Disusun oleh :
Kelompok 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pengujian Material Jalan ini
dengan baik. Tujuan penulisan laporan ini agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan
semua ilmu dan teori tentang Pengujian Material Jalan di masa mendatang.
Dalam hal ini penyusun menyadari tanpa adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari semua pihak tentunya laporan ini tidak akan terselesaikan. Penyusun menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Bapak Suwardo, S.T., M.T., Ph.D. selaku Kepala Departemen Teknik Sipil Sekolah
Vokasi Universitas Gadjah Mada.
2. Bapak Dr. Ir. Sindu Nuranto, MS., C.WS. selaku Ketua Prodi D – IV Teknik Pengelolaan
dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil Universitas Gadjah Mada.
3. Bapak Ir. Heru Budi Utomo, S.T., M.T. selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum Pengujian
Material Jalan Universitas Gadjah Mada.
4. Bapak Dr. Eng. Iman Haryanto, S.T., M.T. selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum
Pengujian Material Jalan Universitas Gadjah Mada.
5. Saudara Franky selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Praktikum Pengujian Material Jalan
Universitas Gadjah Mada.
6. Saudara Yove selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Praktikum Pengujian Material Jalan
Universitas Gadjah Mada.
7. Saudara Dito selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Praktikum Pengujian Material Jalan
Universitas Gadjah Mada.
8. Saudari Yoshi selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Praktikum Pengujian Material Jalan
Universitas Gadjah Mada.
9. Rekan-rekan mahasiswa/i Program Diploma Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada. Atas
kerja samanya dalam penyusunan laporan ini.
Laporan ini disusun sebagai syarat kelulusan pada mata kuliah Pengujian Material Jalan
di Universitas Gadjah Mada. Laporan ini berisi tentang perencanaan pengujian material jalan.
i
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
Semoga laporan ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.
Apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan ini, penyusun mohon maaf kepada semua
pembaca. Untuk itu penyusun mohon saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki dan
melengkapi penyusunan laporan ini.
Kelompok 1
ii
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
LEMBAR PENGESAHAN
2021
Diperiksa Oleh
Asisten 1 Asisten 2
iii
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
Asisten 3 Asisten 4
Disetujui Oleh
Dosen I Dosen II
LEMBAR ASISTENSI
Mata kuliah Praktik : Pengujian Material Jalan
Semester : IV
Kelompok :1
Nama Anggota : 1.
2.
iv
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
3.
4.
Asisten : 1. NIM.
2. NIM.
3. NIM.
4. NIM.
Dosen : 1. NIP.
2. NIP.
DAFTAR ISI
v
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
DAFTAR GAMBAR
vi
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
DAFTAR TABEL
vii
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
TUGAS KEGIATAN 1
1
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
KEGIATAN 1
PRAKTIK AGGREGATES BLENDING
Soal 1: Data pemeriksaan saringan berikut terkait dengan praktik aggregates blending (Nb: data
untuk seluruh kelompok sama).
Kegiatan 1:
1. Menentukan komposisi campuran 3 fraksi agregat dengan metode analitis dan grafis.
2. Mengecek apakah komposisi yang diperoleh tersebut masih memenuhi persyaratan toleransi.
3. Berdasarkan jawaban nomor 2, menentukan variasi kadar aspal yang disarankan dalam
pembuatan design mix formula (DMF) laston (lihat halaman 96 buku Manual Pelaksanaan
Campuran Beraspal Panas), dengan ketentuan: Kelompok genap menggunakan kriteria
agregat kasar tertahan saringan ukuran 2,36 mm, sedangkan kelompok gasal menggunakan
kriteria agregat kasar tertahan saringan ukuran 4,75 mm.
1.1 Pendahuluan
Agregat adalah bahan pengisi atau yang dicampurkan dalam proses pembuatan aspal
yang berasal dari batu dan mempunyai peranan penting terhadap kualitas aspal. Menurut
Silvia Sukirman, 2007, Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan
jalan. Dalam pendapatnya dinyatakan bahwa perkerasan jalan terdiri 90-95% agregat
berdasarkan prosentase berat, atau 75-85% agregat berdasarkan prosentase volume.
Dengan demikian, kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil
campuran agregat dengan material lain.
2
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
Sifat agregat merupakan salah satu penentu kemampuan perkerasan jalan memikul
beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Yang menentukan kualitas agregat
sebagai material perkerasan jalan adalah: gradasi, kebersihan, kekerasan, ketahanan
agregat, bentuk butir, tekstur permukaan, porositas, kemampuan untuk menyerap air,
berat jenis, dan, daya kelekatan terhadap aspal. Butiran agregat dapat menyerap air dan
menahan lapisan air tipis di permukaannya.
Berikut klasifikasi dan persyaratan agregat kasar, halus dan filler yang digunakan
dalam campuran aspal:
a. Agregat Kasar
Agregat kasar memiliki butiran tajam, kuat dan keras. Bersifat kekal, tidak pecah atau
hancur karena pengaruh cuaca. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur (bagian
yang dapat melewati ayakan 0,060 mm) lebih dari 1 % maka kerikil harus dicuci. Tidak
boleh mengandung zat organik dan bahan alkali yang dapat merusak beton. Harus
mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik, sehingga rongganya sedikit.
Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah yang tertahan saringan No.4 (4,75 mm)
dan haruslah bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak
dikehendaki lainnya dan memenuhi persyaratan pada tabel 2.1 fraksi agregat kasar untuk
keperluan pengujian harus terdiri atas batu pecah ata kerikil pecah dan harus disediakan
dalm ukuran-ukurn normal.
b. Agregat Halus
Agregat halus berbutir lebih kecil dan halus dibandingkan agregat kasar. Tidak
mudah pecah atau hancur karena pengaruh cuaca. Agregat halus tidak boleh mengandung
lumpur (bagian yang dapat melewati ayakan 0,060 mm) lebih dari 5 %, apabila lebih dari
5 % maka pasir harus dicuci. Tidak boleh mengandung zat organik, karena akan
mempengaruhi mutu beton. Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik,
sehingga rongganya sedikit. Mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 - 3,8.
Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau penyaringan
batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos saringan No.4 (4,75 mm) dan tertahan
saringan No.200 (0,075) sesuai SNI 03-6819- 2002. Fungsi utama agregat halus ialah
untuk menyediakan stabilitas dan mengurangi deformasi permanen dari perkerasan
melalui keadaan saling mengunci (interlocking) dan gesekan antar butiran.
3
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
c. Bahan Pengisi (Filler)
Filler yang artinya sebagai bahan pengisi dapat dipergunakan debu, batu kapur, debu
kapur padam, semen atau mineral yang berasal dari asbuton yang sumbernya disetujui
oleh direksi pekerjaan. Jika digunakan aspal modifikasi dari jenis asbuton yang diproses
maka bahan pengisi (filler) yang ditambahkan haruslah berasal dari mineral yang
diperoleh dari asbuton tersebut. Bahan pengisi harus bebas dari gumpalan-gumpalan dan
jika pengujian analisa saringan sesuai SNI 03-4142-1996 harus lolos dari saringan no 200
(0,075 mm) tidak kurang dari 75%, kecuali untuk mineral asbuton.
Fungsi dari filler adalah untuk saling mengikat diantara agregat agar membentuk
suatu kesatuan yang kokoh dan solid yang kemudian diikat oleh aspal sesuai proporsi.
Kegiatan 1.1
Menentukan komposisi campuran 3 fraksi agregat dengan metode analitis dan grafis
Metode Analitis :
4
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
PERHITUNGAN GRADASI TIGA FRAKSI AGREGAT
Gradasi Asli
Agregat Kasar 100,000 100,000 70,000 6,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,400
Agregat Halus 1 100,000 100,000 100,000 100,000 98,000 75,600 43,700 30,000 14,000 9,700
Agregat Halus 2 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 95,000 88,000 85,000
Menghitung kombinasi dari tiga fraksi agregat. Dalam perhitungan tersebut diketahui
rumus rumus berikut ini :
P−B
a=
A−B
B . a−P
b=
B−C
B .a−P
c=
B−C
Jenis #8 #4
Agregat Kombinasi Kombinasi
a 56,701 41,489
b 43,299 58,511
c 0,013 0,033
5
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
#8
Gradasi Hitung
Agregat Kasar 56,701 56,701 39,691 3,402 0,567 0,567 0,567 0,567 0,567 0,227
Agregat Halus 1 43,299 43,299 43,299 43,299 42,433 32,734 18,922 12,990 6,062 4,200
Agregat Halus 2 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,012 0,011
Agregat Gabungan 100 100 83,003 46,714 43,013 33,314 19,502 13,569 6,641 4,438
#4
Gradasi Hitung
Agregat Kasar 41,489 41,489 29,043 2,489 0,415 0,415 0,415 0,415 0,415 0,166
Agregat Halus 1 58,511 58,511 58,511 58,511 57,340 44,234 25,569 17,553 8,191 5,676
Agregat Halus 2 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,031 0,029 0,028
Agregat Gabungan 100 100 87,586 61,033 57,788 44,682 26,017 17,999 8,635 5,869
Karena kelompok 1 adalah kelompok ganjil maka yang digunakan adalah gradasi hitung
dari saringan lolos no #4. Namun pada perhitungan gradasi hitung terdapat persen agregat
gabungan yang tidak memenuhi syarat spesifikasi. Maka akan ditinjau ulang pada
kegiatan 1.2.
Kegiatan 1.2
Sesuai dengan perhitungan pada kegiatan 1.1 diketahui terdapat persen agregat gabungan
yang tidak memenuhi syarat spesifikasi. Maka dilakukan perhitungan ulang pada
kombinasi fraksi agregat.
Jenis #4
Agregat Kombinasi
a 52,675
b 47,280
c 0,045
Jumlah 100,000
#4
Gradasi Hitung
Agregat Kasar 52,675 52,675 36,873 3,161 0,527 0,527 0,527 0,527 0,527 0,211
Agregat Halus 1 47,280 47,280 47,280 47,280 46,334 35,744 20,661 14,184 6,619 4,586
Agregat Halus 2 0,045 0,045 0,045 0,045 0,045 0,045 0,045 0,043 0,040 0,038
Agregat Gabungan 100 100 84,198 50,486 46,906 36,315 21,233 14,754 7,186 4,835
Tabel diatas merupakan hasil gradasi hitung yang sudah memenuhi spesifikasi.
Kegiatan 1.3
menentukan variasi kadar aspal yang disarankan dalam pembuatan design mix formula
(DMF) laston.
6
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
Diketahui :
CA = 49,515
FA = 45,650
FF = 4,835
Konstanta = 0,75
7
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
TUGAS KEGIATAN 2
SEKOLAH VOKASI
8
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
9
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
KEGIATAN 2
PRAKTIK PERCOBAAN MARSHALL
Soal 2 :
Dua tabel berikut menyajikan data percobaan Marshall dan spesifikasi campuran beraspal
yang terkait dengan praktik Desain Mix Formula (DMF).
2.1 Pendahuluan
10
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
dengan arloji pengukur yang berguna untuk mengukur stabilitas campuran. Disamping itu
terdapat arlojo kelelehan (flow meter) untuk mengukur kelelehan plastis, karena pronsip
dasar metode Marshall adalah pemeriksaan stabilitas dan kelelehan (flow), serta analisis
kepadatan dan pori – pori campuran padat yang terbentuk.
Rancangan campuran berdasarkan metode Marshall ditemukan oleh Bruce Marshall, dan
telah distandarisasi oleh ASTM maupun AASHTO melalui beberapa modifikasi, yaitu
ASTM D 1559 – 76 atau AASHTO T 245 – 90. Secara garis besar pengujian Marshall
meliputi :
1) Persiapan benda uji.
2) Penentuan berat jenis bulk dari benda uji.
3) Pemeriksaan nilai stabilitas dan flow.
4) Perhitungan sifat volumetrik benda uji.
Campuran yang digunakan dalam pengujian Marshall harus memenuhi beberapa
persyaratan dalam pengujiannya. Adapun persyaratan campuran untuk laston dapat
dilihat pada tabel berikut ini
Adapun dasar perhitungan yang menjadi acuan dalam penganalisisan data yaitu mengacu
pada SNI 06 – 2489 – 1991 yaitu sebagai berikut :
1) Berat jenis aspal
Pemeriksaan berat jenis aspal di laboratorium (Specific Gravity Test) adalah
perbandingan antara berat aspal dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu
tertentu (25˚C atau 15,6˚C). pengujian ini diperlukan pada saat pelaksanaan untuk
konversi dari berat ke volume atau sebaliknya.
11
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
(C− A)
berat jenis= .....................................................................................(1)
( B−A )−( D−C )
Keterangan :
A : massa piknometer dan penutup
B : massa piknometer dan penutup berisi air
C : massa piknometer, penutup dan benda uji
D : massa piknometer, penutup, benda uji, dan air
12
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
B : berat jenis jenuh kering permukaan
C : berat benda uji dalam air
b. Agregat halus
Berat jenis kering
Bk
Sd=
( B+SSD−Bt )
Berat jenis semu
Bk
Sa=
(B+ Bk−Bt )
Penyerapan air
SSD−Bk
Sw= [ Bk
×100 % ]
Berat jenis efektif
Sa+ Sd
BJ efektif =
2
Keterangan :
Sd : berat jenis kering
Sa : berat jenis semu
Sw : penyerapak air
Bk : berat pasir kering
B : berat piknometer + air
Bt : berat piknometer + pasir + air
SSD : berat pasir kering permukaan
13
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
VMA : rongga udara pada mineral agregat (%)
%aspal : kadar aspal terhadap campuran (%)
BJ agregat : berat jenis efektif agregat
Keterangan :
14
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
6) Stabilitas
Stabilitas adalah kemampuan lapis keras dalam menahan beban lalu lintas tanpa terjadi
perubahan bentuk yang permanen, dinyatakan dalam kg. Pengukuran stabilitas dengan uji
Marshall diperlukan untuk mengetahui kekuatan tekan geser dari sampel yang ditahan dua
sisi kepala penekan, dengan nilai stabilitas yang cukup tinggi diharapkan perkerasan dapat
menahan beban lalu lintas tanpa terjadi kehancuran geser.
Nilai stabilitas diperoleh berdasarkan nilai masing masing yang ditunjukkan oleh
jarum arloji. Untuk nilai stabilitas, nilai yang ditunjukkan pada arloji perlu dikonversi
terhadap alat Marshall. Hasil pembacaan di arloji stabiilitas harus dikalikan dengan nilai
kalibrasi proving ring yang digunakan pada alat Marshall. Pada penelitian ini, alat Marshall
yang digunakan mempunyai nilai kalibrasi proving ring sebesar 15,9. Selanjutnya, nilai
tersebut juga harus disesuaikan dengan angka rasio korelasi stabilitas terhadap ketebalan
benda uji.
15
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
7) Kelelehan (flow)
Nilai flow ditunjukkan oleh jarum arloji pembacaan flow pada alat Marshall. Untuk
arloji pembacaan flow, nilai yang didapat sudah dalam satuan mm, sehingga tidak perlu
dikonversi lebih lanjut.
8) Marshall Quotient
Marshall quotient dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
MS
MQ=
MF
Dengan :
MQ : marshall quotient (kg/mm)
MS : marshall stability (kg)
16
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
MF : marshall flow (mm)
2.2 Pembahasan
a. Dari tabel yang diketahui terdapat beberapa parameter yang belum diketahui nilainya
sebagai berikut :
Dengan :
b : kadar aspal terhadap batuan (%)
c : kadar aspal terhadap campuran (%)
d : berat contoh kering (gr)
e : berat contoh dalam keadaan jenuh (gr)
f : berat contoh dalam air (gr)
g : isi contoh ( e – f )
h : berat isi (d/g)
i : berat jenis maksimum teoritis
j : (c x h)/BJ aspal
k : ((100 – c) x h)/BJ agregat
l : jumlah kandungan rongga (100 – j – k)
m : persen rongga terhadap agregat (100 – k)
n : persen rongga terisi aspal (100 x j)/m
o : persen rongga terhadap campuran (100 – (100h/i))
17
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
p : pembacaan arloji stabilitas (kg)
q : stabilitas (kg) (p x kqlibrasi proving ring)
r : stabilitas (kg) (q x koreksi benda uji)
s : kelelehan (mm)
t : Marshall quotient (r/s) (kg/mm)
100
Berat jenis maksimum teoritis = % agr % aspal
+
BJ agr BJ aspal
100
= 100−5,5 5,5
+
2,167 1,03
18
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
= 2,413
Menghitung nilai j
Menghitung nilai j ketika kadar aspal terhadap campuran (c) sebesar 5,5%
kadar aspal terhadap campuran ( c ) × berat isi (h)
J =
BJ aspal
5,50× 2,18
=
2,617
= 11,65 %
Menghitung nilai k
Menghitung nilai k ketika kadar aspal terhadap campuran (c) sebesar 5,5%.
(100−kadar aspal terhadap campuran ( c ))×berat isi(h)
k =
BJ agregat
(100−5,50) ×2,18
=
1,03
= 78,773 %
Menghitung jumlah kandungan rongga
Jml. kandungan rongga (l) = 100 – j – k
= 100 – 11,65 – 78,773
= 9,58%
Menghitung persen rongga terhadap agregat (VMA)
Menghitung persen rongga terhadap agregat (VMA) ketika kadar aspal terhadap
campuran (c) sebesar 5,5%.
VMA (m) = 100 – k
= 100 – 78,773
= 21,227 %
Menghitung persen rongga terisi aspal (VFB)
Menghitung persen rongga terisi aspal (VFB) ketika kadar aspal terhadap
campuran (c) sebesar 5,5%.
100 × j
VFB (n) =
VMA( m)
100× 11,65
=
21,227
19
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
= 54,877%
Menghitung persen rongga terhadap campuran (VIM)
Menghitung persen rongga terisi aspal (VFB) ketika kadar aspal terhadap
campuran (c) sebesar 5,5%.
100 × berat isi( h)
VIM (o) = 100− ( berat jenis maksimum teoritis (i) )
20
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
21
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
PERCOBAAN MARSHALL
SNI 06 - 2489 - 1991
VMA VFB VIM
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t
1 5,50 1146,80 1150,90 625,20 525,70 2,18 2,413 11,65 78,773 9,58 21,227 54,877 9,578 11,75 1198,5 1150,56 2,52 456,571
2 5,50 1147,60 1151,30 626,90 524,40 2,19 2,413 11,69 79,023 9,29 20,977 55,708 9,291 11,05 1127,1 1082,02 2,72 397,8
3 5,50 1147,30 1150,80 630,40 520,40 2,20 2,413 11,77 79,610 8,62 20,390 57,736 8,618 11,58 1181,16 1181,16 2,59 456,046
Rata - rata 5,50 2,19 20,864 56,107 9,162 1168,92 1137,91 2,61 436,806
1 6,00 1154,70 1158,40 640,20 518,20 2,23 2,396 12,98 80,038 6,98 19,962 65,025 6,982 12,1 1234,2 1234,20 2,33 529,7
2 6,00 1151,20 1155,10 638,10 517,00 2,23 2,396 12,97 79,981 7,05 20,019 64,792 7,048 12,38 1262,76 1262,76 2,67 472,944
3 6,00 1155,10 1158,80 635,50 523,30 2,21 2,396 12,86 79,285 7,86 20,715 62,073 7,856 11,7 1193,4 1145,66 2,74 418,126
Rata - rata 6,00 2,22 20,232 63,963 7,296 1230,12 1214,21 2,58 473,59
1 6,50 1154,80 1157,90 640,50 517,40 2,23 2,379 14,08 79,742 6,17 20,258 69,529 6,173 12,19 1243,38 1243,38 2,31 538,26
2 6,50 1157,90 1160,90 644,50 516,40 2,24 2,379 14,15 80,111 5,74 19,889 71,146 5,739 12,71 1296,42 1296,42 3,12 415,519
3 6,50 1160,60 1164,20 643,70 520,50 2,23 2,379 14,07 79,665 6,26 20,335 69,199 6,263 12,39 1263,78 1263,78 3,00 421,26
Rata - rata 6,50 2,23 20,160 69,958 6,058 1267,86 1267,86 2,81 458,346
1 7,00 1159,90 1160,90 647,20 513,70 2,26 2,362 15,35 80,240 4,41 19,760 77,657 4,415 13,04 1330,08 1330,08 3,17 419,584
2 7,00 1161,60 1162,50 648,50 514,00 2,26 2,362 15,36 80,311 4,33 19,689 78,005 4,331 11,60 1183,2 1183,20 3,02 391,788
3 7,00 1165,00 1165,90 647,70 518,20 2,25 2,362 15,28 79,893 4,83 20,107 75,987 4,828 10,96 1117,92 1117,92 3,42 326,877
Rata - rata 7,00 2,26 19,852 77,216 4,525 1210,4 1210,40 3,20 379,416
1 7,50 1168,50 1169,30 652,80 516,50 2,26 2,346 16,47 79,964 3,56 20,036 82,220 3,562 11,64 1187,28 1187,28 3,35 354,412
2 7,50 1166,60 1167,20 653,50 513,70 2,27 2,346 16,54 80,269 3,19 19,731 83,810 3,194 11,03 1125,06 1125,06 3,29 341,964
3 7,50 1168,50 1168,90 656,10 512,80 2,28 2,346 16,59 80,541 2,87 19,459 85,269 2,866 11,68 1191,36 1191,36 3,26 365,448
Rata - rata 7,50 2,27 19,742 83,767 3,208 1167,9 1167,90 3,30 353,941
1 8,00 1171,60 1172,20 657,60 514,60 2,28 2,330 17,68 80,038 2,28 19,962 88,583 2,279 11,23 1145,46 1145,46 3,48 329,155
2 8,00 1174,10 1174,80 658,60 516,20 2,27 2,330 17,67 79,960 2,37 20,040 88,153 2,374 11,55 1178,1 1178,10 3,42 344,474
3 8,00 1174,00 1174,50 658,50 516,00 2,28 2,330 17,67 79,984 2,34 20,016 88,286 2,345 10,77 1098,54 1098,54 4,25 258,48
Rata - rata 8,00 2,28 20,006 88,340 2,333 1140,7 1140,70 3,72 310,703
c. Dari data tersebut dihitung nilai rata – rata pada tiap paraeter untuk 3 contoh sampel
kemudian dibuat grafik hubungan antara kadar aspal dengan sifat – sifat volumetrik (VIM,
VMA, VFB), stabilitas, pelelehan, dan Marshall Quitient (MQ). Berikut adalah rekapitulasi
rata – rata tiap parameter yang ditinjau :
c VIM VMA VFB Stabilitas Pelelehan MQ
5,50 9,162 20,864 56,107 1168,92 2,61 436,806
6,00 7,296 20,232 63,963 1230,12 2,58 473,590
6,50 6,058 20,160 69,958 1267,86 2,81 458,346
7,00 4,525 19,852 77,216 1210,4 3,20 379,416
7,50 3,208 19,742 83,767 1167,9 3,30 353,941
8,00 2,333 20,006 88,340 1140,7 3,72 310,703
22
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
Grafik hubungan kadar aspal dengan VMA (persen rongga terhadap agregat
20.000
19.800
19.600
19.400
19.200
19.000
5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50
Grafik hubungan antara kadar aspal dengan VIM (persen rongga terhadap
campuran)
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50
23
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
Grafik hubungan antara kadar aspal dengan VFB (persen rongga terisi aspal)
90.000
80.000
VFB (%)
70.000
60.000
50.000
40.000
5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50
1250
Stabilitas (kg)
1200
1150
1100
1050
5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50 9.00
24
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
Grafik hubungan antara kadar aspal terhadap kelelehan
3.70
3.50
Pelelehan (mm)
3.30
3.10
2.90
2.70
2.50
5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50
450.000
400.000
MQ (kg/mm)
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50
25
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
d. Menentukan kadar aspal optimum berdasarkan nilai sifat volumetrik yang memenuhi
kriteria nilai sifat campuran laston yaitu sebagai berikut :
Spesifikasi Min Max
VMA 15% -
VFB 65% -
VIM 3% 5%
Stabilitas 800% -
Pelelehan 2% 4%
MQ 250% -
Kemudian melihat nilai rata – rata tiap 3 contoh apakan nilai VMA, VFB, VIM, stabilitas,
pelelehan, dan MQ termasuk dalam range nilai yang telah ditentukan seperti dalam tabel.
c VIM VMA VFB Stabilitas Pelelehan MQ
5,50 9,162 20,864 56,107 1168,92 2,61 436,806
6,00 7,296 20,232 63,963 1230,12 2,58 473,590
6,50 6,058 20,160 69,958 1267,86 2,81 458,346
7,00 4,525 19,852 77,216 1210,4 3,20 379,416
7,50 3,208 19,742 83,767 1167,9 3,30 353,941
8,00 2,333 20,006 88,340 1140,7 3,72 310,703
Dari tabel di atas, dapat dilihat bawha :
- Nilai VMA dari tabel di atas seluruhnya masuk dalam nilai spesifikasi
- Nilai VFB hanya 4 sampel yang masuk dalam spesifikasi yaitu 69,958; 77,216; 83,767;
dan 88,340.
- Nilai VIM hanya terdapat 3 sampel yang masuk dalam spesifikasi yaitu 4,525%;
3,208%; dan 2,333%.
- Nilai stabilitas seluruhnya termasuk dalam nilai spesifikasi.
- Nalai Marsall Quotlent (MQ) seluruhnya termasuk dalam nilai spesifikasi.
Sehingga dari klasifikasi di atas, dapat dibuat diagram batang sebagai berikut kemudian di
ambil range nilai yang mencangkup semua spesifikasi yaitu antara 7 – 8, dan diambil nilai
tengahnya sehingga diperoleh kadar air optimum sebesar 7,5%.
26
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
TUGAS KEGIATAN 3
27
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
KEGIATAN 3
PRAKTIK FRAKSI AGREGAT DI HOT BIN
Soal 3 :
Menentukan komposisi setiap fraksi agregat di hot bin berdasarkan data Soal 3.
Data (variasi) kadar air agregat (%) yang diperlukan untuk melaksanakan Job Mix
Formula di hot bin adalah sebagai berikut :
a. Kadar air untuk kelompok genap (%) adalah hasil pembulatan ke atas dari [ (rerata angka
terakhir NIM seluruh anggota kelompok) : 2 ].
b. Kadar air untuk kelompok gasal (%) adalah hasil pembulatan ke atas dari [ (rerata angka
terakhir NIM seluruh anggota kelompok) : 3 ].
Komposisi masing-masing fraksi agregat adalah sesuai Kegiatan 1 nomor 1 yang sudah
memenuhi kriteria dalam Kegiatan 1 nomor 2.
Nilai kadar aspal adalah sesuai dengan hasil Kegiatan 2 Nomor 3 sebelumnya.
3.1 Pendahuluan
Merupakan formula yang dipakai sebagai acuan untuk pembuatan campuran. Formula
tersebut harus sesuai dan memenuhi persyaratan. Proses pembuatannya telah melalui
beberapa tahapan yaitu dari mulai rancangan formula kerja, kemudian uji pencampuran di
unit pencampur aspal, uji penghamparan dan pemadatan di lapangan.
Campuran beraspal panas terdiri atas kombinasi agregat, bahan pengisi (bila
diperlukan) dan aspal yang dicampur secara panas pada temperatur tertentu. Komposisi
bahan dalam campuran beraspal panas terlebih dahulu harus direncanakan sehingga
setelah terpasang diperoleh perkerasan beraspal yang memenuhi kriteria :
a) Stabilitas yang cukup. Lapisan beraspal harus mampu mendukung beban lalu-lintas
yang melewatinya tanpa mengalami deformasi permanen dan deformasi plastis
selama umur rencana.
28
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
b) Durabilitas yang cukup. Lapisan beraspal mempunyai keawetan yang cukup akibat
pengaruh cuaca dan beban lalu-lintas.
c) Kelenturan yang cukup. Lapisan beraspal harus mampu menahan lendutan akibat
beban lalu-lintas tanpa mengalami retak.
d) Cukup kedap air. Lapisan beraspal cukup kedap air sehingga tidak ada rembesan air
yang masuk ke lapis pondasi di bawahnya.
e) Kekesatan yang cukup. Kekesatan permukaan lapisan beraspal berhubungan erat
dengan keselamatan pengguna jalan.
f) Ketahanan terhadap retak lelah (fatique). Lapisan beraspal harus mampu menahan
beban berulang dari beban lalu-lintas selama umur rencana.
g) Kemudahan kerja. Campuran beraspal harus mudah dilaksanakan, mudah
dihamparkan dan dipadatkan.
Pembuatan JMF (Job Mix Formula), meliputi penentuan proporsi dari beberapa
fraksi agregat dengan aspal sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kinerja
perkerasan yang memenuhi syarat. Pembuatan campuran kerja dilakukan dengan
beberapa tahapan dimulai dari penentuan gradasi agregat gabungan yang sesuai
persyaratan dilanjutkan dengan membuat Formula Campuran Rencana (FCR) yang
dilakukan di laboratorium. FCR dapat disetujui menjadi FCK apabila dari hasil
percobaan pencampuran dan percobaan pemadatan di lapangan telah memenuhi
persyaratan.
29
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
3.3 Skema Pembuatan Formula Campuran Kerja (FCK)
30
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
3.4 Percobaan Pemadatan di Lapangan
Kegiatan 3.1
Diketahui tabel gradasi hitung saringan no #4 yang diperoleh dari soal no.1 sebagai
berikut :
Gradasi Hitung
Agregat Kasar 52,675 52,675 36,873 3,161 0,527 0,527 0,527 0,527 0,527 0,211
Agregat Halus 1 47,280 47,280 47,280 47,280 46,334 35,744 20,661 14,184 6,619 4,586
Agregat Halus 2 0,045 0,045 0,045 0,045 0,045 0,045 0,045 0,043 0,040 0,038
Agregat Gabungan 100 100 84,198 50,486 46,906 36,315 21,233 14,754 7,186 4,835
sebelumnya
(100−3,8)
=
100
= 0,9620
Kegiatan 3.2
Diketahui tabel jenis agregat saringan no #4 kombinasi yang diperoleh dari soal no.1
sebagai berikut :
31
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
Jenis Agregat #4
Kombinasi
Campuran Agregat Kasar 52,675
Campuran Agregat Halus 1 47,28
Campuran Agregat Halus 2 0,045
Total 100
32
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
= 7,796
33
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
TUGAS KEGIATAN 4
SEKOLAH VOKASI
34
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
KEGIATAN 4
PRAKTIK BUKAAN BIN DINGIN AGREGAT
Soal 4 :
Menentukan setting ukuran bukaan bin dingin agregat yang diperlukan untuk menyuplai
agregat di hot bin.
a. Gambar berikut menyajikan kalibrasi bukaan bin dingin dengan ketentuan (a) Nilai kadar
air sudah diperhitungkan dan (b) satuan masih menggunakan lbs dan inchi (Nb: data
untuk seluruh kelompok sama).
35
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
b. Kapasitas produksi AMP ditentukan 205 ton per jam (untuk kelompok genap) atau 225
ton per jam (untuk kelompok gasal).
c. Komposisi masing-masing fraksi agregat adalah sesuai Kegiatan 1 nomor 1 yang sudah
memenuhi kriteria dalam Kegiatan 1 nomor 2.
d. Nilai kadar aspal adalah sesuai dengan hasil Kegiatan 2 Nomor 3 sebelumnya
e. Filler tidak perlu disuplai secara khusus karena sudah dipenuhi fraksi agregat yang ada.
4.1 Pendahuluan
Kalibrasi sistim pemasok agregat dingin untuk mengkalibrasi bukaan pintu bin
dingin, dilakukan pengaturan bukaan pintu dalam 3 atau lebih bukaan yang berbeda.
Untuk tiap variasi bukaan pintu bin dingin dihitung kuantitas aliran agregat yang keluar.
Apabila alat pemasok ban berjalan utama tidak langsung menerima agregat dari bin
dingin, seperti jenis ban menerus dimana agregat dialirkan melalui ban berjalan kecil
yang diteruskan ke ban berjalan utama, maka aliran agregat dapat dihitung menggunakan
nilai perubahan pada ban berjalan yang kecil dengan persamaan di atas, namun dengan
perubahan nilai pada variabel r dan R, sebagai berikut :
Bukaan pintu bin dingin tergantung pada rencana produksi dalam ton per jam.
Dengan menggunakan grafik hasil kalibrasi bukaan pintu bin dingin yang telah diperoleh
dan rencana produksi, maka bukan pintu bin dingin dapat dicari dengan persamaan :
Q = 0,151 TP
Dengan pengertian :
36
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
Pada AMP modern pasokan agregat tidak diatur dari setiap bin dingin, namun diatur
dengan kecepatan ban berjalan dan pemasok getar dalam satuan perubahan per menit
(RPM). Untuk menambah atau mengurangi jumlah pasokan agregat dari bin dingin, RPM
dari ban berjalan ditambah atau dikurangi sesuai dengan produksi AMP yang diinginkan.
Dengan langkah yang sama, yaitu pertama membuat kurva hubungan antara RPM
ban berjalan dengan aliran agregat untuk masing-masing bin. Kemudian dari rencana
produksi dihitung aliran agregat yang diperlukan. Aliran agregat yang diperlukan tersebut
kemudian diplot pada kurva kalibrasi (hubungan antara RPM dengan aliran agregat)
maka dapat diperoleh nilai RPM ban berjalan.
Pada AMP jenis drum, gradasi agregat dan keseragamannya sangat tergantung pada
bin dingin, sehingga pemisah antar bin harus terpasang dan cukup tinggi. Proporsi
masing-masing fraksi diatur dengan pengaturan bukaan pada bin dingin (tidak terdapat
unit saringan panas). Untuk menjamin gradasi agregat pada tiap bin dingin
pemasokkannya ke dalam drum sesuai rencana maka pada tiap pintu pengeluar perlu
dipasang alat pengontrol, sehingga pemasokan agregat lebih pasti sesuai dengan
proporsinya.
37
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
Diketahui :
#4
Jenis Agregat
Kombinasi
a 52,68
b 47,28
c 0,05
Jumlah 100,00
1 kg = 2,20462 lbs
38
Laporan Pengujian Maaterial Jalan
Kelompok 1 D4 TPPIS 2019
Departemen Teknik Sipil SV UGM
= 3541,364882 lbs/menit
39