Anda di halaman 1dari 18

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

FAKULTAS TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


(STAI) ATTAQWA BEKASI
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021

A. IDENTITAS
1. Jurusan/Prodi : PAI/Tarbiyah
2. Nama Mata Kuliah : PPL 1 (MicroTeaching)
3. Kode Mata Kuliah :-
4. Semester/SKS : VI A, B, C (2 SKS)
5. Jenis Mata Kuliah : Wajib
6. Dosen : Abdul Salam, MM

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH


1. Sikap/Prilaku:
a. Bertanggungjawab terhadap kemampuan dan kapasitas diri sebagai calon
guru professional.
b. Semangat pengembangan diri berkelanjutan sebagai calon guru professional.
c. Kreatif dan inovatif dalam mengembangkan kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
2. Pengetahuan:
a. Memahami hakekat micro teaching.
b. Memahami prosedur pelaksanaan pembelajaran micro teaching.
c. Memahami keterampilan dasar mengajar.
d. Memahami prosedur pelaksanaan pembelajaran.
3. Kemampuan/Keterampilan:
a. Membuat perencanaan pembelajaran.
b. Mendemonstrasikan keterampilan dasar mengajar.
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas.
d. Melakukan evaluasi diri terhadap kegiatan belajar mengajar.

C. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mengajar adalah keterampilan kompleks yang harus dipupuk dan dibina secara
berkelanjutan. Kemampuan mengajar memadukan pengetahuan teoritik tentang
paedagogical content, keterampilan praktis dan kreatifitas serta sikap inovatif calon
guru. Mengajar yang baik selalu terkait dengan empat hal pokok yaitu; guru dan
cara mengajar, murid dan cara belajar, pengelolaan materi dan sumber belajar serta
pengelolaan hasil belajar. empat hal tersebut melekat sebagai keterampilan yang
harus dimiliki guru. Keterampilan tersebut harus diinisiasi dan dikembangkan sejak
awal pada calon guru melalui kegiatan praktik mengajar sebelum terjun ke dalam
situasi pembelajaran yang sebenarnya. Tujuannya agar kekuatan dan kelemahan
dalam performasi mengajar dapat dikenali sejak dini untuk dikembangkan secara
optimal.
D. PENDEKATAN DAN METODE PERKULIAHAN
1. Pendekatan : Scientifik
2. Metode :Ceramah, Demonstrasi, simulasi, Inquiri, Pembelajaran
Kooperatif
3. Tugas : Membuat RPP

E. PENGELOLAAN PERKULIAHAN DAN BAHAN KAJIAN


Perkuliahan Semester Genap dilaksanakan mulai tanggal, 2 Februari 2021

Kemampuan
Materi Kegiatan
No. Akhir yang Indikator
Perkuliahan Pembelajaran
diharapkan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Memahami -kontrak Belajar -ceramah Menjelaskan dan
Hakekat, Fungsi, -silabus Kurtilas -tanya jawab mendefinisikan
Tujuan dan -Hakekat, Fungsi, tentang hakekat,
Prinsip-prinsip Tujuan dan Prinsip- fungsi, tujuan dan
dalam prinsip prinsip-prinsip dalam
Pembelajaran Pembelajaran pembelajaran mikro
Mikro Mikro
2 Memahami dan Pengembangan -Ceramah Mendefinisikan dan
Mengembangkan Keterampilan Dasar -Diskusi Kls mendemonstrasikan
Keterampilan Mengajar -Tanya jawab keterampilan dasar
Dasar Mengajar mengajar
3 Memahami dan Pengembangan -Ceramah Menguraikan dan
Mampu Membuat Rencana -Question mengurutkan
Perencanaan Pelaksanaan Student Have pengembangan RPP
Pembelajaran Pembelajaran
(RPP)
4 Memilki Praktek Mengajar 1 Melaksanakan Menjelaskan materi
Keterampilan Tugas Praktek IPS dalam
dalam Mengajar melaksanakan
Melaksanakan praktek mengajar 1,
Tugas Praktek Observasi proses, dan
Mengajar 1 penilaian kinerja
5 Memilki Praktek Mengajar 1 Melaksanakan Menjelaskan materi
Keterampilan Tugas Praktek IPS dalam
dalam Mengajar melaksanakan
Melaksanakan praktek mengajar 1,
Tugas Praktek Observasi proses, dan
Mengajar 1 penilaian kinerja
6 Memilki Praktek Mengajar 1 Melaksanakan Menjelaskan materi
Keterampilan Tugas Praktek IPS dalam
dalam Mengajar melaksanakan
Melaksanakan praktek mengajar 1,
Tugas Praktek Observasi proses, dan
Mengajar 1 penilaian kinerja
7 Memilki Praktek Mengajar 1 Melaksanakan Menjelaskan materi
Keterampilan Tugas Praktek IPS dalam
dalam Mengajar melaksanakan
Melaksanakan praktek mengajar 1,
Tugas Praktek Observasi proses, dan
Mengajar 1 penilaian kinerja
8 Memilki Praktek Mengajar 1 Melaksanakan Menjelaskan materi
Keterampilan Tugas Praktek IPS dalam
dalam Mengajar melaksanakan
Melaksanakan praktek mengajar 1,
Tugas Praktek Observasi proses, dan
Mengajar 1 penilaian kinerja
9 Memilki Praktek Mengajar 1 Melaksanakan Menjelaskan materi
Keterampilan Tugas Praktek IPS dalam
dalam Mengajar melaksanakan
Melaksanakan praktek mengajar 1,
Tugas Praktek Observasi proses, dan
Mengajar 1 penilaian kinerja
10 Memilki Praktek Mengajar 2 Melaksanakan Menjelaskan materi
Keterampilan Tugas Praktek IPS dalam
dalam Mengajar melaksanakan
Melaksanakan praktek mengajar 2,
Tugas Praktek Observasi proses, dan
Mengajar 2 penilaian kinerja
11 Memilki Praktek Mengajar 2 Melaksanakan Menjelaskan materi
Keterampilan Tugas Praktek IPS dalam
dalam Mengajar melaksanakan
Melaksanakan praktek mengajar 2,
Tugas Praktek Observasi proses, dan
Mengajar 2 penilaian kinerja
12 Memilki Praktek Mengajar 2 Melaksanakan Menjelaskan materi
Keterampilan Tugas Praktek IPS dalam
dalam Mengajar melaksanakan
Melaksanakan praktek mengajar 2,
Tugas Praktek Observasi proses, dan
Mengajar 2 penilaian kinerja
13 Memilki Praktek Mengajar 2 Melaksanakan Menjelaskan materi
Keterampilan Tugas Praktek IPS dalam
dalam Mengajar melaksanakan
Melaksanakan praktek mengajar 2,
Tugas Praktek Observasi proses, dan
Mengajar 2 penilaian kinerja
14 Memilki Praktek Mengajar 2 Melaksanakan Menjelaskan materi
Keterampilan Tugas Praktek IPS dalam
dalam Mengajar melaksanakan
Melaksanakan praktek mengajar 2,
Tugas Praktek Observasi proses, dan
Mengajar 2 penilaian kinerja
15 Memilki Praktek Mengajar 2 Melaksanakan Menjelaskan materi
Keterampilan Tugas Praktek IPS dalam
dalam Mengajar melaksanakan
Melaksanakan praktek mengajar 2,
Tugas Praktek Observasi proses, dan
Mengajar 1 penilaian kinerja
16 Memiliki Laporan Hasil Mempersentasi Menjelaskan materi
Keterampilan Observasi kan Hasil IPS dalam
dalam Menyajikan Kelompok Observasi melaksanakan
Analisis Hasil Secara praktek mengajar,
Observasi Terkait Kelompok Observasi proses, dan
Praktek penilaian kinerja,
Pembelajaran di penilaian fortofolio
sekolah Sasaran

F. Evaluasi/Penilaian:

No. Jenis Bobot


1. Persensi Kehadiran 10 %
2. Tugas Terstruktur 20 %
4. Ujian Tengah Semester (UTS) 30 %
5. Ujian Akhir Semester (UAS) 40 %
Total 100 %

G. Referensi
Ahmad Rohani, (2004), Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Ahmad Sabri, (2010), Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakakrta: Ciputat
Press.

Dariyanto, (1981), Petunjuk Praktik Mengajar, Bandung: Bina Karya.


E. Mulyasa, (2008), Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Haryanto,(2000), Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta.


Kasful Anwar Us dan Hendra Harmi, (2011), Perncanaan Sistem Pembelajaran
KTSP, Jakarta: Alfabeta.

T. Gilarso, dkk., (1986), Program Pengalaman Lapangan, Yogyakarta: Andi Offset.

Udin Saefudin Saud, (2009), Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta.


Wina Sanjaya, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Pendidikan,
Jakarta: Kencana.
HANDOUT
KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER GENAP
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ATTAQWA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

A. IDENTITAS MATA KULIAH:


1. Jurusan/Fakultas : PAI/Tarbiyah
2. Nama Matakuliah : PPL (Micro Teaching)
3. Kode Matakuliah :-
4. Semester/SKS : VI / 2 SKS
5. Jenis Matakuliah : Wajib
6. Dosen : Abdul Salam, MM

B. RINCIAN BAHAN KAJIAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN

BAHAN KAJIAN (MATERI


NO. CAPAIAN PEMBELAJARAN
PERKULIAHAN)
1. Hakekat, Tujuan dan Prinsip- Memahami hakekat, tujuan dan
prinsip pembelajaran mikro prinsip-prinsip pembelajaran mikro

2. Pengembangan Keterampilan Memahami dan mendemonstrasikan


Dasar Mengajar pengembangan dasar mengajar
3. Pengembangan Rencana
Memahami dan mampu membuat
Pelaksanaan Pembelajaran
perencanaan pembelajaran
(RPP)
4. Praktek Mengajar 1 memiliki sikap dan prilaku serta
kemampuan dalam melaksanakan
pembelajaran
5. Praktek Mengajar 1 memiliki kemampuan dalam
melaksanakan pembelajaran secara
optimal sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
6. Praktek Mengajar 1 memiliki kemampuan dalam
melaksanakan pembelajaran secara
optimal sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
7. Praktek Mengajar 1 memiliki kemampuan dalam
melaksanakan pembelajaran secara
optimal sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
8. Praktek Mengajar 1 memiliki kemampuan dalam
melaksanakan pembelajaran secara
optimal sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
9. Praktek Mengajar 1 memiliki kemampuan dalam
melaksanakan pembelajaran secara
optimal sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
10. Praktek Mengajar 2 memiliki kemampuan dalam
melaksanakan pembelajaran secara
optimal sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
11. Praktek Mengajar 2 memiliki kemampuan dalam
melaksanakan pembelajaran secara
optimal sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
12. Praktek Mengajar 2 memiliki kemampuan dalam
melaksanakan pembelajaran secara
optimal sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
13. Praktek Mengajar 2 memiliki kemampuan dalam
melaksanakan pembelajaran secara
optimal sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
14. Praktek Mengajar 2 memiliki kemampuan dalam
melaksanakan pembelajaran secara
optimal sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
15. Praktek Mengajar 2 memiliki kemampuan dalam
melaksanakan pembelajaran secara
optimal sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
16. Laporan Hasil Observasi Memiliki keterampilan dalam
Kelompok menyajikan analisis hasil observasi
terkait praktek pembelajaran di
sekolah

C. RINCIAN CAPAIAN, INDIKATOR DAN DESKRIPSI MATERI


Pertemuan ke-1
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memahami Hakekat, Fungsi, Tujuan dan Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Mikro
2. Indikator:
Menjelaskan dan mendefinisikan tentang hakekat, fungsi, tujuan dan prinsip-
prinsip dalam pembelajaran mikro
3.Uraian Singkat Materi:

PEMBELAJARAN MIKRO TEACHING


(Pertemuan ke-01)

A. Hakekat Pembelajaran Mikro


Micro Teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti kecil, terbatas, sempit dan
teaching berarti mengajar. Jadi, Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang
dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka, dengan
memperkecil jumlah murid, waktu, bahan mengajar dan membatasi keterampilan mengajar
tertentu, akan dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri calon guru
secara akurat. J.Cooper & D.W. Allen ( 1971, h. I ) mengatakan bahwa Pengajaran mikro
adalah studi tentang suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah
tertentu, yakni selama empat atau sampai dua puluh menit dengan jumlah siswa sebanyak tiga
sampai sepuluh orang.bentuk pengajaran di sederhanakan, guru hanya memfokuskan diri hanya
pada beberapa aspek.pengajaran berlangsung dalam bentuk sesungguhnya, hanya saja
diselenggarakan dalam bentuk mikro. membahas tentang pengertian pengajaran mikro,
sejarahnya, rasional, penggunaan pengajaran mikro dan efektivitas pengajaran mikro, serta
rangkuman penelitian.
Konsep micro teaching menurut berbagai sumber diantaranya :
-Menurut Sadirman (Interaksi Motivasi Belajar Mengajar) micro teaching adalah suatu
tindakan atau kegiatan latihan belajar-mengajar dalam situasi laboratoris.
-Roestiyah (1991) mengemukakan bahwa pengajaran mikro (micro teaching) adalah salah
satu kegiatan mengajar dimana segalanya dikecilkan atau disederhanakan.
-Allen dan Ryan (1969) membuat suatu kesimpulan bahwa micro teaching itu tetap sebagai
"real teaching",tetapi dalam bentuk mikro sehingga mudah dikontrol.Bentuk mikro ini
mencakup hampir semua komponen dalam belajar mengajar, yakni : jumlah peserta
didik,waktu,bahan pengajaran, serta jenis keterampilan mengajar dilatihkan. (siti-
microteaching.blogspot.com/.../pengertian-dan-tujuan-micro-teachin...)
Calon guru yang melakukan real class room teaching akan berdampak cukup signifikan
memenuhi maksud proses belajar mengajar. Dengan demikian, calon guru harus langsung di
depan kelas berhadapan dengan 30 siswa atau lebih, untuk menyampaikan pesan atau misi
satuan pelajaran yang padat dan kompleks, maka akan dirasakan sebagai beban yang berat.
Sebab pada hakikatnya ia sendiri baru belajar untuk mengajar.
Sistem pengajaran kelas telah mendudukkan guru pada satu tempat yang sangat
penting, karena guru yang memulai dan mengakhiri setiap interaksi belajar mengajar yang
diciptakannya. dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar perlu adanya beberapa
keterampilan mengajar. cara untuk menumbuhkan interaksi ini adalah dengan mengajukan
pertanyaan atau permasalahan kepada siswa. Tetapi satu hal yang lebih penting ialah
kemampuan guru dalam menyediakan kondisi yang memungkinkan terciptanya hal tersebut
memiliki kemampuan untuk :
1. Menghargai siswa sebagai insan pribadi dan insan sosial yang memiliki hakikat dan harga
diri sebagai manusia.
2. Menciptakan iklim hubungan yang intim dan erat antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa.
3. Menumbuhkan gairah dan kegembiraan belajar di kalangan siswa
4. Kesediaan dalam membantu siswa.
5. Aktivitas siswa yang bersifat negatif dalam arti mengganggu berlangsungnya proses belajar
mengajar perlu segera dihentikan. Siswa yang bermain sendiri atau mengganggu teman
yang lain atau berusaha menarik perhatian kelas, penting untuk mendapatkan perhatian
guru. Ucapan yang dapat digunakan misalnya: tenang! Perhatikan kemari!, jangan ramai!,
dan lain sebagainya. (https://beni64.wordpress.com/2008/10/28/materi-1-teaching-skill-1/)
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks karena melibatkan beberapa
unsur atau komponen secara terpadu untuk mencapai tujuan :
Ketrampilan seorang guru selain menguasai materi juga harus menguasai ketrampilan sebagai
berikut :
1. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran
2. Ketrampilan menghadapi siswa
3. Ketrampilan menggunakan metode dan media secara tepat
4. Ketrampilan mengelola lingkungan pembelajaran
5. Ketrampilan menjelaskan pembelajaran
6. Ketrampilan bertanya
7. Ketrampilan memberikan penguatan
8. Ketrampilan menggunakan variasi ( https://tanggem.wordpress.com/.../hakekat-
pembelajaran-mikro-teaching/)

B. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Mikro


1. Tujuan Pembelajaran Mikro
Tujuan Umum Pengajaran Mikro (Micro Teaching) adalah untuk memberikan
kesempatan kepada Mahasiswa (calon Guru/Dosen) untuk berlatih mempraktikkan
beberapa Keterampilan Dasar Mengajar di depan teman – temannya dalam suasana yang
Constructive, Supportive, dan Bersahabat sehingga mendukung kesiapan Mental,
Keterampilan dan Kemampuan Performance yang ter-Integrasi untuk Bekal Praktik
Mengajar sesungguhnya di sekolah/institusi pendidikan.
(https://tanggem.wordpress.com/.../hakekat-pembelajaran-mikro-teaching/) Tujuan
umum pengajaran mikro adalah mempersipkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi
pekerjaan mengajar sepeenuhnya di muka kelas dengan memiliki pengetahuan,
keterampilan, kecakapan dan sikap sebagai guru yang professional. Adapun tujuan khusus
pengajaran mikro sebagai berikut :
a. Menganalisis tingkah laku mengajar kawan sejawat dan dirinya sendiri.
b. Mempraktikkan berbagai teknik mengajar dengan benar dan tepat.
c. Mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif dan efisien.
(ilukmana.blogspot.com/2011/.../tujuan-dan-manfaat-pengajaran-mikro.h...)
Adapun tujuan khusus Pengajaran Mikro (Micro Teaching) antara lain sebagai
berikut
a. Mahasiswa terampil untuk membuat Persiapan Mengajar,
b. Membentuk Sikap Profesional sebagai calon Guru/Dosen,
c. Berlatih menjadi guru yang bertanggung jawab dan berpegang kepada Etika keguruan,
d. Dapat menjelaskan Pengertian Micro Teaching,
e. Dapat berbicara di depan kelas secara runtut dan runut sehingga mudah dipahami oleh
audience atau peserta didik,
f. Terampil membuka dan menutup pelajaran,
g. Dapat bertanya secara benar,
h. Dapat memotivasi belajar siswa/peserta didik,
i. Dapat membuat variasi dalam mengajar,
j. Dapat menggunakan alat-alat / media pembelajaran dengan benar dan tepat,
k. Dapat mengamati keterampilan keguruan secara obyektif, sistematis, kritis dan praktis,
l. Dapat memerankan sebagai Guru/Dosen , Supervisor, Peserta Didik, maupun
sebagai Observer dengan baik,
m. Dapat menerapkan teori Belajar dan Pembelajaran dalam suasana Didaktis, Paedagogis,
Metodik dan Andragogis secara tepat dan menarik,
n. Berlatih membangun rasa percaya diri,
(https://tanggem.wordpress.com/.../hakekat-pembelajaran-mikro-teaching/)
2. Manfaat Pembelajaran Mikro
Manfaat pengajaran mikro bagi calon guru diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan
dasar mengajar secara terpisah.
b. Dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajar sebelum terjun ke kelas yang
sebenarnya.
c. Memberikan kemungkinan untuk mendapatkan berbagai maccam keterampilan dasar
mengajar lain serta memahami kapan dan bagaiman keterampilan itu diterapkan.
(ilukmana.blogspot.com/2011/.../tujuan-dan-manfaat-pengajaran-mikro.h...)
Brown dan Ametrong (1975), mencatat hasil Riset tentang Manfaat Pengajaran
Mikro (Micro Teaching) sebagai berikut :
a. Korelasi antara Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dan Praktik Keguruan sangat
tinggi.
Artinya : Calon Guru/Dosen yang berpenampilan baik dalam Pengajaran Mikro (Micro
Teaching), akan baik pula dalam Praktik mengajar di kelas.
b. Praktikan yang lebih dulu menempuh program Pengajaran Mikro (Micro Teaching)
ternyata lebih baik/lebih terampil dibandingkan praktikan yang tidak mengikuti
Pengajaran Mikro (Micro Teaching).
c. Praktikan yang menempuh Pengajaran Mikro (Micro Teaching) menunjukkan prestasi
mengajar yang lebih tinggi.
d. Bagi Praktikan yang telah memiliki kemampuan tinggi dalam pengajaran, Pengajaran
Mikro (Micro Teaching) kurang bermanfaat.
e. Setelah mengikuti Pengajaran Mikro (Micro Teaching), praktikan dapat menciptakan
interaksi dengan siswa secara lebih baik.
f. Penyajian model rekaman mengajar lebih baik daripada model lisan sehingga lebih
signifikan dengan keterampilan mengajar.
(https://tanggem.wordpress.com/.../hakekat-pembelajaran-mikro-
teaching/).

C. Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Mikro


Pelaksanaan microteaching perlu memperhatikan beberapa prinsip. Neeraja,K.P.
mengemukakan empat prinsip dari microteaching, yaitu: Enforcement, Practice and
drill, Continuity, Mroscopic supeicrvision [1]. Berikut ini dijelaskan prinsip-prinsip
tersebut.
1. Enforcement
Umpan balik (feedback), dan re-teaching, akan membuat pembelajaran menjadi
sempurna.
2. Practiceanddrill
Mengajar adalah keterampilan yang kompleks yang membutuhkan latihan dan praktek
yang konsisten. Latihan dilakukan terhadap setiap tugas atau keterampilan kecil.
Dengan latihan yang konsisten akan memperoleh penguasaan keterampilan
mengajar yang utuh.
3. Continuity
Microteachig merupakan proses yang berkesinambungan: teaching-feedback-re-
teaching-feedback sampai kesempurnaan tercapai.
4. Mroscopicsupeicrvision
Supervisor memiliki jadwal observasi untuk membimbing dan membuat penilaian
pada skala penilaian tertentu. Supervisor mengamati semua poin penting, memberikan
perhatian penuh pada satu titik pada suatu waktu.
(mitraikhtiar.blogspot.com/2013/.../apa-dan-bagaimana-microteaching.ht...)
:

Pertemuan ke-2
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memahami dan Mengembangkan Keterampilan Dasar Mengajar
2. Indikator:
Mendefinisikan dan mendemonstrasikan keterampilan dasar mengajar
3. Uraian Singkat Materi:

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR


A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Istilah mengajar sering digandengkan dengan istilah belajar, atau sebaliknya belajar
selalu digandengkan dengan mengajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat majemuk “kegiatan
belajar-mengajar (KBM), proses belajar mengajar (PBM), dan untuk menyebut kedua istilah
tersebut, saat ini disatukan menjadi “pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut
“pembelajaran” itu berarti menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan dua unsur: 1) belajar;
2) mengajar. Mengajar merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh guru,
dosen,instruktur, atau widyaiswara dalam mengatur dan mengelola lingkungan belajar untuk
mendorong aktivitas belajar siswa/pembelajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa/pebelajar merespon lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru,dosen,
instruktur, atau widyaiswara, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang akan
diajarkan (what to teach), 2) menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya
(haw to teach). Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap
guru, dosen, instruktur,atau widyaiswara, kerena dengan keterampilan dasar mengajar bahwa
mengajar bukan sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek
yang lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan,dan nilai-
nilai.Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang
bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen,
instruktur, atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan
profesional (As. Glicman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa kemamapuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus
dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau widyaiswaradalam
melaksanakan tugas mengajarnya.
B. Prinsip-prinsip pelaksanaan keterampilan dasar mengajar
Kesesuaian atau relevan yaitu dalam memilih dan menentukan unsur-
unsur jenis keterampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan harusmemperhatikan dan
disesuaikan dengan seluruh komponen pembelajaran. Penyesuaian ini sangat penting, agar dalam
menerapkan setiap unsu rpembelajaran tersebut dapat lebih meningkatkan kualitas proses dan
hasil pembelajaran. Misalnya ketika menerapkan keterampilan memberikan stimulus melalui
penggunaan multi media dan metode yang bervariasi,hendaknya penggunaan tersebut
disesuaikan dengan tujuan (kompetensi) pembelajaran yang ingin dicapai, sesuain dengan
kondisi siswa, materi pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran lainnya baiki intern maupun
ekstern.

C. Keterampilan Dasar Mengajar Yang Harus Dikuasai Guru


1. Keterampilan Bertanya
“Bertanya” adalah bahasa verbal untuk meminta respon siswa baik berupa pengetahuan,
pendapat, atau pun sekedar mengembalikan konsentrasi siswa yang terdestruc oleh berbagai
kondisi selama KBM berlangsung. Dalam proses belajar mengajar, “Bertanya” memainkan
peranan penting sebab “Bertanya” dapat menjadi stimulus yang efektif untuk mendorong
kemampuan berpikir siswa.
Tujuan guru mengajukan pertanyaan antara lain adalah :
• Menimbulkan rasa ingin tahu
• Merangsang fungsi berpikir
• Mengembangkan keterampilan berpikir
• Memfokuskan perhatian siswa
• Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
• Menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya
2. Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun
non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
siswa, bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima (siswa),
atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon
terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut. Teknik pemberian penguatan dalam KBM yang bersifat verbal dapat dinyatakan
melalui pujian, penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan non verbal dapat
dinyatakan melalui gesture, mimic muka (ekspresi), penguatan dengan cara mendekati,
penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, dll.
3. Keterampilan mengadakan variasi
“Variasi” dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai perubahan dalam proses
interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini, “variasi” merujuk pada tindakan dan perbuatan
guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Tujuan utama dari “variasi” dalam
kegiatan pembelajaran ini adalah untuk mengurangi rasa boring yang membuat siswa tidak lagi
fokus pada prose KBM yang sedang berlangsung. Untuk itu guru perlu melakukan berbagai
“variasi” sehingga perhatian siswa tetap terpusat pada pelajaran. Beberapa “variasi” yang dapat
dilakukan guru selama proses KBM diantaranya adalah: penggunaan variasi suara (teacher
voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence),
kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gesture/gerak tubuh, ekspresi wajah
guru, pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement), variasi
penggunaan media dan alat pengajaran, dll.
4. Keterampilan menjelaskan
“Menjelaskan” adalah menyajikan informasi secara lisan, dengan sistematika yang runut
untuk menunjukkan adanya korelasi/hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Dan
penyajian, merupakan suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan
balikan/feedback. Kegiatan “menjelaskan” dalam proses KBM bertujuan untuk membantu siswa
memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dll, secara obyektif; membimbing siswa
memahami pertanyaan; meningkatkan keterlibatan siswa; memberi kesempatan pada siswa untuk
menghayati proses penalaran serta memperoleh feedback tentang pemahaman siswa. Apabila
seorang guru menguasai “keterampilan menjelaskan” maka guru akan lebih mudah mengelola
waktu dalam menyajikan materi, sehingga menjadi lebih efektif memanage waktu. Selain itu
penjelasan yang runut dan sistematis akan memudahkan siswa dalam memahami materi, yang
pada gilirannya akan memperluas cakrawala pengetahuan siswa, bahkan mungkin penjelasan
guru yang sistematis dan mendalam akan dapat membantu mengatasi kelangkaan buku sebagai
sarana dan sumber belajar (mengingat guru adalah salah satu sumber belajar bagi siswa).
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a. Membuka Pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan
yang dilakukan oleh guru dalam proses KBM untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar
mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari, dan usaha tersebut diharapkan
akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar. Komponen ketrampilan membuka
pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui
berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari.
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh
pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal
pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika
guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.
b. Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri proses
KBM. Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik
mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan closing yang baik dan tidak tergesa-gesa. Jangan
lupa sertakan pula doa. “Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup pelajaran:
Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran
yang sudah disampaikan. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya. Waktu menutup
pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru
dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat
merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang
akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat
mengambil bagian dalam pelajaran mendatang. Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-
muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat.
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan
dalam proses KBM. Dalam diskusi kelompok, siswa dalam tiap kelompok kecil dapat bertukar
informasi dan pengalaman, melakukan pengambilan keputusan bersama, serta belajar melakukan
pemecahan masalah (problem solving). Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

7. Keterampilan mengelola kelas


guru harus terampil menciptakan suasana belajar yang kondusif serta mampu menjaga dan
mengembalikan kondisi belajar yang optimal, meminimalisir gangguan yang mungkin terjadi
selama proses KBM, sehingga siswa dapat fokus pada KBM yang berlangsung. Dalam
melaksanakan keterampilan mengelola kelas, guru perlu memperhatikan komponen ketrampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
(bersifat prefentip seperti: kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan
pelajaran) dan keterampilan yang bersifat represif, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan
respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Jumlah siswa dalam bemtuk pengajaran seperti ini berkisar 3 sampai 8 orang untuk setiap
kelompok kecil, dan 1 orang untuk perseorangan. Terbatasnya jumlah siswa dalam pengajaran
bentuk ini memungkinkan guru memberikan perhatian secara optimal terhadap setiap siswa.
Hubungan antara guru dan siswa pun menjadi lebih akrab, demikian pula hubungan antar siswa.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa format mengajar seperti ini ditandai oleh adanya
hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya
kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya,
adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta
adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran
kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta
waktu dan fasilitas yang tersedia.
Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini adalah: Ketrampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan
memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
(https://asepfirman17.wordpress.com/.../8-keterampilan-dasar-mengajar-y...)

D. Pentingnya Keterampilan Dasar Mengajar Guru


Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1, guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara itu, tenaga pendidik adalah
pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan,
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai
tenaga professional setara dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Karena sebagai tenaga profesional, maka seorang pendidik harus mempunyai kompetensi
tertentu disyaratkan. Kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh tenaga pendidik dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut UU seorang pendidik harus mempunyai empat
kompetensi, yaitu pedagogis, kepribadian, sosial, dan professional. Kompetensi pedagogis adalah
kemampuan seorang pendidik mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta
menjadi teladan peserta didik, kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik, teman sejawat, dan
masyarakat sekitar, sementara kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam. Secara eksplisit empat kompetensi ini agaknya hanya
ditekankan bagi seorang guru, namun sebenarnya juga berlaku bagi seorang dosen. Bahwa siapa
pun yang akan menjadi tenaga pendidik, dosen ataupun guru, seharusnya mempunyai empat
kompetensi di atas.
Setiap tenaga pendidik harus mempunyai kemampuan menyampaikan materi yang dimiliki
kepada peserta didik secara tepat. Untuk itu, pemahaman tentang konsep pendidikan, belajar dan
psikologi orang dewasa perlu dimiliki seorang tenaga pendidik. Sebab, kita mungkin sering
mendengar ada seorang tenaga pendidik yang sangat diakui keilmuannya namun ketika mengajar
di kelas sama sekali tidak dipahami oleh peserta didik. Ada dua kemungkinan yang
menyebabkan hal ini, yaitu peserta didik yang di bawah standar atau tenaga pendidik yang tidak
memahami audiens. Dalam ilmu pendidikan, kemungkinan yang kedua lebih menjadi penyebab
utama. Bahwa seorang tenaga pendidik seharusnya lebih mengenal peserta didik dan tahu cara
bagaimana menyampaikan materi secara tepat.
Bertolak dari kasus tersebut, sudah seharusnya seorang tenaga pendidik dan calon tenaga
pendidik mempunyai kemampuan pedagogis agar apa yang disampaikan di kelas dapat dipahami
oleh peserta didik yang pada akhirnya dapat mencerahkan mereka. Kemampuan pedagogis yang
dimaksud di sini antara lain terkait dengan metode pembelajaran, teknik mengelola kelas,
menggunakan media, teknik mengevaluasi sampai melakukan refleksi proses pembelajaran.
Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa mengajar adalah bukan sekedar proses
penyampaian atau penerusan pengetahuan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks,
yaitu penggunaan secara `integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan.
Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan
diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti secara simultan
dipengarhi oleh semua komponen belajar-mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu tujuan
yang ingin dicapai, pesan yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar,
serta yang tidak pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi seorang
guru/dosen sebagai pendidik.
Kompetensi dasar mengajar dalam tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai pengetahuan dasar
pembelajaran yang perlu dipahami seorang tenaga pendidik. Sebagai sebuah kemampuan
minimal, maka seorang tenaga pendidik harus mampu melakukan inovasi dan kreatifitas dalam
pembelajaran. Terlebih bahwa jika yang dihadapi adalah manusia dewasa yang sudah
mempunyai pengetahuan dan kemandirian berpikir meskipun masih perlu pendampingan dan
mitra belajar. Untuk itu, semangat terus belajar dan menambah wawasan tentang kependidikan
harus dilakukan seorang tenaga pendidik, apa pun pelajaran/matakuliah yang diampu dan apa
pun latar belakang pendidikannya, termasuk tenaga pendidik yang berlatar belakang
kependidikan.
(sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/.../keterampilan-dasar-mengajar.ht...)

Pertemuaan ke-3
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan
Memahami dan Mampu Membuat Perencanaan Pembelajaran
2. Indikator:
Menguraikan dan mengurutkan pengembangan RPP
3. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-4
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memilki Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Praktek Mengajar 1
2. Indikator:
Observasi proses, dan penilaian kinerja
3. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-5
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
2. Memilki Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Praktek Mengajar 1
3. Indikator:
4. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-6
1. Kemamuan Akhir yang diharapkan:
Memilki Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Praktek Mengajar 1
2. Indikator:
Observer proses, dan penilaian kinerja mahasiswa
3. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-7
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memilki Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Praktek Mengajar 1
2. Indikator: Observer proses, dan penilaian kinerja mahasiswa
3. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-8
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memilki Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Praktek Mengajar 1
2. Indikator: Observer proses, dan penilaian kinerja mahasiswa
3. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-9
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memilki Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Praktek Mengajar 1
2. Indikator: Observer proses, dan penilaian kinerja mahasiswa
3. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-10
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memilki Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Praktek Mengajar 2
2. Indikator: Observer proses, dan penilaian kinerja mahasiswa
3. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-11
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memilki Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Praktek Mengajar 2
2. Indikator: Observer proses, dan penilaian kinerja mahasiswa
3. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-12
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memilki Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Praktek Mengajar 2
2. Indikator: Observer proses, dan penilaian kinerja mahasiswa
3. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-13
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memilki Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Praktek Mengajar 2
2. Indikator: Observer proses, dan penilaian kinerja mahasiswa
3. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-14
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memilki Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Praktek Mengajar 2
2. Indikator: Observer proses, dan penilaian kinerja mahasiswa
3. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-15
4. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memilki Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Praktek Mengajar 2
5. Indikator: Observer proses, dan penilaian kinerja mahasiswa
6. Uraian Singkat Materi:

Pertemuan ke-16
7. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
Memilki Keterampilan dalam menyajikan observasi terkait pembelajaran di
sekolah sasaran
8. Indikator: Laporan Hasil Observasi ke sekolah, SMP/MTs dan SMA/MA
9. Uraian Singkat Materi:

Anda mungkin juga menyukai