah desa Urung Panei, Kecamatan Purba, Kabupaten

Simalungun, Sumatera Utara.

PT. Allegrindo Nusantara yang disebut sebagai peternakan babi terbesar

kedua di Asia tenggara, berada persis di desa Urung Panei. Di sebelah barat PT.

Allegrindo Nusantara terlihat bersisi curam dan di bawahnya terdapat

permukiman penduduk yaitu desa Salbe, yang mana sebagian besar penduduknya

bermata pencaharian sebagai petani yang mengolah lahan yang berlereng dan

sebagian lagi sebagai nelayan di perairan danau Toba.

42

Universitas Sumatera Utara


Di sekitar perusahaan PT. Allerindo ini terdapat deretan rumah-rumah

penduduk, warung kelontong, warung makan, warung kopi, dan warung tuak.

Pada umumnya pelanggan warung-warung yang di desa Urung panei, merupakan

pekerja-pekerja di peternakan. Di warung inilah para pekerja dan masyarakat

setempat saling berinteraksi dan bersosialisasi, biasanya di pagi hari di warung

kopi dan malam harinya di warung tuak. Selain itu juga terdapat lapangan bola

volly sebagai tempat hiburan para pekerja yang sebagian besar adalah laki-laki.

Desa Urung Panei merupakan salah satu dari desa/kelurahan yang terdapat

di kecamatan Purba. Desa Urung Panei berjarak 7 Km dari ibukota Kecamatan

Purba dan 33 Km dari ibukota Kabupaten Simalungun, sedangkan dari ibukota

Provinsi Sumatera Utara jaraknya 135 Km. Desa Urung Panei terdiri dari 7 Dusun

yaitu: Dusun Sahala, Dusun Urung Panei I, Dusun Urung Panei II, BPU-

Nagapane, Naga Pane I, Naga Pane II, Marubun Panei.

Masing-masing dusun dikepalai oleh satu orang gamot dan seluruh Dusun

dipimpin oleh satu orang kepala desa atau pangulu, dimana kepala desa pada saat

ini bernama Bapak Alfons Malau. Luas wilayah desa/nagori Urung Panei adalah

2,5 Ha dengan jumlah penduduk 1.955 jiwa atau terdiri dari 500 kepala keluarga

(Sumber : Kantor kepala desa nagori Urung Panei, 2018). Adapun batas-batas

desa Urung Panei adalah sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Tiga Runggu

 Sebelah selatan berbatasan dengan PT. Allegrindo Nusantara

 Sebelah barat berbatasan denga n desa Salbe

43

Universitas Sumatera Utara


 Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Dolok Pardamean.

Desa Urung panei mempunyai daerah dataran rendah dan daerah yang

berbukit-bukit dimana seluruh luasnya adalah 20,67 Ha. Tanah ini digunakan

untuk daerah permukiman dan lahan pertanian yang pada umumnya ditanami kopi

dan sayur-sayuran. Selain itu terdapat juga areal persawahan yang ditanami padi

sekali dalam setahun dan sekarang lebih banyak digunakan untuk kolam ikan.

Tanah perladangan ditanami tanaman muda seperti tomat, kol, cabai, jagung, dan

beberapa jenis sayur lainnya. Masyarakat sekitar sudah menggunakan traktor

untuk mengolah lahan pertaniannya selain alat-alat tradisional seperti cangkul dan

parang. Permukiman penduduk pada umumnya dibangun secara menyebar di

sepanjang tepian jalan raya.

4.1.2. Sejarah Desa Urung Panei

Desa Urung Panei adalah salah satu desa di kecamatan purba yang

mempunyai asal-usul sejarah, namun penulis tidak memperoleh catatan resmi

tentang asal-usul daerah ini. Menurut Djanti Purba, seorang tokoh adat di desa

Urung Panei bahwa desa Urung Panei terbentuk pada tahun 1903 oleh oleh Tuan

Marhali dari kerajaan Panei yang ada di panei tongah. Seiring dengan

perkembangan zaman, kerajaan panei kemudian memperluas daerahnya. Adapun

desa bentukan dari kerajaan panei tersebut terdiri dari tiga desa, antara lain: Desa

Urung Panei, Naga Panei, dan Marubun Panei (Sumber Wawancara: Tokoh Adat,

24 Mei 2018).

Menurut tokoh adat, penduduk asli di desa Urung Panei adalah keturunan

dari Tuan Dolog yang bermarga Purba Sidadolog. Kepemimpina Tuan Dolog
44

Universitas Sumatera Utara


dilanjutkan oleh anaknya yang kedua, yang bernama Tuan Sopo Gorga. Jadi bisa

disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat desa Urung Panei adalah

keturunan dari kerajaan Panei yang bermarga Purba Sidadolog.

Desa Urung Panei awalnya berada di pedalaman, saat ini disebut

masyarakat huta lama kira-kira 400 Meter dari jalan raya. Pada tahun 1916 terjadi

kebakaran yang memusnahkan rumah-rumah dan gereja yang ada di desa,

sehingga mendorong sebagian besar penduduk untuk pindah dan mendirikan

rumah di luar kampung (huta) tersebut, ada yang kearah utara dan kearah selatan

huta lama. Pada akhirnya penduduk membentuk perkampungan baru lagi yang

disebut Urung Panei I dan Urung Panei II, dimana urung panei I berada di sebelah

selatan Urung Panei II, dan di Urung panei I inilah lokasi berdirinya PT

Allegrindo Nusantara. Saat ini huta lama tidak lagi ditempat masyarakat sebagai

permukiman, tetapi digunakan untuk lahan pertanian.

4.1.1.3. Gambaran Penduduk Desa Urung Panei

4.1.1.3.1 Gambaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data terakhir dari kantor kepala desa bahwa jumlah penduduk

yang mendiami desa Urung Panei adalah sebanyak 1.955 jiwa yang terdiri dari

500 kepala keluarga. Penduduk yang berjumlah 1.955 jiwa ini tersebar ke dalam 7

dusun, dan terdiri atas 957 laki-laki dan 998 perempuan. Berdasarkan rasio jenis

kelamin, jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk

laki-laki. Lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:

45

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Nama Dusun Laki- Perempuan Jumlah Jumlah
laki KK

1 Dusun Sahala 139 168 307 62

2 Dusun Urung Panei II 137 128 265 66

3 Dusun Urung Panei I 129 128 257 64

4 Dusun BPU-Nagapane 124 139 263 58

5 Dusun Nagapanei I 163 160 323 82

6 Dusun Nagapanei II 118 126 244 68

7 Dusun Marubun Panei 147 149 296 100

Jumlah 957 998 1.955 500

(Sumber: Kantor Kepala Desa Urung Panei 2018)

4.1.1.3.2. Gambaran Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan data terakhir dari kantor kepala desa bahwa terdapat 2 SD di

desa Urung Panei, yaitu SD Negeri 091355 dan SD Inpres Urung Panei,

sedangkan untuk pendidikan SLTP dan SLTA berada di kota kecamatan. Setiap

hari siswa-siswi SD biasanya berjalan kaki kurang lebih 1 km untuk mencapai

sekolah mereka, sementara siswa-siswi SLTP dan SLTA mencapai sekolah

mereka dengan menggunakan becak atau bus, karna jarak sekolah tersebut sekitar

7 km dari desa. Berdasarkan observasi yang dilakukan, sebagian besar siswa-siswi

tersebut selalu membantu orang tua mereka bertani di ladang sepulang dari

sekolah. Gambaran penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat kita lihat

melalui tabel berikut:

46

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4

Gambaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
No.
1 Belum sekolah 192 9,82%

2 Tamat SD 625 31,96%

3 Tamat SLTP/sederajat 445 22,76%

4 Tamat SLTA/sederajat 650 33,24%

5 Tamat Diploma III 18 0,92%

6 Tamat S1/S2 25 1,27%

Jumlah 1.955 100%

(Sumber: Kantor kepala desa Urung Panei 2018)

Dari hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat, sebagian besar

masyarakat sudah memahami akan pentingnya pendidikan, sehingga para

orangtua akan berupaya menyekolahkan anak-anaknya sesuai dengan kemampuan

ekonomi masing-masing. Hal ini juga dibuktikan dengan semakin banyaknya

jumlah penduduk yang pendidikan sarjana, dimana sebelumnya jumlah penduduk

yang berpendidikan sarjana bisa dihitung dengan jari.

4.1.1.3.3. Gambaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian adalah pekerjaan yang menjadi sumber penghasilan atau

pendapatan seseorang, sehingga ia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri

maupun orang lain. Gambaran penduduk desa Urung Panei berdasarkan mata

pencaharian dapat kita lihat melalui tabel berikut ini:

47

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5
Gambaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Belum bekerja 195 173 368

2 Petani/Berladang 459 597 1.056

3 Pelajar/Mahasiswa 186 143 329

4 Pensiunan PNS 5 2 7

5 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 5 12 17

6 TNI/Polri 0 0 0

7 Pedagang 21 13 34

8 Karyawan Sawasta 30 15 45

9 Buruh Tani 5 8 13

10 Wiraswasta 51 35 86

Jumlah 957 998 1.955

(Sumber: kantor kepala desa Urung Panei 2018)

Ditinjau dari segi mata pencaharian, mayoritas penduduk desa Urung

Panei berprofesi sebagai petani. Pada umumnya jenis tanaman yang lebih banyak

diusahakan adalah tanaman kopi dan berbagai jenis sayur-sayuran seperti kol,

tomat, cabai, kentang, jagung, dan jenis sayuran lainnya. Selain itu terdapat juga

tanaman jeruk, namun tidak semua mampu mengusahakan karena memerlukan

modal yang lumayan besar dan perawatan yang cukup intensif. Disamping itu

48

Universitas Sumatera Utara


hampir semua penduduk yang memiliki ternak ayam, biasanya untuk dikonsumsi

sendiri maupun untuk di jual.

Sebagian penduduk berprofesi sebagai wiraswasta yaitu mengumpulkan

hasil-hasil pertanian, kemudian menjualnya ke luar daerah. Sebagian lagi

berprofesi sebagai pedagang, baik berdagang di pasar-pasar maupun membuka

warung-warung di desa.

Sebagian masyarakat desa Urung Panei juga ada yang bekerja sebagai

karyawan di peternakan, namun saat ini jumlah yang bekerja tidak sebanyak pada

saat awal-awal beroperasinya perusahaan. Pada awal beroperasinya PT.

Allegrindo, hampir 50% karyawan berasal dari desa Urung Panei dan dari

penduduk kecamatan Dolok Pardamean, namun karena tidak puas dengan

pekerjaan yang monoton dan rendahnya loyalitas bekerja akhirnya satu persatu

keluar dari perusahaan. Pernyataan ini merupakan hasil wawancara dengan J.D

(lk, 46 thn, mantan karyawan) ia mengatakan bahwa:

Pada awal-awal berdirinya perusahaan, mereka merekrut


karyawan dengan mengutamakan putra daerah. Hampir
50% karyawan yang ada di peternakan merupakan penduduk
desa Urung Panei ini dan penduduk desa dari kecamatan
Dolok Pardamean. Namun karna kerjanya gitu-gitu aja dan
gajinya pas-pasan, keluarlah kami satu-satu. (Wawancara,
24 Mei 2018).

4.2. Deskripsi Perusahaan

4.2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan

PT Allegrindo Nusantara terletak di kaki gunung Simarjarunjung di desa

Urung Panei, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera utara.

49

Universitas Sumatera Utara


Perusahaan ini menjalankan usaha yang bergerak di bidang peternakan babi. Pada

awalnya, tahun 1980-an peternakan ini didirikan dan dikelola oleh pemerintah

Kabupaten Simalungun melalui instansi terkait, namun karna satu dan lain hal

perusahaan mengalami kerugian dan bangkrut.

Pihak swasta yang bernama Domba Mas Group kemudian mengambil alih

aset perusahaan, pada tanggal 20 April 1989. Adapun nama perusahaan ini adalah

PT Allegrindo Nusantara, dimana saat ini merupakan peternakan babi terbesar

kedua di Asia Tenggara. Luas keseluruhan peternakan ini adalah 46 Ha, dengan

luas kandang 12 Ha. Peternakan ini tidak sekedar memproses penggemukan saja

tetapi memproduksi ternak setiap hari minimal 300 ekor setiap harinya. Setelah

mengalami proses penggemukan selama 6 bulan, ternak kemudian di pasok ke

pasar lokal, Medan, Pematang Siantar, Batam, Jakarta, dan Wilayah lain. Untuk

areal peternakan seluas 46 Ha, jumlah ternak yang diijinkan adalah kisaran

25.000-30.000 ekor ternak, namun karna permintaan pasar yang tinggi peternakan

memproduksi 50.000 bahkan lebih ternak babi. (Sumber Wawancara: HRD PT.

Allegrindo, 2018).

Saat ini PT. Allegrindo mempekerjakan 250 orang karyawan termasuk

staf, satpam, buruh harian, dan supir. Pada awalnya sebagian besar karyawan

tersebut beras dari daerah atau masyarakat sekitar perusahaan yaitu Desa Urung

Panei, Desa Salbe, dan dari luar daerah seperti kecamatan Dolok Pardamean.

Bahan baku pakan ternak pada umumnya adalah jagung, bukil kacang kedelai,

dedak padi, dan mineral. Bahan baku pakan diperoleh dari pedagang daerah

setempat dimana sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan proses

pengelolaan oleh perusahaan.


50

Universitas Sumatera Utara


Pada awalnya kehadiran PT Allegrindo di desa Urung Panei sempat

mendapat protes dari warga sekitar, khususnya masyarakat desa Salbe yang

berada persis di bawah areal peternakan. Masyarakat salbe protes karna limbah

padat kandang langsung dialirkan ke danau Toba melalui sungai-sungai mereka.

Masyarakat merasa terganggu dan dirugikan akibat lingkungan dan udara yang

tercemar akibat limbah cair dari peternakan. Setelah melaui proses negosiasi,

akhirnya masyarakat telah bisa menerima kehadiran PT Allegrindo setelah

peternakan dilengkapi dengan Instalasi Penjernihan Air Limbah (IPAL), sehingga

limbah padat tidak langsung dibuang. Limbah dari kandang terlebih dahulu di

olah melalui bak-bak penjernihan. Limbah yang padat di kumpulkan dan

dibagikan secara gratis kepada masyarakat sekitar. Setiap harinya ada 4 truk

pupuk kandang yang dibagikan kepada masyarakat. Jadi limbah yang dibuang

tidak lagi berbentuk padat, melainkan sudah melalui proses penyaringan dan

penjernihan melalui teknologi IPAL.

Dari hasil wawancara dengan masyarakat, PT. Allegrindo pernah

mengalami konflik dengan masyarakat desa Salbe sekitar tahun 2001. Menurut

mereka kehadiran PT. Allegrindo sangat mengganggu kehidupan masyarakat

Salbe yang berada persis di bawah lokasi peternakan. Jarak permukiman

masyarakat desa Salbe sangat dekat dengan lokasi peternakan, hanya dibatasi oleh

tebing yang terjal, sehingga merekalah yang merasakan dampak lingkungan dari

keberadaan PT. Allegrindo. Hal ini sesuai dengan pernyataan dengan bapak

Nelson Turnip (lk,42 thn) penduduk masyarakat Salbe. Ia mengatakan bahwa:

“Dengan adanya PT. Allegrindo kami masyarakat jadi


terganggu, karena lingkungan kami jadi tercemar. Danau

51

Universitas Sumatera Utara


toba tercemar, lahan pertanian rusak, air bersih jadi susah
didapat, udara pun menjadi bau” (Wawancara 25 Mei 2018).

Masyarakat Salbe menuntut perusahaan, karena limbah peternakan yang

mencemari danau Toba, dan mencemari lahan pertanian masyarakat. Masyarakat

Salbe juga mengeluh akibat sumber air mereka yang tercemar. Sebagian besar

masyarakat Salbe masih menggunakan mata air yang keluar dari dinding tebing

untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, memasak, dan mencuci. Namun

semenjak kehadiran PT. Allegrindo, mata air pun mulai tercemar, keruh dan bau.

Selain itu semenjak kehadiran PT. Allegrindo, udara di sekitar juga menjadi

tercemar dan bau. Akibatnya penduduk menjadi rentan terkena penyakit,

khususnya anak-anak.

Pada awalnya mereka menyampaikan keluhan tersebut dengan cara

berdemonstrasi kepada pihak PT. Allegrindo dan juga ke kantor Pemerintahan

Kabupaten Simalungun. Mereka menuntut agar perusahaan segera ditutup karena

merusak lingkungan, dan merugikan masyarakat. Namun karena pihak peternakan

tidak menanggapi dengan baik, beberapa oknum masyarakat melampiaskan

kekesalan dengan merusak tembok-tembok pembatas areal peternakan. Tidak

hanya sebatas itu, ada juga oknum masyarakat yang mencuri ternak babi melalui

tembok yang sudah dirusak itu.

Beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga sudah pernah

mendampingi masyarakat Salbe untuk memperjuangkan hak-hak mereka, namun

sampai saat ini keadaan sudah terkendali. Setelah penduduk Salbe protes, pihak

peternakan menanggapinya dengan berbenah diri. Hal yang paling ditanggapi

dengan serius adalah penanganan limbah. Pihak peternakan membangun sistem

52

Universitas Sumatera Utara


pengolahan limbah dengan memanfaatkan teknologi Instalasi Penjernihan Air

Limbah (IPAL). Saluran limbah dari PT. Allegrindo diberi tembok dan dilakukan

proses penyaringan sebanyak 5 kali. Dengan adanya teknologi IPAL ini, limbah

yang dibuang tidak lagi berbentuk padat, melainkan berupa air bersih yang bisa

digunakan lagi untuk memandikan ternak dan membersihkan kandang. Setelah

perusahaan memakai teknologi IPAL, konflik dengan masyarakat Salbe sedikit

mereda. DPRD kabupaten Simalungun juga turut dalam menyelesaikan dan

mengawasi permasalahan ini.

Berbeda dengan penduduk Salbe, masyarakat desa Urung Panei

kelihatannya apatis dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan perusahaan. Hal

ini disebabkan karena sebagian dari penduduk desa Urung Panei bekerja di

peternakan, baik sebagai satpam, buruh harian, pengawas, maupun di bagian

administrasi. Penduduk desa Urung Panei justru senang dengan kehadiran PT.

Allegrindo karena secara tidak langsung membawa perubahan yang signifikan

bagi masyarakat desa tersebut.

Selain menangani permasalahan limbah, pihak perusahaan juga berusaha

memperbaiki hubungan dengan masyarakat melalui pendekatan-pendekatan dan

kegiatan-kegiatan sosial baik di desa Salbe sebagai desa terdampak, maupun desa

Urung Panei sebagai tempat berdirinya perusahaan. Adapun bentuk kegiatan

sosial yang dilakukan oleh perusahaaan meliputi berbagai hal, antara lain: bidang

pendidikan, bidang pertanian, bidang sosial dan keagamaan.

53

Universitas Sumatera Utara


4.2.2 Aktifitas Perusahaan

PT.Allegrindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang peternakan

babi. Menurut humas PT. Allegrindo, perusahaan tersebut merupakan peternakan

babi terbesar kedua di Asia Tenggara. Luas keseluruhan peternakan ini adalah 46

Ha, dengan luas kandang 12 Ha. Peternakan ini tidak sekedar memproses

penggemukan saja tetapi memproduksi ternak setiap hari minimal 300 ekor setiap

harinya. Setelah mengalami proses penggemukan selama 6 bulan, ternak

kemudian di pasok ke pasar lokal, Medan, Pematang Siantar, Batam, Jakarta, dan

Wilayah lain. Untuk areal peternakan seluas 46 Ha, jumlah ternak yang diijinkan

adalah kisaran 25.000-30.000 ekor ternak, namun karna permintaan pasar yang

tinggi peternakan memproduksi 50.000 bahkan lebih ternak babi

Aktifitas yang dilakukan sehari-harinya adalah proses

pengembangbiakan dan juga penggemukan ternak babi. Hampir setiap hari ada

aktivitas di dalam perusahaan, minimal memberi makan dan membersihkan

kandang ternak. Selain itu ada juga aktifitas lain di dalam peternakan, antara lain;

pengolahan pakan ternak, pemberian vaksin, pengolahan limbah, dan pengantaran

pupuk kandang kepada masyarakat, dan pengantaran pesanan hewan ternak

kepada pelangan.

4.2.3. Gambaran Karyawan

Pada awalnya, pihak perusahaan merekrut tenaga kerja sebagian besar dari

masyarakat sekitar dan mengutamakan putra daerah, yang berasal dari Desa

Urung Panei itu sendiri, Desa Salbe, dan dari Kecamatan Dolok Pardamean.

Sisanya ada juga yang berasal dari luar kota dengan spesifikasi pendidikan dan

54

Universitas Sumatera Utara


keahlian tertentu. Pada saat ini terdapat 250 karyawan yang bekerja di peternakan

termasuk di dalamnya staf, satpam, buruh harian, dan supir.

Pekerja di peternakan juga dibedakan antara karyawan tetap dan

karyawan tidak tetap. Karyawan tetap adalah karyawan yang bekerja sebagai staff

dan administrasi yang terdiri dari 4 bagian, antara lain: administrasi kantor,

administrasi lapangan, administrasi perbekalan (gudang), dan administrasi

populasi ternak, sedangkan karyawan tidak tetap adalah karyawan atau buruh

harian yang bekerja sebagai pemelihara ternak, antara lain:memberi makan ternak,

memandikan ternak, membersihkan kandang, menyuntik vaksin, mengangkut

ternak untuk dijual, supir langsir, dan bagian Instalasi Penjernihan Air Limbah

(IPAL).

Pembagian jam kerja di peternakan antara lain: Hari Senin-Kamis

dimulai dari pukul 07.30-11.00 WIB, kemudian dilanjutkan bekerja setelah jam

istirahat pada pukul 13.30-17.00, sementara pada hari Jumat-Minggu dimulai

pukul 7.30-10 WIB dilanjut kembali pukul 13.30-17.30 WIB. Jadwal kerja Senin

sampai Kamis berbeda dengan jadwal kerja hari Jumat sampai Minggu. Adapun

yang menjadi alasan adanya perbedaan jadwal kerja tersebut yaitu karena pada

hari jumat ada pekan (pasar mingguan), sabtu merupakan akhir pekan, sedangkan

hari minggu karyawan menunaikan ibadah karena mayoritas penduduk desa

beragama Kristen.

Setiap karyawan diberikan jatah libur secara bergantian, sesuai jadwal

kalender (tanggal merah). Jadwal kerja karyawan disusun dan disesuaikan dengan

sedemikian rupa sehingga tetap ada karyawan yang bekerja walaupun hari libur

55

Universitas Sumatera Utara


(tanggal merah). Berhubung PT. Allegrindo adalah perusahaan peternakan,

sehingga tidak ada tidak ada sistem tutup sebab ternak harus diberi makan setiap

hari.

Gaji/upah yang diterima karyawan PT. Allegrindo sesuai dengan standar

upah minimum Sumatera Utara yang ditetapkan oleh pemerintah Sumatera Utara.

Setiap karyawan menerima upah/penghasilan perbulan yang terdiri dari gaji

pokok, kerajinan, dan tunjangan masa kerja. Tunjangan lain yang diberikan

perusahaan kepada karyawan adalah tunjangan kesehatan bagi karyawan yang

sakit selama masa kerja. Selain itu juga disediakan fasilitas perumahan bagi para

karyawan yang dibangun di areal peternakan.

4.2.4 Gambaran Interaksi Sosial Karyawan dan Masyarakat

Masyarakat nagori Urung Panei adalah masyarakat dengan mayoritas

suku simalungun, salah satu suku sub batak yang ada di Sumatera Utara. Sama

seperti suku batak yang lainnya, suku simalungun juga menganut sistem

kekerabatan dalihan natolu. Sistem kekerabatan ini dalam dalam bahasa

Simalungun disebut tolu sahundulan yang artinya tondong, sanina, dan boru.

Proses adaptasi yang dilakukan oleh karyawan dengan masyarakat adalah dengan

cara martutur atau tarombo dalam bahasa toba. Martutur atau martarombo adalah

mencari tahu asal usul keluarga atau marga kita, sehingga kita bisa tahu

menempatkan posisi dalam sistem kekerabatan suku Simalungun. Dengan cara

martutur kita bisa tahu, apakah kita berperan sebagai tondong (hula-hula atau

pemberi berkat), sanina (saudara), atau sebagai boru. Martutur atau martarombo

56

Universitas Sumatera Utara


dilakukan oleh masyarakat pendatang untuk mendekatkan diri dengan masyarakat

sekitar.

Masyarakat simalungun menganut nilai-nilai yang dijadikan sebagai

pedoman dalam menjalankan kehidupan dan sekaligus menjadi falsafah hidup

orang simalungun. Habonaron do bona merupakan nilai-nilai yang diwariskan

secara turun-temurun dari leluhur orang simalungun. Habonaron do bona

berartinya kebenaran adalah sumber dari segala gerak-gerik kehidupan manusia.

Falsafah ini merupakan pedoman bagi masyarakat simalungun untuk bertindak

dalam setiap kehidupan mereka, baik dalam bekerja, bergaul, berkeluarga, dan

bermasyarakat.

Masyarakat simalungun pada umumnya dikenal dengan kehidupan tolong

menolong baik dalam sukacita maupun dukacita. Begitu juga dengan masyarakat

Urung Panei yang selalu menerapkan budaya tolong menolong. Alasan utama

mengapa harus saling tolong menolong adalah karena manusia sebagai mahluk

sosial yang tidak dapat sendiri tanpa orang lain. Manusia harus hidup

berdampingan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka

ragam, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Sehubungan dengan

kondisi ini, maka masyarakat Urung panei membentuk sebuah perkumpulan atau

organisasi sosial sebagai wadah untuk mewujudnyatakan rasa tolong menolong,

seperti: Serikat Tolong Menolong (STM), kelompok arisan, kelompok marga dan

yang lainnya. Perkumpulan ini terbentuk atas dasar kesamaan kebutuhan dan

tempat tinggal sehingga akan memunculkan rasa kebersamaan dan saling

memiliki.

57

Universitas Sumatera Utara


Serikat Tolong Menolong (STM) yang dibentuk masyarakat Urung Panei

ini tidak hanya beranggotakan penduduk asli Urung Panei saja, tetapi juga

karyawan yang bekerja di perusahaan. Perkumpulan ini bersifat nonformal dan

tidak mempunyai peraturan secara tertulis, namun berdasarkan musyawarah dan

mufakat. Organisasi ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan dalam setiap

acara sukacita maupun dukacita yang terjadi dalam masyarakat.

Bentuk interaksi yang lebih rutin terjadi antara karyawan dan masyarakat

terjadi pada pagi hari sebelum jam kerja, siang hari pada jam istirahat, dan sore

hari setelah selesai bekerja. Sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat khususnya

bagi kaum laki-laki untuk minum kopi atau teh di pagi hari dan minum tuak di

sore hari. Sembari minum kopi atau teh, terjadilah interaksi antara karyawan

perusahaan dengan masyarakat setempat. Biasanya mereka membicarakan banyak

hal, mulai dari pembahan yang ringan sampai pembahasan yang serius. Hal yang

dibicarakan tidak lain adalah tentang pekerjaan, pertanian mereka, kegiatan sosial,

dan hal-hal lain yang terjadi dengan kondisi desa mereka. Kegiatan interaksi di

warung ini terjadi rutin hampir setiap hari, sehingga akan tercipta rasa saling

memiliki dan rasa kekelurgaan antara karyawan dengan masyarakat sekitar.

Selain itu bentuk interaksi yang terjadi antara karyawan perusahaan

dengan masyarakat setempat adalah melalui kegiatan gereja. Hampir seluruh

karyawan yang bekerja di perusahaan adalah beragama kristen. Sehingga hampir

setiap hari minggu terjadi interaksi antara karyawan dengan masyarakat desa

Urung Panei. Selain ibadah minggu kegiatan yang rutin dilakukan bersama adalah

partonggoan. Partonggoan adalah ibadah rutin yang dilakukan secara bergantian

dirumah rumah anggota gereja. Biasanya ibadah ini dilakukan sekali dalam
58

Universitas Sumatera Utara


seminggu. Tradisi yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah setiap tuan rumah

biasanya menjamu makan malam setiap orang yang ikut dalam acara ibadah, atau

minimal menyediakan snack setelah kegiatan ibadah selesai.

4.3 Profil Informan

1. Djanti Purba

Djanti Purba adalah seorang pensiunan PNS yang berdomisili di desa

Urung Panei, ia dilahirkan pada tahun 1952 dan sekarang beliau berusia

67 tahun. Bapak Djanti Purba merupakan pria bersuku simalungun dan

merupakan keturunan dari partuanon tuan dolog yang bermarga Purba

sidadolog, dimana marga Purba Sidadolog adalah penduduk asli di desa

Urung Panei. Ia memiliki satu orang istri dan 10 orang anak. Bapak

Djanti Purba tinggal di desa Urung Panei, berdekatan dengan areal

peternakan PT.Allegrindo.

Djanti Purba sudah menetap di desa Urung Panei sejak ia

dilahirkan yaitu pada tahun 1952, sehingga ia sudah dianggap sebagai

tokoh masyarakat desa Urung Panei, karena ia sangat tahu persis asal

usul, sejarah dan perkembangan desa tersebut. Dalam setiap kegiatan

desa, bapak Djanti Purba selalu dimintai pendapat dan petunjuk agar

setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik. Bapak Djanti Purba adalah

sosok yang dihargai dan dihormati di desa tersebut. Terlebih lagi beliau

pernah bekerja sebagai PNS di tingkat Kecamatan.

59

Universitas Sumatera Utara


Pada saat ini Bapak Djanti Purba tidak aktif bekerja lagi seperti dahulu.

Ia sesekali pergi ke ladang hanya untuk memeriksa ladang atau hanya

sekedar mencari kegiatan saja. Ia hidup dengan memanfaatkan gaji

pensiunan PNS sejumlah Rp 2.400.000,- per bulan. Selain itu ia juga

sering mendapat kiriman dari anak-anaknya yang sudah bekerja dan

merantau di daerah lah. Pada saat ini beliau sedang menikmati masa

masa pensiun dan masa lansianya, namun masih ikut aktif serta dalam

kegiatan sosial dan pembangunan desa Urung panei.

2. Japolin Purba

Japolin Purba merupakan saudara kandung dari Bapak Djanti Purba. Ia

bekerja sebagai petani dan memelihara beberapa ekor kerbau. Walau

usianya sudah tergolong lanjut, namun beliau masih terlihat sangat sehat

sehingga masih bisa bekerja di ladang. Ia dilahirkan pada tahun 1946 dan

sekarang berusia 73 tahun. Ia memiliki 1 orang istri dan 5 orang anak.

Sama seperti saudaranya, bapak Japolin merupakan keturunan asli desa

Urung Panei dan yang dianggap dituakan di desa tersebut. Berbeda

dengan saudaranya, Bapak Japolin Purba hanya bisa menempuh

pendidikan setingkat SD sehingga ia kurang hal pendidikan dan

berorganisasi. Namun demikian ia tetap dianggap sebagai tokoh

masyarakat desa Urung Panei yang dihormati.

Hingga saat ini Bapak Japolin masih aktif bekerja di ladang untuk

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ia bersama istrinya selalu bersama-

sama mengerjakan ladang dan mengangon kerbau-kerbau yang mereka


60

Universitas Sumatera Utara


miliki. Setiap bulan mereka bisa memperoleh penghasilan rata-rata

3.000.000,- per bulan. Mereka hidup dengan cara sederhana, namun tidak

kekurangan.

3. Jamarsen Damanik

Bapak Jamarsen Damanik adalah seorang petani di desa Urung Panei.

Selain itu ia juga membuka usaha warung kelontong dan warung teh di

depan rumahnya. Ia dilahirkan pada tahun 1973 dan sekarang berusia 46

tahun. Bapak Jamarsen Damanik memiliki 1 orang istri dan orang anak, 2

laki-laki 1 perempuan. Beliau tinggal di desa urung panei semenjak ia

dilahirkan dan ia tinggal di desa Urung Panel, dusun Sahala yang juga

berdekatan dengan areal peternakan.

Sehari-harinya Bapak Jamarsen berjualan di warungnya dan juga bekerja

di ladang pada saat siang hari. Usaha warung kelontong dan warung teh

miliknya selalu dibuka pada saat pagi dan sore hari, sementara pada siang

hari ia pergi ke ladang bersama-sama dengan istri dan anaknya. Dalam

sebulan, penghasilan Bapak Jamarsen bisa mencapai Rp 4.000.000,- atau

bahkan bisa lebih. Bapak Jamarsen mengatakan ia bersyukur dengan

adanya kehadiran PT.Allegrindo di desa Urung Panei, karena bisa

menambah penghasilan terutama keluarga mereka.

4. Linda Malau

Ibu Linda Malau adalah seorang guru di desa Urung Panei. Ibu Linda

Malau lahir pada tahun 1960 dan sekarang ia berusia 59 tahun. Sehari –

61

Universitas Sumatera Utara


harinya ia bekerja sebagai guru di SD yang ada di desa tersebut. Ia sudah

mengajar di sekolah tersebut selama 32 tahun. Ia memiliki suami dan 5

orang anak, 3 laki-laki 2 perempuan. Beliau tinggal berada tepat di tepi

jalan raya, dan sedikit agak jauh dari arel peternakan.

Ibu Linda Malau berasal dari kecamatan Sipintuangin dan ia menetap di

desa Urung panei sudah 36 tahun. Sehari-hari ia mengajar di SD yang

ada di desa Urung Panei. Selain itu beliau juga ikut membantu suaminya

yang bekerja di ladang untuk menambah penghasilan keluarga mereka.

Ibu Linda Malau mempunyai penghasilan kurang lebih 3.500.000,- setiap

bulannya. Ibu Linda malau mengatakan PT.Allegrindo mempunyai

manfaat untuk mengembangkan desa Urung Panei, khsusnya

meningkatkan mutu pendidikan di desa mereka.

5. Aswin Malau

Bapak Aswin Malau adalah seorang petani yang berasal dari dusun

Salbe. Selain itu beliau juga bekerja sebagai pendamping lokal desa.

Bapak Aswin Malau lahir pada tahun 1975 dan sekarang berusia 44

tahun. Bapak Aswin Malau beragama Kriten Protestan. Pendidikan

terakhir yang ditempuhnya adalah SMA. Bapak Aswin Malau mempunya

1 orang istri dan sudah mempunyai 2 orang anak.

Bapak Aswin malau sudah tinggal di dusun Salbe sejak ia dilahirkan,

namun ia pernah merantau selama 8 tahun pada saat masih muda. Selain

itu ia juga pernah menjabat sebagi Sekretaris Desa (Sekdes) selama 1

periode. Pada saat ini ia hanya bekerja sebagai petani sambil menjabat
62

Universitas Sumatera Utara


sebagai pendamping lokal desa. Penghasilan yang ia peroleh bisa

mencapai 3.000.000,- atau bisa lebih dalam satu bulan.

6. Nelson Turnip

Bapak Nelson Turnip lahir pada tahun 1963 dan sekarang sudah berusia

56 tahun. Mempunyai 1 orang istri dan 7 orang anak. Pendidikan terkhir

yang ditempuh beliau adalah SMP. Beliau beragama Kristen Protestan

dan pada saat ini Bapak Nelson Turnip sudah tidak bekerja lagi. Ia hanya

mengharapkan dari kiriman anak-anaknya yang bekerja di luar kota.

Bapak Nelson Turnip sudah tinggal di dusun Salbe sejak ia lahir. Ia

tinggal persis di dekat pipa pembuangan limbah cair dari PT. Allegrindo.

Bapak Nelson Turnip adalah salah satu warga yang merasa terganggu

akibat dari keberadaan aktivitas perusahaan. Ia merasa keberadaan dari

peternakan sangat merugikan masyarakat, terutama warga dusun Salbe.

Ia mengatakan semenjak kehadiran PT. Allegrindo kualitas lingkungan

sekitar menjadi menurun akibat pencemaran lingkungan. Bahkan

menurutnya sekarang sangat susah untuk mendapatkan air bersih.

7. Lasmaria Somamora

Ibu Lasmaria Simamora adalah salah satu guru honor yang dibiayai oleh

perusahaan. Ibu Lasmaria lahir pada tahun 1979 dan sekarang berusia 40

tahun. Beliau berasal dari Jakarta, sudah menetap di dusun Salbe selama

20 tahun. Ibu Lasmaria Simamora adalah seorang tamatan sarjana dan ia

63

Universitas Sumatera Utara


beragama kristen protestan. Ibu Lasmaria Simamora sudah menikah dan

memiliki 5 orang anak, 4 laki-laki 1 perempuan.

Setiap hari Ibu Lasmaria menghabiskan waktunya bekerja sebagai guru

honor PAUD yang berada di dusun Salbe. Beliau merupakan salah satu

honor yang dibiayai oleh pihak PT.Allegrindo Nusantara. Gaji yang ia

perolah dari guru honornya adalah Rp 600.000,- per bulan. Karena gaji

yang ia terima dari guru honor sangat sedikit, setiap pulang sekolah ia

selalu membantu suaminya bekerja di ladang untuk menambah

penghasilan keluarga mereka.

8. Tigor Manik Malau

Bapak Tigor adalah salah satu karyawan PT.Allegrindo yang berasal dari

dusun Salbe. Beliau lahir lahir pada tahun 1973 dan sekarang berusia 46

tahun. Ia sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak, 2 perempuan 1

laki-laki. Bapak Tigor Malau beragama Kristen Protestan dan beliau

merupakan salah satu dari pimpinan Gereja HKBP yang ada di dusun

Salbe.

Bapak Tigor sudah bekerja hampir 20 tahun di PT.Allegrindo dan ia

adalah pegawai tetap dari perusahaan. Selain mengerjakan tugas sebagai

pengawas di perusahaan, ia juga bertugas untuk menampung keluhan,

dan aspirasi warga setempat terhadap perusahaan, sehingga perusahaan

mengetahui keluh kesah dari masyarakat sekitar, khususnya daerah dusun

Salbe. Hampir setiap hari bapak Tigor Malau pulang pergi menuju

perusahaan dengan mengunakan sepeda motor miliknya.


64

Universitas Sumatera Utara


4.4. Gambaran Implementasi CSR PT.Allegrindo

4.4.1. Bentuk Kegiatan CSR

Setiap perusahaan di Indonesia memiliki pandangan atau paradigma yang

berbeda-beda terhadap pelaksanaan CSR. Paradigma yang berbeda tersebut

mempengaruhi motif dan bentuk CSR yang dilakukan terhadap masyarakat sekitar

perusahaan.

Dari hasil observasi dan wawancara selama di lapangan didapat bahwa

program CSR yang dilakukan oleh PT.Allegrindo terimplementasi dalam 3

bidang. Adapun bentuk CSR yang dilakukan PT. Allegrindo, antara lain:

4.4.1.1 Program CSR di Bidang Pendidikan

Salah satu bentuk kepedulian PT. Allegrindo terhadap masyarakat sekitar

adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat sekitarnya. Adapun

bentuk kepedulian PT. Allegrindo terhadap pendidikan masyarakat sekitar antara

lain sebagai berikut:

1. Pemberian Hadiah Bagi Siswa SD.

Setiap akhir semester siswa/siswi SD yang ada di desa Urung Panei

dan dusun Salbe selalu diberikan hadiah berupa perlengkapan sekolah

seperti, buku tulis, pulpen, pensil, kotak pensil, dan tas sekolah. Bukan

hanya siswa yang berprestasi saja yang mendapatkan hadiah, melainkan

seluruh siswa/siswa meskipun tidak juara. Kegiatan ini sudah berlangsung

dari tahun 2006 yang lalu dan masih berjalan sampai dengan saat ini. Hal

ini sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu Roslina Sitopu, S.P.d (Pr,

65

Universitas Sumatera Utara


61 thn) Pensiunan kepala sekolah SD Negeri Salbe, yang mengatakan

bahwa:

Setiap semester anak-anak dikasih hadiah berupa tas, buku


tulis, pulpen, dan perlengkapan sekolah yang lain. Anak-
anak sangat senang mendapat hadiah itu dan semakin
semangat lagi untuk belajar. (Wawancara Mei, 2018)

2. Penambahan Guru.
Kondisi guru di sekolah-sekolah yang ada di sekitar PT. Allegrindo

tergolong minim, khususnya di desa Salbe. Jumlah guru SD yang

mengajar pada waktu itu berjumlah 3 orang. Hal ini diakibatkan daerah

desa Salbe yang terpencil, dan akses yang transportasi yang agak sulit,

sehingga hanya sedikit guru mau mengajar di desa tersebut. Dengan

kondisi tersebut PT. Allegrindo mengadakan penambahan guru honor, dan

setiap bulan mendapatkan gaji dari Perusahaan.

Ada 3 guru tambahan yang ada di desa Salbe antara lain Bapak

Lasmaria Simamora yang mengajar di PAUD, Ibu Rosanna Damanik

(Guru kelas 6) dan Bapak Budiarno Turnip (Guru PJS) yang mengajar di

SD Salbe. Sementara SD Negeri dan SD Impres yang ada di desa Urung

Panei mendapat satu orang tambahan guru Komputer bagi siswa kelas 4, 5,

dan 6. Selain itu masing-masing SD yang ada di Urung Panei juga

mendapat 3 unit komputer sebagai alat pembelajaran. Letak SD Negeri

dan SD Impres Urung panei sangat berdekatan, sehingga memudahkan

guru komputer untuk mengajar siswa/siswi. Adapun guru honor tersebut

ada yang berasal dari desa itu sendiri, dan ada yang berasal dari desa

terdekat. Setiap guru honor mendapatkan gaji sebanyak Rp 600.000 per

66

Universitas Sumatera Utara


bulannya. Penambahan guru honor ini sudah berlangsung sejak tahun 2006

yang lalu.

3. Beasiswa bagi siswa berprestasi.

Perusahaan juga memberikan beasiswa kepada anak-anak SD yang

berprestasi. Beasiswa yang diberikan berupa uang sekolah sejumlah Rp

100.000/semester. Mereka yang berhak menerima beasiswa ini adalah

siswa-siswi SD yang menempati ranking 1, 2, dan 3 mulai dari kelas 1

sampai kelas 6. Dengan adanya beasiswa ini siswa/siswi akan merasa

terbantu dan menambah semangat belajar.

Selain itu perusahaan juga akan memberikan beasiswa kepada

Mahasiswa/Mahasiswi yang berasal dari desa Urung Panei yang ingin

bersekolah di Universitas mana pun, dengan syarat mengambil jurusan

peternakan dan bersedia kembali ke desa setelah selesai pendidikan. Hal

ini sejalan dengan hasil wawancara dengan bapak Binsar Sitepu, S.H (lk,

56 tahun) selaku manager HRD yang mengatakan:

“Pihak perusahaan selalu memberikan beasiswa berupa


uang sekolah sebesar Rp100.000 kepada anak-anak SD yang
juara 1, 2, dan 3 untuk kelas 1 sampai dengan kelas 6. Selain
itu perusahaan juga bersedia memberikan beasiswa kepada
anak-anak desa Urung Panei yang ingin melanjutkan sekolah
ke perguruan tinggi dengan syarat harus mengambil jurusan
peternakan dan bersedia kembali ke desa dan bekerja di
peternakan tersebut setelah tamat”. (Wawancara Mei 2018)

4.4.1.2 Program CSR di bidang Pertanian.

Data dari kantor kepala desa tentang mata pencaharian, menunjukkan

bahwa jumlah penduduk desa Urung Panei yang berprofesi sebagai petani
67

Universitas Sumatera Utara


berjumlah 1.056 orang, dengan persentase sebesar 85,3%. Dapat disimpulkan

bahwa mayoritas masyarakat sekitar perusahaan adalah petani, dan hampir setiap

penduduk memiliki lahan pertanian. Dengan demikian sebagian besar masyarakat

hidup dari hasil pertanian.

Peran perusahaan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan

memberikan pupuk kandang (kotoran ternak) secara gratis. Setiap harinya ada 4

truk pupuk kandang yang diberikan kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan

hasil wawancara dengan bapak Jamarsen Damanik (lk 46, thn) seorang Petani

yang juga mempunyai warung teh. Ia mengatakan bahwa:

Peternakan sangat baik sama kami petani. Setiap hari 4


truk pupuk kandang dikasih sama kami, walaupun cuma
ditumpuk tempat yang telah ditentukan. Kadang justru para
petani yang malas mengangkut pupuk itu ke ladangnya
sendiri. (Wawancara Mei, 2018)

Pupuk kandang tersebut dibagikan dengan cara ditumpuk di tempat yang

telah ditentukan, dekat dengan lahan pertanian masyarakat. Selanjutnya petani

yang membutuhkan pupuk mengambil dan melangsir pupuk kandang tersebut ke

ladangnya masing-masing. Namun metode ini masih belum tepat sasaran, karena

belum ada pengaturan yang jelas. Petani yang ladangnya dekat dengan tumpukan

pupuk tersebut akan sangat mudah mengangkut keladangnya, namun bagaimana

dengan petani yang ladang nya sangat jauh dari lokasi tumpukan pupuk. Mereka

akan berpikir dua kali untuk mengambil pupuk tersebut. Masalah yang terjadi

adalah ada petani yang mendapat banyak pupuk, sementara petani yang lain tidak

mendapat sama sekali.

68

Universitas Sumatera Utara


4.4.3. Program CSR di Bidang Sosial dan Keagamaan.

Berikut ini adalah jumlah penduduk desa Urung Panei berdasarkan

agama.

Tabel 6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Islam 14 20 34

2 Kristen Katolik 321 408 729

3 Kristen Protestan 632 560 1.192

4 Hindu - - -

5 Katolik - - -

6 Konhucu - - -

Jumlah 957 998 1.955

(Sumber: kantor kepala desa Urung Panei 2018)


Dari data diatas, jumlah penduduk yang beragama kristen Katolik dan

Kristen Protestan lebih banyak dibanding dengan agama yang lainnya, dengan

persentasinya masing-masing 37.2% dan 60.9%.

Selain itu menurut tokoh masyarakat desa Urung Panei masyarakat

sekitar nagori Urung Panei adalah mayoritas suku batak, khususnya batak

Simalungun. Sebab dari sejarahnya desa Urung panei berasal dari keturunan

Partuanon tuan dolog yang bermarga Purba Sidadolog yang merupakan salah satu

marga di suku Simalungun. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara denga tokoh

masyarakat bapak Djanti Purba (lk, 67 tahun) yang mengatakan:

“Sebagian besar penduduk desa ini adalah orang batak


simalungun, yang merupakan keturunan dari Tuan Dolog
yang bermarga Purba Sidadolog. Hanya sedikit orang yang

69

Universitas Sumatera Utara


bukan suku simalungun yang tinggal di desa ini, itupun
karena adanya pendatang ke desa ini untuk bekerja di
peternakan”. (Wawancara Mei, 2018)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa desa Urung panei

masyarakatnya adalah mayoritas suku batak dan beragama kristen.

Pada masyarakat suku batak, hampir setiap kegiatan sosial atau acara

adat membutuhkan ternak babi sebagai makanan adat, baik dalam acara

pernikahan, acara sayur matua (meninggal usia uzur), maupun acara adat yang

lain. Dalam acara adat suku batak, dikenal istilah jambar yang berarti potongan

daging yang diperuntukkan bagi seseorang atau sekelompok orang yang

menunjukkan posisinya di dalam perhelatan itu. Biasanya jambar hanya

diperuntukkan untuk orang-orang tertentu saja. Dalam masyarakat batak sebuah

acara adat tidak akan sah, jika jambar tersebut tidak disediakan oleh tuan rumah

atau yang punya perhelatan. Dengan demikian peranan jambar atau ternak babi

sangat penting dalam perhelatan atau acara adat masyarakat suku batak.

Melihat kondisi tersebut, perusahaan memberikan perhatiannya dengan

memberikan potongan harga bagi masyarakat sekitar yang membeli ternak babi di

PT. Allegrindo. Adapun potongan harga yang diberikan adalah sebesar 20% untuk

masyarakat di sekitar Kecamatan Purba dan 15 % untuk masyarakat di sekitar

Kecamatan Dolok Pardamean. Perusahaan juga memberikan sumbangan ternak

kepada gereja pada hari-hari keagamaan, seperti natal, tahun baru, dan pesta

gereja lainnya.

Selain memberikan bantuan ternak, perusahaan juga memberikan bantuan

dana dalam rangka pembangunan rumah ibadah. Berdasarkan observasi di

70

Universitas Sumatera Utara


lapangan, gedung gereja GKPS yang ada di desa Urung Panei dibangun dengan

biaya berkisar 1 Milyar, dan sebagian dana tersebut merupakan dana hibah dari

perusahaan. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan bapak St. Jamarsen

Damanik (lk,46 thn) yang juga merupakan pengurus gereja GKPS Urung Panei.

Setiap tahun kami selalu mendapat sumbangan ternak ke gereja,


pada saat Natal dan Tahun Baru. Peternakan juga pernah
membantu gereja pada saat masih proses pembangunan gedung
gereja. (Wawancara, Mei 2018).

Selain itu, dari hasil observasi dilapangan, perusahaan juga sering

memberikan bantuan sosial kepada masyarakat sekitar, baik melalui bantuan

langsung, maupun membantu kegiatan-kegiatan sosial melalui proposal.

4.4.2 Strategi Pelaksanaan CSR

4.4.2.1 Strategi di Bidang Pendidikan

Strategi pertama yang dilakukan perusahaan adalah melihat kualitas

pendidikan di masyarakat yang pada awalnya masih relatif rendah. Hal ini

dibuktikan dengan sedikitnya masyarakat yang mau bersekolah sampai ke

perguruan tinggi. Bahkan ada paradigma dalam masyarakat “untuk apa sekolah

tinggi-tinggi toh nanti akhirnya ke ladang juga”.

Ada beberapa faktor mengapa kualitas pendidikan dalam masyarakat

masih tergolong rendah, antara lain: terbatasnya sarana dan prasarana yang

mendukung proses belajar, terbatasnya tenaga pendidik yang tersedia, kurangnya

motivasi dalam proses belajar sehingga masyarakat kurang tau arti penting dari

pendidikan itu sendiri.

71

Universitas Sumatera Utara


Kondisi ini mendapat perhatian dari perusahaan dan ingin terlibat di

dalamnya. Dengan pendekatan terhadap sekolah-sekolah, akhirnya perusahaan

berhasil menerapkan program yang telah disepakati. Penambahan beberapa guru

honor dilakukan untuk memaksimalkan proses belajar mengajar. Selain itu juga

dilakukan penambahan beberapa fasilitas sekolah berupa 3 set komputer sebagai

alat pembelajaran. Hal yang paling berkesan bagi anak-anak sekolah adalah

dengan adanya beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan hadiah bagi setiap siswa

pada setiap kenaikan kelas. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan

kualitas pendidikan bagi masyarakat baik desa Urung Panei maupun dusun Salbe.

4.4.2.2 Strategi di Bidang Pertanian

Perusahaan melihat mayoritas masyarakat sekitar adalah petani, dan

hampir sebagian besar mereka memiliki lahan pertanian. Tanaman yang mereka

usahkan cukup beragam, ada padi, jagung, kopi, tomat, cabai, kentang, dan

berbagai jenis sayuran. Sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya

pada sektor pertanian.

Pada awalnya perusahaan tidak melihat potensi yang ada di perusahaan

yang bisa dipadukan potensi yang ada di masyarakat. Kotoran ternak yang berasal

dari kandang langsung dibuang melalui pipa pipa pembuangan. Alih-alih

menyelesaikan masalah, membuang kotoran ternak itu justru menimbulkan

masalah dengan masyarakat masyarakat dusun Salbe. Masyarakat protes akibat

pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan.

Langkah yang diambil perusahaan untuk mengatasi masalah ini adalah

dengan mengolah kotoran ternak menjadi pupuk kandang. Hampir setiap hari ada
72

Universitas Sumatera Utara


4 truk kotoran ternak yang dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat.

Dengan cara ini masalah lingkungan terselesaikan dan masyarakat mendapatkan

manfaat dari kotoran ternak yang dapat digunakan sebagai pupuk kandang di

lahan pertanian mereka.

4.4.2.3 Strategi di Bidang Sosial dan Keagamaan

Strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk melaksanakan program

CSR di bidang sosial keagamaan adalah dengan memanfaatkan modal-modal

sosial yang ada. Perusahaan melihat dan memanfaatkan sistem sosial pada

masyarakat sekitar yang sebagian besar merupakan etnis simalungun. Perusahaan

selalu terlibat dalam setiap kegiatan-kegiatan sosial yang terjadi di desa urung

panei, baik dalam hal sukacita maupun dukacita. Hal ini dilakukan agar terjalin

hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.

Selain itu, perusahaan juga memanfaatkan gereja sebagai alat perekat

dengan masyarakat sekitar yang mayoritasnya beragama kristen protestan.

Perusahaan juga melakukan pendekatan dengan beberapa pengurus gereja

sehingga dapat melakukan kegiatan kerohanian secara bersama-sama. Bahkan

perusahaan mengangkat pimpinan gereja untuk bekerja di peternakan, sehingga

perusahaan bisa menampung saran dan aspirasi masyarakat di sekitar perusahaan.

4.4.3 Respon Masyarakat Terhadap Program CSR PT.Allegrindo

Secara umum pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT. Allegrindo

mendapat respon yang baik dari masyarakat sekitar. Tidak dapat dipungkiri

73

Universitas Sumatera Utara


dengan kegiatan CSR yang dilakukan PT. Allegrindo dapat meningkatkan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar.

4.4.3.1 Respon Masyarakat Terhadap Program CSR di Bidang Pendidikan

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, hampir seluruh

masyarakat menerima dan memberikan respon yang baik terhadap bantuan

pendidikan yang dilakukan oleh perusahaan. Walaupun secara kuantitas tidak

banyak, namun secara tidak langsung program tersebut dapat menambah minat

dan semangat anak-anak untuk bersekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan ibu

LM (59 thn, seorang petani) yang mengatakan:

“Kami masyarakat Urung Panei sangat senang dengan


kehadiran PT. Allegrindo di kampung ini, karena semakin
ramailah kampung kami ini. Anak-anak kami dibuat bekerja
di sana, otomatis penghasilan kami juga bertambah. Selain
itu banyak kami dibantu oleh mereka. Anak –anak sekolah di
kasih hadiah tiap semester, yang juara ataupun tidak juara.
Bagi siswa yang berprestasi dikasih juga berupa beasiswa
uang sekolah.” (wawancara, Mei 2018).

4.4.3.2 Respon Masyarakat Terhadap Program CSR di Bidang Pertanian

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, ternyata ada dua

respon masyarakat terhadap kegiatan CSR yang dilakukan PT.Allegrindo di

bidang pertanian. Respon masyarakat tersebut antara lain:

1. Masyarakat menerima.

Sebagian masyarakat menerima dan merespon dengan baik program yang

dilakukan oleh perusahaan. Mereka merasa terbantu dengan adanya pupuk


74

Universitas Sumatera Utara


kompos yang dibagikan secara gratis kepada mereka, terutama para petani yang

memiliki keterbatasan dalam modal. Dengan adanya bantuan tersebut, mereka

tidak perlu lagi membeli pupuk dari luar dan perlu lagi menghabiskan banyak

biaya untuk mengusahakan lahan pertanian mereka. Hal ini sejalan dengan hasil

wawancara dengan ibu LM (pr, 59 tahun) seorang guru SD yang memiliki suami

petani. Ia mengatakan:

“Saya pribadi merasa terbantu dengan adanya bantuan


pupuk kompos dari peternakan. Dengan adanya bantuan itu,
kami tidak perlu lagi membeli pupuk kompos dari luar. Biaya
yang sekiranya digunakan untuk membeli kompos itu bisa
kami gunakan untuk membeli kebutuhan pertanian lainnya,
seperti pupuk kimia, pestisida, plastik mulsa, dan lain-lain”.
(Wawancara, Mei 2018)
2. Masyarakat menerima dengan syarat perbaikan.

Sebagian besar masyarakat sekitar telah menerima dengan baik bantuan

yang diberikan oleh PT.Allegrindo. Namun demikian ada juga yang mengeluh dan

terdapat unsur ketidakpuasan dalam masyarakat. Pihak perusahaan memberikan

bantuan kepada masyarakat hanya sebatas pemberian pupuk kompos saja, tanpa

memberikan pengarahan atau penyuluhan pertanian. Sebagian petani juga

mengeluh, karena tanaman mereka banyak yang rusak. Hal ini dikarenakan

ketidaktahuan petani dalam hal pemakaian, dan mengolah pupuk tersebut. Hal ini

sesuai dengan pernyataan bapak JD (lk,46 thn, seorang petani) yang mengatakan

bahwa:

“Awalnya kami sangat senang di kasih pupuk gratis, namun


lama-kelamaan ada petani yang mengeluh karena tanaman
mereka banyak yang rusak, mungkin karena pupuk tersebut
tidak cocok atau penggunaan yang terlalu berlebihan . Kalau
bisa petani jangan hanya di kasih pupuk dengan begitu saja.

75

Universitas Sumatera Utara


Maunya dibuatlah pengarahan atau penyuluhan pertanian,
sehingga pengetahuan kami tentang pertanian semakin
bertambah”. (wawancara, Mei 2018)

Selain itu ada juga terdapat kecemburuan sosial diantara masyarakat,

terutama para petani yang lokasi ladangnya agak jauh dari lokasi pembagian

pupuk dan kurang memiliki kedekatan dengan pihak peternakan. Petani yang

mempunyai kedekatan dengan pihak peternakan atau memiliki kerabat yang

bekerja di peternakan akan dengan mudah mendapat pupuk kandang dengan

jumlah yang lebih. Sementara petani yang kurang dekat dengan pihak peternakan

cenderung mendapatkan jumlah pupuk yang lebih sedikit.

4.4.3.3 Respon Masyarakat Terhadap Pogram CSR di Bidang Sosial dan

Keagamaan

Bentuk bantuan sosial perusahaan kepada masyarakat adalah dengan

memberikan subsidi 20% kepada masyarakat sekitar jika ingin membeli ternak

kepada perusahaan. Bantuan perusahaan tersebut diterima dan direspon baik oleh

masyarakat setempat, karena sebagai mereka merasa terbantu dengan adanya

subsidi pembelian ternak kepada pihak perusahaan. Sebagai suku batak, hampir

setiap acara adat memerlukan ternak babi sebagai makanan adat maupun sebagai

jamuan makan pada acara sukacita maupun duka cita. Dengan adanya bantuan

tersebut, masyarakat mendapat kemudahan memperoleh hewan ternak dengan

harga yang lebih murah.

Selain itu perusahaan juga rutin memberikan ternak gratis kepada gereja

setiap menjelang hari natal dan tahun baru. Hewan ternak tersebut digunakan

sebagai lauk saat jamuan makan di gereja. Para jemaat gereja merasa

76

Universitas Sumatera Utara


berterimakasih dengan adanya bantuan tersebut. Mereka bersama-sama

bersukacita dalam perayaan memperingati kelahiran Isa Almasih, dan bisa

berkumpul dan makan bersama-sama dengan pihak perusahaan. Dengan demikian

hubungan kekeluargaan antara perusahaan dan masyarakat gereja bisa terjalin

dengan baik.

4.4.4 Bentuk dan Motif CSR yang dilakukan oleh PT Allegrindo

Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dan dianalisis

menggunakan kajian teori, penulis menyimpulkan bahwa program CSR yang

dilakukan PT.Allegrindo berbentuk karikatif (Charity). Motif pelaksanaan CSR

yang dilakukan adalah sebagai upaya untuk memperoleh licence to operate dari

masyarakat, serta bagian dari risk management untuk meredam dan menghindari

konflik sosial.

Dari wawancara dengan HRD perusahaan Bapak Binsar Sitepu, S.H.

bahwa seluruh program CSR yang dilakukan dimulai sekitar tahun 2002, tepat 1

tahun setelah terjadinya konflik dengan dusun Salbe, yang merasa terganggu

akibat aktivitas perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa motif pelaksanaan dari

CSR perusahaan tersebut adalah sebagai strategi untuk meredam dan menghindari

potensi konflik dan mendapatkan licence to operate dari masyarakat, sehingga

perusahaan bisa diterima kembali oleh masyarakat. Dengan adanya bantuan-

bantuan dan program tersebut diharapkan perusahaan dan masyarakat bisa hidup

saling berdampingan dan saling mendukung mendukung untuk mencapai tujuan

bersama.

77

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Mayoritas masyarakat sekitar nagori Urung Panei dan dusun Salbe

berprofesi sebagai petani, dan hampir semua penduduk memiliki lahan

pertanian. Potensi utama di desa Urung panei adalah pertanian.

2. Kehadiran PT. Allegrindo di desa Urung Panei mempunyai dampak yang

signifikan terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar,

terutama desa Urung Panei dan desa Salbe.

3. PT. Allegrindo telah mempunyai kesadaran dan kepedulian terhadap

lingkungan sekitar, dengan menerapkan program CSR di bidang

pendidikan, pertanian, dan Sosial keagamaan.

4. Bentuk program CSR yang dilakukan oleh PT. Allegrindo masih bersifat

karikatif (Charity) dan terkesan mempunyai tujuan agar dapat diterima

masyarakat dan meredam potensi-potensi konflik yang ada.

5.2. Saran

1. Dalam mengimplementasikan kepedulian terhadap lingkungan sekitar,

seharusnya perusahaan jangan hanya sebatas karikatif (Charity) saja,

dengan motif agar perusahaan dapat diterima dan meredam kemungkinan

terjadinya konflik. Lebih dari itu perusahaan seharusnya menerapkan CSR

berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Community Development), dengan

menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Masyarakat jangan hanya

78

Universitas Sumatera Utara


diberi makan “ikan” saja, tetapi perlu diberi “pancing” agar dikemudian

hari dapat mencari sendiri dan lebih mandiri.

2. Masyarakat di sekitar Urung Panei mayoritas adalah bertani. Seharusnya

perhatian perusahaan lebih tertuju pada potensi ini. Tidak hanya sebatas

pemberian pupuk kandang gratis saja, masyarakat membutuhkan suatu

program pemberdayaan (Community Development) untuk meningkat taraf

hidup masyarakat melalui potensi pertanian.

79

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Edisi Kedua: Penerbit Kencana


Prenada Media Group. Jakarta.

Harizona, Nela.2013. Bentuk Program Corporate Sosial Responsibility (CSR)


Bank Nagari dan Manfaatnya bagi Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakat Lokal. Skripsi (S1) Tidak Diterbitkan. Medan: Departemen
Sosiologi Universitas Sumatera Utara.

Siagian Matias. Agus Suriadi, 2012.CSR Perspektif Pekerjaan Sosial: Penerbit


PT. Grasindo Monoratama. Medan.

Simanihuruk, Asri. 2009. Analisis Proses Integrasi Sosial Karyawan dan


Masyarakat (Studi Deskriptif pada PT. Allegrindo di Desa Urung Panei
Kec. Purba, Kab. Simalungun). Skripsi (S1). Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Siregar, Sonny Harpan. 2016. Implementasi CSR PT Agincourt Resources di


Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara: Medan.

Sugiyono. 2009. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Susanto, A.B. 2009. Reputation-Driven Corporate Social Responsibility


Pendekatan Strategic Management dalam CSR: Penerbit Erlangga
Group. Jakarta.

Suwarsono dan Alvin Y.So.1991. Perubahan Sosial dan Pembangunan di


Indonesia. Jakarta: LP3S.

Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Edisi


Pertama): Penerbit Kencana Prenada Media Grup. Jakarta

80

Universitas Sumatera Utara


Internet :

https://ilmukomunikasiumj.files.wordpress.com/2017/04/teori-pembangunan.pdf
diakses pada tanggal 5 November 2017, pukul 17.53 WIB

https://www.Undang-undangcsr47tahun2012Undang-undangcsr
diakses pada tanggal 20 Oktober 2017

http://scholar.google.co.id/StandarisasiTanggungJawabSosialPerusahaan
diakses 28 oktober 2017

http://chalouiss.blogspot.co.id/pengertian-dan-bentuk-perusahaan
diakses pada tanggal 20 Oktober 2017 pukul 17.36 WIB

https://www.worldbank.org/in/country/indonesia/brief/community-driven-
development-in-indonesia diakses pada 10 Juli 2019 pukul 19.45

http://jurnal.unpad.ac.id/share/article/download/13045/5945 diakses pada Selasa


23 Juli 2019, pukul 16.54 wib

https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah (Jurnal teori keterasingan)


kamis,1 agustus 2019 17.45

http://digilib.iainkendari.ac.id/767/3/BAB%20II.pdf (Jurnal defenisi konsep)


Kamis 1 Agustus 2019 23.45

http://definisibisnismenurutparaahli.blogspot.com/2016/09/10-definisi-
perusahaan-menurut-para-ahli.html diakses pada Minggu 11 November 2019,
pukul 17.50

Undang-Undang dan Peraturan Lainnya

Undang-undang No.25 tahun 2007 tentang penanaman modal

Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas, dan juga peraturan
pemerintah tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas

Undang–undang No.47 tahun 2012 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan
perseroan terbatas.

81

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

Draf wawancara

Kepada PT Allegrindo

1. Bagaimana sejarah berdirinya PT. Allegrindo?

2. Bagaimana respon masyarakat awal berdirinya PT. Allegrindo?

3. Bagaimana kondisi PT. Allgerindo pada saat ini, terkait jumlah pekerja,

jumlah pro

4. duksi dan luas lahan yang dimiliki?

5. Bagaimana pandangan perusahaan terhadap CSR?

6. Awalnya pelaksanaan CSR hanya bersifat sukarela (Voluntary).

Bagaimana tanggapan perusahaan setelah dikeluarkannya beberapa

Undang Undang yang mengatur tentang pelaksanaan CSR (Mandatory)?

7. Bagaimana bentuk implementasi perusahaan ?

8. Apa motif perusahaan untuk melakukan CSR?

9. Bagaimana metode pelaksanaan CSR yang dilakukan PT Allegrindo?

Apakah dengan cara langsung,bekerjasama dengan instansi lain, atau

dengan membentuk yayasan?

10. Bagaimana persepsi perusahaan terhadap masyarakat sekitar perusahaan

yang notabenenya adalah putra daerah?

11. Bagaimana hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar

perusahaan?

82

Universitas Sumatera Utara


Kepada masyarakat sekitar

1. Bagaimana pengetahuan bapak/ibu tentang PT. Allgrindo terkait

keberadaannya di desa Urung panei? (Sejak kapan beroperasi, izin

perusahaan, pemilik perusahaan, dll).

2. Bagaimana pandangan bapak/ibu terkait keberadaan PT.Allegrindo di desa

Urung Panei? (Setuju atau tidak setuju, apa alasannya).

3. Menurut bapak/ibu adakah dampak keberadaan PT Allegrindo terhadap

kehidupan masyarakat sekitar? (Baik dampak positif maupun negatif,

sebutkan contohnya)

4. Apakah bapak/ibu mengetahui konsep Corporate Social Responsibility

atau disingkat CSR?

5. Adakah Program CSR yang dilakukan oleh PT. Allgerindo bagi

masyarakat sekitar? Coba sebutkan.

6. Menurut bapak/ibu apakah program yang dilakukan oleh perusaan

mempunyai manfaat bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar?

7. Menurut bapak/ibu apakah program CSR itu sudah tepat sasaran atau

hanya sebagai formalitas saja?

8. Menurut bapak/ibu program CSR seperti apa yang seperti apa yang cocok

dilakukan pada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka?

83

Universitas Sumatera Utara


9. Bagaimana hubungan masyarakat sekitar dengan PT Allegrindo?

(Pernahkah terjadi salah paham hingga mengacu pada konflik)

10. Apa harapan bapak/ibu kepada perusahaan untuk meningkatkan kehidupan

sosial ekonomi masyarakat sekitar?

84

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

Gambar

Gambar 1. Pintu gerbang PT.Allegrindo Nusantara

Gambar 2. SD Negeri 091355 Urung Panei

85

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3. SD Inpres Urung Panei

Gambar 4. Gereja di desa Urung Panei

86

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5. Tumpukan pupuk kandang dari PT. Allegrindo

Gambar 6. Bekas tumpukan pupuk kandang di lahan pertanian


masyarakat

87

Universitas Sumatera Utara


Gambar 7.Ternak babi yang diberikan gratis kepada warga gereja saat menjelang
natal

Gambar 8. Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI Mengunjungi


Pengolahan Limbah PT. Allegrindo Nusantara

88

Universitas Sumatera Utara


89

Universitas Sumatera Utara


90

Universitas Sumatera Utara


91

Universitas Sumatera Utara


92

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai