Efesus 4:15
“tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah
Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” Hidup dan mati seseorang bukan saja ditentukan oleh usia, tapi juga oleh
lidah. Amsal 18:21 menyatakan, “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan
memakan buahnya.” Bila kita suka memperkatakan yang baik, maka kita akan menuai yang baik dan
sebaliknya. 1 Petrus 3:10 juga berkata, “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia
harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.” Oleh
karena itu, kita harus berhati-hati dengan setiap ucapan dan perkataan kita. Matius 12:36-37 bahkan
memperingatkan akan bahaya perkataan sia-sia yang diucapkan karena akan dituntut tanggungjawabnya
pada hari penghakiman. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan,
dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” Bagaimana kita mampu mengeluarkan perkataan yang
baik dan yang memuji? Lukas 6:45 berkata bahwa perkataan kita ditentukan dari perbendaharaan hati,
“Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang
jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya,
meluap dari hatinya.” Kalau hati penuh dengan komplain, akan keluar komplain juga. Jika hati penuh dengan
yang kotor, akan keluar juga kata-kata kotor. Namun, jika hati kita penuh dengan berkat dan kasih, maka akan
mengalir keluar juga kasih dan berkat. Jika hati kita penuh dengan syukur dan kasih, maka akan mengalir
keluar pujian syukur dan penyembahan kepada Tuhan. Jika kita mencintai hidup, kita harus memperhatikan
lidah kita. Jika kita mencintai Firman Tuhan, maka akan keluar juga Firman. Di abad ke-21, gereja
diperkirakan tidak ada lagi karena orang-orang tidak memerlukan gereja. Banyak persoalan hadir di dunia
dan susah dikendalikan. Sewaktu terjadi perubahan identitas, goncangan, terorisme dengan kekerasan,
apakah gereja ikut berkontribusi? Apakah keberadaan gereja memberi peranan yang berarti dan berkat
kepada masyarakat banyak atau gereja hanya bisa berdoa? Gereja akan ditinggalkan jika tidak bisa memberi
jawaban. Krisis global diperkirakan akan berlangsung panjang sehingga nafas bisnis minimal harus bertahan
sampai tahun 2021. Bukan saja bisnis industri yang bergerak di bidang bahan baku/komoditi dan produk ½
jadi yang biasa diexport ke negara-negara yang biasa mengimpor dari Indonesia, tapi juga bisnis sektor riil
ikut terpukul. Di tengah krisis ekonomi, jemaat bisa diperlengkapi dengan 'home industry' ataupun bisnis di
rumah untuk mampu bertahan di keadaan yang kurang baik.Gereja juga dihimbau untuk mempertimbangkan
menjalankan koperasi bagi anggota jemaatnya. 2 Timotius 3:1-5 menjelaskan tentang keadaan manusia pada
hari terakhir, bahwa akan datang masa sukar. Yoel 2:30-32 mengingatkan bahwa akan terjadi goncangan pada
hari-hari terakhir, namun orang-orang yang berseru kepada Tuhan akan diselamatkan.
2. Yesaya – mulut Yesaya terlebih dahulu dikuduskan sebelum diutus pergi untuk Tuhan
Yesaya 6:1-8, “Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan
menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Sera im berdiri di sebelah atas-Nya, masing-
masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai
untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka berseru
seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh
kemuliaan-Nya!" Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan
rumah itupun penuhlah dengan asap. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang
yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat
Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." Tetapi seorang dari pada Sera im itu terbang mendapatkan aku;
di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya kepada
mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan
dosamu telah diampuni." Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan
siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!”
3. Musa
Dalam cerita Midras, sewaktu kecil mulut Musa juga dijamah malaikat Tuhan dengan bara api sehingga
lidahnya menjadi gagap. Dan Musa dipersiapkan untuk menjadi nabi Tuhan yang dipakai untuk
membawa kelepasan bangsa Israel.
Marilah kita minta mulut dan lidah kita dikuduskan agar perkataan yang baik, membangun, menghibur dan
menguatkan yang mengalir keluar. Setiap hari mari kita isi hati dengan Firman Tuhan dan doa. Minta Tuhan
mengisi hati kita dengan kasih dan damai sejahtera-Nya agar dari hati, mengalir kata-kata kasih, damai dan
Firman-Nya untuk mengubah dan menciptakan dari yang tidak baik menjadi yang baik. Yesaya 50:4
berkata, “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku
dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku
untuk mendengar seperti seorang murid.” Kita perlu duduk diam mendengarkan suara Tuhan seperti
seorang murid dan berbicara seperti seorang murid yang mengikuti gurunya. Dengan suara Tuhan, kita
dapat memperkatakan kata-kata yang memberi semangat baru kepada orang yang lelah dan
memerlukannya.
CONTACT PERSON FA :
FA Jl. Sei Halaban No. 01 : 0812 6022 739
( Ibu Margaret Cris an )
HAPPY BIRTHDAY
Bagi seluruh Pengerja dan Jemaat
Yang berulang tahun di Bulan September, dan
namanya belum sempat kami cantumkan
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat,
orang yang memperoleh kepandaian... Umur panjang ada
ditangan kanannya,
ditangan kirinya kekayaan dan kehormatan. (Ams.3:13-16)