OTITIS MEDIA
Disusun oleh :
Kelompok VI (Enam)
Tingkat III Reguler B
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya kami dapat
meyelesaikan makalah kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Otitis
Media”
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas kelompok Psikologi yang diberikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktu nya. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurna nya
makalah ini. Semoga laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A.Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Manfaat Penulisan...........................................................................................................................4
BAB II KONSEP DASAR......................................................................................................................5
A. Definisi.........................................................................................................................................5
B. Etiologi.........................................................................................................................................5
C. Patofisiologis...............................................................................................................................6
D. Manifestasi Klinis........................................................................................................................6
E. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostic......................................................................................7
F. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan...................................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................................9
A. Pengkajian....................................................................................................................................9
B. Diagnosa Keperawatan..............................................................................................................11
C. Intervensi...................................................................................................................................11
D. Implementasi..............................................................................................................................12
E. Evaluasi......................................................................................................................................13
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Otitis media adalah inflamasi pada bagian telinga tengah. Telinga tengah adalah organ yang
memiliki penghalang yang biasanya dalam keadaan steril. Tetapi pada suatu keadaan jika terdapat
infeksi bakteri pada nasofariong dan faring, secara alamiah terdapat mekanisme pencegahan
penjalaran bakteri memasuki telinga tengah oleh enzim pelindung dan bulu-bulu halus yang dimiliki
oleh tuba eustachii.
Otitis media sebenarnya adalah diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak anak di
bawah usia 15 tahun. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba custachii seperti obstruksi yang
disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya ( eg : sinusitis,
hipertrofi adenoid ) atau reaksi alergik ( eg : rhinitis alergika ) dan sering diawali dengan infeksi pada
saluran napus seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran
Eustachius. Gejala yang sering ditimbulkan pada otitis media biasanya ialah rasa nyeri, pendengaran
berkurang, demam, pusing, juga kadang disertai mendengar suara dengung ( tinitus ).
Otitis media sebenarnya adalah diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak anak di
bawah usia 15 tahun. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba custachii seperti obstruksi yang
disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya ( eg : sinusitis,
hipertrofi adenoid ) atau reaksi alergik ( eg : rhinitis alergika ) dan sering diawali dengan infeksi pada
saluran napus seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran
Eustachius. Gejala yang sering ditimbulkan pada otitis media biasanya ialah rasa nyeri, pendengaran
berkurang, demam, pusing, juga kadang disertai mendengar suara dengung ( tinitus ).
B. Manfaat Penulisan
1. Bagi institusi peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan di instansi
2. Bagi peneliti
Hasil penelitian diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai
hubungan kolesteatom dengan kejadian komplikasi pada OM dan mampu
mengimplementasikan pengetahuan tersebut dalam praktek.
3. Bagi praktisi
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar dalam penanganan lebih intensif
terhadap OM.
4
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
Otitis berarti peradangan dari telinga, dan media berarti tengah. Jadi otitis media berarti
peradangan dari telinga tengah. Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel - sel mastoid. Gangguan telinga yang paling sering
adalah infeksi ekstema dan media. Sering terjadi pada anak - anak dan juga pada orang dewasa
( Soepardi, 1998 ).
Ada 3 ( tiga ) jenis otitis media yang paling umum ditemukan di klinik, yaitu :
a) Otitis media akut Otitis media akut ( OMA ) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh
periosteum telinga tengah ( Kapita selekta kedokteran, 1999 ).
b) Otitis media serosa Otitis media serosa / efusi adalah keadaan terdapatnya cairan di dalam
telinga tengah tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif. Secara teori , cairan ini sebagai
akibat tekanan negative dalam telinga tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii.
c) Otitis media kronik Otitis Media Kronik adalah peradangan kronik yang mengenai mukosa
dan struktur tulang di dalam kavum timpani. Otitis Media Kronik sendiri adalah kondisi yang
berhubungan dengan patologi jaringan irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode
berulang Otitis Media Akut yang tak tertangani.
B. Etiologi
Penyebabnya adalah bakteri-bakteri saluran pemafasan bagian atas dan bakteri piogenik
seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus, pneumococcus, haemophylus influenza,
escherecia coli, streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa.
Penyebab lainnya yaitu virus. Virus dapat dijumpai tersendiri atau bersamaan dengan bakteri
patogenik yang lain. Virus yang paling sering dijumpai pada anak - anak yaitu respiratory syncytial
virus ( RSV ), influenza virus, atau adenovirus ( sebanyak 30-40 % ). Kira-kira 10-15% dijumpai
5
parainfluenza virus, rhinovirus atau enterovirus, Virus akan membawa dampak buruk terhadap fungsi
tuba Eustachius, menganggu fungsi imun lokal, meningkatkan adhesi bakteri, menurunkan efisiensi
obat antimikroba dengan menganggu. mekanisme farmakokinetiknya ( Kerschner, 2007 ).
C. Patofisiologis
Otitis media akut terjadi akibat terganggunya factor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga
kesterilan telinga tengah. Factor penyebab utama adalah sumbatan tuba eustachius sehingga
pencegahan invasi kuman terganggu. Factor pencetusnya adalah infeksi saluran napas atas. Penyakit
ini mudah terjadi pada bayi karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, letaknya agak horizontal.
Otitis media akut sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang
tenggorokan atau menyebar ke telinga tengah lewat saluran eustachius. Saat bakteri melewati saluran
eustachius dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan disekitar
tersumbatnya saluran dan sel-sel darah putih akan dating untuk melawan bakteri. Sel darah putih ini
akan membunuh bakteri dan mengorbankan dirinya sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dan
lender dalam telinga tengah.
Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran eutachius menyebabkan lender dan nanah
yang dihasilkan sel-sel ditelinga tengah terkumpul di belakang gendang teling. Jika lender dan nanah
bertambah banyak pendengaran terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil
penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran ditelinga dalam tidak dapat bergerak bebas.
Selain itu telinga akan terasa nyeri dan yang paling berat cairan nanah dan lender terlalu banyak dapat
merobek gendang telinga karena tekanannya dan pada akhirnya robekan membrane timpani tersebut
terinfeksi oleh adanya bakteri piogenik.
D. Manifestasi Klinis
Otitis Media Akut Otorrhea, bila terjadi rupture membrane tymphani Keluhan nyeri
telinga ( otalgia ).Demam Gejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa
sangat ringan dan sementara atau sangat berat. Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa.
Membrane tymphani merah, sering menggelembung tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat,
tidak bergerak pada otoskopi pneumatic ( pemberian tekanan positif atau negative pada telinga tengah
dengan insulator balon yang dikaitkan ke otoskop ) , dapat mengalami perforasi . Anoreksia -
Limfadenopati servikal anterior
a) Otitis Media
Seorang Pasien mungkin mengeluh kehilangan pendengaran, rasa penuh atau gatal dalam
telinga atau perasaan bendungan, atau bahkan suara letup atau berderik, yang terjadi ketika
tuba custachii berusaha membuka. Membrane tymphani tampak kusam ( warna kuning redup
6
sampai abu-abu pada otoskopi pneumatik, dan dapat terlihat gelembung udara dalam telinga
tengah. Audiogram biasanya menunjukkan adanya kehilangan pendengaran konduktif.
7
terapi yang umum dilakukan adalah menunggu. Keadaan ini umumnya sembuh sendiri dalam
2 bulan. Untuk otitis media serosa yang persisten, dianjurkan untuk melakukan miringotomi.
Miringotomi adalah prosedur bedah dengan memasukkan selang penyeimbang tekanan
kedalam membrane timpani. Hal ini memungkinkan ventilasi dari telinga tengah, mengurangi
tekanan negative dan memungkinkan drainase cairan.
b) Penatalaksanaan Keperawatan
Mengkompres hangat
Mengkaji nyeri
Mengurangi kegaduhan pada lingkungan klien
Memberikan informasi segala yang terkait dengan penyakit otitis media
Instruksikan kepada keluarga tentang komnikasi yang efektif
Komplikasi Sebelum ada antibiotika, otitis media akut dapat menimbulkan
komplikasi, yaitu abses subperiosteal sampai komplikasi yang berat (meningtis
dan abses otak). Sekarang setelah ada antibiotika, semua jenis komplikasi itu
didapatkan sebagian komplikasi dari OMSK.
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Kaji data klien secara lengkap yang mencakup ; nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
agama, pekerjaan, suku bangsa, status perkawinan, alamat, diagnosa medis, NO RM/CM, tanggal
masuk, tanggal kaji, dan ruangan tempat klien dirawat.
Data penanggung jawab mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, suku bangsa,
hubungan dengan klien, dan alamat.
2. Keluhan
Klien dengan Otitis Media mengalami nyeri setiap hari dan juga kurang mampu berpartisipasi
dalam aktivitas rutin, seperti mengalami kesulitan dalam mendengar sehingga dapat mengganggu
aktivitas sosial.
9
6. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum klien
- Telinga : Lakukan inspeksi, palpasi, dan perkusi didaerah telinga dengan
menggunakan senter ataupun alat-alat lainnya apakah ada cairan yang keluar dari
telinga, bagaimana warna, bau, dan jumlahnya. Apakah tanda tanda radang.
- Kaji adanya nyeri pada telinga
- Leher : Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe didaerah leher
- Dada/Thorak, jantung, perut/abdomen, genitourinary, ekstermitas, sistem
integumen, sistem neurologi.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Otoskopi
- Perhatikan adanya lesi pada telingan luar
- Amati adanya edema pada membrane tyhmpani periksa adanya pus dan ruptur pada
membran tympani
- Amati perubahan warna yang mungkin terjadi pada membran tympani
b. Tes bisik
Dengan menempatkan klien pada ruangan yang sunyi, kemudian dilakukan tes bisik
pada klien OMA dapat terjadi penurunan pendengaran pada sisi telinga yang sakit.
c. Tes garpu tala
d. Tes Rinne didapatkan hasil negative
e. Tes Weber didapatkan lateralisasi kearah telinga yang sakit
10
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien Otitis Media yaitu :
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan pendengaran dibuktikan
dengan, menunjukkan respon tidak sesuai, sulit memahami komunikasi.
C. Intervensi
TUJUAN DAN
DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN
NO KRITERIA HASIL
KEPERAWATAN (SLKI)
(SLKI)
Edukasi :
1. Anjurkan menyampaikan pesan dengan
isyarat.
2. Ajarkan cara membersihkan serumen
dengan tepat
11
D. Implementasi
NO TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
12
E. Evaluasi
NO TANGGAL DIAGNOSA SOAP
O:
Klien tampak sudah bisa melakukan
cara berkomunikasi yang baik
Kontak mata ada
Klien mampu menjelaskan dan
mempraktikkan cara menjaga
kebersihan telinga
A:
Masalah sudah teratasi.
P:
Intervensi dihentikan
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh telinga tengah,
tuba eustachi, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid yang disebabkan karena masuknya bakteri
patogenik ke dalam telinga tengah. Bakteri penyebab otitis media antara lain Staphylococcus
aureus. Pneumococcus, Haemophilus influenza, Escherichia coli, Streptococcus
anhemolyticus, Streptococcus hemolyticus, Proteus vulgaris, dan Pseudomoas aeruginosa.
Terdapat 5 stadium dalam OMA yaitu stadium oklusi, stadium hiperemis, stadium supurasi,
stadium perforasi, dan stadium resolusi. OMA biasa terjadi terutama pada bayi atau anak
karena anatomi saluran eustachi yang masih relatif pendek, lebar, dan letaknya lebih
horizontal.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas penulis dapat sedikit memberi saran kepada beberapa pihak agar
kualitas pelayanan kesehatan Indonesia semakin meningkat, diantaranya sebagai berikut:
Keluarga klien
Keluarga klien diharapkan dapat memberikan perawatan dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari anggota keluarga dengan masalah Otitis Media serta mampu menjaga
kebersihan lingkungan sehingga anggota keluarga lain terhindar dari penyakit Otitis
Media
Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu menguasai konsep dan memberikan Asuhan
Keperawatan pasien dengan Otitis Media.
14
DAFTAR PUSTAKA
Garna H., Sjahrodji, M., Alam, A. 2012. Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis. Jakarta: sagung
Nagel, P., Gurkov, R. 2012. Dasar-dasar Ilmu THT. Alih bahasa Dany, F. Jakarta: EGC
15