Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KEPERAWATAN DASAR

‘’ Anatomi organ perkemihan dan otot syaraf yang mensyarafi ‘’

NamaKelompok :

1. Muhammad Abdul Aziz


2. Miftah NurAzizah
3. Sriani
4. Avita Dyah Ningtas
5. Diana Putri

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG
2020

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Makalah Komunikasi Terhadap Pimpinan Dan
Teman Sejawat dapat terselesaikan. Dalam menyusun makalah Komunikasi Terhadap Pimpinan
Dan Teman Sejawat ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya demi terselesaikannya makalah ini.

Dengan ini kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah ini,
namun bagaimanapun makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dan akan kami terima dengan senang
hati.

Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi kita semua, terutama bagi adik-adik tingkat
kami.Dan apabila ada kesalahan dan kata kata yang kurang berkenan, kami selaku penyusun
mohon maaf yang sebesarbesarnya.

20 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar………………………………………………………………………….

Daftar Isi………………………………………………………………………………..

BAB 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………..

1.3 Tujuan……………………………………………………………………………….

BAB 2. Pembahasan

2.1 Pengertian Anatomi Perkemihan………………………………………………………….

2.2 Bagian – Bagian perkemihan ………………………………………………

2.3 Proses Pembuatan Urine…………………………………………...........

2.4 Faktor yang mempengaruhi terjadinya Urine........................................................................

2.5 Fungsi Urine........................................................

2.6 Kelainan yang menganggu Sistem Perkemihan.......................................................................

BAB 3. Penutup

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….

3.2 Saran………………………………………………………………………...........

DaftarPustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah

Sistem perkemihan merupakan bagian dari anatomi dan fisiologi tubuh manusia, yang sangat berperan
penting dalam kelangsungan hidup manusia. System perkemihan berfungsi untuk mengolah zat-zat yang
tidak diperlukan dalam tubuh dan  memiliki beberapa proses. Sehingga dengan keluarnya zat yang tidak
baik bagi tubuh maka tubuh akan terhindar dari beberapa penyakit yang menyangkut system
perkemihan.

1.2   Rumusan Masalah

Agar lebih terarah dan tepat pada sasaran maka penulis merumuskan masalah penelitian ini ke dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1.      Apakah Pengertian Anatomi Perkemihan?

2.      Apa saja bagian-bagian dari system perkemihan?

3.      Bagaimanakah proses terjadinya urine?

4.      Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya urine?

5.      Apakah kelainan-kelainan yang dapat mengganggu system perkemihan?

1.3    Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Biomedik
tentang Anatomi Fisiologi yang membahas Sistem perkemihan.

1.4    Metode dan Teknik Penulisan

Metode yang penulis gunakan untuk menyusun makalah ini adalah metode kapustakaan dimana penulis
mencari sumber dari buku-buku dan internet yang berhubungan dengan sisitem perkemihan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN ANATOMI PERKEMIHAN

  Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga
darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).

   Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang
membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin
dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

2.2  BAGIAN-BAGIAN PERKEMIHAN.

a.       Ginjal.

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra
thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit
lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.

A.     Fungsi ginjal Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis
atau racun, b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c) mempertahankan keseimbangan
kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein
ureum, kreatinin dan amoniak.

B.     Struktur ginjal.

 Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian
luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih
terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak
kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

 Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah,
pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang
diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan
bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada
1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus
distal dan tubulus urinarius.

C.     Persarafan ginjal.

Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang
masuk ke ginjal.

b.      Ureter.

Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30
cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi
terletak pada rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a.        Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b.    Lapisan tengah lapisan otot polos.

c.    Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

d.   Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke
dalam kandung kemih.

c.       Veika Urinaria (Kandung Kemih).

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya
d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis
seperti balon karet.

Dinding kandung kemih terdiri dari:

a.          Lapisan sebelah luar (peritoneum).

b.        Tunika muskularis (lapisan berotot).

c.          Tunika submukosa.

d.         Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

d.      Uretra.

Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih
ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:

a.         Urethra pars Prostatica

b.        Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)

c.         Urethra pars spongiosa.

Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak
di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.

Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:

a.       Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria  mengandung jaringan
elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.

b.      Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.

c.       Lapisan mukosa.

e.       Air kemih (urine).

Sifat fisis air kemih, terdiri dari:

a.   Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari  pemasukan(intake) cairan dan faktor
lainnya.

b.   Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi   keruh.

c.     Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.

e.    Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.

f.     Berat jenis 1,015-1,020.

g.    Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur menyebabkan
reaksi alkalis dan protein member  reaksi asam).

Komposisi air kemih, terdiri dari:

a.    Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.

b.   Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea amoniak dan kreatinin.

c.    Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.

d.    Pagmen (bilirubin dan urobilin).

e.     Toksin.
2.3.PROSES TERJADINYA URINE.

Proses pembentukan urine dibagi menjadi 3 tahapan yaitu tahap filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.
Proses ini pada tubuh manusia terjadi di organ tubuh ginjal yang merupakan alat dan sistem ekskresi
pada manusia. Urine sendiri mempunyai definisi yaitu air yang diekskresikan oleh ginjal kemudian akan
disimpan dalam kandung kemih dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra atau proses urinasi. Selain
berfungsi sebagai organ pembentukan urine terdapat fungsi ginjal pada manusia lainnya seperti
misalnya ginjal dapat mengatur kadar air dalam tubuh.

Proses pembentukan urine terjadi melalui beberapa tahap, sebagai berikut :

a.       Filtrasi.

Proses pembentukan urine tahap pertama adalah filtrasi yang mana terjadi saat darah yang
mengandung air, gula, garam, urea dll dan tahap ini terjadi di badan malphigi. Setelah terjadinya filtrasi
terbentuklah filltrat glomerulus  yang disebut juga sebagai urin primer. Urin primer sendiri di dalamnya
masih banyak sekali mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh seperti glukosa, garam urea, asam
amino, terkecuali protein. Nantinya sebagian besar glomerulus akan kembali diserap oleh tubuh.

b.      Reabsorbsi

Tahap reabsorbsi dalam proses pembentukan urine yaitu urine primer yang tadi didapatkan dari
glomerulus selanjutnya akan dialirkan ke tubulus proksimal. Proses ini akan membuat urin primer
mengalami penyerapan kembali dan zat-zat yang diserap akan dikembalikan ke tubuh lewat kapiler
darah di dekat tubulus. Nantinya juga akan terjadi penyerapan natrium di lengkung henle, yang nantinya
sisa dari penyerapan tersebut akn memebentuk urine sekunder. Urin sekunder sendiri bersifat tidak
berguna bagi tubuh karena mengandung urea yang sangat tinggi.

c.       Augmentasi.

Setelah melewati proses reabsorbsi, proses pembentukan urine selanjutnya adalah augmentasi.
Augmentasi adalah proses dimana urine sekunder akan masuk ke tubulus kontertus distal melewati
lengkung henle. Di tubulus kontertus distal urin sekunder akan berubah menjadi lebih pekat karena akan
kehilangan H2O. Lalu urine akan disimpan di kantung kemih, kantung kemih maksimal hanya bisa
menampung air sebanyak 300 ml.

Urin yang ada di kantung kemih nantinya akan keluar dari tubuh lewat saluran uretra. Manusia pada
normalnya akan memproduksi urine sebanyak 2 liter setiap harinya dan banyaknya produksi urine dalam
tubuh ditentukan oleh faktor-faktor seperti jumlah air yang dikonsumsi, suhu udara, dan tekanan darah.

2.4.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA URINE.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine cukup banyak meliputi jumlah air yang
diminum, hormon antidiuretik, zat-zat diuretik,  serta gejolak emosi dan stress yang sedang dialami oleh
manusia. Berikut penjelasan satu per satu faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan
urine :

a.       Hormon Antidiuretik

Hormon antidiuretik dalam proses pembentukan urine dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian
belakang. Hormon ini berfungsi sebagai alat penyerapan darah yang nantinya akan disekresikan ke
ginjal.

b.      Jumlah Air yang Diminum

Jumlah air yang diminum sudah tentu mempengaruhi dalam hal proses pembentukan urine karena
apabila semakin banyak air yang diminum maka semakin banyakpula hormon antidiuretik akan
terhambat. Hal ini lah yang akhirnya menyebabkan proses reabsorbsi terhambat yang akhirnya
menimbulkan jumlah urine yang ada bertambah.

c.       Zat-zat Deuretik

Minuman kopi, teh, serta susu bersifat menghambat proses reabsorbsi ion Na+ yang menyebabkan
hormon antidiuretik akan berkurang dan membuat volume urine meningkat.

d.      Gejolak Emosi dan Stress

Apabila seseorang sedang mengalami emosi dan stress, tekanan darahnya akan berlangsung lebih cepat
sehingga semakin banyak darah yang menuju ke ginjal, kemudian kandung kemih pun akan bereaksi
yang pada akhirnya membuat orang tersebut ingin buang air kecil.

2.5.FUNGSI URINE.

Fungsi urine dalam tubuh adalah untuk membuang zat yang sifatnya beracun bagi tubuh dan urine pun
bisa menjadi sebuah penunjuk dehidrasi. Normalnya urine bewarna bening seperti air namun untuk
orang-orang yang mengalami dehidrasi urine yang akan keluar dari dalam tubuhnya akan bewarna
kuning. Manfaat dan fungsi urine ini akan dipelajari lebih detil di salah satu cabang ilmu
biologi seperti Fisiologi.

Dehidrasi tersebut bisa menimbulkan bibir menjadi kering, untuk yang mengalami masalah kesehatan
seperti ini alangkah bijaknya untuk membaca cara mengatasi bibir kering secara alami kemudian
mempraktikannya untuk kesehatan jasmani anda.

2.6.KELAINAN-KELAINAN YANG DAPAT MENGGAGNGGU SISTEM PERKEMIHAN.

Sistem perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Adapun susunan sistem perkemihan (sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah ginjal, ureter,
vesika urinaria, dan uretra. Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi gangguan-gangguan.

      Gangguan-gangguan tersebut adalah sebagai berikut :

a.       INFEKSI SALURAN UROGENITAL

Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Dapat pula disebabkan
oleh Proteus, Klebsiella, dan Staphylococcus terutama bila sedang terpasang kateter. Pada saluran
urogenital ini, dapat terjadi penyakit, seperti:

a.       Sistis.

Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita daripada pria, karena pada
wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Faktor resiko sistitis adalah bersetubuh,
kehamilan, kandung kemih neurogenis, pemasangan kateter, keadaan-keadan obstruktif dan diabetes
mellitus. Apabila berlanjut, akan menyebakan kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis ginjal,
yang disebut dengan pielonefritis. Penderita sistitis akan merasakan keluhan seperti disuria (nyeri saat
miksi), sering berkemih, merasa ingin berkemih terus, dan sakit di atas daerah suprapubis.

b.       Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering penyakit ini adalah kuman yang berasal
dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang
menahun. Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan oleh Refluks
vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila senyawa perifer dan jaringan parut di kutub ginjal.
Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan tekanan tinggi aliran
balik urine, yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan parut ginjal menyebar dan penipisan
lapisan korteks ginjal.

b.      PENYAKIT GLOMERULAR.

a.       Sindrom Nefrotik (nefrosis)


Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah albuminaria (>3,5
gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya permeabilitas membran basal glomerulus. Akibatnya
terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan edema generalisata.

b.      Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di nasofaring oleh Streptococcus
β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu edema akut, oiguria, proteinuria,
urine berwarna, dan biasa disertai dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena
terbentuk antibodi yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini dapat
menyebabkan gagal ginjal.
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan

Jadi, urine suatu system terjadinya proses penyaringan darang sehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh prose
pembentukan urine diawali dengan masuknya darah, dmelalui vas aferend kedalam glomerolus clan,
keluar melalui vas efferent .

3.2 Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber
serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai