Anda di halaman 1dari 130

PANDUAN

PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS


SEKOLAH DASAR KOTA BOGOR
TAHUN AJARAN 2021/2022

PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR


DINAS PENDIDIKAN
Jalan Pajajaran NO 125
KOTA BOGOR
2021
I

ilr-.1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
hidayahnya yang dilimpahkarr kepada kita semua.

Satuan pendidikan di tingkat sekoiah dasar Kota Bogor selama pandemi

COVID-19 ini memiliki tugas untuk melalcukan persiapan dalam pl'oses


J:
L
pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Penyusunan panduan ini sebagai
,J
rl acuan dalam pelaksanaan PembelajaranTatap Muka Terbatas yang akan dimulai
,.*'

pada semester Ganjil Tahun ajarunZAX12022.


.t:
-f
Berksnaan dengan ha1 tersebut, Dinas Pendidikan Kota Bogor
rl
+
memandang perlu unfuk mengadakan kegiatan Penyusunan Panduan Pembelajaran
i.
'l Tatap Muka Sekolah Dasar di Kota Bogor baik sekolah negeri maupun swasta.
\
r+
.{,
.t
Pantluan ini dihalapkan dapat dijadikan acuall bagi semua pihak yang
.!.
r,i terlibat sehingga mencapai hasil yang sesuai dengan yang direncanakan. Panduan
.{
* ini jugu akan berfungsi sebagai panduan bagi satuan pendidikarr unruk
:ii
j.
:..i,
mempersiapkan PTMT setclah satuan pcndidikan mcmperoleh izin dari
:,}
'l Pemerintah Daerah. Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
I berparrisipasi dalam kelancaran kegiatan ini.
f
't
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa memberikan jalan
kemudahan kepada kita semua.

September 2021

(:1
f ! t'^.
M.Si.
t96707 12198801 1002

I
DAFTAR ISI

ii
Daftar Tabel
Daftar gambar
PENYUSUN

Drs. Rudi Suryanto, MM


Kepala Bidang Sekolah Dasar Kota Bogor

Pengawas Sekolah Dasar Kota Bogor

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lebih dari setahun setengah telah berlangsung Pandemi covid 19 yang
mengakibatkan dampak luar biasa terutama di bidang pendidikan. Proses belajar
mengajar selama pandemi dilaksanakan secara daring dengan berbagai dinamika dalam
pengaturanya. Setelah berlangsung sekian waktu proses pembelajaran secara daring,
mulai terasa dampaknya terutama pada civitas pendidikan di sekolah, baik kepala
sekolah, guru, tendik, siswa dan orang tua. Berbagai fenomena dan dinamika terjadi
misalnya rasa bosan, ancaman putus sekolah, ancaman loose learning, kondisi psikologis
pada siswa dan lain-lain. Memperhatikan hal tersebut Pengawas pembina beserta kepala
sekolah dan guru-guru Kota Bogor merespon cepat dengan menyusun panduan apabila
pembelajaran tatap muka terbatas nanti bisa dilaksanakan.
Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri, yaitu Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, juga Menteri Dalam Negeri.
Keputusan ini melibatkan permufakatan dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan
COVID-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta pemerintah daerah, kebijakan
pembelajaran tatap muka dimulai dari pemberian izin oleh pemerintah daerah atau kantor
wilayah atau kantor Kementerian Agama dan tetap dilanjutkan dengan izin berjenjang
dari satuan pendidikan dan orang tua.
Salah satu tugas satuan pendidikan adalah melakukan persiapan dalam proses
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) terutama di masa pandemi Covid 19.
Penyusunan panduan ini mengacu kepada SKB empat mentri No.4/KB/2020 yaitu
bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun panduan teknis untuk dijadikan acuan
dalam pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas pada semester Ganjil Tahun
ajaran 2021/2022.
Panduan ini secara substansif dibuat untuk memandu satuan pendidikan yang
ada di Kota Bogor dalam mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT),
setelah satuan pendidikan mendapatkan izin resmi dari Pemerintah Kota Bogor yang

1
telah memperhatikan status zona daerah masing-masing. Juga akan digunakan pada masa
transisi dalam mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di satuan pendidikan
masing-masing.
Sebagai pelengka dari proses penyusunan dan penyelesaian panduan PTMT di
sekolah-sekolah tingkat sekolah dasar yang ada di lingkungan Kota Bogor, maka
dibuatlah SOP yang disiapkan dalam panduan ini sebagai prosedur yang harus disiapkan
di sekolah.

B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular
9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan
10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
12. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Coronavirus
Disease 20l9 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional
13. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 terrtang

2
14. Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-I9);
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana
16. Peraturan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nomor
1 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Anak Usia Sekolah dan
Remaja Tahun 2017-2019
17. Permenkes 25 Nomor 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
18. SKB 4 Menteri No.2/P/SKB/2003, NO 1068/MENKES/SKB/VII/2003, NO 4415-
404 Tahun 2003 tentang Tim Pembina UKS Pusat.
19. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, dan Menteri Dalam Negeri Nomor HK.02.01/MENKES/524/2021, Nomor 4
Tahun 2021 Nomor 2 Tahun 2021, Nomor 440/2142/SJ tentang Pelaksanaan Vaksinasi
bagi Kelompok Sasaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Coronavirus Disease 2019(COVID-19).
20. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021,
Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19). Keputusan bersama yang terakhir dilengkapi dengan Siaran Pers Nomor:
97/sipres/A6/III/2021, berjudul “Dorong Akselerasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas,
Pemerintah Umumkan Keputusan Bersama Empat Menteri.”
21. Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) pada Satuan Pendidikan;
22. Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19); dan
23. Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari
Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID- 19).
24. Surat Edaran Walikota Bogor Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat Level 3 Covid-19 Di Kota Bogor, Tanggal 24 Agustus 2021

3
C. TUJUAN
1. Memandu para kepala sekolah dasar di lingkungan Kota Bogor untuk mengambil
keputusan yang cepat dalam memulai dan melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka
Terbatas
2. Mendorong kolaborasi guru, orang tua, peserta didik, dan stake holder untuk
mengoptimalkan pembelajaran dalam menghadapi situasi darurat akibat wabah virus
corona.
3. Memastikan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna, menantang dan
sesuai dengan kemampuan serta kebutuhannya.
4. Memastikan keamanan dan kesehatan bagi guru, tendik dan siswadi sekolah.

D. MANFAAT
1. Bagi sekolah menjadi acuan dalam mempersiapkan pembelajaran Tatap Muka di
sekolah.
2. Bagi guru menjadi acuan dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka yang akan
diterapkan.
3. Memberikan acuan bagi orang tua dalam mengizinkan anaknya untuk mengikuti
pembelajaran tatap muka.
4. Memberikan acuan perlindungan kepada peserta didik dalam melaksanakan
pembelajaran tatap muka.
5. Bagi Pemangku kepentingan menjadi acuan dalam mempersiapkan kebijakan dan
aturan teknis tentang PTM.

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup panduan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas antara lain:
1. Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Sekolah Dasar
2. Pelaksanaan protokol kesehatan di lingkungan Sekolah Dasar
3. Alur dan prosedur penanganan apabila terjadi kasus positif Covid-19.

4
BAB II
RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN TATAP MUKA
TERBATAS

A. PENGERTIAN
Panduan teknis dalam rangka pelaksanaan tatap muka di satuan pendidikan
terutama sekolah dasar sangatlah diperlukan. Untuk memberikan pemahaman lebih
detail tentang pengertian Pembelajaran Tatap Muka Terbatas maka berikut
dijelaskan tentang pemahaman pembelajaran, pembelajaran tatap muka dan
prinsip-prinsip pembelajaran tatap muka:
Pembelajaran adalah proses interaksi siswadengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Pembelajaran juga merupakan suatu aktivitas atau proses mengajar dan
belajar. Aktivitas ini merupakan proses dua arah, antara pihak guru dan peserta didik.
Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
“Pembelajaran adalah proses interaksi siswadengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar”. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu siswaagar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran tatap muka merupakan seperangkat tindakan yang dirancang
untuk mendukung proses belajar peserta didik secara tatap muka.
Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara siswadengan pendidik.
Pembelajaran tatap muka pada masa pandemi adalah proses belajar yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan SKB empat Menteri
yaitu proses belajar yang dilakasanakan oleh satuan pendidikan dasar yang telah
mengisi daftar periksa Dapodik Kementerian pendidikan dan Kebudayaan untuk
menentukan kesiapan satuan pendidikan menyelenggarakan pendidikan tatap muka
pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.

5
B. PRINSIP PEMBELAJARAN TATAP MUKA
Prinsip-prinsip pembelajaran secara umum meliputi perhatian dan
motivasi keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, perbedaan
individu kesemuanya ini dapat berimplikasi terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran. Jadi prinsip pembelajaran adalah landasan berpikir, landasan
berpijak dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses
pembelajaran yang dinamis dan terarah
Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung/pengalaman, pengulangan tantangan, balikan dan penguatan,
serta perbedaan individu. Guru seperti halnya siswatidak terlepas dari implikasi
prinsip-prinsip pembelajaran, karena guru yang merencanakan selanjutnya
melaksanakan pembelajaran tersebut. Implikasi prinsip-prinsip pembelajaran bagi
guru terwujud dalam perilaku fisik dan psikis mereka. Jadi dengan adanya kesadaran
guru pada prinsip-prinsip tersebut diharapkan adanya peningkatan kualitas
pembelajaran yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Adapun prinsip-prinsip
pembelajaran tatap muka adalah sebagai berikut:

a. Keselamatan dan kesehatan lahir batin siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh
warga sekolah.
b. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa tanpa terbebani
tuntutan untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum
c. Fokus pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi covid 19.
d. Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang.
e. Aktivitas dan penugasan bervariasi
f. Hasil belajar siswa diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari
guru.
g. Mengedepankan interaksi dan komunikasi yang positif antara warga sekolah.
Selain prinsip-prinsip di atas dirumuskan juga indikator pembelajaran dimasa
pandemi dan dan indikator berdasarkan SKB No. 4/KB/2020, sebagai berikut:
1. Indikator pembelajaran Tatap Muka di masa pandemi:
a. Sekolah harus berada di zona hijau
b. Tidak semua guru dapat terlibat
c. Waktu kegiatan belajar tatap muka di batasi
d. Sekolah harus membagi rombongan belajar

6
2. Indikator PTM berdasarkan SKB No.4/KB/2020

a. Tingkat resiko penyebaran COVID-19 di wilayahnya;


b. Kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. Kesiapan satuan pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka
sesuai dengan daftar periksa.
d. Akses terhadap sumber belajar/kemudahan Belajar Dari Rumah (BDR), kondisi
psikososial peserta didik;
e. Kebutuhan layanan pendidikan bagi siswayang orang tua/walinya bekerja di
luar rumah;
f. Ketersediaan akses transportasi yang aman dari dan ke satuan pendidikan;

C. KETENTUAN UMUM PROTOKOL COVID 19


Berikut ini ketentuan umum protokol COVID 19 terkait pelaksanaan pembelajaran
tatap muka:

1. Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dilaksanakan melalui dua fase


sebagai berikut:
a. Masa Transisi
 Berlangsung selama 2 (dua) bulan sejak dimulainya pembelajaran tatap
muka di satuan pendidikan.
 Jadwal pembelajaran mengenai jumlah hari dalam seminggu dan jumlah jam
belajar setiap hari dilakukan dengan pembagian rombongan belajar (shift)
yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi
kesehatan dan keselamatan warga satuan Pendidikan
b. Masa Kebiasaan Baru
Setelah masa transisi selesai, apabila Pemerintah Daerah tidak mencabut
pemberian izin pembelajaran tatap muka, maka satuan pendidikan masuk dalam
masa kebiasaan baru.

7
Apabila disajikan dalam bentuk tabel masa transisi dan masa kebiasaan
baru pembelajaran tatap muka adalah sebagai berikut:
Tabel 1 : Masa Transisi
Masa Transisi Masa Kebiasaan Baru
Bulan I : 50%
100 %
Bulan II : 100%

Keterangan :

 Pada Masa Transisi, PTM Terbatas di bulan I diikuti oleh maksimal 50% dari
jumlah peserta didik.
 Pada Masa Transisi PTM Terbatas di bulan II dapat diikuti 100% peserta didik
 Pada Masa Kebiasaan Baru yaitu setelah terbentuknya budaya kesehatan dan
keselamatan diri terhadap penularan Covid 19 maka kegiatan pembelajaran
dapat diikuti oleh 100% peserta didik.

2. Seluruh civitas akademik yang akan mengikuti proses pembelajaran tatap muka di
sekolah wajib memeriksakan diri ke dokter atau layanan kesehatan untuk
mendapatkan pemeriksaan sebagai berikut:
 Pemeriksaan kesehatan terkait tanda dan gejala COVID-19.
 Pemeriksaan COVID-19 dengan metode RT-PCR. Dalam situasi di mana
pemeriksaan RT-PCR terbatas, dapat menggunakan tes swab antigen sebagai
langkah skrining awal. Jika hasil test swab antigen positif harus dilanjutkan
dengan pemeriksaan Swab Antigen - PCR.
 Setiap orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan/atau termasuk dalam
kelompok rentan (berisiko tinggi) tidak diperkenankan mengikuti proses
pembelajaran tatap muka.
3. Proses pembelajaran tatap muka tidak diperkenankan bagi orang yang kondisinya
sebagai berikut:
 Memiliki gejala umum COVID-19 seperti demam ≥ 37,3℃ dan gejala-gejala
flu, misalnya bersin, batuk, sesak napas, dan lain-lain;
 Atau mengalami gejala lain, misalnya rasa lelah dan lemah yang menunjukkan
penurunan kondisi kesehatan;

8
4. Mencuci tangan dan melakukan pemeriksaan suhu sebelum memasuki lingkungan
sekolah menggunakan thermo gun di bagian dahi dengan jarak optimal 5-15 cm.
Setiap orang dengan suhu ≥ 37,3℃ tidak diperkenankan memasuki lingkungan
sekolah dan wajib melakukan pemeriksaan kesehatan.
5. Seluruh kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan secara daring untuk
meminimalisir potensi kerumunan dan risiko penularan.
6. Menyediakan suatu ruangan khusus untuk isolasi peserta didik/staf yang
menunjukkan gejala sakit.
7. Mendorong pembentukan satuan tugas (satgas) penanggulangan COVID-19 pada
masa pembelajaran tatap muka di sekolah. Satgas penanggulangan COVID-19
sekolah terdiri dari beberapa bidang pelaksana dengan tanggung jawab masing-
masing (terlampir). Tugas satgas antara lain:
 Melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan setempat terkait tindak lanjut
penemuan dan penelusuran kasus.
 Melakukan koordinasi dengan satgas setempat terkait tindak lanjut penemuan
dan penelusuran kasus.
 Melakukan koordinasi dengan penyedia layanan kesehatan setempat terkait
tindak lanjut penemuan dan perawatan kasus terkonfirmasi.
 Melakukan koordinasi dengan keluarga/wali siswadan staf terkait proses
manajemen kasus di sekolah dan pemantauan orang sakit.
 Bertanggung jawab mengawasi perkembangan informasi kasus terduga maupun
terkonfirmasi COVID-19 di sekolah, termasuk memantau kondisi peserta
didik/staf dalam masa isolasi dan/atau perawatan.
 Bertanggung jawab dalam pelatihan tenaga pendidik dan staf mengenai pola
hidup bersih dan sehat, 3M, serta pengendalian dan pencegahan infeksi
COVID-19.
 Adapun satuan tugas penanggulangan COVID-19 sekolah memiliki kewajiban
sebagai berikut:
 Mengetahui informasi umum terkini seputar COVID-19, seperti gejala,
perjalanan penyakit, tes dan pencegahan COVID-19.
 Mengetahui informasi terkini mengenai kriteria kasus terduga, terkonfirmasi
dan kasus sembuh COVID-19.

9
 Mengetahui prosedur manajemen kasus COVID-19 pada masa pembelajaran
tatap muka di sekolahnya.
 Mengikuti pelatihan/pembekalan yang dapat diselenggarakan oleh Dinas
Pendidikan maupun Satuan Tugas Penanganan COVID-19 setempat terkait
keilmuan COVID-19

D. PROTOKOL MANAJEMEN KASUS


Pada keadaan ditemukannya siswadan/atau staf yang sakit, maka yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik/staf yang sakit dan menunjukkan gejala yang konsisten dengan
COVID-19 seperti demam dan flu dirumahkan dan diwajibkan segera melakukan
skrining COVID-19 di fasilitas kesehatan rujukan.
2. Peserta didik/staf yang sakit dan menunjukkan gejala lain yang tidak spesifik
COVID-19 seperti kelelahan dan gejala penurunan kesehatan dirumahkan dan
diwajibkan segera melakukan skrining COVID-19 di fasilitas kesehatan rujukan.
3. Peserta didik/staf yang menunjukkan gejala sakit dikarantina di ruang isolasi
hingga transportasi menuju rumah atau fasilitas kesehatan tersedia.
4. Apabila peserta didik/staf yang sakit terkonfirmasi positif COVID-19, orang
yang bersangkutan dirumahkan hingga dinyatakan bebas COVID-19.
5. Apabila peserta didik/staf yang sakit terkonfirmasi positif COVID-19, ruang
kelas/sekolah diliburkan hingga disinfeksi dan penelusuran kontak selesai. Jika
terdapat potensi kelompok penularan yang lebih luas, seperti: lebih dari satu (1)
ruangan sekolah yang terdampak, pembelajaran tatap muka dihentikan kembali.
6. Satgas penanggulangan COVID-19 sekolah melaporkan kejadian kasus
terkonfirmasi positif ke dinas kesehatan untuk melakukan penelusuran kontak.
7. Satgas penanggulangan COVID-19 sekolah berkoordinasi dengan penyedia
layanan kesehatan untuk tindak lanjut penemuan kasus dari hasil penelusuran
kontak.
8. Peserta didik/staf yang memiliki riwayat kontak erat dengan peserta didik/staf
yang telah terkonfirmasi positif COVID-19 dirumahkan dan diwajibkan
melakukan isolasi atau pemeriksaan COVID-19 hingga masa isolasi selesai
dan/atau dinyatakan bebas COVID-19.

10
9. Satgas penanggulangan COVID-19 sekolah berkoordinasi dengan keluarga/wali
peserta didik/staf yang terkonfirmasi positif COVID-19 untuk memantau
kondisi yang bersangkutan.
10.Satgas penanggulangan COVID-19 sekolah berkoordinasi dengan keluarga/wali
peserta didik/staf yang memiliki riwayat kontak erat dengan kasus terkonfirmasi
positif COVID-19 untuk memantau kondisi yang bersangkutan.
11.Ruang kelas dan/atau sekolah dapat dibuka kembali setelah dilakukan disinfeksi
ruangan dan penelusuran kontak selesai.

E. Monitoring dan Evaluasi


Beberapa hal yang harus menjadi perhatian selama melakukan manajemen
penanggulangan kasus pada masa pembelajaran tatap muka adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas pencegahan dan manajemen kasus
 Berapa kali dalam satu bulan sekolah menemukan kasus terduga COVID-19?
 Berapa kali dalam satu bulan sekolah menemukan kasus positif COVID-19?
 Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui bahwa ada peserta
didik/staf yang sakit dan terduga COVID-19? (jarak waktu antara mulai
menunjukkan gejala sakit dengan waktu diketahuinya sakit)
 Berapa kali dalam satu bulan ruang kelas dan/atau sekolah harus ditutup
karena adanya penemuan kasus?
2. Efektivitas penelusuran kontak
 Berapa banyak kontak erat yang berhasil ditemukan dari penelusuran kontak?
 Seberapa luas kontak yang terjaring? (misalnya, siswadari kelas lain,
siswadari beberapa kelas yang berbeda, beberapa guru di ruang guru, dll.)
 Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelusuran
kontak?

11
F. Susunan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan COVID-19
Rekomendasi Susunan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan COVID-19 pada Masa
Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
Tabel 2 : Susunan Satuan Tugas

No Jabatan Tugas

1. Ketua Memimpin dan menetapkan rencana penanggulangan covid-


19 di sekolah melalui sinergi antar perangkat sekolah,
otoritas kesehatan dan orang tua/wali peserta didik.

2. Wakil Ketua 1. Membantu tugas Ketua.


2. Mewakili Ketua dalam hal berhalangan.

3. Sekretaris 1. Memfasilitasi kebutuhan administrasi satuan tugas.


2. Memimpin pelaksanaan tugas-tugas kesekretariatan.

4. Bidang Perencanaan, 1. Menyusun rencana penanggulangan COVID-19 di


Sosialisasi dan sekolah.
Pelaksanaan 2. Mempersiapkan perangkat sekolah dalam pola hidup
bersih dan sehat, 3M, serta pengendalian dan pencegahan
infeksi COVID-19.
3. Melaksanakan protokol penanggulangan COVID-19 di
sekolah.

5. Bidang Pelayanan 1. Menyusun sistem pusat informasi yang menghubungkan


Informasi dan antara perangkat sekolah, otoritas kesehatan dan orang
Pelaporan tua/wali peserta didik.
2. Melaporkan kejadian COVID-19 di sekolah kepada
otoritas kesehatan dan satgas COVID-19 setempat dan
melakukan koordinasi terkait tindak lanjutnya.
3. Melakukan koordinasi dengan penyedia layanan
kesehatan untuk pemeriksaan dan penanganan kasus
COVID-19 di sekolah.
4. Melakukan koordinasi dengan orang tua/wali siswadan
keluarga perangkat sekolah terkait penemuan kasus
COVID-19 di sekolah dan tindak lanjutnya.

6. Bidang Data dan 1. Menyusun sistem informasi terkait ketersediaan logistik


Informasi dan kejadian COVID-19 pada peserta didik/staf sekolah.
2. Melakukan analisis data untuk monitoring dan evaluasi.
3. Menyusun konten kreatif untuk publikasi mengenai
penanggulangan COVID-19 di sekolah.

7 Bidang Pembelajaran Melakukan pembagian kelompok belajar dalam rombongan


belajar yang sama dan pengaturan jadwal pelajaran untuk
setiap kelompok

12
8 Bidang Psikososial 1. Menerapkan mekanisme pencegahan perundungan bagi
warga satuan pendidikan yang terstigma COVID-19
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan
Satuan Pendidikan.
2. Mempersiapkan layanan bantuan kesehatan jiwa dan
psikososial bagi seluruh warga satuan pendidikan

9 Bidang Tata Ruang 1. Melakukan pengaturan tata letak ruangan, dengan


memperhatikan jarak antar orang, kecukupan ruang dan
saluran udara.
2. Melakukan pengaturan lalu lintas 1 (satu) arah di
lorong/koridor dan tangga

10 Bidang Kesehatan 1. Membuat prosedur pemantauan dan pelaporan kesehatan


warga satuan pendidikan.
2. Memberikan informasi kepada kepala satuan pendidikan
terkait kebutuhan penyediaan sarana prasarana
kesehatan dan kebersihan.

11 Bidang Kebersihan Melakukan pembersihan dan disinfeksi di satuan pendidikan


satu hari sebelum penyelenggaraan tatap muka dimulai dan
dilanjutkan setiap hari selama satuan pendidikan
menyelenggarakan pembelajaran tatap muka.

12 Bidang Keamanan 1. Melakukan pemantauan penerapan protokol kesehatan


secara berkala pada kegiatan pembelajaran.
2. Memastikan protokol kesehatan di sekolah berjalan
sesuai rencana.
3. Membuat prosedur pengaturan pedagang kaki lima dan
warung makanan di sekitar lingkungan satuan pendidikan

13 Bidang Pelatihan Mempersiapkan peningkatan kapasitas yang mencakup,


protokol kesehatan sesuai panduan dalam Keputusan
Bersama dan peningkatan kapasitas bagi tenaga kebersihan

14 Bidang Humas 1. Melakukan sosialisasi kepada para pemangku


kepentingan dan orang tua/wali siswatentang protokol
penanggulangan COVID-19 di sekolah.
2. Menempelkan poster dan/atau media komunikasi,
informasi, dan edukasi lainnya pada area strategis di
lingkungan satuan pendidikan
3. Menyampaikan protokol kesehatan untuk tamu.

13
BAB III
PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS

A. PRA KONDISI PEMBELAJARAN


1. Sosialisasi oleh pihak sekolah dan pihak terkait, dengan tujuan untuk:
a. Memastikan regulasi pemerintah daerah terkait pembelajaran tatap muka di
daerahnya dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
b. Membentuk satgas covid-19 sekolah
c. Mempelajari panduan manajemen kasus bila ditemukan selama pembelajaran tatap
muka
d. Berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan terkait
upaya manajemen kasus bila ditemukan kasus terduga atau terkonfirmasi COVID-19
selama pembelajaran tatap muka
e. Berkoordinasi dengan satuan tugas RT/RW/Kelurahan maupun pihak-pihak lainnya
yang dapat membantu upaya manajemen kasus.
f. Berkoordinasi dengan orang tua/wali siswaterkait pentingnya pembelajaran tatap
muka, resiko yang dapat muncul, serta upaya manajemen kasus yang telah disiapkan

Gambar 1 : Alur Protokol Pra Pembelajaran .

14
2. Penyiapan Infrastruktur, meliputi penyiapan:
a. Ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang UKS, ruang isolasi, ruang
satpam dan ruangan lainnya yang digunakan saat PTM, dengan cara:
1) Membersihkan ruangan secara berkala
2) Menyemprot ruangan dengan disinfektan
3) Mengatur kursi dan meja berjarak 1.5 meter.
4) Menata kursi dan meja yang tidak dipakai
5) Memastikan ruangan memiliki ventilasi dan aliran udara
b. Toilet yang memadai
c. Fasilitas mencuci tangan lengkap, mencakup :
1) air bersih yang mengalir
2) sabun
3) tisu
Fasilitas ini terdapat di depan kelas, pintu masuk/keluar, dan toilet.
d. Thermogun (pengukur suhu tembak)
e. Handsanitizer di setiap kelas.
f. Tanda panah dan simbol jaga jarak pada tempat-tempat yang dilalui dan tempat-
tempat tertentu.
g. Ruang UKS dilengkapi APD.
h. Ruang isolasi sementara yang dekat dengan pintu keluar
i. Sarana transportasi khusus.
Berikut ini contoh daftar ceklist penyiapan infrastruktur:
Tabel 3 : Daftar Ceklis Infrastruktur
No Penyiapan Infrastruktur Ceklist Keterangan

1. Penyiapan ruang kelas


- Pembersihan ruang kelas secara berkala
- Penyemprotan ruang kelas dengan disinfektan
- Pengaturan kursi dan meja berjarak 1.5 m.
- Kursi dan meja yang tidak dipakai ditumpuk atau
dikeluarkan Pembersihan ruang kelas secara berkala
- Penyemprotan ruang kelas dengan disinfektan
- Pengaturan kursi dan meja berjarak 1.5 m.
- Kursi dan meja yang tidak dipakai ditumpuk atau
dikeluarkan
- Ruangan memiliki ventilasi dan aliran udara

15
- Ruangan memiliki ventilasi dan aliran udara
2. Penyiapan ruang guru
- Pembersihan ruang kelas secara berkala
- Penyemprotan ruang kelas dengan disinfektan
- Pengaturan kursi dan meja berjarak 1.5 m.
- Kursi dan meja yang tidak dipakai ditumpuk atau
dikeluarkan
- Ruangan memiliki ventilasi dan aliran udara
3. Penyiapan toilet
- Pembersihan toilet secara berkala
- Penyemprotan toilet dengan disinfektan
- Ruangan memiliki ventilasi dan aliran udara
4. Penyiapan fasilitas mencuci tangan lengkap dengan :
- air bersih yang mengalir
- sabun
- tisu
5. Penyiapan thermogun
6. Penyiapan handsanitizer di setiap kelas.
7. Pemberian tanda panah dan simbol jaga jarak pada
tempat-tempat yang dilalui dan tempat-tempat
tertentu
8. Penyiapan ruang UKS dilengkapi APD.
9. Penyiapan ruang isolasi sementara yang dekat
dengan pintu keluar sekolah
10. Penyiapan sarana transportasi khusus

3. Simulasi implementasi protokol


Pada pra kondisi pembelajaran setelah sosialisasi dan penyiapan infra struktur oleh
satuan pendidikan, maka satuan pendidikan perlu melakukan kegiatan simulasi
implementasi protokoler dalam kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) yang akan
dilakukan. Proses simulasi ini perlu dilakukan sebagai upaya penyamaan persepsi dan
perlakuan protokoler yang dilakukan berbagai pihak untuk kegiatan pembelajaran tatap
muka.
Simulasi implementasi protokoler dalam PTM dapat digambarkan melalui
a. Gambaran narasi dalam bentuk tulisan di spanduk/banner atau media cetak lainnya
yang menggambarkan alur kepatuhan siswa/warga sekolah/orangtua dimulai dari
rumah, datang ke sekolah, sampai kepulangan dari sekolah menuju rumah kembali.
b. Gambaran praktik dalam bentuk audio visual yang diakses secara mudah oleh
masyarakat (paling utama siswadan orangtua) yang menggambarkan praktik
kepatuhan diri dalam menjalankan protokoler kesehatan dan keselamatan ketika
berangkat dari rumah menuju sekolah dan kepulangan kembali dari sekolah menuju
rumah.

16
Alur simulasi implementasin protokol kesehatan dalam kegiatan PTM dapat dilihat
pada bagan berikut;
Gambar 2 : Alur simulasi PTM

Contoh infografis tentang simulasi implementasi protokoler sekolah;

Gambar 3: Tentang Simulasi PTM

17
B. PRA PEMBELAJARAN
1. Pemetaan Kondisi Kesiapan Sekolah untuk PTM
Sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka bagi siswayang
dilakukan oleh satuan pendidikan (sekolah) maka perlu dilakukan pemetaan kondisi
sekolah dalam upaya mempersiapkan kondisi secara optimal sebagai bentuk pencegahan
dan jaminan kesehatan dan keselamatan bagi warga sekolah ketika pembelajaran tatap
muka dilakukan.
Adapun bentuk pemetaan kondisi kesiapan sekolah dapat ditunjukkan dengan
kesiapan sarana pendukung (alat dan bahan), lingkungan sekolah, serta kerjasama
dengan pihak lain yang terkait.
a. Kesiapan Sarana Pendukung Standar Covid-19 (Terkait Alat dan
Bahan)
1) Mengidentifikasi ketersediaan dan kecukupan toilet yang bersih dan layak
2) Mengidentifikasi ruang kelas yang sudah dibersihkan dengan disinfektan untuk
digunakan sebagai ruang pembelajaran tatap muka
3) Mengidentifikasi penataan meja dan kursi bagi siswayang berjarak 1,5 meter ke
berbagai arah untuk digunakan sebagai tempat pembelajaran
4) Mengidentifikasi ketersediaan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air bersih
yang mengalir
5) Mengidentifikasi ketersediaan sabun yang telah disiapkan pada sarana cuci
tangan
6) Mengidentifikasi ketersediaan hand sanitizer di luar ruangan kelas dan di dalam
ruangan kelas
7) Mengidentifikasi ketersediaan disinfektan/sprayer serta aturan penggunaannya
bagi ruangan-ruangan yang digunakan
8) Mengidentifikasi ketersediaan alat pengecek suhu tubuh (thermogun) dan
memastikan keberfungsian alat tersebut dengan baik
9) Mengidentifikasi ketersediaan masker (tiga lapis) di sekolah sebagai salah satu
alat APD cadangan

18
10) Mengidentifikasi ketersediaan sarung tangan karet di sekolah sebagai bagian alat
APD yang harus ada
11) Mengidentifikasi ketersediaan dan kesiapan ruang isolasi sebagai tempat
sementara penanganan jika terdapat pasien dengan gejala Covid-19
12) Mengidentifikasi ketersediaan dan kesiapan kendaraan khusus untuk mengantar
pasien ke puskesmas atau klinik terdekat jika ditemukan siswayang terduga
gejala Covid-19
b. Kesiapan Lingkungan Sekolah (Terkait Atribut/Aksesoris)
1) Menganalisis kesiapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dimiliki sekolah
terkait pencegahan penyebaran virus Covid-19 yang mengatur mobilitas warga
sekolah dimasa transisi sebagai berikut:
a) SOP Tamu
b) SOP Kedatangan Siswa
c) SOP Kedatangan Guru dan Staff
d) SOP Pengantar
e) SOP Proses Belajar
f) SOP Jam Istirahat
g) SOP Kepulangan
h) SOP Di Tempat Ibadah
i) SOP Ekstrakurikuler
j) SOP Perpustakaan
k) SOP Di Lingkungan Sekolah
l) SOP Kantin
m) SOP Penggunaan Toilet Sekolah
n) SOP Kondisi Darurat/Emergency
o) SOP Peran Keluarga
p) SOP Peran Lingkungam
q) SOP Tenaga Pendidik
r) SOP Perlengkapan Siswa
s) Fasilitas Ruang Kelas

SOP yang mengatur warga sekolah pada masa kebiasaan baru adalah SOP
Kantin, karena kantin diperbolehakan buka, hanya setelah memasuki masa
kebiasaan baru, dan tidak di masa transisi.

19
2) Menganalisis kepemilikan data siswadan guru yang memiliki riwayat penyakit
penyerta (comorbid)
3) Mengidentifikasi kesiapan sekolah untuk melakukan himbauan secara lisan
maupun tulisan
4) Mengidentifikasi keterpasangan simbol/tanda penerapan berjaga jarak (physical
distancing) terutama di tempat-tempat yang rawan terjadi kerumunan
c. Kesiapan Kerjasama dengan Pihak Puskesmas / Layanan Kesehatan
Terdekat
1) Mengidentifikasi kesiapan kerjasama dengan pihak-pihak terkait (puskesmas atau
klinik terdekat) dengan dibuatnya surat permohonan kerjasama sekolah sebagai
upaya tindak lanjut jika terdapat dugaan pasien terkena gejala Covid-19
2) Mengidentifikasi ketersediaan jadwal petugas piket dari puskesmas atau klinik
terdekat untuk memantau kondisi di lingkungan sekolah sebagai bentuk antisipasi
awal pencegahan Covid-19
3) Mengidentifikasi terdapatnya catatan kejadian yang dibuat sebagai bentuk laporan
untuk bahan evaluasi
Gambar 4: ALUR PEMETAAN KONDISI KESIAPAN SEKOLAH UNTUK
PEMBELAJARAN TATAP MUKA

20
2. Kurikulum
Sekolah memiliki tiga opsi kurikulum yang dapat diambil dalam kondisi darurat
atau kondisi khusus di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Kurikulum pada satuan
pendidikan dalam kondisi khusus memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk memilih
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa.
a. Pemilihan Kurikulum
Pemilihan kurikulum pada masa Pandemi Covid-19, berdasarkan Kepmendikbud No
719/P/2020, Satuan pendidikan dapat memilih:
1) Menggunakan kurikulum nasional berdasarkan Permendikbud No. 37 Tahun 2018.
2) Menggunakan kurikulum kondisi khusus berdasarkan keputusan Balitbang No.
018/H/KR/2020.
Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) yang disiapkan Kemdikbud merupakan
penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada kurikulum tersebut dilakukan
pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan
siswa dapat berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk
kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya.
3) Menggunakan kurikulum yang disederhanakan secara mandiri Penyederhanaan
kurikulum secara mandiri memberi keleluasaan penuh untuk mengadaptasi
kurikulum sesuai kondisi lokal satuan pendidikan.
4) Menyederhanakan kurikulum secara mandiri berarti sekolah berhak menentukan
apa saja dan seberapa banyak materi yang diajarkan. Dengan tidak adanya
kewajiban standar capaian tertentu untuk kenaikan kelas dan kelulusan, sekolah
dapat mendesain kurikulumnya sendiri sesuai dengan karakteristik siswadan
kebutuhan daerahnya. Misalnya, sekolah dapat memetakan materi dalam kurikulum
yang bisa diselenggarakan tanpa biaya mahal, membebaskan guru untuk
melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Kondisi setiap satuan pendidikan
di tiap daerah bisa sangat berbeda dari segi infrastruktur maupun sumber daya
manusia.

b. Langkah-langkah menentukan Kurikulum


Satuan pendidikan dapat melakukan Langkah-langkah sebagai berikut:
1) Masing- masing guru kelas dan guru Mata Pelajaran di satuan pendidikan
melakukan analisis terkait Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang tertuang
dalam Lampiran Permendikbud No. 37 Tahun 2018.
2) Dasar analisisnya adalah kesiapan infrastruktur sekolah, kemampuan SDM,
kemampuan siswa untuk mencapai kompetensi Dasar (KD) yang tertuang dalam

21
lampiran Permendikbud tersebut.
3) Berdasarkan hasil analisis, satuan pendidikan dapat menentukan kurikulum yang
akan digunakan

c. Struktur Kurikulum

Tabel 4: Contoh alternatif struktur kurikulum jenjang SD


PPKM PTM TERBATAS AKB
NO TEMATIK/MUPEL DARING BLENDED LURING
PTT MANDIRI PTM MANDIRI PTT MANDIRI

1 TEMATIK 14 10 14 11 18 7
2 PENDIDIKAN AGAMA 2 1 2 1 2 1
3 MATEMATIKA 2 3 2 2 3 2
4 PJOK 1 1 1 1 2
5 BAHASA SUNDA 1 1 1 1 1
JUMLAH 20 16 20 16 26 10

Kett: PTT = Pembelajaran Terbimbing Terstruktur


1 Jp = 30 menit

C. PEMBELAJARAN
1. Konsep Pembelajaran

Pandemi Covid-19 telah mengubah pola interaksi dan kebiasaan masyarakat.


Dengan adanya risiko penularan maka praktik penyelenggaraan pembelajaran
membutuhkan penyesuaian untuk memastikan keselamatan warga sekolah. Karena
kondisi demikian, lahirlah konsep pembelajaran di masa pandemi Covid-19, yaitu
pembelajaran yang dilakukan pendidik dan tenaga kependidikan dengan mengacu pada :

a. Kebutuhan peserta didik

Mengacu pada kebutuhan siswaberarti pembelajaran diharapkan memenuhi


kebutuhan psikososial maupun kebutuhan penguasaan kompetensi peserta didik.

b. Protokol kesehatan
Mengacu pada protokol kesehatan berarti semua praktik pembelajaran harus mengacu
pada protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.

c. Kurikulum kondisi khusus


Mengacu pada kurikulum kondisi khusus berarti satuan pendidikan memilih satu
dari tiga pilihan kurikulum yaitu: Kurikulum 2013, Kurikulum Kondisi Khusus dan
Kurikulum Mandiri, sesuai kondisi dan kemampuan satuan pendidikan. Apapun

22
pilihannya, prioritas seluruh satuan pendidikan bukan untuk menuntaskan kurikulum
tapi memastikan setiap siswamengalami pembelajaran

d. Tetap adaptif terhadap dinamika kondisi pandemi Covid-19.


Yang dimaksudkan dengan adaptif adalah satuan pendidikan perlu mengantisipasi
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi terkait dengan kondisi pandemi
termasuk lahirnya varian baru

2. Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran diperlukan sebagai pedoman dalam merencanakan,
melakukan dan mengembangkan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Kepala
sekolah dan guru diharapkan dapat menilai kesesuaian praktik pembelajaran yang
terjadi dengan prinsip pembelajaran. Dengan demikian, guru dan kepala satuan pendidikan
memiliki acuan dalam melakukan perbaikan praktik pembelajaran sesuai prinsip
pembelajaran yang telah ditetapkan. Selain itu, prinsip pembelajaran membantu guru
memilih strategi pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan prinsip pembelajaran.

Adapun prinsip pembelajaran yang digunakan adalah:

a. Orientasi pada peserta didik


Pembelajaran yang didasarkan pada kebutuhan, kondisi, dan kemampuan awal peserta
didik, serta memastikan pemenuhan hak-hak peserta didik.

b. Orientasi pada keterampilan hidup

Pembelajaran yang tidak hanya menekankan pencapaian akademis semata tetapi


menekankan pada penguasaan keterampilan hidup, termasuk keterampilan belajar
dan keterampilan beradaptasi di masa pandemi COVID-19.

c. Pembelajaran bermakna dan terdiferensiasi


Pembelajaran yang memandu siswamenghubungkan pelajaran dengan konsep yang
telah dikuasai dan praktik kehidupan sehari-hari siswadengan memberikan
diferensiasi cara belajar yang mencakup diferensiasi cara mendapatkan informasi,
mengelola informasi serta mempresentasikan hasil belajar

23
d. Pemberian umpan balik
Pembelajaran yang memberi masukan atau umpan balik terhadap proses dan hasil
belajar siswasecara spesifik, bermakna dan langsung sebagai upaya membantu
siswabelajar secara mandiri.

e. Inklusif
Pembelajaran nondiskriminatif yang memastikan keterlibatan semua dan setiap
siswauntuk terlibat secara utuh dalam proses pembelajaran

Gambar 5 : Alur prinsip pembelajaran sebagai berikut:

3. Prinsip Asesmen
a. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk
guru, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan
strategi pembelajaran selanjutnya.
b. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran.
c. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah
selanjutnya.
d. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian siswabersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai
serta strategi tindak lanjutnya.
e. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran

24
Gambar 6 : Alur prinsip assesmen

4. Pola Pikir Bertumbuh dalam Asesmen


a. Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan
jalan keluar, belajar dari kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta
didik.
b. Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang pemahaman, penalaran, penerapan,
serta kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam.
c. Ekspektasi guru yang positif tentang kemampuan siswaakan sangat mempengaruhi
performa peserta didik.
d. Setiap siswaunik, memiliki peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak perlu dibandingkan
dengan teman-temannya.
e. Lingkungan belajar (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah yang kondusif
berpengaruh pada pencapaian hasil belajar yang optimal.
f. Melatih dan membiasakan siswauntuk melakukan penilaian diri (self assessment),
penilaian antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan pemberian umpan balik
antar teman (peer feedback).
g. Apresiasi/pesan/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar peserta
didik. Pemberian umpan balik dilakukan dengan mendeskripsikan usaha terbaik untuk
menstimulasi pola pikir bertumbuh, memotivasi peserta didik, dan membangun
kesadaran pemangku kepentingan bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih
diutamakan dibandingkan dengan hasil akhir.
Gambar 7 : Alur pikir bertumbuh dalam asesmen

25
5. Menentukan Strategi Pembelajaran
Sesuai dengan SKB 4 Menteri, orang tua/wali diberi kebebasan untuk memilih apakah
menyetujui siswauntuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas atau tetap
melanjutkan pembelajaran secara jarak jauh. Jika semua orang tua mengizinkan peserta
didiknya mengikuti PTM Terbatas, kepala sekolah menentukan strategi pembelajaran
campuran. Sebaliknya, jika ada orang tua/wali yang tidak mengizinkan siswamengikuti
PTM Terbatas, kepala satuan pendidikan menyediakan pilihan pembelajaran jarak jauh

Gambar 8 : Alur penentuan strategi pembelajaran

6. Rekomendasi Strategi Pembelajaran


a. Rekomendasi Strategi PTMT
1) Praktik: Menerapkan suatu pemahaman dalam bentuk tindakan nyata untuk
mengembangkan kompetensi peserta didik.
2) Diskusi: Mencari solusi atau jawaban terhadap suatu pertanyaan yang diberikan
dalam kelompok untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.
3) Refleksi: Mengenali, menandai dan menilai upaya dan capaian belajar yang telah
dicapai untuk menentukan langkah perbaikan/pengembangan selanjutnya.
Refleksi bisa dilakukan dalam antar siswaberpasangan, berkelompok, maupun
bersama dalam kelas.
4) Umpan Balik: Memberikan umpan balik terhadap hasil pengerjaan tugas
siswadengan tujuan siswamengetahui bagian mana yang sudah dikerjakan dengan
tepat dan bagian mana yang masih perlu diperbaiki.

26
b. Rekomendasi Strategi PJJ
1) Teknologi pembelajaran: Penggunaan teknologi sistematis dan kompleks dalam
mengelola pembelajaran yang sering kali membutuhkan perangkat dan sumber daya
tertentu.
2) Teknologi interaktif: Penggunaan teknologi untuk memfasilitasi pembelajaran
jarak jauh terutama dalam mengembangkan interaksi guru dan peserta didik.
3) Teknologi komunikasi satu arah (radio dan televisi): Penggunaan teknologi yang
cenderung satu arah sebagai media belajar bagi peserta didik.
4) Guru kunjung: Penggunaan teknologi yang paling lemah, yaitu guru mengunjungi
rumah atau lokasi di tempat tinggal siswauntuk memandu pembelajaran.

Gambar 9 : Alur rekomendasi strategi PJJ

c. Rekomendasi Metode PJJ


1) Pembelajaran mandiri (self paced): Pemberian video, bahan bacaan, atau sumber
belajar lain yang dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik.
2) Tugas kontekstual (observasi, wawancara, dll.): Pemberian tugas yang terkait
dengan persoalan, potensi dan narasumber yang ada di sekitar lingkungan tempat
tinggal peserta didik.
3) Tugas kolaborasi (proyek, tugas kelompok, dll.): Pemberian tugas kepada
sekelompok siswauntuk mengerjakan proyek atau tugas yang membutuhkan
sebuah kolaborasi dalam penyelesaiannya.
4) Refleksi personal: Mengenali, menandai, dan menilai upaya dan capaian belajar
yang telah dicapai untuk menentukan langkah perbaikan/ pengembangan
selanjutnya. Refleksi dilakukan secara personal dengan pemberian pertanyaan
reflektif yang diberikan guru kepada peserta didik.

27
Gambar 10 : Alur rekomendasi metode PJJ

d. Rekomendasi Alur Pembelajaran


1) Asesmen Diagnosis: Asesmen yang dilakukan sebelum pembelajaran untuk
mengetahui kondisi psikososial dan penguasaan pelajaran oleh siswasebagai dasar
bagi guru dalam melakukan penyesuaian tujuan, asesmen, dan strategi
pembelajaran. Asesmen diagnosis disarankan dilakukan dalam bentuk sederhana,
tidak berisiko dan tidak menentukan nilai akhir peserta didik.
2) Orientasi Kesiapan Belajar dan Psikososial: Upaya yang dilakukan guru melalui
sejumlah aktivitas yang bertujuan untuk membangun kesiapan psikososial peserta
didik, menumbuhkan minat belajar, dan memahami tujuan pembelajaran yang akan
dicapai sehingga siswasiap melakukan pembelajaran.
3) Pembelajaran (PTM/PJJ): Serangkaian aktivitas baik pembelajaran tatap muka
maupun pembelajaran jarak jauh yang dirancang berdasarkan hasil asesmen diagnosis
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4) Asesmen Formatif: Asesmen yang dilakukan pada pertengahan pembelajaran
untuk mengetahui capaian belajar siswasebagai dasar dalam melakukan
penyesuaian dan perbaikan pembelajaran guna memastikan pencapaian tujuan
pembelajaran. Asesmen formatif disarankan dilakukan dalam bentuk sederhana,
tidak berisiko dan tidak menentukan nilai akhir peserta didik. Durasi alur
pembelajaran dapat disesuaikan dengan bobot tujuan pembelajaran dengan prinsip
semakin pendek durasi akan semakin efektif (kurang lebih 2 minggu) karena guru
bisa segera mengetahui apa yang sudah dicapai dan apa yang belum tercapai untuk
melakukan perbaikan pembelajaran.
5) Perbaikan atau Pengayaan Pembelajaran (PTM/PJJ): Serangkaian aktivitas yang
dilakukan berdasarkan hasil asesmen formatif kepada siswayang membutuhkan
dukungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
6) Asesmen Sumatif: Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk menentukan
penguasaan tujuan pembelajaran oleh peserta didik di akhir alur pembelajaran.

28
Gambar 11 : Alur Pembelajaran Kenormalan Baru

7. Jadwal Pelajaran
Tabel 5 : Alternatif Pengaturan Jadwal Pembelajaran
ALTERNATIF 1
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
KELAS WAKTU KETERANGAN
KLS A KLS B KLS A KLS B KLS A KLS B KLS A KLS B KLS A KLS B
4 PTM PJJ PJJ PTM PTM PJJ PJJ PTM PJJ PJJ Pukul 07.00 - 09.00 Waktu mulai jeda 30
5 PTM PJJ PJJ PTM PTM PJJ PJJ PTM PJJ PJJ Pukul 07.30 - 09.30 menit untuk
Pukul 08.00 - 10.00 menghindari kerumunan
6 PTM PJJ PJJ PTM PTM PJJ PJJ PTM PJJ PJJ

ALTERNATIF 2
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
KELAS WAKTU KETERANGAN
KLS A KLS B KLS A KLS B KLS A KLS B KLS A KLS B KLS A KLS B
4 PTM PTM PJJ PJJ PJJ PJJ PJJ PJJ PJJ PJJ
Jika ruangan kelas
5 PJJ PJJ PTM PTM PJJ PJJ PTM PTM PJJ PJJ Pukul 07.00 - 09.00
mencukupi
6 PJJ PJJ PJJ PJJ PTM PTM PJJ PJJ PTM PTM

ALTERNATIF 3
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
KELAS WAKTU KETERANGAN
KLS A KLS B KLS A KLS B KLS A KLS B KLS A KLS B KLS A KLS B
4 PTM - - PTM - - PTM - PJJ PJJ Pukul 07.00 - 09.00 Waktu mulai jeda 30
5 PTM - - PTM - - PTM - PJJ PJJ Pukul 07.30 - 09.30 menit untuk menghidari
Pukul 08.00 - 10.00 kerumunan
6 PTM - - PTM - - PTM - PJJ PJJ
SESI 2
4 - PTM - - PTM - - PTM PJJ PJJ Pukul 10.30 - 12.30 Waktu mulai jeda 30
5 - PTM - - PTM - - PTM PJJ PJJ Pukul 11.00 - 13.00 menit untuk menghidari
Pukul 11.30 - 13.30 kerumunan
6 - PTM - - PTM - - PTM PJJ PJJ

29
D. PASCA PEMBELAJARAN
1. Tahapan Kegiatan
 Membuat jadwal pulang dengan jeda waktu 10 menit antar kelas.
 Mengarahkan siswauntuk mencuci tangan sebelum pulang
 Mengarahkan siswauntuk berbaris menuju gerbang sekolah
 Mendampingi siswakeluar kelas menuju gerbang sekolah
 Mengarahkan siswake tempat yg sudah disediakan jika belum dijemput dengan
tetap melakukan protokol kesehatan
 Menghubungi orang tua yang belum menjemput peserta didik.

2. Pemantauan Pembelajaran
Pemantauan adalah proses pengumpulan data terkait perencanaan, pelaksanaan,
dan pengembangan pembelajaran untuk mendukung sekolah dalam menyelenggarakan
pembelajaran di masa pandemi COVID-19. Pemantauan bukan proses penghakiman
atau penilaian terhadap satuan pendidikan tapi sebagai refleksi diri untuk melakukan
perbaikan berkelanjutan. Tujuan pemantauan antara lain:
a. Mengetahui tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan dalam pelaksanaan
pembelajaran di masa pandemi COVID-19 pada satuan pendidikan dan kelas/muatan
pelajaran

b. Mengetahui tingkat efektivitas pengelolaan pembelajaran di masa pandemi COVID-19


pada satuan pendidikan dan kelas/mata pelajaran;
c. mendiskusikan dan menentukan dukungan yang dibutuhkan satuan pendidikan dalam
menyelenggarakan pembelajaran di masa pandemic COVID- 19 secara efektif.
Gambar12 : Pemantauan Pembelajaran

30
Pemantauan dilakukan secara berkala sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
tugas pokok kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah/madrasah. Hanya saja
kriteria pemantauan harus disesuaikan berdasarkan panduan pembelajaran di masa
pandemi Covid-19.
Pelaksanaan pemantauan bukan sebatas pengumpulan data tapi juga memastikan
adanya pengelolaan dukungan yang dibutuhkan oleh satuan pendidikan dalam
menyelenggarakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Pemantauan yang dilakukan
kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah ditindaklanjuti menjadi beberapa
rekomendasi langkah tindak lanjut berikut ini:
a. Membagikan Praktik Baik.
Membantu guru dan/atau kepala satuan pendidikan dalam mendokumentasikan dan
membagikan praktik baik Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19
pada lingkup satuan pendidikan/kelas/mata pelajaran untuk dibagikan sebagai sumber
belajar bagi guru dan/ atau kepala satuan pendidikan yang lain, antara lain melalui portal
b. Guru Belajar dan Berbagi.
Menguatkan Potensi Praktik Baik. Membantu guru dan/atau kepala satuan
pendidikan dalam mengenali dan mengapresiasi potensi baik dalam penyelenggaraan
pembelajaran di masa pandemi Covid-19 pada lingkup satuan pendidikan/kelas/mata
pelajaran sehingga dapat diperkuat menjadi Praktik Baik yang dapat dibagikan.
c. Mendiskusikan Penguatan.
Membantu guru dan/atau kepala satuan pendidikan dalam mendiskusikan upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan dalam menyelenggarakan
pembelajaran di masa pandemi Covid-19 pada lingkup satuan pendidikan/kelas/mata
pelajaran termasuk meminta dukungan dari pihak yang terkait, seperti dinas
pendidikan, kanwil Kemenag, orang tua, maupun dunia usaha/dunia industri
d. Menguatkan Pemantauan.
Membantu guru dan/atau kepala satuan pendidikan dalam mengingatkan, memotivasi,
dan menegaskan warga sekolah agar lebih konsisten menerapkan protokol kesehatan
dan/atau panduan pembelajaran di masa pandemi Covid- 19.
Gambar13 : Rekomendasi Langkah Tindak Lanjut

31
3. Kriteria Keberhasilan Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah dikatakan berhasil dalam pelaksanaan PTM apabila:
a. Tingkat kepatuhan terhadap protocol kesehatan dalam pelaksanaan pembelajaran di
masa pandemi COVID-19 pada satuan pendidikan;
b. Tingkat efektivitas pengelolaan pembelajaran di masa pandemi COVID-19 di satuan
pendidikan.
c. Tingkat pelibatan guru dalam merencanakan, melaksanakan, memberi umpan balik dan
mengembangkan rencana tindak lanjut pengembangan pembelajaran di masa
pandemi COVID-19
d. tingkat pelibatan orang tua dalam merencanakan dan memberi umpan balik terhadap
pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi COVID-19; dan
e. upaya refleksi dan perbaikan pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi COVID-19
di satuan pendidikan dalam bentuk mengadopsi praktik pengelolaan pembelajaran dari
Guru Belajar dan Berbagi dan/ atau membagikan praktik pengelolaan ke Guru Belajar
dan Berbagi.

Gambar 14 : Kriteria Keberhasilan kepala sekolah

32
4. Kriteria Keberhasilan Bagi Guru
a. tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan dalam pelaksanaan pembelajaran di
masa pandemi COVID-19 pada kelas;
b. tingkat pelibatan orang tua dalam merencanakan, memandu, melaksanakan, memberi
umpan balik dan mengembangkan pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi
COVID-19;
c. tingkat pelibatan siswadalam merencanakan, melaksanakan dan memberi umpan
balik terhadap pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi COVID-19; dan
d. upaya refleksi dan perbaikan pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi COVID-19
kelas/mata pelajaran dalam bentuk mengadopsi praktik pengelolaan pembelajaran
dari Guru Belajar dan Berbagi dan/atau membagikan praktik pengelolaan ke Guru
Belajar dan Berbagi

Gambar 15 : Kriteria Keberhasilan Guru

33
BAB IV
MONITORING, EVALUASI, TINDAK LANJUT

A. MONITORING
Kegiatan monitoring/pemantauan dan evaluasi sifatnya menjadi sangat diperlukan
dalam penyelenggaraan sebuah program jika program tersebut diharapkan untuk tetap
berkelanjutan. Melalui kegiatan pemantauan dapat membantu penatalaksanaan kegiatan
agar berjalan sesuai dengan target dan tujuan. Sedangkan kegiatan evaluasi salah satu
fungsi terpentingnya adalah memberikan data umpan balik untuk perbaikan program.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka
merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memantau penyelenggaraan pembelajaran tatap
muka di masa pandemi covid-19 yang dilakukan oleh satuan pendidikan pada semester
ganjil tahun ajaran 2021/2022. Ruang lingkup pemantauan dan evaluasi mencakup
tahapan kegiatan pra-kondisi pembelajaran, pra pembelajaran, saat pembelajaran, dan
pasca pembelajaran. Pemantauan dan evaluasi bagian dari sistem tatakelola untuk menjaga
dan memastikan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di masa pandemi covid-19
dilaksanakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
Dikarenakan sangat pentingnya hal ini, maka kepala sekolah perlu melakukan
berbagai upaya dalam memastikan pengelolaan pembelajaran yang baik, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaa, hingga proses evaluasinya. Berdasarkan hal tersebut maka perlu
disusun pedoman pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pembelajaran tatap
muka sebagai acuan untuk memastikan sesuai dengan SOP.
Penanggungjawab untuk melakukan pemantauan dan evaluasi secara umum adalah
pimpinan satuan pendidikan, stakeholders, orangtua (sebagai komite), bahkan masyarakat
umum. Pihak yang lebih khusus secara kewenangan di tingkat Kota Bogor adalah Dinas
Pendidikan Kota Bogor dan satgas COVID-19 Kota Bogor. Dinas Pendidikan Kota Bogor
bersama dengan Satgas COVID Kota Bogor sesuai dengan kewenangannya bertanggung
jawab untuk melakukan pemantauan dan evaluasi atas penyelenggaraan pembelajaran tatap
muka yang dilakukan oleh satuan pendidikan dengan menggunakan instrumen yang
tersedia. Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk pelaporan, pengambilan
keputusan dan tindak lanjut.
Monitoring atau pemantauan adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk
memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari satu kebijakan yang lebih terfokus
pada kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pemantauan dilakukan dengan cara menggali

34
untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu. Tujuan
pemantauan adalah mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan
perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Secara prinsip, pemantauan dilakukan
pada saat kegiatan sedang berlangsung guna memastikan kesesuaian proses dan capaian
sesuai rencana atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan atau ketidaksesuaian maka segera
dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan target. Hasil pemantauan
menjadi input bagi kepentingan proses selanjutnya.
Indikator monitoring/pemantauan mencakup esensi aktivitas dan target yang
ditetapkan pada perencanaan program. Apabila pemantauan dilakukan dengan baik akan
bermanfaat dalam memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai SOP).
Juga memberikan informasi kepada pengelola program apabila terjadi hambatan dan
penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan evaluasi.
Kerangka kegiatan pemantauan pelaksanaan pembelajaran tatap muka
dikembangkan untuk menyediakan sebuah basis konseptual dan metodologi bagi
pelaksanaan pemantauan sewaktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka
berlangsung, dan untuk menjelaskan instrumen tertentu yang akan digunakan untuk
memfasilitasi pengumpulan informasi dan pelaporan. Kerangka kegiatan pemantauan
pelaksanaan pembelajaran tatap muka terfokus pada penyelenggaraan pembelajaran yang
mengacu pada SOP yang telah ditetapkan. Kegiatan pemantauan penyelenggaraan
pembelajaran tatap muka lebih menekankan pada tahapan kegiatan pra-kondisi
pembelajaran, pra pembelajaran, pembelajaran, dan pasca pembelajaran. Kerangka
kegiatan pemantauan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka berisi indikator-indikator
seperti disajikan pada Tabel 6
Tabel 6 : Kerangka Kegiatan dan Indikator Pemantauan Pembelajaran Tatap Muka

No. Kegiatan Protokol/SOP Indikator Keterangan


1 Pra-Kondisi 1. Sosialisasi oleh pihak 1. Dipahaminya Instrumen lebih
Pembelajaran sekolah dan pihak cara belajar rinci bisa
terkait dengan dikembangkan
kebiasaan baru oleh unit terkait
oleh semua
pihak terkait
2. Orangtua
percaya dan
merasa yakin
bahwa anak-
anaknya aman
dan terjaga

35
No. Kegiatan Protokol/SOP Indikator Keterangan
2. Penyiapan infra Tersedianya Evaluasi terhadap
struktur infrastruktur yang ketersediaan dan
sesuai dengan keberfungsiannya
standar minimal dilakukan secala
yang ditetapkan berkala maksimal
untuk membuka sebulan sekali oleh
sekolah dengan tim Satgas Covid
moda tatap muka unit sekolah
(dari Kemdikbud, masing-masing
KPAI, Satgas
Covid pusat)
3. Simulasi Seluruh pihak Diinisiasi oleh tim
implementasi terkait mampu satgas Covid unit
protokoler dalam memahami dan masing-masing
PTM melaksanakan
protokoler dalam
PTM sesuai yang
disimulasikan
2 Pra 1. Pemetaan Kondisi Terdata jumlah Dibuatkan alur dan
Pembelajaran Kesiapan Sekolah sekolah yang siap SOP terkait oleh
untuk PTM secara fasilitas dan unit masing-
(termasuk kesiapan siap secara masing mengacu
kerja sama dengan kolaboratif pada panduan ini
puskesmas)
2. Protokol/SOP Protokol dipatuhi Selama masa
kedatangan: minimal 80 persen transisi
a. antar jemput oleh 100 persen
pribadi warga sekolah
b. antar jemput
sekolah/
masyarakat
c. angkutan umum
d. jalan kaki
e. sepeda
3. Protokol/SOP Protokol dipatuhi Selama masa
kedatangan minimal 80 persen transisi
Guru/KS/Tendik oleh 100 persen
lainya warga sekolah
4. Protokol/SOP Protokol dipatuhi Selama masa
Pengantar minimal 80 persen transisi
oleh 100 persen
warga sekolah
5. Protokol/SOP Tamu Protokol dipatuhi Selama masa
minimal 80 persen transisi
oleh 100 persen
warga sekolah
6. Protokol Siswadi Protokol dipatuhi Selama masa
lingkungan sekolah minimal 80 persen transisi

36
No. Kegiatan Protokol/SOP Indikator Keterangan
(mulai masuk oleh 100 persen
gerbang sampai warga sekolah
siswamasuk kelas,
keluar kelas s.d di
rumah)
3 Pembelajaran 1. Protokol fasilitas Protokol dipatuhi Selama masa
ruang kelas minimal 80 persen transisi
oleh 100 persen
warga sekolah
2. Protokol aktivitas Protokol dipatuhi Selama masa
siswadi kelas minimal 80 persen transisi
oleh 100 persen
warga sekolah
3. Protokol pembagian Protokol dipatuhi Selama masa
kehadiran (shift) minimal 80 persen transisi
siswadi kelas oleh 100 persen
warga sekolah
4. Protokol jam Protokol dipatuhi Selama masa
istirahat didalam minimal 80 persen transisi
kelas oleh 100 persen
warga sekolah
5. Protokol Protokol dipatuhi Selama masa
pengelompokan minimal 80 persen transisi
peserta didik oleh 100 persen
warga sekolah
6. Protokol layanan Protokol dipatuhi Selama masa
laboratorium, minimal 80 persen transisi
perpustakaan, dan oleh 100 persen
Tenaga Administrasi warga sekolah
Sekolah sekolah
7. Protokol penggunaan Protokol Selama masa
sarana ibadah dan dipatuhi transisi
toilet minimal 80
persen oleh
100 persen
warga sekolah
4 Pasca 1. Protokol keluar kelas Protokol Selama masa
Pembelajaran (antar kelas) dipatuhi transisi
minimal 80
persen oleh
100 persen
warga sekolah

37
B. Evaluasi

Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur


keefektifan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di masa pandemi covid-19 sebagai
suatu keseluruhan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil atau capaian akhir dari
kegiatan atau program yang dilaksanakan pada akhir kegiatan. Hasil evaluasi bermanfaat
bagi rencana pelaksanaan program yang sama di waktu dan tempat lainnya. Pihak yang
melakukan evaluasi adalah yang terkait langsung dengan pelaksanaan pembelajaran tatap
muka seperti orang tua (komite), satgas Covid yang dibentuk di setiap unit satuan
pendidikan, dinas pendidikan setempat dan masyarakat sekolah.
Berikut adalah alur monitoring evaluasi di tingkat Kota Bogor
Gambar 16 : Alur Monitoring

38
C. TINDAK LANJUT

Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi merupakan kegiatan mengenai tata cara
pemantauan suatu kegiatan dan bukan merupakan suatu kegiatan yang mencari-cari
kesalahan, tetapi membantu melakukan tindakan perbaikan secara terus menerus.
Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di masa pandemi
covid-19 dilakukan sebagai usaha untuk menentukan apa yang sedang dilaksanakan
dengan cara memantau hasil yang dicapai dan jika terdapat penyimpangan dari
standar/SOP yang telah ditentukan, maka segera diadakan tindak lanjut untuk perbaikan
tindakan, sehingga semua hasil yang dicapai dapat sesuai dengan rencana. Pihak yang
berwenang melakukan tindak lanjut adalah kepala sekolah dan Dinas Pendidikan Kota
Bogor mengenai pembelajaran tatap muka.

39
BAB V
PENUTUP
Penyelenggaraan pembelajaran tatap muka oleh satuan pendidikan pada semester
ganjil tahun ajaran 2021/2022 di masa pandemi COVID-19 harus dilakukan dengan protokol
kesehatan yang ketat dan terpantau oleh pemerintah daerah, membudayakan pola hidup bersih
dan sehat dalam rangka pencegahan dan pengendalian COVID-19 dengan menggunakan
Standar Operasional Prosedur (SOP). SOP merupakan suatu pedoman atau acuan untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka di masa pandemi COVID-19 berdasarkan
indikator-indikator teknis, administratif, dan prosedural sesuai prosedur kerja dan sistem kerja
pada satuan pendidikan yang digunakan untuk memastikan kegiatan pembelajaran tatap muka
berjalan dengan lancar supaya menghasilkan hasil yang diinginkan.
Penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di masa pandemi COVID-19 di satuan
pendidikan memuat SOP yang mencakup tahapan kegiatan pra-kondisi pembelajaran, pra
pembelajaran, pembelajaran, dan pasca pembelajaran yang terfokus perihal kondisi kelas,
jumlah hari dan jam pembelajaran tatap muka dengan pembagian rombongan belajar (shift),
perilaku wajib di seluruh lingkungan satuan pendidikan, kondisi medis warga satuan
pendidikan, kantin, kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler, kegiatan selain pembelajaran di
lingkungan satuan pendidikan, dan kegiatan pembelajaran di luar lingkungan satuan
pendidikan.
Diharapkan pada akhirnya akan tercipta pola pikir dan pola sikap (mindset) yang
terhabituasi tidak hanya di masa pandemik namun tertanam seumur hidup sehingga terbentuk
peningkatan kualitas generasi yang sehat dan tangguh.

40
REFERENSI

1. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
03/KB/2021, Nomor 384 tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021 dan
Nomor 440-717 tahun 2021 Tentang Panduan penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
2. Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari
Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 diperkuat dengan SE Sesjen
nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR)
selama darurat COVID-19
3. Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari
Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 diperkuat dengan SE Sesjen
nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR)
selama darurat COVID-19.
4. Dirjen Pauddikmasmen, Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pauddikdasmen
Masa Pandemi, Juni 2021

41
DAFTAR LAMPIRAN
1. Instrumen Asesmen Kesiapan Sekolah Dinas Pendidikan
2. Instrumen Pemantauan Pembelajaran
3. Contoh SK Satgas Covid-19 di Sekolah
4. Standar Operasional Prosedur:
1) SOP Tamu
2) SOP Kedatangan Siswa
3) SOP Kedatangan Guru dan Staff
4) SOP Pengantar
5) SOP Proses Belajar
6) SOP Jam Istirahat
7) SOP Kepulangan
8) SOP Di Tempat Ibadah
9) SOP Ekstrakurikuler
10) SOP Perpustakaan
11) SOP Di Lingkungan Sekolah
12) SOP Kantin
13) SOP Penggunaan Toilet Sekolah
14) SOP Kondisi Darurat/Emergency
15) SOP Peran Keluarga
16) SOP Peran Lingkungam
17) SOP Tenaga Pendidik
18) SOP Perlengkapan Siswa
19) SOP Fasilitas Ruang Kelas

5. Poster-Poster Himbauan
6. Rencana Jadwal Tatap Muka
Lampiran 1: Instrumen Asesmen Kesiap PTMT

INSTRUMEN ASESMEN
KESIAPAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS
KOTA BOGOR

Sekolah :
Nama Kepala Sekolah :
Kecamatan :

A. PROSENTASE VAKSIN
No Dokumen Jumlah Sudah Belum Vaksin
Vaksin
1 Siswa
2 Guru dan Tenaga Kependidinan

B. PERSONIL PENDUKUNG
No Jenis Ada Tidak Keterangan
1 Petugas pemeriksaan suhu Surtug
2 Petugas Pengawas Prokes Surtug
3 Petugas Kebersihan dan Desinfeksi Surtug
ruangan
Tim Satgas Sekolah (3 Tim),
4 melibatkan komite sekolah, orangtua, SK
dan masyarakat sekitar
Petugas Pemeriksa Prokes Covid 19
5 disetiap Akses Masuk dan Keluar Surtug
lingkungan Sekolah

C. SARANA DAN PRASARANA


SB B C K Tidak
No Ketentuan ada Ketr
4 3 2 1 0
1 Ruang kelas sesuai Prokes 4 3 2 1 0
2 Ruang guru sesuai Prokes 4 3 2 1 0
3 UKS/Klinik Kesehatan 4 3 2 1 0
4 Ruang transit isolasi 4 3 2 1 0
5 Posko Gabungan Satgas Covid-19 4 3 2 1 0
6 Halaman Sekolah 4 3 2 1 0
7 Area tunggu kedatangan 4 3 2 1 0
8 Area tunggu kepulangan 4 3 2 1 0
9 Area istirahat 4 3 2 1 0
Area wajib masker atau masker
10 tembus pandang bagi yang memiliki 4 3 2 1 0
siswadisabilitas rungu
11 Sanitasi dan kebersihan 4 3 2 1 0
12 APD lengkap yang memadai
13 Fasilitas cuci tangan dan 4 3 2 1 0
handsanitizer
14 Pengukur suhu / thermogun 4 3 2 1 0
15 Desinfektan 4 3 2 1 0
16 Masker cadangan 4 3 2 1 0
17 Membuat batas antrian siswa pada
pintu masuk kelas 4 3 2 1 0
18 Membuat batas antrian masuk di
gerbang/halaman sekolah 4 3 2 1 0
Poster himbauan protokol kesehatan
19 pada pintu masuk dan sekitar 4 3 2 1 0
lingkungan sekolah
20 Membuat jalur terpisah antara pintu 4 3 2 1 0
masuk dan keluar gerbang

D. PROTOKOL KESEHATAN
SB B C K Tidak
No Ketentuan ada Ketr
4 3 2 1 0
Ketersediaan dokumen kerja sama
1 penanganan Covid-19 dengan Komite 4 3 2 1 0 MoU
Sekolah
Mendata warga satuan pendidikan
2 yang tidak boleh melakukan kegiatan 4 3 2 1 0 Daftar Siswa
di sekolah
3 Memiliki akses ke fasilitas kesehatan 4 3 2 1 0
4 Pemeriksaan tes swab antigen berkala
kepada guru/petugas di sekolah 4 3 2 1 0
5 SOP Tamu 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
6 SOP Kedatangan guru dan siswa 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
7 SOP Proses belajar mengajar 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
8 SOP Istirahat 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
9 SOP Kepulangan 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
10 SOP Kegiatan Ibadah 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
11 SOP Ekstrakurikuler 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
12 SOP Perpustakaan 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
13 SOP Lingkungan sekolah 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
14 SOP Kantin 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
15 SOP Toilet 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
16 SOP Kondisi Darurat / Emergency 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
17 SOP Peran keluarga 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
18 SOP Peran lingkungan 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
19 SOP Guru dan Tenaga Kependidikan 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
20 SOP Perlengkapan siswa 4 3 2 1 0 TTD KS dan
Komite
Jumlah

E. PEMBELAJARAN, PSIKOSOSIAL, DAN TATA RUANG


No Ketentuan SB B C K Tidak Ketr
ada
4 3 2 1 0
Melakukan pembagian rombel dan
1 pengaturan jadwal pelajaran untuk
setiap kelompok dalam rombongan 4 3 2 1 0 Jadwal
belajar
Melakukan pembagian jam masuk,
istirahat, dan keluar sekolah untuk
2 semua kelompok belajar dari masing-
masing rombongan belajar untuk 4 3 2 1 0 Jadwal
meminimalkan kerumunan pada
waktu yang bersamaan
Melakukan pengaturan tata letak
ruangan dengan memperhatikan:
jarak antar-orang duduk dan berdiri
atau mengantre minimal 1,5 (satu
3 koma lima) meter, dan memberikan
tanda jaga jarak antara lain pada area Denah
ruang kelas, kantin, tempat ibadah, 4 3 2 1 0
lokasi antar/ jemput peserta didik,
ruang pendidik, kantor dan tata
usaha, perpustakaan, dan
koperasi;
Kecukupan ruang terbuka dan saluran
4 udara untuk memastikan sirkulasi 4 3 2 1 0
yang baik
5 Melakukan pengaturan lalu lintas 1
(satu) arah di lorong/koridor dan 4 3 2 1 0
tangga
Mempersiapkan layanan bantuan Program
6 kesehatan jiwa dan psikososial bagi 4 3 2 1 0 Kegiatan
seluruh warga satuan pendidikan
Jumlah

F. KESEHATAN KEBERSIHAN, DAN KEAMANAN


SB B C K Tidak
No Ketentuan ada Ketr
4 3 2 1 0
Membuat prosedur pemantauan dan
1 pelaporan kesehatan warga satuan 4 3 2 1 0 Program
pendidikan
Memberikan informasi kepada satuan
2 pendidikan terkait kebutuhan sarana dan
prasarana kesehatan dan kebersihan 4 3 2 1 0
Melakukan pembersihan dan disinfeksi di
3 satuan pendidikan paling lambat satu hari Jadwal
sebelum kegiatan tatap muka terbatas 4 3 2 1 0
4 Melakukan pemantauan penerapan protokol
kesehatan secara berkala 4 3 2 1 0 Jadwal
5 Melakukan pembersihan/disinfeksi ruang
kelas dan ruangan lainnya 4 3 2 1 0 Jadwal
Pelaksanaan prokes Covid 19 di masing Jadwal dan
6 masing kelas (pemeriksaan suhu tubuh, 4 3 2 1 0 Petugas
handsinitizer dan cuci tangan)
Jumlah

G. PELATIHAN DAN HUMAS


SB B C K Tidak
No Ketentuan ada Ketr
4 3 2 1 0
Melakukan sosialisasi kepada pemangku
kepentingan terkait tanggal dimulainya
1 pembelajaran tatap muka, metode Daftar
pembelajaran yanga akan digunakan, hadir/Foto
langkah pengendalian penyebaran Covid 19 4 3 2 1 0 kegiatan
Menempelkan poster atau media komunikasi,
2 informasi dan edukasi pada area strategis 4 3 2 1 0
Mempersiapkan peningkatan kapasitas
3 protokol kesehatan, tenaga kebersihan 4 3 2 1 0 Program
sebelum masa pembelajaran tatap muka Kegiatan
Ketersediaan Media Komunikasi Informasi
4 Edukasi (KIE) tentang kesehatan dan
pencegahan Covid-19 4 3 2 1 0
5 Menyampaikan protokol kesehatan untuk
tamu 4 3 2 1 0
Jumlah

Bogor, 2021
Petugas,
Lampiran 2: Instrumen Pemantauan dan Evaluasi PTMT

INSTRUMEN PEMANTAUAN DAN EVALUASI


PEMBELAJARAN TATAP MUKA DI MASA PANDEMI COVID-19

a. INTRUMEN KELENGKAPAN PROTOKOL PRA-KEGIATAN PEMBELAJARAN


JENIS KELENGKAPAN KETERSEDIA KEBERFUN KET.
No AN GSIAN
Ya Tidak Ya Tidak
3. Sekolah menyediakan Toilet bersih sesuai
rasio jumlah peserta didik, utk laki-laki 1:40,
wanita 1:25
2. Sekolah menyediakan Wastafel di depan
kelas sesuai rasio jumlah siswarasio 1 kelas
: 1 wastafel
3. Sekolah menyediakan Sabun/cairan
/handsanitizer
4. Sekolah menyediakan Disinfektan
5. Sekolah menyediakan Masker sesuai rasio
jumlah peserta didik
6. Sekolah menyediakan Thermogun
7. Sekolah membentuk Satgas COVID 19
8. Sekolah membuat Program Satgas sekolah
tentang PTM
9. Sekolah melakukan MOU dengan fihak
terkait tentang pelaksanaan PTM
10. Sekolah memiliki catatan pemetaan warga
satuan Pendidikan
11. Sekolah memiliki ruang UKS/ruang isolasi
sementara bagi warga sekolah
11 Sekolah memiliki pemetaan kontak erat
warga sekolah dengan lingkungan
12 Sekolah memiliki perangkat untuk
sosialisasi pada seluruh pihak terkait
13 Sekolah memiliki ventilasi dan kualitas
aliran udara yang baik
14 Sekolah memiliki pemetaan transmisi
lingkungan terkait penyebaran kasus di
lingkungan sekolah
15 Sekolah mengetahui dan memiliki perangkat
prosedur manajemen kasus jika terjadi di
sekolahnya
16 Sekolah memiliki infografis terkait simulasi
implementasi protokoler dan segala hal
terkait himbauan COVID 19
b. INTRUMEN KELENGKAPAN PROTOKOL KEGIATAN PRA PEMBELAJARAN

NO. JENIS KELENGKAPAN KETERSEDIAAN Keberfungsian KET.

Ya TIDAK Ya Tidak

1. Sekolah memiliki SOP kedatangan


siswasaat memasuki sekolah (tidak
berkerumun, pengantar tidak turun
dari mobil, tidak berjalan
berpegangan dengan teman lainnya
dll)

2. Sekolah memiliki data pemetaan


fasilitasi siswaberangkat sekolah
(yang memakai kendaraan umum,
pribadi, jemputan dll)

3. Sekolah memiliki infografis alur


pemeriksaan siswadi gerbang
(pemeriksaan suhu, kelengkapan
yang harus dibawa di rumah,
mencuci tangan sebelum masuk
kelas dll))

4. Sekolah memiliki SOP untuk


penjemput/pengantar dan orang luar
yang masuk ke lingkungan sekolah

5. Sekolah memasang infografis


kebiasaan baru belajar di masa
pandemic (menutup mulut saat
bersin, menjaga jarak saat berbaris
memasuki ruangan dll)
c. INTRUMEN KELENGKAPAN PROTOKOL PENYELENGGARAAN
PEMBELAJARAN
NO. JENIS KELENGKAPAN KETERSEDIAAN Keberfungsian KET.

Ya TIDAK Ya Tidak

1. Sekolah memiliki SOP lengkap


penggunaan fasilitas umum yang
ada di sekolah (perpustakaan, toilet,
tempat ibadah, lapang olahraga dll)

2. Sekolah telah melakukan sosialisasi


dan edukasi pada guru mengenai
aktivitas pembelajaran di kelas
(menghindari aktivitas berkerumun
seperti kerja kelompok contohnya)

3. Sekolah menyediakan fasilitas


tempat duduk di kelas denga jarak
yang diperbolehkan (1.5 meter)

4. Sekolah memiliki fasilitas


himbauan melalui voice/audio di
sekolah yang diputar
berkala/berulang sesuai kebutuhan
waktu

5. Sekolah memiliki mekanisme


pengaturan dan tata tertib siswasaat
istirahat dan belajar di kelas, juga
saat pulang sekolah

5. Sekolah memiliki mekanisme


manajemen kasus saat aktivitas
pembelajaran terjadi

6. Sekolah memiliki fasilitasi


komunikasi yang memadai dengan
pihak-pihak terkait untuk
kepentingan konsultasi dan
eksekusi

7. Sekolah melakukan pemantauan


terhadap kurikulum dan konten
pembelajaran yang dilakukan agar
tetap memiliki priotitas menjaga
siswaagar well-being students
(siswayang bahagia dan sejahtera)

8. Sekolah memiliki SOP pembagian


(shifting) pembelajaran di kelas
dengan pemetaan yang terencana

d. INTRUMEN KELENGKAPAN PROTOKOL KEGIATAN PASCA


PEMBELAJARAN
NO. JENIS KELENGKAPAN KETERSEDIAAN KEBERFUNGSIAN KET.

Ya TIDAK Ya Tidak

1. Sekolah memiliki protocol


pengaturan siswadi jam
istirahat

2. Sekolah memiliki tata tertib


siswasaat keluar kelas (tidak
berdesakan di pintu) dan saat
berjalan menuju gerbang luar
sekolah

3. Sekolah memiliki perangkat


pemeriksa seluruh aktivitas
kepulangan siswadengan
kebiasaan 3M yang harus terus
menerus dilakukan siswa
Lampiran 3 : Contoh SK Satgas COVID-19 Sekolah

PEMERINTAH KOTA BOGOR


DINAS PENDIDIKAN
SD ........................................
Alamat : .....................................................................................................................
NPSN : 20220504 NSS : 101026106034

KEPUTUSAN KEPALA SD...........................


KECAMATAN ............................... KOTA BOGOR
NOMOR : ...................................................

TENTANG
SATUAN TUGAS PERCEPATAN PENANGGULANGAN
CORONAVIRUS DISEASE 19 (COVID-19) DI SD ........................
KECAMATAN .............................. KOTA BOGOR

KEPALA SD ...................... KECAMATAN .........................


KOTA BOGOR
Menimbang:
a. bahwa penyebaran Covid-19 di Jawa Barat semakin meluas dan
menyebabkan korban jiwa, kerugian harta benda, dampak
psikologis pada masyarakat, serta mangancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat;
b. bahwa Gubernur Jawa Barat telah menetapkan Status Keadaan
Tertentu Darurat Bencana Penyakit Akibat Covid-19 di Jawa
Barat sampai dengan tanggal 29 Mei 2020 berdasarkan
Keputusan Gubernur Nomor 443/Kep.189-Hukham/2020;
c. bahwa untuk menekan resiko penularan Covid-19 di Jawa Barat,
diperlukan percepatan penanggulangan cepat, tepat, focus,
terpadu dan sinegis antra instansi pemerintah, badan usaha, dan
masyarakat melalui pembentukan Satuan Tugas:
Mengingat:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No.4301);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan
Tugas dan Wewenang Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 109,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6224);
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 / Menkes / Per / X
/2010 tentang Jenis Penyakit Menular tertentu yang dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan (Berita Negara
Republik Indonesia tahun 2010 Nomor 503) ;
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang
Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 di Lingkungan
Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 249) ;
e. Keputusan Menteri Kesehatan NomorHK.01.07 / Menkes /
104 / 2020 tentang penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi
2019-nCoV) sebagai jenis Penyakit yang dapat menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangannya;
f. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 04
Tahun 2020, tentang Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Coronavirus Disease 2019;
g. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.156-
Dinkes/2020 tentang Pusat Informasi dan Koordinasi Coronavirus
Disease 2019 (Covid19) Jawa Barat
h. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep. 189-
Hukham/2020 tentang Status Keadaan Tertentu Keadaan Darurat
Bencana Wabah Penyakit Akibat Coronavirus Disease 2019
(Covid 19) di Jawa Barat

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KESATU :
Membentuk Satuan Tugas Percepatan Penanggulangan
Coronavirus Disease 2019 (Covid 19) di SD ..........................
Kecamatan .............. Kota Bogor yang selanjutnya
disebut Satuan Tugas dengan Susunan Personalia dan
Uraian Tugas sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I dan
Lampiran II sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan Kepala Sekolah.
KEDUA :
Satuan Tugas sebagimana dimaksud pada Diktum KESATU
mempunyai tugas mempercepat penangguilangan Covid-19,
melalui sinergi antar instansi pemerintah, satuan pendidikan,
masyaraka dan media

KETIGA :
Satuan Tugas sebagaimana dimaksud pada Diktum KEDUA
mempunyai fungsi:
a. Merencanakan dan mensosialisasikan protokol penanggulangan
penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid 19) ke warga
sekolah.
b. melakukan pendataan terkait kondisi warga sekolah yang
terpapar Coronavirus Disease 2019 (Covid 19)
c. melakukan koordinasi dengan satuan pendidikan tentang
percepatan penanggulangan Coronavirus Disease 2019 (Covid
19)
d. melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah lainnya
terkait percepatan penanggulangan Coronavirus Disease 2019
(Covid 19)
e. Mengelola data dan informasi terkait percepatan
penanggulangan Coronavirus Disease 2019 (Covid 19)

KEEMPAT :
Dalam pelaksanaan tanggungjawab dan tugas sebagaimana
dimaksud pada Diktum KEDUA dan Diktum KETIGA, Satuan
Tugas berkoordinasi dan bertanggung jawab kepada Kepala SD
.................... Kecamatan ........... Kota Bogor.

KELIMA :
Pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Tugas bersumber dari Dana Bos Sekolah

KEENAM :
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : .... Sept 2021

Kepala SD.........................

...............................................
NIP ........................................
LAMPIRAN I: Keputusan Kepala SD.......................
Kecamatan ......................... Kota Bogor

NOMOR : ...............................
TANGGAL: .... September 2021
TENTANG: Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanggulangan Corona
Virus Disease 19 (Covid-19) Di Lingkungan SD .......................
Kecamatan .......................... Kota Bogor.

STRUKTUR ORGANISASI

Penanggung Jawab : .......................................


Ketua : ........................................
Sekretaris : .........................................

Bidang Perencanaan, Sosialisasi & : 1. .........................................


Pengendalian 2. ........................................
3. .....................................
4. ......................................
5. ......................................

Bidang Data dan Informasi : 1. ...............................


2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................

Bidang Pelaporan : 1. .......................................


2. .......................................
3. .......................................

Bidang Humas dan Dokumentasi : 1. ......................................


2. ......................................
3. .....................................
4. .....................................

Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : ... September 2021

Kepala SD.......................................

................................................
NIP. ..........................................
LAMPIRAN II: KEPUTUSAN KEPALA SD .............................
KECAMATAN .......................... KOTA BOGOR
NOMOR : ...........................................
TANGGAL : .... September 2021
TENTANG : SATUAN TUGAS (SATGAS) PERCEPATAN PENANGGULANGAN
CORONA VIRUS DISEASE 19 (COVID-19) DI LINGKUNGAN SD
................................ KECAMATAN ...................... KOTA BOGOR

URAIAN TUGAS
I Ketua : Menetapkan kebijakan percepatan penanggulangan
COVID-19 melalui sinergi antar instansi pemerintah,
satuan pendidikan dan masyarakat
II Wakil Ketua : 1. menetapkan kebijakan percepatan penanggulangan
COVID -19 melalui sinergi antar instansi pemerintah,
satuan pendidikan dan masyarakat.
2. mewakili Ketua dalam hal berhalangan
III Sekretaris : 1. memfasilitasi kebutuhan satuan tugas
2. memimpin pelaksanaan tugas-tugas kesekretariatan
3. memfasilitasi kebutuhan satuan tugas dalam
melaksanakan aktivitasnya.
IV Bidang : 1. menyusun rencana sosialisasi percepatan
Perencanaan dan penanggulangan COVID-19
Sosialisasi : 2. melaksanakan sosialsisasi kesatuan pendidikan
tentang percepatan penanggulangan COVID-19
V Bidang data dan 1. melakukan akuisisi data
Informasi 2. melakukan analisis data
VI Bidang pelaporan 1. Melakukan pelaporan kepada pihak-pihak terkait secara
berkala
VI Bidang 1. menyusun konten dan kreatif untuk publikasi
Pelayanan mengenai percepatan penanggulangan COVID-19
Informasi dan 2. mengedukasi satuan pendidikan dan
Dokumentasi mempublikasikan mengenai percepatan
penanggulangan COVID-19
Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : .September 2021

Kepala SD...................................

......................................
NIP. ..............................................
SOP TAMU
1. Seluruh tamu wajib menggunakan masker
2. Bagi tamu yang tidak menggunakan masker diarahkan untuk kembali/pulang
3. Setiap tamu yang menggunakan kendaraan roda empat, wajib membuka jendela.
4. Setiap tamu ketika masuk area sekolah wajib diperiksa suhu menggunakan thermo
gun
5. Bila ada tamu bersuhu tubuh ≥ 37,30C diminta untuk kembali atau pulang.
6. Seluruh tamu wajib mencuci tangan menggunakan sabun /hand sanitizer
7. Tamu eksternal wajib menyampaikan kepentingannya kepada satuan pengamanan
sekolah
8. Setiap tamu wajib mengisi buku tamu secara lengkap dengan nama, alamat, nomor
hp, dan tujuan kunjungan dengan alat tulis yang dibawa sendiri atau atau alat tulis
yang disediakan sekolah
9. Jika harus menunggu, duduk di ruang tunggu (lobby), setiap tamu harus tetap
menjaga jarak (psycal distancing)
10. Setiap tamu harus menggunakan waktu kunjungan seefektif mungkin

Alur SOP Tamu


SOP KEDATANGAN SISWA
1. Bagi siswa yang diantar memakai kendaraan roda empat/dua, kendaraan parkir di
tempat yang telah ditentukan sekolah dan pengantar tidak boleh turun dari
kendaraan.

2. Siswa turun dari kendaraan dengan menggunakan masker kain 3 lapis/masker


bedah yang menutupi hidung dan mulut sampai dagu dan disambut oleh
security/guru piket dari kendaraannya.

3. Bagi siswa yang datang ke sekolah dengan berjalan kaki, diminta berbaris dengan
tetap menjaga jarak 1,5 m

4. Petugas piket mengukur suhu tubuh siswa dengan thermo gun. (Jika suhu siswa ≥
37,30C atau ada riwayat demam dipersilakan untuk pulang kembali ke rumah, atau
dipersilakan ke ruang isolasi sambil menunggu dijemput orang tuanya)

5. Siswa dipersilakan untuk mencuci tangan di tempat yang telah disediakan dengan
tetap menjaga jarak minimal 1,5 m

6. Siswa menuju ke ruang kelas tanpa bercakap-cakap dengan siapapun, dan tetap
menjaga jarak

7. Siswa senantiasa menutup hidung/mulut saat batuk atau bersin.


SOP KEDATANGAN GURU DAN STAFF
1) Sebelum berangkat sebaiknya sarapan dengan mengonsumsi makanan
mengandung gizi seimbang;

2) Memastikan diri dalam kondisi sehat dan tidak memiliki gejala umum seperti
demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala, mual/muntah,
diare, anosmia (hilangnya indra penciuman), atau ageusia (hilangnya kemampuan
indra perasa);

3) Menggunakan masker kain 3 lapis atau masker bedah menutupi hidung dan mulut
sampai dagu.

4) Menggunakan pelindung wajah/face shield ;

5) Membawa cairan pembersih tangan (hand sanitizer);

6) Wajib membawa perlengkapan pribadi seperti alat ibadah dan alat makan minum,
dan bekal makanan dan minuman..

7) Bagi yang menggunakan kendaraan umum sebaiknya memakai jaket dan


melepaskannya setelah sampai di sekolah, lalu menyimpannya dalam kantong plastik

8) Memasuki gerbang sekolah diperiksa suhu tubuh dengan thermogun oleh


petugas.

9) Melakukan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) dengan air yang mengalir;

10) Memastikan ruang kerja sudah bersih dan sudah disemprot disinfektan. Selama
berada di sekolah tetap menjaga jarak minimal 1,5 meter;

Alur Kedatangan KS, Pendidik dan Tendik


SOP PENGANTAR

1) Seluruh pengantar/penjemput siswa ke sekolah dipastikan dalam keadaan sehat, tidak


memiliki gejala: suhu tubuh ≥ 37,30C, tidak ada keluhan batuk, pilek, sakit
tenggorokan, dan/atau sesak napas.

2) Seluruh pengantar/penjemput siswa ke sekolah wajib menggunakan masker

3) Seluruh pengantar/penjemput hanya diperkenankan mengantar sampai gerbang /


lobby/ tempat yang telah disediakan sekolah, tidak menunggu di sekitar halaman
sekolah, serta mematuhi semua protokol kesehatan

Alur Pengantar/Penjemput

1.Bagi
pengantar/penjempu
t yang menggunakan
kendaraan roda dua
•Seluruh
pengantar/penjemput tetap selalu menjaga
murid ke sekolah jarak aman.
dipastikan dalam
keadaan sehat, tidak Seluruh
memiliki gejala: suhu pengantar/penjemput
tubuh sama atau di
atas 37, 3 Celcius ,tidak murid yang
ada keluhan batuk, menggunakan
pilek, sakit kendaraan roda empat
tenggorokan, dan / atau hanya diperkenan
sesak nafas. • Seluruh mengantar sampai depan
pengantar/penjemput gerbang sekolah/lobby
murid yang menggunakan tanpa turun dari
kendaraan roda empat, kendaraan
1.Seluruh wajib membuka jendela
pengantar/penjem dengan jumlah penumpang
50% dari kapasitas mobil
put murid ke
sekolah wajib
menggunakan
masker
SOP PROSES BELAJAR

1) Guru hadir lima belas menit sebelum siswa memasuki ruangan kelas;

2) Guru wajib menggunakan masker, face shield atau pelindung wajah.

3) Siswa masuk ke dalam kelas langsung menuju meja dan kursi sesuai nomor
absen/nama/simbol lainnya yang telah terpasang di meja masing - masing;

4) Siswa tidak diperbolehkan pindah ke tempat duduk siswa lainnya selama berada
di dalam kelas;

5) Siswa dilarang meminjamkan alat tulisnya kepada Siswa lainnya;

6) Proses kegiatan pembelajaran di kelas hanya membahas materi inti dari


Kompetensi Dasar Prasyarat dan Esensial, untuk kegiatan Penilaian Harian tetap
dilaksanakan di rumah;

7) Jika ada tugas siswa pada pertemuan sebelumnya yang harus dikumpulkan secara
luring, maka sebelum pulang siswa meletakkan tugasnya di meja masing masing;

8) Siswa makan dan minum di kursi dan meja masing - masing serta tidak
meninggalkan sampah;

9) Apabila ada siswayang ingin ke toilet, guru mengatur seorang-seorang dan tidak
boleh berbarengan.

10) Selesai berdo’a utnuk pulang siswa dipersilahkan keluar kelas dengan bergantian
dan tetap dalam pantaun guru;

11) Kelas disterilkan dengan desinfektan oleh petugas kebersihan sekolah.

Gambar Alur Aktivias Guru dan Siswa di dalam Kelas


SOP JAM ISTIRAHAT

1) Selama jam istirahat guru mendampingi siswa di kelas

2) Selama jam istirahat siswa tidak diperbolehkan keluar kelas, melainkan tetap di
dalam kelas untuk membuka bekal makanan dan minumannya

3) Siswa merapikan alat belajar dan menyimpannya dengan benar dan tertib.

4) Siswa mencuci tangan pakai sabun di air mengalir atau menggunakan hand
sanitizer secara tertib dan bergantian.

5) Memastikan siswa berada di bangku masing-masing ketika makan, tidak bersenda


gurau, dan tidak bertukar makanan,

6) Berdo’a sebelum dan sesudah makan.

7) Siswa merapikan tempat makan, memakai kembali masker dan mencuci tangan
pakai sabun secara bergantian.

8) Guru memastikan siswa tidak berpindah-pindah tempat duduk.

Bagan Protokol Jam Istirahat (Pergantian Jam Belajar) Di Dalam Kelas


SOP KEPULANGAN

1) Guru memberi arahan pada saat siswa akan ke luar kelas.

2) Siswa keluar kelas satu persatu dengan jarak 1,5 m (guru bisa mengabsennya satu
perstu)

3) Siswa mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik dengan air mengalir selama
20-30 detik

4) Siswa menjaga jarak aman (social distancing) sekitar 1,5 meter menuju gerbang
sekolah (tidak berkerumun/bergerombol)

5) Siswa tidak melakukan percakapan antar teman selama perjalanan menuju


gerbang sekolah

6) Siswa senantiasa menutup hidung/mulut saat batuk atau bersin selama perjalanan
menuju gerbang sekolah

7) Siswa melakukan pengukuran suhu tubuh oleh petugas/guru piket dan dicatat
besaran suhu tubuhnya sebelum kembali ke rumah masing-masing.

8) Siswa pulang langsung ke rumah masing-masing dan tidak bermain di sekolah


atau ke tempat lain.

9) Guru mengingatkan agar sesampainya di rumah siswa langsung membersihkan


badan/mandi

10) Guru selalu mengingatkan siswa untuk tetap menjaga kesehatan dengan
senantiasa: cek suhu, menggunakan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan
SOP DI TEMPAT IBADAH

1) Tempat ibadah di sekolah tidak menyediakan fasilitas berupa mukena, sajadah,


sarung, dan peci untuk digunakan bersama.

2) Lantai tempat ibadah di sekolah tidak boleh dialasi dengan karpet atau yang
sejenisnya.

3) Lantai tempat ibadah diberi tanda silang berselang-seling untuk memberi jarak
tempat berdiri.

4) Petugas kebersihan sekolah setiap pagi menyemprot pegangan pintu dan


ruangan tempat ibadah di sekolah dengan disinfektan.

5) Ruangan ibadah harus mendapat ventilasi dan pencahayaan yang cukup..

6) Sebelum berwudhu, siswa harus mencuci tangan terlebih dulu dengan


menggunakan sabun.

7) Untuk berwudhu gunakan air yang mengalir.

8) Pihak sekolah membuat jadwal kegiatan beribadah setiap kelas agar tidak
terjadi kerumunan di tempat ibadah sekolah.

9) Siswa perempuan membawa mukena dan sajadah dari rumah.

10) Siswa laki-laki membawa peci/sarung dan sajadah dari rumah.

11) Peralatan ibadah milik siswa harus dicuci secara rutin.

12) Siswa dilarang meminjam atau meminjamkan peralatan ibadah kepada orang
lain.

13) Selama beribadah, siswa tetap menggunakan masker dan menjaga jarak.

14) Siswa tidak berdiam lama-lama di tempat ibadah setelah kegiatan ibadah
selesai.

15) Petugas kebersihan sekolah menyemprotkan disinfektan setelah kegiatan


bersama di tempat ibadah selesai.
SOP EKSTRAKURIKULER

A. Masa Transisi (1 – 2 bulan pertama PTMT):


1) Ekstrakurikuler ditiadakan/tidak diperbolehkan.
B. Masa Kebiasaan Baru:
Diperbolehkan dengan tetap menjaga protokol kesehatan sebagai berikut

Satuan Pendidikan:
1. Melakukan pengaturan jadwal untuk setiap ekstrakurikuler termasuk penggunaan
ruang / lapangan yang digunakan;
2. Memastikan jumlah anggota setiap ekstrakurikuler untuk meminimalisasi potensi
kerumunan;
3. Melakukan tata letak ruangan dengan memperhatikan:
a. Jarak antara orang duduk/berdiri minimal 1,5 meter;
b. Kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk memastian sirkulasi udara
yang baik;
c. Melakukan pengaturan lalu lintas 1 arah keluar masuk ruangan/Lapangan.
4. Membersihkan ruangan/lapangan setiap hari;
5. Melakukan disinfeksi sarana prasarana sebelum dan sesudah digunakan;

Warga sekolah (Guru, Peserta Didik, Pelatih ekskul):


1. Menggunakan masker kain 3 lapis atau masker sekali pakai/masker bedah yang
menutupi hidung dan mulut sampai dagu;
2. Menjaga jarak 1,5 meter dan tidak melakukan kontak fisik;
3. Ekskul dengan aktivitas fisik, hanya dilakukan dengan intensitas ringan sampai
sedang;
4. Menggunakan perlengkapan pribadi, tidak boleh pinjam-meminjam
SOP PERPUSTAKAAN

1) Pengunjung diperiksa suhu tubuh jika ≥ 37.3°C tidak diizinkan masuk.

2) Dianjurkan agar Tenaga perpustakaan / guru Penanggung Jawab dan pengunjung


(peminjam) melepaskan alas kaki menyimpan pada kantong plastik yang dibawa
dari rumah dan diletakkan pada tempat yang telah disiapkan secara bergantian
satu persatu agar meminimalisir kotor dan paparan virus di perpustakaan
3) Melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir sebelum
memasuki ruangan, jaga jarak 1.5 meter, dan memakai masker.
4) Membuka pintu dan jendela selama layanan perpustakaan.
5) Layanan Perpustakaan hanya untuk meminjam dan mengembalikan buku.
6) Petugas perpustakaan membatasi pengunjung 50% dari kapasitas ruangan.
7) Apabila memungkinkan pengunjung masuk dan keluar ruangan melalui pintu atau
jalur yang berbeda (sesuai arah panah)
8) Menggunakan sarung tangan (lateks/plastik) yang diberikan tenaga perpustakaan
(jika pengunjung tidak membawa) apabila memanfaatkan buku.
9) Tenaga perpustakaan mencatat data pengunjung dan buku yang
dipinjam/dikembalikan.
10) Peminjam mengembalikan buku di tempat yang telah ditentukan
11) Petugas melakukan disinfeksi atau buku dapat dipinjamkan kembali setelah 7
hari.
12) Melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir setelah
meninggalkan perpustakaan.
13) Petugas melakukan disinfeksi ruangan secara berkala

Alur Kegiatan Perpustakaan


SOP DI LINGKUNGAN SEKOLAH

1) Menggunakan masker 3 lapis atau masker sekali pakai/masker bedah yang menutupi
hidung dan mulut sampai dagu;

2) Melakukan CTPS atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas;

3) Menjaga jarak (social distancing) minimal 1,5 (satu koma lima) meter selama berada di
lingkungan sekolah;

4) Apabila ada warga yang merasakan tidak enak badan, demam, atau pusing, segera
melapor kepada Satgas Covid Sekolah untuk ditindaklanjuti;

5) Menjaga kesopanan, ketertiban dan kenyamanan selama berada di lingkungan


sekolah;
SOP KANTIN SEKOLAH

a. Peran Kepala Sekolah atau Pembina UKS


a. Membuat kebijakan bahwa kantin sekolah selama masa transisi tidak dapat
beroperasi, di masa kebiasaan baru dapat beroperasi setelah mendapat izin dari
Dinas Pendidikan

b. Membuat kebijakan pengelolaan kantin sekolah pada masa kebiasaan baru


sesuai dengan protokol kesehatan

c. Memastikan menu jajanan yang akan dijual di kantin aman, sehat, dan bergizi;

d. Melakukan pemantauan pelaksanaan kantin sehat setiap hari.

b. Protokol Tata Letak Ruangan


a. Menyesuaikan tata letak sesuai protokol kesehatan dengan kapasitas maksimal
50 persen dari kondisi normal

b. Meja harus berjarak minimal 1 meter dengan meja lainnya

c. Tempat duduk satu meja hanya boleh diisi dua orang secara berselang-seling

d. Ada tanda jarak untuk antrean.

e. Membuat pengaturan lalu lintas satu arah untuk masuk dan keluar kantin, jika
tidak memungkinkan, beri batas pemisah dan penanda arah jalur dengan tanda
panah.

c. Protokol Masuk ke Area Kantin


a. Pengunjung menggunakan masker kain 3 lapis atau masker bedah yang menutup
hidung, mulut, sampai dagu

b. Melakukan CTPS atau menggunakan hand sanitizer sebelum melakukan


transaksi

c. Masker hanya diperbolehkan dibuka saat makan dan minum

d. Saat memesan makanan tidak boleh berdekatan, jarak antrean 1,5 m

e. Saat melakukan pembayaran tidak boleh langsung bersentuhan antara penjual


dan pembeli, melainkan melalui perantara berupa tempat/kotak.

f. Kantin sekolah hanya melayani warga sekolah yang terdiri dari siswa, guru, atau
tenaga pendidik lainnya. Orang tua murid atau tamu dari luar tidak
diperbolehkan jajan di kantin sekolah
SOP PENGGUNAAN TOILET SEKOLAH
1) Petugas kebersihan setiap pagi menyemprotkan disinfektan ke pegangan pintu,
kran air, dan fasilitas lain di toilet.

2) Petugas kebersihan selalu menjaga toilet dalam keadaan bersih

3) Petugas kebersihan/guru selalu memeriksa ketersediaan sabun di tempat cuci


tangan dengan air yang mengalir.

4) Tidak boleh menyediakan lap tangan kain untuk digunakan bersama-sama di dekat
tempat cuci tangan, sebagai gantinya bisa pakai tissue

5) Toilet siswaharus menggunakan closet jongkok

6) Toilet sekolah tidak boleh menggunakan shower yang biasa dipegang bergantian

7) Petugas kebersihan selalu menjaga kebersihan gayung dan ember di toilet

Alur Penggunaan Sarana Ibadah Dan Toilet


SOP KEADAAN DARURAT
1) Apabila ditemukan Guru/Karyawan/Siswa pada saat pengukuran suhu tubuh
≥37,3°C, Guru/Karyawan/Siswa tersebut dipersilahkan untuk menunggu di ruang
yang telah ditetapkan (ruang isolasi);

2) Apabila saat proses PTMT atau kegiatan kerja ditemukan gejala-gejala mirip
penderita Covid-19 pada siswa/guru/pegawai, secepatnya Satgas Covid-19 sekolah
melakukan tindakan pengamanan berupa:
a. evakuasi terduga (suspect) Covid-19;
b. lokalisasi tempat kejadian;
c. pendataan siswa/guru/pegawai yang kontak erat dengan terduga (suspect);
d. test antigen terhadap semua siswa/guru/pegawai yang kontak erat jika terduga
dinyatakan positif.
e. melaporkan kejadian tersebut kepada Satgas Covid-19 Tingkat Kota/lembaga
terkait untuk dilakukan penjemputan dan pemeriksaan lebih lanjut;
f. menghubungi orang tua siswa yang bersangkutan.

3) Satgas Covid-19 sekolah yang menangani terduga (suspect) wajib memakai APD
lengkap;

4) Satgas Covid-19 sekolah melakukan disinfeksi pada ruangan dan area yang telah
dilalui oleh guru/karyawan/siswa terduga terikfeksi Covid-19;

5) Apabila terjadi sesuatu hal diluar dugaan ternyata ditemukan suspect Covid-19 di
lingkungan sekolah pada saat pelaksanaan PTMT berlangsung, PTMT / kegiatan
lainnya dihentikan untuk jangka waktu minimal 3x24 jam serta dilakukan disinfeksi
di seluruh area sekolah.
SOP PERAN KELUARGA

1) Orang tua/wali menjaga kesehatan putra/putrinya dengan menaati protokol


kesehatan;

2) Orang tua/wali menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan


putra/putrinya saat PTMT;

3) Orang tua/wali memastikan putra/putrinya sebelum berangkat ke sekolah telah


sarapan gizi seimbang dan membawa bekal makanan dan minuman;

4) Orang tua/wali memastikan putra/putrinya berangkat dari rumah menuju ke sekolah


dalam keadaan sehat;

5) Orang tua/wali mengantar dan menjemput putra/putrinya pada saat berangkat dan
pulang dari sekolah. Apabila tidak bisa mengantar atau menjemput, memastikan
putra/putrinya menggunakan transportasi yang menjamin terlaksananya standar
protokol kesehatan;

6) Orang tua/wali memastikan putra/putrinya setelah tiba di rumah melakukan


disinfeksi pada barang-barang yang dibawa; langsung mencuci tangan dan cuci kaki
pakai sabun di air mengalir; membuka pakaian sekolah dan langsung masukkan ke
tempat cucian pakaian kotor; segera mandi dengan sabun; kembali berpakaian yang
bersih dan melanjutkan aktivitas dirumah, makan, beribadah, belajar dan beristirahat;

7) Apabila putra/putrinya mengalami gejala Covid-19, orang tua/wali segera


memeriksakan putra/putrinya ke rumah sakit rujukan Covid-19;

8) Apabila putra/putrinya dinyatakan positif Covid-19, wajib melakukan isolasi mandiri


serta menyampaikan laporan kepada Satgas Covid-19 di lingkungan tempat tinggal
dan pihak sekolah.
SOP PERAN LINGKUNGAN
Terkait dengan persiapan, pelaksanaan, dan pengawasan PTMT, maka sekolah
melakukan :

1) Koordinasi dengan tokoh masyarakat

2) Koordinasi dengan Satgas COVID-19, RT, RW, dan Kelurahan setempat

3) Koordinasi dengan Babinsa dan Babinkamtibmas

4) Koordinasi dengan puskesmas terdekat

5) Membuat Posko Terpadu Satgas COVID-19 Gabungan


SOP GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Tenaga Pendidik yang berada di areal sekolah harus mengikuti prosedur sebagai
berikut:
1. Sudah divaksin 2 (dua) kali dengan dibuktikan memiliki sertifikat vaksin;

2. Dalam kondisi sehat dan jika mengidap penyakit penyerta (comorbid) harus dalam
kondisi terkontrol;

3. Tidak memiliki gejala Covid-19 termasuk pada orang yang serumah;

4. Menggunakan masker 3 lapis atau masker sekali pakai/masker bedah yang menutupi
hidung dan mulut sampai dagu;

5. Mencuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir atau cairan pembersih tangan
(hand sanitizer) saat sampai di sekolah;

6. Menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;

7. Menerapkan etika batuk dan bersin;

8. Sebaiknya membawa cairan pembersih tangan (hand sanitizer);

9. Membawa makanan beserta alat makan dan air minum sesuai kebutuhan;

10. Masker hanya boleh dilepaskan sejenak saat makan dan minum;

11. Melakukan CTPS sebelum dan setelah beribadah;

12. Menghindari menggunakan peralatan ibadah bersama, misalnya sajadah, sarung,


mukena, kitab suci, danlain-lain;

13. Melakukan CTPS setelah menggunakan kamar mandi dan toilet;

14. Selalu menggunakan masker dan menjaga jarak jika harus mengantre;

15. Menghindari kebiasaan bersentuhan, bersalaman, bercium pipi, dan cium tangan;

16. Berjalan sendiri-sendiri mengikuti arah jalur yang ditentukan;

17. Tetap memakai masker saat sedang mengajar.


SOP PERLENGKAPAN SISWA

Siswawajib membawa perlengkapan pribadi sebagai berikut:

1. Perlengkapan/alat belajar pribadi;

2. Alat inum pribadi;

3. Perlengkapan ibadah pribadi;

4. Masker cadangan;

5. Cairan pencuci tangan (hand sanitizer) sendiri;

6. Tisue/tisue basah.
SOP FASILITAS RUANG KELAS

1) Bagi sekolah yang memiliki fasilitas rak sepatu siswadan guru yang diletakkan di
depan kelas, maka rak sepatu diberi nomor absen atau simbol lainnya dengan
memperhatikan jarak, bagi sekolah yang tidak memiliki fasilatas rak sepatu, maka
sepatu yang telah dibuka dimasukkan ke dalam plastik diletakkan di bawah meja
siwa masing - masing;

2) Menata meja dan kursi siswa maksimal 50% dari kapasitas kelas, dengan
memberi jarak 1,5 meter;

3) Setiap meja diberi tanda (nama/no absen atau simbol lainnya);

4) Menata meja dan kursi guru dengan memberi jarak dengan meja dan kursi siswa;

5) Menyediakan hand sanitizer;

6) Dianjurkan menyediakan tisu kering dan tisu basah;

7) Dianjurkan menyediakan masker cadangan;

8) Bagi sekolah yang menyediakan fasilitas face shield atau pelindung wajah untuk
siswa, maka wajib memberi nama pada plastik face shield atau pelindung wajah;

9) Memajang jadwal pelajaran dan jadwal mencuci tangan yang telah


dikoordinasikan dengan bagian manajemen sekolah;

10) Memajang aturan atau tata cara keluar dan masuk kelas;

11) Bagi sekolah yang menyediakan rak perlatan belajar peserta didik, agar
memperhatikan pengaturan waktu pengambilan dan pengembalian peralatan
belajar;

12) Tersedianya alat pendukung kegiatan pembelajaran (spidol white board,


penghapus white borad,dan peralatan pendukung lainnya) yang sudah disterilkan
sebelumnya;

13) Setiap kelas menyediakan tong sampah;

14) Tersedianya ventilasi udara yang cukup baik.


Gambar Alur Fasilitas Kelas
CONTOH POSTER IMBAUAN
SURAT PERSETUJUAN ORANG TUA/ WALI SISWA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ……………………………………………………
No. KTP : ……………………………………………………
Tempat, Tanggal : ……………………………………………………
Lahir : ……………………………………………………
Nomor Telepon :
Alamat ………………………………………………………………………
…………………………….

Selaku orang tua/wali dari,


Nama : ……………………………………………………
Tempat, Tanggal Lahir : ……………………………………………………
Kelas : ……………………………………………………
Alamat Tempat :
Tinggal ………………………………………………………………………
……………………………

Menerangkan bahwa saya memberikan izin kepada anak saya untuk


1. mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) melalui Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
(PTMT) secara bertahap selama masa transisi
2. Menerapkan protokol kesehatan, menggunakan masker,membawa bekal/makanan dari rumah,
mengatur jarak, dan bersedia mengikuti shift atau jadwal pembelajaran yang sudah diatur oleh
pihak sekolah.
3. Selama siswa melakukan Proses Belajar Mengajar di Sekolah tidak ditunggu oleh orang tua.
4. Sanggup mendukung dan mengawasi putra-putri kami untuk memenuhi protocol Kesehatan
Penanganan dan pencegahan Covid-19
5. Sanggup mematuhi dan mendukung model pembelajaran yang dilaksanakan selama masa
pandemi covid-19
6. Membebaskan Sekolah dari segala tuntutan, gugatan, tanggung jawab hukum, dan/atau
kerugian apapun yang timbul akibat pernyataan ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari
pihak manapun

Bogor , …… September 2021


Orang tua/Wali,

Meterai
10.000

………………………………………..
(Nama Lengkap)
Contoh Surat Permohonan kepada walikota

KOP SEKOLAH
Nomor :
Lampirang :
Perihal : Permohonan Pembelajaran Tatap Muka
Pada Masa Pandemi COVID-19
Kepada:
Yth. Walikota Bogor
di
Tempat

Dengan Hormat,
Bersama ini kami sampaikan permohonan agar dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka
di sekolah pada Masa Pandemi COVID-19 Pada,
Nama Sekolah : ………………………
Kecamatan : ………………………
Alamat : ……………………….
Jumlah Peserta Didik : …………………………
Jumlah PTK : ……………………….
Jumlah orang tua peserta didik yang mengajukan permohonan : …………………..
Sebagai bahan pertimbangan, berikut ini kami lampirkan:
1. Daftar periksa kesiapan sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka
2. Surat pernyataan orang tua tentang permohonan pembelajaran tatap muka pada masa
pandemic COVID-19
Demikian permohonan kami ajukan untuk menjadi bahan pertimbangan

Bogor, …………………
Kepala SDN …

……………………………..
NIP
Buat Juga Surat Pemberitahuan kepada Rt,Rw, Kelurahan , Kecamatan dan
Puskesmas
SALINAN

KEPUTUSAN BERSAMA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, MENTERI AGAMA,
MENTERI KESEHATAN, DAN MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 03/KB/2021
NOMOR 384 TAHUN 2021
NOMOR HK.01.08/MENKES/4242/202l
NOMOR 440-717 TAHUN 2021

TENTANG
PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
DI MASA PANDEMI CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, MENTERI AGAMA, MENTERI


KESEHATAN, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa kesehatan dan keselamatan semua warga satuan


pendidikan merupakan prioritas utama yang wajib
dipertimbangkan dalam menetapkan kebijakan pembelajaran
pada masa pandemi COVID-19;
b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi Pemerintah terdapat
kebutuhan pembelajaran tatap muka dari peserta didik
yang mengalami kendala dalam melaksanakan
pembelajaran jarak jauh;

jdih.kemdikbud.go.id
2-

c. bahwa sebagai upaya memprioritaskan kesehatan dan


keselamatan warga satuan pendidikan, diperlukan
intervensi vaksinasi bagi pendidik dan tenaga
kependidikan sebagai salah satu upaya percepatan
penyelenggaraan pembelajaran tatap muka, selain
penerapan protokol kesehatan yang ketat di satuan
pendidikan dan pertimbangan epidemiologis kasus
COVID-19;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan,
dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah


Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3273);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

jdih.kemdikbud.go.id
3-

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang


Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6236);
7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang
Pesantren (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 191, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6404);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3447);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4769);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4828) 5105) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5105);

jdih.kemdikbud.go.id
4-

11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang


Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5157);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-I9) (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6487);
13. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang
Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 178);
14. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang
Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 227) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 66);
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program
Satuan Pendidikan Aman Bencana (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1258);

jdih.kemdikbud.go.id
5-

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020


tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 326);
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021
tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 172);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN, MENTERI AGAMA, MENTERI KESEHATAN,
DAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PANDUAN
PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19).

KESATU : Penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Corona


Virus Disease 2019 (COVID-19) dilakukan dengan:
a. pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan; dan/atau
b. pembelajaran jarak jauh.

KEDUA : Dalam hal pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan


pendidikan telah divaksinasi COVID-19 secara
lengkap, maka pemerintah pusat, pemerintah daerah,
kantor wilayah Kementrian Agama provinsi, kantor
Kementrian Agama Kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya mewajibkan satuan pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi di wilayahnya menyediakan
pembelajaran tatap muka terbatas dan pembelajaran
jarak jauh.

KETIGA : Orang tua/wali peserta didik dapat memilih pembelajaran


tatap muka terbatas atau pembelajaran jarak jauh
bagi anaknya.

jdih.kemdikbud.go.id
6-

Penyediaan layanan pembelajaran sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KEDUA dilaksanakan paling
KEEMPAT : lambat tahun ajaran dan tahun akademik 2021/2022.

KELIMA : Pemerintah pusat, pemerintah daerah, kantor wilayah


Kementerian Agama provinsi, kantor Kementerian Agama
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya wajib
melakukan Pengawasan terhadap pelaksanaan
pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU.

KEENAM : Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KELIMA dan / atau ditemukan
kasus konfirmasi COVID -19 di satuan pendidikan, maka
pemerintah pusat, pemerintah daerah, kantor wilayah
Kementerian Agama provinsi, kantor Kementerian Agama
Kabupaten / kota, dan kepala satuan pendidikan, wajib
melakukan penanganan kasus yang diperlukan dan dapat
memberhentikan sementara pembelajaran tatap muka
terbatas di satuan pendidikan.

KETUJUH : Dalam hal satuan pendidikan belum dapat memenuhi


ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA,
maka penyelenggaraan pembelajaran pada satuan pendidik
mengacu pada Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Menteri
Dalam Negeri Nomor 04/KB/2020, Nomor 737 Tahun 2020,
NHK.01.08 /Menkes/7093/2020, Nomor 420-3987 Tahun
2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada
Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021
di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

jdih.kemdikbud.go.id
7-

KEDELAPAN: Dalam hal terdapat kebijakan yang dikeluarkan oleh


pemerintah pusat untuk mencegah dan mengendalikan
penyebaran COVID-19 pada suatu wilayah tertentu, maka
pembelajaran tatap muka terbatas dapat diberhentikan
sementara sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan
dalam kebijakan dimaksud.

KESEMBILAN : Ketentuan mengenai Panduan Penyelenggaraan


Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Bersama ini.

KESEPULUH : Keputusan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Maret 2021

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MENTERI AGAMA


REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA,

TTD. TTD.

NADIEM ANWAR MAKARIM YAQUT CHOLIL QOUMAS

MENTERI KESEHATAN MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA,

TTD. TTD.

BUDI GUNADI SADIKIN MUHAMMAD TITO KARNAVIAN

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

ttd.

Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001 jdih.kemdikbud.go.id
SALINAN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN BERSAMA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, MENTERI AGAMA,
MENTERI KESEHATAN, DAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 03/KB/2021
NOMOR 384 TAHUN 2021
NOMOR HK.01.08/MENKES/4242/202l

NOMOR 440-717 TAHUN 2021 TENTANG

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN DI MASA


PANDEMI CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN DI MASA


PANDEMI CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

I. Kepala satuan pendidikan pada pendidikan anak usia dini (PAUD),


pendidikan dasar dan pendidikan menengah wajib mengisi dan/atau
memperbaharui daftar periksa pada laman Data Pokok Pendidikan
(DAPODIK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Education
Management Information System (EMIS) Kementerian Agama untuk
menentukan kesiapan satuan pendidikan menyelenggarakan
pembelajaran tatap muka terbatas paling lambat pada tahun ajaran
dan tahun akademik 2021/2022.

II. Pemerintah daerah, kantor wilayah Kementerian Agama provinsi,


dan/atau kantor Kementerian Agama kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya:
A. wajib membantu satuan pendidikan dalam memenuhi daftar
periksa dan menyiapkan protokol kesehatan;
B. wajib memastikan seluruh kepala satuan pendidikan mengisi
daftar periksa pada laman DAPODIK atau EMIS untuk
menentukan kesiapan satuan pendidikan dalam melaksanakan
pembelajaran tatap muka terbatas; dan
C. tidak memperbolehkan pembelajaran tatap muka terbatas di
satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang belum memenuhi
semua daftar periksa.

jdih.kemdikbud.go.id
-2-

III. Pembelajaran tatap muka terbatas di satuan pendidikan dilaksanakan


melalui 2 (dua) fase sebagai berikut:
A. Masa Transisi
Berlangsung selama 2 (dua) bulan sejak dimulainya pembelajaran
tatap muka terbatas di satuan pendidikan.
B. Masa Kebiasaan Baru
Setelah masa transisi selesai maka pembelajaran tatap muka
terbatas memasuki masa kebiasaan baru.

IV. Sekolah dan madrasah berasrama dapat membuka asrama dan


melakukan pembelajaran tatap muka terbatas di satuan pendidikan
secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut:
Masa Transisi Masa Kebiasaan Baru
Bulan I: 50%
100%
Bulan II: 100%

V. Bagi satuan pendidikan yang sudah memulai pembelajaran tatap muka


terbatas, orang tua/wali peserta didik tetap dapat memilih untuk
melanjutkan pembelajaran jarak jauh bagi anaknya.

VI. Dalam hal diselenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas namun


terdapat pendidik dan/atau tenaga kependidikan yang belum dilakukan
vaksinasi COVID-19, maka pendidik dan/atau tenaga kependidikan
disarankan untuk memberikan layanan pembelajaran jarak jauh dari
rumah.

VII. Pemerintah daerah, kantor wilayah Kementerian Agama provinsi, kantor


Kementerian Agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya,
dan/atau kepala satuan pendidikan dapat memberhentikan sementara
pembelajaran tatap muka terbatas di satuan pendidikan dan
melakukan pembelajaran jarak jauh apabila ditemukan kasus
konfirmasi COVID-19 di satuan pendidikan.

VIII. Pemberhentian sementara pembelajaran tatap muka terbatas di satuan


pendidikan sebagaimana dimaksud pada angka VII dilakukan paling
singkat 3 x 24 jam.

jdih.kemdikbud.go.id
-3-

IX. Pembelajaran tatap muka terbatas di satuan pendidikan harus


dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan terpantau oleh
pemerintah daerah, kantor wilayah Kementerian Agama provinsi,
dan/atau kantor Kementerian Agama kabupaten/kota sesuai
kewenangannya dengan membudayakan pola hidup bersih dan sehat
dalam rangka pencegahan dan pengendalian COVID-19 dengan
menggunakan prosedur sebagaimana berikut:
A. Prosedur Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Satuan Pendidikan

Perihal Masa Transisi Masa Kebiasaan Baru

Kondisi Kelas 1. SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs, SD, MI, dan
program kesetaraan: jaga jarak minimal 1,5
(satu koma lima) meter dan maksimal 18
(delapan belas) peserta didik per kelas.
2. SDLB, MILB, SMPLB, MTsLB dan SMLB, MALB:
jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter
dan maksimal 5 (lima) peserta didik per kelas.
3. PAUD: jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima)
meter dan maksimal 5 (lima) peserta didik per
kelas.
Jumlah hari Ditentukan oleh satuan pendidikan dengan tetap
dan jam mengutamakan kesehatan dan keselamatan warga
Satuanpendidikan
pembelajaran .
tatap muka
terbatas
dengan
pembagian
rombongan
belajar (shift)

Perilaku wajib 1. Menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau


di seluruh masker sekali pakai/masker bedah yang
lingkungan menutupi hidung dan mulut sampai dagu.
satuan Masker kain digunakan setiap 4 (empat) jam
pendidikan atau sebelum 4 (empat) jam saat sudah
lembab/basah.

jdih.kemdikbud.go.id
-4-

2. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air


mengalir atau cairan pembersih tangan (hand
sanitizer).
3. Menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima)
meter dan tidak melakukan kontak fisik seperti
bersalaman dan cium tangan.
4. Menerapkan etika batuk/bersin.
Kondisi medis 1. Sehat dan jika mengidap penyakit penyerta
warga satuan (comorbid) harus dalam kondisi terkontrol.
Pendidikan 2. Tidak memiliki gejala COVID-19, termasuk
orang yang serumah dengan warga satuan
pendidikan.
Kantin Tidak diperbolehkan. Boleh beroperasi dengan
Warga satuan tetap menjaga protokol
pendidikan disarankan kesehatan.
membawa
makanan/minuman
dengan menu gizi
seimbang.
Kegiatan Tidak diperbolehkan di Diperbolehkan dengan
Olahraga dan satuan pendidikan, tetap menjaga protokol
Ekstrakurikuler namun disarankan tetap kesehatan.
melakukan aktivitas
fisik di rumah.
Kegiatan Selain Tidak diperbolehkan ada Diperbolehkan dengan
Pembelajaran di kegiatan selain tetap menjaga protokol
Lingkungan pembelajaran, seperti kesehatan.
Satuan orangtua menunggu
Pendidikan peserta didik di satuan
pendidikan, istirahat di
luar kelas, pertemuan
orang tua peserta didik,
pengenalan lingkungan
satuan pendidikan, dan
sebagainya.

jdih.kemdikbud.go.id
-5-

Kegiatan Diperbolehkan dengan tetap menjaga protokol


Pembelajaran di kesehatan.
Luar
lingkungan
Satuan
Pendidikan

B. Tugas dan Tanggung Jawab


1. Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi, dan Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota.
Dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka terbatas di
satuan pendidikan, kepala dinas pendidikan provinsi atau
kabupaten/kota, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
provinsi, dan Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya bertanggung jawab
untuk:
a. memastikan kesiapan satuan pendidikan untuk
pembelajaran tatap muka terbatas dengan aman;
b. melakukan verifikasi dan evaluasi terhadap kesiapan
satuan pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran
tatap muka terbatas berdasarkan pengisian daftar
periksa di DAPODIK atau EMIS;
c. melaporkan kesiapan satuan pendidikan yang memenuhi
daftar periksa sebagaimana dimaksud dalam huruf b
kepada:
1) kepala daerah dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah atau
masyarakat pada laman
http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/;
2) Menteri Agama untuk satuan pendidikan dibawah
pembinaan Kementerian Agama pada laman
http://emisdep.kemenag.go.id/e-tc19/;

jdih.kemdikbud.go.id
-6-

d. dalam hal terdapat kekurangan pendidik pada satuan


pendidikan sebagai akibat terdampak COVID-19, maka
dapat menugaskan pendidik dari satu satuan pendidikan
ke satuan pendidikan yang lain jika diperlukan;
e. berkoordinasi dengan satuan tugas penanganan COVID-
19 dan/atau dinas kesehatan setempat, terkait:
1) pendataan kondisi warga satuan pendidikan yang
terdampak COVID-19 (kasus suspek, kasus
probable, kasus konfirmasi, atau kontak erat);
2) informasi tingkat risiko COVID-19 di daerahnya; dan
3) informasi status pembelajaran tatap muka terbatas
di satuan pendidikan;
f. memberikan peningkatan kapasitas kepada pengawas
satuan pendidikan, kepala satuan pendidikan, dan
pendidik mengenai penerapan protokol kesehatan,
dukungan psikososial, pemanfaatan teknologi informasi
dalam pembelajaran, mekanisme pembelajaran jarak
jauh, dan mekanisme pelaporan, dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan;
g. berkoordinasi dengan dinas perhubungan setempat
untuk memastikan akses transportasi yang aman dari
dan ke satuan pendidikan;
h. menyiapkan mekanisme pelaporan dan pengaduan untuk
masyarakat atas praktik pelanggaran pembelajaran tatap
muka terbatas di daerah;
i. melakukan simulasi pembelajaran tatap muka terbatas
di satuan pendidikan sebelum memulai pembelajaran
tatap muka terbatas secara menyeluruh untuk melihat
kesiapan satuan pendidikan dalam melaksanakan
pembelajaran tatap muka terbatas; dan
j. dapat memfasilitasi tes usap (swab) untuk warga satuan
pendidikan sebelum melakukan pembelajaran tatap
muka terbatas.

jdih.kemdikbud.go.id
-7-

Pada saat satuan pendidikan sudah memulai pembelajaran


tatap muka terbatas, kepala dinas pendidikan provinsi atau
kabupaten/kota, kepala kantor wilayah Kementerian Agama
provinsi, dan kepala kantor Kementerian Agama
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya bertanggung
jawab untuk:
a. melaporkan kebijakan pembelajaran di daerahnya pada
laman:
http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/ke
bijakan untuk tingkat provinsi dan
http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/ke
bijakan/kabkota untuk tingkat kabupaten/kota;
b. bersama dengan satuan tugas penanganan COVID-19
melakukan pemantauan dan evaluasi atas praktik
pembelajaran tatap muka terbatas yang dilakukan oleh
satuan pendidikan menggunakan format instrumen yang
telah disiapkan pada laman
http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/;
c. melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana
dimaksud dalam huruf b kepada:
1) kepala daerah dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah atau
masyarakat pada laman
http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/;
2) Menteri Agama untuk satuan pendidikan di bawah
pembinaan Kementerian Agama pada laman,
d. memberhentikan pembelajaran tatap muka terbatas di
satuan pendidikan yang sudah memulai pembelajaran
tatap muka terbatas apabila ditemukan kasus konfirmasi
positif COVID-19 di satuan pendidikan.
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota
a. berkoordinasi dengan dinas pendidikan provinsi, dinas
pendidikan kabupaten/kota, kantor wilayah Kementerian
Agama provinsi, atau kantor Kementerian Agama
kabupaten/kota untuk mendapatkan data satuan
pendidikan yang sudah melakukan pembelajaran tatap
muka terbatas di satuan pendidikan secara berkala;

jdih.kemdikbud.go.id
-8-

b. memastikan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)


setempat melakukan pengawasan dan pembinaan
mengenai pencegahan dan pengendalian COVID-19
kepada satuan pendidikan di wilayah kerjanya;
c. menginformasikan kepada satuan tugas penanganan
COVID-19 kabupaten/kota dan Puskesmas setempat jika
ada warga satuan pendidikan di wilayah kerjanya
terkonfirmasi COVID-19;
d. memastikan Puskesmas bersama dengan satuan
pendidikan proaktif melakukan pengecekan kondisi
kesehatan warga satuan pendidikan;
e. melakukan penelusuran riwayat kontak erat dari warga
satuan pendidikan terkonfirmasi COVID-19; dan
f. memberi rekomendasi kepada satuan tugas penanganan
COVID-19 setempat terkait satuan pendidikan yang
harus dilakukan pemberhentian pembelajaran tatap
muka terbatas apabila ditemukan kasus terkonfirmasi
COVID-19.
3. Kepala Satuan Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Dalam menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas,
kepala satuan pendidikan bertanggung jawab untuk:
a. mengisi daftar periksa kesiapan pembelajaran tatap muka
terbatas satuan pendidikan melalui laman DAPODIK bagi
TK, BA, KB, TPA, SPS, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, SKB,
dan PKBM atau laman EMIS bagi RA, MI, MTs, MA.
Daftar periksa kesiapan satuan pendidikan meliputi:
1) ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, paling
sedikit memiliki:
a) toilet bersih dan layak;
b) sarana CTPS dengan air mengalir atau cairan
pembersih tangan (hand sanitizer); dan
c) disinfektan;
2) mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti Puskesmas, klinik, rumah sakit, dan lainnya;
3) kesiapan menerapkan area wajib masker atau
masker tembus pandang bagi yang memiliki peserta
didik disabilitas rungu;

jdih.kemdikbud.go.id
-9-

4) memiliki thermogun (pengukur suhu tubuh tembak);


5) mendata warga satuan pendidikan yang tidak boleh
melakukan kegiatan di satuan pendidikan:
a) memiliki kondisi medis comorbid yang tidak
terkontrol;
b) tidak memiliki akses transportasi yang
memungkinkan penerapan jaga jarak;
c) memiliki riwayat perjalanan dari luar daerah
dengan tingkat risiko penyebaran COVID-19
yang tinggi dan belum menyelesaikan isolasi
mandiri sesuai ketentuan yang berlaku
dan/atau rekomendasi satuan tugas
penanganan COVID-19; dan
d) memiliki riwayat kontak dengan orang
terkonfirmasi COVID-19 dan belum
menyelesaikan isolasi mandiri sesuai ketentuan
yang berlaku dan/atau rekomendasi satuan
tugas penanganan COVID-19;
b. Membentuk satuan tugas penanganan COVID-19 di
satuan pendidikan dan dapat melibatkan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar dengan komposisi
sebagai berikut:
1) tim pembelajaran, psikososial, dan tata ruang;
2) tim kesehatan, kebersihan, dan keamanan; dan
3) tim pelatihan dan humas.
c. Membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan
Pendidikan (RKAS) terkait pendanaan kegiatan
sosialisasi, peningkatan kapasitas, dan pengadaan
sarana prasarana sanitasi, kebersihan, dan kesehatan
satuan pendidikan.
d. Dalam hal terjadi temuan kasus konfirmasi COVID-19 di
satuan pendidikan, maka kepala satuan pendidikan
melakukan hal sebagai berikut:
1) melaporkan kepada satuan tugas penanganan
COVID-19, dinas pendidikan, kantor wilayah
Kementerian Agama provinsi, dan/atau kantor
Kementerian Agama kabupaten/kota setempat;

jdih.kemdikbud.go.id
-10-

2) memastikan penanganan warga satuan pendidikan


yang terkonfirmasi COVID-19, antara lain:
a) memeriksakan warga satuan pendidikan
terkonfirmasi COVID-19 ke fasilitas layanan
kesehatan;
b) apabila bergejala, maka harus mendapatkan
perawatan medis sesuai dengan rekomendasi
dari satuan tugas penanganan COVID-19 atau
fasilitas pelayanan kesehatan;
c) apabila tidak bergejala, maka dilakukan isolasi
ataukarantinapadatempatyang
direkomendasikan oleh satuan tugas
penanganan COVID-19 atau fasilitas pelayanan
kesehatan; dan
d) memantau kondisi warga satuan pendidikan
selama isolasi atau karantina;
3) mendukung satuan tugas penanganan COVID-19
atau Puskesmas setempat dalam melakukan
penelusuran kontak erat warga satuan pendidikan
yang terkonfirmasi COVID-19 dan test COVID-19,
dalam bentuk:
a) membantu membuat daftar kontak erat warga
satuan pendidikan yang terkonfirmasi COVID-
19;
b) membantu menginformasikan kepada warga
satuan pendidikan yang terdaftar dalam kontak
erat untuk segera melaporkan diri kepada
satuan tugas penanganan COVID-19 atau
Puskesmas;
4) memastikan penanganan warga satuan pendidikan
yang terdaftar dalam kontak erat sebagaimana
rekomendasi dari satuan tugas penanganan COVID-
19 atau fasilitas pelayanan kesehatan;
5) melakukan pemantauan terhadap kondisi warga
satuan pendidikan yang terkonfirmasi COVID-19
dan yang masuk dalam daftar kontak; dan

jdih.kemdikbud.go.id
-11-

6) melakukan disinfeksi di area satuan pendidikan


paling lambat 1 x 24 jam terhitung sejak ditemukan
kasus konfirmasi COVID-19.
4. Tim Pembelajaran, Psikososial, dan Tata Ruang
a. Melakukan pembagian kelompok belajar dalam
rombongan belajar yang sama dan pengaturan jadwal
pelajaran untuk setiap kelompok dalam rombongan
belajar sesuai dengan ketentuan pada masa transisi.
b. Melakukan pembagian jam masuk, istirahat, dan keluar
satuan pendidikan untuk semua kelompok belajar dari
masing-masing rombongan belajar untuk meminimalisir
kerumunan pada waktu yang bersamaan, terutama di
lokasi seperti pintu/gerbang sekolah, kantin, lapangan,
dan sebagainya.
c. Melakukan pengaturan tata letak ruangan dengan
memperhatikan:
1) jarak antar-orang duduk dan berdiri atau mengantri
minimal 1,5 (satu koma lima) meter, dan
memberikan tanda jaga jarak antara lain pada area
ruang kelas, kantin, tempat ibadah, lokasi
antar/jemput peserta didik, ruang pendidik, kantor
dan tata usaha, perpustakaan, dan koperasi;
2) kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk
memastikan sirkulasi yang baik. Contoh pengaturan
ruang kelas:

Sumber gambar: Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19

jdih.kemdikbud.go.id
-12-

3) apabila sirkulasi udara di dalam kelas kurang baik


atau ventilasi ruangan kelas tidak memadai,
pembelajaran tatap muka terbatas disarankan
dilakukan di ruangan terbuka di lingkungan
sekolah.
d. Melakukan pengaturan lalu lintas 1 (satu) arah di
lorong/koridor dan tangga. Jika tidak memungkinkan,
memberikan batas pemisah dan penanda arah jalur di
lorong/koridor dan tangga.
e. Menerapkan mekanisme pencegahan perundungan bagi
warga satuan pendidikan yang terstigma COVID-19
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan
Satuan Pendidikan.
f. Mempersiapkan layanan bantuan kesehatan jiwa dan
psikososial bagi seluruh warga satuan pendidikan
dengan tata cara:
1) menugaskan guru Bimbingan Konseling (BK) atau wali
kelas atau pendidik lainnya sebagai penanggung jawab
dukungan psikososial di satuan pendidikan;
2) mendata kontak layanan dukungan psikososial:
a) pusat panggilan 119 ext 8;
b) Himpunan Psikologi Indonesia,
http://bit.ly/bantuanpsikologi;
c) Perhimpunan dokter spesialis kedokteran jiwa
indonesia, https://www.pdskji.org/home;
d) Telepon Pelayanan Sosial Anak (TePSA) 1500-
771, tepsa.indonesia@gmail.com;
e) dinas sosial atau dinas pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak setempat.
5. Tim Kesehatan, Kebersihan, dan Keamanan
a. Membuat prosedur pemantauan dan pelaporan kesehatan
warga satuan pendidikan.

jdih.kemdikbud.go.id
-13-

1) Pemantauan kesehatan berfokus kepada gejala


umum seperti demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan,sesaknafas,sakitkepala,
mual/muntah, diare, anosmia (hilangnya
kemampuan indra penciuman), atau ageusia
(hilangnya kemampuan indra perasa).
2) Pemantauan dilaksanakan setiap hari sebelum
memasuki gerbang satuan pendidikan oleh tim
kesehatan.
3) Jika warga satuan pendidikan memiliki gejala umum
sebagaimana dimaksud pada angka 1), wajib
diminta untuk kembali ke rumah dan memeriksakan
diri ke fasilitas kesehatan.
4) Jika warga satuan pendidikan teridentifikasi ada
riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi COVID-
19, maka tim kesehatan satuan pendidikan:
a) menghubungi orang tua/wali/narahubung
darurat dari warga satuan pendidikan agar
membawa ke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat atau satuan tugas penanganan COVID-
19 setempat;
b) melaporkan kepada kepala satuan pendidikan;
dan
c) memastikan warga satuan pendidikan
memperoleh penanganan oleh satuan tugas
penanganan COVID-19 atau fasilitas pelayanan
kesehatan setempat.
5) Jika terdapat orang yang serumah dengan warga
satuan pendidikan teridentifikasi gejala COVID-19,
maka tim kesehatan satuan pendidikan:
a) melaporkan kepada kepala satuan pendidikan;
b) memastikan warga satuan pendidikan ditangani
oleh satuan tugas penanganan COVID-19 atau
fasilitas pelayanan kesehatan setempat; dan

jdih.kemdikbud.go.id
-14-

c) memastikan warga satuan pendidikan


memperoleh penanganan oleh satuan tugas
penanganan COVID-19 atau fasilitas pelayanan
kesehatan setempat.
6) Jika terdapat warga satuan pendidikan yang tidak
hadir karena sakit dan memiliki gejala umum
sebagaimana dimaksud pada angka 1), maka tim:
a) melaporkan kepada kepala satuan pendidikan
dan Puskesmas;
b) memastikan warga satuan pendidikan ditangani
oleh satuan tugas penanganan COVID-19 atau
fasilitas pelayanan kesehatan setempat; dan
c) memastikan warga satuan pendidikan
memperoleh penanganan oleh satuan tugas
penanganan COVID-19 atau fasilitas pelayanan
kesehatan setempat.
7) Pemantauan dilakukan terhadap semua warga
satuan pendidikan pada angka 3 sampai dengan 6.
8) Rekapitulasi hasil pemantauan kesehatan dan
ketidakhadiran warga satuan pendidikan dilaporkan
setiap hari kepada kepala satuan pendidikan.
b. Memberikan informasi kepada kepala satuan pendidikan
terkait kebutuhan penyediaan sarana prasarana
kesehatan dan kebersihan sesuai pada daftar periksa.
c. Melakukan pembersihan dan disinfeksi di satuan
pendidikan paling lambat satu hari sebelum
penyelenggaraan tatap muka terbatas dimulai dan
dilanjutkan setiap hari selama satuan pendidikan
menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas,
antara lain pada lantai, pegangan tangga, meja dan
kursi, pegangan pintu, toilet, sarana CTPS dengan air
mengalir, alat peraga/edukasi, komputer dan papan tik,
alat pendukung pembelajaran, tombol lift, ventilasi
buatan atau AC, dan fasilitas lainnya.

jdih.kemdikbud.go.id
-15-

d. Melakukan pemantauan penerapan protokol kesehatan


secara berkala pada kegiatan pembelajaran tatap muka
terbatas yang berlangsung di luar satuan pendidikan,
jika ada.
e. Membuat prosedur pengaturan pedagang kaki lima dan
warung makanan di sekitar lingkungan satuan
pendidikan:
1) pada masa transisi, pedagang kaki lima dan warung
di sekitar satuan pendidikan dilarang beroperasi;
2) pada masa kebiasaan baru, pedagang kaki lima dan
warung makanan dapat berjualan di sekitar satuan
pendidikan dengan kewajiban menaati protokol
kesehatan, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan
makanan dan lingkungan; dan
3) tim berkoordinasi dengan aparatur daerah setempat
untuk mendapatkan bantuan dalam pengawasan
dan penertiban pedagang kaki lima dan warung
makanan.
6. Tim Pelatihan dan Humas
a. Melakukan sosialisasi kepada para pemangku
kepentingan di lingkungan satuan pendidikan,
khususnya orang tua/wali peserta didik, terkait:
1) tanggal mulainya pembelajaran tatap muka terbatas
di satuan pendidikan beserta tahapannya,
pembagian rombongan belajar dan jadwal
pembelajaran per rombongan belajar;
2) metode pembelajaran yang akan digunakan;
3) langkah pengendalian penyebaran COVID-19 di
tingkat satuan pendidikan;
4) hal yang perlu dipersiapkan oleh peserta didik dan
orang tua/wali peserta didik; dan
5) keterlibatan masyarakat di sekitar satuan
pendidikan.

jdih.kemdikbud.go.id
-16-

b. Menempelkan poster dan/atau media komunikasi,


informasi, dan edukasi lainnya pada area strategis di
lingkungan satuan pendidikan, antara lain pada gerbang
satuan pendidikan, papan pengumuman, kantin, toilet,
fasilitas CTPS, lorong, tangga, lokasi antar jemput, dan
lain-lain yang mencakup:
1) informasi pencegahan COVID-19 dan gejalanya;
2) protokol kesehatan selama berada di lingkungan
satuan pendidikan;
3) informasi area wajib masker, pembatasan jarak fisik,
CTPS dengan air mengalir serta penerapan etika
batuk/bersin;
4) informasi terkait vaksinasi COVID-19;
5) ajakan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS);
6) prosedur pemantauan dan pelaporan kesehatan
warga satuan pendidikan;
7) informasi kontak layanan bantuan kesehatan jiwa
dan dukungan psikososial; dan
8) protokol kesehatan sesuai panduan dalam
Keputusan Bersama ini.
c. Mempersiapkan peningkatan kapasitas yang mencakup:
1) protokol kesehatan sesuai panduan dalam
Keputusan Bersama ini, yang dilaksanakan sebelum
masa pembelajaran tatap muka terbatas dimulai;
dan
2) peningkatan kapasitas bagi tenaga kebersihan, yang
dilaksanakan sebelum masa pembelajaran tatap
muka terbatas dimulai berupa pelatihan tata cara
dan teknik pembersihan lingkungan satuan
pendidikan.
d. Menyampaikan protokol kesehatan untuk tamu.

jdih.kemdikbud.go.id
-17-

C. Protokol Kesehatan Pembelajaran Tatap muka terbatas di Satuan


Pendidikan pada Masa COVID-19
1. Satuan Pendidikan
Sebelum pembelajaran Setelah pembelajaran
a. melakukan disinfeksi a. melakukan disinfeksi
sarana prasarana dan sarana prasarana dan
lingkungan satuan lingkungan satuan
pendidikan; pendidikan;
b. memastikan kecukupan b. memeriksa ketersediaan
cairan disinfektan, sabun sisa cairan disinfektan,
cuci tangan, air bersih di sabun cuci tangan, dan
setiap fasilitas CTPS, dan cairan pembersih tangan
cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
(hand sanitizer); c. memeriksa ketersediaan
c. memastikan ketersediaan sisa masker dan/atau
masker, dan/atau masker masker tembus pandang
tembus pandang cadangan; cadangan; dan
d. memastikan thermogun d. memastikan thermogun
(pengukur suhu tubuh (pengukur suhu tubuh
tembak) berfungsi dengan tembak) berfungsi dengan
baik; dan baik.
e. melakukan pemantauan
kesehatan warga satuan
pendidikan: suhu tubuh
dan menanyakan adanya
gejala umum seperti
demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, sesak nafas,
sakit kepala,
mual/muntah, diare,
anosmia (hilangnya
kemampuan indra
penciuman), atau ageusia
(hilangnya kemampuan
indra perasa).

jdih.kemdikbud.go.id
-18-

2. Warga Satuan Pendidikan


Warga satuan pendidikan yang terdiri dari pendidik, tenaga
kependidikan, dan peserta didik, termasuk
pengantar/penjemput, wajib mengikuti protokol kesehatan
sebagai berikut:
No. Posisi Aktivitas
1. Sebelum a. sarapan/konsumsi gizi seimbang;
berangkat b. memastikan diri dalam kondisi sehat
dan tidak memiliki adanya gejala umum
seperti demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala,
mual/muntah, diare, anosmia
(hilangnya kemampuan indra
penciuman), atau ageusia (hilangnya
kemampuan indra perasa;
c. menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis
atau masker sekali pakai/masker bedah
yang menutupi hidung dan mulut
sampai dagu. Masker kain digunakan
setiap 4 (empat) jam atau sebelum 4
(empat) jam saat sudah lembab/basah;
d. sebaiknya membawa cairan pembersih
tangan (hand sanitizer);
e. membawa makanan beserta alat makan
dan air minum sesuai kebutuhan;
f. wajib membawa perlengkapan pribadi,
meliputi: alat belajar, ibadah, alat
olahraga dan alat lain sehingga tidak
perlu pinjam meminjam.
2. Selama a. menggunakan masker dan tetap
perjalanan menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma
lima) meter;
b. hindari menyentuh permukaan benda-
benda, tidak menyentuh hidung, mata,
dan mulut, dan menerapkan etika batuk
dan bersin setiap waktu;

jdih.kemdikbud.go.id
-19-

c. membersihkan tangan sebelum dan


sesudah menggunakan transportasi
publik/antar-jemput.
3. Sebelum a. pengantaran dilakukan di lokasi yang
masuk telah ditentukan;
gerbang b. mengikuti pemeriksaan kesehatan
meliputi: pengukuran suhu tubuh dan
adanya gejala umum seperti demam,
batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak
nafas, sakit kepala, mual/muntah,
diare, anosmia (hilangnya kemampuan
indra penciuman), atau ageusia
(hilangnya kemampuan indra perasa;
c. melakukan CTPS sebelum memasuki
gerbang satuan pendidikan dan ruang
kelas;
d. untuk tamu, mengikuti protokol
kesehatan di satuan pendidikan.
4. Selama a. menggunakan masker dan menerapkan
kegiatan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima)
belajar meter;
mengajar b. menggunakan alat belajar, alat musik,
dan alat makan minum pribadi;
c. dilarang pinjam-meminjam peralatan;
d. memberikan pengumuman di seluruh
area satuan pendidikan secara berulang
dan intensif terkait penggunaan masker,
CTPS dengan air mengalir, dan jaga
jarak;
e. melakukan pengamatan visual
kesehatan warga satuan pendidikan,
jika ada yang memiliki gejala gangguan
kesehatan maka harus ikuti protokol
kesehatan satuan pendidikan.

jdih.kemdikbud.go.id
-20-

5. Selesai a. tetap menggunakan masker dan


kegiatan melakukan CTPS dengan air mengalir
belajar sebelum meninggalkan ruang kelas;
mengajar b. keluar ruangan kelas dan satuan
pendidikan dengan berbaris sambil
menerapkan jaga jarak;
c. penjemput peserta didik menunggu di
lokasi yang sudah disediakan dan
melakukan jaga jarak sesuai dengan
tempat duduk dan/atau jarak antri
yang sudah ditandai.
6. Perjalanan a. menggunakan masker dan tetap jaga
pulang jarak minimal 1,5 (satu koma lima)
dari meter;
satuan b. hindari menyentuh permukaan benda-
pendidikan benda, tidak menyentuh hidung, mata,
dan mulut, serta menerapkan etika
batuk dan bersin;
c. membersihkan tangan sebelum dan
sesudah menggunakan transportasi
publik/antar-jemput.
7. Setelah a. melepas alas kaki, meletakan barang-
sampai di barang yang dibawa di luar ruangan dan
rumah melakukan disinfeksi terhadap barang-
barang tersebut, misalnya sepatu, tas,
jaket, dan lainnya;
b. membersihkan diri (mandi) dan
mengganti pakaian sebelum berinteraksi
fisik dengan orang lain di dalam rumah;
c. tetap melakukan PHBS khususnya
CTPS dengan air mengalir secara rutin;
d. jika warga satuan pendidikan
mengalami adanya gejala umum seperti
demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan,
sesak nafas, sakit kepala,
mual/muntah, diare, anosmia
(hilangnya kemampuan indra

jdih.kemdikbud.go.id
-21-

penciuman), atau ageusia (hilangnya


kemampuan indra perasa) setelah
kembali dari satuan pendidikan, warga
satuan pendidikan tersebut diminta
untuk segera melaporkan pada tim
kesehatan satuan pendidikan.

3. Selama berada di lingkungan Satuan Pendidikan


No. Lokasi Aktivitas
1. Perpustakaan, a. melakukan CTPS dengan air
ruang mengalir sebelum masuk dan
praktikum, keluar dari ruangan;
ruang b. meletakkan buku/alat praktikum
keterampilan, pada tempat yang telah disediakan;
dan/atau c. selalu menggunakan masker dan
ruang jaga jarak minimal 1,5 (satu koma
sejenisnya lima) meter.
2. Kantin a. melakukan CTPS dengan air
mengalir sebelum dan setelah
makan;
b. selalu menggunakan masker dan
melakukan jaga jarak minimal 1,5
(satu koma lima) meter;
c. masker hanya boleh dilepaskan
sejenak saat makan dan minum;
d. memastikan seluruh karyawan
menggunakan masker selama
berada di kantin;
e. memastikan peralatan memasak
dan makan dibersihkan dengan
baik;
f. menggunakan alat makan pribadi.
3. Toilet a. melakukan CTPS dengan air
mengalir setelah menggunakan
kamar mandi dan toilet;
b. selalu menggunakan masker dan
menjaga jarak jika harus
mengantri.

jdih.kemdikbud.go.id
-22-

4. Tempat ibadah a. melakukan CTPS dengan air


mengalir sebelum dan setelah
beribadah;
b. selalu menggunakan masker dan
melakukan jaga jarak;
c. menggunakan peralatan ibadah
milik pribadi;
d. hindari menggunakan peralatan
ibadah bersama, misalnya sajadah,
sarung, mukena, kitab suci, dan
lain-lain;
e. hindari kebiasaan bersentuhan,
bersalaman, bercium pipi, dan
cium tangan.
5. Tangga dan a. berjalan sendiri-sendiri mengikuti
lorong arah jalur yang ditentukan;
b. dilarang berkerumun di tangga dan
lorong satuan pendidikan.
6. Lapangan Selalu menggunakan masker dan
menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma
lima) meter dalam kegiatan
kebersamaan yang dilakukan di
lapangan, misalnya upacara, olah raga,
pramuka, aktivitas pembelajaran, dan
lain-lain.
7. Ruang serba a. melakukan CTPS dengan air
guna dan ruang mengalir sebelum dan setelah
olahraga menggunakan ruangan atau
berolahraga;
b. selalu menggunakan masker dan
melakukan jaga jarak minimal 1,5
(satu koma lima) meter;
c. olahraga dengan menggunakan
masker hanya dilakukan dengan
intensitas ringan sampai dengan
sedang dengan indikator saat
berolahraga masih dapat berbicara;

jdih.kemdikbud.go.id
-23-

d. gunakan perlengkapan olahraga


pribadi, misalnya baju olahraga,
raket, dan lain-lain;
e. dilarang pinjam meminjam
perlengkapan olahraga.
8. Asrama (kamar, a. melakukan CTPS dengan air
ruang makan, mengalir sebelum dan setelah
kamar mandi, memasuki asrama;
b.
tempat ibadah, menggunakan masker dan tetap
ruang belajar, menjaga jarak jarak minimal 1,5
(satu koma lima) meter;
perpustakaan,
c. membersihkan kamar dan
dan lain-lain)
lingkungannya;
d. melakukan pembersihan dan
disinfeksi ruangan dan lingkungan
asrama sebelum digunakan;
e. membersihkan dan disinfeksi pada
gagang pintu, tombol/saklar
lampu, dan permukaan benda yang
sering disentuh;
f. memastikan sirkulasi udara di
asrama baik;
g. membersihkan kamar mandi setiap
hari;
h. dilarang pinjam meminjam
perlengkapan pribadi, misalnya alat
mandi, pakaian, selimut, peralatan
ibadah, alat makan, dan peralatan
lainnya;
i. membatasi aktivitas yang
memungkinkan interaksi dengan
pihak luar termasuk
penyelenggaraan kegiatan di luar
lingkungan asrama, kecuali untuk
keperluan mendesak dan
dilaksanakan secara terbatas serta
dengan penerapan protokol
kesehatan yang ketat.

jdih.kemdikbud.go.id
-24-

X. Pembelajaran praktik bagi peserta didik SMK/MAK seperti


pembelajaran praktik di laboratorium, studio, bengkel, praktik kerja
lapangan, dan tempat pembelajaran praktik lainnya diperbolehkan
dengan wajib menerapkan protokol kesehatan.

XI. Pembelajaran tatap muka terbatas pada pendidikan tinggi dilakukan


dengan memenuhi protokol kesehatan dan kebijakan yang akan
dikeluarkan direktur jenderal terkait.

XII. Pembelajaran tatap muka terbatas pada lembaga kursus dan pelatihan
dilaksanakan dengan memenuhi protokol kesehatan dan ketentuan
yang diatur oleh pemerintah daerah/satgas penanganan COVID-19
setempat.

XIII. Pesantren dan Pendidikan Keagamaan


A. Ketentuan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi
COVID-19 bagi pesantren dan pendidikan keagamaan meliputi:
1. pendidikan keagamaan tidak berasrama; dan
2. pesantren dan pendidikan keagamaan berasrama.
B. Pendidikan keagamaan tidak berasrama sebagaimana dimaksud
dalam huruf A angka 1 meliputi:
1. Pendidikan Keagamaan Islam
a. Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT); dan
b. Lembaga Pendidikan Al Quran (LPQ).
2. Pendidikan Keagamaan Kristen
a. Sekolah Dasar Teologi Kristen (SDTK);
b. Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK);
c. Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK); dan
d. Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen (PTKK).
3. Pendidikan Keagamaan Katolik
a. Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK); dan
b. Perguruan Tinggi Katolik (PTK).
4. Pendidikan Keagamaan Hindu
5. Pendidikan Keagamaan Buddha
a. Lembaga Sekolah Minggu Buddha;
b. Lembaga Dhammaseka; dan
c. Lembaga Pabajja.

jdih.kemdikbud.go.id
-25-

6. Pendidikan Keagamaan Konghucu


a. Sekolah Tinggi Agama Khonghucu (STAK); dan
b. Sekolah Minggu Konghucu di Klenteng.
C. Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Berasrama sebagaimana
dimaksud dalam huruf A angka 2 meliputi:
1. Pesantren
a. Pendidikan Diniyah Formal (PDF);
b. Satuan Pendidikan Muadalah (SPM);
c. Ma’had Aly;
d. Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah
(PKPPS);
e. Pendidikan madrasah atau satuan pendidikan yang
terintegrasi dengan Pesantren/Madrasah atau Sekolah
dalam Pesantren;
f. Perguruan tinggi yang terintegrasi dengan
pesantren/perguruan tinggi dalam pesantren; dan
g. Pendidikan Pesantren Berbentuk Kajian Kitab Kuning
(nonformal).
2. Pendidikan Keagamaan
a. Pendidikan Keagamaan Islam
1) Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Tertentu; dan
2) Lembaga Pendidikan Al Quran (LPQ) Tertentu.
b. Pendidikan Keagamaan Kristen
1) Sekolah Dasar Teologi Kristen (SDTK) Tertentu;
2) Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK)
Tertentu;
3) Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK) Tertentu;
4) Sekolah Menengah Agama Kristen (SMAK) Tertentu;
dan
5) Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen (PTKK)
Tertentu.
c. Pendidikan Keagamaan Katolik
1) Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Tertentu;
dan
2) Perguruan Tinggi Keagamaan Katolik (PTK Katolik)
Tertentu.

jdih.kemdikbud.go.id
-26-

d. Pendidikan Keagamaan Budha, yaitu Sekolah Tinggi


Agama Buddha Negeri (STABN).
D. Ketentuan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi
COVID-19 bagi pendidikan keagamaan tidak berasrama
sebagaimana ketentuan yang berlaku pada satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi yang tidak menerapkan sistem asrama.
E. Ketentuan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi
COVID-19 bagi pesantren dan pendidikan keagamaan berasrama
diatur sebagai berikut:
1. Pesantren dan pendidikan keagamaan dapat
menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas di
pesantren dan pendidikan keagamaan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. membentuk gugus tugas percepatan penanganan COVID-
19;
b. memiliki fasilitas yang memenuhi protokol kesehatan;
c. dalam kondisi aman dari COVID-19 yang dibuktikan
dengan surat keterangan aman COVID-19 dari gugus
tugas percepatan penanganan COVID-19 atau
pemerintah daerah setempat;
d. pimpinan, pengelola, pendidik, dan peserta didik dalam
kondisi sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan
sehat yang diterbitkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan
setempat.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
a. Pesantren dan pendidikan keagamaan yang sudah
menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas di
pesantren dan pendidikan keagamaan.
1) Pimpinan pesantren dan pendidikan keagamaan
berkoordinasi dengan gugus tugas percepatan
penanganan COVID-19 daerah dan fasilitas
pelayanan kesehatan atau dinas kesehatan setempat
untuk:

jdih.kemdikbud.go.id
-27-

a) memeriksa kondisi kesehatan peserta didik aman


dari COVID-19, bila ada yang tidak sehat agar
segera mengambil langkah pengamanan sesuai
petunjuk fasilitas pelayanan kesehatan atau
dinas kesehatan setempat;
b) memeriksa kondisi asrama, bila ada yang tidak
memenuhi protokol kesehatan, agar segera
dibenahi atau diambil langkah pengamanan
sesuai petunjuk gugus tugas percepatan
penanganan COVID-19 daerah dan fasilitas
pelayanan kesehatan atau dinas kesehatan
setempat; dan
c) menaati protokol kesehatan dengan sebaik-
baiknya.
b. Pesantren dan pendidikan keagamaan yang akan segera
menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas di
pesantren dan pendidikan keagamaan.
1) Pimpinan pesantren dan pendidikan keagamaan
berkoordinasi dengan gugus tugas percepatan
penanganan COVID-19 daerah atau dinas kesehatan
setempat untuk:
a) memastikan bahwa asrama dan lingkungannya
aman dari COVID-19 dan memenuhi standar
protokol kesehatan; dan
b) apabila ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a) tidak terpenuhi, maka pesantren
dan pendidikan keagamaan yang bersangkutan
tidak dapat menyelenggarakan pembelajaran
tatap muka terbatas.
2) Pimpinan pesantren dan pendidikan keagamaan
menginstruksikan kepada peserta didik untuk:
a) taat kepada protokol kesehatan sejak berangkat
dari rumah, seperti memakai masker, jaga jarak
selama di kendaraan, CTPS dengan air mengalir
setiba setiba di asrama, tidak berkerumun dan
menunggu di tempat yang telah ditentukan,
dan/atau tidak masuk asrama sebelum
diperiksa kesehatan dan diperintahkan masuk;
dan

jdih.kemdikbud.go.id
-28-

b) membawa perlengkapan dan peralatan yang


dibutuhkan dari rumah agar tidak
dipergunakan secara bersama-sama.
3) Pimpinan pesantren dan pendidikan keagamaan
berkoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk memeriksa peserta didik. Bila terdapat
peserta didik yang terkonfirmasi COVID-19, agar
segera berkoordinasi dengan satuan tugas
penananganan COVID-19 setempat.
c. Pesantren dan pendidikan keagamaan yang belum
menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas di
pesantren dan pendidikan keagamaan:
1) pimpinan pesantren dan pendidikan keagamaan
mengupayakan seoptimal mungkin untuk dapat
segera melaksanakan pembelajaran tatap muka;
2) memberi petunjuk kepada peserta didik untuk:
a) menjaga kesehatan sebaik-baiknya dengan
menaati semua protokol kesehatan yang
ditentukan; dan
b) menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang
dibutuhkan saat pembelajaran tatap muka
terbatas akan dimulai;
3) berkoordinasi dengan gugus tugas percepatan
penanganan COVID-19 daerah dan dinas kesehatan
setempat untuk memastikan bahwa keadaan asrama
memenuhi standar protokol kesehatan, bila tidak
memenuhi agar:
a) dilakukan upaya pemenuhan standar protokol
kesehatan sesuai petunjuk gugus tugas
percepatan penanganan COVID-19 daerah dan
dinas kesehatan setempat; dan
b) tetap melaksanan pembelajaran jarak jauh;
4) jika pimpinan pesantren dan pendidikan keagamaan
akan memulai pelaksanaan pembelajaran tatap
muka terbatas, maka harus memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada angka 3).

jdih.kemdikbud.go.id
-29-

F. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf D sampai dengan


huruf E berlaku juga untuk pelaksanaan kegiatan lainnya seperti
ibadah dan ritual keagamaan pada pesantren dan pendidikan
keagamaan.
G. Protokol Kesehatan bagi Pesantren dan Pendidikan Keagamaan
pada Masa Pandemi COVID-19
1. Melakukan pembersihan dan disinfeksi ruangan dan
lingkungan secara berkala, khususnya handel pintu, saklar
lampu, komputer dan papan tik, meja, lantai dan karpet
masjid/rumah ibadah, lantai kamar/asrama, ruang belajar,
dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan.
2. Menyediakan sarana CTPS dengan air mengalir di toilet, setiap
kelas, ruang pengajar, pintu gerbang, setiap kamar/asrama,
ruang makan dan tempat lain yang sering di akses. Bila tidak
terdapat air, dapat menggunakan pembersih tangan (hand
sanitizer).
3. Memasang pesan kesehatan cara CTPS yang benar, cara
mencegah penularan COVID-19, etika batuk/bersin, dan cara
menggunakan masker di tempat strategis seperti di pintu
masuk kelas, pintu gerbang, ruang pengelola, dapur, kantin,
asrama, papan informasi masjid/rumah ibadah, sarana
olahraga, tangga, dan tempat lain yang mudah di akses.
4. Membudayakan penggunaan masker yang menutupi hidung
dan mulut hingga dagu, jaga jarak, CTPS dengan air mengalir,
dan menerapkan etika batuk/bersin yang benar.
5. Bagi yang tidak sehat atau memiliki riwayat berkunjung ke
negara atau daerah terjangkit dalam 14 (empat belas) hari
terakhir untuk segera melaporkan diri kepada pengelola
pesantren dan pendidikan keagamaan.
6. Melakukan aktivitas fisik, seperti mencuci, membersihkan
ruangan, berkebun, kerja bakti, bermain dan sebagainya,
serta melakukan latihan fisik seperti senam pagi, jogging,
dan/atau olahraga secara berkala dengan tetap menjaga
jarak, dan menganjurkan untuk mengonsumsi makanan yang
sehat, aman, dan bergizi seimbang.

jdih.kemdikbud.go.id
-30-

7. Melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan warga satuan


pendidikan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu
dan mengamati kondisi umum secara berkala:
a. apabila suhu ≥37,3°C, maka tidak diizinkan untuk
memasuki ruang kelas dan/atau ruang asrama, dan
segera menghubungi petugas kesehatan pada fasilitas
pelayanan kesehatan setempat;
b. apabila disertai dengan gejala batuk, pilek, sakit
tenggorokan, dan/atau sesak nafas disarankan untuk
segera menghubungi petugas kesehatan pada fasilitas
pelayanan kesehatan setempat; dan
c. apabila ditemukan peningkatan jumlah dengan kondisi
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b
segera melaporkan ke fasilitas pelayanan kesehatan atau
dinas kesehatan setempat.
8. Menyediakan ruang isolasi yang berada terpisah dengan
kegiatan pembelajaran atau kegiatan lainnya.
9. Menyusun kegiatan selama isolasi dan memantau kesehatan
warga satuan pendidikan yang melakukan isolasi mandiri.
10. Pemakaian Masker
a. Pemakaian masker yang menutupi hidung dan mulut
hingga dagu dilakukan terus menerus, di setiap tempat
dan waktu, kecuali saat sedang makan, minum, atau
mandi.
b. Masker yang digunakan yaitu masker kain 3 (tiga) lapis,
atau 2 (dua) lapis yang di dalamnya diisi tisu, dan harus
mengganti masker setiap 4 (empat) jam atau kotor, basah
atau lembab.
c. Setiap orang harus memiliki paling sedikit 3 (tiga)
masker, satu untuk dikenakan selebihnya sebagai
cadangan jika diperlukan penggantian masker.
d. Setelah dikenakan, masker dicuci bersih menggunakan
sabun, dan dijemur di bawah sinar matahari atau
ditempat panas atau di pengering mesin cuci.

jdih.kemdikbud.go.id
-31-

e. Setiap masker harus diberi nama pemiliknya agar tidak


tertukar dan pada saat dijemur, sebaiknya digantungi
label nama pemilik, agar dapat mudah dikenali tanpa
harus memegang masker yang lain.
f. Pendidik dan peserta didik wajib menggunakan masker
pada saat pembelajaran tatap muka terbatas.
11. Jaga Jarak
a. Dalam setiap situasi, semua orang diharapkan melakukan
jaga jarak satu dengan lainnya.
b. Jarak minimal adalah 1,5 (satu koma lima) meter.
c. Menghindari kontak fisik dalam bentuk apapun, misalnya
berjabat tangan, berpelukan, atau bentuk kontak fisik
lainnya.
12. Tidak pinjam meminjam peralatan
a. Semua orang wajib menggunakan peralatan sendiri dan
tidak ada pinjam meminjam peralatan.
b. Setiap peralalatan, seperti alat tulis, alat tidur, buku, dan
handuk sebagainya harus diberi nama pemiliknya.
c. Peralatan yang terlanjur terpakai oleh orang lain, segera
disinfeksi dan dapat dipergunakan kembali setelah 1
(satu) hari didisinfeksi.
d. Peralatan yang terlanjur terpakai orang lain, seperti
sarung bantal, kaus kaki, baju, handuk mandi, dan
sebagainya harus dicuci pakai sabun terlebih dulu,
setelah kering baru boleh digunakan kembali.
e. Pengunaan alat peraga pendidikan, seperti projektor,
mikroskop, penghapus papan tulis, dan sebagainya
harus terhindar dari sentuhan tangan orang banyak yang
belum terjamin kebersihannya.
f. Memegang pegangan pintu untuk membuka/menutup
ruang belajar sebaiknya dilakukan oleh petugas peserta
didik tertentu, peserta didik lainnya diharapkan
melewatinya tanpa perlu memegang pegangan pintu.
g. Menghindari penggunaan peralatan mandi dan handuk
secara bergantian atau bersama-sama bagi lembaga
pesantren dan pendidikan keagamaan yang berasrama.

jdih.kemdikbud.go.id
-32-

13. Olah raga


a. Pada pagi atau sore hari, saat sedang tidak belajar, setiap
orang dianjurkan untuk berolahraga di lapangan terbuka
dengan memakai masker yaitu olahraga dengan
intensitas ringan sampai sedang dengan indikator saat
berolahraga masih dapat berbicara dan menjaga jarak.
b. Olah raga yang dilakukan merupakan olah raga yang
tidak bersentuhan langsung dengan orang lain, ataupun
yang bersentuhan tidak langsung melalui alat olah raga
yang digunakan, seperti melalui bolanya, melalui alat
pemukulnya, melalui alat peraganya, dan sebagainya.
c. Senam termasuk yang baik untuk dilakukan dengan
tetap jaga jarak yang cukup antara satu dengan lainnya.
d. Selain senam, pelaksanaan olah raga seperti lari, serta
latihan jurus atau rangkaian jurus bela diri atau
sejenisnya, dapat dilakukan selama dapat menjaga jarak
satu dengan lainnya.
e. Berenang dalam masa pandemi COVID-19, sebaiknya
tidak dilakukan, karena kolam yang digunakan/bekas
digunakan banyak orang dapat menjadi media penularan
yang perlu diwaspadai.
14. Ibadah dan ritual keagamaan
a. Dilakukan dengan tetap memakai masker, menjaga jarak,
dan tidak memperpanjang waktu ibadah/ritual
keagaamaan tanpa mengurangi syarat sahnya
ibadah/rituan keagamaan.
b. Menggunakan peralatan ibadah/ritual keagamaan
pribadi yang dibersihkan secara rutin dan tidak saling
pinjam-meminjamkan peralatan ibadah/ritual
keagamaan dengan orang lain.
c. Menggunakan kitab suci pribadi dan buku/bahan ajar
pribadi.
d. Pengumpulan dana, sumbangan, kolekte atau sejenisnya
di dalam rumah ibadah tidak dibenarkan menggunakan
media seperti kotak amal, yang disentuh oleh orang
banyak sehingga berpotensi menjadi media penularan.

jdih.kemdikbud.go.id
-33-

e. Cara yang digunakan untuk pengumpulan dana,


sumbangan, kolekte atau sejenisnya adalah cara tanpa
harus menyentuh media pengumpulannya, seperti:
1) dengan meletakkan kotak atau media pengumpulan
lain dari logam, kayu, jaring, atau jala dengan mulut
atau bukaan yang terbuka lebar, di pintu keluar-
masuk rumah ibadah; atau
2) petugas berkeliling membawa keranjang atau jala
bergagang untuk mengumpulkan dana, sumbangan,
kolekte atau sejenisnya.
15. Makan/minum
a. Bagi pesantren dan pendidikan keagamaan yang
menyiapkan makanan dengan memasak di dapur umum,
agar benar-benar memperhatikan kesehatan dan
kebersihan dapur, peralatan masak, bahan-bahan
makanan, gizi, penyajian makanan dan peralatan
makannya.
b. Menyediakan makanan gizi seimbang yang dimasak
sampai matang dan disajikan oleh penjamah makanan
(juru masak dan penyaji) dengan menggunakan penutup
kepala, sarung tangan dan masker.
c. Tetap memperhatikan ketentuan jaga jarak saat antri
makanan maupun saat duduk makan.
d. Pesantren dan pendidikan keagamaan yang
membolehkan peserta didiknya untuk membeli atau
menumpang masak di masyarakat sekitar asrama, agar
memastikan bahwa tempat tersebut memenuhi protokol
kesehatan. Pesantren dan pendidikan keagamaan dapat
meminta bantuan dari dinas kesehatan setempat untuk
melakukan penyuluhan dan pengawasan.
16. Pembiasaan menjaga kebersihan dan cuci tangan
a. Saat akan masuk ruang kelas, setiap orang harus
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sesuai
ketentuan, dan diukur suhunya. Bagi yang suhunya
≥37,3oC, tidak diperkenankan untuk masuk, dan segera
diperiksakan ke pos kesehatan pesantren dan pendidikan
keagamaan atau dirujuk ke Puskesmas atau fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat.

jdih.kemdikbud.go.id
-34-

b. Saat akan masuk ruang makan, setiap orang diwajibkan


kembali untuk mencuci tangan dan mengukur suhu
tubuh.
c. Setelah selesai istirahat siang, dan akan mulai belajar
kembali, setiap orang diwajibkan lagi untuk mencuci
tangan dan mengecekkan suhu tubuh, utamanya bagi
pesantren dan pendidikan keagamaan yang
membolehkan peserta didiknya untuk makan di
rumah/warung rakyat di luar lingkungan asrama.
d. Setiap orang yang akan masuk ruang pustaka atau
ruang laboratorium, harus melakukan CTPS dengan air
mengalir atau hand sanitizer agar tidak menularkan
melalui buku atau peralatan laboratorium yang sudah
dipegang orang banyak.
17. Penyiapan fasilitas asrama yang memenuhi protokol
kesehatan
a. Pesantren dan pendidikan keagamaan harus terus-
menerus berusaha untuk meningkatkan asrama
pendidikannya agar semakin ideal memenuhi standar
protokol kesehatan.
b. Fasilitas yang perlu diperhatikan seperti ruang tidur, ruang
belajar, ruang ibadah, toilet, tempat berwudhu, ruang
makan, dapur umum, dan ruang terbuka.
18. Menerima tamu
a. Tamu harus dibatasi, yang dibolehkan hanya orang tua
atau saudara kandung yang benar-benar punya
kepentingan mendesak untuk bertemu.
b. Hanya diterima di ruang penerimaan tamu, melalui
protokol kesehatan yang telah ditetapkan, seperti CTPS
dengan air mengalir, mengukur suhu tubuh,
menggunakan masker, dan jaga jarak.
c. Setelah tamu pulang, yang menerima tamu harus dicek
kembali kesehatannya saat itu juga dan dilanjutkan
pengecekan ulang keesokan harinya.

jdih.kemdikbud.go.id
-35-

19. Membatasi aktivitas yang memungkinkan interaksi dengan


pihak luar termasuk penyelenggaraan kegiatan di luar
lingkungan pesantren, kecuali untuk keperluan mendesak
dan dilaksanakan secara terbatas serta dengan penerapan
protokol kesehatan yang ketat.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MENTERI AGAMA


REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA,

TTD. TTD.

NADIEM ANWAR MAKARIM YAQUT CHOLIL QOUMAS

MENTERI KESEHATAN MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA,

TTD. TTD.

BUDI GUNADI SADIKIN MUHAMMAD TITO KARNAVIAN

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

ttd.

Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001

jdih.kemdikbud.go.id
JADWAL PTM BIDANG SEKOLAH DASAR
JADWAL PTM BIDANG SEKOLAH DASAR
JADWAL PTM BIDANG SEKOLAH DASAR

Anda mungkin juga menyukai