Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, khususnya pasal 3 menyatakan: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.
Untuk melaksanakan fungsi di atas, salah satu komponen yang paling penting dalam
suatu sistem pendidikan adalah adanya sebuah kurikulum. Karena melalui kurikulumlah
peserta didik diantar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, segenap potensinya
dikembangkan seoptimal mungkin melalui proses pembelajaran.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah harus menyusun kurikulum dengan mengacu kepada Standar
Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, serta berpedoman pada panduan penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, yang berfungsi sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. (BSNP, 2006)
Adanya Pandemi covid 19 di Indonesia sejak hampir 1 tahun terakhir ini,telah meng
hentakkan kesadaran kita tentang banyak hal yang selama ini telah berjalan secara biasa dan
aman, hampir seluruh sendi kehidupan nyaris lumpuh akibat terkena imbas dari covid 19 ini,
mulai dari segi ekonomi, sosial, budaya, pertahanan,keamanan,kesehatan hingga ke segi
pendidikan.
Dari segi Pendidikan akibat dari penyebaran Covid 19 yang semakin meningkat di
Indonesia , proses pembelajaran dikelas yang selama ini kita kenal, hampir bias dipastikan
1
lumpuh karena adanya wabah virus ini. Proses belajar mengajar yang selama ini berlangsung
secara tatap muka di dalam kelas, tiba-tiba harus berhenti demi melindungi kesehatan dan
keselamatan para kepala sekolah guru dan peserta didik serta tendik laninya dari wabah yang
menakutkan ini. Untuk mengganti kegiatan tersebut Pemerintah telah menerbitkan Surat
edaran No.4 tahun 2021 salah satu pertimbangan utamanya kesehatan lahir dan batin siswa,
Guru, Kepala Sekolah dan warga sekolah yaitu dengan jalan proses belajar dari rumah
( daring ) untuk menghadapi pandemi COVID-19 SD Negeri 67 Palembang melaksanakan
pembelajaran melalui Daring dan Luring seluruh siswa tetap mendapatkan layanan
pendidikan dan pembelajaran dari sekolah melalui pembelajaran jarak jauh / belajar dari
rumah (BDR)

1.2 Landasan Hukum


Adapun yang menjadi dasar hukum penyusunan Dokumen KTSP SD Negeri 67
Palembang adalah:
a. Undang-undang No 20 thn 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. PP No 19 thn 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasioanal
c. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah
d. Permendikbud No .21 Tahun 2016 Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
e. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah
f. Permendikbud No.23, Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
g. Permendikbud No. 24 Tahun 2016 KI dan KD Pelajaran Pada Kurikulum 2013
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
h. Permendikbud No 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas Permendikbud No 24
Tahun 2016 Tentang KI/KD Pelajaran Pada Kurikulum 2013 pada Dikdasmen
i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021, tanggal 31Maret
2021 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 ( Covid – 19 ) .
j. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia ,
NomorHK.01.07/MENKES/328/2021 tanggal 20 Mei 2021 Tentang Panduan
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 ( Covid – 19 ) di tempat
Kerja Perkantoran dan Industri dalam mendukung keberlangsungan Usaha pada
Situasi Pandemi.
2
k. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 4 Tahun 2021 tanggal
24 Maret 2021 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease ( Covid-19).
l. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2021, tanggal 18 Mei 2021 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa darurat penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19 ) terlampir Panduan Kegiatan Pembelajaran Saat
Satuan Pendidikan Kembali Beroperasi .
m. Peraturan Walikota Palembang Nomor 14 Tahun 2021 tanggal 20 Mei 2021 entang
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penangan Corona Virus
Disease 2029 ( Coovid-19 ) di Kota Palembang.
n. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Nomor
0802/SE/DISDIK/2021 tanggal 2 April 2021 tentang Kebijakan Pendidikan Masa
Darurat Corona Disease 2019 (Covid-19)Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan
Kota Palembang Nomor 1196//DISDIK/2021 tanggal 1 Juli 2021 tentang
PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN PADA TAHUN
PELAJARAN 2021/2022 DI MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE
(COVID-19)
o. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2021 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus,
dengan hormat bersama ini kami sampaikan Salinan Keputusan Menteri tersebut
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
p. SK Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Nomor
018/H/KR/2021 tentang KI dan KD pada kurikulum 2013 pada pendidikan Usia
Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah berbentuk sekolah menengah atas
untuk kondisi khusus.
q. Nomor 37 tahun 2008 tentang perubahan atas peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan nomor 24 tahun 2006 tentang KI dan KD pelajaran pada kurikulum
2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menegah.
r. Satuan Pers 210/SK Pers/VIII/2021 tentang Penyesuaian Keputusanbersama empat
menteri tentang panduan belajar dimasa pademi covid 19.

3
1.3 Acuan Konseptual
Acuan Konseptual Kurikulum SD Negeri 67 Palembang disusun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Menyusun Tim Pengembang KTSP / kurikulum
Tahap awal sekolah adalah menyusun tim pengembang KTSP / Kurikulum di sekolah.
Mengkaji tentang Penyusunan Kurikulum 2013 pada masa pademi covid 19 sesuai
dengan visi,misi,tujuan,kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
b. Tetap mengacu pada Kurikulum Nasional yang selama ini dilaksanakan oleh Satuan
Pendidikan.
c. Mengacu pada kurikulum nasioal untuk PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah yang berbentuk Sekolah Menengah Atas dengan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar yang disederhanakan untuk Kondisi Khusus yang ditetapkan oleh
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan.
d. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.

1.4 Prinsip Pengembangan Kurikulum


KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Aktif yaitu pembelajaran mendorong keterlibatan penuh Peserta Didik dalam
perkembangan belajarnya, mempelajari bagaimana dirinya dapat belajar,
merefleksikan pengalaman belajarnya, dan menanamkan pola pikir bertumbuh;
b. Relasi sehat antar pihak yang terlibat yaitu pembelajaran mendorong semua
pihak yang terlibat untiik menaruh pengharapan yang tinggi terhadap
perkembangan belajar Peserta Didik, menciptakan rasa aman, salingmenghargai,
percaya, dan peduli, terlepas dari keragaman latar belakang Peserta Didik
c. Inklusif yaitu pembelajaran yang be bas dari diskriminasi Suku, Agama, Ras dan
Antar Golongan (SARA), tidak meninggalkan Peserta Didik manapun, termasuk
Peserta Didik berkebutuhan khusus/ penyandang disabilitas, serta memberikan
pengembangan ruang untuk identitas, kemampuan, minat, bakat, serta
kebutuhan Peserta didik;
d. Keragaman budaya yaitu pembelajaran mencerminkan dan merespon
keragaman budaya Indonesia yang menjadikannya sebagai kekuatan untuk
merefleksikan pengalaman kebinekaan serta menghargai nilai dan budaya
bangsa;

4
e. Berorientasi sosial yaitu mendorong Peserta Didik untuk memaknai dirinya
sebagai bagian dari lingkungan serta melibatkan keluarga danmasyarakat;
f. Berorientasi pada masa depan yaitu pembelajaran mendorong Peserta Didik
untuk mengeksplorasi isu dan kebutuhan masa depan, keseimbangan ekologis,
sebagai warga dunia yang bertanggung jawab danberdaya;
g. Sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan Peserta Didik yaitu pembelajaran
difokuskan pada tahapan dan kebutuhannya, berfokus pada penguasaan
kompetensi, berpusat pada Peserta Didik untuk membangun kepercayaan dan
keberhargaan dirinya;dan
h. Menyenangkan yaitu pembelajaran mendorong Peserta Didik untuk senang
belajar dan terns menumbuhkan rasa tertantang bagi dirinya, sehingga dapat
memotivasi diri, aktif dan kreatif, serta bertanggung jawab pada kesepakatan
yang dibuat bersama.

5
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI,
DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

2.1 Tujuan Pendidikan


A. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
adalah: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Tujuan Pendidikan Dasar


Tujuan pendidikan pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.

2.2 Visi Sekolah SD Negeri 67 Palembang


“Berkualitas dalam Prestasi, Beriman, Berbudaya Dan Berkreasi”

2.3 Misi Sekolah SD Negeri 67 Palembang


1. Mendorong setiap siswa untuk menumbuhkan potensi dirinya untuk mencapai prestasi
2. Menanamkan penghayatan ajaran agama untuk mewujudkan prestasi peserta didik untuk beriman
dan bertaqwa
3. Dengan tenaga pendidik yang professional membentuk peserta didik yang mampu dan tanggap
dalam perkembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi
4. Menjalin kerjasama antara guru dan peserta didik sehingga menghasilkan peserta didik yang
unggul dalam segala bidang
5. Dengan kegiatan ekstrakurikuler membentuk karakter menumbuhkan sikap berkreatif

6
2.4 Tujuan Sekolah SD Negeri 67 Palembang
1. Membangun peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berahlak mulia serta sehat jasmani dan rohani.
2. Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Peserta didik memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dan mengaktulisasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Peserta didik memiliki kemampuan mengapresiasi nilai sosial budaya daerah maupun budaya
nasional.
5. Menghasilkan lulusan yang siap melanjutkan di tingkat pendidikan lanjutan.
6. Menjadikan peserta didik yang kreatif, terampil dan mandiri untuk dapat mengembangkan diri.

7
BAB III
STRUTUR DAN MUATAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
3.1 Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi
Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian
hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi
dasar. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan
(Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu
menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara
tidak langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan
(Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

Tabel 1 :
Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III
KOMPETENSI INTI KELAS I DAN
KOMPETENSI INTI KELAS III
KELAS II
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya. yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,


jawab, santun, peduli, dan percaya diri tanggung jawab, santun, peduli, dan
dalam berinteraksi dengan keluarga, percaya diri dalam berinteraksi dengan
teman, dan guru keluarga, teman, tetangga, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan


cara mengamati [mendengar, melihat, cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa membaca] dan menanya berdasarkan
ingin tahu tentang dirinya, makhluk rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah benda-benda yang dijumpainya di
dan di sekolah rumah,

8
sekolah, dan tempat bermain.

9
KOMPETENSI INTI KELAS I DAN
KOMPETENSI INTI KELAS III
KELAS II
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas dan logis, dalam karya bahasa yang jelas, logis, dan sistematis,
yang estetis, dalam gerakan yang dalam karya yang estetis dalam gerakan
mencerminkan anak sehat, dan dalam yang mencerminkan anak sehat, dan
tindakan yang mencerminkan perilaku dalam tindakan yang mencerminkan
anak beriman dan berakhlak mulia. perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.

Tabel 2 :
Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI
KOMPETENSI INTI KELAS IV KOMPETENSI INTI KELAS V DAN VI
1. Menerima, menghargai, dan menjalankan 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan
ajaran agama yang dianutnya. ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,


jawab, santun, peduli, dan percaya diri tanggung jawab, santun, peduli, percaya
dalam berinteraksi dengan keluarga, diri, dan cinta tanah air dalam
teman, tetangga, dan guru. berinteraksi dengan keluarga, teman,
tetangga, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan 3. Memahami pengetahuan faktual dan


cara mengamati [mendengar, melihat, konseptual dengan cara mengamati dan
membaca] dan menanya berdasarkan rasa mencoba [mendengar, melihat,
ingin tahu tentang dirinya, makhluk membaca] serta menanya berdasarkan
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan rasa ingin tahu secara kritis tentang
benda-benda yang dijumpainya di rumah, dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
sekolah, dan tempat bermain. kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan


bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, konseptual dalam bahasa yang jelas,
dalam karya yang estetis dalam gerakan logis, dan sistematis, dalam karya yang
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam estetis dalam gerakan yang
tindakan yang mencerminkan perilaku mencerminkan anak sehat, dan dalam
anak beriman dan berakhlak mulia. tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia.

10
3.2 Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi
yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti
yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat
terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi
hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan
organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu
yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme.
Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di
bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum
yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan
perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD Negeri 67 Palembang untuk
setiap mata pelajaran tercantum pada Peraturan Menteri pendidikan Nasiona Nomor 37
tahun 2018 yang memuat seluruh mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.
Kurikulum SDN 67 Palembang menggunakan pendekatan pembelajaran tematik
integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu
integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi
berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar
sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian
pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin
pada berbagai tema yang tersedia.

11
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam
dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna
yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-
Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah
Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki
peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran
lainnya.
Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk
memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai
mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar
yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran
tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara
terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.
Di bawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik Sekolah
Dasar kelas I, II,IV dan V pada Kurikulum 2013.
Tabel 3. Tema-Tema di Sekolah Dasar

KELAS I KELAS IV

1. Diriku 1. Indahnya
2. Kegemaranku Kebersamaan
3. Kegiatanku 2. Selalu Berhemat
4. Keluargaku Energi
5. Pengalamanku 3. Peduli Terhadap
6. Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri Makhluk Hidup
7. Benda, Hewan dan Tanaman di 4. Berbagai
Sekitarku Pekerjaan.
8. Peristiwa alam 5. Pahlawanku
6. Indahnya
Negeriku
7. Cita-citaku
8. Tempat

12
KELAS I KELAS IV

Tinggalku
9. Makanan Sehat
dan Bergizi
KELAS II KELAS V

1. Organ Gerak Hewan dan Manusia


1. Hidup Rukun
2. Udara Bersih
2. Bermain di Lingkunganku
3. Makanan Sehat
3. Tugasku Sehari-hari
4. Organ Peredaran Darah Hewan dan
4. Hidup Bersih dan Sehat
Manusia
5. Aku dan Sekolahku
5. Ekosistem
6. Air, Bumi, dan Matahari
6. Kalor dan Perpindahannya
7. Merawat Hewan dan Tumbuhan
7. Benda-benda Sekitar
8. Keselamatan di Rumah dan
8. Peristiwa dalam Kehidupan
Perjalanan
9. Lingkungan Sahabat Kita
KELAS III KELAS VI

1. Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Selamatkan Makhluk Hidup


Makhluk Hidup 2. Persatuan dalam Perbedaan
2. Menyayangi Tumbuhan dan 3. Tokoh dan Penemuan
Hewan di Sekitar 4. Globalisasi
3. Benda di Sekitarku 5. Wirausaha
4. Hak dan Kewajibanku 6. Menuju Masyarakat Sehat
5. Perubahan Cuaca 7. Kepemimpinan
6. Energi dan Perubahannya 8. Bumiku
7. Perkembangan Teknologi 9. Menjelajah Angkasa Luar
8. Praja Muda Karana

Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri
atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
1. Mengamati;

13
2. Menanya;
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen;
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
5. Mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 4: Keterkaitan antara Langkah Pembelajarandengan Kegiatan Belajar dan Maknanya

Langkah Kompetensi yang


Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, Melatih kesungguhan,
melihat (tanpa atau dengan alat) ketelitian, mencari
informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang Mengembangkan
informasi yang tidak dipahami dari kreativitas, rasa ingin tahu,
apa yang diamati atau pertanyaan kemampuan merumuskan
untuk mendapatkan informasi pertanyaan untuk
tambahan tentang apa yang diamati membentuk pikiran kritis
(dimulai dari pertanyaan faktual yang perlu
sampai ke pertanyaan yang bersifat untuk hidup cerdas dan
hipotetik) belajar sepanjang hayat
Mengumpulkan - melakukan eksperimen Mengembangkan sikap
informasi/ - membaca sumber lain selain buku teliti, jujur,sopan,
eksperimen teks menghargai pendapat orang
- mengamati objek/ kejadian/ lain, kemampuan

- aktivitas berkomunikasi, menerapkan

- wawancara dengan narasumber kemampuan mengumpulkan


informasi melalui berbagai
cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan

14
Langkah Kompetensi yang
Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasika - mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap
n/ mengolah dikumpulkan baik terbatas dari hasil jujur, teliti, disiplin, taat
informasi kegiatan aturan, kerja keras,
mengumpulkan/eksperimen mau kemampuan menerapkan
pun hasil dari kegiatan mengamati prosedur dan kemampuan
dan kegiatan mengumpulkan berpikir induktif serta
informasi. deduktif dalam
- pengolahan informasi yang menyimpulkan .
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari
solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan.
Mengkomunikas Menyampaikan hasil pengamatan, Mengembangkan sikap
ikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis jujur, teliti, toleransi,
secara lisan, tertulis, atau media kemampuan berpikir
lainnya sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan
singkat dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.

15
3.3 Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada
peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban
belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-
masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran
tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan
menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut
terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setiap satuan pendidikan.
1. Pendidikan Agama Islam
Tujuan:
a. Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT;

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia


yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur,
adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan
sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan


karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa- bangsa lainnya.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

16
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
3. Bahasa Indonesia
Tujuan :
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa
Indonesia dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
4. Matematika
Tujuan
:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

17
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan
Nomor 37 Tahun 2018.

5. Ilmu Pengetahuan Alam

Tujuan:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memacahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memlihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat

18
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37
Tahun 2018.
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan


kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam


masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor
37 Tahun 2018.
7. Seni Budaya dan Prakarya
Tujuan:
a. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
b. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni dan prakarya.
c. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
d. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam
tingkat lokal, regional maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan
prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Tujuan:
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

19
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
d. Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan
Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018.

3.4 Beban Belajar


Beban belajar yang diterapkan di SD Negeri 67 Palembang adalah system
Paket Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur
kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun
ajaran.Beban belajar pada system paket terdiri atas pelajaran tatap muka, penugasan
terstruktur kegiatan dalam mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri maksimal 40%.
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum ini. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap masing-masing 17 minggu.
Adapun alokasi waktu untuk setiap jam pelajaran adalah 25 menit.
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur*) dan kegiatan mandiri tidak

20
terstruktur**) adalah 0% - 40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Muatan lokal TIK nya hanya 1
JP. Beban belajar dalam masa pademi covid melalui BDR/PJJ dengan mengunakan
teknik daring dan luring.
Tabel 5:
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SDN 67 Palembang
Satu jam
Jumlah jam Minggu
pembelajaran Waktu pembelajaran per
Kelas pembelajaran Efektif per
tatap tahun
Per Minggu tahun ajaran
muka/menit
1140 jam pelajaran (39900
1 35 30 38
menit)
1216 jam pelajaran (42560
2 35 32 38
menit)
1292 jam pelajaran (45220
3 35 34 38
menit)
1368 jam pelajaran (47880
4 35 36 38
menit)
1368 jam pelajaran (47880
5 35 36 38
menit)
1368 jam pelajaran (47880
6 35 36 38
menit)

21
Tabel 6 :
Beban Belajar Masa Kenormalan Baru (Pembelajaran dari Rumh/BDR-PJJ)

No Uraian Kegiatan Masa Normal Masa Kenormalan Baru

1 Jumlah Minggu Efektif 17 - 19 ME 17 Minggu Efektif


2 MPLS Tatap Muka Non Tatap Muka
3 Jumlah Jam Tiap Hari 4-5 JP @ 35 menit 3-4 JP @ 25 menit
4 Jumlah Mapel Tiap Hari 3-4 Mapel (Tematik) 1-2 Mapel (Tematik)
6 sesuai pembelajaran Sesuai kondisi secara
5 Jumlah Tugas per Minggu
perhari kolaboratif
6 Kegiatan Ekstrakurikuler Dilaksanakan Belum dilaksanakan

Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi tahun pelajaran menjadi dua
semester. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 6 (enam) hari disesuaikan dengan kondisi
darurat masa pandemi covid 19 dengan alokasi waktu seperti dibawah ini
Tabel 7:
Alokasi Waktu Kegiatan Belajar Mengajar
Jadwal Pembelajaran Kelas I dan II

Hari
No Waktu Ket.
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
B.
1 08.00-08-25 PABP Matematika Indonesia PPKn PJOK    
B. B.
2 08.25-08.50 PPKn Matematika Indonesia Indosesia PJOK    
B. B.
3 08.50-09.10 Indonesia Matematika SBDP Indosesia PABP    
4 09.10-09.25              
5 09.25-09.50 B. SBDP          

22
Indonesia
6 Penugasan              
  Kolaborasi              

Jadwal Pembelajaran Kelas III

Hari
No Waktu Ket
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
B.
1 08.00-08-25 PABP Matematika Indonesia PPKn PJOK    
B. B.
2 08.25-08.50 PPKn Matematika Indonesia Indosesia PJOK    
B. B. B.
3 08.50-09.10 Indonesia Matematika Indonesia Indosesia PABP    
4 09.10-09.25              
B. B.
5 09.25-09.50 Indonesia SBDP SBDP Indosesia      
6 Penugasan              
  Kolaborasi              

Jadwal Pembelajaran Kelas IV, V dan VI

Hari
No Waktu Ket
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
08.00-08- B.
1 20 PPKn Matematika Indonesia PPKn PJOK    
08.20- B. B.
2 08.40 Indonesia Matematika Indonesia IPA PJOK    
08.40- B. B.
3 09.00 Indonesia IPS Indonesia IPA PABP    
4 09.00-              

23
09.15
09.15-
5 09.35 Matematika IPS SBDP SBDP PABP    
6 Penugasan              
  Kolaborasi              

3.5 Muatan Pembelajaran


Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran
dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikecualikan untuk tidak menggunakan
pembelajarantematik-terpadu.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 8 : Daftar Tema Kelas I, II, dan III


Kelas I Kelas II Kelas III
1. Diriku 1. Hidup rukun 1. Perkembangbiakan hewan
dan tumbuhan
1. Kegemaranku 1. Bermain di 1. Perkembangan teknologi
lingkunganku
1. Kegiatanku 1. Tugasku sehari-hari 1. Perubahan di alam
1. Keluargaku 1. Aku dan sekolahku 1. Peduli lingkungan
1. Pengalamanku 1. Hidup bersih dan sehat 1. Permainan tradisional
1. Lingkungan bersih, 1. Air, bumi, dan 1. Indahnya persahabatan
sehat, dan asri matahari
1. Benda, hewan, dan 1. Merawat hewan dan 1. Energi dan perubahannya
tanaman di sekitarku tumbuhan
1. Peristiwa alam 1. Keselamatan di rumah 1. Bumi dan alam semesta
dan perjalanan

Tabel 9: Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI


Kelas IV Kelas V Kelas VI
1. Indahnya 1. Benda-benda di 1. Selamatkan makhluk hidup

24
kebersamaan lingkungan  sekitar
1. Selalu berhemat 1. Peristiwa dalam 1. Persatuan dalam perbedaan
energy kehidupan
1. Peduli terhadap 1. Kerukunan dalam 1. Tokoh dan penemu
lingkungan hidup bermasyarakat 
1. Berbagai pekerjaan 1. Sehat itu penting 1. Globalisasi

1. Pahlawanku 1. Bangga sebagai 1. Wirausaha


bangsa indonesia
1. Indahnya negeriku 1. Organ tubuh manusia 1. Kesehatan masyarakat
dan hewan
1. Cita-citaku 1. Sejarah peradaban 1. Organisasi di sekitarku
indonesia
1. Tempat tinggalku 1. Ekosistem 1. Bumiku
1. Makananku sehat 1. Lingkungan sahabat 1. Menjelajah angkasa luar
dan bergizi kita

3.6 Kegiatan Pengembangan Diri


Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar,
dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif tidak kuantitatif
seperti pada mata pelajaran. Tahapan kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan
cara:
1. Identifikasi
a. Daya dukung dan potensi.
b. Bakat dan minat peserta didik.
2. Pemetaan
a. Jenis layanan pengembangan diri.
b. Petugas yang melayani.
c. Peserta didik yang dilayani

25
3. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan Program
(Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi Pokok,
Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber
Belajar).
a. Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
b. Monitoring Pelaksanan
c. Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
d. Analisis hasil penilaian (berbasis data, profesional, realitis, valid, transparan
dan akuntable.
Pelaporan Umum dalam format raport rincian dalam buku laporan
pengembangan diri. Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti:
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Ekstrakurikuler Wajib
Kegiatan ekstrakurikuler adalah program pendidikan yang alokasi
waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Sesuai dengan
Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014, SD Negeri 67 Palembang
menetapkan pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan
kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang yang harus diikuti
oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi Peserta Didik dengan kondisi
tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan
Ekstrakurikuler tersebut.

b. Ekstrakurikuler Pilihan
Ektrakurikuler pilihan yangd ikembangkan di SD Negeri 67 Palembang
adalah sebagai berikut.
1) Kesenian yaitu : Melukis, Menari, Menyanyi, dan Alat Musik.
2) Keolahragaan : Atletik dan Permainan Tradisional.
Tetapi karena pada masa pandemi covid 19 maka kegiatan pramukan ini
tidak dijalankan dan dilaksanakan di lingkungan SD Negeri 67 Palembang.
2. Penumbuhan Budi Pekerti ( Karakter )

26
Penumbuhan Budi Pekerti adalah aktivitas pembiasaan sikap dan perilaku
positif di sekolah yang dimulai sejak hari pertama sekolah, masa orientasi peserta
didik baru sampai dengan kelulusan sekolah
Kegiatan Program Penumbuhan Budi Pekerti yang dilakukan di SD Negeri 67
Palembang :
a. Guru mengajarkan konsep dan nilai moral kepada anak, kemudian guru
menjadi orang pertama melaksanakannya dengan tujuan agar anak mencontoh
gurunya sebagai teladan
b. Sebelum dan sesudah pelajaran dibiasakan berdoa melalui Video Call, WAG,
Zoom, Classroom,dll
c. Membiasakan memberi salam, senyum, dan sapa kepada setiap siswa melalui
Video Call, WAG, Zoom, Classroom,dll
d. Menanamkan rasa hormat kepada pendidik/ atau orang tua dengan
mengajarkan adab dan akhlak yang baik kepada mereka.
e. Membiasakan siswa sebelum pembelajaran daring sholat duha dirumah
melalui angket kejujuran / form.
3. Bimbingan Konseling
Kegiatan Bimbingan konseling secara menyeluruh meliputi 4 bidang bimbingan
sesuai dengan Permendikbud yaitu :
a. Bimbingan belajar
b. Bimbingan Karier
c. Bimbingan Sosial
d. Bimbingan Prestasi
Karena pada masa pandemic covid 19 maka bimbingan konseling yaitu bimbingan
belajar melalui daring atau luring.
Peran Guru kelas SD Negeri 67 Palembang dalam kegiatan Bimbingan
Konseling :
a. Infomator, Guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, dan
sumber informasi kegiatan melalui daring atau luring.
b. Motivator, Guru harus mampu memberikan dorongan untuk
mendinaminasikan potensi siswa, menumbuhkan aktifitas dan kreatifitas

27
sehingga terjadi dinamika didalam proses belajar mengajar melalui daring
atau luring.
c. Mediator, Guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa melalui
daring atau luring.
d. Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik melalui daring
atau luring.

4. Pembimbingan TIK
Terdapat 16 Guru di SD Negeri 67 Palembang, ada 10 Guru yang bisa
menggunakan dan memanfaatkan TIK , dan terdapat 6 guru yang belum bisa
menggunakan dan memanfaatkan TIK secara maksimal.

5. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme


a. Peringatan Hari Kemdekaan RI
b. Peringatan Hari Pahlawan
c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional
d. Seminar Pendidikan

3.7 KKM
KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan
pendidikan yang mengacu pada kompetensi dasar, dengan mempertimbangkan
komplek sitas/keluasandan kedalaman, daya dukung/ serta kondisi satuan pendidikan
dan karekteristik peserta didik. Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan meliputi ketuntaan penugasan
penguasan subtansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar
ketuntasan belajar terdiri atas ketuntasan penguasan substansi dan ketuntasan belajar
dalam konteks kurun waktu belajar.
Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan
tingkat penugasan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat
p e n g u a s a a n . minimal atau diatasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam
konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun
ajaran dan tingkat satuan pendidikan. Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1
dan KI-2) ditetapkan dengan predikat baik (B). sedangkan nilai ketuntasan kompetensi

28
pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka 0–100. KKM dirumuskan
diawal tahun pelajaran.
1. Komplesitas
2. Intaq
3. Daya dukung

Adapun KKM pada masa pademi covid 19 setiap mata pelajaran sebagai berikut:
Tabel 10: KKM pada Masa Pandemi SD Negeri 67 Palembang Tahun Pelajaran 2021/2022
Kelas
Mata Pelajaran I II III IV V VI
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 70 75 75 75 75 75
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 70 75 70 78 79 77
Bahasa Indonesia 68 65 73 77 79 77
Matematika 68 63 68 76 76 72
Ilmu Pengetahuan Alam - - - 76 78 76
Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 77 78 76
Seni Budaya dan Prakarya 70 75 78 80 79 75
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 78 75 75 75 78 78
Muatan Lokal :
Kesda 80

Berdasarkan uraian KKM tersebut, maka KKM Satuan Pendidikan SD Negeri 67


Palembang Tahun Pelajaran 2021/2022 saat pandemi covid 19 adalah 63. Pengolahan nilai
dan deskripsi rapor di sekolah memiliki KKM satuan pendidikan 60, maka rentang predikat
berdasarkan rumus sebelumnya diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 11: Rentang Predikat

RENTANG PREDIKAT
KKM
Panjang
Satuan A (Sangat D (Perlu
Interval B (Baik) C (Cukup)
Pendidikan Baik) Bimbingan)

63 37/3=12 87<A<100 75<B<=86 63<=C<=74 P<62

Untuk menuliskan deskripsi rapor, dimulai dari menganalisis capaian nilai KD tertinggi
dan terendah.

29
3.8 Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Assesmen dalam Kondisi Khusu tetap dilaksanakan berdasarkan prinsip:
a. Valid yaiu Assesmen menghasilkan informasi yang sah mengenai pencapaian peserta
didik.
b. Reliabel yaitu Assesmen menghasilkan informasi yang konsistem dapat dipercaya
tentang pencapaian peserta didik.
c. Adil yaitu Assesmen yang dilaksanakan tidak merugikan peserta didik tertentu.
d. Fleksibel yaitu Assesmen yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
peserta didik dan satuan pendidikan.
e. Outentik yaitu Assesmen yang terfokus pada capaian belajar peserta didik dalam
konteks penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari.
f. Terintegrasi yaitu Assesmen dilaksanakan sebagai bagian integral dari pembelajaran
sehingga menghasilkan umpan balik yang berguna untuk memperbaiki proses dan
hasil belajar peserta didik.
g. Hasil assesmen digunakan oleh pendidik, peserta didik, dan orang tua/ wali sebagai
umpan balik dalam perbaikan pembelajaran.
Kenaikan kelas peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yang telah disepakati oleh seluruh warga satuan
pendidikan, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan peraturan lainnya
yang berlaku di satuan pendidikan. Peserta didik diupayakan mengikuti proses
pembelajaran dan penilaian yang maksimal. Oleh karena itu apabila ada peserta didik
yang terpaksa harus tidak naik kelas, maka hal ini harus menjadi umpan balik bagi
pendidik, satuan pendidikan, dan orangtua sehingga diharapkan semua peserta didik
pada akhirnya dapat naik kelas.
Adapun kriteria kenaikan kelas yang berhubungan dengan akademis adalah
sebagai berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada kelas untuk
tahun pelajaran yang diikuti.

30
2. Mencapai tingkat kompetensi yang disyaratkan dengan hasil belajar pada
kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang belum tuntas paling banyak 2 (dua)
mata pelajaran.
3. Mencapai nilai sikap minimal baik berdasarkan kriteria penilaian sikap yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan
Sedangkan kelulusan dan kriteria kelulusan peserta didik dari Satuan Pendidikan
ditetapkan melalui rapat dewan guru. Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar setelah memenuhi syarat berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
3. Lulus Ujian Sekolah seluruh muatan/mata pelajaran.

BAB IV
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PADA MASA PANDEMI COVID 19
4.1 Prinsip Kebijakan

Kegiatan Pembelajaran SD Negeri 67 Palembang pada masa darurat tetap


berpedoman pada Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2021/2022 berjalan yang ditetapkan

31
oleh Dinas Pendidikan Kota Palembang. Bila kondisi darurat sedang berlangsung dan
ditetapkan sebagai masa darurat oleh pemerintah maka proses pembelajaran di sekolah
mengikuti mekanisme kurikulum darurat yang ditetapkan pada Dinas Pendidikan setempat.
Kegiatan pembelajaran bukan untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar (KD) kurikulum
semata, namum lebih menititikberatkan pada penguatan karakter, praktek ibadah, peduli pada
lingkungan dan kesalehan sosial lainnya.
Kegiatan pembelajaran masa darurat melibatkan guru, orang tua, peserta didik dan
lingkungan sekitar. Kegiatan pembelajaran harus dapat mengembangkan kompetensi peserta
didik pada aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
Kegiatan pembelajaran di SD Negeri 67 Palembang selama masa kedaruratan
diarahkan pada budaya menumbuhkembangkan kompetensi literasi bahasa, literasi
matematik, literasi sains, literasi media, literasi teknologi dan literasi visual. Kegiatan
pembelajaran yang dirancang guru harus dapat merangsang tumbuhnya 4C (Critical thinking,
Collaborative, Creativity dan Communicative) pada diri peserta didik. Kegiatan
pembelajaran pada masa kedaruratan wajib mempertimbangkan terjaganya kesehatan,
keamanan, dan keselamatan civitas akademika baik pada aspek fisik maupun psikologi warga
sekolah.
1. Prinsip Kebijakan Pada Masa Darurat
a. Pembelajaran dilakukan dengan Daring (dalam jaringan) secara online dan luring.
b. Pembelajaran berlangsung di rumah dan di lingkungan sekitar sesuai dengan kondisi
masing-masing peserta didik.
c. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah, berbasis kompetensi,
keterampilan aplikatif, dan terpadu.
d. Pembelajaran dikembangkan secara kreatif dan inovatif dalam mengoptimalkan
tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif peserta didik;
e. Pembelajaran menekankan nilai guna aktivitas belajarnya untuk kehidupan riil peserta
didik, orang lain atau masyarakat sekitar, serta alam lingkungan tempat peserta didik
hidup.
f. Pembelajaran yang berlangsung agar mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.

32
g. Pembelajaran yang berlangsung agar menerapkan nilai-nilai, yaitu memberi
keteladanan yang perilaku belajar positif, beretika, dan berakhlakul karimah (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan dan motivasi dalam belajar dan bekerja (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tutwuri handayani).
h. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah
peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
i. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran.
j. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik menjadi
acuan penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Proses pembelajaran diarahkan untuk
menggerakan pada tiga ranah aspek, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
tersaji pada tabel sebagai berikut:
Tabel 10: Tiga Ranah Aspek

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Menerima Mengingat Mengamati

Menjalankan Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba

Menghayati Menganalisis Menalar

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

- - Mencipta

Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah


tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa
dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian walau pada masa darurat Covid-19
proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi meliputi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.

33
Adapun pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri 67 Palembang berdasarkan
informasi dari gugus tugas Covid-19 dan Dinas Pendidikan Kota Palembang yang
menyatakan bahwa letak wilayah berada pada zona merah ehingga proses
pembelajaran dilakukan secara daring maupun luring.
Apabila dalam pelaksanaan yang secara kondisi mengarah ke masa transisi untuk
menuju New Normal, maka proses Pendidikan pada jenjang satuan akan mengikuti
arahan dan petunjuk dari gugus tugas Covid-19 sesuai kewenangannya.

4.2 Alternatif Model Pembelajaran


1. Kurikulum Darurat
a. Kurikulum Darurat disusun dan dilaksanakan hanya pada masa darurat Covid 19.
b. Penyusunan kurikulum darurat dilakukan dengan cara memodifikasi dan melakukan
inovasi pada struktur kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran, penilaian
hasil belajar dan lain sebagainya sesuai dengan kondisi sekolah.
c. Pada masa darurat Covid 19, seluruh peserta didik tetap mendapatkan layanan
pendidikan dan pembelajaran dari sekolah melalui sistem Daring atau Luring.
d. Kurikulum darurat hanya diterapkan pada masa darurat Covid 19 dan dilakukan
apabila sekolah mampu memenuhi persyaratan protocol kesehatan yang ditetapkan
pemerintah Kota Palembang yang meliputi sarana yaitu tempat cuci tangan,
handsanitizer, penataan kelas yang memenuhi physical distanching, bilik untuk
penyemprotan disinfektan, alat pengukur suhu badan, masker cadangan,
pengoptimalan fungsi UKS dan lain-lain. Bila kondisi sudah normal maka kegiatan
pembelajaran akan kembali dilaksanakan secara normal seperti biasanya.

2. Konsep Pembelajaran Masa Darurat


a. Kegiatan pembelajaran pada masa darurat dilakukan dengan berpedoman pada
Kalender Pendidikan Sekolah tahun pelajaran 2020/2021 yang ditetapkan oleh
Dinas Pendidikan Kota Palembang
b. Kegiatan pembelajaran masa darurat dilakukan tidak hanya untuk mencapai
ketuntasan kompetensi dasar (KD) kurikulum, namun lebih menititikberatkan pada
penguatan karakter, praktik ibadah, dan peduli pada lingkungan.

34
c. Kegiatan pembelajaran masa darurat Covid 19 melibatkan guru, orang tua, peserta
didik dan lingkungan sekitar.
d. Kegiatan pembelajaran dilakukan setelah sekolah melakukan: Pemetaan/skrining
zona desa/kelurahan tempat tinggal peserta didik, guru serta tenaga kependidikan
yang ada di sekolah sebagai bahan penentuan pelaksanaan metode pembelajaran
yang akan dilaksanakan oleh sekolah, selain itu untuk memastikan tempat
tinggalnya bukan merupakan episentrum penularan Covid-19 (zona hijau) atau
termasuk lingkungan yang tidak aman (zona merah), dalam hal ini dapat diketahui
antara lain melalui gugus tugas penanganan Covid 19, melalui aplikasi pemantauan
covid 19 atau surat keterangan dari kepala desa/kelurahan atau kecamatan, selain itu
pemetaan/skrining kesehatan bagi peserta didik, guru dan tenaga kependidikan
untuk memastikan kondisi kesehatannya tidak berpotensi untuk menularkan atau
tertular Covid-19 hal tersebut dapat ditunjukkan melalui surat keterangan sehat dari
puskesmas sebagai bentuk pemenuhan kelengkapan apabila proses pembelajaran
akan dilakukan secara tatap muka atau kelas nyata.
e. Kegiatan pembelajaran masa darurat dilaksanakan dengan mempertimbangkan
terjaganya kesehatan, keamanan, dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan dan masyarakat baik pada aspek fisik maupun psikologi, untuk
pembelajaran tatap muka atau kelas nyata hal tersebut ditunjukkan dengan surat
rekomendasi dari pemerintah setempat melalui Dinas Pendidikan Kota Palembang
dan surat persetujuan dari orang tua.

3. Pengembangan Materi Ajar


Guru dapat memilih materi pelajaran esensi untuk menjadi prioritas dalam
pembelajaran. Sedangkan materi lain dapat dipelajari peserta didik secara mandiri. Materi
pembelajaran ditemukan dan dikumpulkan serta dikembangkan dari:
a. Buku-buku sumber seperti buku peserta didik, buku pedoman guru, maupun buku
atau literatur lain yang berkaitan dengan ruang lingkup yang sesuai dan benar;

35
b. Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan/atau berkaitan dengan fenomena sosial
yang bersifat kontekstual, misalnya berkaitan dengan pandemi Covid-19 atau hal lain
yang sedang terjadi di sekitar peserta didik.
4. Model dan Metode Pembelajaran
a. Model pembelajaran dapat berbentuk model-model pembelajaran, seperti model
Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery learning) model Pembelajaran Berbasis
Penelitian (Inquiry learning), Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning), Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), dan
model pembelajaran lainnya yang memungkinkan peserta didik belajar secara aktif
dan kreatif.
b. Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran pada
kondisi darurat;
c. Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang disesuaikan
dengan karakteristik materi/tema.
5. Media dan Sumber Belajar.
Pada prinsipnya segala benda yang sesuai dapat dijadikan media pembelajaran di
sekitar lingkungan (rumah, tempat ibadah, dll), terdapat banyak benda yang dapat
dijadikan sebagai media pembelajaran sederhana. Guru diharapkan kreatif dan inovatif
untuk memanfaatkan benda tersebut menjadi media agar dapat membantu tercapainya
tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran dapat berupa antara lain: Gambar, Peta dan Globe, Grafik,
Papan Tulis, Papan Flanel, Display, Poster, Bagan (Chart), dan sebagainya. Pemilihan
media disesuaikan dengan materi/tema yang diajarkan dan tagihan sesuai indikator dan
tetap mempertimbangkan kondisi kedaruratan. Pembelajaran di rumah secara daring
dapat menggunakan gawai (gadget) maupun laptop melalui beberapa portal dan aplikasi
pembelajaran daring, diantaranya:
Tabel 12: Portal dan Aplikasi Pembelajaran Daring

No Sumber dan Media Tautan

1 Rumah belajar oleh Pusdatin https://belajar.kemdikbud.go.id


Kemendikbud

36
2 TV Edukasi Kemendikbud https://tve.kemdikbud.go.id/live/
3 Pemblajaran Digital oleh http://rumahbelajar.id
Pusdatin dan SEAMOLEC
Kemendikbud
4 Tatap muka daring program Pusdatin.webex.com
sapa duta rumah belajar
Pusdatin Kemendikbud
5 LMS Siajar dari http://lms.seamolec.org
SEAMOLEC, Kemendikbud
6 Aplikasi Daring untuk Paket http://setara.kemdikbud.go.id/
A,B, C
7 Guru Berbagi http://guruberbagi.kemdikbud.go.id
8 Membaca Digital http;//aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/
membacadigital/
9 Video Pembelajaran http://video.kemdikbud.go.id/
10 Suara Edukasi Kemendikbud https://suaraedukasi.kemdikbud.go.id/
11 Radio Edukasi Kemdikbud https://radioedukasi.kemdikbud.go.id/
12 Sahabat keluarga -- Sumber https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/
Informasi dan bahan ajar laman/
pengasuhan dan pendidikan
keluarga
13 Ruang Guru PAUD http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/
Kemendikbud
14 Buku Sekolah elektronik https;//bse.kemdikbud.go.id/
15 Mobile edukasi- Bahan Ajar https://medukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/
Multimedia
16 Modul Pendidikan Kesetaraan https://emodul.kemdikbud.go.id/

17 Sumber bahan ajar siswa SD, https://sumberbelajar.seamolec.org/


SMP, SMA, dan SMK
18 Kursus Daring Guru dari http://mooc.seamolec.org/

37
SEAMOLEC
19 Kelas Daring untuk siswa dan http://elearning.seamolec.org/
mahasiswa
20 Buku digital open-access http://pustaka-digital.kemdikbud.go.id/

4.2 Pembelajaran Luring


Peserta didik di SD Negeri 67 Palembang ini rata-rata berasal dari keluarga menengah
ke bawah jadi tidak semua peserta didik mampu membeli gadget. Maka, SD Negeri 67
Palembang dalam masa pandemi ini menerapkan pembelajaran luring untuk melayani peserta
didik yang tidak mempunyai gadget sehingga tetap mendapatkan hak belajar. Luring adalah
kepanjangan dari “luar jaringan” sebagai pengganti kata offline. Kata “luring” merupakan
lawan kata dari “daring”. Dengan demikian, pembelajaran luring dapat diartikan sebagai
bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung jaringan internet
maupun intranet. Perbedaan pemahaman mengenai istilah daring dan luring ini memang
perlu diluruskan. Karena sebagian orang mengklasifikasikan daring sebagai online yang
terhubung ke internet dan luring dianggap sebagai kegiatan yang terhubung melalui intranet.
Intranet sendiri merupakan terminologi dalam dunia informatika yang merujuk pada
sebuah kondisi saling terhubung dalam jaringan dalam cakupan terbatas. Jadi intinya dalam
aktivitas luring, sama sekali tidak melibatkan jaringan internet atau intranet. Secara
sederhana, misalnya peserta didik melakukan chat di Whatsapp artinya mereka melakukan
aktivitas daring.
Akan tetapi, jika peserta didik menulis artikel atau mengerjakan tugas di Microsoft
Word dan tidak menyambungkannya dengan jaringan internet, maka itu adalah contoh
aktivitas luring. Misalkan lagi, jika guru dan peserta didik melakukan online conference
melalui aplikasi Whatsapp, Google Hangout, atau Zoom, ini artinya melakukan aktivitas
daring. Sedangkan jika melakukan offline conference dengan bertemu secara langsung tanpa
menggunakan internet, hal itu adalah contoh aktivitas luring.
SD Negeri 67 Palembang dalam pembelajaran daring orang tua peserta didik datang ke
sekolah dalam seminggu hanya sekali yaitu hari Sabtu. Orang tua peserta didik mengambil

38
dan sekalian mengumpulkan tugas pada hari Sabtu dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan. Adapun data peserta didik yang belajar melalui luring yaitu dibawah ini.
Tabel 13: Data Peserta Didik Pembelajaran Luring
SD Negeri 67 Palembang Tahun Pelajaran 2021/2022

No. Kelas Jumlah Pembelajaran Luring

1. Kelas 1 6 anak

2. Kelas 2 5 anak

3. Kelas 3 8 anak

4. Kelas 4 3 anak

5. Kelas 5 10 anak

6. Kelas 6 1 anak

1) Kegiatan prapembelajaran
a) Guru menyiapkan RPP, bahan ajar, jadwal dan penugasan
b) Jadwal pembelajaran dan penugasan belajar dikirim melalui kurir atau diambil
oleh orangtua/wali peserta didik sekali seminggu di akhir minggu dan atau
disebarkan melalui media komunikasi yang tersedia.
c) Guru memastikan semua peserta didik telah mendapatkan bahan ajar, lembar
jadwal dan penugasan.
d) Guru dan orangtua/wali peserta didik yang bertemu untuk menyerahkan jadwal
dan penugasan diwajibkan melakukan prosedur keselamatan pencegahan Covid
19.
2) Kegiatan saat pembelajaran
a) Pembelajaran luring dibantu orang tua/wali peserta didik sesuai dengan jadwal
dan penugasan yang telah diberikan.

39
b) Guru dapat melakukan kunjungan kerumah peserta didik untuk melakukan
pengecekan dan pendampingan belajar dengan wajib melakukan prosedur
pencegahan penyebaran Covid 19.
c) Berdoa bersama sebelum dan sesudah belajar.
3) Pasca Pembelajaran
a) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar
harian.
b) Orang tua/wali peserta didik memberikan tandatangan pada tiap sesi belajar yang
telah tuntas dilembar pemantauan harian
c) Memberikan tambahan muatan penugasan yaitu Pendidikan kecakapan hidup,
antara lain mengenai pandemic Covid 19. Selain itu, menambahkan konten
rekreasional dan ajakan melakukan olahraga/ kegiatan fisik dalam upaya menjaga
kesehatan mental dan fisik peserta didik selama masa belajar dari rumah.
d) Hasil penugasan dan lembar pemantauan aktivitas harian dikumpulkan setiap
akhir minggu sekaligus mengambil jadwal dan penugasan untuk minggu
berikutnya yang dilakukan pengirimannya dapat juga melalui alat komunikasi
atau kurir.

4.3 Pembelajaran Daring


Pembelajaran diselenggarakan dengan tujuan untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan sebaik-baiknya. Tidak dapat dipungkiri bahwa seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka penerapan pembelajaran juga mengalami perubahan.
Perubahan tersebut tampak dari pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran.
Bahkan, di dalam menyongsong pembelajaran Abad 21, guru harus mampu menyiapkan
generasi abad di dengan menempatkan tiga subjek utama dalam pembelajaran, yaitu
keterampilan belajar dan berinovasi; keterampilan memanfaatkan informasi, media, dan
teknologi; serta keterampilan hidup dan berkarir. Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang
telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga
dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online.

40
Selama pelaksanaan moda daring, peserta didik memiliki keleluasaan waktu untuk
belajar.  Peserta didik dapat belajar kapan pun dan dimana pun, tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan guru pada waktu yang bersamaan, seperti
menggunakan video call atau live chat. 
Model pembelajaran daring di SD Negeri 67 Palembang menggunakan pembelajaran
daring model 1, sebagai berikut:
Pembelajaran Daring Model 1

Pembelajaran Daring Model 1 melibatkan pengampu dan peserta secara penuh. Peserta
melakukan pembelajaran daring dengan mengakses dan mempelajari seluruh bahan ajar,
mengerjakan lembar kerja, dan berdiskusi dengan guru. Selama proses pembelajaran, peserta
difasilitasi secara daring penuh oleh pengampu. Pembelajaran daring dapat disediakan secara
elektronik menggunakan forum atau message. Guru SD Negeri 67 Palembang dalam
pembelajaran daring menggunakan aplikasi WAG, classroom, zoom, google form, dan wizer.
Tabel 14: Data Peserta Didik Pembelajaran Daring
SD Negeri 67 Palembang Tahun Pelajaran 2021/2022

No. Kelas Jumlah Pembelajaran Luring

1. Kelas 1 52 anak

2. Kelas 2 42 anak

41
3. Kelas 3 51 anak

4. Kelas 4 37 anak

5. Kelas 5 41 anak

6. Kelas 6 55 anak

1. Kegiatan prapembelajaran
a. Guru menyiapkan nomor telepon peserta didik atau orang tua/wali peserta didik dan
membuat grup WhatsApp (atau aplikasi komunikasi lainnya) sebagai media interaksi
dan komunikasi
b. Guru melakukan diskusi dengan orang tua/ wali dan peserta didik untuk memastikan
orang tua/wali peserta didik atau peserta didik mendukung proses pembelajaran
daring
c. Memberikan penjelasan tentang materi, media/ aplikasi yang akan dipakai
pembelajaran daring
d. Guru menyiapkan RPP yang sesuai dengan kondisi dan akses pembelajaran daring.
2. Kegiatan saat pembelajaran
a. Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan pastikan peserta didik dalam kondisi
sehat dan siap mengikuti pembelajaran
b. Guru mengajak peserta didik berdoa sebelum pembelajaran
c. Guru menyampaikan materi sesuai dengan metode yang direncanakan
d. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, mengemukakan
pendapat dan/atau melakukan refleksi

3. Kegiatan pasca pembelajaran


a. Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar
harian.
b. Mengingatkan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik untuk mengumpulkan
foto aktifitas/lembar tugas atau file penugasan

42
c. Memberikan umpan balik terhadap hasil karya/tugas peserta didik/lembar refleksi
pengalaman belajar
d. Kegiatan penutup diakhiri dengan membaca doa, guru memberikan informasi kepada
peserta didik tentang materi/kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan memberikan pesan moral serta informasi tentang Pandemic Covid 19

1) Penilaian Hasil Belajar Pada Masa Darurat


Sistem penilaian pembelajaran pada masa darurat, yaitu guru dapat merancang
penilaian hasil belajar dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
a. Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/juknis penilaian hasil belajar susuai
masa darurat;
b. Penilaian hasil belajar dapat mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan;
c. Penilaian hasil belajar dapat berbentuk portofolio, penugasan, proyek, praktek,
tulis dan bentuk lainnya, yang diperoleh melalui tes daring, dan/atau bentuk
asesmen lainnya yang memungkinkan ditempuh secara jarak jauh dan tetap
memperhatikan protokol kesehatan dan atau keamanan;
d. Penilaian meliputi penilaian harian (PH), penilaian akhir semester (PAS) dan
penilaian akhir tahun (PAT);
e. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna dan tidak
perlu dipaksakan mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh;
f. Pemberian tugas kepada peserta didik dan penilaian hasil belajar pada masa
Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar peserta didik, sesuai minat dan kondisi
masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ketersediaan
fasilitas belajar di rumah. Pemberian tugas perlu proporsional atau tidak
berlebihan, agar perlindungan kesehatan, keamanan, dan motivasi peserta didik
selama masa darurat tetap terjaga;
g. Hasil belajar anak dikirim ke guru bisa berupa foto, gambar, video, animasi,
karya seni dan bentuk lain tergantung jenis kegiatannya dan yang memungkinkan
diwujudkan di masa darurat;

43
h. Dari hasil belajar tersebut, guru dapat melakukan penilaian baik dengan teknik
skala capaian perkembangan maupun hasil karya.
i. Hasil penilaian dianalisis untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang
muncul lalu dilakukan skoring.

44
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada setiap jenis dan jenjang
diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan adalah pengaturan
waktu dalam pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
Adapun pengertian dari masing-masing pengaturan waktu di atas adalah permulaan tahun
pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran awal tahun pelajaran pada setiap
satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan untuk setiap tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang
ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada setiap satuan pendidikan
yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir pelajaran.
5.1 Pengaturan tentang Permulaaan Tahun Ajaran
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
5.2 Jumlah Minggu Efektif Belajar Satu Tahun Ajaran
Tabel 15: Jumlah Minggu Efektif dalam Satu Tahun Ajaran 2021/2022
No. Bulan Jumlah Minggu Keterangan
Minggu Tidak Efektif
Efektif
1. Juli 2021 4 1 3 -
2. Agustus 2021 5 1 4 -
3. September 2021 5 0 5 -
4. Oktober 2021 4 0 4 -
5. November 2021 4 0 4 -
6. Desember 2021 5 3 2 -

45
7. Januari 2022 4 0 4
8. Februari 2022 4 0 4
9. Maret 2022 5 1 4
10. April 2022 4 1 3
11. Mei 2022 4 1 3
12. Juni 2022 5 3 2
Jumlah 53 10 43

Jumlah Minggu Efektif = Jumlah Minggu – Jumlah Minggu Tidak Efeftif


Jumlah Minggu Efektif = 53 Minggu – 10 Minggu = 43 Minggu
5.3 Jadwal Waktu Libur ( Jeda Tengah Semester, Antar Semester, Libur Akhir Tahun
Ajaran, Libur Keagamaan, Hari Libur Nasional dan Hari Libur Khusus)
Tabel 16: Jadwal Waktu Libur dalam Satu Tahun Ajaran
No. BULAN TANGGAL KETERANGAN KEGIATAN

1. Juli 2021 12-14 Hari pertama masuk sekolah


Pengenalan lingkunan sekolah (siswa baru)
Hari Pertama KBM
12 Idul Adha 1442 H
20
2. Agustus 2021 10 Tahun Baru Islam 1443 H
17 Hari Proklamasi Kemerdekaan RI

3. September 2021 13-18 Penilaian Tengah Semester I

4. Oktober 2021 19 Maulid Nabi Muhammad SAW


25-28 Assesmen Nasional SD

5. November 2021 29-30 Penilaian Akhir Semester I

6. Desember 2021 1-4 Penilaian Akhir Semester I


6-16 Class Meeting
17-18 Pembagian Rapor
25 Hari Raya Natal
20-31 Libur Semester Ganjil

7. Januari 2022 1 Libur Tahun Baru


3 Hari Pertama KMB

46
8. Pebruari 2022 7 Hari Raya Imlek 2573
9. Maret 2022 1 Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
3 Hari Raya Nyepi
7-12 Penilaian Tengah Semester
31 Libur Awal Puasa

10. April 2022 1-2 Libur Awal Puasa


15 Wafat Isa Al-Masih
18-23 Perkiraan US SD dan SMP
25-30 Libur Idul Fitri 1443 H

11. Mei 2022 1 Hari Buruh Internasional


4-10 Libur Idul Fitri 1443 H
2-3 Hari Raya Idul Fitri 1443 H
16 Hari Raya Waisak
26 Kenaikan Isa Al-Masih

12. Juni 2022 1 Hari Lahir Pancasila


6-11 Penilaian Akhir Semester
13-23 Class Meeting
24-25 Pembagian Rapor
27-30 Libur Semester

               
           
           
           
           

47
48
BAB VI
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Kurikulum SD Negeri 67 Palembang merupakan rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan SD Negeri 67
Palembang. Tujuan ini meliputi tujuan sekolah serta kesesuaian dengan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu
kurikulum ini disusun, selain mengacu kepada peraturan pemerintah pusat, juga
disusun berdasarkan peraturan daerah dan kondisi sekolah.
2. Kurikulum SD Negeri 67 Palembang tahun 2021/2022 bersifat penyempurnaan dari
kurikulum tahun sebelumnya. Berbagai hasil belajar yang diperoleh siswa
(pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku) menjadi bahan evaluasi untuk
mengetahui sejauhmana visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
3. Kurikulum SD Negeri 67 Palembangtahun 2021/2022 disusun dengan mengacu
pada panduan penyusunan KTSP yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, kalender pendidikan tahun 2021/2022 dan keikhasan sekolah.
4. Kurikulum SD Negeri 67 Palembang tahun 2021/2022 ini dibuat untuk sementara
selama masa pademi covid 19.
6.2 Saran-saran
1. Semua warga sekolah mempelajari dan memahami kurikulum ini agar dalam
pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan senantiasa melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan kurikulum ini untuk perbaikan di tahun mendatang.

49

Anda mungkin juga menyukai