Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TEKNOLOGI BAHAN ALAM

“REVIEW JURNAL & PENENTUAN SIFAT KIMIA”

Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Bahan Alam

Dosen : apt. Nia Marlina Kurnia, M.Farm

Disusun Oleh

Nama : Salwa Amanda

Nim : 1948201081

Kelas : 5B Farmasi

FAKULTAS FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SALSABILA SERANG

2021/2022
REVIEW JURNAL
“EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI PADA TANAMAN KEMANGI
DENGAN PELARUT N-HEKSANA”
JUDUL EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI PADA TANAMAN
KEMANGI DENGAN PELARUT N-HEKSANA
JURNAL Teknik Kimia
VOLUME Volume 9, Nomor 1, September 2014
PENULIS Elvianto Dwi Daryono1, Anggriarida Titta
Pursitta2, Ahmad Isnaini3
REVIEWER Salwa Amanda
TANGGAL 27 Oktober 2021
LATAR BELAKANG Kemangi merupakan salah satu tumbuhan
penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri kemangi biasa
diambil melalui batang dan daunnya. Minyak atsiri
kemangi juga digunakan dalam industri farmasi,
makanan dan sebagai insektisida nabati.
Kemangi (Ocimum x citriodorum) atau disebut
juga lemon basil merupakan salah satu tanaman yang
memiliki banyak manfaat yaitu sebagai obat,
insektisida nabati, penghasil minyak atsiri, sayuran
dan minuman. Minyak kemangi dari jenis lemon
basil sendiri memiliki aroma khas lemon, penyebab
utama aroma tersebut karena kandungan sitral.
Menurut hasil analisa dari Balittro (Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik), minyak jenis lemon
basil (kemangi) ini memiliki komponen utama sitral
(43,45 %) dan geraniol (21,23 %).
TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
suhu dan waktu ekstraksi optimum untuk
menghasilkan minyak atsiri dari tanaman kemangi
jenis lemon basil kualitas terbaik sesuai standard
Balittro.
METODOLOGI Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode eksperimen dengan cara mengambil data
dari hasil penelitian. Hasil penelitian ini untuk
mengetahui bagaimana hubungan antara variabel
yang digunakan dengan hasil ekstraksi terhadap
rendemen dan kualitas minyak atsiri. Analisa yang
dilakukan meliputi konsentrasi (%) sitral, bilangan
asam dan bilangan ester.
HASIL Hasil yang diperoleh pada Bilangan asam
menunjukkan kadar asam lemak bebas dalam
minyak atsiri. Semakin besar bilangan asam maka
akan mempengaruhi kualitas minyak atsiri.
Senyawa-senyawa asam dalam minyak atsiri akan
mempengaruhi bau khas dalam minyak atsiri karena
mudah bereaksi dengan udara. Semakin kecil
bilangan asam maka kualitas minyak atsiri akan
semakin baik. Semakin lama waktu ekstraksi maka
nilai bilangan asam akan semakin besar, ini
dikarenakan waktu kontak dengan pelarut yang
cukup lama. Sedangkan pelarut yang digunakan
adalah n-heksana teknis 96% dengan 4%
impurities.
Pada Tabel 1. menunjukkan bilangan asam
terkecil adalah sebesar 1,1220 (mg KOH/gr
minyak) yaitu pada variable waktu 30 menit dan
suhu 35 °C, sedangkan bilangan asam terbesar
adalah 7,0125 (mg KOH/gr minyak) yaitu pada
variable waktu 150 menit dan suhu 55 °C.
Penentuan bilangan ester dalam minyak atsiri
adalah sebagai indikator bahwa minyak atsiri
tersebut mempunyai kualitas aroma yang baik. Hal
ini disebabkan karena terdapat senyawa ester dalam
minyak atsiri. Semakin banyak minyak atsiri yang
terekstrak dan semakin besar bilangan esternya,
maka kualitas minyak atsriri akan semakin baik.
Sedangkan hasil Pada Tabel 2. menunjukkan
hubungan antara waktu ekstraksi dan bilangan ester
adalah berbanding lurus, dimana semakin lama
waktu ekstraksi maka bilangan ester semakin besar.
Akan tetapi ketika telah mencapai waktu optimum
maka bilangan ester cenderung mengalami
penurunan. Sedangkan semakin tinggi suhu
ekstraksi, maka bilangan ester semakin kecil. Hal
ini disebabkan karena suhu yang terlalu tinggi dapat
merusak aroma minyak atsiri. Secara umum, titik
didih minyak atsiri sangat tinggi (±250 °C).
Namun, minyak atsiri memiliki sifat volatile yang
tinggi, sehingga dapat dengan mudah menguap
pada suhu ruang tanpa harus melalui pemanasan.
Pada Tabel 2. didapatkan bilangan ester yang secara
umum sudah memenuhi parameter Balittro yaitu
maksimum 11,9262 (mg KOH/gr minyak).
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa Hasil terbaik untuk rendemen minyak atsiri
kemangi dengan pelarut n-heksana didapatkan pada
suhu 55 °C dan 150 menit yaitu 1,34% dengan
kadar sitral 64,99%, bilangan asam 7,0125 mg
KOH/gr minyak dan bilangan ester 14,7193 mg
KOH/gr minyak. Hasil terbaik kadar sitral minyak
atsiri kemangi adalah 69,21% yaitu pada suhu 35
°C dengan waktu 120 menit. Bilangan asam terkecil
sebesar 1,1220 (mg KOH/gr minyak) pada waktu
30 menit dan suhu 35 °C. Bilangan ester tertinggi
15,3507 (mg KOH/gr minyak) pada waktu 120
menit dan suhu 55 °C.
TUGAS 2

“PENENTUAN SIFAT KIMIA”

Mencari Pengertian Mengenai :

1. Penetapan Bilangan Asam


2. Penetapan Bilangan Ester
3. Penetapan Alkohol
4. Penetapan Aldehid dan Keton
5. Penetapan Fenol
6. Penetapan Cineol
7. Penetapan Askaridol
8. Penetapan Kamfor
9. Penetapan Asam Cianida
10. Pemeriksaan Komponen Penyusun Minyak Atsiri

Jawaban :

PENENTUAN SIFAT KIMIA

 Penetapan bilangan asam, bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya
asam organik pada minyak tersebut.Asam organik pada minyak atsiri bila sediaan
steril terdapat secara ilmiah,nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan
kualitas minyak titik caranya sampel ditimbang kemudian tambahkan 10ml pelarut
etanol,larutan diaduk sampai tercampur dengan sempurna kemudian tambahkan 5 tetes
indikator PP lalutitrasi dengan larutan NaOH 0,01n yang sudah distandarisasi
sebelumnya titik selalu amati perubahan warna larutan dari warna kuning sampai merah
muda dan catat volumenya.

 Penetapan bilangan Ester, bilangan ester merupakan minyak jumlah alkali yang
diperlukan untuk penyabunan ester adanya bilangan Ester pada minyak dapat menandakan
bahwa minyak tersebut mempunyai aroma yang baik caranya sampel minyak atsiri
ditimbang lalu ditambahkan 10ml NaOH 0,05ML dan larutan NaOH 10 ml dengan
rumus pengenceran.Biologi dari selanjutnya larutan direfluks sampai mendidih lalu
didiamkan agar dingin lalu tambahkan 5 tetes indikator PP melakukan titrasi dengan
larutan HCl 0,05 ml yang sudah dititrasi.

 Penetapan aldehid dan keton,untuk menentukan kadar komponen yang terdapat


dari minyak dengan metode bisulfat sulfidanitrat, fenilhidrat.

 Penetapan alkohol, sebanyak 1 ml minyak atsiri diukur dengan anteliti didalam gelas
ukur yang berukuran 10ml/25ml. Kemudian ditambah etanol 90°C(Untuk minyak
Nilam),95°c(Akarwangi),70°C(Minyakcengkeh)dan 80%(untuk sereh wangi) tetes demi
setets setelah setiap penambahan dikocok sampai diperoleh suatu lautan yang
sebening mungkin pada suhu 20°c bila larutan tidak bening dibandingkan.
 Penetapan Cineol/Kadar Cineol(%), penetapan Cineol merupakan suatu senyawa
terpenoid yang banyak dikandung pada minyak atsiri serta berbagai rempah-rempah
senyawa1,8 sineol memiliki karakteristik segar dan aroma yang menyengat juga rasa
tajam yang memiliki bioaktivitas yang banyak manfaatnya yaitu penurunan
aktivitas(Antikejang),Antikanker,antifungi,antiinflamasi,antioksidan,sebagai insektisida dan
dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskular.Kandungan sinoel ditetapkan dengan
Qc-F1D menggunakan kolom Hp-5(30m x 0,32mm)I.D0,2mm.

 Penetapan fenol,fenol akan bereaksi dengan alkali hidroksida sehingga


meningkatkan kelarutan senyawa fenolik dalam air penetapan menggunakan alat
seperti gambar.

 Penetapan kamfor,kamfor kandungan kamfor dari minyak atsiri yang tidak


mengandung gugus karbonil yang lain dapat dilakukan dengan metode gravimetri atau
metode aschan.

 Penetapan akilisotiosianat,dengan volumetri didasarkan pada reaksi


radikalisotiosianat dengan dititrasi dengan amoniumnitrat yang berisi sampai terbentuk
warna merah feniltiosianat.

 Penetapan asam sianida (HCN) ,ditetapkan dengan metode


titrimetri(USP)didasarkan pada sianida dengan perak nitrat(AgNo3).TAT ditandai
dengan terbentuknya warna merah perak chromat.

 Penetapan Askaridol USP,didasarkan atas kelarutan Askaridol terhadap asam


asetat encer (Menggunakan labucassia) kadar askaridol ditetapkan dari jumlah volume
minyak Atsiri yang tidak larut.

 Penetapan komposisi kimia analisis komposisi kimia dalam minyak atsiri


diidentifikasi menggunakan seperangkat alat gas kromatografi missSpectroscopy (6c-
miss) model shimateup 20105 temperatur t kolom diatur pada suhu 70oC selama 5
menit dan meningkat hingga suhu 280oC gas pembawa yang digunakan adalah
helium(He) dengan kecepatan yaitu 3ml/menit Rangescan SM adalah m/228-
600.Deteksi terpenting mengurangi BJ kelarutan dan putaran optik petroleum dan
minyak bumi. Memperbesar bilangan ester dan resdiu penguapan minyak astiri dapat
disabunkan sehingga membentuk busa.

Anda mungkin juga menyukai