MANAJEMEN PRODUKSI Kel. 8-1
MANAJEMEN PRODUKSI Kel. 8-1
A. Pengertian Produksi
Kata ‘produksi’ sering digunakan dalam istilah membuat sesuatu. Dalam istilah yang
lebih luas dan lebih fundamental, produksi adalah pengubahan bahan – bahan dari sumber
– sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang
atau jasa. Dalam artian tersebut, produksi merupakan konsep yang paling luas daripada
pengolahan (manufaktur) karena pengolahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari
produksi. Jadi, dengan cara ini pedagang besar, pengecer, dan lembaga – lembaga yang
menyediakan jasa juga berkepentingan di dalam produksi. Dengan demikian, perusahaan
bisnis dapat diartikan yaitu suatu organisasi/lembaga yang merubah keahlian dan material
menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan
memperoleh laba untuk para pemilik.
Istilah “produksi” ini sering dikaitkan dengan istilah “produktivitas”. Meskipun kedua
istilah tersebut sangat berkaitan, tetapi akan salah jika menganggap bahwa produktivitas
itu merupakan fasilitas produksi yang aktif. Kebanyakan definisi produktifitas yang
dipakai adalah hasil riil per jam kerja. Jadi sangat berkaitan dengan tingkat pekerjaan di
pabrik. Dalam istilah ini, produktivitas merupakan suatu ukuran kasar menyangkut
efektivitas penggunaan sumber – sumber produktif yang sangat penting. Pada pokoknya,
produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah
barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah,
energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.
1
b. Revolusi Industri
Pada dasarnya revolusi industry merupakan peristiwa penggantian tenaga kerja
manusia dengan mesin. Revolusi industry di Inggris tidak berdiri sendiri,
melainkan merupakan proses yang berkaitan dengan berbagai permasalahan social
ekonomi, budaya, dan politik yang lebih luas. Industrialisasi ini berhasil
meningkatkan pengolahan hasil produksi yang melebihi kebutuhan sendiri,
sehingga membutuhkan aktivitas pemasaran.
2
4. Rancangan tata letak (Lay out) dan arus kerja atau proses
Rancangan tata-letak harus mempertimbangkan antara lain kelancaran arus
kerja , optimalisasi waktu pergerakan dalam proses, kemungkinan kerusakan yang
terjadi karena pergerakan dalam proses.
5. Rancangan tugas
Rancangan tugas harus merupakan kesatuan dari Human Enginering, dalam
rangka menghasilkan rancangan kerja yang optimal.
3
b. Proses terputus – putus (intermittent process)
Istilah ini terdapat dalam keadaan manufaktur di mana mesin – mesin
itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi
untuk membuat produk lain yang berbeda. Jadi, alat yang sama dapat
digunakan untuk membuat beberapa macam produk sesuai dengan keinginan
konsumen. Contohnya alat – alat untuk pengecoran logam. Setiap saat alat ini
dapat dirubah.
3. Sifat Produk
Proses produksi yang lain dapat ditentukan menurut sifat produknya, jadi
melibatkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Dalam hal
ini, proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a. Produksi standard
Produksi barang – barang yang dilakukan oleh produsen adalah produksi
standard. Dalam produksi standard, sering dihasilkan sejumlah barang untuk
persediaan di samping yang dikirimkan kepada pembeli dan penyalur. Sebagai
contoh : Produksi televisi, almari es, sikat gigi dan sebagainya. Penggunaan
produksi standard memerlukan sejumlah modal yang besar untuk:
Memelihara sejumlah persediaan.
Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai.
Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran,
pencurian, dan sebagainya.
b. Produksi pesanan
Produksi ini muncul atau digunakan bilamana para pembeli menghendaki
adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan, sedangkan
kemampuan produksinya sangat terbatas. Sebagai contoh : pembuatan pakaian
dengan ukuran yang tertentu, mebel untuk keperluan khusus.
C. Kegiatan Produksi
Keputusan – keputusan yang berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian sistem
produksi akan menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasn
kuantitas serta kualitas produknya, dan kemampuan sistem tersebut. Dalam hal ini,
masalah – masalah yang dihadapi oleh manajer produksi adalah :
1. Perencanaan produksi
Fungsi produksi adalah menciptakan barang/jasa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Karena itu, agar fungsi produksi
dapat berperan dengan baik perencanaan produksi merupakan hal yang penting untuk
dilaksanakan. Perencanaan produksi meliputi keputusan – keputusan yang
menyangkut dan berkaitan dengan masalah – masalah pokok yang meliputi:
Jenis barang yang akan dibuat
Jumlah barang yang akan dibuat
Cara pembuatan
4
Tahap kedua, penentuan desain barang yang tepat.
Tahap ketiga, penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses
produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai.
Tahap keempat pembuatan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang
disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas dan peralatan yang tersedia.
2. Organisasi produksi
Besarnya organisasi produksi yang diperlukan dalam kegiatan tergantung pada
besarnya perusahaan dan kompleknya proses pengolahan yang diinginkan.
3. Pengendalian produksi
Pengendalian produksi adalah serangkaian prosedur yang bertujuan
mengkoordinir semua elemen proses produktif ke dalam satu aliran dan memberikan
hasil dengan pengeluaran rendah dan kemungkinan waktu tercapai.
a. Jenis-jenis Pengendalian Produksi:
Order Control digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya
pada waktu menerima pesanan-pesanan pembeli yang diterima.
Flow Control digunakan dalam pabrik-pabrik yang berproduksi untuk
persedian dan mempercepat pengiriman barang dari tempat persedian barang
begitu pesanan diterima.
5
a. Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun.
b. Biaya pemesanan.
c. Biaya penyimpanan.
d. Harga bahan baku.
5. Pemeliharaan Peralatan
Fungsi pemeliharaaan sangat memegang peranan. Bilamana hal ini diabaikan,
maka akibatnya perusahaan akan menderita rugi yang tidak kecil.
Kerugian pemeliharaan peralatan disebabkan:
1. Kerusakan peralatan yang cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan
menjadi mahal.
2. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi.
3. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga
menyebakan turunya pendapatan perusahaan.
4. Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
5. Menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan
karena dianggap tidak menepati janji.
Pada umumnya, biaya pemeliharaan itu dari tahun ke tahun selalu cendeung naik.
Hal ini disebabkan 3 hal:
Selalu terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian peralatan,
ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat.
Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat
pembantu lainnya, sebagai akibat dari perkembangan teknologi.
Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan harga
dan perkembangan peralatan itu sendiri.
Kelemahan :
Fleksibilitas sangat rendah.
Terdapatnya duplikasi tenaga kerja.
b. Sentralisasi
Keuntungan :
Tidak terdapat duplikasi alat, tenaga kerja, dan persediaan suku cadang.
Fleksibilitas tinggi.
Kelemahan :
Memerlukan tenaga kerja yang spesialiasasi.
6
Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian
tugas yang efektif.
Sulit untuk menetapkan pembagian tugas dengan baik pada pekerjaan –
pekerjaan yang harus diselesaikan.
Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin berat.