Asuhan Keperawatan Jiwa Waham
Asuhan Keperawatan Jiwa Waham
KLIEN DENGAN
GANGGUAN ALAM PERASAAN (WAHAM)
Oleh:
1. LOREN JUKSEN
2. TETI SUMARNI
3. MARZALENA SUSANTI
4. NOVITARIA MEILINA S.
5. RIKA SUKRIZAL
6. DENSI ANGGUN SARI
7. DERTIN
JURUSAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2008
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
(Waham).
terjangkau oleh penulis, maka penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan
kepada Bapak Ns. Witri Handi, S. Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa
dan beberapa pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada saya mendapat imbalan yang
setimpal dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................... 1
A. Pengertian..................................................................................... 3
B. Etiologi......................................................................................... 3
C. Psikopatologi Waham.................................................................. 5
D. Manifestasi Klinis........................................................................ 5
E. Macam-Macam Waham............................................................... 5
G. Diagnosa Keperawatan................................................................. 9
H. Perencanaan.................................................................................. 10
BAB IV PENUTUP
A. Penutup......................................................................................... 29
B. Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang biasa dan yang dilakukan
Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-
ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan
Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau
tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan walaupun hal-hal
itu mustahil.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pengkajian
atau kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang bias dan yang dilakukan
Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-
ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan
Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau
tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan walaupun hal-hal
itu mustahil.
Waham adalah kepercayaan yang salah dan berfikir yang tidak sesuai
dengan orang lain dan kontradiksi dengan realitas sosial (Stuart dan Sundeen,
1995).
B. Etiologi
1. Teori Psikodinamika
Teori psikoanalitik berfokus pada hubungan anak dan orang tua, yang
tidak memuaskan sejak dini, dengan proses berduka yang tak terselesaikan.
selama proses pikir terganggu. Individu menjadi pesimis dan memandang diri
2. Teori Biologi
Karena orang tua yang terlalu pemarah, menuntut dan kaku, tidak
Seseorang yang merasa terancam dengan orang lain, atau dirinya sendiri
persepsi diri atau objek realita melalui manifestasi, kesan terhadap suatu kejadian
lingkungan, sehingga pikiran, perasaan keinginannya yang negatif dan tidak dapat
diterima akan datang dari luar dirinya, akibatnya orang tersebut berusaha untuk
D. Manifestasi Klinis
2. Berpikir bahwa dirinya mendapat kekuatan super dari yang maha kuasa.
7. Ambivalen
E. Macam-Macam Waham
1. Waham agama : yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan.
2. Waham kebesaran : yaitu keyakinan klien yang berlebihan terhadap dirinya
atau kekuatannya.
4. Waham curiga : klien yakin bahwa ada orang/sekelompok orang yang sedang
mengancam dirinya.
5. Waham nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia ini/
6. Waham sisip pikir : yaitu klien yakin bahwa orang lain mengetahui isi
tersebut.
7. Waham kontrol pikir : yaitu klien yakin bahwa pikirannya dikontrol oleh
kekuatan luar.
Pengkajian :
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
berkepanjangan.
c. Interaksi
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor internal
b. Faktor eksternal
c. Faktor biokimia
3. Faktor perilaku
a. Dimensi fisik
5) Perilaku destruktif
c) Pembunuhan
b. Dimensi emosional
6) Merasa bersalah
7) Bermusuhan
c. Dimensi sosial
2) Curiga
4. Mekanisme koping
sebagai harapan.
G. Diagnosa Keperawatan
Pohon Masalah
Kerusakan Akibat
komunikasi verbal
Diagnosa Keperawatan :
2. Perubahan proses pikir waham berhubungan dengan harga diri rendah kronis.
H. Perencanaan
terpenuhi
Perencanaan :
perawatan diri.
kronis
perawat
yang dimiliki
Perencanaan :
sakit.
sesuai kemampuan.
TINJAUAN KASUS
I. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 34 Tahun
Agama : Islam
Klien diantar oleh keluarga dan orang tua klien ke Rumah Sakit Jiwa, dan
hal-hal yang terlalu mewah dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien,
ini klien belum pernah melakukan pengobatan. Saat ini klien tinggal bersama
kedua orang tuanya. Setelah ditinggal pergi oleh istrinya 5 tahun yang lalu,
klien tidak memiliki seorang anakpun dari istrinya ini, klien mengatakan dulu ia
merata. Klien menginginkan sebuah mobil tapi tidak dikabulkan oleh keluarga.
selalu merasa dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang terlalu meawah dan tinggi
yang tidak sesuai dengan keadaan klien, adanya orang yang mau merebut posisi
jabatannya.
Masalah keperawatan :
V. Fisik
a. Tanda-tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
S : 36,5oC
N : 84 kali/menit
RR : 22 kali/menit
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki / perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
: Bercerai
Sejak perceraian Tn. A tinggal dengan ayah dan dua orang saudaranya.
2. Konsep Diri
a. Citra diri
Klien merasa dirinya tampan tanpa ada kecacatan atau kekurangan pada
dirinya.
b. Identitas
Saya adalah seorang pekerja di PT. karet, sekarang saya tidak bekerja
lagi.
c. Peran
Sekarang saya tidak bisa bekerja dan beraktivitas seperti orang yang
lainnya.
d. Ideal diri
e. Harga diri
Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga karena tidak dibelikan mobil.
Masalah keperawatan :
Waham kebesaran
3. Hubungan Sosial
masyarakat.
4. Spiritual
Klien merasa dirinya selalu dilindungi oleh Tuhan, klien selalu mengikuti/
a. Penampilan
Cara berpakaian klien kurang rapi, tapi selalu bersih karena diganti tiap
hari.
b. Pembicaraan
Klien dapat berkomunikasi dengan baik, hanya saja Tn. A tidak mau
Masalah keperawatan :
c. Aktivitas motorik
d. Alam perasaan
pulang.
Masalah keperawatan :
Waham kebesaran.
Masalah keperawatan :
f. Persepsi
Selalu timbul ide-ide baru dari dirinya sendiri dan bercerita dari satu topik
Masalah keperawatan :
Waham kebesaran.
h. Tingkat kesadaran
i. Memori
a. Makan
Frekuensi : 2 x sehari
b. BAB/BAK
BAB : 1x / hari
c. Mandi
e. Mekanisme koping
Masalah
No Data
Keperawatan
1 Data Subjektif : Waham kebesaran
Klien mengatakan adanya orang yang ingin merebut
posisinya.
Data Objektif :
Cerita selalu meninggi bicara spontan dan lambat.
2 Data Subjektif : Harga diri rendah
Saya ingin memiliki mobil
Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga
dan teman-teman
Data Objektif :
Tidak percaya diri
Sering melamun
Dan duduk sendiri
POHON MASALAH
waham kebesaran.
2. Perubahan proses pikir waham kebesaran berhubungan dengan harga diri rendah
kronis.
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. A
Ruang : Murai
Diagnosa Perencanaan
No Tgl Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
30 Kerusakan TUM :
Agustus komunikasi Klien dapat melakukan
2009 verbal komunikasi verbal
berhubungan TUK :
dengan waham 1. Klien dapat 1.1. Klien dapat 1.1.1. Bina hubungan saling percaya 1.1.1. Hubungan saling percaya
membina hubungan mengungkapkan Salam terapeutik sebagai dasar interaksi yang
saling percaya. perasaannya dan Perkenalkan diri terapeutik
keadaan saat ini Jelaskan tujuan interaksi
secara verbal. Ciptakan lingkungan yang
tenang
Buat kontrak yang jelas
Tepati waktu 1.1.2. Meningkatkan orientasi
1.1.2. Jangan membantah dan dukung realita klien dan rasa percaya
waham klien klien
Katakan perawat menerima dan
yakin
Katakan perawat tidak 1.1.3. Waham harus dikenal
mendukung terlebih dahulu oleh perawat
1.1.3. Observasi apakah waham klien agar intervensi efektif.
2. Klien dapat Klien dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
mengidentifikasi menunjukkan 2.1.1. Memberikan hal yang
kemampuan yang kemampuan yang positif atau pengakuan akan
dimiliki dimilikinya. 2.1.1. Beri pujian pada penampilan dan meningkatkan harga diri klien.
Klien dapat kemampuan klien yang realitas. 2.1.2. Meningkatkan/mengingatka
menyebutkan n kembali pengetahuan dan
kelemahan yang 2.1.2. Diskusikan dengan klien kemauan klien
ada pada dirinya. kemampuan yang dimiliki pada waktu 2.1.3. Untuk mengetahui sampai
lalu dan saat ini yang realistis. dimana kebutuhan waham
2.1.3. Jika klien selalu bicara tentang klien
3. Klien dapat 3.1. Klien dapat wahamnya, dengarkan sampai
mengidentifikasi menjelaskan semua kebutuhan waham tidak ada. 3.1.1. Untuk mengetahui apa
kebutuhan yang tidak kebutuhan yang kebutuhan klien.
terpenuhi tidak terpenuhi. 3.1.1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari. 3.1.2. Untuk mengidentifikasi
apa yang menjadi kebutuhan
3.1.2. Diskusikan kebutuhan yang tidak klien dan pemecahan
terpenuhi baik selama di rumah maupun masalahnya.
di rumah sakit. 3.1.3. Agar waham klien tidak
4. Klien dapat 4.1. Klien dapat 3.1.3. Atur situasi agar klien tidak meningkat.
berhubungan dengan bercerita/sesuai mempunyai waktu untuk menggunakan
realitas dengan realitas. wahamnya. 4.1.1. Untuk menghindari waham
4.1.1. Berbicara dengan klien dalam konteks 4.1.2. Agar klien dapat
realitas. berorientasi dengan realitas.
4.1.2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas 4.1.3. Meningkatkan harga diri
kelompok klien sehingga berani bergaul
5. Klien dapat 5.1. Setelah 2 kali 4.1.3. Berikan pujian terhadap tindakan dengan lingkungannya.
dukungan dari pertemuan klien positif yang dilakukan oleh klien.
keluarga dapat membina 5.1.1. Untuk mencegah terjadinya
hubungan dan kembali waham.
dukungan dari 5.1.1. Diskusikan dengan keluarga tentang :
keluarga Gejala waham
Cara merawatnya
Klien dapat minum Lingkungan keluarga, follow up
6. Klien dapat obat tepat waktu, dan
menggunakan obat dosis. 6.1.1. Untuk mencegah terjadinya
dengan benar kesalahan dalam pemberian
Diskusikan dengan keluarga/klien tentang obat.
obat, dosis, frekuensi, efek dan efek 6.1.2. Untuk mengetahui
samping. bagaimana reaksi obat
Diskusikan perasaan klien setelah minum obat terhadap tubuh klien.
2 30 Perubahan TUM :
Agustus proses pikir Klien mampu
2009 waham berhubungan dengan
kebesaran orang lain tanpa merasa
berhubungan rendah diri
dengan harga
diri rendah TUK :
kronis 1. Klien dapat 1.1. Klien dapat 1.1.1. Diskusikan dengan klien kelebihan yang 1.1.1. Mengidentifikasi hal-hal
memperluas menyebutkan ada pada dirinya. positif yang dimiliki klien
kesadaran diri kemampuannya 1.1.2.Beritahu klien bahwa manusia tidak ada 1.1.2. Menghadirkan realitas
2. Klien dapat yang ada setelah 1x yang sempurna, semua memiliki yang ada pada diri klien
menyelidiki dirinya pertemuan. kelebihan dan kekurangan.
3. Klien dapat 1.2. Klien dapat 1.1.3.Anjurkan klien untuk lebih 1.1.3. Memberi kesempatan
mengevaluasi menyukai meningkatkan kelebihan yang ada pada berhasil lebih tinggi.
dirinya. kelemahan pada dirinya.
4. Klien dapat dirinya dan menjadi
membuat rencana halaman untuk
yang realistis mencapai
5. Klien mendapat keberhasilannya.
dukungan dari
keluarga untuk 2.1. Klien dapat 2.1.1.Diskusikan dengan klien ideal dirinya, 2.1.1. Untuk mengetahui sampai
meningkatkan harga menyebutkan cita- apa harapan selama di rumah sakit, dimana realitis dari harapan
dirinya. cita dan harapan rencana klien setelah pulang dan apa klien
yang sesuai dengan cita-cita yang ingin dicapai.
kemampuan setelah 2.1.2.Bantu klien mengembangkan antara 2.1.2. Membantu klien
1 x pertemuan. kemampuan yang dimilikinya. membentuk harapan yang
2.1.3.Beri reinforcement positif terhadap realistis
keberhasilan yang telah dicapai. 2.1.3. Memberi penghargaan
terhadap perilaku positif.
3.1. Klien dapat 3.1.1.Bantu klien mengidentifikasikan atau
menyebutkan keinginan yang berhasil dicapainya. 3.1.1. Mengingatkan klien bahwa
keberhasilan yang 3.1.2.Kaji bagaimana perasaan klien dengan ia tidak selalu gagal.
pernah dialaminya. keberhasilannya tersebut. 3.1.2. Memberi kesempatan
3.2. Klien dapat 3.2.1. Bicarakan kegagalan yang pernah untuk menilai dirinya sendiri.
menyebut dialami klien dan sebab-sebab terjadinya 3.2.1. Mengetahui sejauh mana
kegagalan yang kegagalan. kegagalan tersebut
pernah dialaminya. 3.2.2. Kaji bagaimana respon klien terhadap mempengaruhi klien.
kegagalan tersebut dan cara mengatasi. 3.2.2. Mengetahui koping yang
selama ini yang digunakan
oleh klien
4.1. Klien dapat 4.1.1. Bantu klien untuk merumuskan tujuan
menyebutkan yang ingin dicapai. 4.1.1. Klien tetap realistis
tujuan yang ingin 4.1.2. Diskusikan dengan klien tujuan yang terhadap kemampuan yang
dicapai setelah 1 ingin dicapai. dimilikinya.
kali pertemuan. 4.1.3. Bantu klien memilih prioritas tujuan 4.1.2. Mempertahankan klien
yang akan dicapai. untuk tetap realistis
4.1.3. Agar prioritas yang dipilih
Keluarga dapat 5.1.1. Anjurkan pada keluarga untuk sesuai kemampuan
berespon dan memberi kesempatan berhasil pada
memperlakukan klien. 5.1.1. Memberikan kesempatan
klien secara tepat. 5.1.2. Anjurkan keluarga untuk menerima pada klien untuk sukses.
klien apa adanya. 5.1.2. Membantu meningkatkan
5.1.3. Anjurkan keluarga untuk melibatkan harga diri
klien setiap pertemuan dalam keluarga. 5.1.3. Meningkatkan interaksi
klien dengan keluarga klien
No.
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
30 TUK I 1. Salam terapeutik “Selamat siang pak” (tersenyum) S : Nama saya M, saya suka dipanggil H
Agustus 2009 Memperkenalkan diri O : Suara pelan
13.00-13.30 Berjabat tangan Bicara spontan
Duduk bersebelahan Ekspresi tenang
Membuat kontrak A : Adanya hubungan saling percaya
Menunjukkan sikap empati P : Pertemuan berikutnya klien dapat mengidentifikasi
Nama saya, mahasiswa STIKES Tri Mandiri Sakti kemampuan yang dimiliki.
Bengkulu, praktek di sini selama satu minggu.
TUK 1 Bapak masih ingat apa-apa saja yang sudah kita S : Selamat pagi Bu ....
bicarakan sesuai kontrak ? Klien mengatakan jika saya tidak memiliki mobil jabatan
saya akan diturunkan.
Mengobservasi responden verbal dan non verbal Teman-teman saya sudah pakai mobil semua.
di saat ini. O : Klien menjawab singkat, menunduk, bicara pelan
Mendiskusikan dengan klien macam-macam obat A : Klien mampu mengungkapkan kelebihan dan
yang dimakan CPZ (warnanya kuning orange, Heximer kekurangannya.
(warna kuning), Codameg (warna biru) dimakan 3x sehari. P : Pertemuan berikutnya tentang menyelidiki diri.
PENUTUP
A. Kesimpulan
penuh, atau kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang biasa dan yang
ide-ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan
B. Saran
dalam proses penyembuhan dan mampu merawat pasien di rumah agar tidak
kambuh lagi hari ini. Dikarenakan keluarga sangat besar pengaruhnya dalam
memotivasi pasien untuk cepat sembuh dan meningkatkan harga diri pasien serta
kepercayaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Budi Ana Keliat, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.