Anda di halaman 1dari 160

Jika Anda Mendapatkan file ini tanpa

mengikuti Try Out dari @nipwarrior, maka


Anda sedang membaca sesuatu yang
bukan hak milik Anda dan besar
kemungkinan ilmu yang Anda dapatkan
dari membaca materi ini TIDAK AKAN
BERMANFAAT dalam tes SKB nanti…!

@nipwarrior

@nipwarrior

0812-2657-0012
VISI PEMERINTAH 2020-2024

Terwujudnya
Indonesia Maju Yang
Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian
Berlandaskan
Gotong Royong.
MISI PEMERINTAH 2020-2024

PENINGKATAN KUALITAS Berkaitan dengan


1 MANUSIA INDONESIA Kesehatan

Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif,


2 Mandiri dan Berdaya Saing

3 Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan

Mencapai Lingkungan Hidup yang


4 Berkelanjutan

Memajukan Budaya yang Mencerminkan


5 Kepribadian Bangsa

Penegakan Sistem Hukum yang Bebas


6 Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya

Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan


7 Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga

Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih,


8 Efektif, dan Terpercaya

Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka


9 Negara Kesatuan
VISI KEMENTRIAN KESEHATAN

Terwujudnya Masyarakat
Sehat, Produktif, Mandiri
dan Berkeadilan untuk
Menuju Indonesia Maju
yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian
berlandaskan Gotong
Royong.
MISI KEMENTRIAN KESEHATAN
Memperkuat upaya kesehatan yang

1 bermutu dan menjangkau seluruh


penduduk Indonesia

Memberdayakan masyarakat dan

2 mengarusutamakan pembangunan
kesehatan

Meningkatkan ketersediaan,

3 pemerataan dan mutu


sumberdaya kesehatan

Memantapkan tata kelola

4 pemerintahan yang baik, bersih


dan inovatif.
ARTI LOGO
Logo baru menampilkan tiga bidang warna biru turqoise yang melambangkan 3 Pilar Program
Indonesia Sehat, yaitu: Penerapan Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan
Jaminan Kesehatan Nasional.

Bidang warna hijau terang berbentuk hati melambangkan semangat universal yang tulus dalam
mewujudkan seluruh warga negara Indonesia yang sehat tanpa membedakan suku bangsa,
ras, sosial, dan budaya. Inisial K, mewakili bentuk sederhana dari kata Kesehatan, makna
verbal dari bidang lingkup kerja di Kementerian ini.

Lima ujung bidang yang membulat, mewakili nilai-nilai Kemenkes, yaitu: Pro rakyat, Inklusif,
Responsif, Efektif, dan Bersih serta berlandaskan Pancasila.

Garis busur panah, mewakili target dan tujuan institusi Kemenkes RI yakni mewujudkan
Indonesia Sehat sesuai dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang pada dasarnya
kesehatan merupakan hak semua warga negara Indonesia dan merupakan tanggung jawab
bersama.

Pilihan warna biru turqoise melambangkan unsur sehat, kepercayaan, dan Integritas. Warna
hijau terang memberikan efek ramah, hangat, dan semangat dalam melayani. Sedangkan
warna hitam melambangkan makna tegas dan formal selaku badan resmi negara dalam
pembuat regulasi khususnya di bidang kesehatan.
NILAI-NILAI
KEMENTRIAN KESEHATAN

1 PRO RAKYAT

2 INKLUSIF

3 RESPONSIF

4 EFEKTIF

5 BERSIH
TUJUAN STRATEGIS
KEMENTRIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024

Peningkatan cakupan kesehatan semesta


1 yang bermutu

Peningkatan status kesehatan masyarakat


2 melalui pendekatan siklus hidup

Peningkatan pembudayaan masyarakat hidup

3 sehat melalui pemberdayaan masyarakat dan


pengarusutamaan kesehatan

Peningkatan pencegahan dan pengendalian

4 penyakit dan pengelolaan kedaruratan


kesehatan masyarakat

5 Peningkatan sumber daya kesehatan

Peningkatan tata kelola pemerintahan yang


6 baik
UNDANG-UNDANG TENTANG
KESEHATAN
UU NO. 36 TAHUN 2009
1 TENTANG KESEHATAN

UU NO. 40 TAHUN 2004


2 TENTANG SJSN

UU NO. 24 TAHUN 2011


3 TENTANG BPJS

UU NO. 44 TAHUN 2009


4 TENTANG RUMAH SAKIT

UU NO. 6 TAHUN 2018


5 TENTANG KARANTINA KESEHATAN
PERATURAN PRESIDEN

PERPRES NO. 72 TAHUN 2012

1 TENTANG SISTEM KESEHATAN


NASIONAL (SKN)

PERPRES NO. 64 TAHUN 2020

2 TENTANG JAMINAN KESEHATAN


NASIONAL (JKN)
PERATURAN
MENTERI KESEHATAN
PMK NO. 39 TAHUN 2016
1 TENTANG PIS-PK

PMK NO. 43 TAHUN 2019


2 TENTANG PUSKESMAS

PMK NO. 4 TAHUN 2019

3 TENTANG STANDAR PELAYANAN


MINIMAL BIDANG KESEHATAN

PMK NO. 8 TAHUN 2019

4 TENTANG PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN

PMK NO. 12 TAHUN 2017

5 TENTANG PENYELENGGARAAN
IMUNISASI
PENTING SESUAI KISI-KISI
KEMENPAN RB
1. Sistem Kesehatan Nasional: Perpres
No. 72 tahun 2012
2. SJSN: UU No. 40 tahun 2004
3. BPJS Kesehatan: UU No. 24 tahun
2011
4. JKN: Perpres No. 64 tahun 2020
5. PUSKESMAS: PMK No. 43 tahun 2019
6. Kebijakan Dasar Puskesmas: KMK No.
128 tahun 2004
7. Standar Pelayanan Minimal: PMK No. 4
tahun 2019
8. Keselamatan Pasien: PMK No. 11
tahun 2017
9. Imunisasi: PMK No. 12 tahun 2017
ARAH KEBIJAKAN RPJMN
2020-2024

Meningkatkan pelayanan
kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta
terutama penguatan
Pelayanan Kesehatan Dasar
(Primary Health Care)
dengan mendorong upaya
promotif dan preventif
didukung inovasi dan
pemanfaatan teknologi.
TUJUAN PRIORITAS
RPJMN 2020-2024
Peningkatan KIA, KB, dan
1 Kesehatan Reproduksi

2 Perbaikan Gizi Masyarakat

3 Pembudayaan GERMAS

Peningkatan Pengendalian
4 Penyakit

Peningkatan pelayanan kesehatan

5 dan pengawasan obat dan


makanan
VISI BPJS KESEHATAN

Terwujudnya JKN-
KIS Semesta yang
Berkualitas dan
Berkesinambungan
bagi Seluruh
Penduduk Indonesia.
MISI BPJS KESEHATAN

Memberikan layanan terbaik kepada


1 peserta dan masyarakat

Memperluas kepesertaan program

2 Jaminan Kesehatan mencakup seluruh


penduduk Indonesia

Bersama menjaga kesinambungan


3 finansial program Jaminan Kesehatan
TATA NILAI ORGANISASI
BPJS KESEHATAN

1 Profesional
Efisiensi
2 Operasional

3 Integritas

4 Pelayanan Prima
1 Keterbukaan
PRINSIP
Akuntabilitas
BPJS KESEHATAN 2
Responsibilitas
3
Independensi
4
Prediktabilitas
5
Partisipasi
6
Kewajaran dan
7 Kesetaraan

Dinamis
8
PERUBAHAN TARIF BPJS
JENIS KEPESERTAAN

PESERTA
PENERIMA
BUKAN PENERIMA BANTUAN
BANTUAN IURAN
IURAN (NON PBI)
(PBI)

Pekerja
Pekerja
Bukan Orang
Penerima Bukan Fakir
Penerima Tidak
Upah Pekerja Miskin
Upah Mampu
(PPU)
(PBPU)
ANGGOTA KELUARGA
YANG DITANGGUNG
Peserta PBI-JK yang iurannya dibayarkan oleh
Pemerintah Pusat, anggota keluarga yang ditanggung
adalah yang didaftarkan oleh Kementerian Kesehatan
berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI.

Peserta PBI-JK yang iurannya dibayarkan oleh


Pemerintah Daerah, anggota keluarga yang ditanggung
adalah yang didaftarkan dan ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.

Peserta PBPU dan BP meliputi istri/suami yang sah,


seluruh anak dan anggota keluarga lain yang terdapat
dalam satu Kartu Keluarga (KK).
ANGGOTA KELUARGA
YANG DITANGGUNG BPJS
Peserta PPU meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3
(tiga) orang anak, dengan kriteria:

a. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai


penghasilan sendiri.

b. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum


berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan
pendidikan formal.

c. Apabila anak ke-1 (kesatu) sampai dengan anak ke-3


(ketiga) sudah tidak ditanggung, maka status anak
tersebut dapat digantikan oleh anak berikutnya sesuai
dengan urutan kelahiran dengan jumlah maksimal yang
ditanggung adalah 3 (tiga) orang anak yang sah.

d. Peserta yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari


5 (lima) orang termasuk peserta, dapat mengikutsertakan
anggota keluarga yang lain dengan membayar iuran
tambahan.
SISTEM KERJA SAMA
BPJS DAN FASKES

Faskes Tk. 1
KAPITASI
Besaran pembayaran perbulan yang
dibayar di muka kepada Fasilitas
(FKTP) Kesehatan Tingkat Pertama berdasar
jumlah peserta yang terdaftar

Faskes Rujukan INA CBG’s


Indonesia Case Base Groups, Pembayaran
(FKRTL) yang didasarkan kepada pengelompokan
diagnosis penyakit
SJSN
Sistem Jaminan Sosial Nasional
adalah suatu tata cara
penyelenggaraan program jaminan
sosial oleh beberapa Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial.
PRINSIP SJSN
Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan
berdasarkan pada prinsip:
a. Kegotong-royongan
b. Nirlaba
c. Keterbukaan
d. Kehati-hatian
e. Akuntabilitas
f. Portabilitas
g. Kepesertaan bersifat wajib
h. Dana amanat, dan
i. Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan
program dan untuk sebesar-besar kepentingan
peserta.
TUGAS DJSN
Dewan Jaminan Sosial Nasional
bertugas :
a. Melakukan kajian dan penelitian yang
berkaitan dengan penyelenggaraan
jaminan sosial

b. Mengusulkan kebijakan investasi dana


Jaminan Sosial nasional, dan

c. Mengusulkan anggaran jaminan sosial


bagi penerima bantuan iuran dan
tersedianya anggaran operasional
kepada Pemerintah.
SKN
SKN adalah Pengelolaan
kesehatan yang diselenggarakan
oleh semua komponen bangsa
Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-
tingginya.
SKN
Komponen Pengelolaan Kesehatan ada 7
Sub Sistem:
1. Upaya Kesehatan
2. Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
3. Pembiayaan Kesehatan
4. Sumber Daya Manusia Kesehatan
5. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Makanan
6. Manajemen, Informasi, dan Regulasi
Kesehatan
7. Pemberdayaan Masyarakat
TUJUAN SKN
Tujuan SKN adalah terselenggaranya
pembangunan kesehatan oleh semua
komponen bangsa, baik Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
termasuk badan hukum, badan usaha,
dan lembaga swasta secara sinergis,
berhasil guna dan berdaya guna,
sehingga terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
PENCAPAIAN MDG’s
17 TUJUAN SDGs
Mengakhiri kemiskinan dalam Mengurangi ketimpangan
1 segala bentuk dimanapun 10 didalam dan antar negara
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan Membangun kota dan pemukiman
2 pangan dan nutrisi yang lebih baik dan
mendukung pertanian berkelanjutan 11 yang inklusif, aman, tangguh dan
berkelanjutan
Memastikan kehidupan yang sehat dan
Memastikan pola konsumsi dan
3 mendukung kesejahteraan bagi semua
untuk semua usia 12 produksi yang berkelanjutan
Memastikan pendidikan yang inklusif dan Mengambil aksi segera untuk
4 berkualitas setara, juga mendukung
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua 13 memerangi perubahan iklim dan
dampaknya
Mencapai kesetaraan gender dan Mengkonservasi dan memanfaatkan secara

5 memberdayakan semua perempuan dan


anak perempuan 14 berkelanjutan sumber daya laut, samudra dan
maritim untuk pembangunan yang
berkelanjutan
Memastikan ketersediaan dan Melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan

6 manajemen air bersih yang


berkelanjutan dan sanitasi bagi semua
15
yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan,
mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi
desertifikasi (penggurunan), dan menghambat dan
membalikkan degradasi tanah dan menghambat
Memastikan akses terhadap energi yang hilangnya keanekaragaman hayati

7 terjangkau, dapat diandalkan,


berkelanjutan dan modern bagi semua Mendukung masyarakat yang damai dan inklusif
untuk pembangunan berkelanjutan,

8
Mendukung pertumbuhan ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh
dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi
16 menyediakan akses terhadap keadilan bagi
semua dan membangun institusi-institusi yang
efektif, akuntabel dan inklusif di semua level
semua
Membangun infrastruktur yang tangguh, Menguatkan ukuran implementasi dan

9 mendukung industrialisasi yang inklusif dan


berkelanjutan dan membantu perkembangan
inovasi
17 merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan yang berkelanjutan
SDG’s BIDANG KESEHATAN
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi
2 yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan

2.1 Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang,
khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi,
terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

2.2 Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada
tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek
dan kurus di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu
hamil dan menyusui, serta manula.

2.3 Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian dan pendapatan produsen
makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga petani,
penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama terhadap lahan,
sumber daya produktif, dan input lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan
peluang nilai tambah, dan pekerjaan nonpertanian.

2.4 Pada tahun 2030, menjamin sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan
menerapkan praktek pertanian tangguh yang meningkatkan produksi dan produktivitas,
membantu menjaga ekosistem, memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan
iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir, dan bencana lainnya, serta secara progresif
memperbaiki kualitas tanah dan lahan.

2.5 Pada tahun 2020, mengelola keragaman genetik benih, tanaman budidaya dan hewan
ternak dan peliharaan dan spesies liar terkait, termasuk melalui bank benih dan
tanaman yang dikelola dan dianekaragamkan dengan baik di tingkat nasional, regional
dan internasional, serta meningkatkan akses terhadap pembagian keuntungan yang adil
dan merata, hasil dari pemanfaatan sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional
terkait, sebagaimana yang disepakati secara internasional.
SDG’s BIDANG KESEHATAN
Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung
3 kesejahteraan bagi semua untuk semua usia

3.1 Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup.

3.2 Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan
seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1000
KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25 per 1000.

3.3 Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang
terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya.

3.4 Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak
menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

3.5 Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan


narkotika dan penggunaan alkohol yang membahayakan.

3.6 Pada tahun 2020, mengurangi hingga setengah jumlah kematian global dan cedera dari
kecelakaan lalu lintas.

3.7 Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan
reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

3.8 Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses
terhadap pelayanan kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin
dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua orang.

3.9 Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan kesakitan akibat bahan
kimia berbahaya, serta polusi dan kontaminasi udara, air, dan tanah.
SDG’s BIDANG KESEHATAN
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan
5 semua perempuan dan anak perempuan

5.1 Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan


dimanapun.

5.2 Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di


ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan orang dan eksploitasi
seksual, serta berbagai jenis eksploitasi lainnya.

5.3 Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan usia anak,


perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.

5.4 Mengenali dan menghargai pekerjaan mengasuh dan pekerjaan rumah


tangga yang tidak dibayar melalui penyediaan pelayanan publik, infrastruktur
dan kebijakan perlindungan sosial, dan peningkatan tanggung jawab bersama
dalam rumah tangga dan keluarga yang tepat secara nasional.

5.5 Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan yang sama bagi
perempuan untuk memimpin di semua tingkat pengambilan keputusan dalam
kehidupan politik, ekonomi, dan masyarakat.

5.6 Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, dan
hak reproduksi seperti yang telah disepakati sesuai dengan Programme of
Action of the International Conference on Population and Development and the
Beijing Platform serta dokumen-dokumen hasil review dari konferensi-
konferensi tersebut.
SDG’s BIDANG KESEHATAN
Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih
6 yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua

6.1 Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air
minum yang aman dan terjangkau bagi semua.

6.2 Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang
memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di
tempat terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

6.3 Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi,
menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan
bahan kimia berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak
diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.

6.4. Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi penggunaan air
di semua sektor, dan menjamin penggunaan dan pasokan air tawar yang
berkelanjutan untuk mengatasi kelangkaan air, dan secara signifikan
mengurangi jumlah orang yang menderita akibat kelangkaan air.

6.5 Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu di
semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas batas yang tepat.

6.6 Pada tahun 2020, melindungi dan merestorasi ekosistem terkait sumber
daya air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah, sungai, air tanah, dan
danau.
PRINSIP PELAKSANAAN SDG’s

UNIVERSALITY
1 Komprehensif dan berpusat
pada seluruh manusia

INTEGRATION
Terintegrasi pada semua
2 dimensi sosial, ekonomi dan
lingkungan

NO ONE LEFT
BEHIND
3 Partisipasi dan dampaknya harus
dirasakan oleh semua pihak
terutama bagi kelompok rentan
yang selama ini terabaikan
5 ASPEK FUNDAMENTAL
SDG’s

1 PEOPLE

2 PLANET

3 PROSPERITY

4 PEACE

5 PARTNERSHIP
PENYAKIT YANG MASUK
DALAM FOKUS SDG’s UNTUK DITEKAN
EPIDEMINYA PADA TAHUN 2030

1 MALARIA

2 HIV/AIDS

3 TBC

4 HEPATITIS
DAMPAK YANG DIHARAPAKAN DARI
SDG’s

Pengurangan kemiskinan, pembangunan

1 yang merata, mata pencaharian dan


pekerjaan yang layak

Akses merata pada pelayanan dan


2 jaminan sosial

Keberlanjutan lingkungan dan

3 mempertinggi ketahanan terhadap


bencana

Pemerintahan yang ditingkatkan

4 kualitasnya dan akses merata kepada


keadilan bagi semua orang
(UU No. 36 Tahun 2009)
KESEHATAN

Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik
secara fisik, mental,
spritual maupun sosial
yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial
dan ekonomis.
ASAS PEMBANGUNAN
KESEHATAN

Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan
berasaskan perikemanusiaan,
keseimbangan, manfaat,
pelindungan, penghormatan
terhadap hak dan kewajiban,
keadilan, gender dan
nondiskriminatif dan norma-
norma agama.
SEBAB BOLEHNYA
ABORSI
1. Indikasi kedaruratan medis yang
dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibu dan/atau
janin, yang menderita penyakit genetik
berat dan/atau cacat bawaan, maupun
yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
kandungan; atau

2. kehamilan akibat perkosaan yang


dapat menyebabkan trauma psikologis
bagi korban perkosaan.
SUMBER DAYA
BIDANG KESEHATAN
Segala bentuk dana, tenaga,
perbekalan kesehatan,
sediaan farmasi dan alat
kesehatan serta fasilitas
pelayanan kesehatan dan
teknologi yang dimanfaatkan
untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, ataupun
masyarakat.
TENAGA KESEHATAN

Setiap orang yang


mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
FASILITAS KESEHATAN

Alat atau tempat yang


digunakan untuk
menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan baik
promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah,
ataupun masyarakat.
ALAT KESEHATAN
Instrumen, aparatus, mesin
dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang
digunakan untuk mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan
dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk
struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL
Pengobatan dan/atau
perawatan dengan cara dan
obat yang mengacu pada
pengalaman dan keterampilan
turun temurun secara empiris
yang dapat
dipertanggungjawabkan dan
diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di
masyarakat.
7 KAWASAN TANPA ROKOK
MENURUT UNDANG-UNDANG

Fasilitas pelayanan
1 kesehatan 5 Angkutan umum

Tempat proses belajar


2 mengajar 6 Tempat kerja

Tempat umum dan tempat


3 Tempat anak bermain
7 lain yang ditetapkan

4 Tempat ibadah
(PMK No. 11 Tahun 2017)
PENGERTIAN
KESELAMATAN PASIEN

Sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,


meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
TUJUAN
KESELAMATAN PASIEN

Pengaturan Keselamatan Pasien


bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan fasilitas pelayanan
kesehatan melalui penerapan
manajemen risiko dalam seluruh
aspek pelayanan yang disediakan
oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
Komite Nasional Keselamatan Pasien

Dalam rangka meningkatkan mutu dan


keselamatan pasien di fasilitas pelayanan
kesehatan, Menteri membentuk Komite
Nasional Keselamatan Pasien yang berada
dibawah koordinasi Direktorat Jenderal,
serta bertanggung jawab kepada Menteri
untuk meningkatkan keselamatan pasien
di fasilitas pelayanan kesehatan.
Anggota Komite Nasional
Keselamatan Pasien

Keanggotaan KNKP terdiri atas


unsur:
1. Kementerian Kesehatan
2. Kementerian terkait
3. Asosiasi fasilitas pelayanan
kesehatan
4. Organisasi profesi terkait
Penyelenggaraan Keselamatan Pasien
Harus Menerapkan:

1. Standar keselamatan
pasien
2. Sasaran keselamatan
pasien
3. Tujuh langkah menuju
keselamatan pasien
1. STANDAR KESELAMATAN
PASIEN

1 Hak Pasien
5 Peran kepemimpinan dalam
meningkatkan Keselamatan Pasien

Pendidikan bagi pasien dan


2 keluarga
6 Pendidikan bagi staf tentang
Keselamatan Pasien

Keselamatan Pasien dalam Komunikasi merupakan kunci


3 kesinambungan pelayanan
7 bagi staf untuk mencapai
Keselamatan Pasien

Penggunaan metode peningkatan

4 kinerja untuk melakukan evaluasi dan


peningkatan Keselamatan Pasien
2. SASARAN KESELAMATAN
PASIEN
Mengidentifikasi pasien Mengurangi risiko infeksi
1 dengan benar
5 akibat perawatan kesehatan

Meningkatkan komunikasi Mengurangi risiko cedera


2 yang efektif
6 pasien akibat terjatuh

Meningkatkan keamanan

3 obat-obatan yang harus


diwaspadai

Memastikan lokasi pembedahan yang

4 benar, prosedur yang benar,


pembedahan pada pasien yang benar
3. TUJUH LANGKAH MENUJU
KESELAMATAN PASIEN
Membangun kesadaran akan Melibatkan dan
1 nilai Keselamatan Pasien
5 berkomunikasi dengan
pasien

Memimpin dan mendukung Belajar dan berbagi


2 staf
6 pengalaman tentang
Keselamatan Pasien

Mengintegrasikan aktivitas Mencegah cedera melalui


3 pengelolaan risiko
7 implementasi sistem
Keselamatan Pasien

Mengembangkan sistem
4 pelaporan
FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN
(PMK No. 43 Tahun 2019)

Suatu tempat yang


digunakan untuk
menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau
masyarakat.
PUSKESMAS
(PMK No. 43 Tahun 2019)

Fasilitas pelayanan
kesehatan yang
menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan
perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya
promotif dan preventif di
wilayah kerjanya.
5 UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
ESSENSIAL PUSKESMAS

PELAYANAN PROMOSI
1 KESEHATAN

PELAYANAN KESEHATAN
2 LINGKUNGAN

PELAYANAN
3 KESEHATAN KELUARGA

4 PELAYANAN GIZI

PELAYANAN PENCEGAHAN DAN


5 PENGENDALIAN PENYAKIT
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
PENGEMBANGAN

Upaya kesehatan masyarakat


yang kegiatannya bersifat
inovatif dan/atau disesuaikan
dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan
wilayah kerja, dan potensi
sumber daya yang tersedia di
Puskesmas.
PEMBAGIAN PUSKESMAS
BERDASARKAN LOKASI

Puskesmas
1 Pedesaan

Puskesmas
2 Perkotaan

Puskesmas Kawasan
3 terpencil
STRATA TIDAK
AKREDITASI 1 TERAKREDITASI

PUSKESMAS
2 DASAR

3 MADYA

4 UTAMA

5 PARIPURNA
PRINSIP PENYELENGGARAAN
PUSKESMAS

1 PARADIGMA SEHAT

PERTANGGUNGJAWABAN
2 WILAYAH

KEMANDIRIAN
3 MASYARAKAT

KETERPADUAN DAN
4 KESINAMBUNGAN

5 PEMERATAAN

TEKNOLOGI TEPAT
6 GUNA
8 PERSYARATAN LOKASI
PUSKESMAS

1 Geografis 5 Fasilitas keamanan

Aksesibilitas untuk jalur


2 transportasi 6 Ketersediaan utilitas publik

Pengelolaan kesehatan
3 Kontur tanah
7 lingkungan

Tidak di area sekitar Saluran Udara

4 Fasilitas parkir
8 Tegangan Tinggi dan Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi
KEBIJAKAN DASAR
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
(KMK No. 128/MENKES/SK/II/2004 )
KONSEP DASAR PUSKESMAS
Puskesmas: unit pelaksana teknis dinkes kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis


Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan
di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan
puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka
tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan
keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas
tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
STRUKTUR ORGANISASI
PUSKESMAS

1 Kepala Puskesmas Unit Pelaksana Teknis Fungsional


Puskesmas:

Unit Tata Usaha yang


3 1. Upaya kesehatan masyarakat,
termasuk pembinaan terhadap
UKBM
2. Upaya kesehatan perorangan
bertanggungjawab
membantu Kepala

2 Puskesmas dalam
pengelolaan:
1. Data dan informasi
2. Perencanaan dan penilaian
ƒ Jarinangan pelayanan puskesmas:
3.ƒKeuangan ƒ1. Unit puskesmas pembantu
4.ƒUmum dan pengawasan 4 ƒ2. Unit puskesmas keliling
ƒ3. Unit bidan di desa/komunitas
BADAN PENYANTUN PUSKESMAS
(BPP)

Suatu organisasi yang


menghimpun tokoh-tokoh
masyarakat peduli
kesehatan yang berperan
sebagai mitra kerja
puskesmas dalam
menyelenggarakan upaya
pembangunan kesehatan di
wilayah kerja puskesmas
UPAYA KESEHATAN
PUSKESMAS
Upaya Kesehatan Upaya Kesehatan
1 Wajib 2 Pengembangan

1. Upaya Kesehatan Sekolah


1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Olah Raga
2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya Perawatan Kesehatan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Masyarakat
Anak serta Keluarga 4. Upaya Kesehatan Kerja
Berencana 5. Upaya Kesehatan Gigi dan
4. Upaya Perbaikan Gizi Mulut
5. Upaya Pencegahan dan 6. Upaya Kesehatan Jiwa
Pemberantasan Penyakit 7. Upaya Kesehatan Mata
Menular 8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
6. Upaya Pengobatan 9. Upaya Pembinaan Pengobatan
Tradisional
INDIKATOR KECAMATAN
SEHAT

1 LINGKUNGAN SEHAT

2 PERILAKU SEHAT

CAKUPAN PELAYANAN

3 KESEHATAN YANG
BERMUTU

Derajat kesehatan
4 penduduk kecamatan
SURVEY MAWAS DIRI
Kegiatan pengumpulan data untuk
mengenali keadaan dan masalah yang
dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk
mengatasi masalah, dilakukan dengan
langkah:
Pengumpulan data cepat berupa data primer yakni yang

1 dikumpulkan langsung dari sumber data atau data sekunder


yakni yang berasal dari catatan yang ada

2 Pengolahan data

Penyajian data berupa data masalah dan


3 potensi
MUSYAWARAH MASYARAKAT
Pertemuan masyarakat yang dihadiri oleh para
pemimpin, baik formal maupun informal dan anggota
masyarakat untuk merumuskan prioritas masalah
kesehatan dan upaya penanggulangannya, dilakukan
dengan langkah:

Pemaparan daftar masalah kesehatan dan


1 potensi yang dimiliki

Membahas dan melengkapi urutan prioritas


2 masalah

Membahas dan melengkapi potensi


3 penyelesaian masalah yang dimiliki

Merumuskan cara penanggulangan masalah


4 sesuai dengan potensi

Menetapkan rencana kegiatan


5 penanggulangan masalah
(PMK No. 4 Tahun 2019)
JENIS SPM TERDIRI ATAS:

a. PENDIDIKAN
b. KESEHATAN
c. PEKERJAAN UMUM
d. PERUMAHAN RAKYAT
e. SOSIAL
f. KETENTRAMAN, KETERTIBAN,
DAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
SPM BIDANG KESEHATAN

Standar Pelayanan Minimal


bidang Kesehatan (SPM
Kesehatan) merupakan
ketentuan mengenai Jenis
dan Mutu Pelayanan Dasar
yang merupakan Urusan
Pemerintahan Wajib yang
berhak diperoleh setiap
Warga Negara secara
minimal.
SPM BIDANG KESEHATAN

Jenis Pelayanan Dasar pada SPM


Kesehatan Daerah Provinsi terdiri atas:

a.Pelayanan kesehatan bagi penduduk


terdampak krisis kesehatan akibat
bencana dan/atau berpotensi bencana
provinsi

b.Pelayanan kesehatan bagi penduduk


pada kondisi kejadian luar biasa provinsi
SPM BIDANG KESEHATAN
Jenis Pelayanan Dasar pada SPM Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil,
b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin,
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir,
d. Pelayanan kesehatan balita,
e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar,
f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif,
g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut,
h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi,
i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus,
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat,
k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis, dan
l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human
Immunodeficiency Virus).
STANDAR TEKNIS SPM BIDANG
KESEHATAN

1. Standar Jumlah dan kualitas


barang / jasa.
2. Standar Jumlah dan kualitas
personil (SDM Kesehatan).
3. Petunjuk teknis atau tata cara
pemenuhan standar.
PENGERTIAN PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan
seseorang keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya
sendiri (mandiri) di bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat.
5 TATANAN PHBS

1 PHBS RUMAH TANGGA

2 PHBS SEKOLAH

3 PHBS LINGKUNGAN

4 PHBS TEMPAT KERJA

5 PHBS SARANA KESEHATAN


SASARAN PEMBINAAN PHBS
Sasaran Primer:
Sasaran primer berupa sasaran langsung, yaitu individu anggota
masyarakat, kelompok-kelompok dalam masyarakat dan
masyarakat secara keseluruhan, yang diharapkan untuk
mempraktekkan PHBS.

Sasaran Sekunder:
Mereka yang memiliki pengaruh terhadap sasaran primer dalam
pengambilan keputusannya untuk mempraktekkan PHBS. Termasuk
di sini adalah para pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat,
yang umumnya menjadi panutan sasaran primer.

Sasaran Tersier:
Mereka yang berada dalam posisi pengambilan keputusan
formal, sehingga dapat memberikan dukungan, baik berupa
kebijakan/peraturan dan atau sumber daya dalam proses
pembinaan PHBS terhadap sasaran primer.
NARKOTIKA
(UU No. 35 Tahun 2009)

Adalah zat atau obat yang


berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan
ketergantungan
3 GOLONGAN NARKOTIKA

Dilarang digunakan untuk pelayanan


kesehatan (dalam jumlah terbatas boleh

GOL. 1 digunakan untuk pengembangan ilmu


pengetahuan) => putaw/heroin, kokain,
ganja

Hanya boleh untuk kepentingan


pengobatan dan berdasar indikasi medis

GOL. 2 serta penggunaan yang sesuai undang-


undang => ekgonina, morfin
metobromida, dan morfina

Hanya boleh untuk kepentingan


pengobatan dan berdasar indikasi medis

GOL. 3 serta penggunaan yang sesuai undang-


undang => etilmorfina, kodeina,
polkodina, dan propiram
PSIKOTROPIKA
(UU No. 5 Tahun 1997)

zat atau obat, baik


alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan
perubahan khas pada
aktivitas mental dan
perilaku.
4 GOLONGAN PSIKOTROPIKA

Obat-obatan yang termasuk dalam golongan


ini memiliki potensi yang tinggi
menyebabkan kecanduan. Selain itu, zat
GOL. 1 tersebut juga termasuk dalam obat-obatan
terlarang yang penyalahgunaannya bisa
dikenai sanksi hukum

Psikotropika golongan ini juga memiliki


risiko ketergantungan yang cukup tinggi,

GOL. 2 Penggunaannya harus sesuai dengan resep


dokter agar tidak memberikan efek
kecanduan

Memberikan efek kecanduan


yang terhitung sedang, akan
GOL. 3 tetapi ia tetap harus sesuai
dengan resep dokter

Memiliki risiko kecanduan yang kecil


dibandingkan dengan yang lain. Namun,

GOL. 4 tetap saja jika pemakaiannya tidak


mendapat pengawasan dokter, maka ia bisa
menimbulkan efek samping yang berbahaya
PRE KURSOR
(PP No. 44 Tahun 2010)

Adalah zat atau


bahan kimia yang
dapat digunakan
sebagai bahan
pembuatan
Narkotika dan
Psikotropika.
JENIS IMUNISASI
JENIS IMUNISASI
1. Imunisasi Wajib
Imunisasi wajib merupakan imunisasi
yang diwajibkan oleh pemerintah untuk
seseorang sesuai dengan kebutuhannya
dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dan masyarakat
sekitarnya dari penyakit menular
tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas
imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan
imunisasi khusus.
JENIS IMUNISASI
2. Imunisasi Pilihan
Imunisasi pilihan merupakan imunisasi
yang dapat diberikan kepada seseorang
sesuai dengan kebutuhannya dalam
rangka melindungi yang bersangkutan
dari penyakit menular tertentu, yaitu
vaksin MMR, Hib, Tifoid, Varisela,
Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus,
Rotavirus, Japanese Ensephalitis, dan
HPV.
5 IMUNISASI DASAR

1 HEPATITIS B

2 POLIO

3 BCG

4 CAMPAK
PENTAVALEN
5 (DPT, HB, HiB)
JADWAL IMUNISASI
KB
(UU No. 52 tahun 2009)

Upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan,
melalui promosi,
perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan
hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga
yang berkualitas.
MACAM-MACAM ALAT
KONTRASEPSI

1 Senggama terputus
7 Tubektomi

2 Pantang berkala
8 Vasektomi

3 Kondom
9 KB implan

4 IUD
10 Spermisida

5 Pil KB
11 Diafragma

6 Suntik KB
PELAYANAN KB

Pelayanan di FKTP meliputi:


1. Pelayanan konseling,
2. Kontrasepsi dasar (pil, suntik, IUD dan
implant, kondom),
3. Serta pelayanan Metode Operasi Pria
(MOP),
4. Penanganan efek samping dan komplikasi
ringan-sedang akibat penggunaan
kontrasepsi,
5. Merujuk pelayanan yang tidak dapat
ditangani di FKTP.
PELAYANAN KB

Pelayanan di FKRTL meliputi:


1. Pelayanan konseling,
2. Pelayanan kontrasepsi IUD dan
implan,
3. Metode Operasi Wanita (MOW),
4. Metode Operasi Pria (MOP).
4 TERLALU
TERLALU MUDA
1 (Kehamilan di usia <18 tahun)

TERLALU TUA
2 (Kehamilan di usia >34 tahun)

TERLALU DEKAT
3 (Kurang dari 2 tahun)

TERLALU BANYAK
4 (> 3 Anak)
3 TERLAMBAT

TERLAMBAT MENGAMBIL
1 KEPUTUSAN

TERLAMBAT SAMPAI KE
2 TEMPAT RUJUKAN

TERLAMBAT MENDAPAT
3 PENANGANAN
SEJARAH HKN
Sejarah itu terjadi pada era Presiden
Soekarno, sekitar tahun 1950-an. Di
mana terjadi wabah penyakit
malaria yang paling banyak diderita
oleh rakyat Indonesia dan ratusan
ribu korban jiwa akibat terjangkit
malaria.
Keberhasilan Pemerintah dalam
membasmi wabah Malaria saat
itulah yang akhirnya diperingati
sebagai Hari Kesehatan Nasional
(HKN) yang dirayakan setiap tanggal
12 November.
TEMA PERINGATAN HKN
DI INDONESIA (12 NOVEMBER)

Generasi Cinta Sehat, Siap


2015 51 Membangun Negeri

2016 52 Indonesia Cinta Sehat

Sehat keluargaku, Sehat


2017 53 Indonesiaku

2018 54 Aku Cinta Sehat

Generasi Sehat, Indonesia


2019 55 Unggul
7 PILAR
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
(GERMAS)
Tidak Mengkonsumsi
1 Melakukan Aktifitas Fisik
4 Alkohol

Mengkonsumsi Sayur dan


2 Buah
5 Tidak Merokok

Memeriksa Kesehatan
3 Secara Rutin
6 Membersihkan Lingkungan

1-3 JADI FOKUS UTAMA


7 Menggunakan Jamban

PEMERINTAH SAAT INI


KOMPONEN PELAKU GERMAS

1 Pihak swasta dan pelaku usaha

2 Pemerintah Pusat dan Daerah

3 Organisasi Kemasyarakatan

4 Dunia Pendidikan
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA
MASYARAKAT (UKBM)

STRATA SKOR
1 PRATAMA <60%

MADYA 60-70%
2
3 PURNAMA 70-80%

4 MANDIRI >80%
URUTAN UKBM MENUJU DESA SIAGA

1 Posyandu

2 Polindes

3 Poskesdes

4 Desa Siaga
5 MEJA POSYANDU

1 PENDAFTARAN

2 PENIMBANGAN

3 PENCATATAN

4 PENYULUHAN
PELAYANAN
5 KESEHATAN
5 KEGIATAN POSYANDU SESUAI
GOBI-3F

1 KIA

2 KB

3 IMUNISASI

4 GIZI
PENANGGULANGAN
5 DIARE
POLINDES
Suatu tempat atau lembaga Unit
Kegiatan Bersam Masyarakat
(UKBM) yang didirikan oleh
masyarakat atas dasar
musyawarah sebagai kelengkapan
dari pembangunan kesmas untuk
memberikan pelayanan Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga
Berencana (KB) dikelola oleh bidan
desa (bides) bekerjasama dengan
dukun bayi dibawah pengawasan
dokter puskesmas setempat
TUJUAN UMUM POLINDES

Memperluas
jangkauan,
meningkatkan mutu
dan mendekatkan
layanan KIA
termasuk KB kpd
masyarakat.
TUJUAN KHUSUS POLINDES
Meningkatkan jangkauan yankes
1 KIA dan Kesehatan Keluarga

Meningkatkan pembinaan dukun


2 bayi melalui bidan di desa

Meningkatkan kesempatan konsultasi


dan penyuluhan kesehatan bagi ibu

3 dan keluarganya, khususnya dlm


program KIA, KB, gizi, imunisasi dan
penanggulangan diare dan ISPA

Meningkatkan Mutu yankes bayi

4 dan anak serta yankes lainnya oleh


bidan dengan kewenangannya
POSKESDES

Upaya Kesehatan
Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang
dibentuk di desa dalam
rangka mendekatkan/
menyediakan pelayanan
kesehatan dasar bagi
masyarakat desa
TUJUAN UMUM POSKESDES

Terwujudnya masyarakat
sehat yang peduli,
tanggap, dan mampu
mengenali, mencegah,
dan mengatasi
permasalahan
kesehatan yang dihadapi
TUJUAN KHUSUS POSKESDES
Terselenggaranya upaya pemberdayaan
masyarakat dalam rangka
1 meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk menolong dirinya di bidang
kesehatan

Terselenggaranya pelayanan
kesehatan dasar yang dilaksanakan
2 oleh tenaga kesehatan (bidan) dan
kader kesehatan

Terselenggaranya pengamatan, pencatatan, dan


pelaporan dalam rangka meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat
terhadap risiko dan bahaya yang dapat

3 menimbulkan gangguan kesehatan, terutama


penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta
faktorfaktor risikonya (termasuk status gizi dan
ibu hamil yangberisiko)
POSBINDU
PTM
Kegiatan monitoring dan
deteksi dini faktor resiko
penyakit tidak menular
terintegrasi serta gangguan
akibat kecelakaan dan
tindakan kekerasan dalam
rumah tangga yang dikelola
oleh masyarakat melalui
pembinaan terpadu.
SASARAN UTAMA
POSBINDU PTM

Kelompok masyarakat
1 berisiko

Kelompok masyarakat
2 sehat

Penyandang PTM
3 berusia >15 tahun
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
FAKTOR RISIKO PTM DI INDONESIA

Penguatan surveilans,
1 pengawasan dan riset PTM

Penguatan kapasitas dan kompetensi

2 layanan kesehatan, serta kolaborasi


sektor swasta dan profesional

Promosi, pencegahan, dan

3 pengurangan faktor risiko PTM


melalui pemberdayaan masyarakat

Advokasi, kerjasama, bimbingan


4 dan manajemen PTM
KELOMPOK PENYAKIT TIDAK
MENULAR (PTM) UTAMA

1 Diabetes melitus (DM)

Penyakit jantung dan


2 pembuluh darah (PJPD)

Penyakit paru obstruktif


3 kronis (PPOK)

Gangguan akibat kecelakaan


4 dan tindak kekerasan
PENGENDALIAN 4 FAKTOR
RISIKO PTM

1 Diet tidak sehat

Kurang aktivitas
2 fisik

3 Merokok

4 Konsumsi alkohol
CERDIK
Cek kesehatan
CERDIK adalah
C secara berkala
Enyahkan asap
program E rokok
Preventif untuk
Melindungi R Rajin Aktivitas Fisik
Masyarakat agar Diet sehat dengan
terhindar dari D kalori seimbang
Penyakit Tidak
Menular (PTM) I Istirahat yang cukup
Kelola stress
K
CEK KESEHATAN RUTIN

1 Cek tekanan darah

Cek kadar gula


2 darah

Pantau berat badan


3
Cek kolesterol
4
Deteksi dini kanker serviks
5 dengan IVA/Papsmear

6 SADARI (Kanker payudara)


4 PILAR GIZI SEIMBANG

Konsumsi Aneka
1 Ragam Pangan
Biasakan Perilaku
2 Hidup Bersih

Lakukan Aktivitas
3 Fisik

Pantau Berat Badan


4 Normal
INDEKS MASSA TUBUH
KLASIFIKASI IMT
WHO NASIONAL

1 BB Kurang (>18,5)
Kurus Berat (<17)
1 Kurus Ringan (17-18,4)

2 BB Normal (18,5-22,9)

Kelebihan BB dengan
3 Resiko (23-34,9) 2 Normal (18,5 - 25)

4 Obesitas 1 (25-29,9)
Gemuk Ringan (25,1-27)
3 Gemuk Berat (>27)

5 Obesitas 2 (>=30)
PATUH
Periksa kesehatan secara rutin
PATUH adalah P dan ikuti anjuran dokter

program untuk Atasi penyakit dengan


Pasien Penyakit
Tidak Menular (PTM)
A pengobatan yang tepat dan
teratur

agar penyakit tidak Tetap diet sehat dengan gizi

semakin parah dan T seimbang

tetap terjaga Upayakan beraktivitas fisik


kesehatannya. U yang aman

Hindari rokok, alkohol dan zat


H karsinogenik
3 PILAR
PROGRAM INDONESIA SEHAT

1 PARADIGMA SEHAT

PENGUATAN PELAYANAN
2 KESEHATAN

JAMINAN KESEHATAN
3 NASIONAL
4 AREA
PRIORITAS PIS-PK

Penurunan Angka Kematian


1 Ibu dan Bayi

Penurunan Prevalensi
2 Balita Pendek (stunting)

Penanggulangan Penyakit
3 Menular

Penanggulangan Penyakit
4 Tidak Menular
12 INDIKATOR
KELUARGA SEHAT

Keluarga mengikuti program Penderita hipertensi melakukan


1 Keluarga Berencana (KB) 7 pengobatan secara teratur

Penderita gangguan jiwa


Persalinan dilakukan di fasilitas
2 kesehatan
8 mendapatkan pengobatan dan
tidak ditelantarkan

Bayi mendapat imunisasi dasar Anggota keluarga tidak ada yang


3 lengkap
9 merokok

Bayi mendapat air susu ibu (ASI) Keluarga sudah menjadi anggota
4 eksklusif 10 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Balita mendapatkan pemantauan Keluarga mempunyai akses sarana


5 pertumbuhan 11 air bersih

Penderita tuberkulosis paru


Keluarga mempunyai akses atau
6 mendapatkan pengobatan sesuai
standar 12 menggunakan jamban sehat

Note: Warna menunjukkan Kelompok Indikator (Next Slide)


5 KELOMPOK INDIKATOR
PIS-PK

1 PROGRAM GIZI DAN KIA

PENGENDALIAN PENYAKIT
2 MENULAR DAN TIDAK MENULAR

3 KESEHATAN JIWA

4 PERILAKU SEHAT

5 LINGKUNGAN SEHAT

Note: Warna menunjukkan kategori dari 12 indikator Keluarga Sehat


ASI

ASI (Air Susu Ibu) adalah


air susu yang dihasilkan
oleh ibu dan
mengandung semua zat
gizi yang diperlukan oleh
bayi untuk kebutuhan
pertumbuhan dan
perkembangan bayi
ASI EKSKLUSIF
Bayi hanya diberi ASI saja,
tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, air
jeruk, madu, air teh, air
putih dan tanpa tambahan
makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi
dan tim, selama 6 bulan
ASI VS SUSU FORMULA
PERAN KELUARGA
(15 Oktober hari CTPS)
HAL PENTING CUCI TANGAN
Dilakukan dengan menggosokkan tangan

1 menggunakan cairan antiseptik


(handrub) atau dengan air mengalir dan
sabun antiseptik (handwash)

Dengan Handrub dilakukan


2 selama 20-30 detik

Dengan Handwash selama


3 40-60 detik

5 kali melakukan handrub

4 sebaiknya diselingi 1 kali


dengan handwash
6 LANGKAH CUCI TANGAN
MENURUT WHO
Tuang cairan handrub/handwash pada telapak

1 tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak


tangan secara lembut dengan arah memutar

Usap dan gosok juga kedua

2 punggung tangan secara


bergantian
Gosok sela-sela jari tangan
3 hingga bersih
Bersihkan ujung jari secara

4 bergantian dengan posisi saling


mengunci

Gosok dan putar kedua ibu jari


5 secara bergantian

Letakkan ujung jari ke telapak


6 tangan kemudian gosok perlahan
5 WAKTU PENTING CUCI TANGAN

1 SEBELUM MAKAN

2 SETELAH BAB
SEBELUM MENJAMAH
3 MAKANAN

4 SEBELUM MENYUSUI
SETELAH
5 BERAKTIVITAS

Anda mungkin juga menyukai