Anda di halaman 1dari 4

PENERAPAN SMART CITY

DI KOTA AMSTERDAM

Disusun oleh :
1.Lutfi Wirananda S (180441100051)
2. Naufal Insan (180441100133)
3. Royyan (180441100141)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
MADURA
PENGERTIAN

Kota pintar (smart city) merupakan upaya-upaya inovatif yang dilakukan ekosistem kota


dalam mengatasi berbagai persoalan dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan komunitas
setempat. Kota Cerdas (smart city) ini menggunakan teknologi informasi untuk menjalankan
roda kehidupan kita yang lebih efisien. Kota cerdas adalah kota yang menggunakan prinsip-
prinsip smart living, smart government, smart economy, smart environment, smart mobility, dan
yang juga tak kalah penting adalah smart people. Kota dinilai cerdas secara ekonomi, apabila
sebuah kota ditopang oleh perekonomian yang baik dengan memaksimalkan sumber daya atau
potensi kota termasuk layanan Teknologi Informasi Komunikasi, tata kelola dan peran Sumber
Daya Manusia yang baik.

PENERAPAN

Dalam konteks kali ini kami akan mengambil contoh penerapan smart city pada kota
Amsterdam, Belanda.

Pemilihan sektor ini disesuaikan dengan kebutuhan serta kapasitas warga terhadap teknologi.
Setiap apapun yang dilakukan pemerintah, harus dapat bermanfaat bagi warganya sendiri.

1. Konektivitas Internet
Proyek pertama yang digagas adalah soal konektivitas internet. konsumsi internet di sana
merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Maka dari itu dibutuhkan internet dengan
kecepatan tinggi, Pencapaiannya bisa dibilang berhasil karena sekarang Amsterdam
punya koneksi internet paling cepat. 95% rumah di Amsterdam itu terhubung dengan
internet. Kita menggunakan G4 LTE sejak 2012 bahkan sekarang seluruh kota
aamsterdam sudah terubung dengan 5G.
2. Data
Kedua adalah data, pemerintah membuat satu website khusus untuk memfasilitasi
kebutuhan masyarakat. Termasuk juga di dalamnya, dana yang dikeluarkan oleh
pemerintah serta berbagai kejadian yang terjadi di kota tersebut.
3. Energi
Ketiga adalah energi. Reinder mengatakan urusan energi bisa hanya menjadi persoalan
kecil dalam satu kota. Cukup dengan membuat kebijakan, bahwa energi harus disediakan
masing-masing oleh perusahaan yang ingin mendapatkan kapasitas listrik lebih besar dari
lainnya, contoh stadion, mall.
4. Sampah
Ada sekitar 3,3 juta orang di Amsterdam dengan menghasilkan 1,4 juta ton sampah setiap
tahunnya. Pemerintah berinisiatif untuk mengumpulkan sampah sebanyak mungkin dan
kemudian diolah menjadi energi terbarukan. Faktanya 1,4 juta ton sampah, dan itu
kemudian diolah sebagai energi. Kita juga punya strategi baru, kita sekarang dengan 19%
dari sampah untuk daur ulang dan kita ingin maju ke 69%. Kita bisa mengolah sampah
juga untuk tekstil
5. Mobilitas dalam kota
Tren yang ada di Amsterdam, kata Reinders adalah berbasis soal aset kendaraan. Karena
bila hanya untuk satu orang, kenapa warga harus membeli kendaraan seperti mobil.
Amsterdam juga akan mengarahkan kendaraan untuk menggunakan listrik sebagai bahan
bakar. Seperti mobil yang sekarang sudah sebanyak 40 ribu unit digunakan. Targetnya
2020 mendatang, jumlah akan berubah menjadi 200 ribu unit.
6. Kesehatan
Menjadi berbeda dengan Indonesia, dan Bandung khususnya yang memiliki banyak anak
muda, Amsterdam justru lebih banyak warga dengan kategori lansia. Sehingga harus
dipikirkan fasilitas kesehatan yang tepat.
DANA YANG DIKELUARKAN

Reinder mengungkapkan, bila mengandalkan dana pemerintah, maka tidak akan cukup
membangun smart city. Pemerintah perlu bekerjasama dengan pengusaha dari berbagai sektor.

"Ada sebanyak 100 pengusaha yang ikut membangun smart city. Uang untuk smart city itu
bukan dari kota. Tapi dari perusahaan karena kota tidak akan memiliki uangnya," pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai