Anda di halaman 1dari 14

Nama : Aulia Putri Timur

NIM : 1192050028

Kelas : 5A Pendidikan Matematika

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran Matematika

Daya Matematis menurut National Council of Teachers of Mathematics (NCTM)

PROLOG : The National Council of Teachers of Mathematics


The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) merupakan sebuah
organisasi guru Matematika di Amerika Serikat mendefinisikan “Daya Matematis”
sebagai “Mathematical power includes the ability to explore, conjecture, and reason
logically; to solve non-routine problems; to communicate about and through
mathematics; and to connect ideas within mathematics and between mathematics and
other intellectual activity”. Daya matematis memiliki kemampuan untuk menggali;
menyusun konjektur; dan membuat alasan-alasan secara logis; memecahkan masalah
non-rutin; berkomunikasi matematika; dan menghubungkan berbagai ide-ide aktivitas
intelektual lainnya dalam matematika.
Mullis, dkk dalam Assesment Frameworks and Specifications 2003,
mengungkapkan terdapat empat ranah kognitif matematika yaitu pengetahuan tentang
fakta dan prosedur, penggunaan konsep, pemecahan masalah non rutin, dan penalaran
matematik. Standar utama dalam pembelajaran matematika yang termuat dalam
Standard National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) yaitu kemampuan
pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication),
kemampuan koneksi (connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan
kemampuan penalaran (representation).

PEMECAHAN MASALAH (Problem Solving)


 Semua persoalan matematika belum tentu bisa dikatakan sebagai masalah,
dikatakan sebagai masalah jika persoalan tersebut tidak bisa langsung dijawab
begitu saja namun melewati proses bernalar
 Suatu masalah berada ditengah-tengah antara latihan yang solusinya segera
diketahui dengan teka-teki yang tidak mempunyai strategi solusi yang jelas dan
hanya bisa dimengerti oleh orang yang terampil
 Masalah terjadi ketika seseorang memiliki tujuan tapi tidak tahu bagaimana
mencapainya, sedangkan pemecahan masalah merupakan suatu usaha mencari
jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai tujuan yang tidak begitu segera
dicapai
 Terdapat beberapa faktor yang mempengruhi kemampuan pemecahan masalah
yaitu : pengalaman awal, latar belakang matematika, keinginan dan motivasi,
serta struktur masalah
 Dewey dan Polya menguraikan proses pada langkah pemecahan masalah yaitu:
(1) memahami masalah (understanding the problem), (2) merencanakan
penyelesaian (devising a plan), (3) melaksanakan rencana (carrying out the
plan), (4) memeriksa proses dan hasil (looking back)
 Untuk menyelesaikan masalah diperlukan kemampuan pemahaman konsep
sebagai prasyarat dan kemampuan melakukan hubungan antar konsep, dan
kesiapan secara mental
 Pemecahan masalah dapat menaikkan kualitas pembelajaran matematika, sebab
siswa dapat belajar tentang suatu materi dan memahami secara mendalam
 Guru harus memilih masalah yang baik sehingga terdapat nilai khusus
didalamnya yaitu mengembangkan dan mendalami pemahaman siswa
mengenai pentingnya ide matematik
 Permasalahan membangun siswa membangun dan menggunakan strategi dan
pendekatan yang bervariasi dalam pemecahan maslah, dan membagikan
metode-metode tersebut didepan kesalahan, dan menilai kekuranagan dan
kelebihan dari metode terdebut
 Guru harus meminta siswa untuk merumuskan permasalahan yang menarik
kedalam berbagai situasi baik didalam maupun diluar matematik
 Guru juga harus memberikan peluang yang cukup sering kepada siswa untuk
menerapkan strategi dan solusi pemecahan maslah mereka dan mencari metode
yang umum yang dapat digunakan untuk permasalahan lainnya
 Guru dapat membantu membangun kemampuan analisis masalah dengan
menambahkan tugas yang memiliki informasi yang tidak ada hubungannya atau
informasi yang tidak mencukupi, dan permasalahan yang memiliki lebih dari 1
penyelesaian agar siswa merasa tertantang
Contoh Soal Kemampuan Pemecahan Masalah
Indikator Soal
Diberikan permasalahan dalam kehidupan nyata terkait peluang pada percobaan
pelemparan dua buah mata dadu, peserta didik mampu menentukan peluang terjadinya
suatu kejadian berdasarkan pelemparan dua buah mata dadu tersebut
Soal
Anggun dan Citra sedang berada di pasar raya. Mereka menghampiri kios yang
menyediakan berbagai hadiah untuk para tamu yang memainkan perundian dua buah
dadu secara bersama-sama dan memperoleh kemunculan mata dadu berjumlah tertentu
yang dapat ditukar dengan kupon berjumlah tertentu untuk mendapatkan hadiah.
Anggun ingin mendapatkan hadiah boneka yang setara dengan kupon senilai Rp
25.000,00. Untuk mendapatkan kupon senilai Rp 25.000,00 harus muncul mata dadu
berjumlah 5 dari perundian dua buah dadu tersebut. Maka peluang Anggun
mendapatkan hadiah boneka tersebut pada satu kali percobaan adalah ?
Penyelesaian
Diketahui :
 Hadiah boneka setara dengan kupon senilai Rp 25.000,00
 Untuk mendapatkan kupon senilai Rp 25.000,00 harus muncul mata dadu berjumlah
5 dari perundian dua buah dadu
Ditanya :
Peluang Anggun mendapatkan hadiah boneka tersebut pada satu kali percobaan adalah
?
Jawab :
Untuk mengetahui peluang Anggun mendapatkan hadiah boneka tersebut pada satu kali
percobaan, maka kita harus mencari tahu peluang muncul mata dadu berjumlah 5 dari
perundian dua buah dadu tersebut.
Ruang sampel dua buah dadu yang masing-masing memiliki 6 sisi yaitu :
𝑛(𝑆) = 6 × 6 = 36
Misalkan, A adalah kejadian muncul mata dadu berjumlah 5 dari perundian dua buah
dadu tersebut. Maka :
𝐴 = {(1,4), (2,3), (3,2), (4,1)}
𝑛(𝐴) = 4
Sehingga peluang muncul mata dadu berjumlah 5 dari perundian dua buah dadu
tersebut yaitu :
𝑛(𝐴) 4 1
𝑃(𝐴) = = =
𝑛(𝑆) 36 9
Diperoleh muncul mata dadu berjumlah 5 dari perundian dua buah dadu tersebut adalah
1
9

Jadi, peluang Anggun mendapatkan hadiah boneka tersebut pada satu kali percobaan
1
adalah 9

Analisis Soal
Soal ini termasuk soal kemampuan pemecahan masalah karena untuk menjawab soal
ini diperlukan indikator-indikator kemampuan penalaran matematis yaitu :
(1) Kemampuan memahami masalah, yaitu siswa dapat memahami masalah
matematika yang terdapat pada soal
(2) Merancang model matematika, yaitu siswa dapat menuliskan dan merancang
model matematika yang sesuai dengan permasalahan pada soal
(3) Menyelesaikan model matematika, yaitu siwa dapat menyelesaikan model
matematika sesuai permasalahan pada soal
(4) Menafsirkan solusi yang diperoleh, yaitu siswa dapat menemukan solusi dari
permasalahan pada soal
PENALARAN & PEMBUKTIAN (Reasoning & Proof)
 Dua diantara lima tujuan KTSP yang berbasiskan kompetensi dalam pelajaran
Matematika ialah : (1) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; dan (2) memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
 Untuk dapat memecahkan masalah terdapat beberapa kognitif yang seharusnya
dimiliki oleh seorang siswa yaitu pemahaman terhadap masalah, kemampuan
penalaran masalah, dan metakognitif
 Penalaran matematik adalah bagian dari berpikir matematik yang meliputi
membuat perumpamaan dan menarik kesimpulan shahih tentanggagasan-
gagasan dan bagaimana gagasan-gagasan tersebut saling terkait
 Curiculum and Evaluation Standards for School Mathematics memberikan
tanda-tanda proses penalaran sedang berlangsung yaitu bila : (a) menggunakan
coba-ralat dan bekerja mundur untuk menyelesaikan masalah, (b) membuat dan
menguji dugaan, (c) menciptakan argumren induktif dan deduktif, (d) mencari
pola untuk mtmbuat perumuman, dan (e) menggunakan penalaran ruang dan
logik
 Guru menberikan pertanyaan-pertanyaan menyelidik kepada siswa seperti
“menagapa bisa begitu?”, “bagaimana bisa tahu bahwa itu benar?”, dan “adakan
yang punya jawaban berbeda?” yang dapat membantu siswa melakukan
penalaran untuk mengajukan argumentasi pendukung atau fakta yang
berlawanan atau berpikir alternatif (divergen). Oleh karena itu, guru dituntut
agar terampil mengajukan pertanyaan yang merangsang anak bernalar
 Bukti ialah serangkaian argumen logis yang menjelaskan kebenaran suatu
pernyataan
 Paling tidak terdapat enam motivasi kenapa seseorang mebuktikan, yaitu to
establish a fact with certainty, to gain understanding, to communicate an idea
to others, for the challenge, to create something beautiful,and to construct a
large mathematical theory
 Penalaran sebagai konsep kemampuan matematika membutuhkan lima alur
saling terkait dan saling mempengaruhi, yaitu : (1) pemahaman konseptual,
mencakup pemahaman konsep, operasi, dan hubungan matemats; (2)
kelancaran prosedural, melibatkan keterampilan dalam menjalankan prosedur
secara fleksibel, akurat, efisien, dan tepat; (3) kompetensi strategis, yaitu
kemampuan untuk merumuskan, mewakili, dan memecahkan masalah
matematika; (4) penalaran adaptif, merupakan kapasitas pemikiran logis,
refleksi, penjelsan, dan justifikasi; dan (5) disposisi produktif, yaitu orientasi
untuk melihat matematika masuk akal, berguna, bermanfaat, dan siapa pun
dapat memberi alasan untuk memahami gagasan matematis
 Kunci dalam mengajarkan penalaran matematik ialah jenis tugas yang
melibatkan peserta didik, cara mereka terlibat dalam tugas ini, dan jenis
interaksi di seputar tugas diantara peserta didik dan guru
 Pembiasaan guru untuk memberikan soal yang memuat penalaran matematik
yaitu tugas tugas yang proses penyelesaiannya tidak rutin, bersifat pemecahan
masalah, memrlukan pemikiran tingkat tinggi, solusi soalnya memerlukan dua
rumus atau lebih, memuat tafsiran matematika dalam berbagai konteks, dan
mampu menumbuhkan daya kreatif peserta didik
 Pembuktian matematis merupakan salah satu penanda tentang pemahaman
seseorang terhadap suatu prinsip didalam matematika
Contoh Soal Kemampuan Penalaran dan Pembuktian
Indikator Soal
Diberikan permasalahan dalam kehidupan nyata terkait peluang, peserta didik dapat
mengembangkan bukti dari berbagai argumen matematis dan memberi kesimpulan
mengenai apakah peluang terjadinya suatu kejadian dapat dihitung atau tidak
Soal
Riska memiliki 12 permen didalam sebuah kantong, yang terdiri dari 4 permen
berwarna biru, 3 permen berwarna merah, dan sisanya permen berwarna kuning. Riska
mengambil permen didalam sebuah kantong secara acak dan terambil permen berwarna
kuning. Kemudian Riska mengembalikan permen tersebut ke dalam kantong. Dapatkah
kita mengitung peluang terambilnya permen berwarna kuning secara acak ? Jika iya,
berapakah peluangnya ?
Penyelesaian
Diketehaui :
 Riska memiliki 12 permen didalam sebuah kantong, 4 permen berwarna biru, 3
permen berwarna merah, dan sisanya pemen berwarna kuning
 Riska mengambil permen didalam sebuah kantong secara acak dan terambil permen
berwarna kuning. Kemudian Riska mengembalikan permen tersebut ke dalam
kantong.
Ditanya :
Dapatkah kita menghitung peluang terambilnya permen berwarna kuning secara acak ?
Jika iya, berapakah peluangnya ?
Jawab :
Ruang sampel dari terambilnya suatu permen dalam kantong tersebut adalah jumlah
keseluran permen didalam kantong. Sehingga :
𝑛(𝑆) = 12
Kita dapat menghitung peluang terambilnya permen berwarna kuning secara acak,
namun terlebih dahulu kita harus mengetahui jumlah permen kuning yang terdapat di
dalam kantong, yaitu :
Julmah permen berwarna kuning = jumlah permen keseluruhan – (jumlah permen
berwarna biru+jumlah permen berwarna merah)
= 12- (4+3) = 12 – 7 = 5
Jadi, jumlah permen berwarna kuning didalam kantong adalah 5 buah.
Misalkan, A adalah kejadian terambilnya permen berwarna kuning secara acak.
Kejadian terambilnya permen berwarna kuning secara acak adalah jumlah permen
berwarna kuning didalam kantong tersebut. Sehingga :
𝑛(𝐴) = 5
Maka, peluang terambilnya permen berwarna kuning secara acak yaitu :
𝑛(𝐴) 5
𝑃(𝐴) = =
𝑛(𝑆) 12
5
Jadi, peluang terambilnya permen berwarna kuning secara acak adalah 12

Analisis Soal
Soal ini termasuk soal kemampuan penalaran dan pembuktian karena untuk menjawab
soal ini diperlukan indikator-indikator kemampuan penalaran matematis yaitu :
(1) Melakukan proses pengamatan dan identifikasi menggunakan hubungan
matematis, yaitu siswa dapat menuliskan yang diketahui dan yang ditanyakan
dari soal
(2) Mengembangkan bukti dari berbagai argumen matematis, yaitu siswa
mengetahui rumus yang digunakan untuk menghitung peluang yang ditanyakan
dan menuliskan dengan lengkap cara menghitung peluang dan mendapatkan
hasil peluang yang diharapkan
(3) Menarik kesimpulan berdasarkan alasan yang logis, siswa dapat menuliskan
kesimpulan diakhir mengenai peluang yang ditanyakan dan siswa dapat
mereview ulang jawaban yang diberikan

KOMUNIKASI MATEMATIS (Mathematcal Connection)


 Komunikasi matematis merupakan kecakapan seseorang dalam
mengungkapkan pikiran mereka, dan bertanggung jawab untuk mendengarkan,
menafsirkan, bertanya, dan menginterpretasikan antara ide satu dengan ide
lainnya dalam memecahkan masalah, baik pada kelompok diskusi maupun di
kelas
 Melalui komunikasi, ide-ide menjadi objek yang dapat direfleksikan,
diperbaiki, didiskusikan, dan dikembangkan
 Terdapat dua alasan penting yang menjadikan komunikasi dalam pembelajaran
matematika di kalangan siswa perlu ditingkatkan, yaitu mathematic as
languange dan mathematics learning as social activity
 Untuk menngkatkan kemmapuan komunikasi matematis siswa, guru dapat
meminta alasan siswa terkait pemecahan masalah yang dilakukannya, ataupun
meminta siswa mengkomunikasikan pemikiran dan de-idenya
 Komunikasi matematis dapat secara tertulis maupun lisan yang disampaikan
guru kepada siswa
 Terdapat lima aspek komunikasi yaitu: representasi (representating),
mendengar (listening), membaca(reading), diskusi (discussing), dan menulis
(writing)
 Guru dapat membentuk kemampuan komunikasi siswa saat diskusi kelas, yaitu
membentuk perilaku yang mendukung proses pembelajaran di kelas, memilih
dan menggunakan permasalahan matematika yang memungkinkan terjadi
banyak komunikasi, dan memandu diskusi kelas mengenai apa yang sedang
dipelajari dengan memantau proses belajar siswa
Contoh Soal Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator Soal
Diberikan permasalahan dalam kehidupan nyata terkait peluang, peserta didik dapat
mengungkapkan kembali suatu ide matematis yang terdapat pada soal ke dalam bentuk
gambar dan meyelesaikan permasalahan yang terdapat pada soal
Soal
Dalam suatu permainan kartu, terdapat 10 kartu masing-masing diberi nomor yang
berurutan dari 1 sampai 10. Bila kartu dengan nomor kelipatan 3 diberi warna kuning,
kartu dengan nomor kelipatan 4 diberi warna hijau, dan sisanya diberi warna biru, maka
tentukanlah warna yang paling sulit didapatkan dan warna yang paling mudah
didapatkan (warna kartu) ! Ilustrasikan pula kartu kartu tersebut !
Penyelesaian
Diketahui :
 Terdapat 10 kartu masing-masing diberi nomor yang berurutan dari 1 sampai
10
 Kartu dengan nomor kelipatan 3 diberi warna kuning, kartu dengan nomor
kelipatan 4 diberi warna hijau, dan sisanya diberi warna biru
Ditanya :
Tentukanlah warna yang paling sulit didapatkan dan warna yang paling mudah
didapatkan (warna kartu) ! Ilustrasikan pula kartu kartu tersebut !
Jawab :
Berdasarkan informasi yang terdapat pada soal, dapat diketahui bahwa :
Kartu dengan nomor kelipatan 3 diberi warna kuning, maka kartu dengan warna kuning
adalah kartu bernomor 3,6, dan 9. Jadi, banyaknya kartu dengan warna kuning adalah
3 buah.
Kartu dengan nomor kelipatan 4 diberi warna hijau, maka kartu dengan warna hijau
adalah kartu bernomor 4, dan 8. Jadi, banyaknya kartu dengan warna hijau adalah 2
buah.
Kartu sisanya diberi warna biru, maka banyaknya kartu dengan warna biru yaitu :
jumlah keseluruhan kartu − (jumlah kartu berwarna kuning + jumlah kartu berwarna hijau)
= 10 − (3 + 2) = 10 − 5 = 5
Maka terdapat 5 kartu berwarna biru yaitu kartu bernomor 1,2,5,7, dan 10
Sehingga ilustrasi kartu berdasarkan informasi tersebut yaitu :

3 4 5 6 7
1 2

8 9 10

Berdasarkan informasi pada soal dan ilustrasi yang telah kita buat diketahui hal hal
sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan diatas, maka diketahui bahwa hijau merupakan warna yang
paling sulit didapatkan karena kartu berwarna hijau jumlahnya paling sedikit yaitu 2
dari 10 total keseluruhan kartu . Dengan kata lain, peluang terambilnya kartu berwarna
hijau adalah yang paling kecil.
Sedangkan, biru merupakan warna yang paling mudah didapatkan karena kartu
berwarna biru jumlahnya paling banyak yaitu 5 dari10 total keseluruhan kartu. Dengan
kata lain, peluang terambilnya kartu berwarna biru adalah yang paling besar.
Jadi, warna yang paling sulit didapatkan adalah warna hijau dan warna yang paling
mudah didapatkan adalah warna biru.
Analisis Soal
Soal ini termasuk soal kemampuan komunikasi matematis karena untuk menjawab soal
ini diperlukan indikator kemampuan komunikasi matematis yaitu :
Membaca, memahami, dan mengungkapkan kembali suatu ide matematis tertentu, baik
dalam bentuk simbol, diagram, gambar, atau tulisan dengan menggunakan gagasan
sendiri- tanpa mengurangi makna ide matematis mula-mula, yaitu siswa dapat
menggambar ilustrasi kartu sesuai informasi yang terdapat pada soal dan meyelesaikan
permasalahan yang terdapat pada soal

KONEKSI MATEMATIS (Mathematical Connection)


 Pembelajaran matematika memerlukan standar pembelajaran yang berfungsi
untuk menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan berfikir, kemampuan
penalaran matematis, memiliki pengetahuan serta keterampilan dasar yang
bermanfaat
 Standar pembelajaran matematika meliputi standar isi dan standar proses.
Standar isi ialah standar pembelajaran matematika yang memuat konsep-konsep
materi yang harus dipelajari oleh siswa. Sedangkan, standar proses ialah
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki siswa untuk mencapai standar isi
 Menurut NCTM, standar proses meliputi pemecahan masalah (problem
solving), komunikasi (communication), koneksi (connection), penalaran
(reasoning), dan penalaran (representation).
 Koneksi matematis ialah hubungan atau keterkaitan dengan ilmu matematika
 Koneksi matematis dapat diartikan sebagai keterkaitan secara internal ialah
keterkaitan antara konsep-konsep matematika yang berhubungan dengan
matematika itu sendiri. Sedangkan, koneksi matematis dapat diartikan sebagai
keterkaitan secara eksternal ialah keterkaitan antara matematika dengan
kehidupan sehari-hari.
 Dalam belajar matematika, siswa melakukan aktivitas-aktivitas belajar seperti
menerima, mengolah, dan mengungkapkan gagasan-gagasan atau ide-ide
matematis. Sehingga untuk menghubungkan berbagai gagasan-gagasan dan ide-
ide matematis diperlukan kemampuan koneksi matematis.
 Komponen-komponen yang dapat dikoneksikan secara matematis yaitu :
pengetahuan konseptual dan prosedural, topik-topik dalam matematika,
topik/pelajaran diluar matematika, dan aktivitas kehidupan sehari-hari.
 Dalam pembelajaran matematika, guru tidak perlu membantu siswa dalam
memahami perbedaan dan keragaman struktur-struktur matematika, namun
siswa perlu menyadari sendiri adanya koneksi antara berbagai struktur
matematika sehingga siswa lebih mudah memahami pembelajaran matematika
 Koneksi antar topik dalam matematika dapat dipahami siswa apabila siswa
mengalami pembelajaran bermakna. Maka dari itu, guru diharapkan dapat
melaksanakan pembelajaran bermakna, yaitu dengan mengaitkan topik
matematika dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa paham kegunaan dan
contoh nyata dari matematika.
 Pembelajaran bermakna bisa dilakukan dengan cara memberi contoh diluar
konteks-konteks matematika sehingga siswa dapat mempercayai bahwa
matematika bisa dihubungan dan diterapkan pada konteks-konteks diluar
matematika. Dengan begitu, kemandirian belajar siswa akan terbentuk.
Contoh Soal Kemampuan Koneksi Matematis
Indikator Soal
Diberikan permasalahan dalam kehidupan nyata terkait peluang, peserta didik dapat
mengaitkan konsep peluang dengan konsep pecahan sederhana dan presentase untuk
dapat menyelesaikan permasalahan pada soal.
Soal
Gambar dibawah ini merupakan sebuah roda putar yang dibagi menjadi 24 bagian.
Pada suatu acara pesta ulang tahun, seorang tamu memutar panah yang dapat berhenti
di sembarang bagian roda putar. Roda putar tersebut terbagi menjadi 24 bagian. Apabila
5 1 5
terdapat bagian berwarna biru, bagian berwarna hijau, bagian berwarna kuning
24 4 12
dan sisanya berwarna merah, maka tentukanlah warna yang paling sulit didapatkan dan
warna yang paling mudah didapatkan (warna yang ditunjuk oleh tanda panah) dan
tentukan presntase peluang ditunjuknya warna yang paling suit didapatkan dan warna
yang paling mudah didapatkan !
Penyelesaian
Diketahui :
 Roda putar tersebut terbagi menjadi 24 bagian
5 1 5
 Terdapat bagian berwarna biru, bagian berwarna hijau, bagian berwarna
24 4 12
kuning dan sisanya berwarna merah
Ditanya :
Tentukanlah warna yang paling sulit didapatkan dan warna yang paling mudah
didapatkan (warna yang ditunjuk oleh tanda panah) dan tentukan presntase peluang
ditunjuknya warna yang paling suit didapatkan dan warna yang paling mudah
didapatkan !
Jawab :
Untuk menyelesaiakan soal tersebut, pertama-tama ubah penyebut tiap pecahan
menjadi 24, sehingga :
5
Bagain berwarna biru sebanyak bagian
24
1 6
Bagian berwarna hijau sebanyak = bagian
4 24
5 10
Bagian berwarna kuning sebanyak = bagian
12 24
24−5−6−10 3
Bagian berwarna merah yang merupakan sisanya yaitu = bagian
24 24
Berdasarkan perhitungan diatas, maka diketahui bahwa merah merupakan warna yang
paling sulit didapatkan karena bagiannya paling sedikit yaitu 3 dari 24 bagian
keseluruhan. Dengan kata lain, peluang ditunjukkannya warna merah oleh panah adalah
yang paling kecil. Presentase peluang ditunjuknya warna merah adalah :
3
× 100% = 12,5%
24
Sedangkan, kuning merupakan warna yang paling mudah didapatkan karena bagiannya
paling banyak yaitu 10 dari 24 bagian keseluruhan. Dengan kata lain, peluang
ditunjukkannya warna kuning oleh panah adalah yang paling besar. Presentase peluang
ditunjuknya warna kuning adalah :
10
× 100% = 41,67%
24
Jadi, warna yang paling sulit didapatkan adalah warna merah dengan presentase
peluang ditunjukannya warna merah adalah 12,5%. Sedangkan warna yang paling
mudah didapatkan adalah warna kuning dengan presentase peluang ditunjukkannya
warna kuning adalah 41,67%.
Analisis Soal
Soal ini termasuk soal kemampuan koneksi matematis karena untuk menjawab soal ini
diperlukan indikator kemampuan koneksi matematis yaitu :
Mengaitkan konsep yang satu dengan konsep yang lain dalam matematika. Pada soal
ini, siswa harus dapat mengaitkan konsep peluang dengan konsep pecahan sederhana
dan presentase untuk dapat menyelesaikan permasalahan pada soal.

REPRESENTASI MATEMATIS (Mathematical Representation)


 Siswa dapat mengembangkan dan memahami konsep matematis lebih dalam
dengan menggunakan representasi yang bermacam-macam.
 Kemampuan representasi yang digunakan dalam belajar matematika akan
membantu kemampuan komunikasi dan berpikir siswa.
 Representasi pada hakekatnya bukan menunjukkan kepada produk atau hasil
yang terwujud dalam bentuk konstruksi baru, tetapi juga proses yang dilakukan
dalam menangkap dan memahami konsep, operasi, dan hubungan-hubungan
matematis dari suatu konfigurasi.
 Representasi berlangsung dalam dua tahap, yaitu representasi internal dan
representasi eksternal. Representasi internal didefinisikan sebagai proses
berpikir tentang ide-ide matematis yang memungkinkan pikiran seseorang
bekerja atas ide tersebut. Sedangkan, representasi eksternal adalah perwujudan
untuk menggambarkan apa yang dikerjakan secara internal.
 Representasi matematis adalah ungkapan-ungkapan dari ide-ide matematika
yang digunakan untuk memperlihatkan (mengkomunikasikan) hasil kerjanya
dengan cara tertentu sebagai hasil interpretasi dari pikirannya.
 Bentuk-bentuk representasi digolongkan menjadi representasi visual (gambar,
diagram grafik, atau tabel), representasi simbolik (pernyataan/notasi matematik,
numerik/simbol aljabar), dan representasi verbal (teks tertulis/kata-kata)
 Dasar atau standar kemampuan representasi yang dikemukakan oleh National
Council of Teachers of Mathematics (NCTM) yaitu :
(1) Membuat dan menggunakan representasi untuk mengorganisir, mencatat,
dan mengkomunikasikan ide-ide matematis
(2) Memilih, menerapkan, dan menerjemahkan representasi matematis untuk
memecahkan masalah
(3) Menggunakan representasi untuk memodelkan dan menginterpretasikan
fenomena fisik, sosial, dan fenomena matematis
 Siswa harus mempunyai keterampilan representasi ganda untuk
menginterpretasikan masalah yang sama dalam bentuk atau pandangan yang
berbeda.
 Pembelajaran matematika yang didesain oleh guru cenderung deduktif
(penyampaian rumus, aturan, atau dalil matematika secara langsung) tanpa
diawali oleh proses induktif atau tanpa pemberian konteks yang berkaitan
dengan aturan-aturan matematika yang diajarkan sehingga siswa tidak memiliki
kesempatan untuk menyusun representasi individualnya berdasarkan masalah
yang sedang dipelajari. Sesungguhnya, dengan memberi kesempatan siswa
menyusun representasi individualnya dapat memberi pengalaman dan
pemahaman pada siswa bahwa representasi dari suatu masalah sangat beragam.
 Guru diharapkan memberikan pembelajaran induktif yang memungkinkan
untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.
 Cara lain yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan
representasi matematis siswa yaitu dengan memberikan soal pemecahan
masalah untuk dikerjakan dalam kelompok kecil. Dengan begitu, siswa dapat
memahamiberbagai representasi matematis yang diungkapkan oleh teman
sekelompoknya.
Contoh Soal Kemampuan Representasi Matematis
Indikator Soal
Diberikan permasalahan dalam kehidupan nyata terkait peluang dalam bentuk ilustrasi,
peserta didik dapat merepresentasikan dengan kata-kata terkait keterangan-keterangan
yang didapatkan pada ilustrasi di soal untuk menyelesaikan permasalahan pada soal.
Soal
Pada suatu hari, Andri bermain di suatu taman dan membawa 5 buah bola didalam tas.
Bola-bola tersebuh memiliki nomor dan warna berbeda dengan ilustrasi bola yang
berada didalam tas adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5
Tentukan peluang terambilnya bola dengan nomor ganjil dan berwarna biru !
Penyelesaian
Diketahui :
Berdasarkan ilustrasi pada soal diperoleh bola didalam tas tersebut memiliki ketentuan
sebagai berikut :
 Bola dengan nomor 1 berwarna biru
 Bola dengan nomor 2 berwarna biru
 Bola dengan nomor 3 berwarna hijau
 Bola dengan nomor 4 berwarna kuning
 Bola dengan nomor 5 berwarna biru
Ditanya : Tentukan peluang terambilnya bola dengan nomor ganjil dan berwarna
biru !
Jawab :
Untuk menentukan peluang terambilnya bola dengan nomor ganjil dan berwarna biru,
maka kita harus mencari tahu ada berapa banyak bola dengan nomor ganjil dan
berwarna biru didalam tas tersebut.
Misalnya, A adalah bola dengan nomor ganjil dan berwarna biru
Maka, A terdiri dari : bola dengan nomor 1 dan berwarna biru, serta bola dengan nomor
5 dan berwarna biru.
Sehingga, 𝑛(𝐴) = 2
𝑛(𝑆) adalah banyaknya bola didalam tersebut, maka 𝑛(𝑆) = 5
Maka peluang terambilnya bola dengan nomor ganjil dan berwarna biru yaitu :
𝑛(𝐴) 2
𝑃(𝐴) = =
𝑛(𝑆) 5
2
Jadi, peluang terambilnya bola dengan nomor ganjil dan berwarna biru yaitu : 5

Analisis Soal
Soal ini termasuk soal kemampuan representasi matematis karena untuk menjawab soal
ini diperlukan indikator kemampuan representasi matematis yaitu :
Representasi matematis yang terdapat pada soal ini ialah representasi verbal, dimana
untuk menjawab soal ini siswa harus mampu mempresentasikan dengan kata-kata
keterangan-keterangan yang didapatkan pada ilustrasi di soal.
EPILOG : Positif dan Negatif Pembelajaran Berbasis National Council of Teachers of
Mathematics (NCTM)
Pembelajaran berbasis National Council of Teachers of Mathematics (NCTM)
lebih fokus membuat siswa tidak hanya memiliki pemahaman konsep yang kuat
terhadap suatu materi, namun juga memiliki kecakapan dalam menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan materi tersebut. Pembelajaran berbasis National Council of
Teachers of Mathematics (NCTM) akan melatih siswa untuk memiliki kemampuan-
kemampuan yang dibutuhkan dalam mencari solusi-solusi terhadap suatu
permasalahan.
Perkembangan zaman menuntut peningkatan sumber daya manusia (SDM) memiliki
kecakapan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan pada akhirnya terkonversi di
bidang pendidikan. Diantaranya yaitu kurikulum pendidikan yang saat ini diterapkan
mengharuskan siswa mampu menyelesaikan berbagai permasalahan sesuai dengan usia
dan jenjang pendidikannya. Dengan demikian, dapat dilihat urgensi dari pembelajaran
matematika berbasis National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) yakni agar
peserta didik di Indonesia memiliki kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan sesuai
dengan perkembangan zaman. Agar pendidikan di Indonesia dapat maju dan tidak lagi
diremehkan oleh negara lain.

REFERENSI :
Maulyda, Mochamad Archi. (2020). PARADIGMA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS NCTM. Malang: CV.IRDH MALANG
Al Jupri. (2016). Teori dan Contoh Pengembangan Soal-Soal Daya Matematis.(Paper,
disampaikan dalam Workshop Peningkatan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa
Pendidikan Matematika UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 16 Juli 2016)
https://www.slideshare.net/jajangnuralim/soal-kompetensi-matematika
https://www.scribd.com/document/386227934/Kisi-kisi-Soal-Tes-Kemampuan-
Pemecahan-Masalah
https://www.slideshare.net/NailulHimmiJNE/penalaran-matematika
https://mathcyber1997.com/soal-dan-pembahasan-peluang-tingkat-smp-sederajat/

Anda mungkin juga menyukai