DOSEN PENGAMPU :
M. Luthfi Adillah,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.MB
DISUSUN OLEH :
D3 KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN PELNI
2024/2025
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas izin dan
kuasaNya makalah dengan judul "Diabetes Insipidus" dapat diselesaikan.
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II. Penyusunan makalah terlaksana dengan baik.
Kesalahan bukan untuk dibiarkan tetapi kesalahan untuk diperbaiki.
Walaupun demikian, dalam makalah ini kami menyadari masih belum sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan tugas
makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kami dan dapat dijadikan
acuan bagi pembaca terutama bagi ilmu keperawatan.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Masalah......................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI...........................................................................................................5
A. Definisi...................................................................................................................5
B. Etiologi...................................................................................................................5
C. Patofisiologi...........................................................................................................7
D. Pathway..................................................................................................................8
E. Penatalaksanaan Medis..........................................................................................9
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN OTOTITIS.............................11
A. Pengkajian............................................................................................................11
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................................16
C. Intervensi Keperawatan...........................................................................................17
D. Implementasi Keperawatan..................................................................................22
E. Evaluasi Keperawatan..........................................................................................22
BAB III............................................................................................................................24
TINJAUAN KASUS........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks
(pendengaran dan keseimbangan anatominya). Indera Pendengaran berperan
penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari,
sangat penting untuk perkembangan normal dengan orang lain melalui bicara
tergantung pada kemampuan mendengar.
Otitis adalah radang telinga yang ditandai dengan nyeri, demam,hilangnya
pendengaran, tinitus dan vertigo. Otitis berarti peradangan dari telinga, dan
media berarti tengah. Otitis media (OM) ialah peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid (FKUI : 2018)
Otitis media akut dapat disebabkan oleh virus seperti respiratory syncytial
virus, virus influenza, adenovirus, dan rhinovirus. Selain itu, OMA juga dapat
disebabkan oleh bakteri Streptococcus seperti pneumoniae, Haemophilus
influenza, dan Moraxella catarrhalis (Sakulchit & Goldman, 2017). Bakteri
dapat diisolasi dari kultur cairan telinga tengah pada 50-90% kasus OMA dan
OME (Harmes et al)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan ototitis?
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan ototitis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
C. Patofisiologi
Otitis media awalnya dimulai sebagai proses peradangan setelah infeksi
saluran pernafasan atas virus yang melibatkan mukosa hidung,
nasofaring, dan tuba eusthacia. Ruang anatomi yang sempit membuat
edema yang disebabkan oleh proses inflamasi menghalangi bagian
eustachia dan mengakibatkan penurunan ventilasi. Hal ini menyebabkan
kaskade kejadian seperti peningkatan tekanan negatif di telinga tengah
dan penumpukan sekresi mukosa yang meningkatkan kolonisasi
organisme bakteri dan virus di telinga tengah. Pertumbuhan mikroba di
telinga tengah ini kemudian membentuk nanah yang di tunjukan sebagai
tanda-tanda klinis Otitis Media Akut (OMA) 3
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti
radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ketelinga tengah lewat
saluran eustachius. Saat bakteri melalui eustachius mereka dapat
menyebabakan infeksi disaluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan
disekitar saluran , tersumbatnya saluran , dan datangnya sel-sel darah
putih untuk melawan bakteri. Sel-sel daah putih akan membunuh bakteri
dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah
nanah pada jaringan tengah.Selain itu pembengkakan jaringan sekitar
saluran eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel ditelinga
tengah terkumpul dibelakang gendang telinga. Jika lendir bertambah
banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-
tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di
telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang
dialami umumnya sekitar 24 desibel ( bisikan halus). Namun cairan yang
lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45
desibel ( kisaran pembicaraan normal ). Selain itu telinga juga akan
terasa nyeri. Dan paling berat , cairan yang terlalu banyak tersebut
akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.
D. Pathway
E. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan Medis Farmakologi
Penatalaksanaan OMA disesuaikan dengan hasil pemeriksaan dan
stadiumnya :
a. Stadium oklusi tuba
1). Berikan antibiotik selama 7 hari :
2). Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x
3). Amoksisilin : Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3
4). Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 4 x
5). Obat tetes hidung nasal dekongestan
6). Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi
7). Antipiretik
b. Stadium hiperemis
1). Berikan antibiotik selama 10 – 14 hari
2). Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x
sehari
3). Amoksisilin : Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 x
sehari
4). Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 4 x
sehari
c. Stadium supurasi
1). Segera rawat apabila ada fasilitas perawatan.
2). Berikan antibiotika ampisilin atau amoksisilin dosis tinggi
parenteral selama 3 hari. Apabila ada perbaikan dilanjutkan dengan
pemberian antibiotik peroral selama 14 hari.
3). Bila tidak ada fasilitas perawatan segera rujuk ke dokter spesialis
THT untuk dilakukan miringotomi.
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan langkah awal dalam proses keperawatan.
Fase ini sangat penting dan penting untuk fase selanjutnya. Data yang
komprehensif dan tervalidasi menentukan keputusan yang akurat dan akurat
dalam diagnosis keperawatan, yang kemudian dimasukkan ke dalam rencana
keperawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang
komprehensif, termasuk data biopsikologi dan psikiatri.(Wati, 2019).
1. Identitas pasien :
Nama pasien, Alamat,umur,tempat tanggal lahir, Riwayat Pendidikan
terakhir, agama
2. Keluhan utama :
Klien dengan Otitis Media Akut datang dengan keluhan nyeri pada
telinga bagian tengah.
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Biasanya alasan klien Otitis Media Akut datang memeriksakan diri ke
rumah sakit yaitu adanya nyeri pada telinga tengah disertai
terganggunya fungsi pendengaran.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Kaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : tampak lemah atau tidak
b. Kesadaran : compostitis kooperatif, apatis, somnolen, spoor,coma.
c. Tanda-tanda vital :tekanan darah, frekuensi nadi,suhu, pernafasan.
d. Tinggi badan dan berat badan pasien
e. Kepala : kesimetrisan, warna rambut, kebersihan kepala, bentuk
rambut, sakit kepala,
f. Mata : kesimetrisan, konjungtiva anemis, kondisi sklera, perdarahan
subkonjungtiva, pupil isokor/anisokor,refleks Cahaya.
g. Hidung : kesimetrisan, mukosa hidung, fungsi penciuman
h. Telinga : kesimetrisan, fungsi pendengaran
1. Otoskopi
a. Perhatikan adanya lesi pada telinga luar
b. adanya oedema pada membran tympani Periksa adanya pus dan
ruptur pada membran tympani
c. Amati perubahan warna yang mungkin terjadi pada membran
tympani
2. Tes bisik
Dengan menempatkan klien pada ruang yang sunyi, kemudian
dilakukan tes bisik, pada klien dengan OMA dapat terjadi
penurunan pendengaran pada sisi telinga yang sakit.
3. Tes garputala
a. Tes Rinne : Pada uji rinne didapatkan hasil negative
b. Tes Weber : Pada tes weber didapatkan lateralisasi ke arah telinga
yang sakit
c. Mulut : kesimetrisan mukosa mulut, kebersihan mulut, keadaan
gigi
d. Leher : kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar getah bening,
pembesaran tiroid, distensi vena jugularis
e. Thoraks : Pergerakan dinding dada P: taktil primitus simetris P:
Sonor A: Bunyi napas vesikuler, bunyi napas tambahan l.
Abdomen I: Kesimetrisan A: Suara bising usus P: Terdapat
bunyi timpani P: Pembesaran hepar, nyeri tekan
f. Genetalia : pada laki laki apakah testus turun ke dalam skrotum
dan pada Perempuan apakah labia minora tetuntun ke labia
mayora
g. Integument : akral, mukosa terlihat pucat atau kering
h. Ekstermitas : warna kuku, nyeri ekstermitas, tonus otot
6. Pola Persepsi &Manajemen Kesehatan (keluarga)
a. Tanyakan kepada klien/keluarga pendapatnya mengenai kesehatan
dan penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau
menunggu sampai penyakit tersebut menggangguaktivitas pasien.
b. Tanyakan tentang penggunaan obat-obat tertentu (misalnya
antidepresan trisiklik,antihistamin, fenotiasin, inhibitor monoamin
oksidase ( MAO), antikolinergik danantispasmotik dan obat
antiparkinson.
c. Tanyakan tentang penggunaan alcohol, dan tembakau untuk
mengetahui gaya hidup klien
7. Pola Nutrisi & Metabolik
a. Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi,
siang dan malam )
b. Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah,
pantangan atau alergi
c. Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
d. Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan
sayur sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
8. Pola Eliminasi
a. Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan
karakteristiknya
b. Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah
penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi.
9. Pola Aktivitas & Latihan
a. Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan. Klien akan mengalami kesulitan atau keterbatasan
dalam beraktivitas sehubungan dengan luas lapang pandangnya yang
berkurang dan kekeruhan pada matanya akibat dari glaukoma
yangdideritanya.
b. Kekuatan Otot : Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan
ototnya karena yang terganggu adalah pendengarannya.
c. Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
10. Pola Istirahat – Tidur
a. Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
b. Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah
istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada telinganya
c. Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa
segar atau tidak?
11. Pola Kognitif – Perseps
a. Kaji status mental klien
b. Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam
memahami sesuatu
c. Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara
klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien
d. d)Pendengaran : menuru karena masuknya bakteri patogenik ke
dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril.
e. Penglihatan : Baik, biasanya klien yang mengalami gangguan
pendengaran, tidak berpengaruh terhadap penglihatannya.
f. Kaji apakah klien mengalami vertigo
g. Kaji nyeri : Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau mata
berair. Nyeri tiba-tiba /berat menetap atau tekanan pada atau sekitar
mata, dan sakit kepala
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori b.d gangguan pendengaran
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologi (D.0077)
3. Hipertermi b.d proses infeksi (D.0130)
C. Intervensi Keperawatan
Edukasi:
a. Jelaskan penyebab, periode dan
b. pemicu nyeri
c. Jelaskan strategi meerdakan nyeri
d. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
Kolaborasi :
Kolaborasi penverian anelgetik
Setelah dilakukan Manajemen hipertermia
Hipertermi b.d proses (L.15506)
Tindakan keperawatan
infeksi ( D. 0130 ) Observasi
selama ...x24 jam
diharapkan Hipertermi b.d a. Identifikasi penyebab hipertermia
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya (Krismonita, 2021).
Evaluasi keperawatan bertujuan untuk mungukur keberhasilan dari
rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam
memenuhi kebutuhan klien dan untuk melihat kemampuan klien dalam
mecapai tujuan (Hidayat, 2021).
TINJAUAN KASUS
Asuhan keperawatan pada pasien Tn. L. dengan diagnosa Otitis Media Supuratif
Kronis (OMSK) Post Mastoidektomi di Bangsal Anggrek I IRNA I RSUP Dr.
Sardjito dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 2 Mei sampai 4 Mei 2019,
dilakukan dengan menggunakan proses keperawatan sesuai SOP mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Tujuan dari pembahasan ini adalah menerangkan kesenjangan antara kasus nyata
dengan teori yang ada dan hambatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
A. Pengkajian
1. Data Dasar
2. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital
Telinga:
Telinga Kanan:
3. Nyeri skala 4
5. Terpasang tampon pada luka post operasi di belakang telinga kanan dan di
liang telinga kanan
6. Lukanya terdapat 12 jahitan dan ditutup dengan perban (ada 10 perban kecil
dan 1 perban panjang)
Telinga Kiri
Abdomen
P: suara tympani
Perkemihan
P: tidak ada
A: tidak ada
Ekstermitas
B. Diagnosa
1. Anita Widiyastuti. Program studi pendidikan profesi ners stikes perintis padang
tahun ajaran 2020 1. Published online 2020.
2. Triswanti N, Wibawa FS, Aprianda G, Adha R, Kedokteran F, Lampung U.
Pendahuluan Metode. 2021;10:7-11.
3. Djamil PA, Himayani R, Ayu PR. Otitis Media Akut: Etiologi, Patofisiologi,
Diagnosis, Stadium, Tatalaksana, dan Komplikasi. J Ilmu Kesehat Indones.
2023;4(1):3-8. doi:10.57084/jiksi.v4i1.1096