Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN HIV


DI RUANG POLI KEHAMILAN RSD dr. SOEBANDI KABUPATEN
JEMBER
PERIODE 29 Maret – 3 April 2021

Dosen Pembimbing
Ns. Siti Kholifah, S.Kep., M.Kep

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas di Stase


Keperawatan Maternitas

OLEH:
Wisnu Khawirian, S. Kep
NIM. 2001031034

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN HIV

A. Konsep Kehamilan Trimester III


1. Definisi
Kehamilan merupakan serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau
pertemuan antara ovum dan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan
implantasi. Lama kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 10 hari) (Sulistyawati, 2012)
Kehamilan merupakan periode dimana terjadi perubahan kondisi biologis wanita
disertai dengan perubahan perubahan psikologis dan terjadinya proses adaptasi terhadap
pola hidup dan proses kehamilan itu sendiri (Muhtasor, 2013)
2. Perubahan Fisiologis Trimester III
Menurut Vivian (2011) perubahan fisiologi pada masa kehamilan Trimester III
adalah :
a. Minggu ke-28/bulan ke-7
Fundus berada dipertengahan antara pusat dan sifoudeus. Hemoroid mungkin terjadi.
Pernapasan dada menggantikan pernapasan perut. Garis bentuk janin dapat dipalpasi.
Rasa panas perut mungkin terasa.
b. Minggu ke-32/ bulan ke-8
Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh, dan nyeri tekan. Sering BAK
mungkin kembali terjadi. Selain itu, mungkin juga terjadi dispnea.
c. Minggu ke-38/ bulan ke-9
Penurunan bayi ke dalam pelvis/panggul ibu (lightening). Plasenta setebal hampir 4
kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5- 0,6 kg. Sakit punggung dan
sering BAK meningkat. Braxton Hicks meningkat karena serviks dan segmen bawah
rahim disiapkan untuk persalinan.
3. Perubahan Psikologis Trimester III
Menurut Sulistyawati (2013) Perubahan psikologis pada masa kehamilan Trimester
III , yaitu:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
d. khawatir akan keselamatannya.
e. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
f. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
g. Merasa kehilangan perhatian
h. Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun
B. Konsep Kehamilan dengan HIV
1. Definisi
Acquired Immunodeficiency Syndrome adalah singkatan dari
AIDS. AIDS adalah kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem
kekebalan tubuh yang timbul akibat infeksi HIV (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
Virus HIV memasuki tubuh seseorang maka tubuh akan terinfeksi
dan virus mulai mereplikasi diri dalam sel orang tersebut (Sel limfosit
T CD4 dan Makrofag). Virus HIV akan mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh dengan menghasilkan antibodi untuk HIV. Masa
antara masuknya infeksi dan terbentuknya antibodi yang dapat
dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium adalah antara 2-12 minggu
dan disebut masa jendela (window period). Selama masa jendela,
pasien sangat infeksius sehingga mudah menularkan kepada orang lain
meskipun hasil pemeriksaan laboratorium masih negatif (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
2. Cara Penularan HIV
Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara yaitu
hubungan seksual;pajanan oleh darah, produk darah atau organ dan
jaringan yang terinfeksi termasuk terpajan jarum suntik yang telah
terinfeksi HIV; penularan dari ibu ke anak (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2015).
Perilaku berisiko tertularnya HIV adalah perilaku individu yang
memungkinkan tertular virus HIV. Sejumlah perilaku risiko yang
dimaksud adalah berhubungan seksual yang tidak aman (tidak
memakai kondom), berganti-ganti pasangan seksual, berganti-ganti
jarum suntik dan alat lain yang kontak dengan darah dan cairan tubuh
dengan orang lain (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Cairan tubuh yang tidak menularkan HIV antara lain keringat, air
mata, air liur/ludah dan air kencing. Sedangan menurut Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2015 Human Immunodeficiency virus
(HIV) tidak ditularkan melalui hidup serumah, tidur bersama,
bersalaman, berpelukan, bersentuhan, berciuman, kolam renang, alat
makan dan minum secara bersama, ataupun gigitan serangga seperti
nyamuk
3. Faktor Yang Berperan dalam Penularan HIV dari Ibu ke Anak
Ada tiga faktor utama yang berpengaruh pada penularan HIV dari
ibu ke anak yaitu:
a. Faktor ibu antara lain jumlah virus dalam tubuh, jumlah sel CD4,
status gizi selama hamil, penyakit infeksi selama hamil dan
gangguan pada payudara.
b. Faktor bayi antara lain usia kehamilan dan berat badan bayi saat
lahir, periode pemberian ASI, adanya luka di mulut bayi.
c. Faktor obstetrik antara lain jenis persalinan, lama persalinan,
ketuban pecah dini dan tindakan episiotomi (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
4. Pengobatan ARV
Pengobatan ARV jangka panjang, teratur dan disiplin, penularan 1
dari ibu ke anak bisa diturunkan hingga 2% (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2015). ARV sudah terbukti dapat menghambat
replikasi virus sehingga kadar virus dalam darah yang menginfeksi sel
kekebalan tubuh atau CD4 menurun dan akibatnya kekebalan tubuh
mulai pulih atau meningkat (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015).
Untuk memulai terapi ARV perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
a. Persiapan klien secara fisik/mental untuk menjalani terapi melalui
edukasi prapemberian ARV
b. bila terdapat infeksi oportunistik, maka infeksi tersebut perlu
diobati terlebih dahulu. Terapi ARV baru bisa diberikan setelah
infeksi oportunistik diobati dan stabil (kira-kira setelah dua minggu
sampai dua bulan pengobatan).
c. Profilaksis kotrimoksazol diberikan pada stadium klinis 2, 3, 4 dan
atau CD4 < 200. Untuk mencegah PCP, Toksoplasma, infeksi
bacterial (pneumonia, diare) dan berguna juga untuk mencegah
malaria pada daerah endemis;
d. Pada ibu hamil dengan tuberkulosis: OAT selalu diberikan
mendahului ARV sampai kondisi klinis pasien memungkinkan
(kira-kira dua minggu sampai dua bulan) dengan fungsi hati baik
untuk memulai terapi ARV.

Syarat pemberian ARV pada ibu hamil dikenal dengan singkatan


SADAR, yaitu sebagai berikut:
a. Siap: menerima ARV, mengetahui dengan benar efek ARV
terhadap infeksi HIV.
b. Adherence: kepatuhan minum obat.
c. Disiplin: minum obat dan kontrol ke dokter.
d. Aktif: menanyakan dan berdiskusi dengan dokter mengenai terapi.
e. Rajin: memeriksakan diri jika timbul keluhan.

5. Konsep Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian
1) Data Demografi
2) Riwayat Penyakit
3) Pemeriksaan Fisik
a) Aktifitas / Istirahat
Gejala: Mudah lelah, intoleran activity, progresi malaise,
perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon
fisiologi aktifitas ( Perubahan TD, frekuensi Jantun dan
pernafasan ).
b) Sirkulasi
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan
lama pada cedera.
Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi
perifer, pucat / sianosis, perpanjangan pengisian kapiler.
c) Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan,
mengkuatirkan penampilan, mengingkari diagnosa, putus
asa, dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri,
marah.
d) Eliminasi
Gejala : Diare intermitten, terus menerus, sering dengan
atau tanpa kram abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar
saat miksi
Tanda : Feces encer dengan atau tanpa mucus atau darah,
diare pekat dan sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau
abses rectal, perianal, perubahan jumlah, warna dan
karakteristik urine.
e) Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan
gigi dan gusi yang buruk, edema
f) Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
g) Neurosensoro
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental,
kerusakan status indera, kelemahan otot,tremor,perubahan
penglihatan.
Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas,
refleks tidak normal, tremor, kejang, hemiparesis, kejang.
h) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit
kepala,nyeri dada pleuritis.
Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan,
penurunan rentan gerak, pincang.
i) Pernafasan
Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresif,
batuk, sesak pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi
napas, adanya sputum.
j) Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka, transfuse
darah, penyakit defisiensi imun, demam berulang,
berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit,luka perianal / abses,
timbulnya nodul, pelebaran kelenjar limfe, menurunya
kekuatan umum, tekanan umum.
k) Seksualitas
Gejala : Riwayat berprilaku seks dengan resiko tinggi,
menurunnya libido, penggunaan pil pencegah kehamilan.
Tanda : Kehamilan,herpes genetalia.
l) Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi,
kesepian, adanya trauma AIDS.
Tanda : Perubahan interaksi.
4) Pemeriksaan Diagnostik
a) Tes Laboratorium
Telah dikembangkan sejumlah tes diagnostic yang sebagian
masih bersifat penelitian. Tes dan pemeriksaan
laboratorium digunakan untuk mendiagnosis Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan memantau
perkembangan penyakit serta responnya terhadap terapi
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
(1) Serologis
Tes antibody serum
Skrining Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan
ELISA. Hasil tes positif, tapi bukan merupakan
diagnosa
Tes blot western
Mengkonfirmasi diagnosa Human Immunodeficiency Virus
(HIV)
Sel T limfosit
Penurunan jumlah total
b. Diagnosa
1) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi,
malnutrisi dan pola hidup yang beresiko.
2) Resiko tinggi penularan infeksi pada bayi berhubungan dengan
adanya kontak darah dengan bayi sekunder terhadap proses
melahirkan.
3) Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan output
cairan berlebih sekunder terhadap diare
4) Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan.
5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan
metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
6) Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas
tentang keadaan yang orang dicintai.
c. Intervensi
Tujuan dan Kriteria
No. Diagnosa Intervensi
hasil
1 Resiko tinggi Pasien akan bebas 1. Monitor tanda-tanda infeksi baru.
infeksi infeksi setelah 2. gunakan teknik aseptik pada setiap
berhubungan dilakukan tindakan tindakan invasif. Cuci tangan sebelum
dengan keperawatan selama meberikan tindakan.
imunosupresi, 3×24 jam dengan 3. Anjurkan pasien metoda mencegah
malnutrisi dan kriteria hasil: terpapar terhadap lingkungan yang
pola hidup yang - Tidak ada luka atau patogen.
beresiko. eksudat. 4. Kumpulkan spesimen untuk tes lab
- Tanda vital dalam sesuai order.
batas normal 5. Atur pemberian antiinfeksi sesuai
(TD=110/70, RR=16- order
24, N=60-100, S=36-
37)
- Pemeriksaan
leukosit normal
(6000-10000)
2 Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien atau orang penting
infeksi (kontak ditransmisikan setelah lainnya metode mencegah transmisi
pasien) dilakukan tindakan HIV dan kuman patogen lainnya.
berhubungan keperawatan selama 2. Gunakan darah dan cairan tubuh
dengan infeksi 3×24 jam dengan precaution bial merawat pasien.
HIV, adanya kriteria hasil: Gunakan masker bila perlu.
infeksi - kontak pasien dan
nonopportunisiti tim
k yang dapat kesehatan tidak
ditransmisikan. terpapar HIV
- Tidak terinfeksi
patogen lain seperti
TBC.
3 Resiko tinggi Defisit volume cairan 1. Kaji konsistensi dan frekuensi feses
defisit volume dapat teratasi setelah dan adanya darah.
cairan dilakukan tindakan 2. Auskultasi bunyi usus
berhubungan keperawatan selama 3. Atur agen antimotilitas dan psilium
dengan output 1×24 jam dengan (Metamucil) sesuai order
cairan berlebih criteria hasil: 4. Berikan ointment A dan D, vaselin
sekunder - perut lunak atau zinc oside
terhadap diare - tidak tegang
- feses lunak, warna
normal
- kram perut hilang,
Daftar Pustaka

Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta


Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta
Muhtasor, dkk. 2013. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Nanny, Vivian. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba.
Medika.
Sulistyawati. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba.
Medika

Anda mungkin juga menyukai