2019
BUKU
WISATA
JAWA
BARAT
KONDISI GEOGRAFIS JAWA BARAT
Jawa Barat secara geografis terletak diantara 105° 00’ 00” - 109°00’ 00” BT dan 5° 50’ 00” - 7°
50’ 00” LS. Secara administratif, Jawa Barat di bagian utara berbatasan dengan Laut Jawa bagian barat
dan DKI Jakarta, di bagian timur dari Jawa Barat berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah, di bagian
selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Propinsi Banten di bagian barat. Jawa Barat
terdiri atas 17 Kabupaten dan 9 Kota, dengan ibukota Bandung.
Kawasan U tara dari Jawa barat merupakan daerah dataran rendah, kawasan Tengah dan Selatan dari
Jawa Barat merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang merupakan daerah dataran tinggi
dengan sedikit pantai.
Jawa Barat merupakan bagian dari busur kepulauan gunungapi (aktif dan non-aktif). Daratan dapat
dibedakan atas wilayah pegunungan curam di daerah selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 meter
di atas permukaan laut, wilayah dataran luas di bagian utara dengan ketinggian 0-10 m dpl, wilayah
lerengbukit yang terjal hingga landai di bagian tengah dengan ketinggian 100-1.500 m.
PT CHANDRAGAMA MUDA TOUR- Buku Katalog Wisata Edisi
2019
BANDUNG
Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung
terletak di antara 107°32’38.91” BT dan 6°55’19.94” LS. Secara topografi Kota Bandung terletak pada
ketinggian 791 Meter di atas permukaan laut (dpl), titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050
Meter dan terendah di sebelah Selatan 675 Meter di atas permukaan laut. Di wilayah Kota Bandung bagian
selatan sampai lajur lintasan kereta api, permukaan tanah relatif datar sedangkan di wilayah kota bagian
Utara berbukit-bukit yang menjadikan panorama yang indah.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada jaman kwarter dan
mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di bagian utara
umumnya merupakan jenis andosol, di bagian selatan serta di bagian timur terdiri atas sebaran jenis
alluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian tengah dan barat tersebar jenis tanah andosol.
Pada kurun waktu tahun 1980 hingga tahun 1984 atas dasar prakasa dan Sesepuh Jawa Barat diantaranya
Bapak Mashudi serta hasil kajian teknis pakar lingkungan dan ITB dan UNPAD dan dukungan pemerintah
pada waktu itu mengusulkan agar fungsi kawasan hutan TWA Curug Dago ditingkatkan sebagai Taman
Hutan Raya Ir. H. Djuanda dalam upaya untuk menghargai dan mengabdikan Pahlawan Nasional dan Tatar
Sunda yang diharapkan jiwa dan semangat nasionalismenya akan menjadi suritauladan untuk generasi
yang akan datang. Maka berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1985
dan peresmiannya dilakukan pada tanggal 14 Januari 1985 bertepatan dengan kelahiran Bapak Ir. H.
Djuanda, maka kawasan hutan TWA Curug Dago secara resmi dirubah fungsinya menjadi Taman Hutan
Raya lr. H. Djuanda.
PT
Gerbang masuk Taman Hutan Rakyat Ir. H. Djuanda
(sumber: tahuradjuanda.jabarprov.go.id, 2013)
Taman Hutan raya Ir. H. Djuanda terletak di sebelah Utara Kota Bandung Berjarak ± 7 km dari pusat kota,
secara geografis berada 107° 30′BT dan 6° 52′LS, secara administrasi berada di wilayah Ciburial
Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung dan sebagian wilayah masuk Desa Mekatwangi, Desa Cibodas,
Desa Langensari, dan Desa Wangunharja, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat serta Kelurahan
Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung.
Berdasarkan hasil rekonstruksi tata batas Taman hutan Raya Ir. H. Djuanda pada tahun 2003 luasnya
adalah 526,98 hektar. Sebagian besar kawasan merupakan ekosistem pinggir sungai (Riparian ecosystem),
pada umumnya kondisi lapangan miring, dengan kelerengan (slope) agak curam sampai dengan terjal,
dengan ketinggian ± 770 dpl sampai dengan ± 1350 m di atas permukaan laut. Unsur tanah yang
terkandung di areal Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda didominasi andosol, sebagian kecil gramasol yang
peka terhadap erosi. Iklim menurut klasifikasi Schmidt Ferguson termasuk Type B, kelembababan nisbi
udara berkisar antara 70% (siang hari) dan 90% (malam dan pagi hari), suhu berkisar antara 22° C – 24°
C (di lembah) dan berkisar 18° C – 22° C (di puncak). Curah hujan rata-rata pertahun 2.500 – 4.500
mm/tahun. Sumber air yang berada di Taman Hutan raya Ir. H. Djuanda adalah sungai Cikapundung yang
membentang sepanjang 15 km dan lebar rata-rata 8 meter dengan debit air sekitar 3.000 m³/detik. Sungai
Cikapundung merupakan anak Sungai Citarum yang berhulu di Gunung Bukit Tunggul, selain terdapat juga
beberapa mata air yang bersumber dari kelompok Hutan Gunung Pulosari.
Jalan Setapak di Taman Hutan Rakyat Ir. H. Djuanda
(sumber: tahuradjuanda.jabarprov.go.id, 2013)
Tempat ini memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi, kawasan ini sekarang telah bersatu dengan Kota
Bandung dan dapat ditempuh dari berbagai jalur jalan, baik melalui Jalan Dago maupun melalui Jalan
Cikutra. Semua jenis kendaran bisa masuk hingga ke pintu gerbang utama. Kondisi jalan dari pusat kota
sampai dengan lokasi (pintu gerbang utama) sudah beraspal dan dalam kondisi baik. Walaupun demikian,
jalan masuk dari Kordon ke Tahura Ir. H. Djuanda yang berjarak ± 500 m dirasakan terlalu sempit,
sehingga menyulitkan kendaran berpapasan.
Bila menggunakan kendaraan umum, Angkutan Kota hanya sampai Terminal Dago, selanjutnya perjalanan
diteruskan dengan kendaraan umum lain jurusan Kampus Unisba dan berhenti di Kordon. Dari Kordon
perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 500 m. Selain dari arah Selatan, Tahura Ir. H. Djuanda
juga dapat ditempuh dari arah Utara, melalui Obyek Wisata Maribaya-Lembang. Dari pintu gerbang ini akan
dapat dilihat obyek wisata Curug Omas dan kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki
menyusur jalan setapak sepanjang 6 km menuju ke Pakar Dago.
Tempat ini memiliki jam operasional dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB dan buka setiap
hari. Dan mempunyai harga tiket masuk sebesar Rp.10.000,00/orang (wisatawan lokal),
Rp.75.000,00/orang (wisatawan mancanegara), dan Rp.200.000,00 untuk kegiatan foto komersil.
trayek yang disarankan untuk pengunjung adalah dari Pintu I dan Pintu II diharapkan menuju Pusat
Informasi dan Plaza Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Setelah itu menuju arah Selatan +/- 200m di dekat
Pintu III terdapat jalan setapak / track wisata ke arah Barat menuju Goa Jepang sejauh +/- 300 m. Setelah
itu dari Goa Jepang mengikuti jalan track wisata ke arah Utara menuju Goa Belanda berjarak +/- 500 m.
Dari Goa Belanda kemudian dapat dilanjutkan menuju Curug Omas dan ke Maribaya melalui Jogging Track
ke arah Utara dengan jarak +/- 5 km (dekat Pintu IV).
Akses menuju Curug Omas ini dari kota Bandung sekitar 21 km ke sebelah timur Lembang atau sekitar 7
km dari Lembang itu sendiri. Ada empat pintu masuk ke curug ini, yaitu Pintu (pos) masuk I dan II di Pakar
Dago ditempuh dari arah terminal Dago. Pintu masuk III di Kolam Pakar ditempuh dari arah PLTA Bengkok
atau dari Curug Dago. Sedangkan pintu masuk IV berada di Maribaya ditempuh dari arah Lembang.
Umumnya Pintu masuk terdekat menuju Curug Omas ini adalah melalui Pintu IV Tahura yang juga dekat
dengan lokasi wisata pemandian air panas Maribaya. Keempat akses pintu masuk ini bisa ditempuh oleh
semua jenis kendaraan dengan kondisi jalan sudah beraspal hotmix dan dalam kondisi baik.
Tiket masuk menuju Curug Omas adalah Rp.8000,00/orang (wisatawan lokal), sedangkan bagi wisatawan
asing Rp 35.000/orang. Tiket parkir kendaraan adalah Rp 10000/kendaraan roda empat dan Rp 5000 untuk
klendaraan roda dua.
Curug Maribaya
Curug Maribaya Terletak di Kampung Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Bandung berada di Taman Wisata Maribaya. Curug Maribaya terdiri dari tiga curug yaitu Curug Cikawari,
Cigulung dan Cikoleang dengan ketinggian ketiganya sekitar 15 m. Ketiga curug ini bersumber dari Sungai
Cigulung dan Sungai Cikawari. Diantara ketiga curug tersebut pengunjung biasanya bermain air di Curug
Cikawari karena dasar airnya cukup dangkal sehingga tidak bahaya bermain air disekitar curug tersebut.
Maribaya berasal dari nama seorang
perempuan sangat cantik yang menjadi
sumber kehebohan bagi kaum laki-laki.
Saking terpesona oleh kecantikannya,
pemuda-pemuda di kampungya sering
cekcok sehingga sewaktu-waktu bisa
terjadi pertumpahan darah. Keelokan
pemandangan disertai desiran air terjun
digambarkan bagai seorang gadis
cantik jelita yang membuat setiap
pemuda bertekuk lutut. Tahun 1835
oleh Eyang Raksa Dinata, ayah
Maribaya, lokasi objek wisata itu
berhasil mengubah kehidupan Eyang
Raksa Dinata yang sebelumnya hidup
miskin menjadi berkecukupan.
Curug Maribaya
Maribaya jika ditempuh dari Kota Bandung sekitar 15 km atau 5 km dari arah Timur Lembang. Untuk
mencapai daerah wisata Maribaya dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan kota (angkot) ke arah
Maribaya. Jika dari Lembang, bisa langsung naik angkutan ke arah Maribaya, atau bisa juga bawa mobil
pribadi. Perjalanan ke Maribaya merupakan arah timur Lembang. Setelah melewati jalan kurang lebih 5 km
akan sampai di jembatan Maribaya.
Tangkuban Perahu
Tangkuban Perahu atau Tangkuban Parahu secara arti adalah perahu yang terbalik. Gunung Tangkuban
Perahu memang berbentuk seperti perahu besar yang terbalik, merupakan gunung stratovulcano dengan
pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Batuan hasil letusan merupakan lava dan sulfur. Gunung
ini memiliki ketinggian 2.084 m dengan pohon pinus dan kebun teh disekitarnya. Suhu rata-rata pada siang
hari sekitar 17°C, sedangkan pada malam hari sekitar 2°C pada puncak gunungnya. Catatan letusan dalam
2 abad terakhir adalah tahun 1829, 1846, 1862, 1887, 1896, 1910, dan 1929. Selain itu Tangkuban Perahu
juga menyimpan cerita Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi.
Pada Gunung Tangkuban Perahu, dapat
dilihat keindahan sepuluh kawah yang
letaknya berdekatan, yaitu Kawah Ratu,
Kawah Upas, Kawah Baru, Kawah
Lanang, Kawah Ecoma, Kawah Jurig,
Kawah Siluman, Kawah Domas, Kawah
Jarian, dan Pangguyangan Badak.
Kawah-kawah itu mengeluarkan asap
belerang yang keluar dari sela-sela
bebatuan. Kawah Ratu merupakan
kawah terbesar, sedangkan di Kawah
Domas terdapat sumber air panas.
GUNUNG BATU
Gunung Batu merupakan batuan andesit yang terletak di daerah Sesar Lembang. Pada pengamatan di
lereng utara terlihat kekar-kekar kolom. Gunung Batu ini, menurut beberapa peneliti terbentuk pada
510.000 tahun yang lalu. Menurut beberapa ahli Gunung Batu merupakan batuan bekas lava Gunung
Sunda, sisa hasil ambrukan lapisan batuan di sekitar Lembang.
Gunung Batu, yang merupakan kekar kolom, terletak di Sesar Lembang
Mempunyai ketinggian sekitar 1.290 m.dpl, Gunung Batu merupakan tempat yang tepat untuk melakukan
pengamatan terhadap gunung-gunung yang mengelilingi Kota Bandung. Selain itu pda puncak Gunung
Batu menjadi tempat pengamatan seismograf sebagai alat untuk mengamati getaran gempa bumi.
SUKABUMI
Kota dan Kabupaten Sukabumi terletak pada sebelah Barat Daya dari Provinsi Jawa Barat. Kota Sukabumi
terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango, dimana kota Sukabumi merupakan dengan luas
wilayah terkecil di Jawa Barat. Berbeda dengan Kabupaten Sukabumi, yang merupakan Kabupaten terluas
di Pulau Jawa. Di Sukabumi, banyak terdapat wisata alam, mulai dari gunung, pantai, sungai dan danau,
dan merupakan salah satu daerah yang menjadi primadona wisata bagi warga di sekitar Jakarta, Provinsi
Banten dan Provinsi Jawa Barat sendiri.
Presiden Soekarno mendirikan tempat peristirahatannya pada tahun 1960 di Tenjo Resmi. Selain itu, atas
inisiatif Soekarno pula didirikanlah Samudera Beach Hotel, salah satu hotel mewah pertama yang dibangun
di Indonesia pada kurun waktu yang sama dengan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, dan Toko Serba Ada
"Sarinah", yang kesemuanya menggunakan dana pampasan perang dari Jepang. Selain hotel besar dan
mewah Samudera Beach Hotel, di daerah ini terdapat pula sejumlah hotel dan losmen kecil, Pondok
Dewata resor adalah salah satu villa mewah yang cukup laris dikunjungi wisatawan. Tidak berapa jauh dari
Pantai Palabuhanratu terdapat beberapa lokasi wisata lainnya. Pantai Karanghawu, yang letaknya sekitar 20
km dari pusat kota Palabuhanratu, merupakan pantai karang yang menjorok ke laut dan berlubang di
beberapa bagian itu. Bentuk karangnya lebih mirip tungku, dalam bahasa Sunda disebut "Hawu". Pantai-
pantai lain yang terletak di daerah ini antara lain adalah Pantai Cibareno, Cimaja, Cibangban, Break Water,
Citepus, Kebon Kelapa, dan Tenjo Resmi.
Panorama yang indah dan ombak tinggi menjadi incaran para peselancar kelas dunia. Terdapat 9 titik lokasi
untuk kegiatan berselancar dan uniknya, tiap-tiap pantai memiliki gelombang yang berbeda-beda yaitu di
Batu Guram, Karang Sari, Samudra Beach, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh
sampai Ujung Genteng. Udara sejuk membuat tempat ini terasa berbeda dengan kawasan pantai lainnya
yang cenderung panas. Keindahan batu alam yang menjorok ke laut sangat cocok untuk tempat
memancing. Mitos Ratu Selatan, Nyai Roro Kidul, menjadi fenomena tersendiri yang sangat mendunia.
Konon Nyai Roro Kidul adalah seorang wanita yang berparas cantik bak bidadari. Masyarakat sekitar
Pelabuhan Ratu biasanya juga melangsungkan ritual upacara adat Hari Nelayan pada bulan April. Dalam
ritual upacara tersebut, sesaji berupa kepala kerbau dilarung ke tengah laut.
Untuk menuju ke sini bisa memanfaatkan transportasi publik untuk mencapai Pantai Pelabuhan Ratu. Jika
dari Jakarta atau Bogor, dapat memakai bus jurusan Sukabumi – Pelabuhan Ratu. Sebelum memasuki
pantai, kita diwajibkan untuk membayar biaya masuk dengan rincian, pejalan kaki Rp 3000,-, motor Rp
8000,-, mobil sedan/jip Rp 20.000,-, sedangkan mini bus dikenakan tarif Rp 30.000,-.
Situ Gunung
Situ gunung merupakan danau dengan hawa pegunungan yang sejuk dan keindahan alam yang hijau.
Danau ini berada di kaki Gunung Pangrango, Kecamatan Kadu Dampit sekitar 16 km sebelah barat Kota
Sukabumi. Danau ini berada di ketinggian 970 mdpl dengan pemandangan yang sangat indah apalagi
ketika cuacanya cerah. Situ gunung merupakan danau buatan pada tahun 1814 oleh bangsawan Mataram
bernama Rangga Jagat Syahdana atau dikenal dengan nama Embah Jalunyang melarikan diri dari penjajah
Belanda. Selain itu Situ Gunung juga menyimpan kekayaan flora dan fauna yang luar biasa.
Terdapat Curug Cimanaracun, yang merupakan sumber air danau Situ Gunung yang dapat ditempuh lebih
kurang 1,5 km dari danau. Selain itu terdapat juga Curug Sawer. Ditempat inilah Anda dapat beristirahat
menikmati gemericik air curug Sawer, sambil berkemah dengan berbagai tingkat fasilitas sesuai keinginan
pengunjung.
Situ gunung yang memiliki luas sekitar 120 ha selain terdapat danau, anda juga bisa berkemah di lokasi
tersebut. Untuk anda yang membawa kendaraan sendiri ada tempat parkir yang dikelola oleh warga
sekitar, hanya saja untuk anda yang hendak berkemah dan membawa kendaraan sendiri, disarankan
diparkir di dekat pintu gerbang karena waktu malam pun tetap ada yang jaga. Untuk yang menyukai
olahraga memacu adrenalin bisa mencoba melakukan out bond, berjalan di jembatan yang di gantung
diatas pohon, dan juga flying fox. Jangan lewatkan pengalaman mengelilingi danau menggunakan rakit,
tarif yang dikenakan untuk perorang Rp.5.000,00.
Ujung Genteng terletak di Sukabumi Selatan – Jawa Barat, perjalanan ke Pantai Ujung Genteng dapat
ditempuh selama kurang lebih 3 – 4 jam dari kota Sukabumi menggunakan kendaraan pribadi. Dalam
perjalanan ini sulit sekali mencari tempat SPBU sehingga kita harus memiliki bahan bakar yang cukup
dalam perjalanannya. Sewaktu hendak memasuki Desa Ujung Genteng, Retribusi Daerah Wisata sebesar
Rp.18.000/mobil.
PT
PT CHANDRAGAMA MUDA TOUR- Buku Katalog Wisata Edisi
2019
PT
POTENSI WISATA DI SEKITAR KABUPATEN GARUT
GARUT
Garut merupakan kota yang berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di Bagian Utara, Kabupaten
Bandung dan Kabupaten Cianjur di Bagian Barat, Samudera Hindia di Bagian Selatan, serta Kabupaten
Tasikmalaya di Bagian Timur. Sebagian besar daerah Garut merupakan pegunungan, kecuali pada Bagian
Selatan yang merupakan dataran rendah yang sempit. Garut berdekatan dengan Kota Bandung sebagai
Ibukota Provinsi Jawa Barat, sehingga Garut mempunyai kedudukan sebagai penyangga bagi
pengembangan wilayah Bandung.
Kawah Kamojang
Kawah Kamojang ialah kawah gunung api yang masih aktif. Berada di wilayah Kabupaten Garut, di sebelah
timur-kidul Kota Bandung. Berada di ketinggian sekitar 1.730 mdpl di punggung Gunung Guntur, udara di
Kawah Kamojang ini terasa sejuk. Selain Kawah Kamojang di sini juga ditemukan kawah lumpur, danau
panas, fumarol, dan asap yang keluar dari rekahan-rekahan tanah. Gunung Guntur tempat Kawah
Kamojang termasuk sebagai gunung bertipe strato dan terakhir meletus di zaman Plistosen.
Kawah Kamojang termasuk dalam Taman Wisata Cagar Alam Kamojang yang mempunyai luas ± 10 Ha,
yang didalamnya terdapat 23 kawah, 2 diantaranya berbentuk danau dengan asap yang mengepul dari
permukaan airnya. Pada awal memasuki kawasan ini, pemandangan yang tak biasa ditemui yaitu banyak
pipa-pipa besar yang berujung pada beberapa bangunan. Pipa tersebut adalah bagian Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dikelola oleh PT. Pertamina dan PT. Indonesia.
Kawah Hujan
Kawah kereta adalah kawah yang paling menarik perhatian karena uap gas yang kerluar memiliki tekanan
yang sangat luar biasa (2.5 bar). Di kawah ini kita akan mendengarkan suara unik mirip kereta api yang
timbul dari uap yang dikeluarkan melalui celah-celah bebatuan dari perut bumi. Selain itu terdapat juga
kawah-kawah lain diantaranya adalah kawah berecek, kawah sekarat, kawah hujan, dan kawah stik gas.
Perjalanan ke Kawah Kamojang bisa lewat Garut (Tol Cileunyi, Cicalengka, Garut – Samarang) atau (Tol.
Cileunyi, Rancaekek, Majalaya, Paseh – Kamojang) or lewat (Tol Moh. Toha atau Tol. Buah Batu,
Baleendah, Ciparay, Majalaya, Paseh-Kamojang), dalam perjalanan kita akan disuguhkan dengan
pemandangan alam pegunungan yang sejuk serta persawahan hijau. Selain itu kita juga akan di hadapkan
dengan jalan yang cukup menantang karena jalur menuju Kamojang banyak sekali tanjakan curam.
Tanjakan yang paling curam namanya adalah tanjakan monteng.
Pantai Santolo
Pantai Santolo sering juga menjadi tempat kunjungan
para wisatawan yang mengunjungi Kota Garut. Pantai
di daerah ini landai, dan memiliki hamparan pasir
putih. Terletak di Kecamatan Cikelet di sebelah
selatan pusat Kota Garut dan berjarak ± 88 km
dengan waktu tempuh mencapai 3.5 jam. Kawasan
pantai ini merupakan tempat berkumpulnya para
nelayan tradisional dan tempat dermaga kapal ikan
yang ada di Pameungpeuk.
Pantai Santolo
PT
PT CHANDRAGAMA MUDA TOUR- Buku Katalog Wisata Edisi
2019
sederhana. fasilitas yang dibutuhkan wisatawan cukup tersedia seperti losmen dan hotel, kios-kios
cinderamata dengan harga terjangkau.
Di Pantai Santolo, ada fenomena unik yang hanya terjadi di dua tempat di dunia, yaitu Perancis dan
Indonesia. Fenomena tersebut terjadi di muara Sungai Cilauteureun (dalam bahasa Sunda berarti air laut
yang tidak mengalir atau berhenti). Disebut Cilauteureun, karena di muara ini air laut begitu tenang seolah
berhenti mengalir. Di muara ini terdapat curug yang air lautnya mengalir masuk ke dalam muara sungai
bukan sebaliknya. Selain terjadi di Garut, konon fenomena ini hanya terjadi Perancis.
Tarif masuk pantai ini adalah sekitar Rp.4000,00-5000,00/orang dan biaya naik perahu berkisar antara
Rp.5000,00-15.000,00. Biaya losmen atau hotel di daerah ini berkisar antara Rp.100.000,00-Rp.200.000,00
Pantai Rancabuaya
Pada Desa Purbayani Kecamatan Caringin terdapat Pantai Rancabuanya yang keindahannya tidak kalah
dengan pantai-pantai lain di Jawa Barat. Terdapat gugusan karang terjal dan tajam ketika kita berada tepat
pada Pantai Rancabuana. Jarak kawasan Rancabuaya dari Ibu Bandung adalah 167 km, jarak dari Garut
Kota adalah 105 km, dan jarak dari Kecamatan Caringin adalah 30 km.
Pantai rancabuaya memiliki pasir putih yang halud dan bersih, memiliki tingkat abrasi yang kecil. Wilayah
sekitar pantai juga di tumbuhi oleh pohon ketapang dan kelapa. Luas pantai ini mencapai 1.525 ha.
Pengunjung bisa melakukan banyak aktifitas wisata, seperti hiking atau tracking. Terdapat beberapa
fasilitas yang tersedia di pantai ini seperti tempat lesehan, pondokan, dan saung wisata yang disewakan.
Selain itu akses parkir dan jalan yang baik juga menunjang pantai ini untuk menjadi alternatif wisata yang
menarik.
Pantai Rancabuaya
Dari pantai Santolo, Sayang Heulang, maupun kota Pameungpeuk tidak ada angkutan umum ke Pantai
Rancabuaya. Biasanya banyak wisatawan yg dari wilayah Pameungpeuk menuju Rancabuaya menggunakan
kendaraan pribadi (motor/mobil). Jarak dari pusat kota Pameungpeuk ± 35 km. Untuk masuk ke Pantai
Rancabuaya tiketnya Rp 3000,- perorang.
PT
Goa Lalay Puncak Guha
Puncak Guha merupakan sebuah bukit yang berada tepat di bibir pantai dan di bawah nya terdapat goa. Di
goa ini terdapat banyak sekali lalay (kelelawar) dan anda bisa melihatnya dari atas karena terdapat sebuah
lubang seperti sumur yang menyambung dengan goa di bawah bukit ini. Ketika air laut pasang maka akan
terlihat di goa ini air tersebut menggenang. Goa Lalay ini berada tidak jauh dari Pantai Rancabuaya. Untuk
dapat datang ke tempat ini haruslah teliti dalam melihat kanan kiri jalan, karena Puncak Guha ini tidak
memiliki keterangan yang jelas. Hanya ada gerbang yang bertuliskan Puncak Guha, itu pun apabila tidak
cermat akan menyangka hanya gerbang biasa. Jika sudah masuk ke dalamnya pemandangan yang indah
yang didapatkan di sana. Tiket masuk ke Puncak Guha hanya sebesar Rp5.000,00 per mobil.
Puncak Guha
TASIKMALAYA
Taman Jasper
Taman Jasper Cimedang merupakan taman geologi yang memiliki batuan yang bisa diolah menjadi
batumulia (gemstone) yang indah. Batu mulia jenis jasper merupakan mineral keluarga kuarsa (quartz
family mineral). Para penggemar dan pedagang batu mulia dunia menyebut sebagai biduri ati ayam yang
termasuk langka di dunia dan dikagumi di banyak negara. Terletak di Kampung Pasirgintung, Desa
Buniasih, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya, jasper tersebut jumlahnya mencapai lebih dari
200 buah, berukuran besar-besar dengan berat mencapai lebih dari 50 ton, dan coraknya ada yang merah,
kuning, cokelat, hitam, hijau, dan pancawarna. Di Taman Jasper ini tampak bongkahan-bongkahan jasper
beragam warna dan beragam ukuran yang terhampar begitu indahnya menghiasi Sungai Cimedang dan
sekitarnya.
Untuk menuju lokasi ini dari Kota Bandung, perjalanan menuju Tasikmalaya ditempuh sekitar 3 jam
perjalanan. Kemudian ke arah Cipatujah, sampai ke persimpangan ambil arah kiri menuju Cikatomas.
Setelah melewati Masjid Besar Cikatomas ketika bertemu pertigaan ambil arah kiri lagi menuju pusat Desa
Buniasih. Dari pusat Desa Buniasih kita akan mendapatkan jalan berbatu yang sulit untuk menuju
bongkahan batu jasper. Jalan yang berbatu dan berlubang masih menjadi kendala untuk mencapai lokasi
ini dalam waktu yang singkat, serta tidak adanya petunjuk membuat susah untuk mencapai daerah ini
tanpa bantuan warga setempat. Sangat disayangkan, jasper banyak diangkut oleh masyarakat yang tidak
bertanggung jawab, dan mengambil jasper dari Sungai Cimedang. Perlu adanya kerjasama antara
pemerintah, pengusaha dan warga lokal, supaya keindahan taman jasper dapat dinikmati hingga generasi
berikutnya.Rute
Pantai Cipatujah
Pantai Cipatujah merupakan Pantai Selatan Tasikmalaya memiliki keindahan wisata bahari yang indah.
Objek wisata ini memiliki area ± 115 Ha, terletak di sebelah selatan Kota Tasikmalaya di Kecamatan
Cipatujah, Desa Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Di sini banyak berjejer bukit-bukit kecil serta pantai
yang eksotis dan resik. Pantai yang landai dan gelombang lautnya tinggi menambah keindahan di daerah
ini. Selain itu terdapat pula perkebunan kelapa, serta hamparan rumput dan ilalang yang luas.
Tidak jauh dari Pantai Cipatujah, kita bisa menjumpai penangkaran penyu di Sindangkerta, Cipatujah,
Tasikmalaya. Namun beberapa tahun terakhir, abrasi terjadi di sekitar pantai, yang mengakibatkan jumlah
penyu yang bertelur di pantai berkurang. Salah satu kegiatan wisata yang rutin diselenggarakan di sini
adalah balap munding (kerbau). Balap kerbau merupakan budaya tradisional yang berkembang sejalan
dengan potensi daerah Cipatujah sebagai daerah peternakan kerbau. Balap kerbau sebenarnya acara para
peternak kerbau dalam mengisi kebutuhan rekreasi mereka di saat-saat senggang, diiringi kesenian rakyat
seperti kendang penca, buncis, dan dogdog.
Kawasan Konservasi Penyu Sindangkerta (gambar kiri) dan abrasi di Pantai penangkaran
penyu (gambar kanan)
Balap kerbau berkaitan dengan agrowisata kerbau seluas 40 hektar yang masih di dalam area Pantai
Cipatujah. Di dalamnya kita bisa melihat dan mempelajari bagaimana cara-cara para peternak beternak
kerbau dengan pendekatan secara tradisional. Para wisatawan yang berkunjung ke daerah ini juga bisa
menikmati acara kumpul kebo, yaitu berkumpul bersama kerbau dan para peternak kerbau. Pantai ini
berjarak 74 km dari pusat Kota Tasikmalaya atau sekitar 179 km dari kota Bandung dengan rute Ciawi-
Rajapolah-Kota Tasikmalaya-Sukaraja-Cibalong-Karangnunggal-Batununggal-Cipatujah.
Kita juga dapat menikmati keindahan Gunung Galunggung dari warung di sekitar bibir kawah, sambil
menikmati jajanan yang ada di sekitar mulut kawah. Dengan pemandangan indah, udara yang sejuk dan
suasana asri membuat kita selalu menikmati tempat ini tanpa rasa bosan.
Untuk menuju ke Gunung Galunggung ada beberapa rute yaitu: Dari arah Jakarta atau Bandung setelah
melewati Ciawi, Cisayong, sebelum masuk kota Tasikmalaya, di kecamatan Indihiang yang sebelum
terminal bis Indihiang, ada jalan di sebelah kanan menuju Cipanas-Galunggung jaraknya sekitar 12 km.
Dari pusat kota Tasikmalaya langsung ke arah Barat lewat Jl. Bantar-Tawangbanteng, jaraknya sekitar + 17
km.
PURWAKARTA
Waduk Saguling
Waduk Saguling merupakan salah satu dari waduk yang membendung aliran Sungai Citarum. Waduk
lainnya akan dijelaskan di subbab di bawah ini yaitu Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata. Waduk ini selesai
pada tahun 1986 dengan volum tubuh bendungan 279 juta m3 dan mampu menghasilkan listrik mencapai
2156MWH/tahun. Dengan mempertimbangkan keadaan lingkungan di daerah sekitarnya, kemudian
Saguling ini ditata-ulang sedemikian rupa sehingga menjadi bendungan yang multi-guna, termasuk
didalamnya juga digunakan untuk perikanan, pariwisata, agri-akuakultur, dan lainnya. Pemandangan
sekitar Waduk yang dapat dinikmati adalah pesona perbukitan. Waduk Saguling adalah waduk buatan yang
terletak pada ketinggian 643 m di atas permukaan laut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sepanjang tahun 1980-1995 kualitas air waduk sudah mengalami
penurunan akibat pencemaran organik yang berasal dari limbah industri, penduduk, pertanian, dan
perikanan. Hingga tahun 2008, sedimentasi di Saguling mencapai 84 juta m 3, dengan laju sedimentasi kini
diperkirakan 4,2 juta m3/tahun.
Waduk ini terletak sekitar 13 km dari pertigaan Raja Mandala. Dari arah Cimahi, lokasi Saguling dapat
melewati Cimareme - Batujajar - Cililin. Dari Bandung dapat melalui Soreang - Batujajar - Cililin.
Waduk Cirata
Waduk Cirata, selain berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air, danau yang luasnya 62 km 2 dan
berketinggian mencapai 220 m di atas permukaan laut itu dikelilingi bukit. Proyek Induk Pembangkit Hidro
Jawa Barat (Pikitdro Jabar) adalah Unit PLN yang menangani Proyek PLTA Cirata menghasilkan listrik 1008
MW dan dapat membangkitkan energi listrik rata-rata-rata sebesar 1.428 juta kilowatt/jam per tahun.
Pinggir jalan yang menyusur tepian Waduk Cirata dengan warung-warung yang menawarkan makanan
khas Purwakarta yang dikenal dengan nama Sate Maranggi. Sate yang empuk dan sangat lezat ini biasanya
menggunakan daging kambing atau sapi, berbumbu kecap dengan perpaduan rasa manis, asam, dan
pedas. Ikan bakar yang harum dan kelapa muda yang empuk manis segar juga banyak dijajakan di sana.
Bila melakukan perjalanan dari kota Purwakarta melalui Plered kita akan tiba di Cirata dalam waktu kira-kira
40 menit dengan jarak sejauh 15 km. Dalam perjalanan itu kita akan melewati pusat perdagangan
peuyuem Bendul dan makanan khas Purwakarta lainnya, dan kemudian kita akan lewat di Sentra Indutri
Keramik Plered, juga dapat menikmati keindahan alam di sepanjang jalan Plered-Cirata.
Waduk Jatiluhur
Waduk Jatiluhur berada 9 km dari Kota Purwakarta dan lebih dikenal dengan nama Bendungan
Ir.H.Juanda. Panorama danau yang mencapai 8.300 Ha memberikan keindahan ketenangan air yang
terbendung.
Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957, dapat menampung tidak kurang 3 milyar3 air Sungai
Citarum dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia. Di dalam Bendungan Ir. H. Juanda,
terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dan produksi tenaga listrik rata-rata 1000 juta kwh
setiap tahun. Selain dari itu, memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 Ha sawah, air baku air
minum, budi daya perikanan dan pengendali banjir.
Waduk Jatiluhur
Selain berfungsi sebagai PLTA dengan sistem limpasan terbesar di dunia, kawasan Jatiluhur memiliki
banyak fasilitas rekreasi yang memadai, seperi hotel dan bungalow, bar dan restaurant, lapangan tenis,
bilyard, perkemahan, kolam renang, ruang pertemuan, sarana rekreasi dan olahraga air, playground dan
fasilitas lainnya. Sarana olahraga dan rekreasi air misalnya mendayung, selancar angin, kapal pesiar, ski
air, boating dan lainnya. Tempat yang tak kalah menariknya di kawasan Jatiluhur ini adalah tempat rekreasi
air, yang diberi nama ˜Water World”.
Di perairan Danau Jatiluhur ini juga terdapat Budi daya Ikan Keramba Jaring Apung, yang menjadi daya
tarik tersendiri. Di waktu siang atau dalam keheningan malam kita dapat memancing penuh ketenangan
sambil menikmati ikan bakar. Bendungan Jatiluhur merupakan bendungan terbesar di Indonesia,
membendung aliran Sungai Citarum di Kecamatan Jatiluhur – Kabupaten Purwakarta – Provinsi Jawa Barat,
membentuk waduk dengan genangan seluas ± 83 km 2 dan keliling waduk 150 km pada elevasi muka air
normal +107 mdpl.
Waduk ini berlokasi berkisar 9 km dari pusat kota Purwakarta. Dari Jakarta berjarak berkisar 120 km dan
dapat ditempuh dalam waktu berkisar 1-1,5 jam melalui tol Jakarta Cikampek-Cipularang (Purbaleunyi),
keluar pintu tol Purwakarta-Jatiluhur-Ciganea Km.84.
CIANJUR
Marmer akan selalu berasosiasi keberadaannya dengan batugamping. Setiap ada batu marmer akan
selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada marmer. Karena
keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik berupa
tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi. Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut
biasa dikategorikan kepada dua penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario
biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangka
tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung
Marmer (marble) adalah kristal padat yang terbentuk dari metamorfosis batu kapur, umumnya
mengandung calsit (CaCO3), dolomit [CaMg(CO 3)2] atau kombinasi kedua mineral tersebut. Calsit
murni berwarna putih. "Pengotoran" oleh mineral lain akan memberi corak dan warna lain.
Penyelidikan terdahulu mengenai mineralisasi logam dibagian selatan Gn. Subang Kab. Cianjur,
menemukan ubahan batuan yang dicirikan oleh lempung-klorit-serisit-pirit halo di dalam tufa kristal,
tufa litik, tufa breksi serta batuan vulkanik klastik. Urat-urat kuarsa di dalam batuanterkersikkan dan
argilic overprinting propylitic rock menunjukkan tekstur colloform serta terdapatnya asosiasi kuarsa –
serisit – sulfida yang diduga sebagai tipe epitermal. Ubahan batuan yang ditemukan al. : Argilik :
kaolinit+ illit+ serisit/ paragonit ; Silisik : kuarsa + kalsedon + barit + pirit dan Propilitik : klorit +
epidot + karbonat + serisit. Mineralisasi yang ditemukan berupa : Urat kuarsa berstruktur banded,
tekstur vuggy, cockade structure serta stockwork berupa pirit, galena, mangan oksida disertai barit.
Ubahan batuan dan mineralisasi berada pada lokasi yang sama dengan kedudukan batuan Formasi
Bentang yang terdiri dari batuan breksi volkanik bersusunan andesit dan tufa lapilli memberi kesan
bahwa formasi ini merupakan batuan induk dari mineralisasi logam didaerah penyelidikan.
Keterdapatan mineral-mineral silika dalam bentuk urat kuarsa bersama-sama dengan mineral- mineral
yang terbentuk pada suhu dan kedalaman rendah seperti : galena, mangan, dan barit memberi
petunjuk bahwa logam emas kemungkinan terbentuk bersamaan dengan mineral-mineral ini
sebagaimana umumnya pembentukan emas tipe epithermal.
Ditemukannya secara setempat banded quartz, adularia, native sulfur (walaupun dalam jumlah kecil),
kuarsa bertekstur vuggy dan cockade structure di beberapa lokasi yang diantaranya diduga kuat
sebagai endapan sinter, menunjukkan kondisi umum keterdapatan logam emas yang berasosiasi
dengan jenis alterasi di lingkungan fumarol purba. Keterdapatan stockwork kuarsa dalam batuan
tersilisifikasi kuat/alterasi silisik (dicirikan oleh kalsedon dan opal walaupun dalam jumlah kecil) disertai
pembentukan pirit dan mangan oksida memberi petunjuk terbentuknya penudung silika (silica cap) di
wilayah ini. Keadaan seperti ini merupakan petunjuk umum adanya aktivitas pengendapan emas
epitermal-geotermal di kedalaman yang cukup dangkal. Stockwork kalsit dan kuarsa serta alterasi
karbonat yang ditemukan dalam batuan andesit di bagian utara sepanjang S. Cijampang merupakan
indikasi kemungkinan hasil dari pengendapan diatas boiling zone yang sangat terkait dengan
pengendapan emas tipe epitermal-geotermal. Dijumpainya hot spring di bagian tenggara G. Subang
yaitu di S. Cibuni merupakan manifestasi adanya aktivitas geothermal yang masih aktif di daerah ini
yang mungkin berkaitan dengan sumber panas pada pembentukan sistem hidrotermal (epithermal)
didaerah penyelidikan.
Endapan pasir pantai umumnya memanjang membentuk pita yang sempit di tepi pantai (lebar
umumnya kurang dari 150 m) dan biasanya terdiri dari satu low coastal dune yang membelakangi satu
atau dua set back dunes yang diskontinu. Elevasi maksimum dari dune umumnya kurang dari 10 m
dari permukaan laut. Dune terjaga dari erosi karena rumput yang tumbuh di permukaannya. Daratan
di belakang coastal dune biasanya dapat mencapai ketinggian 20 m, biasanya berupa sisi bukit yang
menghadap laut. Rawa-rawa dengan lebar dapat mencapai 50 m dapat dijumpai memisahkan endapan
pantai dengan daratan. Daerah ini dipotong oleh beberapa aliran sungai (Cisadea, Cipandak, Cidaun)
yang mengalir dari utara (tinggian Jampang). Kebanyakan sungai ini berbelok ke barat di sekitar muara,
yang membentuk sand bar di sisi timur muara.
DATA OBJEK WISATADI SEKITAR KABUPATEN SUBANG
SUBANG
Curug Cileat
Curug Cileat terletak di Desa Cibogo Kecamatan Cisalak – Subang Kabupaten Subang. Curug ini memiliki
ketinggian ±100 m dan berada di Gunung Canggah. Tumpahan airnya membentuk sebuah kubangan atau
kolam yang sangat besar dengan radius hampir 40 meter. Curug Cileat ini terdiri dua buah air terjun yang
berdampingan menempel di atas tebing batu, Curug yang satu debit airnya tidak terlalu besar sedangkan
curug satunya lagi jatuhan airnya cukup deras dan besar.
Dalam perjalanan menuju Curug Cileat ini ada 3 buah curug yang akan ditemui yaitu Curug Citorok yang
memiliki tinggi sekitar 70 m, Curug Cimuncang 1 dengan ketinggian sekitar 80 m, dan Curug Cimuncang 2
dengan ketinggian sekitar 90 m. Selain keindahan curug juga terasa udara sejuk yang menambah
kenyamanan ketika berada di sini.
Curug Cijalu
Salah satu air terjun lain di Subang yang dapat Anda kunjungi dan nikmati adalah Curug Cijalu. Curug
setinggi 70 m memiliki suasana yang asri dan indah yang didukung dengan berbagai fasilitas yang cukup
memadai, salah satunya adalah camping ground. Tumpahan air Curug Cijalu mengalir deras membelah
bukit di puncak Gunung Sunda, sekitar 1300 meter di atas permukaan laut. Curug Cijalu ditemani oleh air
terjun lain yang dikenal dengan nama Curug Perempuan yang terletak sekitar 100 meter sebelum Curug
Cijalu.
Curug Cijalu ini berada dalam kawasan Cagar Alam Gunung Burangrang yang sesungguhnya lebih pantas
disebut Cagar Alam Gunung Sunda yang memiliki luas 2 Ha dan termasuk di hutan produksi blok Cijengkol
KPH Bandung Utara, BKPH Wanayasa, RPH Tangkuban Perahu. Konfigurasi lapangan umumnya
bergelombang dengan curah hujan 2.700mm/th dan suhu udara berkisar 18°-26°C.
Curug Cijalu
(sumber: sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-cijalu, 2013)
Menurut cerita, sebelum diberi nama Cijalu, curug itu biasa disebut Curug Cikondang. Namun ketika
seorang pendekar (jawara) datang ke daerah ini, akhirnya nama Cikondang diubah menjadi Cijalu. Nama
ini perpaduan antara dua kata cai dan jalu (bahasa Sunda).
Selain Curug Cijalu di kawasan ini terdapat juga curug lain yang lebih tinggi (sekitar 90 m). Curug tersebut
bernama Curug Cilemper. Jarak Curug Cijalu ke Curug Cilemper sekitar 300 m. Selain lebih tinggi dan lebih
deras debitnya Curug Cilemper ini dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi dan lebatnya pepohonan dan
tumbuhan paku-pakuan. Didasar curug ini terdapat kolam besar dengan air yang sangat dingin mengalir
diantara bebatuan besar, dari kolam tadi mengalir sungai kecil beraliran cukup deras menuju bawahtanah.
Berjarak 37 Km dari kota Subang ke arah Selatan (1 jam perjalanan) atau sekitar 50 km dari Kota Bandung
kearah utara (1,5 jam perjalanan). Sekain itu juga dapat dicapai melalui Purwakarta kurang lebih 25 km ke
arah Wanayasa. Kondisi jalan, umumnya beraspal dan hanya sebagian kecil yang masih berupa jalan batu,
dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat.
PT CHANDRAGAMA MUDA TOUR- Buku Katalog Wisata Edisi
2019
Perjalanan menuju Jawa Barat bagian Timur, merupakan salah satu alternatif wisata tambang yang
menggabungkan aspek gunung api, yang diwakili oleh Gunung Galunggung dengan potensi pasir
vulkaniknya, endapan sedimen yang diwakili oleh bentonit di Karangnunggal, pasir besi yang diwakili
oleh Pantai Cipatujah, serta dilanjutkan oleh wisata alam di sepanjang pantai di Ciamis dan
Pangandaran. Di Ciamis, kita bisa menghanyutkan diri di sepanjang Green Canyon atau Cukang
Taneuh, menikmati berselancar di Pantai Batu Karas, serta menikmati “Bali”-nya Jawa Barat di Pantai
Pangandaran. Kita dapat bermalam di sepanjang Pantai di Ciamis hingga Pangandaran, mulai dari
Pantai Cipatujah menikmati pasir nya yang hitam, hingga ke arah Timur ke Pantai Batukaras, Pantai
Batuhiu, maupun Pantai Pangandaran.
Hari 1
- Bandung → Gunung Galunggung
- Gunung Galunggung →Karangnunggal
- Karangnunggal →Pantai Cipatujah
- Bermalam di Pantai Cipatujah
Hari 2
- Pantai Cipatujah → Tambang pasir besi sepanjang Pantai Cipatujah
- Tambang pasir besi sepanjang Pantai Cipatujah →Green Canyon
- Green Canyon → Pantai Batukaras/ Pantai Batu hiu
- Bermalam di Pantai Batukaras/ Pantai Batuhiu
Hari 3
- Pantai Batukaras/ Pantai Batuhiu → Pantai Pangandaran
- Bermalam di Pantai Pangandaran
Hari 4
- Pangandaran dan sekitarnya
- Kembali ke Bandung
Sebagian besar daerah Garut merupakan pegunungan, kecuali pada Bagian Selatan yang merupakan
dataran rendah yang sempit. Garut berdekatan dengan Kota Bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa
Barat, sehingga Garut mempunyai kedudukan sebagai penyangga bagi pengembangan wilayah
Bandung. Wisata di Garut dan sekitarnya .
Rute perjalanan wisata tambang di sepanjang Garut diwakili oleh komoditi pasir vulkanik di Gunung
Guntur, yang mengalir melalui sungai-sungai dan bermuara di Pantai Selatan Garut menjadi komoditi
pasir besi, mata air panas di Cipanas, panas bumi di Kamojang dan Drajat, yang digabungkan dengan
obyek wisata pantai di sepanjang Pantai Rancabuaya, Pantai Goa Lalay, hingga Pantai Santolo.
Hari 1
- Bandung → Pasir vulkanik Gunung Guntur
- Gunung Guntur → Cipanas, Garut
- Cipanas, Garut → Situ Cangkuang
- Situ Cangkuang → Pantai Santolo,
Pameungpeuk Hari 2
- Pantai Pameungpeuk → Pasir Besi Pantai Rancabuaya/ Goa Lalay
- Pasir Besi Pantai Rancabuaya/Goa Lalay → Pantai Rancabuaya
- Pantai Rancabuaya → Batu besi Cisewu
- Batu besi Cisewu → Bermalam di kota
Garut Hari 3
- Garut – Lapangan Panas Bumi Kamojang
- Lapangan Panas Bumi Kamojang – Kembali ke Bandung
Pantai Santolo
Peta Perjalanan Wisata Tambang Rute Bandung-Cianjur-Sukabumi
Rute Perjalanan Wisata Tambang Bandung-Cianjur-Sukabumi
Berkunjung ke Sukabumi, nampaknya tidak lengkap kalau tidak mengunjungi Cianjur. Situs
megalitikum, Gunung Padang mengawali perjalanan wisata tambang ke arah Barat dari Provinsi Jawa
Barat. Dari Gunung Padang, perjalanan diteruskan ke tambang pasir batu di Cimangkok, yang terbentuk
akibat letusan dari Gunung Gede-Pangrango. Dari Cimangkok, kita dapat bermalam di Situ Gunung, di
lereng Gunung Gede.
Dari Situ Gunung, kita dapat melanjutkan perjalanan ke Cikembar untuk melihat komoditi bentonit dan
batugamping. Perjalanan di hari kedua dapat diakhiri dengan beristirahat di Pantai Pelabuhan Ratu. Dari
Pelabuhan Ratu, perjalanan dilanjutkan ke arah Selatan menuju Pantai Loji untuk mengamati obyek
tambang pasir besi, serta penambangan emas tradisional di Ciawitali. Jika kita melanjutkan perjalanan
ke Selatan, kita akan disuguhi pemandangan indah di Pantai Ujung Genteng. Mengingat jauhnya
perjalanan menuju Pantai Ujung Genteng, tidak ada salahnya jika kita meluangkan satu malam di pantai
ini, sembari menyiapkan fisik untuk perjalanan ke Curug Cikaso, sebelum kembali ke Bandung.
Hari 1
- Bandung → Gunung Padang
- Gunung Padang → Pasir Batu, Cimangkok
- Pasir Batu, Cimangkok → Situ
Gunung Hari 2
- Situ Gunung → Bentonit, Cikembar
- Batugamping, Cikembar → Bentonit, Cikembar
- Bentonit, Cikembar → Pantai Pelabuhan
Ratu Hari 3
- Pantai Pelabuhan Ratu → Pasir besi, Pantai Loji
- Pasir besi, Pantai Loji → Emas, Ciawitali
- Emas, Ciawitali → Pantai Ujung
Genteng Hari 4
- Pantai Ujung Genteng → Curug Cikaso
- Kembali ke Bandung
Perjalanan menuju Subang didominasi oleh perkebunan teh dan jalanan yang membelah pegunungan.
Kabupaten Subang memiliki objek tambang di beberapa lokasi dengan dengan berbagai macam potensi
tambang, salah satunya di Jalan Cagak dengan komoditi trass. Kita dapat melanjutkan perjalanan
mendaki gunung untuk mencapai Curug Cileat dan beristirahat sambil mendirikan tenda di tepi air
terjun. Dari Curug Cileat, perjalanan dilanjutkan menuju Purwakarta untuk mengamati andesit di
Plered, diteruskan menikmati waduk di Jatiluhur, waduk Cirata, sambil mengamati tambang emas dan
galena di Ciseuti. Kita dapat meluangkan 1 malam lagi waduk Jatiluhur atau waduk Cirata sambil
menikmati ikan yang ditangkap dari waduk.
Hari 1
- Bandung → Trass, Jalan Cagak
- Trass, Jalan Cagak → Curug
Cileat Hari 2
- Curug Cileat → Andesit, Plered
- Andesit, Plered → Emas Ciseuti
- Emas, Ciseuti → Waduk Cirata
- Waduk Cirata → Waduk
Jatiluhur Hari 3
- Waduk Jatiluhur → Bandung
PT CHANDRAGAMA MUDA TOUR- Buku Katalog Wisata Edisi
2019
Curug Cileat
Peta Perjalanan Wisata Tambang Rute Bandung dan sekitarnya
PT CHANDRAGAMA MUDA TOUR- Buku Katalog Wisata Edisi
2019
Bandung merupakan kota yang terletak di pegununungan, dan banyak menyajikan keindahan alam
yang memukau. Perjalanan wisata tambang dimulai dari Taman Hutan Raya Juanda, kemudian
melanjutkan ke Curug Maribaya untuk melihat zona sesar Maribaya. Dari Curug Maribaya, kita juga
dapat meluangkan waktu untuk mendaki namun tidak terlalu jauh ke Gunung Batu, untuk melihat
pemandangan yang indah, serta melihat sesar lembang dari atas intrusi andesit. Dari Gunung Batu, kita
dapat melanjutkan perjalanan menuju Gunung Tangkuban Perahu untuk mengamati fenomena Gunung
Bandung purba, dan menghabiskan malam sambil menikmati kolam air panas di pemandian air panas
Sari Ater.
Hari kedua dimulai dengan melanjutkan perjalanan dari Sariater menuju Padalarang untuk melihat
kawasan kars yang membentang hingga Rajamandala, berkunjung ke Goa Pawon untuk melihat fosil
manusia purba, kemudian meneruskan hingga di Waduk Saguling. Untuk hari kedua, kita dapat kembali
ke Bandung untuk beristirahat malam sambil menikmati kuliner di Bandung. Perjalanan di hari ketiga
dimulai dari Bandung menuju ke Selatan Bandung untuk menikmati sejuknya Kawah Putih untuk
melihat fenomena sisa gunung api purba, mendayung di Situ Patenggang, dan menghabiskan malam di
bumi perkemahan Ranca Upas.
Hari 1
- Bandung → THR Juanda
- THR Juanda → Curug Maribaya
- Curug Maribaya → Andesit, Gunung Batu
- Andesit, Gunung Batu → Gunung Tangkuban Perahu
- Gunung Tangkuban Perahu →
Ciater Hari 2
- Ciater → Padalarang
- Padalarang → Waduk Saguling
- Waduk Saguling →
Bandung Hari 3
- Bandung → Kawah Putih
- Kawah Putih → Situ Patenggang
- Situ Patenggang → Ranca
Upas Hari 4
- Ranca Upas → Bandung
Situ Patenggang
PT CHANDRAGAMA MUDA TOUR- Buku Katalog Wisata Edisi
2019