BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
C. Tujuan
D. Ruang Lingkup
2
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
3
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
BAB II
PEMAPARAN LAPORAN TINDAK LANJUT
(RTL)
Bulan
NO Kegiatan Ket
1 2 3 4
Memuat runtutan kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu latihan rutin.
hari, tanggal :
tempat :
4
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
Buku induk anggota sebagai penertiban data, memuat data diri anggota serta
tingkat kecakapan anggota. Format seperti di bawah ini:
Buku ini dipakai ketika latihan rutin, untuk mengecek kehadiran anggota di tiap regu.
Buku Kehadiran
Regu :
Hari, tanggal :
Jabatan
NO Nama Hadir S I A Paraf
dalam regu
Buku Kehadiran
Regu :
Hari, tanggal :
Tabung-
NO Nama Jabatan Hadir S I A Iuran Paraf
an
5
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
Untuk mencatat hal-hal penting ketika pertemuan, rapat, atau pengarahan dari
pembina.
hari/ tanggal :
waktu :
tempat :
acara :
h) Buku Inventaris
Keadaan
NO Barang Klasifikasi Jumlah Sumber Ket
(B/RR/RB)
i) Buku Log
Buku ini mencatat peristiwa atau kegiatan penting yang terjadi di gugus depan.
6
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
l) Buku Tamu
Buku ini mencatat tamu yang berkunjung ke Gugus Depan, berisikan maksud dan
tujuan serta saran-saran dari tamu.
m) Buku ekspedisi
7
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
INTERNAL ACTION
PELATIH, PEMBINA GUDEP, MABI DAN DEWAN AMBALAN KHALID BIN WALID
8
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
9
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
10
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
11
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
12
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
13
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
PEMBINAAN SPIRITUAL
PEMBINAAN SPIRITUAL
14
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
EXTERNAL ACTION
15
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
16
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
SEKRETARIATAN
17
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
18
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
19
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
20
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
21
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
22
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
23
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
24
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
25
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
=====0000====
26
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
Judul :
A. Latar Belakang
Perubahan sosial yang begitu cepat yang diakbiatkan oleh kemajuan teknologi
dalam era globalisasi sangat memengaruhi kehidupan masyarakat. hal itu dapat kita
lihat dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja nilai-nilai religious dan sosial yang
sangat dijunjung dalam masyarakat lambat laun telah pudar bersamaan dengan
perkembangan teknologi pada saat ini. Etika dan moral kini sudah sangat
dikesampingkan dan tidak lagi menjadi modal utama untuk mencapai tujuan.
Masyarakat Indonesia yang dulu dikenal sangat kental dengan gotong royongnya
namun kini telah berubah menjadi sebuah masyarakat yang sangat individualis. Jika
nilai-nilai agama, akhlak, etika, dan moral sudah tidak menjadi sebuah patokan atau
pegangan, maka masyarakat akan sulit untuk melakukan filterisasi terhadap sesuatu
yang baru sehingga masyarakat tidak dapat menentukan mana yang baik dan buruk.
Masyarakat tidak akan mungkin dapat menghindar dengan yang namanya
teknologi. Teknologi seakan-akan telah menjadi teman baik kita dalam kehidupan
sehari-hari. Dimana pun kita berada, disitu pula terdapat teknologi. Cukup miris sekali
ketika kita melihat dan memperoleh informasi dari media massa tentang fenomena
yang dialami oleh remaja kita saat ini. Perubahan sosial tersebut telah melahirkan
generasi yang sangat akrab dengan penyimpangan-penyimpangan perilaku. Tawuran
pelajar, penyalahgunaan narkoba, penyimpangan seksual, dan pelanggaran-
pelanggaran lainnya telah menjadi hal yang biasa pada kalangan remaja saat ini.
Hampir setiap hari media massa selalu menayangkan perilaku-perilaku negative yang
menimpa remaja kita. Remaja seakan-akan menjadi peluang emas untuk menaburkan
benih-benih perubahan sosial yang mengarah ke hal-hal yang negative.
Namun tidak semua remaja mengalami perubahan sosial tersebut. Ternyata
masih banyak juga kita jumpai remaja yang mengalami perubahan sosial kearah yang
positif. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya prestasi membanggakan di kancah
27
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
nasional dan internasional yang diraih oleh remaja Indonesia. Ketika nilai-nilai moral
telah lebur di masyarakat, namun masih ada pribadi yang selalu mengedepankan nilai-
nilai religious, akhlak, etika dan moral sehingga perubahan sosial yang terjadi pada
dirinya di respon secara positif dan melahirkan pribadi berkarakter. Remaja ini selalu
memfilterisasi nilai-nilai yang masuk pada dirinya sehingga pribadi tersebut tidak
mudah tergoda oleh kesenangan sesaat, berfikir positif dan selalu mensyukuri setiap
apa yang diperolehnya. Namun sayangnya tidak semua remaja memiliki sifat tersebut.
Sifat-sifat tersebut tidak akan terbentuk dengan sendirinya, namun harus ada faktor-
faktor eksternal untuk menanamkan nilai-nilai tersebut.
Pembentukan remaja yang berkualitas tentunya dapat di bangun dengan
pendidikan karakter. Pendidikan karakter akan mengubah cara pandang seseorang
sehingga masyarakat akan sulit untuk menerima hal-hal lain yang menyimpang.
Penanaman pendidikan karakter sejak dini akan melindungi seseorang dari perilaku-
perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma agama dan sosial. Sebaliknya, jika
penanaman pendidikan karakter tidak dimulai sejak dini, maka akan sulit untuk
mengubah perilaku dan melindungi pribadi tersebut dari hal-hal yang menyimpang.
Pribadi tersebut akan mudah terpengaruh dan tidak dapat melakukan filterisasi
terhadap hal-hal yang akan masuk ke dalam dirinya. Alhasil, banyak benih-benih
koruptor yang tumbuh subur di negeri ini. Watak-watak seperti itu hanya mementingkan
kepentingan pribadi serta terkesan mengesampingkan kepentingan bersama.
Untuk menerapkan pendidikan karakter tidak bisa dilakukan oleh satu pihak
saja, namun semua pihak harus berkontribusi terhadap penanaman pendidikan
karakter. Ketika lingkungan sekolah selalu menanamkan pendidikan karakter, maka
dalam lingkungan masyarakat juga harus mendukung penanaman tersebut yaitu
dengan berusaha selalu menampakan hal-hal positif pada seorang anak. Para
pemegang kebijakan juga harus berperan penting dalam hal ini. Misalnya dengan
memperketat izin tayangan televisi, pengawasan terhadap media massa, serta
memfasilitasi semua hal yang menyangkut penanaman pendidikan karakter. Oleh
karena itu, untuk membentuk pribadi yang unggul dan berkarakter harus ada
koordinasi yang erat antara keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Perlu diingat bahwa untuk mengubah atau membentuk pribadi yang unggul dan
berkarakter tidak dapat dicapai secara instan, tetapi memerlukan proses yang panjang.
Penanaman nilai-nilai tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan. Jika
penanaman pendidikan karakter tersebut telah berhasil, maka kelak merekalah yang
akan menjadi Pemimpin dan membangun negeri ini menjadi negeri yang ditumbuhi
oleh benih-benih generasi penerus yang berkualitas dan berkarakter.
28
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
Gerakan Pramuka merupakan organisasi yang mengkedepankan pembinaan
karakter melalui penanaman pemahaman atas Kode Kehormatan. Gerakan pramuka
telah diakui memiliki kemampuan dalam melakukan pembinaan, yang berawal dari
tingkatan dasar hingga tingkatan tertinggi berdasarkan usia peserta didik, penanaman
sifat kasih sayang dan berkerjasama hingga penanaman sifat petriotisme terhadap
bangsa dan Negara.
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Berau merupakan salah satu
diantara beberapa wadah pusat pembinaan di dalam wilayah Kwartir Daerah
Kalimantan Timur. Tujuan pokok dan tugas besar yang di emban oleh Kwartir Cabang
Gerakan Pramuka Kabupaten Berau memiliki kesatuan gerak yang sama dengan
Kwartir Daerah Kalimantan Timur secara umum, yaitu memberikan pembinaan kepada
generasi muda sehingga kedepannya dapat memberikan kontribusi yang positif dan
maksimal terhadap perkembangan diri pribadi, lingkungan sekitarnya dan pada bangsa
dan negaranya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah yang dimaksud dengan Pendidikan Karakter melalui Kepramukaan
itu?
2. Bagaimanakah Menanamkan dan Menumbuhkan Pendidikan Karakter melalui
Kepramukaan?
3. Bagaimanakah Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kepramukaan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pendidikan Karakter melalui
Kepramukaan itu
2. Untuk mengetahui Peranan Pramuka dalam Menanamkan dan Menumbuhkan
Pendidikan Karakter melalui Kepramukaan
3. Untuk mengetahui seperti apakah Implementasi Pendidikan Karakter melalui
Kepramukaan
D. PEMBAHASAN
a. Pengertian
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut
ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang
mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai
karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu
29
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian,
ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya
didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada pemikiran lagi karena
sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan
kebiasaan. Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk
mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek
tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat
individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah
diperolehnya (1991).
Jadi secara umum dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang
tidak dapat dilihat.
Dari masing-masing penjelasan antara karakter dan pendidikan setelah kita
menghubungkannya maka pendidikan karakter itu sendiri merupakan usaha sadar dan
terencana untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi dari masing-masing
individu untuk membentuk suatu pemikiran yang tertanam dalam dirinya sebagai suatu
kebiasaan. Tentunya tujuan dari pendidikan karakter itu sendiri lebih kearah yang
positif dikarenakan karakter dari setiap individu tersebut menentukan bagaimana
karakter dari suatu bangsa. Jadi sangatlah penting setiap individu mendapatkan
pendidikan karakter.
Pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung.
Sehingga pendidikan karakter sudah menjadi kewajiban yang harus diberikan pada
peserta didik dalam segala satuan pendidikan.
Dalam tujuan pendidikan nasional, pendidikan karakter merupakan gambaran
tentang kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh satuan pendidikan,
serta menjadi dasar dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa. Pendidikan
karakter lebih mudah diberikan pada usia dini, hal ini akan mudah diterima dan
30
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
tersimpan dalam memori anak, akan membawa pengaruh pada perkembangan watak
dan pribadi anak hingga dewasa. Menurut Daniel Golemen dalam bukunya
Kecerdasan Ganda menyebutkan bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam
kehidupan dibutuhkan 80%, sedangkan kecerdasan intektual hanya sebesar 20%.
Untuk itu pendidikan karakter akan mudah diberikan melalui jalur pendidikan, salah
satunya adalah pendidika nonformal. Jadi kecerdasan emosional dan sosial lebih
membawa dampak pada perjalanan hidup bahkan karier anak dikemudian hari.
Berbagai media bisa digunakan untuk pendidikan karakter, salah satunya melalui
Kepramukaan.
Melihat permasalahan tersebut, faktor inovasi dan kreativitas ternyata
menempati posisi yang sangat penting bagi keunggulan suatu negara. Bila ditarik
secara lebih mendasar maka faktor inovasi dan kreativiats ini berhubungan erat
dengan karakter suatu bangsa sebab hanya bangsa yang berkarakter mampu memiliki
kreativitas dan menciptakan inovasi-inovasi penting bagi peradaban.
Karakter bangsa merupakan pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Ia ibarat kemudi dalam wahana berbangsa dan bernegara. Bagi bangsa
Indonesia, jelas bahwa kemudinya adalah Pancasila yang merupakan falsafah bangsa.
Namun, fenomena keseharian kita menunjukkan bahwa perilaku masyarakat belum
sejalan dengan karakter bangsa yang dijiwai oleh falsafah Pancasila. Kondisi ini
menyebabkan munculnya keinginan pemerintah dan berbagai kalangan masyarakat
untuk merevitalisasi peran Pancasila dalam membangun karakter bangsa.
31
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
Selain sebagai makhluk pribadi, kita juga sebagai makhluk sosial. Artinya,
makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri. Kita perlu teman, bergaul, berrtetangga. Kita
tidak bisa hidup tanpa orang lain, kita memerlukan bantuan orang lain.
32
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
Setiap anggota Pramuka harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia
perbuat.
Pendidikan karakter saat ini telah dilaksanakan dengan cukup baik oleh
Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kabupaten Berau dengan melaksanakan beberapa
kegiatan yang menarik minat dan bersifat mendidik dan memberikan kemandirian
kepada anggotanya. Lomba-lomba serta kursus-kursus yang diadakan serasa
33
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
membangkitkan semangat untuk berprestasi serta kebanggaan untuk selalu
berkreatifitas dalam hal yang positif.
- Saran
34
LAPORAN NARATAMA I
Kursus Pelatih Tingkat Dasar Kwartir Daerah Kalimantan Timur 2014
35