Anda di halaman 1dari 10

Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi; Vol. 11, No. 2 Januari 2020, pp.

100-109
ISSN: 2301-8879
E-ISSN: 2599-1809
Available Online At: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/krisna

AKUNTAN DALAM INDUSTRI 4.0: STUDI KASUS KANTOR JASA


AKUNTAN (KJA) DI WILAYAH KEPULAUAN RIAU

Alfonsa Dian Sumarna


Program Studi Akuntansi, Politeknik Negeri Batam
alfonsadian@polibatam.ac.id

DiPublikasi: 01/01/2020
http://dx.doi.org/10.22225/kr.11.2.1255.100-109
Abstract
Using robotics and data analytics (big data) can over take clerical job (data entry, bookkeeping, compliance work). Accounting
profession underestimate to technologies. Competence such as data analysis, information technology development, and
leadership skills must be adapted to face 4.0. Our research found that Kantor Jasa Akuntan in Kepulauan Riau Province using
80% accounting professional labor (accounting bachelor). This research confirmed about IoT (Internet of Things) that 60% of
KJA use 70-100% of total hours of work using computer (software) and internet compare with manual working. KJA need
accounting professional who able to work with software such as accounting software, statistic, Ms Office, Zahir, and SAP. This
research also found the main softskill needed is critical thingking ability. Acording to the survey, software are not affecting
accounting employment yet.
Keywords: Industry 4.0; Accounting Professional; Software; Internet of Things

Abstrak
Penggunaan robotics dan data analytics (big data) dapat mengambil alih pekerjaan dasar yang dilakukan oleh akuntan (mencatat
transaksi, mengolah transaksi, dan memilah transaksi). Profesi akuntan merasa dirugikan terkait dampak teknologi terhadap
pekerjaan akuntan. Kompetensi yang penting bagi profesi akuntan dalam menghadapi 4.0 misalnya data analysis, information
technology development, dan leadership skills harus dapat dikembangkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa Kantor Jasa
Akuntan di Wilayah Provinsi Kepulauan Riau masih tetap mempertahankan menggunakan tenaga profesional akuntan sebesar
80% merupakan Sarjana Akuntansi. Selain itu penelitian ini juga mengkonfirmasi penggunaan IoT (Internet of Things) yaitu
sebesar 60% KJA menggunakan 70-100% total waktu menyelesaikan pekerjaan menggunakan komputer (software) dan internet
dibandingkan dengan pengerjaan manual. KJA membutuhkan akuntan profesional yang menguasai software akuntansi,
statistika, MsOffice, Zahir dan SAP. Selain menguasai software dalam menghadapi 4.0, penelitian ini menunjukkan bahwa
softskill utama yang diperlukan adalah memiliki kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Kata Kunci: Industri 4.0; Akuntan Profesional; software; Internet of Things
termasuk peluang besar kesempatan kerja (Sururi,
I. PENDAHULUAN 2019). Kehadiran Revolusi Industri 4.0 membawa
Sekarang ini kita memasuki Revolusi Industri perubahan pada penyesuaian pekerjaan manusia,
keempat atau sering disebut dengan Industri 4.0. mesin, teknologi dan proses di berbagai bidang
Inti dari Revolusi Industri 4.0 adalah digitalisasi profesi termasuk profesi akuntan. Banyak
pada hampir keseluruhan proses bisnis (digital perusahaan besar telah mengembangkan
economy, artificial intelligence, big data, robotic) teknologi ini, karena didukung oleh standarisasi
dan kebutuhan jumlah Sumber Daya Manusia atas proses pengelolaan keuangan, standarisasi
serta tuntutan keterampilannya. Revolusi Industri atas arsitektur sistem dan informasi
4.0 tidak mungkin bisa untuk dihindari apalagi (standardization of financial processes, systems,
dicegah. Dampak positif yang bisa di dapatkan dan information architecture). Profesi akuntansi
adalah efisiensi, efektifitas, dan simplifikasi sering diasosiasikan dengan komputer dan
proses bisnis secara besar-besaran pada hampir pekerjaan dengan penggunaan teknologi (Akhter
seluruh sektor industri tanpa kecuali. Industry 4.0 & Sultana, 2018).
menghadirkan ancaman besar terhadap proses Menurut penelitian di Bangladesh, profesi
bisnis konvensional sekaligus menghadirkan akuntan diperkirakan akan menghilang pada
peluang besar terhadap bisnis berbasis digital beberapa tahun ke depan, dimana aktivitas
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 100
Akuntan Dalam Industri 4.0: Studi Kasus Kantor Jasa Akuntan (Kja) Di Wilayah Kepulauan Riau

akuntansi digantikan dengan teknologi automasi lahirnya Revolusi Industri 3.0 sekitar tahun 2000-
yang menyebabkan pemutusan kerja akuntan an. Lalu Revolusi Industri 4.0 dengan digital
(Frey & Osborne, 2018). Pada tahun 2015, economy sebagai platform global yang mengubah
Boston Consulting Group (BCG) melaporkan tatanan sosial dan ekonomi dunia. Penemuan
prediksi bahwa sepertiga pekerjaan manual akan internet, yang dilanjutkan dengan IoT, big data,
dieliminasi digantikan oleh artificial intellegence bio & nano technology, hingga artificial
pada tahun 2025. PrincewaterCoopers pada tahun intelligence menjadi artefak sebagai bukti
2018, menganalisa 20.000 pekerjaan dari 29 perubahan besar itu telah tiba. Revolusi industri
negara yang mempunyai resiko potensial berhasil meredefinisi aspek speed, capacity, dan
dikarenakan adanya automasi 20 tahun eficiency dalam sistem ekonomi modern. Sektor
mendatang (Akhter & Sultana, 2018). Potensi bisnis dan industri bukanlah satu-satunya yang
teknologi menggantikan peran profesi akuntan akan mengalami perubahan masif di era IoT.
hanya menunggu waktu. Peran akuntan akan Namun harus diakui sektor ini telah menjadi
bersifat strategis dan konsultatif. Maka dari itu leader perubahan dalam beberapa dekade
akuntan perlu memiliki sertifikasi supaya mampu terakhir. Kesiapan untuk memasuki era IoT dan
bertahan dalam bersaing. Seorang akuntan juga artificial intelligence mau tidak mau dipicu oleh
harus memiliki strategi diantaranya penguasaan kesiapan SDM, infrastruktur, teknologi, dan
soft skill baik interpersonal skills maupun intra governance sebuah suatu komunitas (IAI, 2019).
personal skills, business understanding skills dan Fase periode revolusi industri membutuhkan
technical skills agar mampu menjawab tantangan masa yang semakin singkat dari waktu ke waktu.
di era digital ini. Hal ini mengakibatkan profesi Saat ini berbagai macam kebutuhan manusia telah
akuntan underestimate terkait dampak teknologi banyak menerapkan dukungan internet dan dunia
terhadap pekerjaan akuntan. Ini menjadikan digital sebagai wahana interaksi dan transaksi,
tantangan berat yang harus dianalisa lebih lanjut misal dalam hal marketplace (Buka Lapak,
(Kompasiana, 2019). Penelitian ini mencoba Tokopedia), sharing economy (BookMooch,
untuk mengevaluasi kebutuhan pendidikan, efek carpooling.com), e-Education (Canvas Network,
IoT, kesempatan dan tantangan yang dihadapi Iversity), smart appliances, smart city, e-
oleh akuntan profesional. Government, smart manufacturing (3D printing,
sculpteo), one health services (HealthTap,
II. TINJAUAN PUSTAKA klikDOKTER.com), cloud collaborative
(dropbox, MicrosoftOffice365, GoogleDrive).
Sejarah Singkat Revolusi Industri
Revolusi industri yang dimulai di Inggris lebih
dari dua abad lampau, membawa dunia menuju Komputerisasi dan Otomatisasi
modernisasi yang kita kenal hari ini. Revolusi itu Menurut Akhter & Sultana (2018),
pula yang menciptakan tatanan ekonomi yang “automation is a process which follows pre-
telah membawa perubahan mendasar pada strata programmed ‘rules’ for completing accounting
kehidupan sosial secara global. Revolusi industri and auditing process”. Software digunakan untuk
itu disebut-sebut sebagai milestone perpindahan proses otomatisasi akuntansi seperti dalam proses
dari middle age ke era modern, mengikuti jejak- transaksi, penggajian, piutang, implementasi
jejak zaman reneissance. Penemuan mesin uap internal kontrol dengan tujuan untuk mengurangi
oleh James Watt telah memicu penemuan- resiko hilangnya dokumen, membantu
penemuan lain yang hakikatnya ditujukan untuk mendeteksi fraud, dan paperless invoicing.
mempermudah berbagai proses, mulai dari proses Berdasarkan hasil penelitian PwC, bahwa
manufaktur, distribusi, pertanian, pertambangan, digitalisasi di negara-negara Asia Pasific
hingga pembangunan infrastruktur. Jika revolusi (termasuk didalamnya Indonesia) diperkirakan
industri abad ke-18 atau sekitar tahun 1800-an itu akan mengalami peningkatan cukup signifikan
bisa kita sebut Revolusi Industri 1.0, maka naik sebesar 31% dari 36% pada tahun 2014
Revolusi Industri 2.0 atau sekitar tahun 1900-an menjadi 67% pada tahun 2020
terjadi pada era penemuan listrik dan assembly (PriceWaterhouseCoopers, 2016). Accountants &
line yang meningkatkan produksi barang. Gejolak Accountants (2013) menyatakan bahwa muncul
modernisasi model baru ini berlanjut dengan tantangan dan kesempatan baru akibat
penemuan internet, teknologi informasi, penggunaan teknologi dapat berimbas pada
komersialisasi personal computer yang memicu profesi akuntansi. Menurut penelitian Frey &
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 101
Akuntan Dalam Industri 4.0: Studi Kasus Kantor Jasa Akuntan (Kja) Di Wilayah Kepulauan Riau

Osborne (2018), prediksi probabilitas efek dari berikut:


otomatisasi untuk beberapa profesi adalah sebagai
Tabel 1
Prediksi Efek Otomatisasi Terhadap Profesi
Profesi Level Resiko
Manajer Sumber Daya Manusia Sangat Rendah
Manajer Pemasaran Sangat Rendah
Manajer Keuangan Rendah
HRD, Training, dan lainnya Rendah
Customer Service Representatives Sedang
Pembukuan, Akunting, Auditing Clerks Tinggi
Pemeriksa Pajak, Kolektor Pajak Tinggi
Analis Anggaran Tinggi
Akuntan dan Auditor Tinggi
Penggajian Sangat Tinggi
Petugas Pinjaman Sangat Tinggi
Teller Sangat Tinggi
Pembuat Laporan Pajak Sangat Tinggi
Sumber: (Frey & Osborne, 2018)
Karakteristik utama industri 4.0 adalah Artificial Intelligence (misalnya Alex,
kehadiran disruptive technology yang begitu Cartana, Siri) yang dapat mengelompokkan akun
cepat dan pesat sehingga memberi ancaman bagi dan melaporkan pajak.
industri-industri raksasa dan perubahan ukuran Di sisi lain industri 4.0 membawa perubahan
perusahaan dimana sekarang ini ukuran positif ke dalam lingkungan akuntansi antara lain
perusahaan tidak perlu besar, namun perusahaan kualitas data yang lebih baik, mengurangi
tersebut haruslah ‘lincah’ dalam memanfaatkan greenwash dan brownwash, kredibilitas data
teknologi dan informasi. Berikut beberapa contoh yang lebih tinggi, tranparan (Burritt & Christ,
jenis level pekerjaan yang mulai tergantikan 2016), digital real-time data (Seele, 2016).
karena otomatisasi (Akhter & Sultana, 2018): Namun menurut Nagy, Oláh, Erdei, Máté, &
Pemrosesan data, analisa dan pemenuhan Popp (2018) terdapat beberapa faktor yang
aktivitas dilakukan oleh software. Portals, e- menjadi penghalang (obstructing factors)
signature tools, document manager, workflow perkembangan Industri 4.0 sebagai berikut:
tools dan client server blogs merupakan contoh Faktor Pasar; Ketidakpercayaan,
otomatisasi dalam hal pemrosesan data. Ketidakpastian, Penilaian realistik atas
Pengecekan digital. Penggunaan PDF sebagai kemampuan organisasi, Kurangnya permintaan
contoh dapat digunakan untuk mencari akun atas pembelajaran berkelanjutan, Faktor Tenaga
konsumen secara cepat. Kerja, Tenaga kerja berkualitas kurang memadai,
Sejak 2015 untuk proses audit, KPMG Kurangnya tenaga kerja,Pelatihan tradisional
menggunakan McLaren Applied Technologies Faktor Organisasi; Kurangnya strategi digital,
(MAT) dalam menganalisa data tidak terstruktur. Investasi beresiko, Ketakutan atas kehilangan aset
Deloitte menggunakan Kira untuk divisi intelektual, Patner tidak memiliki teknologi,
konsultasi. Kegagalan pengembangan database, Kurangnya
Masyarakat mulai menggunakan mobile dukungan dari manajemen senior
accounting untuk mendapatkan data real time. Faktor Teknologi; Mahalnya teknologi,
Penggunaan Financial Process Automation Kurangnya standar, Keamanan data, Analisis data
(FPA) untuk pembayaran, menerbitkan faktur, yang kurang
pengecekan excel. Menurut Akhter & Sultana (2018), teknologi
Sejak 2013 Securities&Exchange Commission masa depan yang dapat mendukung otomatisasi
menggunakan “RoboCop” sebagai alat analisis akuntansi antara lain dalam hal tax agent, optical
audit dan sekuritas, PwC menggunakan RON. character recognition, auditing practice, cloud

Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 102
Akuntan Dalam Industri 4.0: Studi Kasus Kantor Jasa Akuntan (Kja) Di Wilayah Kepulauan Riau

technology, blockchain (merubah penilaian payments, bank reconciliation, dan risk


ekonomi dari aset, rekonsiliasi pembukuan tidak assessment. Dengan adanya teknologi tersebut,
diperlukan lagi), barcode system, robo advice mengakibatkan terjadinya perubahan arah
scene, databank of advice, IoT, machine learning, kegiatan profesi akuntansi seperti dapat dilihat
auditing of expense submissions, clear invoice pada tabel dibawah ini.

Tabel 2
Perubahan Kegiatan Profesi Akuntansi
Activities Masa Lampau Sekarang Masa Depan
Entry data Akuntan Operator/ akuntan Artificial Intelligence (AI)
Pembukuan Akuntan Software Software/ AI

Compliance Work Akuntan/ auditor Software AI

Mengambil dokumen dari Staf akunting Dokumen elektronik melalui Dokumen elektronik melalui
klien email email
Menyiapkan tagihan dan Akuntan Software billing, purchase Machine Learning
daftar permintaan requisition software
Menyiapkan buku besar Akuntan Spread Sheet Software

Rekonsiliasi penerimaan Akuntan memerlukan Software Machine-readable data


“balance the checkbook”
Investigasi audit Auditor Menggunakan software AI
untuk analisis forensik
Menyiapkan dokumen pajak Akuntan Software Machine Learning
dan perhitungannya Algorithm
Menyiapkan Laporan Akuntan Akuntan dengan bantuan XBLR (automated annual
Keuangan ERP, SAP software reports)
Sumber: (Akhter & Sultana, 2018)

Perusahaan yang melakukan investasi digital perkembangan revolusi industri 4.0 dengan
diharapkan dapat memperoleh ROI (Return On melihat kesempatan yang akan muncul,
Investment) dalam waktu yang relatif cepat yaitu Menyadari potensi perkembangan bisnis baru
sebesar 55% kurang dari 2 (dua) tahun (misal di Jerman 80% perusahaan memiliki
(PriceWaterhouseCoopers, 2016). Dalam rencana untuk menghadapi revolusi industri 4.0,
penelitian Gubbi, Buyya, Marusic, & di China 60% perusahaan memiliki building
Palaniswami (2013), penggunaan teknologi dalam knowledge, kebanyakan negara telah berada
menyelesaikan pekerjaan yang berulang pada tahap awal diseminasi informasi)
(monoton) secara signifikan dapat mengurangi Education; Memberi tekanan pada institusi
biaya produksi. Hal tersebut juga sejalan dengan pendidikan untuk membuat kurikulum yang
hasil penelitian Agbor (2011) yang menyatakan relevan bagi mahasiswa akuntansi untuk
bahwa penggunaan teknologi (electronic services) menyesuaikan dengan konektivitas digital,
untuk pelayanan di perbankan akan mengurangi Mengadakan pelatihan seperti manajemen
pengeluaran biaya. Sedangkan dari sisi informasi dalam shared platforms, keperluan real-
konsumen, penggunaan teknologi dapat time accounting pada stakeholders.
membantu memudahkan dan mempercepat
kebutuhan pelayanan keuangan tanpa kendala Profesional Development; Meningkatkan
seperti yang dialami apabila menggunakan kinerja organisasi profesi beserta program-
pelayanan tradisional bank (Kumar, 2006). program pengembangan profesionalnya.
Reaching Out; Akuntan memiliki kontrol yang
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Sebagai Wadah kurang atas data, Lingkungan transdisciplinary
Profesi Akuntan Profesional mix of advisers (misalnya environmental
Menurut Burritt & Christ (2016), ada empat accounting sangat bergantung pada informasi
langkah utama akuntan profesional dalam fisik yang diperoleh dibawah tanggung jawab
menghadapi industri 4.0 yaitu sebagai berikut: para teknisi. Konektivitas antara teknisi dan
Awareness; Menjadi aware terhadap akuntan harus terbangun agar informasi akuntansi
dapat terjaga dengan baik).
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 103
Akuntan Dalam Industri 4.0: Studi Kasus Kantor Jasa Akuntan (Kja) Di Wilayah Kepulauan Riau

Secara tidak langsung revolusi industri 4.0 menyusun Program Prakarsa 6.1: Meneguhkan
berimbas terhadap profesi akuntan. Oleh sebab itu Kejayaan Akuntan Profesional, salah satu yang
untuk menjamin keberlanjutan profesi akuntan di menjadi acuan bagi profesi akuntan profesional
masa depan yang penuh dengan disrupsi bisnis adalah sebagai berikut:
dan perubahan landskap ekonomi global, IAI
Tabel 3
Tren Makro dan Implikasi Bagi Profesi Akuntan dari Segi Lingkungan Profesi sebagai berikut:
Tren Makro Implikasi Bagi Profesi

Rentang stabilitas yang semakin pendek dan tidak CFO dan Akuntan Profesional dituntut memproyeksikan imbal hasil
berkesinambungan dalam digital ekonomi, bisnis, politik, yang lebih besar bagi organisasi. Kapabilitas Akuntan
kewarganegaraan, meningkatkan kebutuhan akan fleksibilitas Profesional akan meningkat ke berbagai aspek pengambilan
profesi. keputusan, dari strategi hingga mendefinisikan model bisnis.
Transparansi dan akuntabilitas di sektor publik: peningkatan Meningkatkan ekspektasi publik agar Akuntan Profesional dan
pengawasan keuangan publik dan tuntutan atas informasi yang profesi memainkan peran yang lebih besar dalam membangun
transparan, lengkap, dan akurat dalam proses pengambilan tata kelola dalam mengantisipasi korupsi, fraud, pencucian
keputusan. uang, atau praktik tidak beretika lainnya.
Publik semakin tidak menoleransi aksi-aksi korupsi, fraud, Pemerintah dituntut untuk meningkatkan transparansi dan
pencucian uang, dan praktik tidak beretika lainnya di berbagai akuntabilitas, akan meningkatkan kebutuhan akan pelaporan
sektor. keuangan.
Pelaporan akan membutuhkan sudut pandang yang holistik terhadap
performa dan masa depan entitas, dan nilai-nilai Akuntan
Profesional akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk
membangun perspektif itu.
Akuntan Profesional di masa depan perlu dilengkapi dengan
semangat entrepreneurship, kreativitas, dan kemampuan untuk
berpikir strategis. Profesi menghadapi tantangan yang makin
besar untuk menarik talenta-talenta terbaik bergabung di profesi
akuntan.
Berkembangnya pendapat negatif tentang anggota profesi yang
memberikan jasa tidak benar kepada klien, misalnya terkait tax
planning dan creative accounting.
Sumber: Prakarsa 6.0 IAI (2019)
Tabel 4
Tren Makro dan Implikasi Bagi Profesi Akuntan dari Segi Teknologi Informasi sebagai berikut:
Tren Makro Implikasi Bagi Profesi
Teknologi Informasi (TI) seperti artificial intelligence, Akuntan Profesional harus menjaga relevansinya dengan
blockchain, cloud, big data, internet of things, robotic, meningkatkan kompetensi untuk membantu klien
telah mendisrupsi tatanan ekonomi konvensional dan pengusaha menghadapi kecepatan perubahan dan
sekaligus menghadirkan model bisnis baru. inovasi karena perkambangan TI.
Seiring dengan penggunaan sistem cerdas, penggalian
data, dan analisa prediktif dalam mengeksploitasi big
data yang akan mengubah operasionalisasi dan
interpretasi berbagai aspek akuntansi, keamanan
siber akan menjadi resiko utama yang harus dikelola.
Fungsi teknis akuntan yang bersifat repetitif dan analitik
akan digantikan oleh komputer dan artificial intelli-
gence.
Sumber: Prakarsa 6.0 IAI (2019)

III.METODE dilihat pada Tabel 8 (lampiran). KJA dipilih


Penelitian ini bersifat kualitatif dengan fokus sebagai sampel dalam penelitian ini dengan
pada pengumpulan data melalui survey terhadap 6 asumsi bahwa KJA merupakan salah satu profesi
(enam) Kantor Jasa Akuntan (KJA) yang akuntansi profesional dimana semua level
berdomisili di Provinsi Kepulauan Riau dan yang pekerjaannya berdasarkan ilmu akuntansi (Akhter
mendapatkan Izin dari Kementerian Keuangan & Sultana, 2018). Selain itu KJA merupakan
Republik Indonesia (Sekretariat Jenderal Pusat perusahaan yang mengalami tantangan dan
Pembinaan Profesi Keuangan) Per 12 September mendapatkan kesempatan dari perubahan
2018. Daftar KJA resmi di Provinsi Kepulauan teknologi (Islam, 2017). Survey berupa
Riau yang menjadi sampel dalam penelitian dapat pertanyaan terbuka, pilihan jawaban dan
pertanyaan dengan skala (Nagy et al., 2018).
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 104
Akuntan Dalam Industri 4.0: Studi Kasus Kantor Jasa Akuntan (Kja) Di Wilayah Kepulauan Riau

Pertanyaan terbuka mengumpulkan data akuntansi?, Bagaimana efek dari IoT terhadap
mengenai jumlah karyawan, tahun berdiri KJA, tenaga kerja akuntan profesional?, Bagaimana
saran owner dan sebagainya. Pilihan jawaban kesempatan dan tantangan yang dihadapi oleh
untuk mengumpulkan data mengenai pilihan akuntan profesional?
KJA. Pertanyaan dengan menggunakan skala
dipakai untuk mengumpulkan data pendapat.
Literatur dan hasil dari penelitian terdahulu
dikumpulkan sebagai informasi gambaran umum. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti Pertanyaan pertama: “Bagaimana tren
membuat kuesioner dan melakukan percakapan pendidikan yang mengisi pekerjaan akuntansi?”
melalui whatsapp dengan pemilik KJA. Penelitian Berikut hasil survey KJA Terdaftar di Wilayah
ini mencoba untuk mencari jawaban atas Kepulauan Riau mengenai banyaknya software
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan yang digunakan dalam penyelesaian pekerjaan
revolusi industri 4.0 sebagai berikut: Bagaimana dan latar belakang Pendidikan Karyawan:
tren pendidikan yang mengisi pekerjaan
Tabel 5
Penggunaan Software dan Latar Belakang Pendidikan Karyawan
Karyawan dengan
Software yang
Nama KJA Pendidikan
Digunakan (jenis)
Akuntansi
KJA FETRI. SE. AK.MM. BKP.
5 ü
CA. ACPA
KJA Juhli Edi Simanjuntak 2 ü

KJA Lilis Susanti 5 ü

PT AKUNTAN MANDIRI SE- ü


2
JATI
Sembilan Sembilan Cahaya Les- ü
2
tari
Sumber: Data Diolah (2019)
Dengan rata-rata usia berdiri KJA adalah 3 software. Sedangkan semua karyawan di KJA
(tiga) tahun, banyaknya software yang digunakan adalah lulusan atau mahasiswa sedang kuliah
dalam menyelesaikan pekerjaan ada 2 (dua) KJA dengan jurusan yang linier dengan bidang
yang menggunakan lima macam software, dengan pekerjaan (dapat dilihat pada tabel 5).
rata-rata yang lain menggunakan dua macam Yang menarik dari hasil survey KJA adalah
Tabel 6
Prosentase Jumlah Karyawan Tiap Jenjang Pendidikan
Tingkat Pendidikan Karyawan Prosentase
Lulusan SMU/ SMK 20 %
Sedang Kuliah 60 %

D3 40%

D4 0%

S1 80 %

S2 dan/ S3 40 %

Sumber: Data Diolah (2019)

Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 105
Akuntan Dalam Industri 4.0: Studi Kasus Kantor Jasa Akuntan (Kja) Di Wilayah Kepulauan Riau

bahwa lulusan Diploma 4 (D4) Akuntansi masih penyelesaian pekerjaan). Dan sisanya sebesar
belum mengisi tenaga kerja di KJA 40% KJA menggunakan komputer dan internet
(prosentasenya 0%), dan yang paling tinggi sebanyak 51-75% dari total waktu penyelesaian
adalah penyerapan untuk Strata 1 sebanyak 80%. pekerjaan dibandingkan dengan pengerjaan
Padahal menurut Sururi (2019), pendidikan manual (kurang dari 50% dari total waktu
vokasi akuntansi mencakup kompetensi analitis, penyelesaian). Hasil ini mengindikasikan bahwa
adaptasi, kerjasama, interpersonal, manajerial, sebagian besar KJA sudah mulai menggunakan
berorganisasi, taktis dan operasional. Di software dan IoT dibandingkan dengan tenaga
Indonesia masih banyak perusahaan yang kerja manual. Hal ini dapat menimbulkan
mempekerjakan pendidikan jalur non vokasi. masalah apabila setiap lulusan akuntansi tidak
Pertanyaan kedua: “Bagaimana efek dari IoT dibekali dengan softskill tentang software dan
terhadap tenaga kerja akuntan profesional?” teknologi. Mereka akan tergilas oleh kemajuan
teknologi atau AI yang dapat menggantikan
Berdasarkan survey, sebesar 60% KJA merasa kemampuan manusia.
bahwa penggunaan IoT dan software membawa
dampak terhadap pengurangan penggunaan
tenaga kerja profesional akuntansi. Sebesar 60% Ada beberapa aktivitas akuntansi yang dapat
KJA menggunakan 70-100% total waktu dilakukan oleh tenaga kerja profesional (akuntan),
menyelesaikan pekerjaan menggunakan komputer software, dan teknologi AI. Berikut disajikan
(software) dan internet dibandingkan dengan prosentase pengerjaan aktivitas akuntansi per
pengerjaan manual (kurang dari 30% total waktu subjek:

Tabel 7
Besarnya aktivitas akuntansi dan subjek pelaku di KJA Wilayah Kepri
Prosentase Pengerjaan oleh
Aktivitas Subjek/ Pelaku
Subjek (dalam %)
Akuntan 0
Data entry Operator/ Akuntan 100
Software/ AI 0
Akuntan 60
Penjurnalan Software 80
AI (Artificial Intelligence) 0
Akuntan/ Auditor 100
Pekerjaan Kepatuhan Software 20
AI 0
Staf Akunting 60
Mengambil dokumen klien
Email (electronic document) 100
Mempersiapkan tagihan dan Akuntan 100
permintaan barang Software 40
Akuntan 40
Mempersiapkan buku besar Spread Sheet 20
Software 80
Akuntan 80
Rekonsiliasi
Software 60
Auditor 80
Investigasi Personal Dalam Audit Software in forensic analysis 60
AI 0
Akuntan 100
Menyiapkan dokumen pajak dan
Software 60
perhitungan
Machine Learning Algorithm 0
Akuntan 100
Menyiapkan Laporan Keuangan Software 60
Automated Annual Report 0
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa 80% pengerjaan penjurnalan menggunakan
ada tiga jenis aktivitas yang memiliki prosentase software), mengambil dokumen klien (100%
tertinggi dalam penggunaan software menggunakan email dan 60% diambil oleh staf
dibandingkan tenaga kerja manual yaitu akunting), dan mempersiapkan buku besar (80%
penjurnalan (60% dilakukan oleh akuntan dan dilakukan menggunakan software, 40% oleh

Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 106
Akuntan Dalam Industri 4.0: Studi Kasus Kantor Jasa Akuntan (Kja) Di Wilayah Kepulauan Riau

akuntan, dan 20% menggunakan spread sheet). menciptakan kesempatan pekerjaan baru misalnya
Sedangkan ada tujuh jenis aktivitas yang dalam hal teknologi informasi dan teknologi
memiliki prosentase tertinggi dalam penggunaan keamanan data (Nagy et al., 2018).
tenaga profesional (akuntan) antara lain data entry Menurut survey Half (2018), sesuai dengan
(100% dilakukan oleh operator/ akuntan), Laporan dari US Bureau of Labor Statistics,
pekerjaan kepatuhan (100% dilakukan oleh angka pengangguran akuntan di Amerika Serikat
akuntan/ auditor dan hanya 20% dilakukan oleh mengalami penurunan yaitu dari 4.2% pada tahun
software), mempersiapkan tagihan dan 2011 dibandingkan pada tahun 2018 sebesar
permintaan barang (100% masih dilakukan oleh 1.8%. Hal ini bisa menjadi sedikit pengharapan
akuntan dan 40% dilakukan melalui software), bagi akuntan di Indonesia khususnya, mengingat
rekonsiliasi (80% dilakukan oleh akuntan dan area akuntansi di era revolusi 4.0 bersifat global.
60% dikerjakan oleh software), investigasi
personal dalam audit (80% dilakukan oleh auditor V. SIMPULAN
langsung dan 60% dikerjakan oleh software
inforensic analysis), menyiapkan dokumen pajak Berdasarkan hasil dari penelitian ini,
dan perhitungannya (100% dikerjakan oleh didapatkan bahwa penggunaan tenaga kerja
akuntan dan 60% dikerjakan oleh software), dan akuntan profesional masih cukup tinggi yakni
menyiapkan Laporan Keuangan (100% oleh 80% merupakan Sarjana Akuntansi. Penggunaan
akuntan dan 60% dilakukan oleh software). IoT pada penyelesaian pekerjaan adalah sebesar
Dengan kata lain, masih lebih banyak jenis 60% KJA menggunakan 70-100% dari total
pekerjaan akuntansi yang masih mempercayakan waktu pengerjaan pekerjaan menggunakan
menggunakan lebih banyak tenaga kerja komputer dan internet (IoT). Selain itu, penelitian
profesional ketimbang dikerjakan oleh software. ini menghasilkan kesimpulan bahwa softskill
dalam hal kemampuan berpikir kritis dan analitis
Pertanyaan ketiga: “Bagaimana kesempatan lah yang menjadi softskill tertinggi yang
dan tantangan yang dihadapi oleh akuntan dibutuhkan KJA.
profesional?”
Penelitian ini memberikan kontribusi dalam
Berdasarkan hasil survey, softskill yang menyediakan bukti penggunaan IoT pada area
dibutuhkan oleh KJA untuk akuntan profesional pekerjaan akuntan profesional dan sebagai bahan
adalah memiliki kemampuan berpikir kritis dan benchmark antar KJA. Perubahan skill
analitis (sebesar 100% KJA), memiliki dibutuhkan agar SDM tetap relevan dengan
kemampuan komunikasi yang baik (sebesar 40% perkembangan teknologi kedepannya.
KJA), dan memiliki kemampuan entry data
(sebesar 20% KJA). Tidak ada jaminan model ekonomi yang
sekarang bertransformasi menjadi digital
Dalam menghadapi revolusi 4.0, akuntan ekonomi, akan tetap menjadi mainstream
profesional mengalami perubahan peran dimana ekonomi masa depan. Ketika model bisnis dan
yang dahulu sebagai data entry menjadi jasa perekonomian bertransformasi sedemikian rupa,
konsultasi dan big data analysis (sebagai contoh tidak ada jaminan bahwa profesi akuntan akan
menyediakan sumber baru data non finansial, tetap eksis dan relevan di masa depan. Karena itu,
membantu keputusan khusus dan menyediakan profesi akuntansi dituntut melakukan peningkatan
penilaian, serta menyediakan hard evidence). keahlian untuk membuat kita tetap berada di
Seorang akuntan profesional (CA/ Chartered pusaran aktivitas ekonomi digital di masa depan.
Accountant atau CPA/ Chartered Public Sehingga apa yang dikatakan Hawking (2015)
Accountant) harus meningkatkan pengetahuan bahwa “Computers will overtake humans with AI
akan teknologi terutama software, AI dan at some within the next 100 years. When that
sebagainya, disamping juga harus memperhatikan happens, we need to make sure the computers
aspek cyber security seperti kontrol yang baru have goals aligned with ours” dapat kita
pada detection, response, dan resilience, jembatani dan kita persiapkan. Hanya ada dua
pendekatan eksternal yang dinamis (Akhter & pilihan bagaimana menghadapi era digital
Sultana, 2018). economy, menjadi pemain dan terlibat mengambil
Semisal dalam dunia perbankan dipercaya keuntungan darinya, atau menjadi korban, pasar,
bahwa teknologi akan mengurangi banyak jenis dan hanya sebatas objek penderita dalam interaksi
pekerjaan, tetapi sebenarnya bank mempunyai global yang tanpa batas ini (IAI, 2019).
kesempatan dalam mengakses bisnis baru,
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 107
Akuntan Dalam Industri 4.0: Studi Kasus Kantor Jasa Akuntan (Kja) Di Wilayah Kepulauan Riau

Rekomendasi (saran) bagi penelitian lebih Diambil dari: https://isca.org.sg/tkc/our-future-


lanjut adalah dengan menambahkan jumlah KJA together/publications/publications/2017/may/
industry-perspectives-future-of-professional-learning
atau akuntan profesional di wilayah yang lebih -and-entrepreneurship.
luas atau bahkan di luar Indonesia, sehingga data Islam, Muhammad Azizul. (2017). Future of A ccounting
yang diolah lebih signifikan. Topik dari penelitian Profession: Three Major Changes and Implications
ini sangatlah luas, tetapi hasil dari penelitian ini for Teaching and Research. International Federation
tidak dapat secara mutlak untuk of Accountants. Diambil dari: https://www.ifac.org/
global-knowledge-gateway/business-reporting/
digeneralisasikan, karena sampel yang digunakan discussion/future-accounting-profession-three-major
terbatas. Kemenristekdikti. (2018). Menristekdikti: Profesi Akuntan
Harus Beradaptasi Dengan Revolusi Industri 4.0.
DAFTAR PUSTAKA Diambil dari https://ristekdikti.go.id/kabar/
menristekdikti-profesi-akuntan-harus-beradaptasi-
Accountants, A. O. C. C., & Accountants, I. of M. (2013). dengan-revolusi-industri-4-0.
Digital Darwinism: Thriving in the face of Kompasiana. (2019). Akuntansi di Era Revolusi Industri 4.0.
technology change. A cca, 1–64. Retrieved from Diambil dari https://www.kompasiana.com/
http://www.accaglobal.com/content/dam/acca/global/ lizazu/5c2c296c12ae940f8754b280/akuntansi-di-era-
PDF-technical/futures/pol-afa-tt2.pdf revolusi-industri-4-0.
Agbor, J. M. (2011). The Relationship between Customer Kumar, V., & Reinartz, W. J. (2006). Customer relationship
Satisfaction and Service Quality: A Study of Three management: A databased approach. Hoboken, NJ:
Service Sectors in Umeå. Middle Eastern Finance Wiley.
and Economics, 4(3), 92. https://doi.org/10.1017/
CBO9781107415324.004 Nagy, J., Oláh, J., Erdei, E., Máté, D., & Popp, J. (2018).
The role and impact of industry 4.0 and the internet
Akhter, A., & Sultana, R. (2018). Sustainability of of things on the business strategy of the value chain-
Accounting Profession at the Age of Fourth the case of hungary. Sustainability (Switzerland), 10
Industrial Revolution. International Journal of (10). https://doi.org/10.3390/su10103491
Accounting and Financial Reporting, 8(4), 139.
https://doi.org/10.5296/ijafr.v8i4.13689 PriceWaterhouseCoopers. (2016). 2016 Global Industry 4.0
Survey Industry 4.0 : Building the digital enterprise.
Burritt, R., & Christ, K. (2016). Industry 4.0 and Pwc.Com, 1–36. https://doi.org/www.pwc.com/gx/
environmental accounting: a new revolution? A sian en/industries/industrial-manufacturing/publications/
Journal of Sustainability and Social Responsibility, 1 assets/pwc-building-digital- enterprise.pdf.
(1), 23–38. https://doi.org/10.1186/s41180-016-0007
-y Seele, P. (2016). Digitally unified reporting: how XBRL-
based real-time transparency helps in combining
Frey, C. B., & Osborne, M. A. (2018). The Future of integrated sustainability reporting and performance
Unemployment. Constructing Unemployment, 233– control. Journal of Cleaner Production, 136, 65–77.
241. https://doi.org/10.4324/9781351161329-10 https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2016.01.102
Goh, C., Seow, P. S., & Pan, G. (2017). Automation and Sururi. (2019). Gagasan Framework Rancangan Kurikulum
the Accounting profession. Institute of Singapore Vokasi Akuntansi Dengan Inklusi RI 4.0 dan Meme.
Chartered Accountants Journal. Diambil dari: Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.
http://ink.library.smu.edu.sg/soa_research/1640.
Gubbi, J., Buyya, R., Marusic, S., & Palaniswami, M.
(2013). Internet of Things (IoT): A vision,
architectural elements, and future directions. Future
Generation Computer Systems, 29(7), 1645–1660.
https://doi.org/10.1016/j.future.2013.01.010
Half, Robert. (2018). Hiring Report: Low Unemployment
Rates for Financial Professionals. Diambil dari:
https://www.roberthalf.com/blog/evaluating-job-
candidates/hiring-report-low-unemployment-rates-
for-financial-professionals.
Hawking, S. (2015). Google Zeitgeist 2015. London.
Diambil dari: https://www.youtube.com/watch?
v=IBfwgHLLPfs.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2019). Prakarsa 6.1:
Langkah ke Depan Akuntan Indonesia di Usia yang
ke 61 IAI, Menguasai Perubahan, Menyiapkan Masa
Depan, Meneguhkan Kejayaan Akuntan Profesional
Negeri. Jakarta.
Institute of Singapore Chartered Accountants (ISCA) and the
Institute of Chartered Accountants in England and
Wales (ICAEW). (2017). Our Future Together:
Industry Perspectives on the Future of Professional
Learning and Entrepreneurship. ISCA and ICAEW.

Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 108
Akuntan Dalam Industri 4.0: Studi Kasus Kantor Jasa Akuntan (Kja) Di Wilayah Kepulauan Riau

Tabel 8
Daftar Kantor Jasa Akuntan (KJA) Yang Telah Memperoleh Izin Dari Menteri Keuangan Per 12 September 2018

TANGGA PEMIMPIN
NAMA KJA NO KMK ALAMAT NO TELP E-MAIL
L KMK KJA
Gedung Dana
Graha lt. 5 No. 508
Fetri, S.E., Ak., 111/ 18/ RT/RW: 002/005 fetri.akuntan@gma
M.M., BKP., KM.1PPPK/2 Desember/2 Fetri Kel: Sei Jodoh Kec: 0778-421439
CA 015 015 Batu Ampar Batam il.com
Kepulauan Riau
29432
Jl. Aisyah Sulaiman
KM. 8 Atas
Komplek Ruko
0771-
73/ 2/ Juhli Edi Blok D No. 17, RT.
Juhli Edi 7335657, juhliedi@yahoo.co
KM.1PPPK/2 Agustus/20 Suranta 008/004, Kelurahan
Simanjuntak 0852- m
017 17 Simanjuntak Sei Jang, Kec.
63157373
Bukit Bestari, Kota
Tanjung Pinang,
Kepri 29124
The Central
Business Blok B-1
29/ No. 18, RT.
17/ 0853- lilissusanti18@gm
Lilis Susanti KM.1PPPK/2 Lilis Susanti 003/005, Kel.
April/2017 75320000 ail.com
017 Sukajadi, Kec.
Batam, Batam
29432
Ruko Puri Legenda
Blok C2 No. 8 RT/
RW: 004/007 0778-
102/ 15/
PT. Akuntan Kelurahan: Baloi 8096193, akuntanmandiriseja
KM.1PPPK/2 Desember/2 Erwinta Marius
Mandiri Sejati Permai Kecamatan: 0778- ti@yahoo.com
015 015
Batam Kota 8096225
Batam Kepulauan
Riau 29463
Komp. Kara
PT. Sembilan 21/ hj. Asmaul Industri Blok A,
16/ asmaulhusna177@
Sembilan KM.1PPPK/2 Husna, S.E., No. 10, Batam, 0778-324846
Maret/2017 gmail.com
Cahaya 017 M.M., Ak, CA Kepulauan
Riau
Komplek Nusantara
91/ 16/ Virgo Lazarus
Golden Blok C No. virgopbb@gmail.c
Victorius KM.1PPPK/2 September/ Pehulisa 0778-469129
3, Jalan Engku om
016 2016 Tarigan
Putri, Batam Center

Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 109

Anda mungkin juga menyukai