Anda di halaman 1dari 12

Kumpulan Soal Auditing

BAB 1. Audit Siklus Pendapatan


Auditing II (Kelas B
Dosen: Dr. Siti Maria Wardayati, M.Si, Ak.CA,CPA, CSRS,CRMO

Kelompok 1:
1. Bintang Sukma Pertiwi (190810301129)
2. Citra Wahyu Ningsih (190810301150)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2020/2021
Soal Pilihan Ganda
1. Sistem akuntansi tidak akan memposting transaksi penjualan ke jurnal penjualan tanpa
nomor bill of lading yang valid. Kontrol ini paling relevan dengan tujuan penjualan
terkait transaksi yang mana?
A. Akurasi
B. Kejadian
C. Kelengkapan
D. Posting dan ringkasan
Alasan:
Pengendalian internal kunci kedua untuk tujuan kejadian adalah "penjualan
didukung oleh dokumen pengiriman resmi dan pesanan pelanggan yang disetujui."
Pengujian pengendalian adalah untuk “memeriksa faktur penjualan untuk
mendukung bill of lading dan pesanan pelanggan.” Untuk pengujian ini, auditor
harus memulai dengan faktur penjualan dan memeriksa dokumen yang mendukung
faktur penjualan daripada sebaliknya. Jika auditor ditelusuri dari dokumen
pengiriman ke faktur penjualan, itu adalah tes kelengkapan.
2. Sistem akuntansi secara otomatis memperoleh harga satuan berdasarkan scan bar code
untuk barang dagangan yang dijual. Kontrol ini paling relevan dengan tujuan penjualan
terkait transaksi mana?
A. Akurasi
B. Kejadian
C. Kelengkapan
D. Posting dan ringkasan
Alasan:
Untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi pergerakan persediaan, saat ini banyak
perusahaan yang telah menggunakan barcode dengan penggunaan barcode label
yang ada pada persediaan dapat dengan mudahnya direkam saat persediaan keluar
dari gudang. Prsediaan harus dikemas dengan benar agar saat barang dikirimkan
tidak terjadi kerusakan pada barang tersebut setelah proses pengemasan
persediaan tersebut akan dikirim ke Departemen pengiriman.
3. Manakah dari pengendalian berikut yang paling efektif dalam mendeteksi kegagalan
untuk mencatat kas yang diterima dari pelanggan yang membayar pada rekening mereka?
A. Seorang akuntan merekonsiliasi setoran bank ke jurnal penerimaan kas
B. Transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas diposting secara real-time ke file
induk piutang
C. Laporan bulanan dikirim ke pelanggan dan setiap perbedaan diselesaikan oleh
seseorang yang independen dari penanganan kas dan akuntansi
D. Penyetoran uang tunai yang diterima dilakukan setiap hari.
Alasan:
Laporan bulanan adalah dokumen yang dikirmkan melalui surat atau secara
elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukan saldo awal piutang usahanya,
jumlah dan tanggal setiap penjualan, pembayaran kas yang diterima, memo kredit
yang diterbitkan, dan saldo akhir yang jatuh tempo. Intinya, kegunaan dari laporan
bulanan sebagai salinan dari bagian file induk piutang usaha pelanggan.
4. Manakah dari pengendalian berikut yang paling mungkin efektif dalam mengimbangi
kecenderungan personel penjualan untuk memaksimalkan volume penjualan dengan
mengorbankan penghapusan piutang tak tertagih yang tinggi?
A. Karyawan yang bertanggung jawab untuk mengesahkan penjualan dan penghapusan
piutang tak tertagih ditolak aksesnya ke uang tunai
B. Karyawan yang terlibat dalam fungsi pemberian kredit dipisahkan dari fungsi
penjualan
C. Dokumen pengiriman dan faktur penjualan dicocokkan oleh pegawai yang tidak
berwenang untuk menghapus piutang tak tertagih
D. Catatan piutang usaha anak perusahaan direkonsiliasi ke rekening kontrol oleh
seorang karyawan yang independen dari otorisasi kredit.
Alasan:
karena pengecekkan kredit ditunjukkanuntuk mengatasi kecenderungan alami dari
para personil penjualan untukmengoptimalkan volume meskipun dengan beban
penghapusan piutang taktertagih yang tinggi. Personil yang bertanggung jawab
melakukanperbandingan internal harus independen dengan personil
yangmemasukkan data awal.
5. Seorang auditor sedang melakukan pengujian substantif atas transaksi penjualan. Satu
langkah adalah menelusuri sampel entri debet dari file induk piutang usaha kembali ke
faktur penjualan duplikat pendukung. Apa yang akan ditetapkan oleh auditor dengan
langkah ini?
A. Faktur penjualan mewakili penjualan yang ada
B. Semua penjualan telah dicatat
C. Semua faktur penjualan telah diposting dengan benar ke akun pelanggan
D. Entri debit dalam file induk piutang usaha didukung dengan benar oleh faktur
penjualan.
6. Prosedur audit mana yang paling efektif dalam menguji penjualan kredit untuk
pernyataan yang berlebihan?
A. Menelusuri sampel posting dari jurnal penjualan ke akun penjualan di buku besar.
B. Menjamin sampel penjualan yang tercatat dari jurnal penjualan ke dokumen
pengiriman
C. Siapkan umur piutang
D. Menelusuri sampel pesanan penjualan awal ke penjualan yang dicatat dalam jurnal
penjualan
Alasan:
Penjualan dimasukan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan.
Auditor dapat memvouching ayat jurnal tertentu dalam jurnal penjualan ke salinan
pengiriman dan dokumen pendukung lainnya yang terkait untuk memastikan
bahwa penjualan tersebut benar-benar terjadi.
7. Untuk menentukan apakah pengendalian internal relatif terhadap siklus pendapatan
entitas grosir beroperasi secara efektif dalam meminimalkan kegagalan untuk
menyiapkan faktur penjualan, auditor kemungkinan besar akan memilih sampel transaksi
dari populasi yang diwakili oleh...
A. File pesanan penjualan
B. File pesanan pelanggan
C. File dokumen pengiriman
D. File faktur penjualan.
Alasan:
Dokumen pengiriman Dokumen pengiriman disiapkan untuk memulai pengiriman
barang, yang menunjukkan deskripsi barang dagangan, jumlah yang dikirim, dan
data relevan lainnya. Perusahaan mengirimkan yang asli kepada pelanggan dan
menyimpan satu atau lebih salinan. Dokumen pengiriman berfungsi sebagai sinyal
untuk menagih pelanggan dan mungkin dalam bentuk elektronik atau kertas. Salah
satu jenis dokumen pengiriman adalah bill of lading, yang merupakan kontrak
tertulis antara pengangkut dan penjual tentang penerimaan dan pengiriman
barang. Seringkali, bill of lading hanya mencakup jumlah kotak atau pon yang
dikirim, bukan rincian lengkap kuantitas dan deskripsi.
8. Menelusuri dokumen pengiriman ke faktur penjualan memberikan bukti bahwa..
A. Pnjualan yang ditagihkan kepada pelanggan benar-benar dikirim
B. Pengiriman ke pelanggan ditagih dengan benar
C. Pengiriman ke pelanggan dicatat sebagai penjualan
D. Semua barang yang dipesan oleh pelanggan dikirim.
Alasan:
Ketika merancang prosedur audit untuk tujuan keterjadian dan kelengkapan, titik
awal untuk pengujian sangat penting. Sebagai contoh, jika auditor prihatin tentang
tujuan kejadian tetapi menguji ke arah yang salah (dari pengiriman dokumen ke
jurnal), ada kekurangan audit yang serius. Dalam pengujian untuk empat tujuan
audit terkait transaksi lainnya, arah pengujian biasanya tidak relevan. Misalnya,
keakuratan transaksi penjualan dapat diperiksa dengan menguji dari duplikat
faktur penjualan ke dokumen pengiriman atau sebaliknya.
9. Manakah dari prosedur berikut yang paling mungkin mewakili pengendalian internal
yang dirancang untuk mengurangi risiko kesalahan dalam proses penagihan?
A. Membandingkan total kontrol untuk dokumen pengiriman dengan total yang
sesuai untuk faktur penjualan
B. Mencocokkan dokumen penerimaan dengan pesanan penjualan yang disetujui
sebelum pembuatan faktur
C. Merekonsiliasi total kontrol untuk faktur penjualan dengan buku besar pembantu
piutang usaha
D. Mewajibkan pelanggan yang membeli secara kredit untuk disetujui oleh bagian kredit.
Alasan:
Secara berkala, auditor internal menelusuri sampel pesanan penjualan sepanjang
sistem ke jurnal dan buku besar, menguji prosedur dan jumlah dolar. Prosedur
termasuk membandingkan total kontrol dengan output, menghitung ulang faktur
dan jurnal refooting, dan menelusuri total ke file induk dan buku besar
10. Seorang auditor ingin menguji asersi kelengkapan untuk penjualan. Manakah dari tes
audit berikut yang kemungkinan besar akan mencapai tujuan ini?
A. Pilih sampel pengiriman yang terjadi selama tahun tersebut dan telusuri
masing-masing untuk dimasukkan dalam jurnal penjualan
B. Bandingkan perputaran piutang (penjualan kredit bersih/piutang bruto rata-rata) pada
tahun berjalan dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya
C. Gunakan analisis ukuran umum untuk membandingkan penjualan yang tercatat
dengan penjualan yang dicatat oleh perusahaan lain dalam industri yang sama
D. Pilih penjualan individu besar yang dicatat sepanjang tahun dan tinjau dokumentasi
pendukung
Alasan:
Asersi tentang kelengkapan (completeness) berhubungan dengan apakah semua
transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah
dicantumkan di dalamnya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa
seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan
keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di
neraca telah mencakup semua kewajiban entitas.
KASUS 1: Contoh kasus FraudPT. Industri Sandang Nusantara (ISN)
Pada Desember 2006 Indonesia Corruptin Watch (ICW) melaporkan kasus dugaan korupsi ke
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam ruislaag (tukar guling) antara asset PT. Industri
Sandang Nusantara (ISN), sebuah BUMN yang bergerak di bidang tekstil, dengan asset PT.
GDC, sebuah perusahaan swasta. Dalam ruislaag tersebut PT. ISN menukarkan tanah seluas
178.497 meter persegi di kawasan Senayan dengan Tanah seluas 47 hektar beserta Pabrik dan
mesin di karawang. Berdasarkan hasil temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) semester
II Tahun Anggaran 1998/1999, menyatakan ruislaag itu berpotensi merugikan keuangan
Negara sebesar Rp. 121,628 miliar. Kerugian itu terdiri dari kekurangan luas bangunan
pabrik dan mesin milik PT. GDC senilai Rp. 63,954 miliar, berdasarkan penilaian aktiva tetap
oleh PT. Sucofindo pada 1999; penyusutan nilai asset pabrik milik PT. GDC senilai Rp.
31,546 miliar; dan kelebihan perhitungan harga tanah senilai Rp. 0,127 miliar. Selain itu juga
ditemukan bahwa terdapat nilai saham yang belum dibayarkan oleh PT. GDC sebesar Rp. 26
miliar.

Jawaban:
Telaah Kasus Dalam kasus Ruislaag di atas, karena ketidakjelasan prosedur dan syaratsyarat
tukar guling asset, sehingga sangat rawan untuk diselewengkan.Seharusnya keputusan Tukar
Guling tidak hanya menjadi wewenang salah satu pejabat saja, melainkan melibatkan
beberapa pejabat sebagai pengendali dan control yang baik. Selain itu juga diperlukan sebuah
aturan baku oleh perusahaan mengenai tukar guling, sehingga kemungkinan penyelewengan
menjadi berkurang. Diperlukan juga control dari lembaga bersangkutan terhadap penelitian
tim penilik yang meneliti kelengkapan mengenai status asset, dokumen kelengkapan asset,
sehingga tidak ada manipulasi dari nilai asset tersebut serta proses tukar menukar. Walaupun
menggunakan jasa Appraisal, penilaian asset tetap juga tetap harus diawasi untuk mencegah
kecurangankecurangan.Dari kasus diatas dapat dibuktikan bahwa PT. ISN memiliki
pengendalian intern yang sangat buruk.Sehingga PT. ISN rawan dicurangi oleh rekanan-
rekanan bisnisnya maupun oleh oknumoknum pejabat perusahaan yang ingin mengambil
keuntungan.Oleh karena itu hal pertama yang harus dibenahi oleh PT. ISN adalah soal
Pengendalian Internnya.

KASUS 2: Kasus Audit Umum PT KAI


Menerapkan proses GCG (Good Corporate Governance) dalam suatu perusahaan
Pembedahan kasuskasus yang telah terjadi di perusahaan atas proses pengawasan yang efektif
akan menjadi pembelajaran yang menarik dan kiranya dapat kita hindari apabila kita
dihadapkan pada situasi yang sama. bukan suatu proses yang mudah. Diperlukan konsistensi,
komitmen, dan pemahaman yang jelas dari seluruh stakeholders perusahaan mengenai
bagaimana seharusnya proses tersebut dijalankan. Namun, dari kasuskasus yang terjadi di
BUMN ataupun Perusahaan Publik dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa penerapan
proses GCG belum dipahami dan diterapkan sepenuhnya. Salah satu contohnya adalah kasus
audit umum yang dialami oleh PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI). Kasus ini menunjukkan
bagaimana proses tata kelola yang dijalankan dalam suatu perusahaan dan bagaimana peran
dari tiaptiap organ pengawas dalam memastikan penyajian laporan keuangan tidak salah saji
dan mampu menggambarkan keadaan keuangan perusahaan yang sebenarnya. Kasus PT. KAI
berawal dari perbedaan pandangan antara Manajemen dan Komisaris, khususnya Ketua
Komite Audit dimana Komisaris menolak menyetujui dan menandatangani laporan keuangan
yang telah diaudit oleh Auditor Eksternal. Komisaris meminta untuk dilakukan audit ulang
agar laporan keuangan dapat disajikan secara transparan dan sesuai dengan fakta yang ada.
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kasus PT. KAI adalah rumitnya laporan
keuangan PT. KAI. Perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris tersebut
bersumber pada perbedaan mengenai:
1. Masalah piutang PPN. Piutang PPN per 31 Desember 2005 senilai Rp. 95,2 milyar,
menurut Komite Audit harus dicadangkan penghapusannya pada tahun 2005 karena
diragukan kolektibilitasnya, tetapi tidak dilakukan oleh manajemen dan tidak
dikoreksi oleh auditor.
2. Masalah Beban Ditangguhkan yang berasal dari penurunan nilai persediaan. Saldo
beban yang ditangguhkan per 31 Desember 2005 sebesar Rp. 6 milyar yang
merupakan penurunan nilai persediaan tahun 2002 yang belum diamortisasi, menurut
Komite Audit harus dibebankan sekaligus pada tahun 2005 sebagai beban usaha.
3. Masalah persediaan dalam perjalanan. Berkaitan dengan pengalihan persediaan suku
cadang Rp. 1,4 milyar yang dialihkan dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya di
lingkungan PT. KAI yang belum selesai proses akuntansinya per 31 Desember 2005,
menurut Komite Audit seharusnya telah menjadi beban tahun 2005.
4. Masalah uang muka gaji. Biaya dibayar dimuka sebesar Rp. 28 milyar yang
merupakan gaji Januari 2006 dan seharusnya dibayar tanggal 1 Januari 2006 tetapi
telah dibayar per 31 Desember 2005 diperlakukan sebagai uang muka biaya gaji, yang
menurut Komite Audit harus dibebankan pada tahun 2005.
5. Masalah Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYDBS) dan
Penyertaan Modal Negara (PMN). BPYDBS sebesar Rp. 674,5 milyar dan PMN
sebesar Rp. 70 milyar yang dalam laporan audit digolongkan sebagai pos tersendiri di
bawah hutang jangka panjang, menurut Komite Audit harus direklasifikasi menjadi
kelompok ekuitas dalam neraca tahun buku 2005.
Beberapa hal yang direfentifikasi turut berperan dalam masalah pada laporan keuangan
PT. KAI Indonesia:
1. Auditor internal tidak berperan aktif dalam proses audit, yang berperan hanya auditor
Eksternal.
2. Komite audit tidak ikut serta dalam proses penunjukkan auditor sehingga tidak terlibat
proses audit.
3. Manajemen (tidak termasuk auditor eksternal) tidak melaporkan kepada komite audit
dan komite audit tidak menanyakannya.
4. Adanya ketidakyakinan manajemen akan laporan keuangan yang telah disusun,
sehingga ketika komite audit mempertanyakan manajemen merasa tidak yakin.
Terlepas dari pihak mana yang benar, permasalahan ini tentunya didasari oleh tidak
berjalannya fungsi check and balances yang merupakan fungsi substantif dalam
perusahaan. Yang terpenting adalah mengidentifikasi kelemahan yang ada sehingga
dapat dilakukan penyempurnaan untuk menghindari munculnya permasalahan yang
sama di masa yang akan datang.

Jawaban:
Berikut ini beberapa solusi dan rekomendasi yang disarankan kepada PT KAI untuk
memperbaiki kondisi yang telah terjadi:
1. Apabila Dewan Komisaris ini merasa direksi tidak capable (mampu) memimpin
perusahaan, Dewan Komisaris dapat mengusulkan kepada pemegang saham untuk
mengganti direksi.
2. Diperlukannya kebijaksanaan (wisdom) dari Anggota Dewan Komisaris untuk
memilah - milah informasi apa saja yang merupakan private domain.
3. Komunikasi yang intens sangat diperlukan antara Auditor Eksternal dengan Komite
Audit.
4. Komite Audit sangat mengandalkan Internal Auditor dalam menjalankan tugasnya
untuk mengetahui berbagai hal yang terjadi dalam operasional perusahaan.
5. Komite Audit tidak memberikan second judge atas opini Auditor Eksternal, karena
opini sepenuhnya merupakan tanggung jawab Auditor Eksternal.
6. Harus ada upaya untuk membenarkan kesalahan tahuntahun lalu, karena konsistensi
yang salah tidak boleh dipertahankan.
7. Komite Audit tidak berbicara kepada publik karena esensinya Komite Audit adalah
organ Dewan Komisaris sehingga pendapat dan masukan Komite Audit harus
disampaikan kepada Dewan Komisaris. Apabila Dewan Komisaris tidak setuju
dengan Komite Audit, tetapi Komite Audit tetap pada pendiriannya, Komite Audit
dapat mencantumkan pendapatnya pada Laporan Komite Audit yang terdapat dalam
laporan tahunan perusahaan.
8. Manajemen menyusun laporan keuangan secara tepat waktu, akurat dan full
disclosure.
9. Komite Audit dan Dewan Komisaris sebaiknya melakukan inisiatif untuk membangun
budaya pengawasan dalam perusahaan melalui proses internalisasi, sehingga
pengawasan merupakan bagian tidak terpisahkan dari setiap organ dan individu dalam
organisasi.

KASUS 3: Laporan Fiktif Kas Bank BRI Unit Tapung Raya


Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia
terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan.
Perbuatan tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang
Bangkinang pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI
Unit Tapung. Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo
neraca dengan kastidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat,
diketahu iadanya transaksi gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang
berasal BRIUnit Pasir Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang
dilakukanMasril, namun tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya.Kapolres Kampar
AKBP MZ Muttaqien yang dikonfirmasi mengatakan, Kepala BRI Tapung Raya ditetapkan
sebagai tersangka dan ditahan di sel Mapolres Kampar karenamentransfer uang Rp1,6 miliar
dan merekayasa laporan pembukuan.Kasusini dilaporkan oleh Sudarman
(KepalaBRICabangBangkinangdanRustian

Jawaban:
1. Skills Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia lakukan.
Kemudian kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan
kontribusi karyawan pada perusahaan. Perusahaan melakukan pelatihan pendidikan
secara periodik kepada karyawan sesuai dengan perkembangan teknologi yang
berkembang. Pembinaan ini sangatlah penting karena setiap karyawan memiliki
kepribadian yang berbeda jadi attitude ini harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal
ini karyawan diharapkan dapat memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat
memperkecil resiko terjadinya penyimpangan dari karyawan itu sendiri.
2. Prosedur Otoritas Yang Wajar
a) Harus ada batas transaksi untuk masing - masing teller dan head teller
b) Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.
c) Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk apapun dari
nasabah untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut.
d) Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang atau dokumen penting milik
nasabah.
3. Dokumen dan catatan yang cukup
a) Setiap setoran / penarikan tunai harus dihitung dan dicocokan dengan bukti setoran /
penarikan. Setiap bukti setoran / penarikan harus diberi cap identifikasi teller yang
memproses.
b) Setiap transaksi harus dibukukan secara baik dan dilengkapi dengan bukti pendukung
seperti Daftar Mutasi Kas, Cash Register (daftar persediaan uang tunai berdasarkan
kopurs / masing – masing pecahan)
4. Kontrol fisik atas uang tunai dan catatan
a) Head teller harus memeriksa saldo kas, apakah sesuai dengan yang dilaporkan oleh
teller
b) Head teller harus menghitung saldo uang tunai pada box teller sebelum teller yang
bersangkutan cuti atau seteleh teller tersebut absen tanpa pemberitahuan.
c) Setiap selisih harus diindentifikasi, dilaporkan kepada head teller dan pemimpin
cabang, diinvestigasi dan, dikoreksi.
d) Selisih uang tunai yang ada pada teller ataupun dalam khasanah harus dibuatkan
berita acara selisih kas.
e) Area teller/ counter/khasanah adalah area terbatas dalam arti selain petugas
ataupejabat yang berwenang, tidak diperbolehkan masuk.
f) Tellerdilarangmembawatas, makanan, ataupunperlengkapanpribadi kecounterarea.
5. Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit yang independen
a) Setiap hari Unit Kontrol Intern harus memeriksa transaksi - transaksi yang berasal
dari unit kas.
b) Secara periodik saldo fisik harus diperiksa oleh SKAI.
c) Pemimpin Cabang melakukan pemeriksaan kas dadakan.

Anda mungkin juga menyukai