Tujuan dibuatnya kode etik guru adalah untuk menjamin agar tugas dan
pekerjaan keprofesian guru dapat terwujud sebagaimana diamanahkan dalam
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2003 tentag guru dan dosen dengan
mengedepankan kepentingan semua pihak.
1
Annisa Anita Dewi, Guru Mata Tombak Pendidikan, (Sukabumi: Jejak, 2017), 24-25.
a. Agar guru mempunyai rambu-rambu yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam bertingkah laku sehari-hari sebagai pendidik.
b. Agar guru-guru dapat bercermin diri mengenai tingkah lakunya, apakah
sudah sesuai dengan profesi yang disandangnya atau belum.
c. Agar guru-guru dapat menjaga (mengambil langkah preventif), jangan
sampai tingkah lakunya dapat menurunkan martabatnya sebagai seorang
profesional yang bertugas utama sebagai pendidik
d. Agar guru secepatnya dapat kembali (mengambil langkah kuratif), jika
ternyata apa yang mereka lakukan selama ini bertentangan atau tidak
sesuai dengan norma-norma yang telah dirumuskan dan disepakati sebagai
kode etik guru
e. Agar segala tingkah laku guru senantiasa selaras atau paling tidak, tidak
bertentangan dengan profesi yang disandangnya ialah sebagai seorang
pendidik.2
2
Ordi Saondi dan Naris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: Rafika Ditama, 2010), 13.