Suara alarm berdering begitu nyaring mengusik tidur nyenyak seorang Nathan.
Dia enggan membuka mata namun akhirnya terpaksa ia buka.
“Oh Tuhan!” Nathan kaget melihat jam ternyata sekarang sudah pukul 7 pagi.
Nathan langsung bergegas mandi dan tanpa sarapan ia berangkat kekantor.
Sesampainya Nathan di kantor, Nathan telat mengikuti pertemuan pagi ini
karena telah dimajukan lebih awal dari biasanya dengan alasan Bapak Direktur
ada keperluan diluar kota.
“Permisi, Pak. Saya Boleh masuk?” Tanya Nathan izin kepada bapak direktur
yang memimpin pertemuan.
“Maaf saudara Nathan ini bukan masalah lama atau tidaknya anda terlambat,
namun ini tentang ke konsistenan anda dalam bekerja.” Jelas Bapak direktur
dengan tegas.
Langsung seketika Nathan hanya bisa terdiam dengan wajah pucatnya. Setelah
pertemuan ini selesai Nathan berjalan gontai pergi menuju meja kerja miliknya.
“Memang salah saya, saya semalam bergadang nonton bola, sampai melupakan
project penting yang sangat menguntungkan bagi saya.”
“Oalah harusnya kamu harus lebih mengurangi hobimu.” Sambung Meri sedikit
memberi nasihat.
Penyakit Bini 2
Srekk…. Suara dari lengan seorang lelaki tua diatas meja yang membagikan uang kepada kedua istrinya.
Kedua istri lelaki tua itu tidak menerima karena merasa uang yang diberikan suaminya itu kurang.
Istri yang pertama mengeluh karena kurang untuk biaya make up dirinya. Kemudian, Istri yang kedua
mengeluh karena untuk keperluan anak-anaknya membeli buku yang keinginannya tidak bisa ditunda.
“Ini buat Iis, ini buat Munah” Jelas lelaki itu sambil membagikan uang kepada kedua istrinya.
“Ihh…naha ngan kang sakieu? Euis the kudu beli make up, kudu beli baju, kumaha iyeu? Mana cukup? ”
Tanya Euis kepada suaminya.
“Jaka, Jalu, kalo minta buku mao nya sekarang-sekarang jugeh “ Sambung Munah yang juga merasa
kurang atas uang yang dibagikan suaminya.
“Emang gue pegawai bank?” Tanya lelaki tua kepada kedua istrinya.
“Yahh..Udahlah..geuss..Euis mah terima saja..tedibere juga teu nanaon, da Euis mah Cuma istri ke dua”
Jawab Iis.
“Ihh Is