7904 18152 1 PB
7904 18152 1 PB
Abstract: Pancasila values must be known, understood, and implemented by the nation of
Indonesia in daily life to be able to realize the goal of realizing the proclamation of
independence. However, in the present knowledge, understanding of the next generation of the
nation against the values that are contained in the Pancasila, the more degraded and eroded
by the battle of the new values that are not in accordance with the nation's identity. The
problem of understanding resulted in the start of abandoned and forgotten Pancasila.
Therefore, the implementation required values of Pancasila in order to be referable to the
people of Indonesia in answering the various question facing current and future, both issues
that come from within and from outside. before the success of the implementation we do the
values of Pancasila, Pancasila, alienation from the real life of the nation of Indonesia..
Abstrak: Nilai-nilai Pancasila haruslah diketahui, dipahami, dan diimpelmentasikan oleh bangsa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat mewujudkan mewujudkan cita-cita
proklamasi kemerdekaan. Namun, pada saat ini pengetahuan, pemahaman generasi penerus
bangsa terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, semakin terdegradasi dan terkikis
oleh derasnya nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Permasalahan
pemahaman ini mengakibatkan mulai ditinggalkan dan dilupakan Pancasila. Oleh sebab itu,
diperlukan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila agar dapat dijadikan acuan bagi bangsa Indonesia
dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi saat ini dan yang akan datang, baik persoalan
yang datang dari dalam maupun dari luar. sebelum keberhasilan kita melakukan reaktualisasi
nilai-nilai Pancasila tersebut menyebabkan keterasingan Pancasila dari kehidupan nyata bangsa
Indonesia.
123
124 JURNAL BHINNEKA TUNGGAL IKA, VOLUME 5, NOMOR 2, NOVEMBER 2018
mudah dihindari karena pandangan Pancasila dari itu, seorang ahli sejarah, Rutgers,
bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan mengatakan, “Dari semua negara-negara Asia
keseimbangan, keselarasan, dan keserasian Tenggara, Indonesia-lah yang dalam
sehingga perbedaan apapun yang ada dapat Konstitusinya, pertama-tama dan paling tegas
dibina menjadi suatu pola kehidupan yang melakukan latar belakang psikologis yang
dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang sesungguhnya daripada revolusi melawan
berada dalam satu keseragaman yang kokoh penjajah. Dalam filsafat negaranya, yaitu
(Muzayin, 1992:16). Pancasila, dilukiskannya alasan-alasan secara
Dengan peraturan yang berlandaskan lebih mendalam dari revolusi-revolusi itu
nilai-nilai Pancasila, maka perasaan adil dan (Latif, 2011: 47). Dari pendapat tersebut,
tidak adil dapat diminimalkan. Hal tersebut Indonesia pun pernah merasakan
dikarenakan Pancasila sebagai dasar negara berkembangnya nilai-nilai ideologi-ideologi
menaungi dan memberikan gambaran yang besar dunia berkembang dalam gerak tubuh
jelas tentang peraturan tersebut berlaku untuk pemerintahannya.
semua tanpa ada perlakuan diskriminatif bagi
siapapun. Oleh karena itulah, Pancasila Makna Yang Terkandung Pada Nilai-nilai
memberikan arah tentang hukum harus Dalam Pancasila
menciptakan keadaan negara yang lebih baik
dengan berlandaskan pada nilai-nilai Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, (Nilai Ketuhanan), yaitu:
kerakyatan, dan keadilan. Dengan demikian, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
diharapkan warga negara dapat memahami merupakan “roh” sekaligus dasar dari
dan melaksanakan Pancasila dalam kehidupan keempat sila lainnya. Ketuhanan Yang Maha
sehari-hari, dimulai dari kegiatan-kegiatan Esa bermakna bahwa Bangsa Indonesia
sederhana yang menggambarkan hadirnya adalah Negara yang monotheisme percaya
nilai-nilai Pancasila tersebut dalam terhadap Tuhan yang satu bukan sebaliknya.
masyarakat. Misalnya saja, masyarakat selalu Dengan kata lain, negara Indonesia
bahu-membahu dalam ikut berpartisipasi berlandaskan agama.
membersihkan lingkungan, saling menolong, Pancasila dengan sila pertamanya,
dan menjaga satu sama lain. Hal tersebut adalah sebuah falsafah yang sesuai dan
mengindikasikan bahwa nilai-nilai Pancasila bersahabat dengan agama. Oleh karenanya,
telah terinternalisasi dalam kehidupan sudah seharusnya sebagai Insan yang beriman
bermasyarakat. dan bertakwa kepada Allah dengan
mendirikan perintahnya guna meningkatkan
Pancasila sebagai Ideologi Negara kesalehan kita. Kita sebagai bangsa Indonesia
Pancasila sebagai ideologi Indonesia sudah sepatutnya menyadari realitas
mempunyai ajaran-ajaran yang memang kemajemukan Indonesia sebagai sebuah
mengandung nilai-nilai yang terkandung berkah dari Allah, yang perlu dikembangkan
dalam ideologi lain. Ajaran yang dikandung dan dilestarikan. Keberagaman semestinya
Pancasila bahkan dipuji oleh seorang filsuf tidak bersifat hierarkis, melainkan egaliter,
Inggris, Bertrand Russel, yang menyatakan dan oleh karena itu berimplikasi pada nilai
bahwa Pancasila sebagai sintesis kreatif antara etis toleransi. Sebagai umat beragama yang
Declaration of American Independence (yang beriman dan bertakwa kepada Allah, sudah
merepresentasikan ideologi demokrasi semestinya kita menanamkan nilai-nilai
kapitalis) dengan Manifesto Komunis (yang kebenaran, kebaikan, kejujuran, dan
mereprensentasikan ideologi komunis). Lebih
126 JURNAL BHINNEKA TUNGGAL IKA, VOLUME 5, NOMOR 2, NOVEMBER 2018
kemuliaan dalam diri, sehingga meningkatkan dapat menjadi kuat karena terbangun dari
moral bangsa. jalinan keberagaman yang harmonis.
Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin
(Nilai Kemanusiaan) oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Nilai yang terkandung dari sila kedua Permusyawaratan/Perwakilan, yaitu:
pancasila adalah nilai kemanusiaan. Konstitusi mengamanatkan untuk
Kemanusiaan yang dimaksud adalah manusia newujudkan negara yang demokratis, yang
yang adil dan beradab, menjunjung tinggi mana kedaulatan diserahkan sepenuhnya
nilai-nilai keadilan dan martabat manusia kepada rakyat. Nilai yang terkandung Sila
sebagai makhluk Tuhan, yang diwujudkan keempat pancasila adalah pedoman
dalam semangat saling menghargai, toleran, berdemokrasi Indonesia. Namun bagaimana
yang dalam perilaku sehari-hari didasarkan cara mengimplementasikan demokrasi
pada nilai-nilai moral yang tinggi, serta untuk Indonesia masih dalam tahap pencarian
kepentingan bersama. Dengan meng- identitas. Sejak merdeka, Indonesia telah
implementasikan sila kedua ini diharapkan melalui be-berapa tahapan demokrasi, yaitu
bahwa permaslahan yang dialami bangsa saat demokrasi masa revolusi, demokrasi
ini seperti tidak adanya toleransi, konflik antar parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi
golongan, pengangguran, kemiskinan, mafia era orde baru dan demokrasi era reformasi.
kasus, korupsi, diskriminasi dan kesenjangan Bagaimana dasar demokrasi khas
sosial, tindakan kekerasan, baik secara Indonesia, dikemukakan oleh Soekarno di
vertikal maupun horizontal, dapat teratasi. depan sidang BPUPKI 1 Juni 1945. Soekarno
berpidato, “… Dasar itu ialah dasar mufakat,
Sila Ketiga: Persatuan Indonesia, yaitu: dasar perwakilan, dasar permusyawaratan.
Indonesia adalah Negara yang kaya Negara Indonesia bukan satu negara untuk
akan keberagaman suku, agama, bahasa, satu orang, bukan negara untuk satu golongan,
budaya, dan ras. Namun dengan terbentuknya walaupun golongan kaya. Tetapi kita
NKRI, dimulailah komitmen bersama untuk mendirikan negara, „satu untuk semua‟, satu
terus membentengi keberagaman itu untuk buat semua, semua buat satu. Saya yakin
mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya
sejahtera. Itulah makna yang terkandung dari negara Indonesia ialah per-musyawaratan
sila persatuan Indonesia. Sesuai dengan perwakilan” (Amin Arjoso ed. 2002, hal 25
konstitusi tujuan negara ialah berkewajiban dalam Oetama, dkk). Dengan kata lain
memberikan perlindungan kepada segenap demokrasi Indonesia adalah musyawarah
tumpah darah Indonesia dan seluruh isinya mufakat. Namun, dalam kenyataannya,
dengan semangat persatuan tersebut. pelaksanaan praktik politik di Indonesia
Perlakuan yang sama pada seluruh warga belum mengutamakan permusyawaratan
dimananapun berada haruslah dilakukan oleh untuk mufakat. Sebaliknya, tren baru yang
pemerintah tanpa memandang latar belakang berkembang pada saat ini mengarah pada
suku, ras, budaya, maupun agamanya. Warga demokrasi transaksional. Uang menjadi
negara dalam semangat kebersamaan kekuatan dalam menguasai politik, kelompok
seharusnya melakukan tindakan yang tetap yang memiliki uang yang berlimpah yang
menunjukkan sikap dan perbuatan yang akan menguasai dan memenangkan
NKRI untuk kebahagiaan dan kemajuan perpolitikan. Inilah yang pada akhirnya
bersama. Semangat persatuan inilah yang dikhawatirkan akan memberikan negara
harus terus dijaga agar NKRI tetap eksis, dan kepada kendali suatu kelompok tertentu.
Urgensi Memahai dan.....Wendy Anugrah Octavian 127