Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN

PADA PASIEN GASTRITIS

Disusun Oleh :

Nama : Febrina Pertiwi

Nim : 191210010

Prodi : D3 Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


A. Pengertian
Aman mempunyai arti bebas dari ancaman bahaya, gangguan dan terlindungi, dan
terhindar dari rasa takut (artikata.com, 2013). Sedangkan rasa aman menurut Potter dan
Perry mengatakan kondisi dimana seseorang bebas dari cedera fisik dan psikologis dan
dalam kondisi aman dan tentram (Potter dan Perry, 2016)
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau nyaman baik
secara mental, fisik maupun sosial (Keliat, Windarwati, Pawirowiyono, & Subu, 2015).
Gangguan rasa aman nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang
senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik , psikospiritual, lingkungan
serta sosial pada diri yang biasanya mempunyai gejala dan tanda minor mengeluh mual
(PPNI, 2016).

B. Klasifikasi
Menurut (Mardella, Ester, Riskiyah, & Mulyaningrum, 2015) Gangguan rasa nyaman
dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan keadaan seseorang mengeluh ketidaknyamanan dan merasakan
sensasi yang tidak nyaman, tidak menyenangkan selama 1 detik sampai dengan kurang
dari enam bulan.
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah keadaan individu mengeluh tidak nyaman dengan adanya sensasi
nyeri yang dirasakan dalam kurun waktu yang lebih dari enam bulan.
3. Mual
Mual merupakan keadaan pada saat individu mengalami sensai yang tidak nyaman pada
bagian belakang tenggorokan, area epigastrium atau pada seluruh bagian perut yang
bisa saja menimbulkan muntah atau tidak.

C. Etiologi
Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016) penyebab Gangguan
Rasa Nyaman adalah:
1. Gejala penyakit.
2. Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.
3. Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan pengetahuan).
4. Kurangnya privasi.
5. Gangguan stimulasi lingkungan.
6. Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
7. Gangguan adaptasi kehamilan.

D. Bakteri Myobakterium tuberculosis, dengan ukuran panjang 1-4 µm


E. dan tebal 1,3-0,6 µm, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta
F. tahan asam atau basil tahan asam.
G. Bakteri Myobakterium tuberculosis, dengan ukuran panjang 1-4 µm
H. dan tebal 1,3-0,6 µm, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta
I. tahan asam atau basil tahan asamFaktor fisiologisMenurunnya kapasitas O2 seperti
pada anemia. 2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluaran napas bagian atas. 3) Hipovolemia sehingga sehingga tekanan darah
menurun mengakibatkan transport O2 terganggu. 4) Meningkatnya metabolisme
seperti adanya infeksi,demam,ibu hamil, luka. 5) Kondisi yang memengaruhi
pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, musculoskeletal yang
abnormal, serta penyakit kronis seperti TB paru. b. Faktor perkembangan 1) Bayi
prematur 2) Bayi dan toodler 3) Anak usia sekolah dan pertengahan 4) Dewasa tua c.
Faktor prilaku 1) Nutrisi 2) Latihan fisik 3) Merokok 4) Penyalahgunaan substansi
kecemasan 8 d. Faktor lingkungan 1) Tempat kerja 2) Suhu lingkungan 3) Ketinggian
tempat dari permukaan laut (Haswita & Reni, 2017).
D. Faktor Resiko (Faktor Yang Mempengaruhi)
1. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan
kenyamanan
2. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan
terjadinya resiko injury.
3. Gangguan persepsi sensori
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan
penciuman dan penglihatan
4. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang
penyakit
5. Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi,
dan kurang tidur.
6. Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan
kecelakaan
7. Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotic yang tidak rasional
Antibiotic dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat berisiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
11. Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara makna dalam merespon nyeri dan
tingkat kenyamanannya
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan
tingkat kenyamanan yang mereka punyai.

E. Patofisiologi
Gangguan rasa aman nyaman dapat diklasifikasi menjadi beberapa jenis yaitu nyeri
akut, nyeri kronis dan mual. Mual disebabkan adanya peradangan pada mukosa lambung.
Peradangan pada mukosa lambung diawali dari adanya helicobacter pylori dan zat korosif.
Helicobacter pylori menyebabkan infeksi pada mukosa lambung. Sedangkan zat korosif
menyebabkan gangguan difusi barrier mukosa. Dengan adanya gangguan difusi barrier
mukosa ini menyebabkan asam lambung meningkat sehingga mukosa lambung mengalami
iritasi. Adanya iritasi pada mukosa lambung menyebabkan peradangan pada mukosa
lambung. Ketika mukosa lambung mengalami peradangan dapat menyebabkan ansietas,
nyeri dan peningkatan asam lambung. Ansietas disebabkan karena kurangnya informasi
terhadap penyakit yang dideritanya sehingga dapat muncul diagnose kurangnya
pengetahuan akibat kurangnya informasi. Selanjutnya, peradangan pada mukosa lambung
juga menyebabkan nyeri pada daerah abdomen biasanya pada ulu hati atau perut sebelah
kiri. Ketika seseorang mengalami nyeri dapat menyebabkan rasa kenyamanan berkurang,
sehingga dapat muncul diagnose gangguan rasa aman nyaman yang disebabkan karena
adanya nyeri. Yang terakhir, peradangan mukosa lambung juga dapat menyebabkan asam
lambung meningkat. Peningakatan asam lambung menyebabkan kontrasi otot lambung
sehingga terjadi mual, muntah dan anoreksia. Ketika seseorang mengalami anoreksia,
mual dan muntah masukan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tidak adekuat sehingga
muncul diagnose ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang disebakan
karena nutrisi yang masuk kedalam tubuh tidak adekuat.

F. Pathway
Helicobacter pylori Zat korosif

Infeksi mukosa lambung Gangguan difusi barrier mukosa

Peningkatan asam lambung

Iritasi mukosa lambung

Peradangan Mukosa lambung

Ansietas Asam lambung meningkat

Kurang informasi Nyeri Kontraksi otot lambung

Kurang pengetahuan Gangguan rasa aman nyaman Anoreksia, mual, muntah

Masukan nutrisi tidak adekuat

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh

G. Manifestasi Klinis
1. Vakolasi
o Mangaduh
o Menangis
o Sesak nafas
o Mendengkur
2. Ekpresi wajah
o Meringis
o Mengeletuk gigi
o Mengernyit dahi
o Menutup mata, mulut dengan rapat
o Menggigit bibir
3. Gerakan tubuh
o Gelisah
o Imobilisasi
o Ketegangan otot
o Peningkatan gerakan jari dan tangan
o Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
o Gerakan melindungi bagian tubuh
4. Interaksi social
o Menghindari percakapan
o Focus hanya pada aktrivitas yang mampu menghilangkan nyeri
o Menghindari kontak social
o Penurunan rentang perhatian

H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
2. Menggunakan skala nyeri
o Ringan
Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi dengan baik
o Sedang
Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukan lokasi nyeri, masih
merespon dan dapat mengikuti intruksi yang diberikan.
o Berat
Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun terkadang klien
tidak mengikuti intruksi yang diberikan.
o Nyeri sangat berat
Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dank lien merespon
dengan cara memukul.

I. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic dapat membantu dalam manjemen rasa aman nyaman (nyeri)
seperti pemberian obat analgesic non opoid (aspirin, ibu profen)
2. Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi gangguan rasa aman
nyaman (nyeri). Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi secara bertahap sehingga klien dapat mengurangi rasa nyerinya
3. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu
tentang respon fisiologis. Hypnosis diri dapat membantu mengubah persepsi
(nyeri) melalui oengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi distraksi.
4. Teknik distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dan focus perhatian terhadap (nyeri) ke stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distrasi yaitu distraksi visual ( melihat pertandingan,
menonton televise,dll), distraksi pendengaran ( music, suara gemericik air), distraksi
pernafasan, distraksi intelektual (bermain kartu).
5. Imobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur atau
terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti
decubitus.

J. Komplikasi
1.Hipovolemik
2. Hipertermi
3. Masalah mobilisasi
4. Hipertensi
5. Edema Pulmonal
6. Kejang

K. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, golongan darah, no register, tanggal masuk rumah
sakit, diagnosa, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan
2. Keluhan utama
Keluhan utama pasien gastritis Pasien mengatakan nyeri pada daerah ulu hati dan
perut bagian kiri.
P (provocative) : Pasien mengatakan nyeri dirasakan terus menerus.
Q (Quality : Pasien mengatakan nyeri terasa seperti diremas remas
R (Region) : Pasien mengatakan nyeri di rasakan pada ulun hati dan perut
kiri bawah
S (Scale) : Pasien mengatakan skala 4
T (Tretment) : Klien berusaha mengurangi gerakan agar nyeri terasa lebih
ringan
U (Understanding) : Klien mengatakan paham nyeri yang dirasakan
V (Value) : Klien berharap nyeri cepat hilang dan lekas sembuh
3. Riwayat penyakit sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada pasien dengan gastritis pasien mengeluh nyeri
pada ulu hati dan perut bagian kiri, badannya lemas, perut terasa mual, muntah.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan badannya panas dingin, mulai habis asyar pada tangal 15
September 2021 pukul 15.30 wib , Kemudian pukul 16.00 Wib pasien melakukan
kerokan , pasien mengatakan perut terasa mual muntah, nyeri pada uluh hati dan
perut bagian kiri, kemudian pasien datang ke Rumah sakit pada pukul 22.00 wib,
masuk di ruang IGD mendapatkan tindakan keperawatan antara lain TD : 100/70
mmHg, Respirasi 24x/menit , Nadi 88 x/menit , Suhu 37⁰C Terpasang infus RL
500 20 tpm, kemudian dipindahkan ke ruang Bougenvil untuk dirawat inap.
5. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit
yang sama seperti pasien, dan penyakit keturunan lainnya seperti Diabetes Melitus,
Hipertensi, dll.
6. Riwayat Spiritual Dan Psikososial
1. Pola konsep diri
Biasanya pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan
keluarganya.
2. Ideal diri
Biasanya pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan
keluarganya.
3. Harga diri
Biasanya pasien merasa pasrah dengan penyakit yang dideritanya
4. Gambaran diri
Biasanya pasien mengatakan penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari
Tuhan Yang Maha Esa
5. Pola koping
Biasanya pasien tampak lemas, gelisah, dan pasrah dengan penyakitnya
6. Pola kognitif
Daya fikir dan daya ingat pasien biasanya baik, dan pasien memahami
penyakitnya
7. Pola interaksi
Selama interaksi biasanya pasien menunjukkan sikap kooperatif dan perilaku
bersahabat baik dengan perawat.
8. Ketaatan klien klien beribadah
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit ia rajin beribadah kemesjid,
sedangkan setelah di rumah sakit pasien mengatakan ibadah sholatnya sering
tertinggal.
7. Aktivitas Sehari-Hari
1. Nutrisi dan Metabolisme
Biasanya pasien dengan Gastritis akan mengalami penurunan nafsu makan,
akibat rasa ingin mual dan muntah.
2. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit Pasien mengatakan rutin jalan kaki dengan lintasan kerikil
kurang lebih 15 menit. Sedangkan pada saat sakit aktivitas sering dibantu oleh
anggota keluarga.
3. Istirahat dan Tidur
Biasanya pasien mengatakan sebelum sakit ia tidur jam 21.00 – 04.00 wib
Tidur siang antara 1- 2 jam, kualitas tidur nyenyak. Saat dirawat pasien
mengatakan lebih sering tiduran.
8. Gerak dan keseimbangan
9. Personal hygiene
10. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
2. Ketidakseimbanagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurang pengetahuan (Proses penyakit)

c. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


1. Nyeri akut berhubungan  Tingkat Nyeri  Manajemen Nyeri
dengan iritasi mukosa Setelah di lakukan 1. Identifikasi lokasi,
lambung tindakan kepeawatan karakteristik, durasi,
selama 2x24 jam frekuensi, kualitas,
diharapakan nyeri intensitas nyeri.
berkurang atau hilang 2. Identifikasi skala
dengan kriteria hasil: nyeri
1. Klien mengatakan rasa 3. Observasi tanda
nyeri berkurang atau tanda vital
hilang 4. Berikan tehnik
2. Klien tidak gelisah nonfarmakologis
3. Skala nyeri ringan 2-3 untuk mengurangi
atau 0-1 rasa nyeri (mis.
4. Wajah klien tidak TENS, hypnosis,
meringis kesakitan terapi music,
biofeedback, tehnik
imajinasi
terbimbing, kompres
hangat)
5. Ajarkan tehnik
relaksasi nafasdalam
6. Jelaskan penyebab
dan pemicu nyeri
7. Kolaborasi
pemberian
analgesic, jika perlu
2. Ketidakseimbangan  Status Nutrisi  Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari Setelah dilakukan 1. Identifikasi status
kebutuhan tubuh b.d tindakan keperawatan nutrisi ( gizi)
intake yang tidak adekuat selama 2X24 jam 2. Identifikasi
diharapkan nutrisi kebutuhan kalori
dalam tubuh adekuat dan nutrient
dengan Kriteria Hasil: 3. Monitor asupan
1. Porsi makan yang makanan
dihabiskan 4. Monitor berat
meningkat badan
2. Berat badan IMT 5. Berikan suplemen
dalam batas normal makanan,jika
perlu
6. Anjurkan posisis
duduk,jika
mampu
7. Anjurkan klien
untuk makan
porsi sedikit tapi
sering.
8. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient atau
TKTP yang
diperlukan,jika
perlu

3 Defisit pengetahuan  Tingkat Pengetahuan  Kesiapan penerimaan


berhubungan dengan Setelah di lakukan informasi
Kurang pengetahuan tindakan keperwatan 1. Observasi
(Proses penyakit) selama 2x24 jam kemampuan klien
diharapkan deficit dalam pemahaman

pengetahuan teratasi tentang

dengan kriteria hasil : penyakitnya.

1. Klien dan keluarga 2. Bantu klien dalam

mampu menyatakan memilih diit yang

pemahaman tentang tepat ketika

penyakit, kondisi, kembali dirumah

prognosis dan 3. Pendidikan


kesehatan tentang
program pengobatan
gastritis erosive
serta program diit
4. Libatkan keluarga
2. Klien dan keluaraga
untuk hidup sehat
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan oleh
perawat

d. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah sebuah tindakan atau proses gagasan yang sudah disusun dengan
begitu cermat dan detail. Implementasi ini umumnya tuntas sesudah di anggap permanen. Di
dalam implementasi biasanya dilakukan tindakan dari intervensi yang telah dibuat/ditegakan.

e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses identifikasi untuk mengukur/menilai apakah sebuah kegiatan atau
program dilaksanakan sesuai perencanaan dan berhasil mencapai tujuan atau tidak. Evaluasi
dilakukan dengan membandingkan hasil akhir dengan apa yang seharusnya dicapai. Setelah
dilakukan Rencana keperawatan kondisi pasien sudan membaik dari pada sebelumnya. Tetapi
rencana tersebut harus dilanjutkan dengan baik lagi sampai kondisi pasien benar-benar
sembuh total.

Anda mungkin juga menyukai