Anda di halaman 1dari 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

Laporan Tugas Akhir


Pembuatan Minyak Atsiri Dari Sereh Wangi(Chymbopogon Winterianus ) Dengan
Menggunakan Pelarut Metanol

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pengambilan minyak atsiri sereh wangi (Chymbopogon winterianus)


dengan metode ekstraksi padat-cair dilakukan dengan menggunakan pelarut
metanol. Pelarut metanol merupakan pelarut yang sesuai untuk digunakan karena
adanya kesamaan polaritas antara solute (senyawa citral dari sereh) dan solvent
(metanol), adanya kesamaan sifat polaritas maka solute akan terekstrak dengan
baik. Untuk memperbesar kontak antara bahan sereh dan pelarut metanol maka
dilakukan perajangan bahan dengan ukuran sereh 0,25x0,25x0,25 cm.

Setelah 6 jam diperoleh campuran hasil ekstraksi minyak atsiri sereh dan pelarut
metanol. Pemurnian minyak atsiri dilakukan dengan penguapa

melalui kran pengeluaran.


Pada proses yang berlangsung digunakan dua variabel yaitu ekstraksi
dengan bahan baku sereh dalam kondisi segar dan bahan baku sereh dalam
kondisi kering. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kondisi bahan
terhadap rendemen dan kualitas minyak atsiri sereh yang dihasilkan.
Analisis rendemen dilakukan dengan membandingkan berat minyak atsiri
sereh yang dihasilkan dan berat bahan baku (sereh wangi). Dari proses yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa rendemen yang dihasilkan dari ekstraksi sereh
wangi dalam kondisi bahan segar adalah 6,60% dan rendemen minyak atsiri sereh
dalam kondisi bahan kering adalah 6,68 %. Proses pengeringan bahan baku tidak
memberikan perbedaan rendemen yang jauh secara signifikan. Proses pengeringan
bahan baku bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam kelenjar bahan sehingga
proses ekstraksi minyak atsiri lebih mudah dilakukan.

Program Studi DIII Teknik Kimia


Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20
Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Minyak Atsiri Dari Sereh Wangi(Chymbopogon Winterianus ) Dengan
Menggunakan Pelarut Metanol

Hasil proses ekstraksi minyak atsiri dengan menggunakan pelarut metanol


dibandingkan dengan standar mutu minyak atsiri sereh wangi menurut SNI 06-
3953- 1995 sebagai berikut:
Proses Ekstraksi dengan Pelarut Metanol
Karakteristik SNI
Sereh Segar Sereh Kering
Warna Kuning- coklat Kuning pucat Kuning
Berat Jenis 0,850-0,892 0,8821 0,8762
Indeks bias 1,454-1,473 1,455 1,4680

Pengujian minyak atsiri sereh wangi


1. Uji Warna
Organoleptik adalah uji terhadap suatu benda yang dilakukan dengan
menggunakan panca indera berupa warna dan bau. Hasil ekstraksi minyak
atsiri sereh dari bahan baku segar berwarna kuning pucat sedangkan hasil
ekstraksi dari bahan baku sereh kering berwarna kuning. Terdapat perbedaan
hasil minyak atsiri sereh dari segi kualitas warna. Minyak atsiri sereh wangi
dalam kondisi bahan baku segar berwarna kuning jernih dan belum dapat
memenuhi persyaratan SNI hal ini dikarenakan pada kondisi bahn baku sereh
yang segar masih mengandung kadar air, sehingga komponen minyak yang
terestrak masih mengandung campuran air menyebabkan minyak berwarna
kurang pekat. Sedangkan pada minyak atsiri dengan bahan baku sereh kering
berwarna lebih pekat. Bahan baku sereh terlebih dahulu dijemur bertujuan
untuk mengurangi kadar air dalam bahan baku, sehingga minyak atsiri yang
terekstrak dalam pelarut metanol lebih murni. Bau yang dihasilkan dalam
ekstraksi minyak atsiri sereh berbau seperti bau khas tanaman sereh.
2. Berat jenis
Berat jenis merupakan perbandingan berat suatu benda dengan berat
aquadest yang sama volumenya pada suhu yang sama. Berat jenis minyak atsiri
sereh pada kondisi bahan baku segar adalah 0,8821 gram/ mL, sedangkan berat

Program Studi DIII Teknik Kimia


commit
Universitas Sebelas Maret to user
Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21
Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Minyak Atsiri Dari Sereh Wangi(Chymbopogon Winterianus ) Dengan
Menggunakan Pelarut Metanol

jenis minyak atsiri sereh pada kondisi bahan baku kering adalah 0,8762
gram/mL.
3. Indeks bias
Indeks bias merupakan bilangan yang menunjukan perbandingan antara sinus
sudut datang dan sinus sudut bias cahaya. Indeks bias ditetapkan oleh alat
refraktometer. Index bias minyak atiri dalam kondisi bahan segar 1,455
sedangkan dalam kondisi bahan layu 1,4680. Semakin banyak kandungan air
dalam minyak atsiri, maka semakin kecil nilai indeks bias, hal ini karena sifat
air yang mudah untuk membiaskan cahaya datang. Jadi minyak atsiri dengan
indeks bias yang lebih besar mendekati kemurnian minyak atsiri sereh
dibandingkan dengan minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil.

Pada pembuatan minyak atsiri sereh dalam skala home industri dilakukan
dengan cara pertama mengambil sereh wangi kemudian mencuci bersih dengan air
kran. Melakukan perajangan pada sereh ukuran 0,25x0,25x0,25 cm. Menjemur
sereh selama 6 jam bertujuan untuk mengurangi kadar air pada bahan baku sereh
wangi. Menimbang sebanyak 8 kg sereh wangi kemudian meletakan sereh wangi
pada kolom bahan alat ekstraktor. Menuangkan 80 L pelarut metanol dalam alat
C, tekanan 1
atmosfer. Selama proses ekstraksi, pelarut metanol yang menguap melewati
kolom bahan sereh wangi akan dikondendasikan oleh kondensor kemudian
mengestrak minyak atsiri pada sereh wangi. Proses ini berlangsung secara terus
menerus. Hasil campuran ekstrak minyak atsiri dengan pelarut metanol dipisahkan
dengan met C, tekanan 1 atm selama 4 jam.

Program Studi DIII Teknik Kimia


commit
Universitas Sebelas Maret to user
Surakarta

Anda mungkin juga menyukai