Kelompok 3 :
Anggota
JOMBANG
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahma dan hidayah-nya kami dapat menyelasaikan tugan dalam
bentuk makalh dengan judul: “OTITIS MEDIA AKUT ATAU KRONIS”
Kami juga berharap maklah ini dapat dijadikan sumber bacaan untuk
menambah ilmu dan wawasan bagi para pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL I
KATA PENGANTAR II
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Pengertian 2
2.2 Etiologi 3
2.3 Klarifikasi 3
2.4 Manifestasi Klinis 3
2.5 Komplikasi 4
2.6 Patofisiologi 4
2.7 Pathway 5
2.8 Pemeriksaan Penunjang 6
2.9 Penatalaksaan 6
2.10 HE 8
3.1 Pengkajian 9
3.2 Diagnosa Keperawatan 9
3.3 Rencana Keperawatan 10
3.4 Implementasi 14
3.5 Evaluasi 14
BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan 15
5.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dapat memahami tentang pengertian, penyebab, tand gejala, proses
perjalanan pemyakit, pemeriksaan penunjang serta penatalaksaaan dari
penyakit Otitis media akut atau kronis.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Otitis media adalah inflamasi pada bagian telinga tengah. Otitis media
sebenarnya adalah diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak – anak di
bawah usia 15 tahun. Ada 3( tiga ) jenis otitis media yang paling umum
ditemukan di klinik, yaitu :
● Otitis media viral akut
● Otitis media bakterial akut
● Otitis media nekrotik akut
2.2 Etiologi
2
Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke
dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril. Paling sering terjadi bila
terdapat disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh
infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya (eg : sinusitis,
hipertrofi adenoid) atau reaksi alergik ( eg : rhinitis alergika). Bakteri yang
umum ditemukan sebagai organisme penyebab adalah Streptococcus
peneumoniae, Hemophylus influenzae, Streptococcus pyogenes, dan
Moraxella catarrhalis.
2.3 Klarifikasi
Gejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa
sangat ringan dan sementara atau sangat berat. Keadaan ini biasanya
unilateral pada orang dewasa.
3
● Otitis Media Kronik :
2.5 Komplikasi
2.6 Patofisiologi
4
Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan
eksudat dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi
sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring.
Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan
menentukan progresivitas penyakit.
2.7 Pathway
5
2.8 Pemeriksaan Penunjang
a. Anamnesis
1) Gangguan pendengaran/pekak.
Bila ada keluhan gangguan pendengaran, perlu ditanyakan :
a) Apakah keluhan tersebut pada suatu telinga atau kedua telinga,
timbul tiba-tiba atau bertambah secara bertahap dan sudah berapa
lamanya.
b) Apakah ada riwayat trauma kepal, telinga tertampar, trauma
akustik atau pemakaian obat ototoksik sebelumnya.
c) Apakah sebelumnya pernah menderita penyakit infeksi virus
seperti parotitis, influensa berat meningitis.
d) Apakah gangguan pendengaran ini diderita sejak bayi, atau pada
tempat yang bising atau pada tempat yang tenang.
b. Otoskopi Pneumatik
Tujuan: untuk melihat berkurangnya atau tidak ada sama sekali gerakan
gendang telingan. Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekuatan
membran timpani
Kultur dan uji sensitifikasi dilakukan timpani sintesis ( aspirasi jarum dari
telingatengah melalui membran timpani)
2.9 Penatalaksanaan
Jika nyeri menetap atau hebat, demam, muntah, atau diare, dan tau jika
genang telinga menonjol. Dilakukan miringotomi.
6
1. Stadium Oklusi untuk membuka kembali tuba eustachius, agar tekanan
di telinga telah hilang. Obat tetes telinga HCL efedrin 0,5% (anak <12
tahun) atau HCl efedrin 1%dalam fisiologis (anak >12 tahun dan
dewasa). Antibiotik jika penyebabnya kuman.
2. Stadium Presupurasi
Diberikan antibiotik, (golongan penisilin / eritromisin) tetes hidung,
analgesic. Miringotomi jika, membrane timpani sudah terlihat
hiperemis difus. Pada anak diberikan ampisilin 4 x 40 mg/ kg BB/
hari, amoxilin 4x40mg/kgBB/hari, atau eritromisin 4 x 40 mg/kg
BB/hari.
3. Stadium Peforasi
Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari dan antibiotik adekuat
sampai tiap minggu.
4. Stadium Supurasi
Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi
bila membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan
terjadi ruptus.
5. Stadium Resolus
Bila tidak terjadi perbaikan/ pemulihan/ kesembuhan berikan antibiotik
dilanjutkan sampai 3 minggu.
7
berenang seumur hidupnya. Pasien harus datang dengan teratur untuk
kontrol supaya tidak terjadi infeksi kembali. Pendengaran berkurang sekali
sehingga dapat menghambat pendidikan atau karier pasien.
2.10 HE
a. Edukasi pasien
8
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
● Identifikasi pasien
Dengan cara mengetahui Identitas Pasien.Nama, Umur, Alamat, Tempat
Tgl. Lahir, Jenis Kelamin, Agama, Suku Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan,
Status Perkawinan, Tanggal Masuk dan Nomor Identitas.
● Riwayat kesehatan
Keluhan utama biasanya klien mengeluh nyeri di dalam telinga.
● Riwayat kesehatan / Keperawatan sekarang
Biasanya klien merasa nyeri didalam telinga, gangguan pendengaran
berupa rasa penuh ditelinga dan suhu tubuh tinggi.
● Riwayat kesehatan / Keperawatan yang lalu
Biasanya klien mengalami penyakit pilek dan batuk.
● Pola istirahat dan tidur
Biasanya pol aktivitas klien tergannggu karena merasakan nyeri.
● Pemeriksaan Fisik.
● Pemeriksaan Umum.
● Keadaan Umum Lemah.
● Tingkat Kesadarn pasien sadar.
9
3.3 Rencana Keperawatan
10
● Sesuai antara ● Pembentukan
kenyataan, ideal, dan kognisi
perilaku tubuh
● Deskripsi pada Aktivitas:
● Bantu pasien untuk
bagian tubuh yang
menerima kenyataan
terkena dampak
bahwa statemen diri
● Menyesuaikan diri
berada di
dengan berubahnya
tengah-tengah
penampilan fisik
timbulnya emosi
● Menyesuaikan diri
● Bantu pasien
dengan berubahnya
memahami akan
fungsi tubuh
ketidakmapuannya
● Menyesuaikan diri
untuk menggapai
dengan berubahnnya
perilaku yang
status kesehata
diinginkan sering
● Kesediaan untuk
disebabkan oleh
menggunakan strategi
statemen diri yang
untuk meningkatkan
tidak masuk akal
penampilan dan
● Tunjukkan
fungsi tubuh
bentuk-bentuk
kelainan fungsi
berpikir (misal,
pikiran yang
bertentangan, terlalu
banyak
menggeneralisasi,
penguatan, dan
personalisasi)
● Bantu pasien
mengenali emosi
yang
menyakitkan yang ia
rasakan
● Bantu pasien
mengenal pemicu
yang diterima
(misal, situasi,
kejadian, dan
interaksi dengan
11
orang lain) yang
membuat stress
● Bantu pasien untuk
mengenal
interpretasi pribadi
yang salah mengeni
faktor pemicu yang
diterima
● Bantu pasien untuk
mengganti
interpretasi yang
salah dengan yang
lebih realistis
berdasarkan situasi
yang membuat stres,
kejadian, dan
interaksi
12
● Melaporkan control yang baik disaat nyeri
nyeri terjadi
● Hindari mual, muntah
Tingkat Nyeri karena ini akan
Indikator:
● Melaporkan nyeri meningkatkan TIO
● Frekuensi nyeri ● Alihkan perhatian
● Ekspresi wajah pada hal-hal yang
karena nyeri menyenangkan
● Perubahan ● Hilangkan atau
tanda-tanda vital kurangi sumber nyeri
● Pemberian analgesik
● Berikan analgesik
sesuai order dokter.
● Perhatikan resep obat,
nama pasien, dosis
dan rute pemberian
secara benar sebelum
pemberian obat
3.4 Implementasi
1. Dapatkan apa metode komunikasi yang dinginkan dan catat pada rencana
perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, seperti :
a. Tulisan.
b. Berbicara.
c. Bahasa isyarat.
2. Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.
a. Jika ia dapat mendengar pada satu telinga, berbicara dengan perlahan
dan dengan jelas langsung ke telinga yang baik (hal ini lebih baik
daripada berbicara dengan keras).
1) Tempatkan klien dengan telinga yang baik berhadapan dengan
pintu.
2) Dekati klien dari sisi telinga yang baik.
3) Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan
pemahaman.
a. Bicara dengan jelas, menghadap individu.
13
b. Ulangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicara.
c. Gunakan rabaan dan isyarat untuk menigkatkan kemunikasi
3.5 Evaluasi
Untuk eveluasi hasil yang diharapkan dan respons terhadap asuhan
keperawatan, dibandingkan hasil yang didapatkan pada klien saat ini dengan
hasil yang diharapkan saat perencanaan: seperti kemampuan klien untuk
mempertahankan atau memperbaiki kesejajaran tubuh, meningkatkan
mobilisasi, dan melindungi klien dari bahaya imobilisasi.
14
BAB IV
PENUTUP
3.1 Ksimpulan
Tanda-tanda dan gejala utama infeksi ekstrena dan media adalah neyeri
serta hilangnya pendengaran. Data harus disertai pernyataan mengenai mulai
serangan, lamanya, tingakt nyerinya. Rasa nyeri timbul karena adanya
tekanan kepada kulit dinding saluran yang sangat sensitif dan kepada
membran timpani oleh cairan getah radang yang terbentuk didalam telinga
tengah. Saluran eksterna yang penuh dan cairan di telinga tengah
mengganggu lewatnya gelombang suara, hal ini menyebabkan pendengaran
berkurang.
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Rahajoe,N. 2012 Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta : Balai Penerbit IDAI
Alimul Aziz,H .2007 Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika
12. Donaldson JD. Acute Otitis Media. Medscape. Updated 2019. Diakses dari:
https://emedicine.medscape.com/article/859316-overview#a1.
16