Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN MATERIAL JALAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

AZHI NOOR BUDI SETYAWAN (19/441058/SV/16410)


BELLA SALMASARI (19/441059/SV/16411)
FIRA HAMIDAH SUHADA (19/441072/SV/16424)
RADITYA FADHIL ABDILLAH S (19/441092/SV/16444)

PROGRAM DIPLOMA IV TEKNIK PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN


INFRASTRUKTUR SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
Praktikum Pengujian Material Jalan
D - IV TPPIS Departemen Teknik Sipil SV UGM

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pengujian Material Jalan ini
dengan baik. Tujuan penulisan laporan ini agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan
semua ilmu dan teori tentang material jalan di masa mendatang.
Dalam hal ini penyusun menyadari tanpa adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari semua pihak tentunya laporan ini tidak akan terselesaikan. Penyusun menyampaikan
terima kasih kepada :

1. Bapak Suwardo, S.T., M.T., Ph.D. selaku Kepala Departemen Teknik Sipil Sekolah
Vokasi Universitas Gadjah Mada.
2. Bapak Dr. Ir. Sindu Nuranto, MS., C.WS. selaku Ketua Prodi D – IV Teknik Pengelolaan
dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil Universitas Gadjah Mada.
3. Bapak Ir. Heru Budi Utomo, S.T., M.T. selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum Pengujian
Material Jalan Universitas Gadjah Mada.
4. Bapak Dr. Eng. Iman Haryanto, S.T., M.T. selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum
Pengujian Material Jalan Universitas Gadjah Mada.
5. Saudara Franky selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Praktikum Pengujian Material Jalan
Universitas Gadjah Mada.
6. Saudara Yove selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Praktikum Pengujian Material Jalan
Universitas Gadjah Mada.
7. Saudara Dito selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Praktikum Pengujian Material Jalan
Universitas Gadjah Mada.
8. Saudari Yoshi selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Praktikum Pengujian Material Jalan
Universitas Gadjah Mada.
9. Rekan-rekan mahasiswa/i Program Diploma Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada.
Atas kerja samanya dalam penyusunan laporan ini.

Laporan ini disusun sebagai syarat kelulusan pada Mata Kuliah Praktikum Pengujian
Material Jalan Universitas Gadjah Mada. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat dan
menambah wawasan bagi kita semua.
Praktikum Pengujian Material Jalan
D - IV TPPIS Departemen Teknik Sipil SV UGM

Apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan ini, penyusun mohon maaf kepada semua
pembaca. Untuk itu penyusun mohon saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki
dan melengkapi penyusunan laporan ini.

Yogyakarta, 19 Juni 2021

Kelompok 8
Praktikum Pengujian Material Jalan
D - IV TPPIS Departemen Teknik Sipil SV UGM

LEMBAR PENGESAHAN

Diajukan untuk memenuhi persyaratan lulus Mata Kuliah Praktikum Pengujian Material
Jalan
Program Diploma IV Teknik Sipil
Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi
Universitas Gadjah Mada
2021

Diperiksa Oleh:

Asisten 1 Asisten 2

Farkhan Izza Muhammad Sofyan Bagus Kristanto


18/425632/SV/14774 18/432038/SV/15974

Asisten 3 Asisten 4

Farkhan Izza Muhammad Farkhan Izza Muhammad


18/425632/SV/14774 18/425632/SV/14774

Disetujui Oleh:

Dosen 1 Dosen 2

Dr. Devi Oktaviana Latif, S.T., M.Eng. Adhitya Yoga Purnama, S.T., M.Eng.
NIP. 198310142015042001 NIP. 196111151987031002
Praktikum Pengujian Material Jalan
D - IV TPPIS Departemen Teknik Sipil SV UGM

DAFTAR ISI
Praktikum Pengujian Material Jalan
D - IV TPPIS Departemen Teknik Sipil SV UGM

DAFTAR GAMBAR
Praktikum Pengujian Material Jalan
D - IV TPPIS Departemen Teknik Sipil SV UGM

DAFTAR TABEL
TUGAS KEGIATAN I

PROGRAM STUDI D – IV TEKNIK PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN


INFRASTRUKTUR SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
Praktikum Pengujian Material Jalan
D - IV TPPIS Departemen Teknik Sipil SV UGM

Soal 1: Data pemeriksaan saringan berikut terkait dengan praktik aggregates blending (Nb:
data untuk seluruh kelompok sama).

Kegiatan 1:
1. Menentukan komposisi campuran 3 fraksi agregat dengan metode analitis dan grafis.
2. Mengecek apakah komposisi yang diperoleh tersebut masih memenuhi persyaratan
toleransi.
3. Berdasarkan jawaban nomor 2, menentukan variasi kadar aspal yang disarankan dalam
pembuatan design mix formula (DMF) laston (lihat halaman 96 buku Manual
Pelaksanaan Campuran Beraspal Panas), dengan ketentuan: Kelompok genap
menggunakan kriteria agregat kasar tertahan saringan ukuran 2,36 mm, sedangkan
kelompok gasal menggunakan kriteria agregat kasar tertahan saringan ukuran 4,75 mm.
Praktikum Pengujian Material Jalan
D - IV TPPIS Departemen Teknik Sipil SV UGM

1.1 Pendahuluan
Agregat adalah bahan pengisi atau yang dicampurkan dalam proses pembuatan
aspal yang berasal dari batu dan mempunyai peranan penting terhadap kualitas aspal.
Menurut Silvia Sukirman, 2007, Agregat merupakan komponen utama dari struktur
perkerasan jalan. Dalam pendapatnya dinyatakan bahwa perkerasan jalan terdiri 90-95%
agregat berdasarkan prosentase berat, atau 75-85% agregat berdasarkan prosentase
volume. Dengan demikian, kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat
dan hasil campuran agregat dengan material lain.
Sifat agregat merupakan salah satu penentu kemampuan perkerasan jalan memikul
beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Yang menentukan kualitas agregat
sebagai material perkerasan jalan adalah: gradasi, kebersihan, kekerasan, ketahanan
agregat, bentuk butir, tekstur permukaan, porositas, kemampuan untuk menyerap air,
berat jenis, dan, daya kelekatan terhadap aspal. Butiran agregat dapat menyerap air dan
menahan lapisan air tipis di permukaannya.
Berikut klasifikasi dan persyaratan agregat kasar, halus dan filler yang digunakan
dalam campuran aspal:
a. Agregat Kasar
Agregat kasar memiliki butiran tajam, kuat dan keras. Bersifat kekal, tidak
pecah atau hancur karena pengaruh cuaca. Agregat kasar tidak boleh mengandung
lumpur (bagian yang dapat melewati ayakan 0,060 mm) lebih dari 1 % maka kerikil
harus dicuci. Tidak boleh mengandung zat organik dan bahan alkali yang dapat
merusak beton. Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik, sehingga
rongganya sedikit.
Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah yang tertahan saringan No.4 (4,75
mm) dan haruslah bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak
dikehendaki lainnya dan memenuhi persyaratan pada tabel 2.1 fraksi agregat kasar
untuk keperluan pengujian harus terdiri atas batu pecah ata kerikil pecah dan harus
disediakan dalm ukuran-ukurn normal.
b. Agregat Halus
Agregat halus berbutir lebih kecil dan halus dibandingkan agregat kasar. Tidak
mudah pecah atau hancur karena pengaruh cuaca. Agregat halus tidak boleh
mengandung lumpur (bagian yang dapat melewati ayakan 0,060 mm) lebih dari 5 %,
apabila lebih dari 5 % maka pasir harus dicuci. Tidak boleh mengandung zat organik,
karena akan mempengaruhi mutu beton. Harus mempunyai variasi besar butir
Praktikum Pengujian Material Jalan
D - IV TPPIS Departemen Teknik Sipil SV UGM

(gradasi) yang baik, sehingga rongganya sedikit. Mempunyai modulus kehalusan


antara 1,5 - 3,8.
Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau
penyaringan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos saringan No.4 (4,75 mm)
dan tertahan saringan No.200 (0,075) sesuai SNI 03-6819- 2002. Fungsi utama
agregat halus ialah untuk menyediakan stabilitas dan mengurangi deformasi
permanen dari perkerasan melalui keadaan saling mengunci (interlocking) dan
gesekan antar butiran.
c. Bahan Pengisi (Filler)
Filler yang artinya sebagai bahan pengisi dapat dipergunakan debu, batu kapur,
debu kapur padam, semen atau mineral yang berasal dari asbuton yang sumbernya
disetujui oleh direksi pekerjaan. Jika digunakan aspal modifikasi dari jenis asbuton
yang diproses maka bahan pengisi (filler) yang ditambahkan haruslah berasal dari
mineral yang diperoleh dari asbuton tersebut. Bahan pengisi harus bebas dari
gumpalan-gumpalan dan jika pengujian analisa saringan sesuai SNI 03-4142-1996
harus lolos dari saringan no 200 (0,075 mm) tidak kurang dari 75%, kecuali untuk
mineral asbuton.
Fungsi dari filler adalah untuk saling mengikat diantara agregat agar
membentuk suatu kesatuan yang kokoh dan solid yang kemudian diikat oleh aspal
sesuai proporsi.

1.2 Hasil Perhitungan


Kegiatan 1.1
Menentukan komposisi campuran 3 fraksi agregat dengan metode analitis dan grafis
Metode Analitis :
Dalam metode analitis diketahui data sebagai berikut.
Kumulatif Fraksi 1 Kumulatif Fraksi 2 Kumulatif Fraksi 3 Spesifikasi
Ukuran Saringan
Satuan Tertahan Tertahan Lolos Tertahan Tertahan Lolos Tertahan Tertahan Lolos
Min Max
(g) (%) (%) (g) (%) (%) (g) (%) (%)
3/4" 19 0 0 100 0 0 100 0 0 100 0 100
1/2" 12,5 0 0 100 0 0 100 0 0 100 90 100
3/8" 9,52 360 30 70 0 0 100 0 0 100 77 90
#4 4,75 768 64 6 0 0 100 0 0 100 53 69
#8 2,36 60 5 1 0 0 100 24 2 98 33 53
#16 1,18 0 0 1 0 0 100 268,8 22,4 75,6 21 40
#30 0,6 0 0 1 0 0 100 382,8 31,9 43,7 14 30
#50 0,3 0 0 1 60 5 95 164,4 13,7 30 9 22
#100 0,15 0 0 1 84 7 88 192 16 14 6 15
#200 0,075 7,2 0,6 0,4 36 3 85 51,6 4,3 9,7 4 9
Pan 4,8 0,4 0 1020 85 0 116,4 9,7 0 - -
TOTAL 1200 100 1200 100 1200 100
Praktikum Pengujian Material Jalan
D - IV TPPIS Departemen Teknik Sipil SV UGM

Perhitungan gradasi dari tiga fraksi agregat.


PERHITUNGAN GRADASI TIGA FRAKSI AGREGAT

19 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,6 0,3 0,15 0,075


Saringan Inchi
3/4" 1/2" 3/8" #4 #8 #16 #30 #50 #100 #200
Titik Kontrol Max 100 100 90 69 53 40 30 22 15 9
Titik Kontrol Min 0 90 77 53 33 21 14 9 6 4
Tengah 50 95 83,5 61 43 30,5 22 15,5 10,5 6,5

Gradasi Asli
Agregat Kasar 100,000 100,000 70,000 6,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,400
Agregat Halus 1 100,000 100,000 100,000 100,000 98,000 75,600 43,700 30,000 14,000 9,700
Agregat Halus 2 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 95,000 88,000 85,000

Menghitung kombinasi dari tiga fraksi agregat. Dalam perhitungan tersebut diketahui
rumus rumus berikut ini :
P−B
a=
A−B
B . a−P
b=
B−C
B .a−P
c=
B−C
Dengan keterangan bahwa :

A = persen lolos agregat kasar


B = persen lolos agregat halus 1
C = persen lolos agregat halus 2
P = nilai tengah
a = persen campuran agregat kasar
b = persen campuran agregat halus 1
c = persen campuran agregat halus 2

Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai kombinasi :


Jenis #8 #4
Agregat Kombinasi Kombinasi
a 56,701 41,489
b 43,299 58,511
c 0,013 0,033
Praktikum Pengujian Material Jalan
D - IV TPPIS Departemen Teknik Sipil SV UGM

#8
Gradasi Hitung
Agregat Kasar 56,701 56,701 39,691 3,402 0,567 0,567 0,567 0,567 0,567 0,227
Agregat Halus 1 43,299 43,299 43,299 43,299 42,433 32,734 18,922 12,990 6,062 4,200
Agregat Halus 2 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,012 0,011
Agregat Gabungan 100 100 83,003 46,714 43,013 33,314 19,502 13,569 6,641 4,438

#4
Gradasi Hitung
Agregat Kasar 41,489 41,489 29,043 2,489 0,415 0,415 0,415 0,415 0,415 0,166
Agregat Halus 1 58,511 58,511 58,511 58,511 57,340 44,234 25,569 17,553 8,191 5,676
Agregat Halus 2 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,031 0,029 0,028
Agregat Gabungan 100 100 87,586 61,033 57,788 44,682 26,017 17,999 8,635 5,869

Karena kelompok 1 adalah kelompok ganjil maka yang digunakan adalah gradasi hitung
dari saringan lolos no #4. Namun pada perhitungan gradasi hitung terdapat persen agregat
gabungan yang tidak memenuhi syarat spesifikasi. Maka akan ditinjau ulang pada
kegiatan 1.2.
Kegiatan 1.2
Mengecek apakah komposisi yang diperoleh tersebut masih memenuhi persyaratan
toleransi.
Sesuai dengan perhitungan pada kegiatan 1.1 diketahui terdapat persen agregat gabungan
yang tidak memenuhi syarat spesifikasi. Maka dilakukan perhitungan ulang pada
kombinasi fraksi agregat.
Jenis #4
Agregat Kombinasi
a 52,675
b 47,280
c 0,045
Jumlah 100,000
#4
Gradasi Hitung
Agregat Kasar 52,675 52,675 36,873 3,161 0,527 0,527 0,527 0,527 0,527 0,211
Agregat Halus 1 47,280 47,280 47,280 47,280 46,334 35,744 20,661 14,184 6,619 4,586
Agregat Halus 2 0,045 0,045 0,045 0,045 0,045 0,045 0,045 0,043 0,040 0,038
Agregat Gabungan 100 100 84,198 50,486 46,906 36,315 21,233 14,754 7,186 4,835

Tabel diatas merupakan hasil gradasi hitung yang sudah memenuhi spesifikasi.
Kegiatan 1.3
menentukan variasi kadar aspal yang disarankan dalam pembuatan design mix formula
(DMF) laston.
Praktikum Pengujian Material Jalan
D - IV TPPIS Departemen Teknik Sipil SV UGM

Diketahui :
CA = 49,515
FA = 45,650
FF = 4,835
Konstanta = 0,75
Maka nilai Pb,
Pb=0,035 ( %CA )+ 0,045 (%FA ) +0,18 ( %FF )+ konstanta
Pb=0,035 ( 49,515 )+ 0,045 ( 45,650 ) +0,18 ( 4,835 )+ 0,75
Pb=4,5372 % dibulatkan 4,5 %
Menentukan kadar aspal :
3,5 % 4% 4,5 % 5% 5,5 %
TUGAS KEGIATAN 2

PROGRAM STUDI D – IV TEKNIK PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN


INFRASTRUKTUR SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
Soal 2

Dua tabel berikut menyajikan data percobaan Marshall dan spesifikasi campuran beraspal
yang terkait dengan praktik Desain Mix Formula (DMF).

a. Melengkapi isian tabel 1 (g – o, q, r, dan t). Nb : persamaan kalibrasi proving untuk


pengujian stabulitas adalah (stabilitas = 102 x pembacaan proving rong) hasil
dinyatakan dalam satuan kg.
b. Membuat grafik – grafik hubungan antara kadar aspal dengan sifat – sifat
volumetrik (VIM, VMA, VFB), stabilitas, pelelehan, dan MQ.
c. Menentukan kadar aspal optimumnya.
2.1 Pendahuluan
Pengujian Marshall bertujuan untuk menentukan ketahanan dan kekuatan (stabilitas)
terhadap kelelehan plastis (flow). Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi
dengan proving ring yang berkapasitas 22,5 KN atau 5000 lbs. Proving ring dilengkapi
dengan arloji pengukur yang berguna untuk mengukur stabilitas campuran. Disamping itu
terdapat arlojo kelelehan (flow meter) untuk mengukur kelelehan plastis, karena pronsip
dasar metode Marshall adalah pemeriksaan stabilitas dan kelelehan (flow), serta analisis
kepadatan dan pori – pori campuran padat yang terbentuk.
Rancangan campuran berdasarkan metode Marshall ditemukan oleh Bruce Marshall,
dan telah distandarisasi oleh ASTM maupun AASHTO melalui beberapa modifikasi, yaitu
ASTM D 1559 – 76 atau AASHTO T 245 – 90. Secara garis besar pengujian Marshall
meliputi :
1) Persiapan benda uji.
2) Penentuan berat jenis bulk dari benda uji.
3) Pemeriksaan nilai stabilitas dan flow.
4) Perhitungan sifat volumetrik benda uji.
Campuran yang digunakan dalam pengujian Marshall harus memenuhi beberapa
persyaratan dalam pengujiannya. Adapun persyaratan campuran untuk laston dapat dilihat
pada tabel berikut ini

Adapun dasar perhitungan yang menjadi acuan dalam penganalisisan data yaitu
mengacu pada SNI 06 – 2489 – 1991 yaitu sebagai berikut :
1) Berat jenis aspal
Pemeriksaan berat jenis aspal di laboratorium (Specific Gravity Test) adalah
perbandingan antara berat aspal dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu
tertentu (25˚C atau 15,6˚C). pengujian ini diperlukan pada saat pelaksanaan untuk
konversi dari berat ke volume atau sebaliknya.
(C− A)
berat jenis= .....................................................................................(1)
( B−A )−( D−C )
Keterangan :
A : massa piknometer dan penutup
B : massa piknometer dan penutup berisi air
C : massa piknometer, penutup dan benda uji
D : massa piknometer, penutup, benda uji, dan air

2) Berat jenis dan penyerapan air agregat


Agregat total terdiri atas fraksi-fraksi agregat kasar, agregat halus, dan bahan
pengisi (filler) yang masing-masing mempunyai berat jenis yang berbeda, baik berat
jenis kering dan berat jenis semu. Penyerapan terhadap air dan berat jenis efektifnya
juga berbeda antara agregat kasar dan agregat halus.
a. Agregat kasar
 Berat jenis kering
A
Sd=
( B−C)
 Berat jenis semu
A
Sa=
( A−C)
 Penyerapan air
B− A
Sw= [ A
×100 % ]
 Berat jenis efektif
Sa+ Sd
BJ efektif =
2
Keterangan :
Sd : berat jenis kering
Sa : berat jenis semu
Sw : penyerapan air
A : berat jenis kering oven
B : berat jenis jenuh kering permukaan
C : berat benda uji dalam air

b. Agregat halus
 Berat jenis kering
Bk
Sd=
( B+SSD−Bt )
 Berat jenis semu
Bk
Sa=
(B+ Bk−Bt )
 Penyerapan air
SSD−Bk
Sw= [ Bk
×100 % ]
 Berat jenis efektif
Sa+ Sd
BJ efektif =
2
Keterangan :
Sd : berat jenis kering
Sa : berat jenis semu
Sw : penyerapak air
Bk : berat pasir kering
B : berat piknometer + air
Bt : berat piknometer + pasir + air
SSD : berat pasir kering permukaan

3) Rongga dalam agregat (VMA)


Rongga antar mineral agregat (VMA) adalah ruang rongga diantara partikel agregat
pada suatu perkerasan, termasuk rongga udara dan volume aspal efektif (tidak termasuk
volume aspal yang diserap agregat). VMA dapat dihitung dengan rumus berikut :
( 100−%aspal ) ×berat volume b . u
VMA=100−
BJ agregat
Keterangan :
VMA : rongga udara pada mineral agregat (%)
%aspal : kadar aspal terhadap campuran (%)
BJ agregat : berat jenis efektif agregat

4) Rongga dalam campuran (VIM)


Rongga udara dalam campuran (VIM) dalam campuran perkerasan beraspal terdiri
atas ruang udara diantara partikel agregat yang terselimuti aspal. Volume rongga udara
dalam campuran dapat ditentukan dengan rumus berikut:
100 ×berat volume b .u
VMA=100−
BJ maksimum teoritis
Berat jenis maksimum teoritis :
100
BJ=
% agr % aspal
+
BJ agr BJ aspal
Keterangan :
VIM : rongga udara pada campuran setelah pemadatan (%)
BJ teoritis : berat jenis campuran maksimum teoritis setelah pemadatan (%)

5) Rongga terisi aspal (VFB)


Rongga terisi aspal atau Volume of voids Filled with Asphalt (VFWA) adalah
persen rongga yang terdapat diantara partikel agregat (VMA) yang terisi oleh aspal,
tidak termasuk aspal yang diserap oleh agregat. Rumus adalah sebagai berikut :
(VMA−VIM )
VFB=100 ×
VMA

Keterangan :
VFB : rongga udara terisi aspal (%)
VMA : rongga udara pada mineral agregat (%)
VIM : rongga udara pada campuran setelah pemadatan (%)

6) Stabilitas
Stabilitas adalah kemampuan lapis keras dalam menahan beban lalu lintas tanpa
terjadi perubahan bentuk yang permanen, dinyatakan dalam kg. Pengukuran stabilitas
dengan uji Marshall diperlukan untuk mengetahui kekuatan tekan geser dari sampel
yang ditahan dua sisi kepala penekan, dengan nilai stabilitas yang cukup tinggi
diharapkan perkerasan dapat menahan beban lalu lintas tanpa terjadi kehancuran geser.
Nilai stabilitas diperoleh berdasarkan nilai masing masing yang ditunjukkan oleh
jarum arloji. Untuk nilai stabilitas, nilai yang ditunjukkan pada arloji perlu dikonversi
terhadap alat Marshall. Hasil pembacaan di arloji stabiilitas harus dikalikan dengan nilai
kalibrasi proving ring yang digunakan pada alat Marshall. Pada penelitian ini, alat
Marshall yang digunakan mempunyai nilai kalibrasi proving ring sebesar 15,9.
Selanjutnya, nilai tersebut juga harus disesuaikan dengan angka rasio korelasi stabilitas
terhadap ketebalan benda uji.

7) Kelelehan (flow)
Nilai flow ditunjukkan oleh jarum arloji pembacaan flow pada alat Marshall. Untuk
arloji pembacaan flow, nilai yang didapat sudah dalam satuan mm, sehingga tidak perlu
dikonversi lebih lanjut.

8) Marshall Quotient
Marshall quotient dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
MS
MQ=
MF
Dengan :
MQ : marshall quotient (kg/mm)
MS : marshall stability (kg)
MF : marshall flow (mm)

2.2 Pembahasan
a. dari tabel yang diketahui terdapat beberapa parameter yang belum diketahui nilainya
sebagai berikut :

Dengan :
b : kadar aspal terhadap batuan (%)
c : kadar aspal terhadap campuran (%)
d : berat contoh kering (gr)
e : berat contoh dalam keadaan jenuh (gr)
f : berat contoh dalam air (gr)
g : isi contoh ( e – f )
h : berat isi (d/g)
i : berat jenis maksimum teoritis
j : (c x h)/BJ aspal
k : ((100 – c) x h)/BJ agregat
l : jumlah kandungan rongga (100 – j – k)
m : persen rongga terhadap agregat (100 – k)
n : persen rongga terisi aspal (100 x j)/m
o : persen rongga terhadap campuran (100 – (100h/i))
p : pembacaan arloji stabilitas (kg)
q : stabilitas (kg) (p x kqlibrasi proving ring)
r : stabilitas (kg) (q x koreksi benda uji)
s : kelelehan (mm)
t : Marshall quotient (r/s) (kg/mm)

b. menghitung parameter yang belum diketahui :


Dari hasil pengujian marshall, diketahui berat jenis agregat dan berat jenis aspal
yang digunakan yaitu sebesar 2,617 dan 1,03. Setelah itu melengkapi parameter –
parameter yang belum terisi sesuai dengan rumus pada RSNI M – 01 – 2003. Berikut
adalah contoh perhitungan untuk setiap parameter :
 Menghitung isi contoh
Menghitung nilai isi contoh (g) saat kadar aspal terhadap campuran (c) = 5,5%
Isi contoh (g) =e–f
= 1150,90 – 625.20
= 525,70 gram
 Menghitung berat isi
Menghitung berat isi (h) ketika kadar aspal terhadap campuran (c) = 5,5%
Berat isi (h) = d/g
= 1146,80/525,70
= 2,18
 Menghitung berat jenis maksimum teoritis
Menghitung berat jenis maksimum teoritis (i) ketika kadar aspal terhadap campuran
(c) = 5,5%
100
Berat jenis maksimum teoritis = % agr % aspal
+
BJ agr BJ aspal
100
= 100−5,5 5,5
+
2,167 1,03
= 2,413
 Menghitung nilai j
Menghitung nilai j ketika kadar aspal terhadap campuran (c) sebesar 5,5%
kadar aspal terhadap campuran ( c ) × berat isi (h)
J =
BJ aspal
5,50× 2,18
=
2,617
= 11,65 %
 Menghitung nilai k
Menghitung nilai k ketika kadar aspal terhadap campuran (c) sebesar 5,5%.
(100−kadar aspal terhadap campuran ( c ))×berat isi(h)
k =
BJ agregat
(100−5,50) ×2,18
=
1,03
= 78,773 %

 Menghitung jumlah kandungan rongga


Jml. kandungan rongga (l) = 100 – j – k
= 100 – 11,65 – 78,773
= 9,58%

 Menghitung persen rongga terhadap agregat (VMA)


Menghitung persen rongga terhadap agregat (VMA) ketika kadar aspal
terhadap campuran (c) sebesar 5,5%.
VMA (m) = 100 – k
= 100 – 78,773
= 21,227 %

 Menghitung persen rongga terisi aspal (VFB)


Menghitung persen rongga terisi aspal (VFB) ketika kadar aspal terhadap
campuran (c) sebesar 5,5%.
100 × j
VFB (n) =
VMA(m)
100× 11,65
=
21,227
= 54,877%

 Menghitung persen rongga terhadap campuran (VIM)


Menghitung persen rongga terisi aspal (VFB) ketika kadar aspal terhadap
campuran (c) sebesar 5,5%.
100 × berat isi( h)
VIM (o) = 100− ( berat jenis maksimum teoritis (i) )

= 100− ( 100× 2,18


2,413 )
= 9,578

 Mengitung stabilitas (q)


Menghitung nilai stabilitas (q) ketika kadar aspal terhadap campuran (c)
sebesar 5,5%.
Stabilitas (q) = pembacaan arloji stabilitas (p) x kalibrasi proving ring
= 11,75 kg x 102
= 1198,5 kg

 Menghitung stabilitas (r)


Menghitung nilai stabilitas (r) ketika kadar aspal terhadap campuran (c)
sebesar 5,5%. Nilai koreksi stabilitas dilihat berdasarkan nilai isi benda uji (g)
Stabilitas (r) = stabilitas q x koreksi benda uji
= 1198,5 kg x 0,96
= 1150,56 kg
 Menghitung Marshall Quotient
Menghitung nilai marshall quotient (MQ) ketika kadar aspal terhadap
campuran (c) sebesar 5,5%.
MQ (t) = stabilitas (r)/kelelehan (s)
= 1150,56/2,52
= 456,571 kg/mm
PERCOBAAN MARSHALL
SNI 06 - 2489 - 1991
VMA VFB VIM
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t
1 5,50 1146,80 1150,90 625,20 525,70 2,18 2,413 11,65 78,773 9,58 21,227 54,877 9,578 11,75 1198,5 1150,56 2,52 456,571
2 5,50 1147,60 1151,30 626,90 524,40 2,19 2,413 11,69 79,023 9,29 20,977 55,708 9,291 11,05 1127,1 1082,02 2,72 397,8
3 5,50 1147,30 1150,80 630,40 520,40 2,20 2,413 11,77 79,610 8,62 20,390 57,736 8,618 11,58 1181,16 1181,16 2,59 456,046
Rata - rata 5,50 2,19 20,864 56,107 9,162 1168,92 1137,91 2,61 436,806
1 6,00 1154,70 1158,40 640,20 518,20 2,23 2,396 12,98 80,038 6,98 19,962 65,025 6,982 12,1 1234,2 1234,20 2,33 529,7
2 6,00 1151,20 1155,10 638,10 517,00 2,23 2,396 12,97 79,981 7,05 20,019 64,792 7,048 12,38 1262,76 1262,76 2,67 472,944
3 6,00 1155,10 1158,80 635,50 523,30 2,21 2,396 12,86 79,285 7,86 20,715 62,073 7,856 11,7 1193,4 1145,66 2,74 418,126
Rata - rata 6,00 2,22 20,232 63,963 7,296 1230,12 1214,21 2,58 473,59
1 6,50 1154,80 1157,90 640,50 517,40 2,23 2,379 14,08 79,742 6,17 20,258 69,529 6,173 12,19 1243,38 1243,38 2,31 538,26
2 6,50 1157,90 1160,90 644,50 516,40 2,24 2,379 14,15 80,111 5,74 19,889 71,146 5,739 12,71 1296,42 1296,42 3,12 415,519
3 6,50 1160,60 1164,20 643,70 520,50 2,23 2,379 14,07 79,665 6,26 20,335 69,199 6,263 12,39 1263,78 1263,78 3,00 421,26
Rata - rata 6,50 2,23 20,160 69,958 6,058 1267,86 1267,86 2,81 458,346
1 7,00 1159,90 1160,90 647,20 513,70 2,26 2,362 15,35 80,240 4,41 19,760 77,657 4,415 13,04 1330,08 1330,08 3,17 419,584
2 7,00 1161,60 1162,50 648,50 514,00 2,26 2,362 15,36 80,311 4,33 19,689 78,005 4,331 11,60 1183,2 1183,20 3,02 391,788
3 7,00 1165,00 1165,90 647,70 518,20 2,25 2,362 15,28 79,893 4,83 20,107 75,987 4,828 10,96 1117,92 1117,92 3,42 326,877
Rata - rata 7,00 2,26 19,852 77,216 4,525 1210,4 1210,40 3,20 379,416
1 7,50 1168,50 1169,30 652,80 516,50 2,26 2,346 16,47 79,964 3,56 20,036 82,220 3,562 11,64 1187,28 1187,28 3,35 354,412
2 7,50 1166,60 1167,20 653,50 513,70 2,27 2,346 16,54 80,269 3,19 19,731 83,810 3,194 11,03 1125,06 1125,06 3,29 341,964
3 7,50 1168,50 1168,90 656,10 512,80 2,28 2,346 16,59 80,541 2,87 19,459 85,269 2,866 11,68 1191,36 1191,36 3,26 365,448
Rata - rata 7,50 2,27 19,742 83,767 3,208 1167,9 1167,90 3,30 353,941
1 8,00 1171,60 1172,20 657,60 514,60 2,28 2,330 17,68 80,038 2,28 19,962 88,583 2,279 11,23 1145,46 1145,46 3,48 329,155
2 8,00 1174,10 1174,80 658,60 516,20 2,27 2,330 17,67 79,960 2,37 20,040 88,153 2,374 11,55 1178,1 1178,10 3,42 344,474
3 8,00 1174,00 1174,50 658,50 516,00 2,28 2,330 17,67 79,984 2,34 20,016 88,286 2,345 10,77 1098,54 1098,54 4,25 258,48
Rata - rata 8,00 2,28 20,006 88,340 2,333 1140,7 1140,70 3,72 310,703

c. Dari data tersebut dihitung nilai rata – rata pada tiap paraeter untuk 3 contoh sampel
kemudian dibuat grafik hubungan antara kadar aspal dengan sifat – sifat volumetrik
(VIM, VMA, VFB), stabilitas, pelelehan, dan Marshall Quitient (MQ). Berikut adalah
rekapitulasi rata – rata tiap parameter yang ditinjau :
c VIM VMA VFB Stabilitas Pelelehan MQ
5,50 9,162 20,864 56,107 1168,92 2,61 436,806
6,00 7,296 20,232 63,963 1230,12 2,58 473,590
6,50 6,058 20,160 69,958 1267,86 2,81 458,346
7,00 4,525 19,852 77,216 1210,4 3,20 379,416
7,50 3,208 19,742 83,767 1167,9 3,30 353,941
8,00 2,333 20,006 88,340 1140,7 3,72 310,703

 Grafik hubungan kadar aspal dengan VMA (persen rongga terhadap agregat
Grafik Hubungan Kadar Aspal Terhadap VMA
21.000
20.800
20.600
20.400
20.200
VMA (%)

20.000
19.800
19.600
19.400
19.200
19.000
5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50

Kadar Aspal Terhadap Campuran (%)

 Grafik hubungan antara kadar aspal dengan VIM (persen rongga terhadap
campuran)

Grafik Hubungan Kadar Aspal Terhadap VIM


10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
VIM (%)

5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50

Kadar Aspal Terhadap Campuran (%)


 Grafik hubungan antara kadar aspal dengan VFB (persen rongga terisi aspal)

Grafik Hubungan Kadar Aspal Terhadap VFB


100.000

90.000

80.000
VFB (%)

70.000

60.000

50.000

40.000
5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50

Kadar Aspal Terhadap Campuran (%)

 Grafik hubungan antara kadar aspal terhadap stabilitas

Grafik Hubungan Kadar Aspal Terhadap Stabilitas


1300

1250
Stabilitas (kg)

1200

1150

1100

1050
5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50 9.00

Kadar Aspal Terhadap Campuran (%)

 Grafik hubungan antara kadar aspal terhadap kelelehan


Grafik Hubungan Kadar Aspal Terhadap Pelelehan
3.90

3.70

3.50
Pelelehan (mm)

3.30

3.10

2.90

2.70

2.50
5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50

Kadar Aspal Terhadap Campuran (%)

 Grafik hubungan antara marshall quotient dengan kadar aspal

Grafik Hubungan Kadar Aspal Terhadap MQ


500.000

450.000

400.000
MQ (kg/mm)

350.000

300.000

250.000

200.000

150.000

100.000
5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50

Kadar Aspal Terhadap Campuran (%)

d. Menentukan kadar aspal optimum berdasarkan nilai sifat volumetrik yang memenuhi
kriteria nilai sifat campuran laston yaitu sebagai berikut :
Spesifikasi Min Max
VMA 15% -
VFB 65% -
VIM 3% 5%
Stabilitas 800% -
Pelelehan 2% 4%
MQ 250% -
Kemudian melihat nilai rata – rata tiap 3 contoh apakan nilai VMA, VFB, VIM,
stabilitas, pelelehan, dan MQ termasuk dalam range nilai yang telah ditentukan seperti
dalam tabel.
c VIM VMA VFB Stabilitas Pelelehan MQ
5,50 9,162 20,864 56,107 1168,92 2,61 436,806
6,00 7,296 20,232 63,963 1230,12 2,58 473,590
6,50 6,058 20,160 69,958 1267,86 2,81 458,346
7,00 4,525 19,852 77,216 1210,4 3,20 379,416
7,50 3,208 19,742 83,767 1167,9 3,30 353,941
8,00 2,333 20,006 88,340 1140,7 3,72 310,703
Dari tabel di atas, dapat dilihat bawha :
- Nilai VMA dari tabel di atas seluruhnya masuk dalam nilai spesifikasi
- Nilai VFB hanya 4 sampel yang masuk dalam spesifikasi yaitu 69,958; 77,216;
83,767; dan 88,340.
- Nilai VIM hanya terdapat 3 sampel yang masuk dalam spesifikasi yaitu 4,525%;
3,208%; dan 2,333%.
- Nilai stabilitas seluruhnya termasuk dalam nilai spesifikasi.
- Nalai Marsall Quotlent (MQ) seluruhnya termasuk dalam nilai spesifikasi.
Sehingga dari klasifikasi di atas, dapat dibuat diagram batang sebagai berikut kemudian
di ambil range nilai yang mencangkup semua spesifikasi yaitu antara 7 – 8, dan diambil
nilai tengahnya sehingga diperoleh kadar air optimum sebesar 7,5%.

5,5 6 6,5 7 7,5 8


TUGAS KEGIATAN 3

PROGRAM STUDI D – IV TEKNIK PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN


INFRASTRUKTUR SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
Soal 3 :
Menentukan komposisi setiap fraksi agregat di hot bin berdasarkan data Soal 3.
Data (variasi) kadar air agregat (%) yang diperlukan untuk melaksanakan Job Mix Formula
di hot bin adalah sebagai berikut :
a. Kadar air untuk kelompok genap (%) adalah hasil pembulatan ke atas dari [ (rerata angka
terakhir NIM seluruh anggota kelompok) : 2 ].
b. Kadar air untuk kelompok gasal (%) adalah hasil pembulatan ke atas dari [ (rerata angka
terakhir NIM seluruh anggota kelompok) : 3 ].
Komposisi masing-masing fraksi agregat adalah sesuai Kegiatan 1 nomor 1 yang sudah
memenuhi kriteria dalam Kegiatan 1 nomor 2.
Nilai kadar aspal adalah sesuai dengan hasil Kegiatan 2 Nomor 3 sebelumnya.
Formula Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF)

3.1 Definisi JMF


Merupakan formula yang dipakai sebagai acuan untuk pembuatan campuran. Formula
tersebut harus sesuai dan memenuhi persyaratan. Proses pembuatannya telah melalui
beberapa tahapan yaitu dari mulai rancangan formula kerja, kemudian uji
pencampuran di unit pencampur aspal, uji penghamparan dan pemadatan di lapangan.
3.2 Pembuatan JMF
Campuran beraspal panas terdiri atas kombinasi agregat, bahan pengisi (bila
diperlukan) dan aspal yang dicampur secara panas pada temperatur tertentu.
Komposisi bahan dalam campuran beraspal panas terlebih dahulu harus direncanakan
sehingga setelah terpasang diperoleh perkerasan beraspal yang memenuhi kriteria :
a) Stabilitas yang cukup. Lapisan beraspal harus mampu mendukung beban lalu-
lintas yang melewatinya tanpa mengalami deformasi permanen dan deformasi
plastis selama umur rencana.
b) Durabilitas yang cukup. Lapisan beraspal mempunyai keawetan yang cukup
akibat pengaruh cuaca dan beban lalu-lintas.
c) Kelenturan yang cukup. Lapisan beraspal harus mampu menahan lendutan akibat
beban lalu-lintas tanpa mengalami retak.
d) Cukup kedap air. Lapisan beraspal cukup kedap air sehingga tidak ada rembesan
air yang masuk ke lapis pondasi di bawahnya.
e) Kekesatan yang cukup. Kekesatan permukaan lapisan beraspal berhubungan erat
dengan keselamatan pengguna jalan.
f) Ketahanan terhadap retak lelah (fatique). Lapisan beraspal harus mampu menahan
beban berulang dari beban lalu-lintas selama umur rencana.
g) Kemudahan kerja. Campuran beraspal harus mudah dilaksanakan, mudah
dihamparkan dan dipadatkan.

Pembuatan JMF (Job Mix Formula), meliputi penentuan proporsi dari beberapa
fraksi agregat dengan aspal sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kinerja
perkerasan yang memenuhi syarat. Pembuatan campuran kerja dilakukan dengan
beberapa tahapan dimulai dari penentuan gradasi agregat gabungan yang sesuai
persyaratan dilanjutkan dengan membuat Formula Campuran Rencana (FCR) yang
dilakukan di laboratorium. FCR dapat disetujui menjadi FCK apabila dari hasil
percobaan pencampuran dan percobaan pemadatan di lapangan telah memenuhi
persyaratan.

3.3 Skema Pembuatan Formula Campuran Kerja (FCK)


3.4 Percobaan Pemadatan di Lapangan
Percobaan campuran di unit pencampur aspal (AMP) dan percobaan penghamparan di
lapangan akan dijadikan bahan evaluasi untuk mempertimbangkan disetujuinya
formula campuran rencana menjadi formula campuran kerja (FCK, Job mix formula,
JMF).
3.5 Hasil Perhitungan
Kegiatan 3.1
Diketahui tabel gradasi hitung saringan no #4 yang diperoleh dari soal no.1 sebagai
berikut :

Gradasi Hitung
Agregat Kasar 52,675 52,675 36,873 3,161 0,527 0,527 0,527 0,527 0,527 0,211
Agregat Halus 1 47,280 47,280 47,280 47,280 46,334 35,744 20,661 14,184 6,619 4,586
Agregat Halus 2 0,045 0,045 0,045 0,045 0,045 0,045 0,045 0,043 0,040 0,038
Agregat Gabungan 100 100 84,198 50,486 46,906 36,315 21,233 14,754 7,186 4,835

Tabel 3. 1 Gradasi Hitung


Kadar Air Agregat (%) = 3,8 (Hasil pembulatan ke atas dari rerata angka
terakhir

NIM seluruh anggota kelompok)

Nilai Kadar Aspal = 7,5 (sesuai dengan hasil Kegiatan 2 Nomor 3

sebelumnya

(100−kadar air agregat )


Faktor Koreksi =
100

(100−3,8)
=
100

= 0,9620

Kegiatan 3.2

Diketahui tabel jenis agregat saringan no #4 kombinasi yang diperoleh dari soal no.1
sebagai berikut :
Jenis Agregat #4
Kombinasi
Campuran Agregat Kasar 52,675
Campuran Agregat Halus 1 47,28
Campuran Agregat Halus 2 0,045
Total 100
Tabel 3. 2 Tabel Jenis Agregat
Menganalisis Koreksi Campuran (%)
 Menganalisis Hasil Dari Gradasi Hitung (Blend), setelah dilakukan
perhtiungan pada gradasi hitung lolos saringan no #4 ternyata ada yang tidak
memenuhi spesifikasi. Maka dari itu dilakukan lah kombinasi untuk
memperoleh hasil yang sesuai pada Campuran Agregat Kasar, Campuran
Agregat Halus 1, Campuran Agregat Halus 2, untuk Asphalt Binder Content
(Blend) didapatkan dari nilai kadar aspal yaitu 7,5.
Blend Campuran Agregat Kasar
 Koreksi Campuran Agregat Kasar =
Faktor Koreksi
52,675
=
0,9620
= 54,756
Blend Campuran Agregat Kasar
 Koreksi Campuran Agregat Halus 1 =
Faktor Koreksi
47,28
=
0,9620
= 49,148
Blend Campuran Agregat Kasar
 Koreksi Campuran Agregat Halus 1 =
Faktor Koreksi
0,045
=
0,9620
= 0,047
Blend Asphalt Binder Content
 Koreksi Asphalt Binder Content =
Faktor Koreksi
7,5
=
0,9620
= 7,796
Material Blend (%) Koreksi Campuran (%)
Campuran Agregat Kasar 52,675 54,756
Campuran Agregat Halus 1 47,28 49,148
Campuran Agregat Halus 2 0,045 0,047
Asphalt Binder Content 7,5 7,796

Tabel 3. 3 Tabel Koreksi Campuran (%)


TUGAS KEGIATAN 4

PROGRAM STUDI D – IV TEKNIK PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN


INFRASTRUKTUR SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
Soal 4 :
Menentukan setting ukuran bukaan bin dingin agregat yang diperlukan untuk
menyuplai agregat di hot bin

a. Gambar berikut menyajikan kalibrasi bukaan bin dingin dengan ketentuan (a) Nilai kadar
air sudah diperhitungkan dan (b) satuan masih menggunakan lbs dan inchi (Nb: data
untuk seluruh kelompok sama).

b. Kapasitas produksi AMP ditentukan 205 ton per jam (untuk kelompok genap) atau 225
ton per jam (untuk kelompok gasal).
c. Komposisi masing-masing fraksi agregat adalah sesuai Kegiatan 1 nomor 1 yang sudah
memenuhi kriteria dalam Kegiatan 1 nomor 2.
d. Nilai kadar aspal adalah sesuai dengan hasil Kegiatan 2 Nomor 3 sebelumnya
e. Filler tidak perlu disuplai secara khusus karena sudah dipenuhi fraksi agregat yang ada.
4.1 Kalibrasi Sistim Pemasok Agregat Dingin
Untuk mengkalibrasi bukaan pintu bin dingin, dilakukan pengaturan bukaan pintu
dalam 3 atau lebih bukaan yang berbeda. Untuk tiap variasi bukaan pintu bin dingin
dihitung kuantitas aliran agregat yang keluar.
Apabila alat pemasok ban berjalan utama tidak langsung menerima agregat dari
bin dingin, seperti jenis ban menerus dimana agregat dialirkan melalui ban berjalan
kecil yang diteruskan ke ban berjalan utama, maka aliran agregat dapat dihitung
menggunakan nilai perubahan pada ban berjalan yang kecil dengan persamaan di atas,
namun dengan perubahan nilai pada variabel r dan R, sebagai berikut :

r = angka perubahan ban berjalan kecil selama pengumpulan agregat, meter

R = perubahan ban berjalan per menit, meter per menit

Bukaan pintu bin dingin tergantung pada rencana produksi dalam ton per jam.
Dengan menggunakan grafik hasil kalibrasi bukaan pintu bin dingin yang telah
diperoleh dan rencana produksi, maka bukan pintu bin dingin dapat dicari dengan
persamaan :

Q = 0,151 TP

Dengan pengertian :

Q = aliran agregat yang diperlukan (kg/menit)

T = produksi rencana AMP (ton per jam)

P = proporsi agregat terhadap campuran agregat total, %

Pada AMP modern pasokan agregat tidak diatur dari setiap bin dingin, namun
diatur dengan kecepatan ban berjalan dan pemasok getar dalam satuan perubahan per
menit (RPM). Untuk menambah atau mengurangi jumlah pasokan agregat dari bin
dingin, RPM dari ban berjalan ditambah atau dikurangi sesuai dengan produksi AMP
yang diinginkan.

Dengan langkah yang sama, yaitu pertama membuat kurva hubungan antara RPM
ban berjalan dengan aliran agregat untuk masing-masing bin. Kemudian dari rencana
produksi dihitung aliran agregat yang diperlukan. Aliran agregat yang diperlukan
tersebut kemudian diplot pada kurva kalibrasi (hubungan antara RPM dengan aliran
agregat) maka dapat diperoleh nilai RPM ban berjalan.
4.2 Pemasokan Agregat Dari Bin Dingin
Pada AMP jenis drum, gradasi agregat dan keseragamannya sangat tergantung
pada bin dingin, sehingga pemisah antar bin harus terpasang dan cukup tinggi.
Proporsi masing-masing fraksi diatur dengan pengaturan bukaan pada bin dingin
(tidak terdapat unit saringan panas). Untuk menjamin gradasi agregat pada tiap bin
dingin pemasokkannya ke dalam drum sesuai rencana maka pada tiap pintu pengeluar
perlu dipasang alat pengontrol, sehingga pemasokan agregat lebih pasti sesuai dengan
proporsinya.

Gambar 4. 1 Kontrol pemasokan agregat dari bin dingin


4.3 Hasil Perhitungan

Diketahui :

Nilai AMP 225 ton/per jam

Kadar Aspal 7,5 %


Diketahui Kombinasi Fraksi Agregat sebagai berikut :

#4
Jenis Agregat
Kombinasi
a 52,68
b 47,28
c 0,05
Jumlah 100,00

Tabel 4. 1 Tabel Kombinasi Fraksi Agregat


Mencari Aliran Agregat :
1 kg = 2,20462 lbs
a. Aliran Agregat yang dibutuhkan dari bin dingin-1

Q1 = 0,151 × Nilai AMP × Kombinasi Fraksi Agregat a


= 0,151 × 225 × 52,68
= 1789,633125 kg/menit
= 3945,46098 lbs/menit
b. Aliran Agregat yang dibutuhkan dari bin dingin-2

Q1 = 0,151 × Nilai AMP × Kombinasi Fraksi Agregat b


= 0,151 × 225 × 47,28
= 1606,338 kg/menit

= 3541,364882 lbs/menit
c. Aliran Agregat yang dibutuhkan dari bin dingin-3

Q1 = 0,151 × Nilai AMP × Kombinasi Fraksi Agregat c


= 0,151 × 225 × 0,05
= 1,528875 kg/menit
= 3,370588403 lbs/menit
Gambar 4. 2 Grafik Bukaan Pintu Bin

Bukaan Bin 1 = 4,8 inch


Bukaan Bin 2 = 5,2 inch
Bukaan Bin 3 = 0,1 ind

Tabel 4. 2 Tabel Bukaan Bin

Anda mungkin juga menyukai