Anda di halaman 1dari 39

Tokoh:

Senja sebagai tokoh utama


Damian sebagai tokoh utama
Nara sebagai sahabat senja (protagonis)
Arka sebagai sahabat senja (protagonis)
Freya sebagai antagonis to protagonis
Rania sebagai mama Senja
Jeno sebagai papa Senja
Vina sebagai mama Damian
Gian sebagai mama Damian

Latar:
diKampus, diLondon, diHospital, diPemakaman

Konflik:
Orang ketiga, salah paham, overthingking

Ending:
Sad ending
Tentang Senja
Pagi yang cerah, Seorang gadis yang masih
menggulung tubuh dengan selimut tebal. Udara pagi
yang sangat dingin membuatnya malas untuk
melakukan aktivitas, padahal jam terus berlalu kini
sudah jam 8 pagi.

Tok!
Tok!
Tok!
"Senja, bangun! Ini udah jam 8 pagi, kamu gak akan
kuliah nja?" tanya seorang wanita cantik yang ada
dibalik pintu. Rania, dia adalah mamah
nya Senja.

Merasa tidak mendapat jawaban dari Senja, Rania


pun membuka pintu kamar itu dan langsung
membangunkan Senja.

"Nja, bangun! Kamu mau kuliah jam berapa?" tanya


Rania
"Iya mah, bentar 5 menit" jawab Senja dengan
setengah kesadarannya.

Setelah kesadarannya terkumpul, ia mendengus


kesal ketika melihat jam ternyata sudah pukul 8 pagi.
Ia langsung bergegas bangun untuk bersiap siap
kuliah.

.....

"Pagi nja"

Senja langsung tersenyum ketika melihat pria tinggi


itu menyapanya. Arka. Sahabat senja yang sudah
lama bersama selama 5 tahun.

"Pagi ka" balas Senja

Mereka berdua pun masuk ke kelas bersama,


sampai dikejutkan dengan kehadiran seorang
perempuan yang tiba-tiba ada didepan mereka.
"Ngagetin aja si lu" seru Arka kepada perempuan itu.

"Hehe iya iya maap"


Jawab seorang perempuan itu. Nara. sahabat dari
Senja dan Arka, sahabat yang sudah lama bersama
juga selama 5 tahun.

"Iyadeh iya " jawab Arka

Senja hanya terkekeh melihat kelakuan kedua


sahabatnya itu.

.....

Kuliah telah selesai. menyisakan penat bagi Senja,


rasanya ingin cepat sampai rumah untuk
merebahkan tubuh.

Senja masuk kedalam rumah. benar saja, Rania


sedang berada diruang tamu sambil ngobrol dengan
papahnya. Senja menarik bibirnya untuk tersenyum,
kehadiran papahnya yang ditunggu tunggu karena
sudah 4 bulan berada diluar kota untuk proyek
diperusahaanya.

"Senja, apa kabar nak?" tanya pria yang sangat


mirip dengan Senja. Jeno, papahnya Senja

Senja berjalan ke arah Jeno dan langsung


memeluknya.

"Baik, pah. Papah apa kabar?"


"Baik juga dong, papah rindu banget sama kamu
nak.." jawab Jeno
"Senja juga, hampir tiap hari Senja selalu mimpi
papah saking rindunya, hehe" balas Senja

"Iyadeh, bisa aja kamu ini"

Senja melepaskan pelukannya dan duduk disebelah


Rania. "Kok papah datang gak ngabarin aku?"

Jeno terkekeh. "Surprise buat kamu dong."

Senja tersenyum

"Senja, sayang sama mamah papah? tanya Rania

"Kok nanya gitu? jelas sayang banget dong mah"


Jawab Senja dengan sewotnya

"Senja, sekarang usia kamu udah 22 tahun, bentar


lagi kamu juga sudah lulus dan wisuda. Mamah sama
papah ingin sekali liat Senja wisuda, terus Senja
yang bantu Papah lanjutin perusahaan."

"Senja, mungkin ini akan membuat kamu terkejut,


tapi ini juga buat kebaikan kamu nak. Mamah sama
papah menjodohkan kamu dengan anak teman dekat
papah". ungkal Jeno

Senja membulatkan matanya, "dijodohkan?


Maksudnya apa mah, pah?"
"Senja, mamah tahu kamu mungkin belum siap
mendengar ini semua. tapi kami juga yakin kalo ini
adalah yang terbaik buat kamu, kami juga
ingin ada yang melindungi kamu seumur hidupmu
nak.." jelas Rania dengan tatapan sendunya.

"Kalian kan juga sudah melindungi Senja terus mah,


pah." timpal Senja

"Iya kami tahu, tapi kami juga ingin kamu mempunyai


pasangan hidup yang layak untuk kamu, yang bisa
menjaga kamu dengan baik dan menyayangi kamu
dengan sepenuh hati. percayalah orang tersebut
sangat baik dan tidak akan mengecewakan kamu
nak." Jelas Rania dengan penuh keyakinan
"Bukan masalah orangnya baik atau engga mah, tapi
kita aja juga tidak saling mengenal dan cinta itu juga
gak bisa dipaksa mah, pah.." jawab Senja

"Maka dari itu, kalian nanti bisa saling mengenal satu


sama lain. cinta bisa tumbuh jika kalian jalani
bersama sama dengan baik nak" jelas Jeno kepada
Senja

"Maaf pah, mah, Senja belum bisa jawab sekarang


Senja masih kaget dengan kalian yang tiba tiba
ngomong seperti ini." balas senja yang langsung
berjalan ke arah kamarnya

"Gimana ini pah?" tanya Rania pada Jeno

"Gapapa, biarin saja dia sendirian dulu. dia juag


butuh waktu nanti kita biar aku yang ngomong
dengannya." jawab Jeno
......

Tok!
Tok!

Senja membuka pintunya. Jeno masuk kedalam


kamar Senja, lalu meminta duduk disebelahnya.

"Nak, kamu dijodohkan karena kami jelas ingin yang


terbaik untuk kamu. Kamu lihat dari sisi positifnya ya.
Jika kamu menikah, papah sama mamah saat mau
pergi kemanapun kita juga akan tenang karena kamu
sudah memiliki seseorang yang bisa melindungimu
setiap saat." jelas Jeno dengan tatapan sendunya

"Tapi pah..."

"Mau ya terima perjodohan ini?"

Senja mengangguk ragu

Jeno langsung memeluk Senja. "Papah sama


mamah sayang banget sama kamu, kami yakin
bahwa ini tidak akan membuatmu menyesal ataupun
kecewa, papah tahu juga ini masih berat buat kamu
tapi percayalah ini terbaik buat kamu."

"Iya pah.." jawab senja dengan senyum tipisnya


"Besok siap siap ya, pihal laki laki akan datang kesini
besok untuk membicarakan semuanya dan
melamar kamu."

"Secepat itu pah?" tanya Senja dengan wajah tidak


percayanya

"Iya nak, ini demi kebaikan kamu."

.....

Hari ini keluarga dari pihak laki laki sudah berada


dirumah Senja untuk melamar dan membicarakan
semuanya.

Senja berjalan menuju ruang tamu dengan dress


putih yang sangat cantik seperti dirinya, Senja
kemudian melihat beberapa orang yang sudah
berada diruang tamu.

"MasyaAllah ini Senja?, cantik sekali seperti


mamahnya." ucap seorang wanita dengan antusias

"MasyAllah.. iya vin kamu bisa aja." jawab Rania

Senja tersenyum tipis mendengar pujian dari wanita


itu. Vina, berparas cantik, elegan dan rendah hati.
mamah dari calon suami Senja.

Disisi lain, ada seseorang yang sedari tadi


memperhatikan wajah cantik Senja. ia menatap
Senja begitu dalam entah kenapa seperti ada yang
menggoyahkan hati seseorang itu.

"Perkenalkan nak, ini yang akan menjadi calon


suamimu nanti." ucap seorang pria berwibawa tinggi.
Gian, suami dari Vina.

"Saya Damian."
Damian, seorang pria yang tampan dan terlihat
berwibawa tinggi. pria yang dijodohkan dengan
Senja.

"Senja." balas Senja dengan senyum manisnya,


Senja sedikit terkejut melihat pria yang ada
dihadapannya sekarang. terlihat sangat sempurna
baginya. Senja terpesona

Perbincangan terus berlanjut. sampai kedua keluarga


itu sedang membahas intinya yaitu tentang
pernikahan antara Senja dan Damian. Mereka sangat
serius membahas bagaimana rencana yang akan
dibuat nanti.

.....

Duaminggu kemudian..

Hari ini merupakan hari pernikahan Senja dan


Damian. hari yang awalnya tidak ingin ditunggu
kedua pasangan tersebut kini menjadi hari yang
sangag ditunggu tunggu oleh mereka. semenjak
pertemuan pertama kali mereka, membuat mereka
ada rasa tumbuh pandangan pertama.
Senja duduk disebelah Damian. Ada persaan sedikit
berbeda ketika dia duduk disebelah pria yang
disebelahnya itu. Semua orang yang hadir terlihat
bahagia dengan pernikahan ini.
"Kalian sudah resmi menjadi pasangan suami istri.
Damian kamu sudah berjanji untuk melindungi putri
saya, maka jaga dia selalu, jaga dan lindungi dia,
jadilah pria yang mengusap air matanya ketika dia
menangis, jadilah pria yang menjadi tempat dia
bercerita. Saya titip dan serahkan semua tanggung
jawab saya kepadamu." Pesan Jeno dengan tatapan
sendunya.

Senja hanya bisa tersenyum tipis dan menahan


nangis ketika mendengar ucapan papahnya, rasanya
belum siap bagi Senja untuk memulai lembaran baru
baginya.

.....

Sebulan kemudian...

Sudah sebulan Senja menjalani kehidupan barunya


dengan Damian. Perasaan perlahan tumbuh diantara
kedua pasangan tersebut, keduanya saling membuat
nyaman dan seakan terus bertahan.

Tok!

"Mas Damian, makanannya udah siap. ayo makan!."


ajak Senja dengan nada serunya

Damian membuka pintunya. Ia menatap gadis yang


selalu terlihat cantik baginya.
"Iya, ayo kita makan bersama." jawab Damian

Mereka pun menikmati makan bersama itu. Hanya


keheningan yang yang menyelimuti malam itu.
sampai pada akhirnya Damian pun membuka suara

"Nja, aku mau ngomong sesuatu." tanya Damian

"Ngomong apa mas?." jawab Senja dengan rasa


penasaran

"Aku mau pergi ke london, ada kerjaan yang harus


aku selesain disana dan itu butuh waktu sekitar 3
bulan. aku gak tega ninggalin kamu sendirian selama
3 bulan ini, maka dari itu kamu ikut aja ya, biar ga
kesepian juga." Jelas Damian

"Gapapa, aku ngerti itu kok ya meski memang bagiku


3 bulan itu lama aku juga pasti akan merasa rindu
tapi aku ga masalah sama sekali, selesain kerjaan
mas Damian dulu." jawab Senja dengan penuh
keyakinan

"Tapikan nanti kamu sendirian nja."

"Aku bisa pulang kerumah mamah sama papah kan,


jadi aku ga merasa kesepian. Gapapa kan kalo aku
kerumah mamah papah selama mas Damian
diLondon?."
"Gapapa banget malah, kamu jadi ga sendirian. maaf
ya belum bisa jadi yang terbaik buat kamu." ungkap
Damian
"Engga kok, mas Damian udah nglakuin yang
terbaik."

"Makasih ya.."

......

Sudah 2 bulan Damian berada diLondon, Senja mulai


merasakan kesepian. akhir akhir ini Damian jarang
memberi kabar, mungkin karena memang jadwal
yang sangat padat sampai membuat Damian tidak
bisa memberi kabar kepada Senja.

"Senja, kamu kenapa nak? akhir akhir ini seperti


sedang banyak pikiran." tanya Rania penuh rasa
khwatir

"Akhir akhir ini mas Damian jarang kasih kabar mah,


aku chat jawabnya juga slow banget. dan sekarang
udah seminggu dia ga chat aku sama sekali." jawab
Senja dengan raut wajah yang sangat sedih

"Kamu jangan negative thingking dulu, mungkin


emang Damiannya lagi sibuk, jadwalnya juga
mungkin benar benar padat banget jadi ga sempat
buat kasih kamu kabar. apalagi perbedaan waktu
Indonesia London beda 7 jam kan."
"Iya mah, Senja juga udah berusaha buat selalu
positive thingking tapi ga biasanya mas Damian
sampe segininya, feelingku juga tiba tiba jadi ga
enak."

"Udah ya, kamu jangan terlalu banyak pikiran. Doain


aja semoga Damian ga kenapa kenapa, mamah juga
yakin Damian pasti punya alasan kenapa belum bisa
kabarin kamu. Sabar sayang." jelas Rania dengan
penuh keyakinan untuk menenangkan anaknya,
Senja.

"Iya mah, makasih udah bikin senja sedikit merasa


tenang dengan penjelasan mamah. memang benar
aku harusnya banyak sabar dan berdoa saja." jawab
Senja dengan senyum tipisnya

.....

Damian, kini tengah berada di salah satu hospital


yang ada diLondon. tetapi ia tidak sendirian kini ia
tengah ditemani oleh seorang perempuan yang
sedari tadi gelisah dan panik.

"Sakit liat kamu seperti ini, sudah lama kita tidak


bertemu dan sekalinya bertemu aku melihatmu
berbaring tak berdaya seperti ini." ucap seorang
perempuan yang sedari tadi panik. Freya, teman
sekaligus seorang perempuan yang telah lama
menyukai Damian
Setelah beberapa lama menunggu hasil akhirnya
Freya mendapat jawaban dari seorang Dokter yang
menangani Damian tersebut. sangat
membuat terkejut saat Freya mendengar jika
keadaan Damian sekarang dalam keadaan koma.

.....

Setelah beberapa saat Freya mencari tahu semua


tentang Damian, kini Freya segera menghubungi
keluarga Damian agar mengetahui bagaimana
keadaan Damian sekarang.

Drttt. bunyi getar ponsel Senja berbunyi, ia kaget


ketika tahu siapa yang tengah menghubunginya itu
tanpa berfikir panjang Senja langsung mengangkat
telfon tersebut dengan excited.

"Halo, Assalamualaikum mas, gimana kabarnya?


udah lama banget kamu ga ngabarin aku. Aku sampe
ga bisa tidur sakimg rindunya sama kamu." ucap
Senja dengan ekspresi senangnya

"Waalaikumsalam, mohon maaf sebelumnya saya


rekan kerjanya mas Damian. Saya ingin
memberitahu anda sesuatu tentang Damian." Jawab
Freya dengan sedikit rasa paniknya

Senja sedikit kaget ketika mendengar suara wanita


yang menelfonnya. "Rekan kerja mas Damian?
bagaimana bisa ponsel mas Damian bisa pada
anda?" tanya Senja dengan rasa penasarannya
Freyapun menjelaskan semuanya tentang apa yang
terjadi pada Damian, mendengar itu membuat dada
Senja menjadi sesak. bagaimana
tidak kaget jika mendengar orang yang dia tunggu
tunggu selama ini sedang tidak baik baik saja.

"Terima kasih telah memberitahu semua ini , saya


akan langsung kesana sekarang." ucap Senja
dengan nada lirihnya

......

Beberapa saat kemudian Senja sudah berada di di


London, ia langsung menuju ke rumah sakit dimana
Damian berada.

Dengan tergesa gesa senja berlalri menuju ruang


kamar Damian, tak disangka pandangan yang Senja
liat pertama membuatnya shock seakan tak percaya
apa yang ia liat sekarang.

"Senja aku bisa jelasin semuanya." ucap Damian

"Jelasin apalagi si mas, semuanya udah jelas


ternyata selama ini mas ga pernah kasih kabar
karena udah ada yang baru kan." jawab Senja
langsung berlari keluar

"Freya lepasin tangannya!" Ucap Damian

"Mas Damian mau kemana? baru pulih dari koma ga


boleh langsung banyak gerak, biar aku saja yang
jelasin ke Senja." Balas Freya dengan menenangkan
Damian

"Lain kali kamu ga usah pegang pegang tangan


saya, dan tolong jelasin ke Senja dengan benar saya
tidak mau kehilangan dia." ucap Damian dengan
nada lirihnya

Keadaan Damian belum sepenuhnya stabil, ia baru


sadar dari koma bahkan untuk gerak sedikit saja
membuatnya merasakan kesakitan. jadi dengan
terpakasa Freya yang menjelaskan ke Senja.

"Senja tolong dengarkan penjelasan saya, semua


tadi tidak seperti yang kamu bayangkan." Jelas Freya
dengan penuh keyakinan

"Mau jelasin apalagi? semuanya sudah jelas." jawab


Senja

"Saya memang mencintai Damian sudah lama


semenjak kami SMA, dulu kami berteman baik
Damian sangat baik dan penyayang dia selalu ada
buat saya saat senang maupun susah, itu yang
membuat saya bisa cinta dengan Damian bahkan
sampai sekarang, tapi percayalah saya tidak ada
niatan untuk merebut Damian dari kamu masalah
pegangan tangan tadi saya yang memegangnya
terlebih dahulu saya akui saya salah tapi tolong
jangan tinggalkan Damian hanya karena ini,
semuanya hanya salah paham Senja.." jelas Freya

Senja hanya terdiam, ia pergi meninggalkan Freya


tanpa sepatah kata apapun.
Freyapun kembali keruang kamar Damian, ia
tidak tahu harus berbuat apa sekarang semua ini
salahnya yang membuat Damian dan Senja menjadi
seperti ini.

"Freya, Senja mana?" tanya Damian dengan nada


lirihnya

"Senja pergi mas dia sepertinya tidak percaya


dengan penjelasanku." jawab Freya

Sungguh sangat bingung bagi Damian harus


bagaimana, rasa sesak didada membuat Damian
meringis kesakitan. Freya langsung memanggil
Dokter untuk menangani Damian.

.....

Hari hari telah berlalu sampai sekarang Damian


belum sadar, ia kembali koma semenjak
permasalahan sepelenya dengan Senja kala itu.
Freya yang selalu menemani Damian setiap saat.

Senja sudah kembali ke Indonesia, ia masih tidak


percaya dengan apa yang dia liat saat itu perasaan
campur aduk ia sudah curiga saat Freya
menelponnya dengan ponsel Damian.

Drtt drttt. Bunyi ponsel Senja berbunyi ia melihat


nomor yang tidak ia kenal itu, Senjapun langsung
mengangkatnya.
"Halo Senja, ini saya Freya."

"Mau apalagi kamu?" jawab Senja sedikit


meninggikan nada suaranya
"Saya mau kasi tau kabar buruk bahwa mas Damian
sudah tidak ada." jelas Freya terbata bata

"Bohong kamu, saya tahu kamu memang mencintai


mas Damian tapi jangan seperti ini hanya untuk
memisahkan saya sama mas Damian." jawab Senja
tidak percaya

"Buat apa saya bohong, saya dulu juga sudah jelasin


saya tidak ada niatan untuk merebut mas Damian
dari kamu. kamu waktu itu juga langsung pergi tidak
kembali melihat Damian, kamu tahu mas Damian
kembali koma karena mikirin kamu yang seharusnya
ada saat dia susah tapi kenyataanya malah kebalik
sekarang terserah kamu saya sudah beri tahu bahwa
mas Damian sudah tidak ada jika kamu tidak percaya
biar saya saja yang urus semuanya." jelas Freya

"Ga gak mungkin mas Damian secepat itu


meninggalkanku, saya kesana sekarang." jawab
Senja dengan nada lirihnya.

......

Sampai di sana Senja langsung memeluk Damian, ia


tidak percaya dengan semua ini. tangisan dan
penyesalan datang begitu saja, sangat berat bagi
Senja untuk menerima ini.
Kini mereka mengurus pemakaman Damian di
Indonesia. hanya keluarga Senja dan Damian dan
juga Freya yang menghadiri pemakaman
Damian. tangisan pecah Senja yang tiada hentinya.

"Aku menyesal tidak mendengar penjelasan darimu


mas, sekarang aku merasakan kehilangan andai
waktu bisa diulang aku tidak akan seperti ini,
maafkan aku, aku memang bodoh sekali." lirih Senja
menatap batu nisan itu

"Senja jangan salahkan dirimu sendiri, ini semua


takdir kita tidak ada yang tahu akan jadi seperti ini,
ikhlaskan nak maafkan dirimu sendiri juga." jelas
Vina

"Mah, maafkan aku tidak bisa menjadi istri yang baik


buat mas Damian, Senja sungguh sangat menyesal
sekali." jawab Senja dengan rasa penyesalannya

"Kami tidak menyalahkanmu meski kami sebenarnya


juga sangat berat untuk menerima ini tapi kami juga
harus ikhlas, ini semua sudah takdir. kamu sudah jadi
yang terbaik jangan salahkan dirimu sendiri." balas
Vina

Meski Vina dan Gian sangat berat untuk menerima


ini tapi mereka tidak menyalahkan Senja sama
sekali. Senja sangat baik mereka tau akan hal itu,
mereka mencoba ikhlas dengan semuanya.

"Freya, terima kasih sudah menjaga mas Damian


saat sakit tak berdaya, aku sungguh sangat
menyesal dengan semua ini. aku benar benar
menyesal." lirih Senja

"Sama sama Senja, saya tau kamu belum bisa


menerima ini tapi jangan salahkan dirimu sendiri
terus. ikhlaskan dan doakan mas Damian terus agar
dia juga tenang disana. Saya juga minta maaf karena
sebenarnya waktu itu memang saya ingin merebut
mas Damian darimu." jelas Freya dengan rasa
bersalahnya juga

"Jadi waktu itu kamu.."

"Maafkan saya, saya menyesal saya salah tidak


harusnya saya seperti itu. coba kalau waktu itu saya
tidak seperti itu mungkin saja ini tidak akan terjadi."

"Kenapa kamu tega sekali Freya? saya benar benar


tidak menyangka tapi saya juga tidak bisa
menyalahkanmu, ini semua sudah terjadi tapi saya
benar benar kecewa sama kamu.." balas Senja tidak
menyangka

"Maafkan saya.." ucap Freya penuh rasa salah

"Saya kira kamu orang baik tapi nyatanya.. sudahlah


saya maafkan kamu semua ini sudah terjadi tidak
ada yang bisa diubah."

Ternyata dalang dari semua ini adalah Freya, Freya


yang telah sempat membuat Senja menjadi kecewa
kepada Damian agar mereka berpisah dan merebut
Damian dari Senja, tapi hal tidak disangka terjadi dan
membuat Freya
menjadi merasa bersalah.

......

Hari hari telah Senja lalui. kini ia mulai bisa


mengikhlaskan kepergian Damian, Senja memulai
lembaran baru lagi dengan mengisi aktivitasnya
dengan hal hal yang lebih positif untuk menangkan
pikiran dan hatinya. Senja tidak sendirian, ia masih
ada kedua orangtuanya, Senja sangat bersyukur
mempunyai kedua orangtua yang sangat
menyayanginya dengan sepenuh hati.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai