Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

Teknologi tepat guna


Oleh : Khoirul Huda S.pd



OLEH : MOH.RISQI AINUN NA’IM


HERRY SUBEKTI
WAHYU NUR SHOLIKHAH
VENY PUTRI PRATIWI

SMK NEGERI 1 KALITENGAH


TAHUN PELAJARAN 2012/2013
JL.MAHKOTA No.280 DIBEE, KALITENGAH, LAMONGAN
TELP./FAX (0322) 3382240 Email : smkn.kalitengah@yahoo.com

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “TEKNOLOGI TEPAT GUNA”.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata Kewirausahaan di SMK N 1 KALITENGAH.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas ini, khususnya kepada :

1. KHOIRUL HUDA S.pd .  selaku guru pembimbing mata pelajaran Produktif TKJ yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan
dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini
2. Rekan-rekan semua di kelas Sepuluh Teknik Komputer Jaringan (X TKJ ).
3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Teknologi Tepat Guna dari Barang Bekas : Kompor Energi Surya

2
Kompor Energi Surya dari Payung Bekas

Kebutuhan energi masyarakat kian meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan
pertumbuhan ekonomi. Semakin menipisnya persediaan minyak dunia mendorong berbagai
lembaga mengembangkan energy alternatif. Berbagai macam jenis energy alternatif yang
dikembangkan mulai dari bio-fuel (biodiesel, bioethanol, biogas dll), energi berbasis angina, panas
bumi, tenaga surya dll. Namun biaya yang harus dikeluarkan untuk penggunaan alternatif energy
tersebut juga lumayan besar. Sebut saja solar cell (panel surya), untuk ukuran kecil saja yang
digunakan untuk memanaskan air untuk mandi harganya bisa mencapai 2 juta s/d 5 juta. Biodiesel
dan bioethanol juga relative sangat mahal, harga dari bahan bakar pengganti solar dan bensin ini
mencapai  Rp. 10.000,- sampai Rp. 13.000,- per liternya, harga yang cukup jauh dari harga solar dan
bensin bersubsidi yang hanya Rp 4.500,-. Inilah salah satu sebab industri biodiesel dan bioethanol
tidak dapat berkembang di Indonesia.

Saat ini saya akan memaparkan teknologi tepat guna dari barang bekas, yaitu kompor payung tenaga
surya. Taukah Anda bawa payung bekas yang Anda punya di rumah dapat digunakan sebagai
reflektor radiasi matahari untuk digunakan sebagai kompor tenaga surya?berikut ini akan saya
jelaskan secara detail prinsip kerja dan cara pembuatannya.

Kompor tenaga surya dari payung bekas

Prinsip kerja & Dasar Teori Kompor Payung Tenaga Surya

model perpindahan energi panas dari panas matahari ke kompor listrik

U(T − T0). Diasumsikan bahwa suhu bahan yang akan dipanaskan (dalam hal ini saya mengambil
contoh air) adalah sama dengan suhu lingkungan. Maka turunan persamaan matematika untuk
pemanasan, setelah diintegralkan dari waktu awal pemanasan (t0) ke waktu pemanasan tp (waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai suhu Tp) adalah sebagai berikut :

2
Rumus waktu yang dibutuhkan untuk memasak pada kompor surya

dimana Cp adalah panas spesifik bahan yang dipanaskan (dalam hal ini air), λ adalah parameter tidak
berdimensi, Rasio panas yang hilang pada temperature Tp ketika dibagi oleh energy surya Qs, adalah
mengikuti persamaan sebagai berikut :

Rasio panas yang hilang pada kompor energi surya

Untuk meminimalisasi panas yang hilang (agar panas yang hilang mendekati nol), (U=0), maka nilai
haruslah -1 sehingga waktu pemanasan untuk mencapai suhu tertentu (Tp) sama dengan persamaan
sebagai berikut :

persamaan akhir waktu pemasakan pada kompor energi surya

Sehingga untuk mengefektifkan kompor energy surya (meminimumkan waktu pemasakan) dari
persamaan diatas, dapat dilakukan empat cara yaitu :

Meningkatkan inpun energy surya (Qs) dengan mengoperasikan kompor energy surya pada saat
terjadi panas terik matahari (menjelang tengah hari) atau menggunakan reflector untuk
meningkatkan konsentrasi panas.

Mengungi bobot bahan yang akan dimasak (dalam hal ini air)

Meningkatkan suhu awal bahan yang akan dimasak (dengan menghangatkan terkebih dahulu)

Menurunkan koefisien panas yang hilang (U) atau mengurangi rasio panas yang hilang (λ) bisa
menggunakan isolator panas pada panic tempat memasak, memberikan perhatian lebih untuk panas
radiasi panas pada peralatan, dan memilih tempat memasak yang anginya tidak kencang.

Bahan-Bahan yang Dibutukan  dan Cara Membuat Kompor Payung Tenaga Surya

Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan kompor payung tenaga surya adalah sebagai berikut :

Payung bekas dengan diameter 120-150 cm, pilihlah payung dengan diameter yang lumayan besar
dengan warna bagian dalam payung yang dapat meneruskan sinar matahari (warna perak).

Jika Anda tidak mempunyai wayung dengan warna perak, maka dapa digunakan aluminium foil yang
ditempelkan pada bagian belakang payung

2
Penahan bahan yang dimasak, dapat berupa kayu atau pipa besi

Tali, gunting, doble tip, dan lem secukupnya

Cara Membuat Kompor Payung Tenaga Surya

Susunlah payung dengan reflector menyerupai parabola, jika Anda tidak mempunyai payung dengan
warna silver, Anda dapat menggunakan payung biasa dengan melapisi aluminium foil pada bagian
dalam payung. Guntinglah aluminium foil dan temperlkandalh ke bagian dalam payung sehingga
keseluruhan bagian dalam payung dapat tertutupi oleh aluminium foil.

Hadapkan payung yang telah dilengkapi reflector ke arah sinar matahari, kemudian susunlah
penopang bahan yang akan dimasak (dalam hal ini air) sehingga panci yang akan digunakan tepat
berada pada titik fokus parabola (Anda dapat mengetaui fokus parabola dengan merasakan panas di
depan payung, pilihlah titik terpanas untuk menempatkan panci

Ikatlah penyangga dengan kuat, tunggulah beberapa saat hingga air dalam panci naik suhunya.

Lakukan hal ini pada lokasi yang tidak berhembus angina kencang

Demikian, selamat mencoba

Kompor payung tenaga surya

Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk Pengelolaan Sampah

Pengomposan Limbah Padat Perkotaan Sebagai salah Satu Alternatif Teknologi Tepat Guna untuk
pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

2
teknologi tepat guna pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah merupakan masalah klasik yang sering terjadi pada daerah perkotaan. Laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi selalu berbanding lurus dengan tingkat konsumsi dan aktivitas
masyarakat, menyebabkan jumlah sampah yang dihasilkan juga semakin tinggi.

Pengelolaan sampah kota yang saat ini banyak diterapkan di beberapa kota di Indonesia masih
terbatas pada sistem 3P (Pengumpulan, Pengangkutan, dan Pembuangan). Sampah dikumpulkan
dari sumbernya, kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan akhirnya dibuang
ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Semestinya, fungsi TPA bukan hanya merupakan tempat
pembuangan akhir saja tetapi dapat menjadi tempat pengelolaan sampah yang dapat mengolah
sampah sehingga menghasilkan nilai tambah.

Salah satu upaya mengatasi permasalahan sampah kota adalah dengan menerapkan teknologi tepat
guna untuk pengelolaan sampah. Pengkomposan merupakan suatu teknologi tepat
guna pengelolaan sampah padat yang mengandung bahan organik. Selain menjadi pupuk organik
maka kompos juga dapat memperbaiki struktur tanah, memperbesar kemampuan tanah dalam
menyerap air dan menahan air serta zat-zat hara lain.

Jenis Sampah Kota

Menurut jenis dan asalnya sampah kota dibedakan menjadi sampah kertas, plastik, kaca, karet, dan
logam yang biasanya dimanfaat-kan oleh pemulung untuk didaur ulang  menjadi produk yang
bermanfaat. Sedangkan sampah organik yang proporsinya jauh lebih besar daripada sampah
anorganik biasanya tertimbun tanpa ada yang memanfaatkan. Sampah organik terdiri atas sisa
sayuran, tanaman, dan sisa makanan yang mengandung karbon berupa senyawa sederhana maupun
kompleks. Selulosa merupakan salah satu senyawa kompleks yang memerlukan proses dekomposisi
relatif lama namun dapat dipecah oleh enzim selulosa yang dihasilkan oleh bakteri menjadi senyawa
monosakarida, alkohol, CO2, dan asam-asam organik lain

Ditinjau dari ketersediaan dan jenis bahan bakunya, ketiga bentuk  sampah organik (sisa tanaman,
kotoran hewan, dan sampah kota) ini berpotensi besar untuk didaur ulang melalui proses
pengomposan menjadi pupuk organik. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada diharapkan dapat
membuka peluang usaha baru yang hasilnya (berupa pupuk organik) dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan produktivitas lahan-lahan pertanian di Indonesia.

2
Teknologi Tepat Guna Pengomposan

Metode Indore

Bahan dasar yang digunakan adalah campuran antara sisa/residu tanaman, kotoran ternak, urine
ternak, abu bakaran kayu, dan air. Bahan yang keras seperti ranting kayu tidak boleh melebihi 10%
total berat bahan dasar. Semua bahan yang tersedia kemudian disusun menurut lapisan-lapisan
dengan ketebalan masing-masing 15 cm, dengan total ketebalan timbunan 1,0-1,5 m. Lokasi
pembuatan kompos dipilih yang agak tinggi dekat kandang ternak agar terbebas dari masalah
penggenangan air. Lubang galian dibuat dengan kedalaman 1 m dan lebar 1,5-2,0 m dengan panjang
lubang ter-gantung ketersediaan lahan. Selanjutnya, kotoran ternak yang telah disiapkan
dimasukkan ke dalam lubang setebal 10-15 cm secara merata kemudian ditaburi dengan urine
ternak yang dicampur tanah. Kelembapan tumpukan bahan dijaga pada kelembapan sekitar 90%.
Selama proses pengomposan dilakukan pembalikan tiga kali pada 15, 30, dan 60 hari setelah kompos
mulai dibuat.

Metode Heap

Pengomposan dilakukan di permukaan tanah berukuran dasar 2 m, tinggi 1,5 m dan panjang 2 m.
Bagian tepi dipadatkan dan di sekitar timbunan diberi peneduh atau pelindung. Sebagai lapisan
dasar pertama adalah bahan yang kaya karbon setebal 15 cm (dedaunan, jerami, serbuk gergaji, dan
batang jagung) kemudian lapisan berikutnya adalah bahan yang kaya nitrogen setebal 10-15 cm
(residu sisa tanaman, rumput segar, kotoran ternak, dan sampah organik). Demikian seterusnya
disusun bertumpuk hingga ketinggian 1,5 m, bahan dasar harus bervariasi agar proses dekomposisi
berjalan dengan baik dan bila perlu dicacah agar lebih halus. Kelembapan dijaga dengan
menambahkan air secukupnya dan proses pembalikan dilakukan setelah 6 dan 12 minggu proses
pengomposan berlangsung.

Metode Bangalore

Metode ini direkomendasikan apabila bahan dasar pembuat kompos yang digunakan adalah tinja
dan sampah kota di daerah yang mempunyai curah hujan rendah. Metode ini mempunyai banyak
kelemahan, dimana selama proses pengomposan bahan-bahan selalu berada di dalam lubang atau
bak pengomposan. Selama proses pengomposan sekitar 3 bulan, tidak dilakukan proses penyiraman
atau pembalikan. Permukaan kompos yang ditutup dengan lumpur menyebabkan kehilangan
kelembapan dapat ditekan sehingga laju dekomposisi bahan-bahan berjalan sangat lambat dan
dapat berlangsung hingga 6-8 bulan sampai kompos matan. Dalam proses ini tidak terjadi kehilangan
karbon dan nitrogen sehingga kualitas kompos sangat tergantung pada bahan dasar yang digunakan.
Metode yang dikembangkan di Bangalore, India ini kurang populer karena kesulitan dalam
pengelolaan, waktu lama dan menimbulkan bau busuk dan lalat yang banyak.

Metode Berkeley

Metode pengomposan ini relatif cepat hanya sekitar 2 minggu dengan menggunakan bahan dasar
campuran dua bagian bahan organik kaya selulosa dan satu bagian bahan organik yang kaya nitrogen
dengan nilai rasio C/N sekitar 30:1. Bahan disusun berlapis-lapis 2,4 x 2,2 x 1,5 m dan dikomposkan
dalam waktu 2 minggu. Selama 2-3 hari proses pengomposan berjalan terbentuk suhu tinggi

2
sehingga secara berkala kompos harus dibalik dan diaduk. Setelah hari ke-10, suhu mulai menurun
dan bahan berubah menjadi remah dan berwarna coklat gelap.

 Vermikompos

Prinsip dari metode ini adalah memanfaatkan cacing sebagai perombak bahan organik. Cacing tanah
dapat memakan semua jenis bahan organik dengan kemampuan makan setara dengan berat
badannya per hari. Kotoran cacing yang disebut kascing ini kaya nitrogen, fosfor, kalium, kalsium,
dan magnesium bentuk tersedia bagi tanaman, mengandung vitamin, enzim, dan mikroorganisme.
Tapiador (1981) memprediksi dari sekitar 1.000 ton bahan organik lembap dapat diubah menjadi
300 ton vermikompos.

Vermikompos dapat dibuat dalam skala kecil (sederhana) maupun skala besar (industri). Pada
pembuatan skala kecil digunakan kotak dari papan kayu atau kotak plastik yang sudah tidak terpakai.
Stirofoam atau logam tidak dianjurkan untuk membuat kotak vermikompos karena mengeluarkan
racun ke dalam lingkungan hidup cacing, sedangkan logam menyerap panas, mudah berkarat dan
mengeluarkan logam berat ke dalam vermikompos. Terdapat tiga cara pembuatan yaitu: (1) kotak
tidak bersekat dimana cacing dan bahan organik ditempatkan di atas alas pada bagian dasar. Tipe ini
sering digunakan namun mempunyai kesulitan saat memanen kompos karena cacing dan material
kompos menyatu; (2) kotak bersekat vertikal berupa nampan-nampan yang disusun secara vertikal
berisi bahan organik. Diharapkan,sebagian cacing akan bermigrasi ke lapisan nampan diatasnya.
Apabila cacing yang bermigrasi sudah cukup, kompos di bawah bisa dipanen; dan (3) kotak bersekat
horizontal dimana nampan diletakkan berdampingan untuk memberi kesempatan cacing tanah
bermigrasi mencari sumber makanan pada kotak disampingnya. Ketika migrasi cacing ke kotak
sebelahnya telah dianggap cukup, kompos yang sudah matang beserta cacing  yang masih tertinggal
bisa dipanen.

Pembuatan vermikompos berskala besar menggunakan tempat terbuka, terdiri atas hamparan
bahan organik lalu cacing melakukan pengomposan dengan memakan bahan organik tersebut.
Cacing pada umumnya tetap tinggal dan tidak meloloskan diri dari hamparan karena melimpahnya
bahan makanan. Permukaan hamparan bahan organic sering diperkeras dengan beton untuk
mencegah predators memakan populasi cacing tanah.

Proses pembuatan vermikompos dilaksanakan melalui tiga tahap: (1) pengadaan bahan organik; (2)
perbanyakan cacing tanah; dan (3) proses pengomposan. Bahan organik berupa campuran limbah
dapur dan bahan mengandung karbon (kertas koran, serbuk gergaji, jerami, kardus, gambut, bahan-
bahan lapuk, dan daun kering) diperlukan sebagai media berstruktur lepas untuk memudahkan
cacing bernafas dan sebagai sarana proses dekomposisi aerobik. Aktivitas cacing optimal pada suhu
12-21oC, cacing Pheretima hupiensis, optimal pada suhu media sekitar 28 oC, pada suhu 30oC,
kokon menetas, dan pada suhu 32oC anak cacing mati.

Teknologi Tepat Guna

Sejarah dan Definisi Teknologi Tepat Guna

Konsep Teknologi Tepat Guna (TTG) awalnya diusulkan oleh E.F. Schumacher, seorang ekonom
berkebangsaan Inggris  dan menjadi inspirasi salah satu bukunya yang sangat terkenal berjudul Small
is Beautiful.  Schumacher adalah  Dewan Penasihat Batubara Inggris (British Coal Board Advisor) dan

2
penasihat pemerintah untuk Burma dan selanjutnya untuk India. Schumacher
mendirikan Intermediate Technology Development Group (ITDG) pada tahun 1966. Pendekatannya
mendapat perhatian pada tahun 1960-an sebagai gerakan sosial selama krisis energi tahun 1970-an
dan sebagai gerakan lingkungan. ITDG masih ada hingga sekarang di bawah organisasi riset aksi yang
bertujuan untuk “memperlihatkan dan mengadvokasi pembangunan berkelanjutan melalui
pemanfaatan teknologi untuk mengurangi kemiskinan di negara-negara berkembang”.

Menurut Oxford English Dictionary, definisi gabungan untuk istilah ‘tepatguna’ dan ‘teknologi’
adalah “penerapan pengatahuan ilmiah untuk tujuan praktis sehingga cocok untuk orang, kondisi,
keempatan atau tempat tertentu”. Definisi ini berimplikasi bahwa “tepat guna” dapat bervariasi dan
oleh sebab itu istilah teknologi tepat guna tidak dapat tepat didefinisikan. Secara umum, istilah
teknologi tepat guna seringkali digunakan dalam konteks teknologi untuk negara berkembang.

Pada awalnya, teknologi tepat guna sering digunakan bergantian dengan intermediet teknologi,
yang berarti teknologi antara, yaitu teknologi tradisional di negara berkembang dan teknologi maju
padat modal dari dunia barat. Istilah teknologi tepat guna dalam konteks yang spesifik dan kadang-
kadang umum dianggap sebagai suatu teknik untuk pembangunan yang digunakan untuk mengatasi
masalah kemiskinan, keadilan sosial, ketenaga kerjaan, dan kebutuhan dasar manusia. Definisi
terakhir tentang teknologi tepat guna, bahwa teknologi ini haruslah berskala kecil, padat karya,
investasi modal yang rendah per pekerja, hemat energi, ramah lingkungan, dikontrol dan dipelihara
oleh masyarakat setempat.

Teknologi Tepat Guna Sederhana

Nyamuk siapa sih yang engga kesel, gangguin molo waktu kita tidur ato lagi enak enak ngeblog di
ganggu nyamuk, banyak sebenarnya solusi untuk mengatasi masalah nyamuk, namun kita coba
dengan TTGS (teknologi tepat guna sederhana) yang aman untuk mengatasi masalah nyamuk ini,

Siapkan dulu:

Botol plastik bekas ukuran 1,5 liter.

200 ml air

50 gram gula merah

1 gram ragi (beli di toko makanan kesehatan, warung, atau pasar)

Teknologi Tepat Guna Sederhana -  Bagaimana membuat perangkap nyamuk sederhana?

Potong botol plastik di tengah. Simpan bagian atas/mulut botol.

Campur gula merah dengan air panas. Biarkan hingga dingin dan kemudian tuangkan di separuh
bagian potongan bawah botol.

Tambahkan ragi. Tidak perlu diaduk. Ini akan menghasilkan karbon-dioksida

Pasang/masukkan potongan botol bagian atas dengan posisi terbalik seperti corong.

2
Bungkus botol dengan sesuatu yang berwarna hitam, kecuali bagian atas, dan diletakkan di beberapa
sudut rumah Anda.

Nah dalam dua minggu anda akan laihat nyamuk2 terperangkap ke dalam botol, dan bagaimana
penejelasan ilmiah tentang ini?

Berikut step by step menerapkan teknologi tepat guna sederhana untuk menangkap nyamuk

Teknologi Tepat Guna Sederhana Perangkap Nyamuk

Semoga artikel ringkas tentang Teknologi Tepat Guna Sederhana Perangkap Nyamuk ini bermanfaat

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

2
1. Hippo Roller

Di beberapa tempat di Afrika, distribusi air adalah suatu pekerjaan berat


yang dilakukan oleh wanita dan anak-anak. Hippo Roller adalah alat sederhana untuk
mengangkut air dari sumber air ke desa, dengan kapasitas 90 liter. Bentuknya seperti
tong dengan gagang pendorong yang memudahkannya dipindahkan. Dengan alat ini,
pekerjaan bisa lebih efisien dan hemat tenaga.

2. Tungku Roket

Alat ini mengkombinasikan jalur udara tungku dengan slot bahan bakar
pada ujung bukaan ruang pembakaran, yang bergantian menuju cerobong dan
penukar panas. Alat ini sudah kayu. Alat ini memenangkan penghargaan Ashden
International Energy Champion pada tahun 2009.

3. Lifestraw

Pada tahun In 2009, terdapat jumlah kematian kira-kira 5000 orang karena
meminum air yang tidak aman setiap harinya. Jumlah ini berkurang dari 6000 di
tahun 2007, dan Lifestraw dari Vestergaard Frandsen berperan dalam penurunan
angka tersebut. Alat ini merupakan alat pemurni air yang murah, dengan batas
efisiensi 700 liter, yang setara dengan jumlah air yang diminum seseorang per-tahun.
Alat ini mudah digunakan, dan tanpa energi listrik. Alat ini dapat menyaring hingga

2
99,99% jenis bakteri dan 98,7% jenis virus yang ada di air. Sangat banyak
penghargaan yang pernah didapat oleh alat ini, termasuk Time Magazine's "Best
Invention of 2005", "Europe's Best Innovation" oleh Reader's Digest, dan
"Innovation of the Year" oleh Esquire.

4. Menyulap Sampah Plastik Menjadi BBM Tidak Harus Mahal


Tinton Norsujianto
Pemanfaatan plastik bagi kehidupan manusia memang tidak terelakkan.
Sebagian penduduk dunia menggunakan plastik dalam kehidupan sehari hari.
Menurut perhitungan Kementerian Lingkungan Hidup (2008), jumlah sampah plastik
penduduk indonesia setiap harinya sebesar 23.600 ton dan saat ini sampah plastik
telah menumpuk hingga 6 juta ton atau setara dengan berat 1 juta gajah dewasa.
Impor plastik dan barang dari plastik sepanjang Januari-Juli tahun 2011 melonjak
46% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010, karena tingginya
permintaan terhadap bahan baku plastik di dalam negeri. Adapun untuk impor barang
dari plastik atau barang jadi, menurut dia, terjadi khususnya pada produk terpal
plastik impor, mainan anak-anak dari plastik, peralatan dapur (piring plastik).
Keistimewaan plastik selain memerlukan energi yang lebih hemat, plastik
juga memiliki bobot yang ringan, praktis, dan tidak mudah pecah hingga
menyebabkan tidak akan pernah bisa terlepas dari plastik. InSWA atau Indonesia
Solid Waste Assosiation, yang berdiri pada tahun 2003 dan sebagai wadah asosiasi
yang menangani khusus pengelolaan sampah di Indonesia mengungkapkan perlunya
bagi setiap unsur masyarakat untuk mendukung pengelolaan dan penggunaan plastik
ramah lingkungan. Persoalan persampahan di Indonesia merupakan sebuah
fenomena nasional yang memerlukan perhatian khusus untuk menemukan solusi
terbaik menyangkut bagaimana melakukan pengelolaan, pengurangan, penggunaan
kembali, dan daur ulang.
Menurut Ketua Umum InSWA Ir Sri Bebassari, MSi, 100 persen manusia
di dunia menghasilkan sampah, tapi hanya 1 persen yang peduli tentang pengelolaan
sampah. Tidak seorangpun yang bersedia ketempatan sampah, meskipun hasil
buangan dari dirinya sendiri (not in my back yard-NIMBY). UU No 18 tahun 2008
tentang pengelolaan sampah pasal 15 berbunyi, “produsen wajib mengelola kemasan

2
dan atau barang yang diproduksinya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses
alam”.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, laju penggunaan plastik
pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan kemasan plastik meningkat
10 hingga 13 persen per tahun. Sebuah penelitian di Amerika juga menemukan fakta
bahwa satu keluarga yang terdiri dari empat anggota keluarga, dalam setahun bisa
menghabiskan kantong plastik sebanyak 1.460 buah. Menurut kajian peneliti
InSWA, setiap hari rata-rata orang Indonesia menghasilkan sampah 0,5 Kg dan 13
persen di antaranya adalah sampah plastik.
Dengan teknologi tepat guna tentunya sampah plastik dapat dikelola
dengan baik. Salah satunya yang saat ini sedang kami kembangkan adalah
mengkonversi sampah plastik menjadi BBM setara solar dan premium. Sistem kerja
yang digunakan dengan pirolisis, sampah plastik dipanaskan dengan suhu diatas 300
C sehingga menjadi uap dan didinginkan oleh fluida cair untuk mendapatkan hasil
minyaknya.
Alat yang dipakai mengadopsi dari sistem yang dikembangkan oleh Bapak
Tri Handoko (SMKN 3 Madiun) dengan modifikasi pada tabung reaktor dan tabung
kondensor. Modifikasi dilakukan oleh Syamsiro yang sekarang lagi melanjutkan
study S3 di negara Sakura, Jepang bersama timnya di Lab. Konversi Energi Jurusan
Teknik Mesin UGM. Tujuannya mencari pengoptimalan reaktor.

Reaktor pengkonversi sampah plastik menjadi BBM

2
Tabung reaktor yang dipakai menggunakan material bekas tabung freon
dengan ketebalan -/+ 3 mm. Tabung kondensor nomor 1 didesain untuk
menghasilkan BBM setara Solar dan tabung kondensor nomor 2 didesain untuk
menghasilkan BBM setara premium. Pemanasan menggunakan pembakaran dari
LPG atau dari biomassa (potongan kayu, sekam dll).
Pada uji coba pertama dengan menggunakan gas sisa dari reaktor elektrik
yang berada di Lab Konversi Energi JTMI UGM. Pada awalnya proses berjalan
dengan semestinya, bahkan pada botol mengeluarkan gas dari pemanasan sampah
plastik. Temperatur tercatat pada suhu 178 C pada tabung reaktor. Setelah 2 jam
pemanasan, gas didalam botol penampung minyak menghilang. Ini menunjukkan
bahwa proses pemanasan ada terjadi kesalahan. Pengecekan dilakukan pada reaktor
elektrik, dari data tidak ada masalah. Namun sisa gas yang dibakar memang lama
kelamaan mengecil. Kesimpulannya ujicoba pertama dengan menggunakan gas sisa
pembakaran dari reaktor elektrik gagal dengan asumsi gas sisa yang dibakar
menghasilkan panas yang tidak stabil.

Uji coba pertama


Uji coba kedua menggunakan kompor minyak tanah bertekanan atau orang
sering menyebutnya dengan kompor ngowos dengan menggunakan bahan bakar 20
persen dari minyak pirolis sampah plastik LDPE dan 80 persen solar. Tabung
kompor diisi dengan 2 liter bahan bakar minyak. Panas yang dihasilkan stabil

2
sehingga pada proses uji coba kedua bisa dikatakan berhasil. Minyak yang dihasilkan
berwarna jernih. Untuk pengujian lab tunggu update selanjutnya.

Minyak yang dihasilkan dari reaktor modifikasi


Mahalkah alat untuk mengkonversi sampah plastik menjadi BBM.
Munurut Syamsiro alat yang ideal memang mahal bisa mencapai 100 juta rupiah.
Untuk skala penelitian dengan ukuran 30x20x40 (PLT) sisa gas pembakaran diposes
lagi dengan inverter agar pembuangannya aman bagi manusia. Reaktor modifikasi
ini tidak lebih dari 2.500.000,- dengan material sisa. Minyak yang dihasilkan pun
juga sangat memuaskan.
5. Teknologi Tepat Guna Penjernihan Air Dengan Biji Kelor (Moringa Oleifera)
Teknologi tepat guna, mengutip dari wikipedia, merupakan teknologi yang
sesuai dengan negara yang berkembang atau daerah yang berada jauh dan terbelakang
di negara industri, yang mana kemungkinan kekurangan uang dan kurang dalam
kemampuan untuk mengoperasikan dan memelihara teknologi tinggi. Dalam
prakteknya adalah sesuatu yang dideskripsikan sebagai teknologi yang sederhana dan
kebanyakan sebagai teknologi permulaan yang dapat secara efektif dapat mencapai
tujuan yang dimaksud.
Karakteristik dari teknologi ini adalah biaya rendah dan membutuhkan
sedikit pemeliharaan. Semakin sering pemeliharaan dapat dikatakan tepat guna, bila
pemeliharaan dapat diatasi oleh keahlian yang ada secara setempat, peralatan, dan
bahan. Hanya disebut tepat guna bila menggunakan teknologi yang dapat diperbaiki
secara setempat.

2
Disisi lain teknologi tepat guna dipandang sebagai teknologi yang dapat
sesuai dengan lebih dari satu atau lebih penggunaan tertentu, khususnya digunakan
secara setempat oleh anggota dari komunitas tertentu. Sebagai contoh adalah
penggunaan secara langsung dari energi surya di India. Komunitas Auroville di
Pondicherry India, telah memasang “Solar Bowl” yang besar, digunakan sebagai alat
masak energi surya. Digunakan di tempat yang memiliki iklim yang memungkinkan
matahari bersinar dengan cerah.
Teknologi tepat guna tidak berarti teknologi yang rendah. Penggunaan
cahaya dari lampu LED kadang dapat digunakan di daerah yang terpencil dimana
kebutuhan energi LED sangat sedikit sehingga dapat menghemat energi. Dengan
mengutamakan biaya yang rendah, penggunaan bahan bakar fosil yang sedikit, dan
menggunakan sumber daya lokal dapat memberikan keuntungan yaitu keberlanjutan.

6. Pengolahan air
Air beserta sumber-sumbernya merupakan salah satu kekayaan alam yang
mutlak dibutuhkan oleh mahluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan
memelihara kesehatannya. Air yang mengisi lebih dari dua pertiga bagian dari seluruh
permukaan bumi, memberi tempat hidup yang 300 kali lebih luas dari pada daratan,
akan tetapi sebagian besar dari air tersebut tidak dapat langsung digunakan untuk
kepentingan mahluk hidup. Hanya 1% yang merupakan air manfaat yang dapat
dipergunakan sebagai air bersih, untuk menjadi air bersih / air minum harus
mengalami suatu Teknologi.
Teknologi yang diterapkan mulai dari pengambilan air baku, pengolahan
air untuk menjadi air bersih yang sangat tergantung kualitas sumber air baku,
kemudian melaui system distribusi melalui perpipaan ke area pelayanan.
Pengolahan Air dilakukan pada air baku yang pada hakekatnya tidak
memenuhi standar kualitas air minum/bersih yang berlaku, sehingga unsur-unsur yang
tidak memenuhi standar perlu dihilangkan ataupun dikurangi, agar seluruh air
memenuhi standar yang berlaku. Hal ini dilaksanakan dengan pengolahan air.
Teknologi untuk pengolahan air yang sangat tergantung dari sumber air baku dengan
kualitas air yang bermacam-macam untuk dapat diolah.
Pusat-pusat pengolahan air perkotaan atau municipal water treatment
dengan skala besar mengolah air dengan cara menambahkan senyawa kimia
penggumpal (coagulants) ke dalam air kotor yang akan diolah. Dengan cara tersebut

2
partikel-partikel yang berada di dalam air akan menjadi suatu gumpalan yang lebih
besar lalu me- ngendap. Baru kemudian air di bagian atas yang bersih dipisahkan
untuk digunakan keperluan sehari-hari. Namun demikian, zat kimia penggumpal yang
baik tidak mudah dijumpai di berbagai daerah terpencil. Andaipun ada pasti harganya
tidak terjangkau oleh masyarakat setempat.
Salah satu alternatif yang tersedia secara lokal adalah penggunaan
koagulan alami dari tanaman yang barangkali dapat diperoleh di sekitar kita.
Penelitian dari The Environmental Engineering Group di Universitas Leicester,
Inggris, telah lama mempelajari potensi penggunaan berbagai koagulan alami dalam
proses pengolahan air skala kecil, menengah, dan besar.Penelitian mereka dipusatkan
terhadap potensi koagulan dari tepung biji tanaman Moringa oleifera. Tanaman
tersebut banyak tumbuh di India bagian utara, tetapi sekarang sudah menyebar ke
mana-mana ke seluruh kawasan tropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia tanaman
tersebut dikenal sebagai tanaman kelor dengan daun yang kecil-kecil.
Moringa oleifera
Sinonim: Moringa pterygosperma,Gaertn.
Nama Lokal :
Kelor (Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru); Marangghi (Madura),
Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano (Sumba), Ongge
(Bima); Hau fo (Timor).

Tanaman tersebut juga dikenal sebagai tanaman “drumstick” karena


bentuk polong buahnya yang memanjang meskipun ada juga yang menyebut sebagai
“horseradish” karena rasa akarnya menyerupai “radish”.

2
Kelor (moringa oliefera) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat
memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai
tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar.
Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar
yang kuat. Batang pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur dengan
ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang
biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di
atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung
pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma
bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang
(Jawa). Buahnya pula berbentuk kekacang panjang berwarna hijau dan keras serta
berukuran 120 cm panjang. Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi
coklat disebut blendok (Jawa).
Budidaya tanaman Moringa atau kelor memerlukan pemeliharaan yang
sangat minimal dan dapat tahan pada musim kering yang panjang. Cepat tumbuh
sampai ketinggian 4-10 meter, berbunga, dan menghasilkan buah hanya dalam waktu
1 tahun sejak ditanam. Tanaman tersebut tumbuh cepat baik dari biji maupun dari
stek, bahkan bila ia ditanam di lahan yang gersang yang tidak subur. Sehingga baik
bila dikembangkan di lahan-lahan kritis yang mengalami musim kekeringan yang
panjang.

7. Penjernihan air
Biji kelor dibiarkan sampai matang atau tua di pohon dan baru dipanen
setelah kering. Sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya mudah dipisahkan
sehingga meninggalkan biji yang putih. Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan
pecah dan bijinya dapat melayang “terbang” ke mana-mana.
Biji tak berkulit tersebut kemudian dihancurkan dan ditumbuk sampai
halus sehingga dapat dihasilkan bubuk biji Moringa. Jumlah bubuk biji moringa atau
kelor yang diperlukan untuk pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat
tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya. Untuk menangani
air sebanyak 20 liter (1 jeriken), diperlukan jumlah bubuk biji kelor 2 gram atau kira-
kira 2 sendok teh (5 ml).
Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga menjadi pasta.
Letakkan pasta tersebut ke dalam botol yang bersih dan tambahkan ke dalamnya satu

2
cup (200 ml) lagi air bersih, lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna.
Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam
bubuk biji kelor.
Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor tersebut
melalui kain kasa dan filtratnya dimasukkan ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah
disiapkan sebelumnya, dan kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit.
Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan
menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-
kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang
lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air. Setelah satu jam, air
bersihnya dapat diisap keluar untuk keperluan keluarga.

8. Efisiensi proses
Proses pembersihan tersebut menurut hasil penelitian yang telah
dilaporkan mampu memproduksi bakteri secara luar biasa, yaitu sebanyak 90-99,9%
yang melekat pada partikel- partikel padat, sekaligus menjernihkan air, yang relatif
aman (untuk kondisi serba keterbatasan) serta dapat digunakan sebagai air minum
masyarakat setempat.
Namun demikian, beberapa mikroba patogen masih ada peluang tetap
berada di dalam air yang tidak sempat terendapkan, khususnya bila air awalnya telah
tercemar secara berat. Idealnya bagi kebutuhan air minum yang pantas, pemurnian
lebih lanjut masih perlu dilakukan, baik dengan cara memasak atau dengan
penyaringan dengan cara filtrasi pasir yang sederhana.
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu
masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan,
kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Dari tujuan
yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat
sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan
teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari
lingkungan.[1]
Istilah ini biasanya diterapkan untuk menjelaskan teknologi sederhana
yang dianggap cocok bagi negara-negara berkembang atau kawasan perdesaan yang
kurang berkembang di negara-negara industri maju.[1] Bentuk dari "teknologi tepat
guna" ini biasanya lebih bercirikan solusi "padat karya" daripada "padat modal".

2
Kendati perangkat hemat pekerja juga digunakan, ia bukan berarti berbiaya tinggi atau
mahal ongkos perawatan. Pada pelaksanaannya, teknologi tepat guna seringkali
dijelaskan sebagai penggunaan teknologi paling sederhana yang dapat mencapai
tujuan yang diinginkan secara efektif di suatu tempat tertentu. Di negara maju, istilah
teknologi tepat guna memiliki arti yang berlainan, seringkali merujuk pada teknik
atau rekayasa yang berpandangan istimewa terhadap ranting-ranting sosial dan
lingkungan.[2]

9. Teknologi Tepat Guna

2
Teknologi tepat guna, mengutip dari wikipedia, merupakan teknologi yang
sesuai dengan negara yang berkembang atau daerah yang berada jauh dan terbelakang
di negara industri,yang mana kemungkinan kekurangan uang dan kurang dalam
kemampuan untuk mengoperasikan dan memelihara teknologi tinggi. Dalam
prakteknya adalah sesuatu yang dideskripsikan sebagai teknologi yang sederhana dan
kebanyakan sebagai teknologi permulaan yang dapat secara efektif dapat mencapai
tujuan yang dimaksud. Dalam rangka Pengenalan tentang Teknologi tepat Guna dan
Pengembangan Produk baru yang berbasis Teknologi Tepat Guna, Maka bertempat di
gedung direktorat Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba) pada sabtu 17 Nopember
2012 di adakan Pengenalan Teknologi Tepat Guna yang di ikuti 90 orang perwakilan
mahasiswa.
Dalam sambutan Direktur yang di wakili oleh Wakil Direktur III Bidang
Kerjasama dan Kemahasiswaan,Bambang Jati Kusuma mengatakan "Kegiatan ini di
lakukan dalam rangka upaya poltekba untuk menciptakan tenaga yang bukan hanya
handal di bidang masing masing,Tetapi juga di bidang terapan yang notebene saat ini
sangat di butuhkan.Selain itu melalui mahasiswa yang di kenal sebagai agen
perubahan, di tuntut dapat membuat dan mengembangkan kreatifitas baru di bidang
terapan. Acara ini menghadirkan Nara sumber Bapak Manaek Simamora,Koordinator
Program Inkubasi Teknologi Pusat Inovasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI).
Dalam pemaparannya,Manaek simamora menjalaskan tentang penilaian
ketepatgunaan suatu teknologi atau produk.Termasuk di dalamnya juga di jelaskan
tentang kriteria TTG dan latihan identifikasi TTG.Topik pengembangan produk baru
mendapatkan banyak pertanyaan dari peserta karena dalam topik ini membahas
tentang kajian peluang teknologi atau produk baru.Peserta juga di uji dengan latihan
identifikasi peluang teknologi atau produk.Sumber sumber pembiayaan untuk
mengaplikasikan teknologi tepat guna juga di sajikan secara gamblang oleh
pemateri,harapannya agar para mahasiswa tidak terkendala biaya untuk
mengembangkan atau menemukan produk baru yang berbasis teknologi tepat guna.

2
Kasubid Teknologi Tepat Guna Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah provinsi Banten menggelar seminar hasil Kajian Terapan Teknologi Energi
Baru dan Terbarukan sebagai salah satu bentuk sosialisasi kegiatan kajian yang
selama ini dilaksanakan.Pada acara seminar yang dilaksanakan di Hotel Mahadria ini
di buka langsung kepala Balitbangda Provinsi Banten Dr.Moh.Ali Fadillah.Dalam
sambutannya beliau mengatakan perlunya penguatan kerjasama antara Academic,
Business and Government (ABG), Sehingga Knowlwdge Base Economic in Banten
Province bisa benar-benar terwujud.
Pada acara seminar ini disampaikankan dua materi kajian:
a. Kajian Terapan Energi Angin Menjadi Energi Listrik
Dr Oo Abdul Rosyid dari B2TE-BPPT sebagai salah satu tim peneliti
memaparkan kesimpulan dari hasil kajiannya: Bahwa secara umum potensi energy
angin di provinsi Banten terdapat diwilayah pantai selatan, dengan arah angin
dominan dari arah selatan dan Tenggara. Wilayah ini antara lain Pulo Panjang di
Kabupaten Serang (kec angin rata-rata 4,8 m/S), Muara Binuangeun Kabupaten
Lebak (kecepatan angin berkisar 4,6 – 9 m/S) dan Cikeusik kabupaten Pandeglang
(dengan kecepatan angin 5 – 10,3 m/S).
b. Kajian Terapan Terapan Energi Alternatif dari Limbah Tahu Menjadi Biogas
Untuk kegiatan Kajian ini Balitbangda Provinsi Banten bekerja sama
dengan Balai Teknologi lingkungan –BPPT. Dr.Abdul Kholiq,M.Sc selaku salah
satu tim peneliti memaparkan bahwa pengolahan biogas dari limbah tahu selain
memberikan keuntungan ekonomis (bahan bakar biogas yang dihasilkan dari
instalasi pengolah limbah), juga keuntungan ekologis (limbah yang keluar melalui
outlet instalasi telah memenuhi baku mutu lingkungan).

2
Yang menarik dalam acara ini adalah testimoni dari pelaku usaha tahu
tempe H. Utang (selaku ketua KOPTI kab.Serang) tentang manfaat pilot project
instalasi pembuat biogas dari limbah tahu yang ada di wilayahnya. Dimana limbah
cair tahu yang sebelumnya di alirkan langsung ke sungai, sekarang sebagian telah
diolah dan biogas yang dihasilkannya telah dimanfaatkan untuk menggoreng kripik
tempe

10. MEJA MASA DEPAN


Pada awal tahun 2011, beredar kabar munculnya teknologi tv hologram.
Tapi baru-baru ini, dipenghujung tahun 2011, Microsoft membuat sebuah terobosan
dengan teknologi yang diberi nama Microsoft Surface, dimana sebuah kombinasi
antara meja, komputer, kamera, serta touch sensivity berukuran sebesar yang
memungkinkan pengguna untuk berinteraksi untuk berbagai aktivitas.
Pada meja besar yang menggunakan LCD touch screen 40 inci, Microsoft
menempatkan sebuah smartphone pada layar, seketika Microsoft Surface akan
mengenali perangkat tersebut dan menampilkan informasi mengenai perangkat serta
memungkinkan untuk memilih model yang berbeda. Kabarnya, Microsoft telah
mengkonfirmasi harga terbaru untuk meja masa depan yang akan mereka rilis pada
tahun 2012 nanti di pasar Amerika sebesar $8.900

Seperti halnya Microsoft Surface, teknologi terbaru untuk masa depan lainnya, sebuah


meja interaktif, EXOdesk, memungkinkan sobat untuk melakukan semua aktivitas
pada virtual space. EXOdesk sebenarnya merupakan sebuah tabletop computer yang
menawarkan layar high definition 40 inci, di mana kita bisa memanipulasi virtual

2
object dengan menyentuh dan dragging. EXOdesk akan dirilis pada tahun 2012
mendatang dengan harga $1,299.
Pada video dibawah ini bisa sobat saksikan penampakan kecanggihan teknologi
terbaru untuk masa depan dengan tampilan virtual keyboard, RSS feed stream,
simulasi permainan piano, dan aplikasi untuk permukaan tabletop

11. Keyboard terbaru dan tercanggih 2012

Keyboard Komputer 2012 Terbaru Tercanggih – Informasi terbaru untuk


Anda penggila teknologi kali ini telah hadir keyboard komputer terbaru dan
tercanggih 2012 yang harus Anda miliki karena beberapa fitur kecanggihan
teknologinya belum ada pada keyboard biasa. Produsen: Logitech – Nama Keyboard
Logitech G1, Kelebihan : Software SDK memungkinkan penyesuaian luas fungsi
keyboard.
Kekurangan : Keyboard game 2011 ini tidak memiliki beberapa tambahan
kecil, seperti warna latar kostum.Keputusan: G15 sangat seimbang karena memiliki
semua fitur utama yang gamer gunakan.

2
General
- Device type keyboard
- Form factor eksternal
- Localization English : USInput Device
- Interface USB
- Connectivity Technology Wired
- Buttons Qty 6
- Features Palm rest , LCD display
- Key/ Button Function multimedia, Programmable
- Expansion / Connectivity
- Expansion Slot(s) None
- Interfaces None
- Connection 1 x USB – 4 pin USB type A
- Miscellaneous
- Cables Included 1 x USB cable
- Microsoft Certifications Works with Windows Vista
- Software /  System Requeriments
- Software included Drivers and utilities
- OS Required Microsoft Windows XP, Microsoft Windows Vista
- System Requirements Details Windows XP – RAM 256 MB – HD 20 MB ,
Windows
- Vista – RAM 256 MB – HD 20 MB
- Manufacturer Warranty
- Service and Support 1 year warranty
- Service and support details limited waranty – 1 year
- Cable(s) / Peripheral(s)
- Cable(s) included 1 USB cable
- Interface(s) Required
- Port(s) / Connector(s) required 1 USB 4 pin USB type A
- Interface Provided
- Port (s) Total (free) None
- Warranty
- Service / Support details limited warranty 1 year

2
- Expansion Slot(s)
- Slot(s) Provided none

12. Quantum Teleporter

Q-Teleportation telah berhasil pada objek yang lebih kecil berdasarkan


penelitian yang telah dilakukan. “Kami bisa melakukan ekesperimen quantum
teleportation untuk pertama kalinya di luar laboratorium universitas,” kata Rupert
Ursin, peneliti Institute if Experimental Physics, Universitas Vienna, Austria. Pada Q-
Teleportation, quantum pada objek dihancurkan dan dibuat kembali. Oleh karena itu,
Q-Teleportation tidak bisa memindahkan benda hidup maupun mati secara
keseluruhan fisik. Alat ini “menciptakan” replika benda sebelumnya pada posisi di
tempat lain dan benda sebelumnya akan “menghilang” selama replikanya diciptakan.

13. 360º 3-D Holographic Displays

ZCam™ merupakan kamera video yang bisa merekam informasi hingga


ke dalam bagian objek (yang biasa digunakan untuk membuat model 3D) video dan
kemudian diproduksi oleh 3DV Systems. Teknologi ini berbasiskan prinsip “Time of
Flight”. Pada teknik ini, data ukuran 3D didapatkan dengan cara mengirim gelombang

2
infra merah ke dalam scene video dan mendeteksi cahaya yang direfleksikan oleh
permukaan objek pada scene video. Dengan menggunakan variabel waktu yang
ditempuh oleh gelombang infra merah untuk mencapai objek target dan saat kembali,
jarak bisa dihitung dan kemudian digunakan untuk membuat informasi 3D dari semua
objek pada scene.

14. Lightsaber (Pedang Laser)

Yang kita ketahui, pedang ini hanyalah hasil “karya: pada film-film sains
fiksi belaka!! Lightsaber terdiri dari logam dan mata pedang berupa plasma sepanjang
1 meter.Lightsaber ini bisa memotong objek tanpa perlawanan sedikitpun.Bisa
meninggalkan luka bakar pada kulit manusia.Tapi pedang ini bisa ditangkis, namun
dengan pedang lightsaber pula, bisa juga ditangkis dengan perisai

15. JetPack

Jetpack, juga termasuk alat yang banyak kita temukan di film sains fiksi,
yang mana alat ini menggunakan jet yang melepaskan gas (bisa juga air) dan

2
kemudian “menerbangkan” penggunanya. TAM adalah perusahaan pertama dan satu-
satunya di dunia yang memproduksi paket lengkap kostum yang didesain oleh Rocket
Belt menggunakan mutakhir dan juga material aerospace dengan mesin penyulingan
khusus untuk memproduksi bahan bakar Hidrogen Peroksida jet anda.

16. Military exoskeleton prototype

Military exoskeleton merupakan sejenis rangka luar bertenaga hidrolik


yang dipasang pada militer dan bisa mengangkat hingga 100 kg benda untuk jangka
waktu yang lama dan bisa sambil mengelilingi suatu area pula. Desainnya yang
fleksibel memungkinkan pengguna untuk berjongkok, bergerak pelan dan
“mengangkat” ke atas.Tidak ada joystick maupun mekanisme kontrol lainnya.
Kontrolnya menggunakan indra manusia.

2
17. Flying Car

“Mobil terbang” ini disebut “The Highway in the Sky”.Jika tiap waktu
agan terjebak macet, maka dengan menggunakan flying car ini agan bisa berputar dan
menukik di angkasa agar bisa sampai di tujuan dengan cepat.

18. Flying Saucer

2
Ini adalah model kendaraan udara tak berawak dengan bentuk cawan
(mirip pesawat UFO uy) yang dibuat oleh sebuah perusahaan di Inggris bernama
Aesir.
19. Virtual Goggles

Teknologi telah membawa dunia virtual ke dalam komputer kita sejak


lama. Tapi, dunia virtual tersbut sekarang bisa disaksikan di rumah kita.Sebuah
ekseprimen yang telah dilakukan selama beberapa dekade, sekarang telah menjadi
kenyataan.

2
Pada gambar di atas, wanita tsb sedang menggunakan device berteknologi
virtual bernama iWear VR920 dari perusahaan Icuiti. Alat tsb bisa berfungsi sebagai
output video juga sebagai gaming console.

osts Tagged ‘Teknologi Tepat Guna Dari Barang Bekas’

Anda mungkin juga menyukai