Proposal Penelitian
Oleh :
No Hal yang
Tanggal Hasil Revisi TTD
. Direvisi
Konsultasi
identifikasi
3 Oktober
1. keaslian/keb -
2020
aruan
penelitiaan
8 Oktober Konsultasi
2.
2020 BAB 1
9 Oktober Oleh :
3.
2020
10
Rezkina Amalia Asri
4. Oktober K1A1 18 037
2020
3
5. November
2020
11
6. November PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
2020 FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
IDENTIFIKASI KEBARUAN/KEASLIAN PENELITIAN
Halaman
SAMPUL..............................................................................................................i
HALAMAN JUDUL...........................................................................................ii
IDENTIFIKASI KEBARUAN/KEASLIAN.......................................................v
DAFTAR ISI.....................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................6
D. Manfaat Penelitian...................................................................................6
A. Kepatuhan ANC......................................................................................8
B. Preeklampsia .........................................................................................10
C. Kerangka Teori......................................................................................28
D. Kerangka Konsep..................................................................................29
E. Hipotesis................................................................................................29
A. Rancangan Penelitian............................................................................30
B. Waktu dan Lokasi Penelitian.................................................................30
F. Analisis Data.........................................................................................33
G. Alur Penelitian.......................................................................................34
H. Etika Penelitian......................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................37
LAMPIRAN......................................................................................................36
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apakah riwayat pemberian ASI Eksklusif merupakan faktor risiko
yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di daerah
pesisir Kecamatan Kendari?
2. Apakah riwayat pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stunting
pada balita di daerah pesisir Kecamatan Kendari?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui riwayat pemberian ASI Eksklusif dan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) sebagai faktor risiko terjadinya stunting
pada balita usia 2-5 tahun di wilayah pesisir Kecamatan Kendari.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui riwayat pemberian ASI Eksklusif sebagai faktor risiko
terjadinya stunting pada balita usia 2-5 tahun di wilayah pesisir
Kecamatan Kendari.
b) Mengetahui riwayat pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI) sebagai faktor risiko terjadinya stunting pada balita usia 2-5
tahun di wilayah pesisir Kecamatan Kendari.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
informasi kepada masyarakat mengenai hubungan riwayat pemberian
ASI Ekslusif dan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
sebagai faktor risiko terjadinya stunting pada balita usia 2-5 tahun di
wilayah pesisir Kecamatan Kendari.
2. Manfaat Aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
informasi kepada pemerintah Kota Kendari mengenai status gizi balita
sunting melalui perbaikan pola asuh berupa pemberian ASI Eksklusif
yang dibantu dengan pula dengan pemberian Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) untuk mencegah terjadinya stunting pada balita di
wilayah pesisir Kecamatan Kendari. Penelitian ini juga dapat menjadi
sumber bacaan bagi peneliti lainnya dalam menganalisa faktor risiko
lain yang dapat menyebabkan kejadian stunting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. ASI Eksklusif
a) Pengertian ASI
ASI adalah makanan alami pertama untuk bayi yang
memberikan semua vitamin, mineral dan nutrisi yang diperlukan
oleh bayi untuk pertumbuhan dalam enam bulan pertama dan tidak
ada makanan atau cairan lain yang diperlukan. ASI memenuhi
setengah atau lebih kebutuhan gizi anak pada tahun pertama hingga
tahun kedua kehidupan (Septiani dkk, 2017).
ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara melalui proses
laktasi. Pemberian ASI perlu karena memberikan beberapa manfaat
bagi bayi antara lain, dapat memberikan kehidupan yang baik
dalam pertumbuhan maupun perkembangan bayi, mengandung
antibodi yang melindungi bayi dari penyakit infeksi bakteri, virus,
jamur, dan parasit, mengandung komposisi yang tepat karena
kandungan ASI diciptakan sesuai dengan kebutuhan bayi,
meningkatkan kecerdasan bayi, terhindar dari alergi yang biasanya
timbul karena konsumsi susu formula, bayi merasakan kasih
sayang ibu secara langsung saat proses menyusui, dan ketika
beranjak dewasa akan mengurangi risiko untuk terkena hipertensi,
kolesterol, overweight,obesitas dan diabetes tipe 2 (Arifa dkk,
2016)
ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja kepada bayi
tanpa makanan atau minuman tambahan lain termasuk air putih
kecuali obat-obatan dan vitamin dan mineral dan ASI yang diperas
dan diberikan selama 6 bulan (Isroni, 2013).
Pemberian ASI dikenal sebagai salah satu yang
memberikan pengaruh paling kuat terhadap kelangsungan hidup
anak, pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian menyatakan
bahwa inisiasi dini dalam 1 jam pertama dalam 1 jam pertama
dapat mencegah 22% kematian bayi dibawah umur 1 bulan di
negara-negara berkembang. Pencapaian 6 bulan ASI eksklusif
bergantung pada keberhasilan inisiasi dalam satu jam pertama. ASI
ekskusif selama 6 bulan pertama kehidupan, bersamaan dengan
makanan pedamping ASI dan meneruskan ASI dari 6 bulan sampai
2 tahun, dapat mengurangi sedikitnya 20% kematian anak balita
(Isroni, 2013).
Pencapaian ASI Eksklusif di Indonesia belum mencapai
80%. Berdasarkan laporan SDKI tahun 2013 pencapaian ASI
eksklusif adalah 42%. Sedangkan, berdasarkan laporan dari Dinas
Kesehatan Provinsi tahun 2014, cakupan pemberian ASI 0-6 bulan
hanyalah 54,3%, (Pusdatin, 2015). Persentase bayi yang mendapat
ASI eksklusif untuk umur bayi dibawah 6 bulan sebesar 41%, ASI
eksklusif pada bayi umur 4-5 bulan sebesar 27%, dan melanjutkan
menyusui sampai anak umur 2 tahun sebesar 55% (Kementerian
Kesehatan RI, 2015).
b) Kandungan ASI
ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang
dibutuhkan bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi di 6 bulan
pertamanya. Jenis ASI terbagi menjadi 3 yaitu kolostrum, ASI
masa peralihan dan ASI mature. Kolostrum adalah susu yang
keluar pertama, kental, berwarna kuning dengan mengandung
protein tinggi dan sedikit lemak (Walyani, 2015).
Kandungan ASI antara lain yaitu sel darah putih, zat
kekebalan, enzim pencernaan, hormon dan protein yang sangat
cocok untuk memenuhi kebutuhan hingga bayi berumur 6 bulan.
ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak, multivitamin, air,
kartinin dan mineral secara lengkap yang sangat cocok dan mudah
diserap secara sempurna dan sama sekali tidak mengganggu fungsi
ginjal bayi yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Disamping
nutrisi ASI juga mengandung zat untuk imunitas tubuh diantaranya
IgA, IgM, IgG, IgE, Laktoferin, Lisosom dan zat lain yang
melindungi bayi dari infeksi (Septiani dkk, 2017)
5. Pesisir
a) Pengertian Daerah Pesisir
Wilayah pesisir beserta sumber daya alamnya, memiliki arti
penting bagi pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Dengan
jumlah pulau sekita 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km,
Indonesia dikenal sebagai Negara mega-biodiversity dalam hal
keanekaragaman hayati, serta memiliki kawasan pesisir yang
sangat potensial untuk berbagai opsi pembangunan. Namun
demikian dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk
dan pesatnya kegiatan pembangunan di wilayah pesisir, bagi
berbagai peruntukan (pemukiman, perikanan, pelabuhan, pobjek
wisata, dll), maka tekanan ekologis terhadapat ekosistem dan
sumberdaya pesisir pantai semakin meningkat (Kristiyanti, 2016)
Departemen Kelautan dan Perikanan dalam rancangan
Undang-Undang pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
mendefinisikan wilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang
menghubungkan ekosistem darat dan ekosistem laut yang terletak
antara batas sempadan ke arah darat sejauh pasang tertinggi dam ke
arah laut sejauh pengaruh aktivitas dari darat (Fabianto, 2014)
b) Masalah Kesehatan Daerah Pesisir
Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat
kompleks. Hal ini saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di
luar kesehatan. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik
kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat (Oksfriani dkk,
2015). Penyebab masalah gizi di Indonesia bermula dari krisis
ekonomi, politik dan sosial menimbulkan dampak negatif seperti
kemiskinan, pendidikan dan pengetahuan rendah, kesempatan kerja
kurang, pola makan, ketersediaan bahan pangan pada tingkat
rumah tangga rendah, pola asuh anak yang tidak memadai,
pendapatan keluarga yang rendah, sanitasi dan air bersih serta
pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai (Sasmiyanto dan
Luh Titi, 2016)
Masalah gizi dapat terjadi pada semua umur, tidak melihat
dari status sosialnya. Sering terjadi pada anak-anak, yang berakibat
pada tumbuh kembangnya. Hingga kini upaya yang telah
dilakukan untuk memperbaiki pertumbuhan anak-anak Indonesia
belum dapat dikatakan optimal. Masalah gizi juga bisa terdapat
pada anak-anak yang tinggal di pesisir pantai dan pegunungan.
Biasanya pola makan yang salah yang menyebabkan terjadinya
masalah gizi. Ketersediaan bahan makanan yang paling menunjang
dan sesuai dengan lingkungan/tempat yang sering mereka
konsumsi sehingga kurang mendapat kecukupan gizi yang
akhirnya berpengaruh pada status gizinya (Jufri Sineke, 2015).
B. Kerangka Teori
Kebutuhan zat gizi tidak Nutrisi tidak adekuat Gangguan gizi kronik
terpenuhi
Growth Faltering
(Gangguang pertumbuhan)
Stunting
Riwayat Pemberian
riwaya
ASI tidak Eksklusif
Riwayat Pemberian
MP-ASI Tidak Adekuat
: Variabel Dependent
D. Hipotesis
1. H0 :Riwayat pemberian ASI Eksklusif bukan merupakan faktor risiko
yang berhubungan berhubungan dengan kejadian stunting pada
balita di daerah pesisir Kecamatan Kendari.
Ha: Riwayat pemberian ASI Eksklusif merupakan faktor risiko yang
berhubungan berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di
daerah pesisir Kecamatan Kendari.
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik
obervasional dengan rancangan Studi Kasus Kontrol (Case Control Study)
yaitu membandingkan kelompok kasus dengan kelompok control. Dalam
studi ini ingin mengetahui apakah suatu faktor risiko tertentu benar
berpengaruh terhadap terjadinya efek yang diteliti dengan membandingkan
kekerapan (besar peranan) pajanan faktor risiko tersebut pada kelompok
kasus dengan kekerapan pajanan pada kelompok kontrol (Sastroasmoro
dan Ismael, 2014).
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2020 hingga
Januari 2021.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Mata dan
Puskesmas Kandai Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah balita yang berusia 2-5 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Mata dan Puskesmas Kandai Kota Kendari,
Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2020 sebanyak 118 balita.
Adapun populasi untuk kasus yang mencakup balita dengan stunting
adalah 32 balita dan populasi untuk kontrol sebanyak 86 balita.
2. Sampel Penelitian
Sampel dari penelitian ini terdiri dari sampel kasus dan sampel
control. Sampel kasus dalam penelitian ini adalah balita berusia 2-5
tahun yang mengalami stunting di wilayah kerja Puskesmas Mata dan
Puskesmas Kandai Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara pada
tahun 2020. Pengambilan sampel kasus dilakukan dengan teknik Total
Sampling, yaitu dari 30 kasus stunting setelah memenuhi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi
3. Kriteria Sampel
a) Kriteria Inklusi
1) Kasus
a. Balita usia 2-5 tahun yang mengalami stunting dan ibu
yang bersedia mengikuti kegiatan penelitian ini.
b. Tinggal dan menetap di wilayah kerja Puskesmas Mata dan
Puskesmas Kandai Kota Kendari, Provinsi Sulawesi
Tenggara.
2) Kontrol
a. Balita berusia 2-5 tahun yang tidak mengalami stunting dan
ibu yang bersedia mengikuti kegiatan penelitian ini.
b. Tidak mempunyai penyakit kongenital.
c. Tinggal dan menetap di wilayah kerja Puskesmas Mata dan
Puskesmas Kandai Kota Kendari, Provinsi Sulawesi
Tenggara.
b) Kriteria Eksklusi
1) Kasus
a. Ibu ataupun balita yang pindah tempat tinggal.
b. Menolak dijadikan responden dan tidak bersedia
menandatangani surat persetujuan penelitian.
2) Kontrol
a. Ibu ataupun balita yang pindah tempat tinggal.
b. Menolak dijadikan responden dan tidak bersedia
manandatangani surat persetujuan penelitian.
c. Mempunyai penyakit kongenital.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a) Lembar Informed Consent
b) Kuesioner Penelitian
c) Alat Tulis
2. Cara Kerja
Data yang diambil untuk sampel kasus dan control pada penelitian
ini adalah dari data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Mata dan
Puskesmas Kandai Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara pada
tahun 2019 dan data primer berupa wawancara langsung berupa
pengisian kuesioner pada ibu kelompok kasus dan kelompok kontrol
tentang riwayat pemberian ASI Eksklusif dan riwayat pemberian
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Definisi Operasional
a) ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai
berusia 6 bulan tanpa pemberian tambahan cairan atau makanan
lain (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah
juga diperbolehkan)
b) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau
minuman selain ASI yang mengandung zat gizi yang diberikan
kepada bayi selama proses penyapihan (complementary feeding)
yaitu pada saat makanan/minuman lain diberikan bersama
pemberian ASI.
c) Stunting
Stunting adalah kondisi ketika seorang anak lebih pendek
dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusianya atau dengan
kata lain, tinggi badan anak itu berada di bawah standar sesuai
dengan standar tinggi menurut umur yang telah ditetapkan
Kementerian Kesehatan Repulik Indonesia.
2. Kriteria Objektif
a) ASI Esklusif
Pusat Data dan Informasi Kementeria Kesehatan RI (2014)
menyatakan bahwa ASI eksklusif adalah pada saat bayi berusia 0-
≤6 bulan tidak memberi makanan atau minuman lain, termasuk air
putih, selain menyusi (kecuali obat-obatan dan vitamin atau
mineral tetes, ASI perah juga diperbolehkan).
b) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah
makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan
pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan
gizi selain ASI. (Mufida Lailina dkk, 2015)
c) Stunting
Menurut World Health Organization (WHO), stunting
adalah kondisi dimana nilai Z-score tinggi badan menurut umur
(TB/U) berdasarkan standar pertumbuhan mencapai kurang dari -2
standar deviasi (SD).
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan unutk memberikan gambaran tentang
karakteristik responden, yang disajikan dalam bentuk distribusi data
presentase, ditampilkan dalam bentuk table dan dijelaskan secara
naratif.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara
variabel dependent dan independent. Karena rancangan penelitian ini
adalah case control hubungan antara variabel dependent dan
independent digunakan uji statistic Odd Ratio (OR) table kontingensi
2x2 dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) seperti pada Tabel 1.
Rumus Odd Ratio adalah sebagai berikut
OR =
Keterangan
a : Jumlah kasus dengan risiko (+)
b : Jumlah kontrol dengan risiko (+)
c : Jumlah kasus dengan risiko (-)
d : Jumlah kontrol dengan risiko (-)
(a+b) : Jumlah kasus dan kontrol dengan risiko (+)
(c+d) : Jumlah kasus dan kontrol dengan risiko (-)
(a+c) : Jumlah kasus dengan faktor risiko (+) dan (-)
(b+d) : Jumlah kontrol dengan faktor risiko (+) dan (-)
a+c+b+d : Total keseluruhan
Interpretasi OR:
a) Jika OR > 1, maka variabel independent merupakan faktor risiko
kejadian stunting.
b) Jika OR < 1, maka variabel independent bukan merupakan faktor
risiko kejadian stunting.
c) Jika OR = 1, maka variabel independent merupakan faktor
protektif kejadian stunting.
Dengan menghitung nilai batas atas dan nilai batas bawah
tersebut pada analisis tingkat kemaknaan hubungan, maka apabila
nilai keduanya berada dibawah nilai 1 maupun keduanya diatas 1
berarti analisis dinyatakan ada hubungan bermakna. Sebaliknya
bila jarak antara nilai batas atas dan batas bawah melalui nilai 1
artinya bila nilai batas bawah <1 sedangkan nilai batas atas>1
maka hasil analisisnya dinyatakan tidak memiliki hubungan
(Sastroasmoro dan Ismael, 2014).
G. Alur Penelitian