Anda di halaman 1dari 2

Sebagaimana kita ketahui dalam sejarah bahwa pancasila dibentuk dari proses yang tidak mudah.

Sejarah mengatakan bahwa pahlawan-pahlawan ideologi kita terdahulu mengadakan musyawarah/rapat


untuk merumuskan sebuah fondasi negara yang nantinya diharapkan akan diterapkan dan ditanamkan
di dalam sanubari tiap warga negara dalam menjalankan kehidupannya. Jika kita mengetahui bahwa hal
tersebut diperoleh dengan perjuangan yang tidak mudah, harusnya kita dapat menghargai perjuangan
tersebut. Bukan dengan meninggalkannya, mengabaikannya dan akhirnya ke lima dasar Negara tersebut
hanya menjadi kenangan atau onggokan yang tak berharga. Terutama untuk para generasi penerus
bangsa.

Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengajarkan pada kita bahwa sebagai
manusia,kita meyakini adanya Tuhan yang menciptakan alam semesta ini. Kita sebagai manusia yang
termasuk makhluk ciptaanNya pun harus meyakini adanya Tuhan,dan sebagai makhluk yang beragama
kita harus menjalankan ibadah dengan baik. Tidak hanya harus beribadah,karena di Indonesia banyak
sekali agama dan keyakinan yang berbeda-beda seharusnya saling menghargai perbedaan tersebut.
Fenomena yang terjadi malah jauh dari idealism tersebut. Bahkan oknum yang seagama pun tidak akur
dan bahkan membuat kerusuhan yang mengatasnamakan agama.

Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” menjelaskan bahwa manusia memiliki
harga diri yang harus dihormati oleh manusia yang lainnya dalam berkehidupan di masyarakat. Sila ini
berdampingan maknanya dengan sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia”,hal ini dimaksudkan
bahwa setiap warga Negara Indonesia harus menjalin persatuan yang baik walaupun terdapat sangat
banyak perbedaan. Untuk bersatu,diperlukan toleransi yang besar kepada sesama dalam berkehidupan
social agar dapat berjalan harmonis.

Sila keempat berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan”. Hal ini menyatakan bahwa dalam kehidupan sebagai warga negara membutuhkan sebuah
hasil atau keputusan yang bulat dari setiap pemecahan masalah. Dalam musyawarah, ditanamkan
banyak nilai-nilai bertoleransi yang nantinya menciptakan hubungan bermasyarakat yang harmonis.

Sila kelima berbunyi “Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”. Hal ini mengandung aspek keadilan.
Bahwa semua manusia ingin diperlakukan secara adil tanpa adanya pembeda-bedaan dalam perlakuan
di masyarakat. Yang tentunya sikap adil ini pun akan menciptakan hubungan yang harmonis sehingga
tidak terjadi kesenjangan dlaam perlakuan social di masyarakat. Tidak terjaid lagi diskriminasi yang
mengucilkan kelmpok-kelompok minoritas.

Walaupun dalam fenomena di kehidupan masyarakat nilai-nilai ini masih sangat minim sekali bahkan
cenderung hilang,sudah seharusnya para generasi muda selalu menanamkan nilai-nilai
ini,membangkitkan dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak ketinggalan pula aspek moral yang harus
dipahami dengan sangat baik dan ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai