Anda di halaman 1dari 37

TUGAS BESAR 1

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB

MUHAMMAD EFFENDI

41621010026
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Teknik Teknik Industri U001700009Sri Anjarwati, SE., Ak
1-4

TUGAS PERKULIAHANBESAR 1

Etik UMB
Judul Tugas Tugas Besar 1.
Mendeskripsikan Etik UMB sebagai tujuan pembelajaran Etik UMB,
menggali potensi diri dan tujuan hidup, berpikir positif, kepemimpinan
dan kerjasama tim,

CPMK 1.2, 3 dan 4


Mata kuliah Etik UMB adalah Pendidikan (perkuliahan) dalam rangka
memperkuat aspek kognitif, afektif dan psikomorik kepada
mahasiswa yang meliputi: sikap sarjana professional, potensi diri dan
tujuan hidup, berpikir positif dan komunikasi efektif, serta perubahan
dan kepemimpinan.
Deskripsi Ketentuan
Dalam tugas 1 engembangkan Tugas kerjakan individu, ringkasan
Etik UMB sebagai sebagai materi di ketik di tulis kertas Hvs
mata kuliah yang memperkuat
keporibadian dan pribadi yang
menentukan tujuan hidup.

Luaran/Output Jadwal
Penjelasan Tugas dikumpulkan pada
1. Mampu memahami dan pertemuan ke 6
menjelaskan tentang sikap
sarjana profesional
2. Mampu memahami dan
menggalai potensi diri
serta menentukan tujuan
hidup
3. Mampu memahami dan
menjelaskan tentang berpikir
positif dan berkomunikasi
efektif
4. Mampu memahami dan
menjelaskan esensi
perubahan dan
kepemimpinan.

Penilaian
Bobot Kriteria
Bobot nilai tugas 1 adalah 20% Jawaban isi jelas dan relevan sesuai

pertanyaan, alur penjelasan teratur


dan format yang konsisten.

Daftar Pustaka
Bagian A – Diisi oleh Mahasiswa

Nama dan NIM (Nomor Induk Mahasiswa): Kode Mata Kuliah


U011700006
Muhammad Effendi (41621010026)

Nama Dosen Jenis Asesmen:

Sri Anjarwati, SE., M.Ak Tugas Besar 1

Nama Mata Kuliah: Etik UMB

Nomor Tugas / Judul: Tugas Besar 1

Durasi Tugas (Minggu) Jenis Tugas: % Tugas Diberikan pada:

2 Minggu Individu 20% Pertemuan keempat

Bagian B – Diisi oleh Dosen Pengampu


Capaian Pembelajaran:
1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang sikap sarjana profesional
2. Mampu memahami dan menggalai potensi diri serta menentukan tujuan hidup
3. Mampu memahami dan menjelaskan tentang berpikir positif dan berkomunikasi efektif
4. Mampu memahami dan menjelaskan esensi perubahan dan kepemimpinan.

Nilai
Komponen Penilaian Nilai Maks.
diberikan
1. Penulisan beruntun rapih , 50
2. Mudah dibaca dan jelas 50

Tanda Tangan Dosen: Tanggal: Total Total

100

Apakah ada penambahan waktu? Penguranan Keterlambatan Pengurangan Nilai Akhir


pengumpulan:
(Ya/ Tidak)

Kesepakatan pengumpulan: (Ya/ Tidak)


Bagian ini digunakan untuk memberi umpan balik atau informasi lain

KRITERIA PENILAIAN
No Nilai Skala Kriteria
Kualitas isi pada level sempurna. Jawaban tepat.
1 A 80 - 100
Dapat menjawab secara runtut.
Kualitas isi pada level baik. Jawaban masih ada yang kurang tepat.
2 B+ 74 - 79,99
Dapat menjawab secara runtut dan memperhatikan kaidah satuan.
Kualitas isi pada level cukup. Jawaban masih ada yang kurang tepat.
3 B 68 - 73,99
Dapat menjawab secara cukup runtut dan memperhatikan kaidah satuan.
Kualitas isi pada level kurang cukup. Jawaban masih ada yang kurang tepat.
4 C+ 64 - 67,99
Dapat menjawab secara kurang runtut dan kurang memperhatikan kaidah satuan.
Kualitas isi pada level yang tidak bisa diterima. Jawaban masih ada yang kurang
5 C 56 - 63,99 tepat. Tidak dapat menjawab secara runtut dan kurang memperhatikan kaidah
satuan.
Kualitas isi pada level yang tidak bisa diterima. Jawaban masih ada yang kurang
6 D 45 - 55,99 tepat. Tidak dapat menjawab secara runtut dan tidak memperhatikan kaidah
satuan.
Kualitas isi pada level yang tidak bisa diterima. Jawaban tidak tepat. Tidak dapat
7 E < 45
menjawab secara runtut dan tidak memperhatikan kaidah satuan.

Soal Tugas 1:
Ketentuan menjawab; Minimal 25 halaman, font arial 11, 1 spasi, margin 3 cm
(kiri, kanan, atas, bawah)
Untuk memperjelas mengenai pengembangan Etik UMB sebagai pendidikan
karakter, dalam upaya memperkuat kepribadian, serta tujuan Etik UMB dalam
penyelenggaraan pendidikan maka mahasiswa di tugaskan:
1. Menjelaskan tentang sikap sarjana profesional
2. Menjelaskan dan menggali potensi diri serta menentukan tujuan hidup
3. Menjelaskan mengenai berpikir positif dan berkomunikasi efektif
4. Menjelaskan mengenai esensi perubahan dan kepemimpinan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [judul makalah] ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu
dosen Sri Anjarwati .SE.M.Ak pada Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang [topik makalah] bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Sri Anjarwati .SE.M.Ak, selaku
dosen Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

[Bogor,8 Oktober 2021]

Muhammad Effendi
DAFTAR ISI
KRITERIA PENILAIAN..................................................................................................................0
KATA PENGANTAR......................................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..............................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN 1.............................................................................................................................4
SIKAP SARJANA PROFESIONAL......................................................................................4
BAB III..............................................................................................................................................8
PEMBAHASAN 2.............................................................................................................................8
POTENSI DIRI.........................................................................................................................8
BAB IV............................................................................................................................................10
PEMBAHASAN 3...........................................................................................................................10
TUJUAN HIDUP....................................................................................................................10
BAB V.............................................................................................................................................18
PEMBAHASAN 4...........................................................................................................................18
BERPIKIR POSITIF..............................................................................................................18
BAB VI............................................................................................................................................23
PEMBAHASAN 5...........................................................................................................................23
KOMUNIKASI EFEKTIF.......................................................................................................23
BAB VII...........................................................................................................................................25
PEMBAHASAN 6...........................................................................................................................25
ESENSI PERUBAHAN.................................................................................................................25
BAB VIII..........................................................................................................................................27
PEMBAHASAN 7...........................................................................................................................27
KEPEMIMPINAN...........................................................................................................................27
BAB IX............................................................................................................................................29
PENUTUP......................................................................................................................................29
KESIMPULAN.......................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Persaingan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan bukanlah urusan yang mudah,


terlebih lagi pada zaman globalisasi dan modern seperti saat ini. Diantara sebab
sulitnya menghadapi persaingan itu adalah banyaknya universitas-universitas yang
meluluskan mahasiswanya setiap tahun. Para sarjana yang telah menyelesaikan
studinya tentu akan melakukan persaingan yang ketat guna mendapatkan pekerjaan
yang diinginkan sesuai dengan bidangnya, baik dengan sesama teman satu
universitas maupun dengan yang lainnya. Maka dari itu, para sarjana ini harus
menyiapkan mental sebagai generasi yang berkualitas sehingga dapat
mengaplikasikan kemampuan dirinya sesuai dengan bidangnya, ketrampilannya dan
keilmuannya.
Mahasiswa yang berkualitas dapat menyiapkan dirinya di dalam mengembangkan
ketrampilan dan keilmuannya sejak dini. Hal ini diharapkan agar potensi dan bakat
mahasiswa dapat dikembangkan sejak semester awal belajar. Potensi diri juga harus
diasah agar potensi diri tersebut dapat tersalurkan dengan baik dan berkembang
dengan baik. dan pada akhirnya dia mampu mengelola, mengetahui dan
mengembangkan potensi ilmu dan bakat yang ada, sehingga keberhasilan dan cita
cita di masa mendatang dapat diraih dengan mudah.
Sebagai mahasiswa, pencarian bakat dan keilmuan yang sesuai dengan
kemampuan diri bukanlah perkara yang mudah. Hal tersebut dapat dicari melalui
berbagai cara misalnya bidang yang dipilih adalah sesuai dengan keinginan diri,
sehingga segala tantangan dan kesulitan selama belajar dapat dihadapi dengan penuh
semangat. Atau dengan melakukan qualifikasi sesuai dengan nilai atau sertifikat atau
bukti pencapaian lainnya. Atau dengan cara menyesuaikan dengan cita cita yang ingin
diraih pada masa mendatang. Atau mengikuti pelatihan-pelatihan atau seminar yang
dapat menunjang menggali potensi bakat dan ilmu.
Akhirnya, penggalian potensi diri pada saat masa kuliah dapat digali dengan tepat
sesuai dengan bidang dan jurusan yang diminati. Maka akan lahirlah generasi
generasi muda yang tangguh serta berkualitas di dalam menghadapi persaingan yang
ketat pada masa mendatang.
B. Rumusan Maslah

Untuk memperjelas mengenai pengembangan Etik UMB sebagai pendidikan karakter,


dalam upaya memperkuat kepribadian, serta tujuan Etik UMB dalam penyelenggaraan
pendidikan maka mahasiswa di tugaskan:
 Menjelaskan tentang sikap sarjana profesional
 Menjelaskan dan menggali potensi diri serta menentukan tujuan hidup
 Menjelaskan mengenai berpikir positif dan berkomunikasi efektif
 Menjelaskan mengenai esensi perubahan dan kepemimpinan

C. Tujuan

Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk megisi nilai akademik saya sebagai
mahasiswa Universitas Mercubuana dan untuk teman-teman membaca agar
mendapatkan wawasan serta ilmu yang cukup berguna untuk pembelajaran khusus nya
di mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB
Selain itu tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk menambah wawasan
tentang bagaimana sikap sarjana yang professional , bagaimana cara utntuk menggali
potensi diri , bagaimana tentang berpikir postif dan membahas tentang esensi perubahan
dan kepemimpinan
Agar teman-teman yang membaca dapat memahami sekaligus mengerti isi laporan
ringkasan saya dari modul buku dari pertemuan awal pembelajaran matakuliah hingga
pertemuan ke-4 prmbelajaran matakuliah

BAB II
PEMBAHASAN 1

SIKAP SARJANA PROFESIONAL

1. Pengertian Etika

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos", yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam bentuk
jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk.
2. Hubungan Antara Etika dan IQ, EQ , SQ yang Sangat Berkaitan.

“Intelligence Quotient” (IQ), yang mana merupakan kecerdasan otak untuk menerima,
menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Sedangkan pikiran emosional atau
“Emotional Quotient” (EQ) digerakan oleh emosi. Contoh keseharian dalam hal EQ adalah
kemampuan berpikir positif terhadap orang lain, empati, bertanggung jawab, berinteraksi
sosial, mudah menahan emosi marah dan kebencian atau pengendalian diri, kerjasama,
kecakapan sosial, semangat dan motivasi, dan menghargai orang lain. Sementara itu
“Spiritual Quotient” SQ merupakan kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan
orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengolah emosi
dengan baik pada diri sendiri dan orang lain.
Dalam hal ini SQ berperan sebagai pelengkap IQ dan EQ yang dimiliki seseorang.
Dengan SQ seseorang dapat mengefektifkan IQ dan EQ yang dimilikinya dengan rambu-
rambu sistem nilai agama dan kemanusiaan. Karena itu dia mampu memaknai hidup dan
kehidupan dalam konteks yang lebih luas. tidak berperilaku sombong dan sebaliknya
selalu rendah hati. Orang seperti ini juga pandai bersyukur atas karunia Tuhan. serta takut
kepada-Nya kalau akan berbuat buruk.
3. Sarjana

Sarjana merupakan gelar akademik yang diberikan kepada lulusan program


pendidikan sarjana(S-1) yang telah menempuh pendidikan selama beberapa tahun.
setiap sarjana dianggap telah memiliki kemampuan ilmu pengetahuan sesaui
dengan bidangnya secara sempurna. sehingga, setiap sarjana mampu
mempersiapkan diri untuk mengabdi pada nusa dan bangsa. Segala tantangan
zaman pada era globalisasi ini dapat diselesaikan dengan disiplin ilmu yang telah
dimiliki serta menggunakan kemampuan dan kekuatan IQ, EQ dan SQ.

4. Sikap Profesional

Dalam dunia kerja, kita dituntut untuk menjadi professional yang kompeten.
Artinya, kita tidak hanya dituntut untuk memiliki kecerdasan dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas dan pekerjaan, tetapi juga dituntut untuk memiliki sikap,
perilaku, dan pembawaan diri yang baik, sehingga semua hal ini menjadi “nilai
tambah” bagi kita. Selain itu, good attitude. Dengan memahami etika diharapkan kita
dapat mengembangkan karakter diri, sehingga kita mampu menampilkan kepribadian
diri kita dengan baik, lahir dan batin, sesuai dengan kemampuan
5. Visi dan Misi
Visi menggambarkan tujuan atau kondisi dimasa depan yang ingin dicapai. Visi
bisa dikatakan sebagai impian atau cita-cita, Visi memberikan gambaran yang jelas
dimasa mendatang. visi harus terukur sehingga kita bisa mengetahui apakah
tindakan yang dilakukannya dalam rangka mencapai visi atau Misi tersebut.
6. Budaya Kerja
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai
nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam
suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat,
pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.
7. Tujuan Atau Manfaat Budaya Kerja
Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang
ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai
tantangan di masa yang akan datang. Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang
baik :
a) meningkatkan jiwa gotong royong
b) meningkatkan kebersamaan
c) saling terbuka satu sama lain
d) meningkatkan jiwa kekeluargaan
e) meningkatkan rasa kekeluargaan
f) membangun komunikasi yang lebih baik
g) meningkatkan produktivitas kerja
h) tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.

Budaya kerja Universitas Mercu Buana adalah :


a) Disiplin, jujur, tanggung jawab
b) Kreatif
c) Ramah lingkungan
d) Sadar nilai local

8. Disiplin
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawab kita.
Pendisiplinan adalah usaha-usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar
subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan.
9. Jujur
Jujur jika diartikan secara baku adalah mengakui, berkata atau memberikan
suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Dalam praktek dan
penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari
ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan
kenyataan yang terjadi.
Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang
berkata tidak sesuai dengan kebenarandan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal
sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudahdapat dianggap atau dinilai tidak jujur,
menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.
10. Tanggung Jawab
Bersumber atau lahir atas penggunaan fasilitas dalam penerapan kemampuan
tiap orang untuk menggunakan hak dalam melaksanakan kewajibannya.Lebih lanjut
ditegaskan, setiap pelaksanaan kewajiban dan setiap penggunaan hak, baik yang
dilakukan secara tidak memadai maupun yang dilakukan secara memadai pada
dasarnya tetap harus disertai pertanggung jawab, demikian pula denga
pelaksanaan kekuasaan.
11. Kreatif
Kata “Kreatif” merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris To Create,
yang merupakan singkatan dari :
a) Combine (menggabungkan) – penggabungan suatu hal dengan hal lain
b) Reverse (membalik) – Membalikan beberapa bagian atau proses
c) Eliminate (menghilangkan) – menghilangkan beberapa bagian
d) Alternatif (kemungkinan) – Menggunakan cara, bahan dll dengan yang
lain.
e) Twist (memutar) – memutarkan sesuatu dengan ikatan
f) Elaborate (memerinci) – memerinci atau menambah sesuatu
Berpikir kreatif berarti :
a) Melepaskan diri dari pola umum yang sudah tertanam dalam ingatan.
b) Mampu mencermati sesuatu yang luput dari pengamatan orang lain.

12. Ramah Lingkungan


Di masa sekarang kondisi lingkungan semakin tidak mendukung kehidupan
yang nyaman. Pemanasan global menjadi masalah dunia, yang dampaknya dirasakan
oleh seluruh manusia di dunia. Indonesia yang terkenal sebagai paru-paru dunia
karena kekayaan hutan tropisnya, kini semakin minim kekayaan hutan tersebut.
Oleh karena itu budaya ramah lingkungan perlu ditanamkan, paling tidak untuk
menahan agar kerusakan lingkungan tidak bertambah bahkan jika mungkin para
sarjana dapat berkontribusi untuk perbaikan lingkungan di masa yang akan datang.

BAB III
PEMBAHASAN 2

POTENSI DIRI

A. Karir dan Passion (Hasrat)


Pekerjaan adalah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memilik persamaan
kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, satu
pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang atau beberapa orang yang tersebar di
berbagai tempat.
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia,
sedangkan dalam arti yang sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas
atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang sehingga dalam pembicaraan
sehari-hari istilah pekerjaan ini sering dianggap sinonim dengan profesi.
Sedangkan Profesi adalah pekerjaan yang dikerjakan dengan memerlukan skill
(keterampilan) atau kecakapan atau kekuatan spesifik yang orang lain belum tentu
memiliki atau belum tentu dapat mengerjakan sehingga dapat menghasilkan
pendapatan sebagai nafkah hidup orang tersebut.
Karir adalah:
 Bagaimana mengenal keunikan diri dan mengetahui hal – hal yang amat
sangat diminati (your passions),
 Bagaimana menjalankan hidup bermakna (your purpose of life),
 Bagaimana kita ingin diingat saat tiada nanti (your values),
 Bagaimana untuk senantiasa punya pandangan positif sepanjang hidup (your
motivation),
 Semangat untuk terus melakukan perbedaan dalam hidup “Sekarang” (your
action),
 Bagaimana mencapai kebahagiaan dan kepuasan atau ketercapaian dalam
hidup.

Karir adalah totalitas kehidupan professional, yang diawali dari terbangunnya tidur
di pagi hari sampai kembali terlelap dalam tidur. Tujuan dari karir itu sendiri adalah
kebahagiaan dan ketercapaian

B. Passion (Hasrat)
Passion (hasrat ) adalah segala hal yang kita sukai atau minati sedemikian rupa
sehingga tidak terpikir untuk tidak melakukannya. Passion adalah segala macam
wujud keunikan, keistimewaan yang kita miliki dan rasakan (Suhardono, 2012).
Passion adalah kekuatan kita dan sesuatu yang sangat ingin kita lakukan dengan
sepenuh hati kita.
Ada beberapa langkah-langkah passion yang di kemukakan oleh (Suhardono,2012)
1. Miliki keyakinan bahwa keunikan diri adalah keistimewaan yang dimiliki diri kita
sendiri.
2. Passion itu datang dari hati yang tulus, agar lebih mudah dalam mengenalinya
mencoba diri kita untuk lebih terbuka untuk tahu, merasakan, dan jujur
mengenai segala hal, lepas dan gembira.
3. Memperluas wawasan, cara ini dapat dilakukan dengan bertemu dan
berdiskusi dengan orang yang mungkin bisa membantu
4. Jangan nanggung. Bila kita ingin tahu mengenai passion sendiri, lakukan
dengan tuntas jangan setengah–setengah.
5. Antusias dan positif. Setiap diri di masing – masing orang membutuhkan waktu
yang berbeda – beda dalam menemukan passionnya dan menanggapi dengan
positif.
6. Nikmati prosesnya. Setiap orang yang hidup pasti akan merasakan proses
belajar dan proses yang tidak memiliki garis finish artinya orang itu tidak akan
pernah menyerah atau berhenti dalam menghadapi prosesnya belajar
kehidupan

C. Mengenal Potensi Diri


Tujuan tersebut harus terukur agar memungkinkan bagi kita untuk mengetahui
sudah seberapa jauh kita melangkah mendekati tujuan tersebut. Penilaian tersebut
sangat penting dalam menetapkan tujuan selanjutnya yang lebih tinggi.
Sukses adalah mengetahui potensi apa yang tersedia dan menggunakannya
sebaik mungkin. Bayangkan kebesaran yang dapat dimiliki jika kita dapat
mengeksplorasi dan menemukan potensi yang kita miliki secara penuh.
Bagaimana cara mengeluarkan potensi yang dimiliki ? Cari dalam hati dan
buatlah daftar apa yang kamu suka dan tidak kamu suka, ketrampilan, bakat,
keinginan, bahkan keunikan anda. Informasi ini akan membantu anda mempersempit
cakupan pilihan pekerjaan anda.

D. Mengenai Kepribadian
Mengenal Kepribadian Setiap manusia setuju dengan memiliki karakter yang
memiliki sifat herbeda-beda. Dalam bahasa sehari-hari istilah kepribadian juga berarti
ciri-ciri watak seseorang individu yang memberikan identitas untuk diri sendiri sebagai
individu khusus. Ciri watak yang diperlihatkan sisten, dan konsekuen dalam tingkah
lakunya membuat individu-individu tersebut memi liki identitas khususnya yang
berbeda dengan individu-individu lain
Menurut Hans Jurgen Eysenck dalam Iensuffie (2012) mengatakan dalam teori
inherited yang dikembangkan teori – teori Hippocrates dan Galen yang
menggambarkan dimensi kepribadian adalah sebagai berikut
1. Sanguin (Popular, Periang). Kekuatan : Suka bicara. Secara fisik memegang
pendengar, emosional dan demonstratif. Antusias dan ekspresif
2. Korelis (Tegas, Berperinsip), Pemimpin Kekuatan : Senang memimpin,
membuat keputusan, dinamis dan aktif. Sangat memerlukan perubahan dan
harus mengoreksi kesalahan.
3. Melankolis (sensitive), Kekuatan : Analitis, mendalam, dan penuh pikiran.
Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal. Artistik, musikal dan kreatif
(filsafat & puitis). Sensitif. Mau mengorbankan diri dan idealis.
4. Plegmatis (Cinta Damai, Konsisten Tidak banyak bicara, tetapi cenderung
bijaksana). Kekuatan : Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh. Sabar,
seimbang, dan pendengar yang baik. Simpatik dan baik hati

Kesimpulan
Sanguinis : emosi stabil dan ekstrovert
Korelis : emosi tidak stabil dan ekstrovert
Melankolis : emosi tidak stabil dan introvert
Plegmatis : emosi stabil dan introvert

BAB IV
PEMBAHASAN 3

TUJUAN HIDUP

A. PENGERTIAN

Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah


suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan
mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi menjadi dorongan
(driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang
satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian
dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga
menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain/organisasi.
B. RAGAM TEORI MOTIVASI

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat


menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap
kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun
dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik
tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan
kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.

1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)


Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya
berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki
kebutuhan, yaitu :
(1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat
dan sex;
(2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi
juga mental, psikologikal dan intelektual;
(3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
(4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin
dalam berbagai simbol-simbol status; dan
(5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya
sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan
manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat,
akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha
pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan.
Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang
bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta
ingin berkembang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan
manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan
ini, perlu ditekankan bahwa :
a. Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul
lagi di waktu yang akan datang;
b. Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa
bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam
pemuasannya.
c. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti
tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat
sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.

2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)


Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau
Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai
dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip
oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“
Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai,
memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide
melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai
kondisi yang berlaku.
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers)
memiliki tiga ciri umum yaitu :
(2) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat
kesulitan moderat;
(3) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-
upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti
kemujuran misalnya; dan
(4) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka,
dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG”6 . Akronim “ERG” dalam teori
Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence
(kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan dengan
pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama,
secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan
oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki
pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki
kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung
makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer
menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya
secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
a) Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan
untuk memuaskannya;
b) Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar
apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
c) Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi,
semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.

Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia.


Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada
kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya
kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.

4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)


Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam
pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model
Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau
“pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang
mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri
seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan
adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang
turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
5. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi
dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi
bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi,
yaitu :
a. Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
b. Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya


menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu :
a. Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima
berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat
pekerjaan dan pengalamannya;
b. Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi
dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
c. Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan
yang sama serta melakukan kegiatan sejenis;
d. Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan
jenis imbalan yang merupakan hak para pegawai

Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para
pejabat dan petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai
persepsi ketidakadilan timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila

6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)


Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat
macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b)
tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d)
tujuantujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
.
7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”
mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori
ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan
perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan
tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya
mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa
jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu
cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang
diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu
tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.

8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku11


Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan
sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang
berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif.
Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak
seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan
tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai
penentu dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang
menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai
konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang
mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.

9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi12.


Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang
sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para
ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang
terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu
model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut
ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi
seseorang individu .
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal
adalah :
(a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri;
(b) harga diri;
(c) harapan pribadi;
(d) kebutuhaan;
(e) keinginan;
(f) kepuasan kerja;
(g) prestasi kerja yang dihasilkan.

Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :


(a) jenis dan sifat pekerjaan;
(b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung;
(c) organisasi tempat bekerja;
(d) situasi lingkungan pada umumnya;
(e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

STRATEGI SUKSES BEKERJA

Srijanti, dkk (2007:47-50) menulis sebelas faktor yang menjadi strategi sukses
seseorang, yaitu:
1. Percaya diri
2. Terampil dalam bersikap
3. Mampu mengarahkan diri sendiri
4. Mampu memahami diri dan pekerjaan orang lain
5. Berani mencoba
6. Memiliki harga diri yang sehat
7. Menerima kekurangan dirinya
8. Murah hati dan bijaksana
9. Cerdas dalam pergaulan
10. Membuat orang lain berkesan
11. Meraih peluang
BAB V
PEMBAHASAN 4

BERPIKIR POSITIF

PEMBAHASAN

Manusia adalah makhluk yang berpikir. Kemampuan manusia dalam berpikirlah


yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya. Segala hal, temuan, dan
peristiwa yang terjadi di dunia adalah perbuatan manusia dan merupakan hasil
pemikiran manusia, baik yang sifatnya positif maupun negatif.
Pikiran merupakan aktivitas mental dan intelektual yang melibatkan kesadaran
penggunaannya. Dengan pikiran, manusia bisa menimbang, mengingat, memutuskan,
hingga menciptakan sesuatu.
Pikiran juga merupakan suatu potensi. Melalui pikiran, manusia melakukan
sesuatu dengan cara mendayagunakan apa yang dimilikinya untuk memperoleh apa
yang diyakini alam pikirannya tersebut.

A. Pikiran dan Perasaan

Menurut Sofian (2011) pikiran berasal dari sebuah informasi. Informasi tersebut
melahirkan gagasan. Berbagai informasi yang kita terima, baik melalui lisan, tulisan,
gambar, dari orang lain, dari buku, surat kabar, televisi dan lain sebagainya akan
melahirkan ide. Jika ide tersebut dirasakan menarik, maka akan mendapat perhatian,
kemudian dipikirkan, dan menjadi pemikiran.
Semakin banyak informasi yang didapatkan, dan semakin banyak yang
menarik, akan semakin banyak pemikiran yang tercetus di benak orang tersebut.
Pikiran tersebut akan disimpan dalam memori akal dan dikotak-kotakkan berdasarkan
kategori yang sama. Ada pikiran kebahagiaan, kesedihan, ketenangan, kepanikan,
juga pikiran positif, maupun negatif.
Bila kita berpikir makan yang kita gunakan adalah organ intelektual kita (otak)
atau disebut domain/wilayah intelektual. Perasaan menggunakan domain emosional.
Artinya orang mengaitkannya dengan organ hati/jantung. Bagi yang sudah terlatih
menggunakan domain emosional dan sudah menguasainya maka dia menjadi orang
yang penuh belas kasih. Dalam kehidupan, orang yang berperasaan positif, akan
cenderung lebih peka dan mudah simpati terhadap orang lain

B. Pikiran Negatif

El-Bahdal (2010) mengartikan pikiran negatif sebagai sekumpulan pikiran salah


yang menghambat langkah menuju kondisi yang lebih baik dan membuat perilaku yang
tidak terarah. Pikiran negatif akan membuat pemiliknya menjadi manusia yang tidak
mampu karena merasa lemah.
C. Penyebab Pikiran Negatif

Pikiran negatif tidak datang begitu saja. Pikiran ini bisa merupakan akumulasi
dari semua hal yang pernah dilakukan di masa lalu, atau pengaruh dari lingkungan
eksternal yang dekat dan intens.
Beberapa penyebab pikiran negatif (Sofian, 2011) adalah:
1) Riwayat masa lalu
Cara anda dibesarkan merupakan hal yang paling mempengaruhi cara berpikir anda.
2) Keinginan yang lemah atau bahkan tidak memiliki tujuan yang jelas
Saat seseorang sangat menginginkan sesuatu, dia akan berusaha mendapatkannya.
3) Rutinitas negatif
Rutinitas negatif bisa membawa seseorang pada ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan.
Misalkan saja seseorang yang melakukan pekerjaan yang sama selama puluhan tahun
dan melakukan pekerjaan yang itu-itu saja bisa membuat pekerjaan tersebut menjadi
tidak bermakna lagi baginya.
4) Pengaruh internal
Banyak orang yang mudah menghakimi diri sendiri dengan pendapat-pendapat
negatif. Sulit menerima diri sendiri memudahkan seseorang untuk berpikiran negatif,
seperti minder, ragu-ragu, cemas, takut, pesimis, berprasangka buruk dan mudah
mengeluh.
5) Pengaruh ekstenal
Orang-orang terdekat, seperti keluarga, sahabat, guru, juga tayangan di televisi, berita
di koran dan informasi di berbagai media merupakan faktor di luar diri yang bisa
mempengaruhi pikiran seseorang.
D. Ciri Orang Pikiran Negatif

Sebagian besar orang tidak menyadari kebiasaan, keyakinan, maupun pikiran


negatif yang mereka miliki. Hal ini disebabkan pikiran dan kebiasaan negatif cenderung
dikerjakan oleh alam bawah sadar sehingga terjadi begitu saja, tanpa disadari. Ciri-ciri
orang yang berpikiran negatif sebagaimana diuraikan Sofian (2011) adalah:
1) Mudah meyakini hal yang negatif dan melihat sesuatu dari sisi negatif
Bayang-bayang negatif, seperti kegagalan di masa lalu, terus menghantui dan
menahan untuk melangkah menuju keberhasilan.
2) Takut akan perubahan
Bagi seseorang yang dipenuhi pikiran negatif, perubahan adalah hal berbahaya yang
akan mengeluarkannya dari zona aman (comfort zone).
3) Sering mengeluh dan merasa dirinya paling benar
Pribadi seperti ini sering merasa kekurangan bahkan cenderung ingin dikasihani.
Menurutnya apa yang terjadi padanya karena takdir atau karena orang-orang tidak
berpihak kepadanya sehingga sering menyalahkan orang lain karena dirinya adalah pihak
yang benar, pihak yang teraniaya.
4) Tidak mudah berinteraksi dan cenderung menyendiri
Orang yang berpikiran negatif biasanya memiliki rasa percaya diri yang rendah,
merasa diri sendiri yang paling benar, selalu mengeluh, dan mudah mengkritik orang lain
dan semua itu merupakan kombinasi yang sempurna untuk menjauhkan diri dari orang
lain.

E. Pikiran Positif

Pikiran positif adalah lawan dari pikiran negatif, sehingga segala hal tentang pikiran
positif adalah kebalikan dari pikiran negatif. Pribadi dengan pikiran positif diliputi
kebahagiaan, tantangan yang menyenangkan, semangat, dan hal-hal yang luar biasa
lainnya. Jadi berpikir positif juga merupakan sikap mental yang mengharapkan hasil yang
baik serta menguntungkan.
Tidak semua orang menerima atau mempercayai pola berpikir positif. Beberapa
orang menganggap berpikir positif hanyalah omong kosong, dan sebagian menertawakan
orang-orang yang mempercayai dan menerima pola berpikir positif.
El-Bahdad (2010) mengartikan pikiran positif sebagai potensi yang mendorong
pemiliknya untuk berbuat dan bekerja dengan menginvestasikan seluruh kemampuan
kemanusiannya.
F. Alasan Perlu Pikiran Positif

Bila Anda menginginkannya Anda akan mendapatkannya. Cara untuk


mendapatkan keinginan keinginan tersebut adalah dengan berpikir dan berperan positif.
 Jika anda ingin bahagia, dengan pikiran positif dan berperasaan bahagia (positif)
anda akan bahagia
 Jika anda ingin sukses, dengan berpikir dan berperasaan sukses (positif) anda
bisa sukses
 Jika anda ingin hidup sejahtera, dengan berpikir dan berperasaan sejahtera
(positif) anda akan hidup sejahtera
 Jika anda ingin hidup sehat, dengan berpikir sehat (positif) anda akan sehat.

G. Pemicu Pikiran Positif


Perlu diingat bahwa hal-hal negatif bukan hanya membicarakan keburukan orang
lain, melakukan tindakan yang merugikan orang lain, melainkan juga hal-hal yang
melemahkan diri sendiri, yang dapat menghilangkan kepercayaan diri Anda (Sofian,2011).
Agar pikiran positif hadir di setiap waktu Anda, maka:
1) Berbaik sangka
Misalkan pada suatu waktu Anda membuat janji dengan teman Anda. Ternyata
teman tersebut tidak datang tepat waktu sebagaimana telah disepakati. Pikirkanlah alasan
positif mengapa teman tersebut tidak tepat waktu.
2) Ambil Pengaruh Positif Orang Lain
Perkataan dan atau tindakan orang bisa memicu pikiran positif dalam diri
seseorang. Misalnya melihat teman yang pandai, yang bisa mencapai IPK tinggi
mendorong Anda ingin mencapai kesuksesan yang sama.
3) Ambil Hikmah dari Peristiwa Tertentu
Peristiwa atau kejadian tertentu bisa menjadi titik balik perubahan dalam diri
seseorang. Misalkan saja setelah selesai menjalani ibadah Ramadhan menjadi
momentum bagi Anda untuk membiasakan segala kebaikan yang telah dilaksanakan di
bulan tersebut.
4) Kesulitan adalah “Guru Terbaik”
Seseorang yang menghadapi kesulitan bisa rentan merasuki pikiran negatif, atau
sebaliknya terpacu untuk berjuang melewati kesulitannya. Mereka yang mampu keluar
dari pikiran negatif akan menerima kesulitan yang dihadapinya bahkan akan berpikir
bahwa kesulitan tersebut justru membuat semakin “besar”, semakin “pandai”.
5) Membiasakan berpikir positif
Pribadi terbiasa berpikir positif akan mendatangkan segala sesuatu dari sisi
positifnya. Orang yang biasa berpikiran positif akan menjalani kehidupan dengan
perasaan senang, mudah, dan ringan
H. Ciri-Ciri Orang Berpikir Positif
salah satu ciri-ciri kepribadian positif (Sofian,2011) yaitu:
1.) Percaya Diri
2.) Memiliki nilai-nilai hidup yang baik dan positif
3.) Fokus pada solusi bukan pada masalah
4.) Hidup dengan cita-cita dan pantang menyerah
5.) Mudah bergaul

I. Mengembangkan Pikiran Positif


Kadang tidak mudah untuk mengembangkan pikiran positif. Sebagai contoh, ketika
teman anda datang tidak tepat waktu pada suatu janji untuk bertemu, sering anda tergoda
untuk berpikiran negatif seperti anda tidak akan mau membuat janji dengan dia lagi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan agar terbiasa berpikir positif adalah:
1.) Menerima diri sendiri.
Menerima diri sendiri bukan berarti pasrah pada keadaan diri. Menerima diri sendiri
berarti bersyukur dengan segala yang dimiliki.
2.) Meneladani orang-orang yang telah sukses karena pikiran, perasaan, dan tindakan
positif mereka.
Setiap orang besar, terkenal, sukses, memiliki satu kesamaan. Mereka
menerapkan pikiran, perasaan, keyakinan, dan sikap positif dalam kehidupan mereka.
3.) Mengubah cara pandang.
Orang dengan pikiran positif akan melihat segala sesuatu dari sisi dan cara yang
positif. Ketika kita mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, kita akan mudah berpikir
negatif, mulai dari mengasihani diri sendiri, marah pada penyebab kejadian, atau bahkan
marah pada Tuhan karena merasa diperlakukan tidak adil.
4.) Melihat dari sudut pandang orang lain.
Berinteraksi dengan orang lain merupakan konsekuensi sebagai makhluk sosial.
Dengan melihat masalah atau peristiwa dari sudut pandang orang lain, kita memiliki
alternatif lain.
5.) Fokus pada tujuan.
Setiap orang yang berpikiran positif hidup dengan cita-cita. Mereka memiliki tujuan
yang jelas dan yakin dengan tujuan yang ingin dicapai tersebut.
6.) Berbaik sangka.
Dengan berbaik sangka, segala hal yang terjadi menjadi lebih ringan dan
menyenangkan karena dalam pikiran Anda hal tersebut adalah yang terbaik bagi Anda
dan akan mendatangkan kebaikan.
7.) Menjauhkan diri dari hal-hal yang mendatangkan pikiran negative

BAB VI
PEMBAHASAN 5

KOMUNIKASI EFEKTIF

A. Mengapa Kita Berkomunikasi

Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan


berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi tersebut terjadi komunikasi.
Komunikasi yang baik (efektif) akan menghasilkan saling pengertian dan terjadilah
hubungan social sebagaimana diharapkan

Fungsi dan manfaat Komunikasi


1. Fungsi Informasi.
Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar
komunikan dapat memahaminya.
2. Fungsi Ekspresi.
Sebagai wujud ungkapan perasaan/pikiran komunikator atas apa yang dia pahami
terhadap sesuatu hal atau permasalahan. Fungsi Kontrol.
3. Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa
perintah, peringatan, penilaian, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Sosial.
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5. Fungsi Ekonomi.
Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan
jasa.
B. Komunikasi

o Sender, yang memprakarsai pesan. Sender mengharapkan receive (penerima


pesan) dapat mengerti (understanding) ide-ide dan mengubah perilakunya.
o Message (pesan) merupakan suatu ide yang nyata dalam pikiran pemberi pesan
(sender). Jika ide itu tidak jelas, hal ini harus dijelaskan sebelum sender mulai
menyampaikan idenya kepada orang lain.
o Dalam mengkomunikasikan ide-ide yang nyata dalam pikiran kita harus
menggunakan kode. Kode itu bisa merupakan kata-kata tertulis, kata-kata verbal,
atau merupakan angka, nomor Kode-kode tersebut harus dipilih sesuai dengan
orang yang akan menerimanya.
o Encode, pemrosesan kata-kata ke dalam suatu bentuk yang terorganisir.
o Transmit merupakan pengiriman pesan melalui media yang digunakan.
o Decode, pesan yang diberikan oleh sender yang dapat dimengerti oleh receiver.
o Receiver merupakan orang yang menerirna pesan yang disampaikan oleh sender.
o Feedback merupakan umpan balik berupa ide kepada sender dan pengertian bagi
receiver

C. Jenis-Jenis Komunikasi

o Menurut kelangsungannya; Komunikasi Langsung, Komunikasi Tidak Langsung


o Menurut sifatnya; Komunikasi Formal , Komunikasi Informal
o Menurut Ruang Lingkup:Komunikasi Internal, Komunikasi Eksternal
o Cara penyampaian informasi; tertulis, lisan, bahasa tubuh

D. Komunikasi Yang Efektif

Menurut Tubb dan Moss, komunikasi dikatakan efektif, bila:


o Komunikan memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang di sampaikan
komunikator
o Terdapat perasaan senang di antara komunikator dengan komunikan
o Komunikator mampu mempengaruhi sikap komunikan
o terjadi hubungan sosial yang lebih baik antara kedua pihak yang berkomunikasi
o Komunikan melakukan tindakan yang diingini komunikator
Lima hal yang perlu ditegakkan, agar komunikasi efektif
o Hukum 1: Respect, sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan
yang kita sampaikan
o Hukum 2: Empathy, empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri
pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain
o Hukum 3: Audible, dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
o Hukum : Clarity, adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interprestas
o Hukum 5: Humble, sikap rendah hati

BAB VII
PEMBAHASAN 6

ESENSI PERUBAHAN

A. Pengertian

• Menurut Jeff Davison (2003), perubahan adalah terjadinya sesuatu yang berbeda
dengan sebelumnya.
dengan cara baru, mengikuti jalur baru, mengadopsi teknologi baru, memasang
sistem baru, mengikuti prosedur-prosedur manajemen baru.
• Internal; kita sering mengalami perubahan emosi, mulai dari naik turunnya
semangat, hingga aneka perubahan yang dilandasi oleh mentalitas dalam diri.
Selain itu, secara fisik kita juga selalu berubah, dari bayi, tumbuh jadi anak,
remaja, dewasa, tua, hingga akhirnya mati.
• Eksternal; ada perubahan musim dan cuaca. Ada panas ada dingin. Ada malam
dan ada siang. Ada hujan ada kemarau. Ada gelap, ada pula terang. Dan semua
itu berjalan beriringan sehingga selalu mendorong terjadinya perubahan. (Andrie
Wongso, 2010)
• Friendster friendster yang pada pertengahan tahun 2000an sangat popular di
kalangan anak-anak muda. Namun saat ini friendster tenggelam digilas popularitas
Facebook dan pendiri Facebook adalah seorang anak bernama Mark Zuckerberg
yang lahir pada 14 Mei 1984
B. Pengertian adaptasi

• Pandangan sosiologis, adaptasi ialah sebuah proses seseorang individu


menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik dilihat dari aspek geografis, budaya
maupun aspek-aspek lingkungan sekitar lainnya.
• Aspek prespectif biologis adaptasi merupakan cara bagaimana organisme
mengatasi mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup
(Fakhtullah, 2012).
• Beradaptasi saja tidaklah cukup, justru dibutuhkan sikap proaktif dan antisipatif
yaitu membuat terobosan baru, selangkah lebih maju, keluar dan zona nyaman
(comfort zone) dan menjadi bagian dari perubahan itu sendiri. Maka menyongsong
perubahan adalah prinsip penting dalam menyiapkan diri untuk sukses di masa
depan.
C. Menyiapkan diri Menyongsong Perubahan

• Dunia telah memasuki era baru disebut sebagai cracking zone (Rhenald Kasali)
• Cracking zone adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan
masa
• Crack berarti patahan/retakan, diartikan sebagai terobosan
• Masa transisi dari era ekonomi industri memasuki era ekonomi baru yang
didominasi oleh perkembangan teknologi informasi dan keterbukaan informasi.
• Leader mengubah haluan perusahaan sedangkan 'cracker' mengubah wajah
industri
• Hasnul Suhaimi, seorang CEO telekomunikasi Indonesia, berhasil mengubah
wajah industri telekomuni lewat prinsip freemium-nya: Tarif supermurah, volume
besar, frekuensi namun layanan produknya harus premium
• Margareta Astaman menulis dalam bukunya Fresh Graduate Boss (2012), bahwa
dalam usianya yang baru 25 tahun dia telah menjadi perintis di sebut perusahaan
berbasis internet dan media, setelah sebelumnya menjadi Assistant Vice President
untuk PT. Multiply Indonesia, dan sebelumnya mengawali ka sebagai country
Editor di Microsoft Network (MSN) Indonesia, lalu menjadi Portal Executive

D. Faktor-Faktor Yang Perlu di awasi

a. Faktor Eksternal
• Pesaing (Komperitor)
• Teknologi
• Pelanggan atau Pemberi Kerja
b. Faktor Internal
• Keluar dari Comfort Zone (Zona Nyaman)
• Berpikir dengan cara-cara baru.
• Tetapkan target yang tinggi

E. Mindset Utama yang Perlu Dimiliki


• Think Positive, artinya berpikir dan berharap bahwa hal-hal positif dan baik akan
terjadi pada diri Anda.
• Berani Gagal, saat Anda berani untuk mencoba sesuatu yang baru, Anda jadi
punya peluang untuk sukses
• Fokus, yang harus Anda ingat adalah pikiran Anda sangat powerful saat kita
sedang fokus.
• Siap Kerja Keras, untuk sukses, Anda perlu siap kerja keras
• Konsisten dan Sabar. tapi tetap melakukan apa yang harusnya dilakukan
• Komitmen, memastikan Anda akan melakukan hal tersebut
• Pantang Menyerah, saat Anda sudah kerja keras, sudah komitmen, sudah
konsisten, tetapi belum ada hasil, milikilah semangat untuk pantang menyerah

BAB VIII
PEMBAHASAN 7

KEPEMIMPINAN
A. Pengertian

Menurut Sarros dan Butchatsky, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu


perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok
untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu
dan organisasi.
B. Implikasi Kepemimpinan

• Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan
atau bawahan (followers).
• Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya
(his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang
memuaskan.
• Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap
bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance),
keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan
pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan
orang lain (communication) dalam membangun organisasi

C. Sifat-Sifat Kepemimpinan

1) Kekuatan,
2) Pandangan,
3) Pengetahuan dan kecerdasan,
4) Imajinasi,
5) Kepercayaan diri,
6) Integritas,
7) Kepandaian berbicara,
8) Pengendalian dan keseimbangan mental & emosional,
9) Bentuk Fisik,
10) Pergaulan sosial dan persahabatan,
11) Dorongan,
12) Antusiasme,
13) Berani

D. Karakter Yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin

• Integritas, Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang Anda
katakan akan Anda lakukan.
• Optimisme,Takkan ada orang yang mau mengikuti Anda bila Anda memandang
suram masa depan.
• Menyukai perubahan, Pemimpin adalah mereka yang melihat adanya kebutuhan
akan perubahan, bahkan merekabersedia untuk memicu perubahan itu.
• Berani menghadapi risiko, Kapan pun kita mencoba sesuatu yang baru, kita
mengambil risiko.
• Ulet, Kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatunya
menjadi sulit.
• Katalistis, Seorang pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu
menggerakkan orang
• Berdedikasi/komit, Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih
mencurahkan perhatian dan komit ketimbang diri mereka sendiri. ain untuk
melangkah

E. Tugas Dan Tanggung Jawab Pemimpin

• Pemimpin bekerja dengan orang lain


• Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
(akuntabilitas)
• Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
• Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
• Manajer adalah seorang mediator
• Pemimpin adalah politisi dan diplomat
• Pemimpin membuat keputusan yang suli
BAB IX
PENUTUP
KESIMPULAN

o Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos", yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam
bentuk jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk.
o Pekerjaan adalah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memilik persamaan
kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, satu
pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang atau beberapa orang yang tersebar
di berbagai tempat.
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia,
sedangkan dalam arti yang sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu
tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang sehingga dalam
pembicaraan sehari-hari istilah pekerjaan ini sering dianggap sinonim dengan
profesi.

o Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah


suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah,
dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi menjadi
dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.

Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang
satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian
dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga
menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain/organisasi.

o Manusia adalah makhluk yang berpikir. Kemampuan manusia dalam berpikirlah


yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya. Segala hal,
temuan, dan peristiwa yang terjadi di dunia adalah perbuatan manusia dan
merupakan hasil pemikiran manusia, baik yang sifatnya positif maupun negatif.

Pikiran merupakan aktivitas mental dan intelektual yang melibatkan kesadaran


penggunaannya. Dengan pikiran, manusia bisa menimbang, mengingat,
memutuskan, hingga menciptakan sesuatu.

Pikiran juga merupakan suatu potensi. Melalui pikiran, manusia melakukan


sesuatu dengan cara mendayagunakan apa yang dimilikinya untuk memperoleh
apa yang diyakini alam pikirannya tersebut
o Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan
berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi tersebut terjadi komunikasi.
Komunikasi yang baik (efektif) akan menghasilkan saling pengertian dan terjadilah
hubungan social sebagaimana diharapkan

DAFTAR PUSTAKA

Modul 1 Etika dan Profesioanal Sarjana.pdf

Modul 2 Potensi Diri.pdf

Modul 3 Tujuan Hidup.pdf

Modul 4 Berpikir Positif.pptx

Modul 5 Komunikasi Efektif.pdf

Modul 6 Menyongsong Perubahan.pdf

http://docplayer.info/49148242-Modul-ke-etik-umb-kepemimpinan-dan-kerjasama-tim-
fakultas-teknik-prayogo-hadi-sulistio-m-pd-program-studi-teknik-industri.html

Anda mungkin juga menyukai