Anda di halaman 1dari 24

BAB VII

PERSAMAAN DIFFERENSIAL

Banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dimodelkan dalam

persamaan diferensial. Untuk menyelesaikannya masalah tersebut kita perlu menyele-

saikan pula persamaan diferensialnya. Dalam bab ini persamaan diferensial yang diberi-

kan dibatasi pada persamaan diferensial tingkat satu khususnya sampai persamaan dife-

rensial eksak.

TIK : Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan

persamaan differensial yang diberikan.

7.1. Pengertian Persamaan Diferensial

Secara matematis, persamaan differensial adalah persamaan yang didalamnya

terdapat turunan-turunan. Secara fisis, persamaan differensial adalah persamaan yang

menyatakan hubungan antara turunan (derivative) dari satu variabel tak bebas terhadap

satu/lebih variabel bebas.

Banyak permasalahan dalam berbagai bidang teknik, fisika maupun bidang –

bidang kehayatan yang dapat dimodelkan ke dalam bentuk persamaan diferensial.

Berikut diberikan beberapa contoh fenomena di alam yang dapat dimodelkan

dalam bentuk persamaan diferensial.

Fenomena Persamaan Diferensial


Peluruhan zat radioaktif dm
 km , dengan m = massa zat, t = waktu, dan k
dt

adalah konstanta pembanding


Hukum Newton tentang d 2s
Fm , dengan F  gaya, m  massa benda,
dt 2
gerak
s  jarak, dan t = waktu.

98
Model logistik menurut dP
  a  bP  P , dengan P  besar populasi, t  waktu,
dt
Verhulst
dan a, b konstanta.
Laju perubahan tekanan dP P
k , dengan P  tekanan uap dan T  suhu.
dT T
uap suatu zat
Model ayunan (bandul) d 2 g
 sin   0 , dengan   sudut perpindahan
dt 2 l
sederhana
bandul, g  konstanta gravitasi, dan l  panjang tali

bandul

Berdasarkan banyaknya variabel bebas, Persamaan Differensial dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu:

1. Persamaan Differensial Biasa, yaitu persamaan differensial yang mengandung

hanya satu variabel bebas

dy
Contoh : 1.   kx
dx

2. y  3 y  2  sin x

3. 4. y  y  1  x

2. Persamaan Differensial Parsial, yaitu persamaan differensial yang mengandung

lebih dari satu variabel bebas.

y y
Contoh : 1.  x y
x z

z z
2. x  x y  z  0

Definisi : Tingkat (Ordo) suatu PD adalah tingkat turunan tertingi yang terlibat dalam

PD tersebut.

Derajat (degree) suatu PD adalah pangkat dari turunan ordo tertinggi jika PD

tersebut ditulis sebagai polinomial dalam turunan.

99
Contoh :

dy
1.   kx PD tingkat 1 derajat 1
dx

2. y  3 y  2  sin x PD tingkat 2 derajat 1

3. y  ( y) 2  y PD tingkat 2 derajat 2

4. y  y  1  x PD tingkat 2 derajat 2

Definisi :Suatu persamaan yang tidak lagi memuat turunan dan memenuhi satu persa-

maan differesial disebut penyelesaian persamaan differensial.

Contoh : Persamaan y  x2  x  C merupakan selesaian dari PD: y   y   2 x  3

sebab y   2 x  1 dan y   2 sehingga y   y   (2 x  1)  2  2 x  3 .

Penyelesaian suatu persamaan diferensial dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Penyelesaian Umum Persamaan Differensial (PUPD), adalah selesaian PD yang

masih memuat memuat konstanta penting (konstanta sebarang).

b. Penyelesaian Partikulir/Khusus Persamaan Differensial (PPPD/PKPD), adalah

selesaian PD yang diperoleh dari PUPD dengan mengganti konstanta penting

dengan konstanta yang memenuhi syarat awal atau syarat batas.

Contoh :

d2y d  dy   dy 
PD  0 ditulis    0 sehingga d   0dx .
dx 2 dx  dx   dx 

 dy  dy
Jika kedua ruas diintegralkan, diperoleh  d  dx    0 dx sehingga dx
 C1 .

Persamaan terakhir diubah bentuk menjadi dy  C1dx .

Dengan mengintegralkan kembali kedua sisi diperoleh PUPD : y  C1 x  C 2 , dengan

C1 dan C2 konstanta sebarang.

100
Jika PD tersebut memenuhi y  1 untuk x  0 dan y  4 untuk x  1 akan diperoleh C1

= 3 dan C2 = 1. Diperoleh PPPD : y = 3x + 1.

7.2. Persamaan Differensial Terpisah Dan Mudah Dipisah

Bentuk Umum PD dengan variable terpisah :

f(x) dx + g(y) dy = 0

Dengan mengintegralkan kedua ruas diperoleh PUPD :

 f ( x )dx   g ( y )dy  C

Contoh: Selesaikan PD:

1. x3dx + (y  1)dy = 0

ey
2. ex dx + dy  0
e y 1

Penyelesaian :

1. Dengan mengintegralkan kedua ruas  x 3 dx   ( y  1)dy  C , diperoleh PUPD :

1 4 1
x  ( y 1)2  C . Bentuk terakhir disajikan pula dengan PUPD :
4 2

x 4  2( y  1) 2  C .

ey
2. Dengan mengintegralkan kedua ruas  e x dx +  e y  1 dy  C , diperoleh

d (e y  1)
 e dx +  e y  1  C sehingga PUPD : e  ln(e  1)  C.
x x y

Bentuk Umum PD dapat dipisah:

f(x)g(y) dx + p(x)q(y) dy = 0

Penyelesaian PD tersebut adalah membagi kedua ruas dengan g(y) p(x), sehingga

diperoleh

101
f ( x) q( y)
dx  dy  0
p( x) g ( y)

f ( x) q( y)
Dengan mengintegralkan didapat PUPD :  p( x)
dx  
g ( y)
dy  C

Contoh : Selesaikan PD :

1. 4 y dx + 2x dy = 0

2. x2(y + 1) dx + y2 (x – 1) dy = 0

Penyelesaian :

4 2
1. Membagi kedua ruas dengan xy, diperoleh x dx  y dy  0 . Dengan

4 2
mengintegralkan kedua ruas  x dx   y dy  C1 diperoleh PUPD :

4 ln x  2 ln x  C1 . Bentuk terakhir dapat diubah ke bentuk PUPD : ln x 4 y 2  ln C

. Selanjutnya dapat pula disederhanakan menjadi PUPD : x4 y2  C.

x2 y2
2. Jika kedua ruan dibagi dengan (y + 1).(x – 1) PD menjadi dx  dy  0 .
x 1 y 1

x2 y2
Kedua ruas diintegralkan  dx   dy  C . Untuk memperoleh hasilnya,
x 1 y 1

x2 11 y2 11
diubah menjadi  dx   dy  C . Bentuk ini diubah menjadi
x 1 y 1

1 1
 (x  1  x 1
) dx   ( y  1 
y 1
) dy  C ,

1 1
diperoleh PUPD : ( x  1) 2  ln | x  1 |  ( y  1) 2  ln | y  1 | C .
2 2

Untuk selanjutnya penulisan persamaan diferensial dalam bab ini disajikan sebagai :

M(x,y) dx  N(x,y) dy  0.

102
7.3. Persamaan Differensial Homogen

Untuk dapat menyelesaikan sebuah persamaan diferensial homogen/non

homogen, terlebih dahulu harus difahami pengertian fungsi homogen.

Fungsi f ( x, y ) dikatakan homogen berderajat n, jika memenuhi

f (x, y )  n f ( x, y ) , dengan  suatu konstanta.

Contoh :

1. Fungsi f ( x, y )  x 2  2 xy  y 2 merupakan fungsi yang homogen berderajat 2, sebab

f (x, y )  (x) 2  2(x)(y )  (y ) 2

= 2 x 2  22 xy  2 y 2

= 2 ( x 2  2 xy  y 2 )

=  2 f ( x, y )

x y
2. Fungsi f ( x, y )  x sin y  y cos x merupakan fungsi homogen berderajat 1, sebab

x y
f (x, y )  (x ) sin  (y ) cos
y x

x y
= x sin y  y cos x

= f ( x, y )

3. Fungsi f ( x, y )  xy  sin xy bukan fungsi homogen sebab

f (x, y )  (x)(y )  sin(x)(y )

= 2 xy  sin 2 xy

  n f ( x, y )

Persamaan Differensial M ( x, y ) dx  N ( x, y ) dy  0 dikatakan suatu PD

homogen jika M ( x, y ) dan N ( x, y ) masing-masing merupakan fungsi homogen

berderajat sama. Penyelesaian PD homogen dapat dilakukan dengan subtitusi :

103
y = v x dan dy  vdx  xdv

pada persamaan M ( x, y ) dx  N ( x, y ) dy  0 . Dari substitusi ini akan didapatkan PD

dengan variabel x dan v yang dapat dipisah, sehingga dapat dicari penyelesaiannya.

Contoh : Selesaikan PD ( x 3  y 3 )dx  2 xy 2 dy  0 .

Penyelesaian :

Dapat ditunjukkan bahwa x 3  y 3 dan 2xy 2 merupakan fungsi-fungsi yang homogen

berderajat 3.

Misalkan y  vx sehingga dy  vdx  xdv

PD menjadi : ( x 3  v 3 x 3 )dx  2 xv 2 x 2 (vdx  xdv)  0

( x 3  v 3 x 3  2v 3 x 3 )dx  2v 2 x 4 dv  0

x 3 (1  v 3 ) dx  2v 2 x 4 dv  0

x3 2v 2
Kedua ruas dibagi (1  v 3 ) x 4 , diperoleh dx  dv  0 yang merupakan PD
x4 1  v3

2
terpisah. Dengan mengintegralkan diperoleh PUPD: ln x  ln 1  v 3  ln A .
3

Bentuk ini dapat diubah nmenjadi : x(1  v 3 ) 2 3  A

y3 2 3
Jadi PUPD : x(1  3
)  A , dapat dituliskan sebagai : ( x 3  y 3 ) 2 3  Ax .
x

7.4. Persamaan Differensial Eksak

Suatu persamaan diferensial tingkat satu derajat satu yang berbentuk :

M ( x, y ) dx  N ( x, y ) dy  0

disebut Persamaan Differensial Eksak, jika dan hanya jika :

M ( x, y ) N ( x, y )

y x

104
Contoh : Selidikilah apakah persamaan diferensial ( 2 xy  ln x)dx  x 2 dy  0

merupakan persamaan eksak

Penyelesaian :

M ( x, y )  2 xy  ln x N ( x, y )  x 2

M ( x, y ) N ( x, y )
 2x  2x
y x

M ( x, y ) N ( x, y )
Karena   2 x , makaPD tersebut Eksak.
y x

Penyelesaian Persamaan Diferensial Eksak

Pandang Persamaan F ( x, y )  C , dengan C konstanta sebarang. Differensial

total dari ruas kiri adalah d F ( x, y ) yaitu :

F ( x, y ) F ( x, y )
dF ( x, y )  dx  dy
x y

Karena diferensial ruas kanan adalah dC = 0, diperoleh

F ( x, y ) F ( x, y )
dx  dy  0
x y

Jika bentuk di atas dianalogkan dengan M ( x, y ) dx  N ( x, y ) dy  0 , diperoleh :

F ( x, y ) F ( x, y )
 M ( x, y ) dan  N ( x, y )
x y

sehingga PUPD Eksak : M ( x, y ) dx  N ( x, y ) dy  0 berbentuk F ( x, y )  C .

Akibatnya, penyelesaian PD eksak tersebut dapat diperoleh dari kedua bentuk di atas,

yaitu :

F ( x, y )
a.  M ( x, y )
x

Jika kedua ruas diintegralkan terhadap x, maka

F ( x, y )   M ( x, y )dx  g ( y )
x

105
(Catatan : 
x
menyatakan bahwa dalam integral tersebut, y dipandang sebagai kon-

stanta, dan g(y) adalah konstanta sebarang hasil pengintegralan yang harus dicari).

Untuk mencari g(y), bentuk F(x,y) di atas didiferensialkan ke-y, yaitu :

F ( x, y )    dg ( y )
   M ( x, y ) dx  
y y  x  dy

atau

F ( x, y )   
   M ( x, y ) dx   g ' ( y )
y y  x 

F ( x, y )   
Karena  N ( x, y ) , maka   M ( x, y ) dx   g ' ( y )  N ( x, y )
y y  x 

sehingga

  
g ( y )  N ( x, y )    M ( x, y ) dx 
y  x 

dg ( y )
Karena  g ' ( y ) merupakan fungsi y saja, maka dengan pengintegralan
dy

terhadap y akan diperoleh g ( y ) .

b. Cara lain untuk mencari penyelesaian persamaan (1) adalah dengan mengambil

F ( x, y )
 N ( x, y ) sehingga
y

F ( x, y )   N ( x, y )dy  g ( x)
y

Bentuk di atas dideferensialkan terhadap x untuk mendapatkan g(x), yaitu

F ( x, y )    dg ( x )
   N ( x, y ) dy  
x x 
y 
 dx

atau

106
F ( x, y )   
   N ( x, y ) dy   g ( x )
x x 
y 

F ( x, y )   
Karena  M ( x, y ) , maka g ( x )  M ( x, y )    N ( x, y ) dy 
x 
x y 

Karena g’(x) adalah fungsi x saja, maka dengan mengintegralkan terhadap x akan

dapat diperoleh g(x).

Contoh : Selesaikan PD : ( x  y ) dx  ( x  y ) dy  0

Penyelesaian : Terlebih dahulu akan diuji apakah PD diatas Eksak/bukan.

M ( x, y )  x  y N ( x, y )  x  y

M N
1 1
y x

M N
Karena y  x  1 , maka PD diatas Eksak. Salah satu cara berikut dapat digunakan

untuk menentukan penyelesaian PD tersebut.

F ( x, y )
a. Jika diambil  M ( x, y )  x  y , maka
x

F ( x, y )   ( x  y ) dx  g ( y )
x

1 2
 x  xy  g ( y )
2

F ( x, y )
 x  g ' ( y)
y

F ( x, y )
Karena  N ( x, y )  x  y , maka
y
x  g ' ( y)  x  y

g ' ( y)   y

1 2
g ( y )    y dy   y
2

1 2 1
Jadi PUPD : x  xy  y 2  C , dapat pula ditulis x 2  2 xy  y 2  K .
2 2

107
F ( x, y )
b. Jika diambil  N ( x, y )  x  y , maka
y

F ( x, y )   ( x  y )dy  g ( x)
y

1 2
 xy  y  g ( x)
2

F ( x, y )
 y  g ( x )
x

F ( x, y )
Karena  M ( x, y )  x  y , maka
x

y  g ( x)  x  y

g ( x)  x

1
 x dx  2 x
2
g ( x) 

1 2 1 2
Jadi PUPD : xy  y  x  C , dapat pula ditulis x 2  2 xy  y 2  K .
2 2

7.5. Aplikasi PD Dalam Bidang Kehayatan

Berikut diberikan beberapa contoh kasus yang melibatkan model persamaan

diferensial.

1. Masalah peluruhan zat radioaktif

Zat radioaktif meluruh dengan memancarkan radiasi secara spontan. Jika m(t)

adalah massa zat yang tersisa pada saat t, m0 adalah massa awal zat, maka laju

peluruhan relative terhadap massanya bernilai konstan, yaitu

dm / dt
 k , dengan k konstanta.
m

Oleh karena itu laju perubahan massa zat m terhadap waktu t dapat dinyatakan

dengan

108
dm
 km
dt

dm
Persamaan diferensial ini dapat dituliskan pula sebagai :  k dt
m

Dengan pengintegralan diperoleh : ln m  kt  C .

Pada saat awal (t  0) massa zat adalah m0, sehingga ln m0  C . Jika

disubstitusikan pada hasil pengintegralan diperoleh

ln m  k t  ln m0

Yang dapat ditulis dalam bentuk : m  m0 e kt .

Para ahli fisika menyatakan laju peluruhan dalam waktu – paruh, yaitu waktu yang

dibutuhkan oleh zat untuk meluruh sampai separonya.

2. Bunga majemuk kontinu.

Misalkan modal $ 1000 ditabung dengan bunga 6 %, dihitung pertahun. setelah 1

tahun tabungannya bernilai $ 1000 (1,06) = $ 1060, setelah 2 tahun bernilai $ (1000

(1,06)) 1,06 = $ 1123,60, dan setelah t tahun bernilai $ 1000 (1,06)t.

Secara umum, jika modal sebesar A0 ditabung dengan bunga r, maka setelah t tahun

bernilai : A0(1 + r)t.

Namun demikian, biasanya, bunga dihitung lebih sering, katakanlah n kali

pertahun (misalkan bunga harian, maka dihitung 365 kali pertahun). Pada kasus ini,

dalam setiap periode perhitungan bunga, bunganya adalah r / n dan terdapat n t

periode perhitungan bunga dalam t tahun, sehingga nilai tabungan setelah t tahun

adalah

109
nt
 r
A(t) = A0 1  
 n

Dapat dilihat bahwa bunga yang dibayarkan semakin membesar bila banyaknya

periode perhitungan bunga (n) bertambah. Jika n   (n mendekati tak berhingga),

maka nilai tabungan akan menjadi

rt
nt
 r 
n/r
A(t) = lim A0 1  
r
= lim A0 1    = A0
 n   n  
n n

rt
  r 
n/r
 lim 1   
n n  


= A0 ert

Jika persamaan tersebut diturunkan terhadap t, diperoleh

dA(t )
 rA0 e rt  r A(t )
dt

yang menunjukkan bahwa dengan bunga majemuk kontinu, laju pertambahan

tabungan sebanding dengan nilai tabungannya.

3. Model pertumbuhan logistik.

Suatu populasi meningkat secara eksponensial pada mulanya, yaitu ketika kondisi

lingkungan masih mendukung perkembangan populasi tersebut. Selanjutnya pertu-

mbuhan populasi tersebut melambat pada akhirnya dan mendekati kapasitas daya

tampungnya karena sumber daya alam yang terbatas. Jika P(t) menyatakan besar

populasi pada saat t, dapat diasumsikan bahwa

dP
 kP , jika P kecil
dt

110
Persamaan tersebut mengisyaratkan bahwa laju pertumbuhan populasi pada awalnya

hampir sebanding dengan besar populasi. Dalam perkataan lain, laju pertumbuhan

relatifnya hampir konstan, jika populasi kecil. Akan tetapi kita juga ingin

mengungkapkan fakta bahwa laju pertumbuhan relatifnya menurun bila populasi P

meningkat dan bernilai negatif bila P melampaui kapasitas tampung (K). Bentuk

paling sederhana untuk laju pertumbuhan relatif yang mengakomodasi asumsi ini

adalah

1 dP  P
 k 1   , dengan P(0) = P0 menyatakan besar populasi awal dan k
P dt  K

konstanta pembanding

Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai

dP  P
 kP1   , dengan P(0) = P0
dt  K

Model pertumbuhan populasi tersebut dikenal sebagai model pertumbuhan

logistik. Untuk menentukan penyelesaian PD tersebut diubah ke bentuk

1 K 1 1
. dP  k dt atau ditulis pula (  )dP  k dt
P K P P KP

P
Jika kedua ruas diintegralkan akan diperoleh ln( )  k t  C1 , disajikan pula
K P

P
sebagai  C ek t .
K P

P0
Jika pada saat t  0 besarnya P(0) = P0 , diperoleh C  sehingga
K  P0

penyelesaian persamaan diferensial logistik tersebut adalah :

111
K Ce kt K
P (t )  kt
 1  k t
1  Ce C e 1

Atau dapat disajikan sebagai

K 1 K  P0
P (t )  , dengan A  C  .
1  Ae  k t P0

4. Perbandingan pertumbuhan alami dan logistik

Pada tahun 1930–an ahli biologi G.F. Gause melakukan percobaan dengan protozoa

Paramecium dan menggunakan persamaan logistik untuk memodelkan data yang

dihasilkannya. Tabel berikut menunjukkan hasil perhitungan harian untuk populasi

protozoa. Dia menaksir laju pertumbuhan relatif awalnya sebesar 0,7944 dan

kapasitas tampungnya sebesar 64.

T 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
P 2 3 22 16 39 52 54 47 50 76 69 51 57 70 53 59 57
T = waktu (hari), P  besar populasi

Model pertumbuhan logistik populasi protozoa tersebut adalah :

dP  P 
 0,7944 P1   , dengan P(0) = 2
dt  64 

Penyelesaian persamaan diferensial tersebut adalah :

64
P(t) = 1  31 e  0, 7944 t

Banyaknya populasi protozoa berdasarkan model (dibulatkan hingga bilangan bulat

terdekat) dapat dibandingkan populasi protozoa yang teramati, disajikan pada

tabel berikut.

T 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
P mo 2 3 22 16 39 52 54 47 50 76 69 51 57 70 53 59 57

112
ma 2 4 9 17 28 40 51 57 61 62 63 64 64 64 64 64 64
T = waktu (hari), P  besar populasi , mo = hasil perhitungan (model),

ma = hasil pengamatan

Dari table tertlihat bahwa untuk t  5, model logistik mendekati hasil pengamatan.

Latihan 7.

Selesaikan PD berikut (no 1  12).

113
dx y
1.  dy  0
x y2


2. ydx  e 3 x  1 dy  0 
3. (1  x 2 ) y ' xy  x

4. ( x  1) y   1  2e  y

5. (3 x 2 y  xy ) dx  ( 2 x 3 y 2  x 3 y 4 ) dy  0

 x  x
1  2e y dx  2 e y  1  2 x dy  0
6.    y 
  

7. y x 2  y 2 dx  x
x x2  y2 
 dy  0
 

8. ( x+2y)dx + (2x + y)dy = 0

9.

y
10. y   e y / x 
x

11.  x 2  y 2  y   xy yang memenuhi y 1 untuk x  1.

y y2
12. 2 y   
x x2

x  2y
13. y   2 x  y  0

114
13. Manakah yang merupakan PD Eksak ?

a. x 2  y 2 dx  y ln( x  x 2  y 2 ) dy  0

b. ( x  y ) dx  ( x  y )dy  0

c. (2 x 3  3 y )dx  (3x  y  1)dy  0

d. (4 x 3 y 3  2 xy )dx  (3 x 4 y 2  x 2 )dy  0

e. (3e 3 x y  2 x)dx  e 3 x dy  0

f. (cos y  y cos x) dx  (sin x  x sin y ) dy  0

2 2
g. 2 x( ye x  1)dx  e x dy  0

Selesaikan PD di bawah ini (no 14  18)

14. 3 y ( x 2  1)dx  ( x 3  8 y  3 x) dy  0

15. ( y 2 e x  4 x 3 )dx  (2 ye x  3 y 2 )dy  0 yang memenuhi y 2 untuk x  0.

16. ( y sin x  xy cos x)dx  ( x sin x  1)dy  0

2  ye xy
17. y  
2 y  xe xy

18. ( x  sin y )dx  ( x cos y  2 y )dy  0

19. Selesaikan PD pada no. 13 yang merupakan PD Eksak.

20. Suatu larutan glukosa disalurkan ke dalam aliran darah dengan laju konstan r.

Pada saat glukosa ditambahkan, glukosa tersebut diubah menjadi zat lain dan

dibuang dari aliran darah dengan laju sebanding dengan konsentrasinya pada

saat itu. Jadi, model untuk konsentrasi larutan glukosa C = C(t) dalam aliran

darah adalah :

dC
 r  kC , dengan k konstanta positif.
dt

115
a. Misalkan konsentrasi pada saat t = 0 adalah C0, tentukan konsentrasi pada

waktu t dengan menyelesaikan persamaan diferensial tersebut di atas.

b. Dengan asumsi C0 < r / k, tentukan tlim



C (t ) dan tafsirkan jawaban

Anda.

21. Sebuah tangki berisi 1000 L larutan garam dengan 15 kg garam terlarut. Air

murni dimasukkan ke dalam tangki dengan laju 10 L / menit. Larutan dijaga

teraduk rata dan dialirkan keluar dari tangki dengan laju sama. Berapa banyak

garam dalam tangki setelah

a. t menit.

b. 20 menit.

22. Sebuah tangki berisi 1000 L air murni. Larutan garam yang mengandung 0,05

kg garam per liter air, dimasukkan ke dalam tangki dengan laju 5 L / menit.

Larutan garam yang mengandung 0,04 kg per liter air, dimasukkan ke dalam

tangki dengan laju 10 L / menit. Larutan dijaga teraduk rata dan dialirkan

keluar dari tangki dengan laju 15 L / menit. Berapa banyak garam dalam

tangki setelah

a. t menit.

b. 1 jam.

23. Ketika butir air hujan jatuh, ukuran butir air tersebut membesar, sehingga

massanya pada saat t merupakan fungsi dari t, namakanlah dengan m(t). Laju

pertambahan massanya adalah km(t), dengan k suatu konstanta positif. Bila

kita menerapkan Hukum Gerak Newton pada butir air hujan, kita

116
d  mv 
mendapatkan F   mg , dengan v menyatakan kecepatan jatuh air
dt

hujan dan g menyatakan percepatan grafitasi. Kecepatan akhir air hujan

adalah tlim

v (t ) . Tentukan rumus untuk kecepatan akhir dalam g dan k.

24. Misalkan y(t) dan V(t) adalah tinggi dan volume air dalam sebuah tangki pada

saat t. Jika air mengalir keluar melalui sebuah lubang dengan luas dasar tangki

sebesar a, maka Hukum Torricelli mengatakan bahwa

dV
  a 2 gy , dengan g menyatakan percepatan grafitasi.
dt

a. Misalkan tangki berbentuk tabung dengan tinggi 6 feet dan jari – jari 2 feet

dan lubang berbentuk lingkaran dengan jari – jari 1 inchi. Jika diambil g =

32 feet / detik2, tunjukkan bahwa y memenuhi persamaan diferensial

dy 1
 y
dt 72

b. Selesaikan PD tersebut untuk menentukan tinggi air pada saat t, dengan

asumsi tangki penuh saat t = 0.

c. Berapa lama air akan mengalir keluar semuanya ?

25. Suatu populasi protozoa berkembang dengan laju relatif konstan sebesar

0,7944 per protozoa per hari. Pada hari ke nol (hari awal pengamatan) terdapat

dua individu protozoa. Tentukan besar populasi setelah enam hari.

26. Bakteri yang banyak terdapat dalam perut manusia adalah Escherichia coli.

Sebuah sel bakteri ini dalam suatu medium cairan makanan membelah

menjadi dua sel setiap 20 menit. Populasi awal kultur adalah 60 sel.

a. Tentukan laju pertumbuhan relatifnya.

117
b. Tentukan rumus untuk banyaknya sel setelah t jam.

c. Tentukan banyaknya sel setelah 8 jam.

d. Tentukan laju pertumbuhan setelah 8 jam.

e. Kapan populasi akan mencapai 20.000 sel ?

27. Percobaan menunjukkan bahwa jika reaksi kimia

1
N2O5  2NO2 + O2
2

berlangsung pada suhu 45 C, laju reaksi dinitrogen pentoksida sebanding

dengan konsentrasinya sebagai berikut :

d  N 2 O5 
  0,0005  N 2 O5 
dt

a. Tentukan rumus untuk konsentrasi [N2O5} setelah t detik jika konsentrasi

awalnya adalah C.

b. Berapa lama reaksi akan berlangsung untuk mereduksi konsentrasi N 2O5

hingga menjadi 90 % dari nilai awalnya ?

28. Polonium – 210 mempunyai waktu paruh 140 hari.

a. Jika suatu sampel mempunyai massa 200 mg, tentukan rumus untuk massa

tersisa setelah t hari.

b. Tentukan massanya setelah 100 hari.

29. Polonium – 214 mempunyai waktu paruh yang sangat pendek, yaitu 1,4 x 104

detik.

a. Jika suatu sampel mempunyai massa 50 mg, tentukan rumus untuk massa

tersisa setelah t detik.

118
b. Tentukan massanya setelah 100 detik.

c. Berapa lama diperlukan untuk meluruh hingga 40 mg ?

30. Setelah 3 hari suatu sampel radon – 222 meluruh hingga 58% dari massa

awalnya.

a. Berapa waktu paruh radon – 222 ?

b. Berapa lama diperlukan oleh sampel tersebut untuk meluruh hingga 10%

dari massa awalnya ?

31. Ilmuwan dapat menentukan umur benda kuno dengan metode yang disebut

penentuan waktu radiokarbon. Hantaman atmosfer bagian atas oleh sinar


14
kosmik mengubah nitrogen menjadi isotop radioaktif karbon, C, dengan

waktu paruh sekitar 5730 tahun. Sayuran menyerap karbon dioksida melalui
14
atmosfer dan hewan mengasimilasi C melalui rantai makanan. Ketika

tanaman atau hewan mati, ia berhenti mengganti karbonnya dan banyaknya


14
C mulai menurun melalui peluruhan radioaktif. Jadi tingkat keradioaktifan

pun akan meluruh secara eksponensial. Suatu frakmen naskah kuno ditemukan
14
mempunyai sekitar 74% dari keradioaktifan C yang dimiliki tanaman di

bumi saat ini. Perkirakan umur naskah tersebut.

32. Laju perubahan tekanan atmosfer P terhadap ketinggian h sebanding dengan

P, selama suhunya konstan. Pada suhu 15C, tekanannya adalah 101,3 kPa

pada permukaan laut dan 87,14 kPa pada h = 1000 m.

a. Berapa tekanan pada ketinggian 3000 m ?

b. Berapa tekanan di puncak Gunung McKinley, pada ketinggian 6187 m ?

119
33. Misalkan suatu populasi berkembang menurut persamaan logistik

dP
 0,05 P  0,0005 P 2
dt

dengan t diukur dalam minggu.

a. Berapakah kapasitas tampungnya ?

b. Berapakah nilai parameter k ?

34. Perikanan halibut Pasific telah dimodelkan dengan persamaan diferensial

dy  y
 ky 1  
dt  K

dengan y(t) menyatakan biomassa (total massa seluruh anggota populasi)

dalam kilogram pada saat t (dalam tahun), kapasitas tampungnya diperkirakan

sebesar

K = 8 x 107 kg, dan k = 0,71 pertahun.

a. Jika y(0) = 2 x 107 kg, tentukan biomassa setahun kemudian.

b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh biomassa untuk mencapai 4 x

107 kg ?

35. Tabel berikut menunjukkan banyaknya sel ragi dalam suatu kultur

laboratorium baru.

T 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
P 18 39 80 171 336 509 597 640 664 672
T = waktu (hari), P  besar populasi

a. Plotlah data tersebut dan gunakan hasil ploting untuk menaksir kapasitas

tampung populasi ragi.

120
b. Gunakan data tersebut untuk menaksir laju pertumbuhan relatif awal.

c. Tentukan model logistik untuk data di atas.

d. Bandingkan nilai ramalan model dengan nilai amatan. Berikan komentar

tentang seberapa cocok model Anda tersebut dengan data di atas.

e. Gunakan model logistik Anda untuk memperkirakan banyaknya sel ragi

setelah 7 jam.

36. Populasi dunia adalah sekitar 5,3 miliar pada tahun 1990. Laju kelahiran pada

tahun 1990 – an berkisar antara 35 hingga 40 juta pertahun dan laju kematian

berkisar antara 15 hingga 20 juta pertahun. Kita asumsikan bahwa kapasitas

tampung penduduk dunia adalah 100 miliar.

a. Tuliskan persamaan diferensial logistik untuk data ini. (Karena populasi

awal relatif kecil dibandingkan dengan kapasitas tampungnya, Anda dapat

mengambil k sebagai perkiraan laju pertumbuhan relatif awal).

b. Gunakan model logistik untuk meramalkan populasi dunia pada tahun

2000, 2100, dan 2500.

@@@

121

Anda mungkin juga menyukai