Anda di halaman 1dari 9

Makalah Tentang Moralitas

Diposkan oleh Reni Ariningsih di 05.39


Reaksi: 

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Pendidikan agama Islam di sekolah pada dasarnya sebagai wahana pembentukan manusia
bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari
keimanan. Keimanan merupakan pengakuan hati. Akhlak adalah pantulan iman yang berupa
perilaku, ucapan, dan sikap atau dengan kata lain akhlak adalah amal saleh. Iman merupakan
maknawi (abstrak) sedangkan akhlak adalah bukti keimanan dalam bentuk perbuatan yang
dilakukan dengan kesadaran dan karena Allah semata.
Berkaitan dengan pernyataan di atas bahwa akhlak tidak akan terpisah dari keimanan,
dalam Al-Qur’an juga sering dijelaskan bahwa setelah ada pernyataan “orang-orang beriman,”
maka langsung diikuti oleh “beramal saleh.” Dengan kata lain amal saleh sebagai manifestasi
dari akhlak merupakan perwujudan dari keimanan seseorang. Pemahaman moralitas dalam
bahasa aslinya dikenal dengan dua istilah yaitu al-akhaq al-karimah dan al-akhlaq al-mahmudah.
Keduanya memiliki pemahaman yang sama yaitu akhlak yang terpuji dan mulia, semua perilaku
baik, terpuji, dan mulia yang diridhai Allah.
Satu masalah sosial masyarakat yang harus mendapat perhatian kita bersama dan perlu
ditanggulangi dewasa ini adalah tentang kemerosotan akhlak dan moral. Di samping kemajuan
teknologi akhibat adanya era globalisasi, kita melihat pula arus kemorosotan akhlak yang
semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita. Dalam surat kabar sering kali kita
membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius,
minuman keras, pencurian yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun,
meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan beberapa kasus lainnya. Hal
tersebut merupakan suatu masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia yang
semakin hari semakin marak terjadi.
B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud Moralitas ?
2.      Apa peranan agama sebagai sumber moral ?
3.      Apa dampak modernisasi dan globalisasi terhadap moral remaja ?

C.  Tujuan Masalah


Dari rumusan masalah di atas, maka tujuannya untuk :
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan moralitas
2.      Mengetahui apa peranan agama sebagai sumber moral
3.      Mengetahui apa dampak modernisasi dan globalisasi terhadap moral remaja
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Moralitas
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral adalah hal-
hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik
dan mana yang buruk. Moral juga bisa disebut dengan tindakan yang bernilai positif di mata
manusia lain. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya tidak bermoral dan
tidak memiliki nilai positif di mata orang lain. Sehingga moral mutlak yang harus dimiliki oleh
setiap manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Penilaian terhadap moral
diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral merupakan perbuatan, tingkah laku, ucapan
seseorang dalam berinteraksi dengan manusia lain, apabila yang dilakukan seseorang itu sudah
sesuai dengan nilai dan rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan di lingkungan masyarakatnya, maka orang tersebut dapat di nilai mempunyai
moral yang baik. Begitu pula sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan agama.
Pada umumnya setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya tumbuh menjadi seseorang
yang memiliki moralitas yang kuat dalam berhubungan dengan orang lain. Karena moral yang
baik dapat lebih dihargai oleh orang lain. Moral dan etika memiliki karakteristik yang sama yaitu
sama-sama membahas tentang perbuatan manusia yang baik dan yang buruk. Perbedaan etika
dan moral adalah kalau etika dapat dikatakan untuk menentukan nilai perbuatan manusia yang
baik atau buruk menggunakan tolak ukur dengan norma-norma yang tumbuh dan berkembang
langsung di masyarakat, sedangkan moral muncul dalam tingkah laku yang berkembang di
masyarakat, dengan tolak ukur yang digunakan dalam moral adalah untuk mengukur tingkah
laku manusia dengan adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat. Moral
juga bisa diartikan sebagai budi pekerti. Budi pekerti adalah kata majemuk kata budi dan pekerti
merupakan gabungan kata yang berasal dari bahasa sangsekerta dan bahasa Indonesia. Dalam
bahasa sangsekerta budi artinya alat kesadaran (batin) dalam bahasa Indonesia pekerti berarti
kelakuan. Jadi budi pekerti adalah tingkah laku manusia.
B.  Peranan Agama sebagai Sumber Moral
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka hal 665. Moral adalah : Ajaran
tentang baik buruk yang bisa diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan
sebagainya. Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah
karena sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah
tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama. Peranan sosial agama sebagai faktor
integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik
diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang
membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem
kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama
menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
Peranan agama dalam membentuk kepribadian manusia yang berakhlak dan moralitas
sangat ditentukan oleh peranan orang tua yang selalu memberikan inovasi kepada anak-anaknya.
Selain itu peran orang tua dalam memberikan fasilitas kepada anak-anaknya, seperti memberi
pendidikan tentang agama sejak dini. Adapun peran agama adalah sebagai berikut :
1.      Mendidik manusia sehingga tentram, damai, tabah, tawakal, ulet, dan percaya pada diri sendiri
2.      Membentuk manusia menjadi berani berjuang menegakan kebenaran dan keadilan dengan
kesiapan mengabdi dan berkorban
3.      Mencetak manusia menjadi sabar, enggan dan takut untuk melakukan pelanggaran yang
menjurus kepada dosa
4.      Memberi sugesti agar manusia dalam jiwanya tumbuh sifat mulia, terpuji, penyantun, toleran
dan manusiawi.

C.  Dampak Modernisasi dan Globalisasi terhadap Moral Remaja


Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari
keadaan tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang
modern. Pengertian modernisasi berdasarkan pendapat para ahli sebagai berikut. Menurut
Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang
tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola
ekonomis dan politis. Sedangkan Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi
memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut :
1.      Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat
2.      Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi
3.      Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau
badan tertentu
4.      Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara
penggunaan alat-alat komunikasi massa
5.      Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti
pengurangan kemerdekaan
6.      Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial

Modernisasi merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang
lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan,
globalisasi yang berasal dari kata global atau globe yang artinya bola dunia atau mendunia. Jadi,
globalisasi berarti suatu proses masuk ke lingkungan dunia. Modernisasi dan globalisasi dapat
mempengaruhi sikap masyarakat dalam bentuk positif maupun negatif. Yang penjelasannya
adalah sebagai berikut :
1.      Sikap positif
a.       Pemerimaan secara terbuka (open minded); lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang
bersikap kolot.
b.      Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang
akan atau sedang terjadi
2.      Sikap negatif
a.       Tertutup dan was-was (apatis)
b.      Masyarakat yang telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada
c.       Acuh tak acuh
d.      Masyarakat awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi
e.       Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi
f.       Dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya selektif/filter

Modernisasi dan globalisasi dapat masuk ke kehidupan masyarakat melalui berbagai


media, terutama media elektronik seperti internet. Karena dengan fasilitas ini semua orang dapat
dengan bebas mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan kesadaran
seseorang sangat menentukan sikapnya untuk menyaring informasi yang di dapat. Apakah
nantinya berdampak positif atau negatif terhadap dirinya, lingkungan, masyarakat. Untuk itu,
diperlukan pemahaman agama yang baik sebagai dasar untuk menyaring informasi. Kurangnya
filter dan selektivitas terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia, budaya tersebut dapat saja
masuk pada masyarakat yang labil terhadap perubahan terutama remaja dan terjadilah penurunan
etika dan moral pada masyarakat Indonesia.
Jika dilihat pada kenyataannya, efek dari modernisasi dan globalisasi lebih banyak
mengarah ke negatif ketimbang ke arah positifnya. Meski dampaknya tidak terlalu terasa tapi
kita dapat kehilangan budaya negara kita  sendiri dan terbawa oleh budaya barat. Jika masyarakat
khususnya generasi penerus kita sendiri tidak mempelajari pengetahuan tentang kebudayaan
Indonesia dan tidak menjaga kebudayaan tersebut. Ada baiknya budaya budaya barat yang
masuk kita serap dan disaring terlebih dahulu. Karena tidak semua budaya barat itu baik, begitu
juga sebaliknya. Jika kita terus menerima dan menyerap budaya asing yang tidak sesuai dengan
karakter bangsa Indonesia, dapat terjadi penyimpangan etika dan moral bangsa Indonesia sendiri.
Melalui penyimpangan etika dan moral tersebut, dapat tercipta pola kehidupan dan pergaulan
yang menyimpang. Tidak hanya akibat negatif yang dihasilkan modernisasi dan globalisasi.
Proses ini juga menghasilkan akibat positif juga yaitu terciptanya masyarakat yang lebih intelek
dan melek terhadap perubahan dan perkembangan dunia.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Pendidikan agama Islam di sekolah pada dasarnya sebagai wahana pembentukan manusia
bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari
keimanan. Keimanan merupakan pengakuan hati. Akhlak adalah pantulan iman yang berupa
perilaku, ucapan, dan sikap atau dengan kata lain akhlak adalah amal saleh. Iman merupakan
maknawi (abstrak) sedangkan akhlak adalah bukti keimanan dalam bentuk perbuatan yang
dilakukan dengan kesadaran dan karena Allah semata.
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral adalah hal-
hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik
dan mana yang buruk. Moral juga bisa disebut dengan tindakan yang bernilai positif di mata
manusia lain. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya tidak bermoral dan
tidak memiliki nilai positif di mata orang lain. Sehingga moral mutlak yang harus dimiliki oleh
setiap manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Penilaian terhadap moral
diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral merupakan perbuatan, tingkah laku, ucapan
seseorang dalam berinteraksi dengan manusia lain, apabila yang dilakukan seseorang itu sudah
sesuai dengan nilai dan rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan di lingkungan masyarakatnya, maka orang tersebut dapat di nilai mempunyai
moral yang baik. Begitu pula sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan agama.
Jika dilihat pada kenyataannya, efek dari modernisasi dan globalisasi lebih banyak
mengarah ke negatif ketimbang ke arah positifnya. Meski dampaknya tidak terlalu terasa tapi
kita dapat kehilangan budaya negara kita  sendiri dan terbawa oleh budaya barat. Jika kita terus
menerima dan menyerap budaya asing yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia,
dapat terjadi penyimpangan etika dan moral bangsa Indonesia sendiri. Melalui penyimpangan
etika dan moral tersebut, dapat tercipta pola kehidupan dan pergaulan yang menyimpang. Tidak
hanya akibat negatif yang dihasilkan modernisasi dan globalisasi. Proses ini juga menghasilkan
akibat positif juga yaitu terciptanya masyarakat yang lebih intelek dan melek terhadap perubahan
dan perkembangan dunia.

B.  Saran
Jika dilihat pada kenyataannya, efek dari modernisasi dan globalisasi lebih banyak
mengarah ke negatif ketimbang ke arah positifnya. Meski dampaknya tidak terlalu terasa tapi
kita dapat kehilangan budaya negara kita  sendiri dan terbawa oleh budaya barat. Jika kita terus
menerima dan menyerap budaya asing yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia,
dapat terjadi penyimpangan etika dan moral bangsa Indonesia sendiri. Melalui penyimpangan
etika dan moral tersebut, dapat tercipta pola kehidupan dan pergaulan yang menyimpang. Tidak
hanya akibat negatif yang dihasilkan modernisasi dan globalisasi. Proses ini juga menghasilkan
akibat positif juga yaitu terciptanya masyarakat yang lebih intelek dan melek terhadap perubahan
dan perkembangan dunia.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Moral
http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2200042-pengertian-moralitas/
http://artikel2.com/kumpulan-bermacam2-artikel/04/pengertian-moral

Anda mungkin juga menyukai