Anda di halaman 1dari 4

Garda Terdepan dan Hak-nya yang tertinggal

Per tanggal 15 Oktober 2021, Pandemi Covid – 19 di Indonesia sudah berjalan selama hampir
1 tahun 7 bulan. Selama itu pula Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan lainnya menjadi Garda
Terdepan dalam menangani kasus Pandemi Covid – 19. Per tanggal 15 Oktober 2021 pula
dari data yang tertera pada laporcovid19.org sebanyak 2032 Tenaga Kesehatan telah gugur
akibat Covid – 19.

Namun apakah balasan yang didapatkan oleh mereka yang telah berjuang menjadi Garda
Terdepan?

1. Insentif Tenaga Kesehatan selama Pandemi dengan berbagai polemiknya


Pemberian insentif tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 layaknya polemik tak
berkesudahan. Dalam kurun waktu satu bulan yakni dari 1 Agustus 2021 hingga 2
September 2021, LaporCovid19 menerima sedikitnya 131 keluhan mengenai dana
insentif. Adapun, dari 131 laporan yang diterima tersebar baik di fasilitas layanan
kesehatan milik pemerintah maupun swasta.

Gambar 1. Jenis masalah insentif berdasarkan status penyaluran


Sumber : laporcovid19.org
Pada grafik Gambar 1, menunjukkan bahwa sebanyak 51% laporan atau 67 laporan
menyebutkan bahwa tenaga kesehatan belum menerima sama sekali insentif yang
semestinya menjadi hak mereka. Sedangkan laporan lainnya menunjukkan bahwa
insentif sudah diterima oleh tenaga kesehatan. Namun, pemberian insentif ini tak
selamanya berjalan mulus. Dari 64 laporan yang menyatakan bahwa insentif sudah
diterima, 35 diantaranya mengeluhkan adanya permasalahan dalam pemberian
insentif ini.

Gambar 2. Rincian jenis masalah insentif


Sumber: laporcovid19.org
Pada grafik di Gambar 2, memperlihatkan kompleksitas dalam pemberian insentif
tenaga kesehatan. Tidak hanya persoalan belum diterimanya insentif, tetapi ketika
insentif tersebut diberikan kepada tenaga kesehatan juga memiliki masalah. 31
laporan menunjukkan bahwa pemberian insentif kerap tidak teratur sesuai jadwal,
bahkan diantaranya juga mengeluhkan pemberian insentif yang tiba-tiba terhenti
meski penanganan Covid - 19 masih berjalan sebagaimana biasanya.

2. Vaksin booster si pelindung Garda Terdepan namun tidak merata sesuai target
Vaksin booster atau vaksin dosis tiga diselenggarakan guna menambah proteksi
tambahan khususnya dalam mencegah penularan Covid - 19 varian delta. Dengan
dosis yang terbatas, vaksin tiga didahulukan diberikan kepada kelompok-kelompok
tertentu. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan sekaligus Direktur
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr. Siti Nadia Tarmidzi
dalam On Social Media CNN Indonesia mengatakan 3 kelompok yang memiliki hak
untuk mendapatkan vaksin booster terlebih dahulu yaitu :
- Dewasa diatas usia 18 tahun yang memiliki kondisi imunokompromais
- Lansia diatas 70 tahun
- Tenaga Kesehatan
Dalam Sehat Negeriku - Siti Nadia Tarmidzi menegaskan vaksinasi dosis ketiga
atau vaksin booster saat ini hanya diberikan kepada tenaga kesehatan maupun tenaga
pendukung kesehatan yang telah mendapatkan dosis pertama dan kedua vaksin
COVID-19. Diperkirakan jumlahnya ada sekitar 1,5 juta orang, yang tersebar di
seluruh Indonesia.

Dari CNN Indonesia, Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan Republik
Indonesia pada bulan Agustus menyatakan Vaksinasi Covid – 19 Dosis tiga pada
nakes ditargetkan rampung dalam pekan ketiga agustus.

Pada gambar 3, per tanggal 15 Oktober 2021 ditunjukkan dosis 3 baru diberikan
kepada Tenaga Kesehatan sebanyak 72% Tenaga Kesehatan atau 1.057.505 orang,
dalam hal ini dapat disimpulkan dalam pemberian perlindungan berupa vaksin booster
kepada Tenaga Kesehatan dikatakan terlambat dalam pelaksanaan secara merata.

Tenaga Kesehatan dengan segala pengorbanannya tidak dapat dipungkiri masih


banyak dikesampingkan dan tidak di spesialisasikan oleh Pemerintah. Garda Terdepan yang
seharusnya mendapatkan perhatian yang juga terdepan hingga kini masih banyak tertunda
dalam mendapatkan hak-haknya. Oleh karena itu, BEM Seluruh Indonesia melalui
Koordinator Isu Kesehatan Menyatakan Sikap :
1. Mendesak Pemerintah untuk tidak mengulangi tindakan lalai terhadap pemenuhan
hak-hak nakes selaku garda terdepan
2. Menuntut Pemerintah pusat dan daerah untuk tidak mengesamping insentif nakes dan
memperbaiki hal-hal yang menghambat dalam pemberian insentif nakes
3. Menuntut Pemerintah untuk segera melakukan pemerataan vaksin booster terhadap nakes
mengingat target yang sudah sangat terlewat
Hidup Mahasiswa!!!
Hidup Rakyat Indonesia!!!
Hidup Kesehatan Indonesia!!!

Tertanda,
Koordinator Isu Kesehatan
M Rifqi Assafa

Referensi

https://news.detik.com/berita/d-4991485/kapan-sebenarnya-corona-pertama-kali-masuk-ri/am
p
https://nakes.laporcovid19.org/statistik
https://laporcovid19.org/post/laporan-pemutakhiran-data-advokasi-insentif-dan-santunan-jilid
-vi-periode-1-agustus-2021-2-september-2021
https://youtu.be/_XLoBwAxgXg
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20210801/1838206/kemenkes-tegaskan-vaksi
nasi-booster-hanya-untuk-tenaga-kesehatan/
https://www-cnnindonesia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.cnnindonesia.com/nasional/202
10917062924-20-695518/vaksinasi-booster-nakes-jauh-dari-target-terhambat-distribusi/amp?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh=163431
08227597&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&am
pshare=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.com%2Fnasional%2F20210917062924-20-69
5518%2Fvaksinasi-booster-nakes-jauh-dari-target-terhambat-distribusi
https://vaksin.kemkes.go.id/#/vaccines

Anda mungkin juga menyukai