Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI KADER

ASUHAN MANDIRI TOGA

I. PENDAHULUAN

Dalam KEPMENKES RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan


bahwa fungsi Puskesmas dibagi menjadi tiga fungsi utama:
Pertama, sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) primer ditingkat pertama di wilayahnya; Kedua, sebagai
pusat penyedia data dan informasi kesehatan di wilayah
kerjanya sekaligus dikaitkan dengan perannya sebagai
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya,
dan; Ketiga, sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) primer/tingkat pertama yang berkualitas dan
berorientasi pada pengguna layanannya.

Artinya, upaya kesehatan di Puskesmas dipilah dalam dua


kategori yakni : Pertama, pusat pelayanan kesehatan
masyarakat primer yakni puskesmas sebagai pemberi layanan
promotif dan preventif dengan sasaran kelompok dan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit, dan; Kedua, Puskesmas sebagai pusat
pelayanan kesehatan perseorangan primer dimana peran
Puskesmas

Laporan Orientasi Kader Asuhan Mandiri Toga Page 1


dimaknai sebagai gate keeper atau kontak pertama pada
pelayanan kesehatan formal dan penakis rujukan sesuai dengan
standard pelayanan medik.

. Dokter Internship akan menjalani stase 4 bulan di


Puskesmas. Sehingga diperlukan adanya orientasi bagi dokter
baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di Puskesmas.

II. MANFAAT ORIENTASI


Dokter intership mengerti mengenai program upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan yang
ada di UPT Puskesmas Sidorejo Kidul serta kegiatan yang
dilaksanakan.

III. TUJUAN ORIENTASI


Tujuan pelaksanaan orientasi ini adalah untuk
memudahkan dokter intership dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya pada stase Puskesmas, dimana pada stase ini
ditekankan pada Upaya Kesehatan Masyarakat

IV. HASIL ORIENTASI


Setelah mengikuti orientasi, dokter internship mengerti
mengenai program-program Upaya Kesehatan Masyarakat.
Adapun program UKM tersebut yaitu :

 Program Gizi;
 Program Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Berencana;
 Program Kesehatan Lingkungan;
 Program Promosi Kesehatan;
 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
 Program Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
 Program Kesehatan Olahraga;
 Program Usaha Kesehatan Kerja;
 Program Kesehatan Lanjut Usia;
 Program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat.
Berikut beberapa program yang pernah saya ikuti selama
orientasi :

1. Program Kesehatan Ibu dan


Anak/Keluarga Berencana
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Berencana
dilakukan diluar dan dalam gedung. Pada orientasi hari
pertama,Sabtu 6 Januari 2017 saya mendapat kesempatan
untuk mengamati kegiatan di KIA. Saya mendapatkan bimbingan
dari bu bidan Inung dan Sriyati. Pada hari itu terdapat program
ANC terpadu, yaitu dimana pelayanan Antenatal care untuk ibu
hamil dilakukan secara terpadu tidak hanya sebatas pemeriksaan
kehamilan rutin untuk ibu hamil, tetapi meliputi pemeriksaan
fisik umum,pemeriksaan di poli gigi, pemeriksaan laboratorium
(Hb, GDS, HbsAg, VDRL, HIV),pemeriksaan PITC (Provider
Initiated Testing and Counseling),dan konsultasi gizi.
Pemeriksaan PITC adalah konseling dan tes HIV yang disarankan
oleh penyelenggara pelayanan kesehatan kepada seseorang
yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Program ANC
terpadu ini diberikan satu kali selama periode kehamilan.

Prosedur yang dilakukan di poli KIA adalah bagi ibu yang


hamil dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran LILA,
anamnesis meliputi HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) untuk
mengetahui usia kehamilan, serta menanyakan keluhan yang
dirasakan oleh ibu selama kehamilan. Kemudian dilanjutkan
dengan pemeriksaan fisik umum serta pemeriksaan obstetri.
Semua hasil pemeriksaan tersebut dicatat dalam rekam medis
dan buku KIA ibu hamil. Selanjutnya bagi pasien yang belum
pernah mendapatkan layanan ANC terpadu akan diarahkan
untuk
cek laboratorium, poli gigi, konsultasi PITC, dan konsultasi gizi.
Sedangkan bagi ibu hamil yang sudah pernah mendapatkan ANC
terpadu,diberikan edukasi, dan obat sesuai dengan keluhan,
serta diberikan suplemen vitamin dan zat besi.

Pada hari Kamis, 21 januari 2017 saya menjalani orientasi


di poli KIA,dan pada hari itu terdapat program imunisasi untuk
bayi dan balita. Karena masih dalam orientasi, saya masih
sebatas mengamati pelaksanaannya, meliputi pendataan dalam
buku KIA, tindakan penyuntikan vaksin, pemberian edukasi
kepada orangtua pasca imunisasi, serta pemberian obat untuk
menanggulangi kejadian ikutan pasca imunisasi. Imunisasi yang
diberikan di puskesmas adalah imunisasi dasar meliputi polio,
Hepatitis B, BCG, DPT (Diphteriae, pertusis, dan tetanus) serta
campak.

Prosedur yang dilakukan di poli KIA bagi bayi dan balita


yang akan diimunisasi adalah pertama anak dilakukan
pengukuran berat badan, tinggi/ panjang badan, lingkar kepala,
dan kemudian konfirmasi kepada orangtua mengenai usia anak,
yang dilanjutkan dengan pemberian imunisasi sesuai usia. Setiap
pemberian imunisasi dicatat pada buku KIA anak, dan
mengingatkan pada orangtua jadwal imunisasi berikutnya. Untuk
mencegah kejadian ikutan pasca imunisasi , yaitu demam pada
anak, anak diberikan sirup penurun panas.

Selain kegiatan KIA di dalam gedung, saya juga mendapat


kesempatan mengikuti progam KIA di luar gedung, yaitu
posyandu balita. Saya ditemani bu Vera melakukan kunjungan di
posyandu Kenanga yang berlokasi di Kutowinangun Lor. Saya
turut serta dalam kegiatan tersebut yaitu melakukan pengukuran
berat badan balita, serta mengukur tinggi badan dan lingkar
kepala balita. Saya dibantu oleh beberapa ibu kader dalam
pencatatan data tersebut pada KMS (Kartu Menuju Sehat).

2. Program Keperaawatan Kesehatan Masyarakat


Perawatan kesehatan masyarakat adalah kegiatan yang
memadukan perawatan kesehatan dengan peran aktif
masyarakat yang betujuan meningkatkan kemandirian
masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam program ini
antara lain kunjungan pasien pasca rawat inap, kunjungan
keluarga rawan, pemantauan pasien, penyuluhan individu dan
kelompok. Selain mengikuti kegiatan UKM, saya mengikuti
orientasi kegiatan UKP, diantaranya yaitu MTBS, Balai
Pengobatan induk , dan juga ikut membantu pelayanan di Pustu.
Di MTBS saya dibimbing oleh Mbak Vera.

MTBS merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam


tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat
jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif
terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi
telinga, malnutrisi dan upaya promotif preventif yang meliputi
imunisasi, pemberian vit.A dan konseling pemberian makan.

Prosedur yang dilakukan di MTBS yaitu, sebelum


menanyakan keluhan pada anak, anak ditimbang berat
badannya terlebih dahulu. Kemudian dilakukan anmnesis
keluhan utama anak, sambil menilai apakah ada tanda bahaya
umum pada anak (anak tidak mau makan, atau minum, letargis,
dll) dilanjutkan dengan anmnesis terpadu untuk
mengklasifikasikan penyakit. Sambil melakukan anmnesis
tersebut, petugas kesehatan sambil mengisi form MTBS yang
tersedia. Setelah menentukan klasifikasi penyakitnya, dengan
pendekatan MTBS kita harus pula
menetukan status gizi, status anemia, pemberian vit A pada
anak, serta menanyakan apakah ada keluhan lain pada anak.
Setelah itu kita dapat mengobati anak dengan terapi
farmakologis, serta hal yang penting dalam MTBS, kita harus
memberikan konseling terhadap orang tua mengenai penyakit
yang diderita pada anak, beserta upaya promotif dan preventif
yang dapat dilakukan oleh orangtua.

Sedangkan di Balai Pengobatan Induk, saya dihadapkan


dengan pasien-pasien dewasa dengan keluhan yang bervariasi.
Prosedur yang dilakukan di BP, pasien terlebih dulu dilakukan
pengukuran tekanan darah dan anmnesis singkat keluhan utama
oleh perawat. Kemudian pasien baru akan bertemu dengan
dokter umum. Dokter umum akan menanyakan keluhan pada
pasien, melakukan anmnesis yang sesuai, melakukan
pemeriksaan fisik yang relevan, dan menentukan diagnosis.
Kemudian diberikan terapi sesuai dengan obat yang tersedia di
puskesmas. Juga tidak lupa memberikan edukasi kepada pasien
tentang penyakitnya.

Tidak jauh berbeda dengan pelayanan di BP Induk,


pelayanan di Puskesmas pembantu sifatnya pun sama, akan
tetapi di Pustu memiliki keterbatasan dalam segi obat, alat- alat
kesehatan yang tersedia, sehingga seringkali dalam kasus-kasus
tertentu, pasien di Pustu bisa dirujuk ke BP induk untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih lengkap. Saat orientasi,
saya mendapatkan kesempatan mengamati dan ikut membantu
pelayanan di Pustu nanggulan, ditemani oleh bu Yuli dan dr.
Wenny.
V. PENUTUP
Setelah satu minggu mengikuti orientasi, saya menjadi
lebih memahami sistem kerja puskesmas serta kegiatan-
kegiatannya yang terbagi dalam 2 kelompok besar, yaitu upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu, orientasi ini diharapkan dapat memudahkan para
dokter internship untuk menjalani stase di puskesmas selama 4
bulan.

Mengetahui,
Dokter Pembimbing Peserta Orientasi

dr. Ester Nunuk dr. Adinda


Ferinawati NIP 19771207 200604 2 008

Anda mungkin juga menyukai