0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut merupakan ringkasan 12 nilai dasar perdamaian menurut Peace Generation Indonesia. Nilai-nilai tersebut mencakup menerima diri sendiri, memahami prasangka, menghormati perbedaan etnis, agama, jenis kelamin, status sosial, dan kelompok, memahami keberagaman dan konflik, menolak kekerasan, mengakui kesalahan, serta memberi maaf.
Deskripsi Asli:
Games
Judul Asli
2. Jawaban Puzzle Game 12 Nilai Dasar Perdamaian PeaceGen (diprint 5)
Dokumen tersebut merupakan ringkasan 12 nilai dasar perdamaian menurut Peace Generation Indonesia. Nilai-nilai tersebut mencakup menerima diri sendiri, memahami prasangka, menghormati perbedaan etnis, agama, jenis kelamin, status sosial, dan kelompok, memahami keberagaman dan konflik, menolak kekerasan, mengakui kesalahan, serta memberi maaf.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan 12 nilai dasar perdamaian menurut Peace Generation Indonesia. Nilai-nilai tersebut mencakup menerima diri sendiri, memahami prasangka, menghormati perbedaan etnis, agama, jenis kelamin, status sosial, dan kelompok, memahami keberagaman dan konflik, menolak kekerasan, mengakui kesalahan, serta memberi maaf.
1. Menerima Diri: “Aku Bangga Jadi Diri Sendiri” 2. Memahami Prasangka: “No Curiga, No Prasangka” BAGIAN II: Hambatan Perdamaian (3-7) 3. Menghormati Perbedaan Etnis: “Beda Kebudayaan, Tetap Berteman” 4. Menghormati Perbedaan Agama/Keyakinan: “Beda Agama/Keyakinan, Nggak Usah Musuhan” 5. Menghormati Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender: “Laki-laki dan Perempuan Sama-Sama Manusia” 6. Menghormati Perbedaan Status Ekonomi dan Sosial: “Kaya Nggak Sombong, Miskin Nggak Minder” 7. Menghormati Perbedaan Kelompok Di Antara Geng: “Kalau Keren, Nggak Perlu Nge-Geng.” BAGIAN III: Jalan Menuju Perdamaian (8-12) 8. Memahami Keberagaman: “Indahnya Perbedaan” 9. Memahami Konflik: “Konflik Bikin Kamu Makin Dewasa” 10. Menolak Kekerasan: “Pake Otak, Jangan Main Otot!” 11. Mengakui Kesalahan: “Nggak Perlu Gengsi Untuk Ngaku Salah” 12. Memberi Maaf: “Nggak Pelit Memberi Maaf”