Tugas Diagram TTT CCT Komplit
Tugas Diagram TTT CCT Komplit
PENDAHULUAN
Maksud utama dari proses perlakuan panas terhadap baja adalah agar
proses perlakuan panas yang spesifik. Struktur yang diperoleh merupakan hasil
transformasi dapat dibaca melalui diagram fasa. Diagram fasa Fe-C dapat
kondisi tidak setimbang tidak dapat menggunakan diagram fasa. Ada dua jenis
baja dan rute untuk mencapai himpunan properti. Ini adalah waktu-suhu
kondisi isotermal tetapi terjadi saat kondisi pendinginan yang terus menerus
(Continuous Cooling).
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Diagram TTT ?
2. Bagaimana cara membaca diagram TTT ?
3. Apa yang dimaksud dengan diagram CCT?
4. Bagaimana cara membaca diagram CCT?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Diagram TTT.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara membaca diagram TTT.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan diagram CCT.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara membaca diagram CCT.
2
BAB II
PEMBAHASAN
austenit terhadap waktu dan temperature. Jika dilihat dari bentuk grafiknya
diagram ini mempunyai nama lain yaitu diagram S atau diagram C. Proses
perlakuan panas bertujuan untuk memperoleh struktur baja yang diinginkan agar
hasil dari proses transformasi dari kondisi awal. Proses transformasi ini dapat
dibaca dengan menggunakan diagram fasa namun untuk kondisi tidak setimbang
diagram fasa tidak dapat digunakan, untuk kondisi seperti ini maka digunakan
diagram TTT. Melalui diagram ini dapat dipelajari kelakuan baja pada setiap
tahap perlakuan panas, diagram ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan
struktur dan sifat mekanik dari baja yang diquench dari temperatur
dekomposisi austenit dan berlaku untuk macam baja tertentu. Baja yang
itu besar butir austenit, adanya inclusi atau elemen lain yang terkandung juga
Dari diagram ini jelas dari dekomposisi austenit dapat diperoleh berbagai variasi
struktur pada baja, struktur mungkin terdiri 100 % perlit kasar, baja bersifat lunak
3
dan ulet, ataupun martensit penuh, ketika baja bersifat keras dan getas. Karena
transformasi baja dapat menghasilkan berbagai sifat maka baja tetap merupakan
4
Dalam diagram TTT, sumbu horizontal adalah sumbu yang menunjukan waktu
yang diperlukan bagi perubahan transformasi austenit pada setiap suhu (dalam
sumbu vertikal) , atau keadaan transformasi pada setiap perubahan suhu persatuan
sumbu tegak hingga garis S pertama (kiri) menunjukan waktu yang berlangsung
pendinginan makin lambat (kecil) makin besar waktu yang ditunjukan dalam
sumbu tersebut, atau makin kekanan dalam diagram, dan sebaliknya. Kecepatan
5
dari diagram “S”. Martensit akan diperoleh pada setiap kecepatan pendinginan
pendinginan kritis ini tergantung dari posisi nose berhubungan erat dengan sumbu
waktu (waktu yang diperlukan untuk transformasi) dan ini ditentukan oleh
komposisi, grain size, dan kondisi austenit sebelum quenching, yang semua ini
tergantung dari macam baja. Bilamana kecepatan pendinginan lebih cepat dari
kecepatan kritis maka transformasi austenit menjadi martensit terjadi pada garis
Ms (martensit start).
Bila baja kita dinginkan cepat sampai dibawah A1 dan dibiarkan beberapa saat
sedemikian rupa jatuh pada daerah dimana perlit baru sebagian terjadi, kemudian
dilanjutkan segera dengan quench maka akan terjadi struktur perlit dan martensit
sebagian. Martensit ini adalah hasil transformasi isotermis sebagian austenit pada
suhu diatas tadi. Lamanya baja berada pada suhu dibawah A1 akan menentukan
banyaknya pembentukan perlit atau bainit, dan menentukan jumlah austenit sisa
yang membentuk martensit setelah quench. Dengan kata lain perkataan proses
pembentukan perlit/bainit pada suhu tersebut terhenti pada saat quenching. Garis
sebelah kiri menunjukkan saat setelah berapa lama dimulai transformasi dan garis
6
2.2 DIAGRAM CCT
pendinginan kontinyu dengan fasa atau struktur yang terbentuk setelah terjadinya
umumnya tidak terjadi saat kondisi isotermal tetapi terjadi saat kondisi
pendinginan yang terus menerus (Continuous Cooling). Proses ini dapat kita lihat
Temperatur ini ditunjukkan oleh diagram CCT di atas sebaga titik t. kemudian
7
baja didinginkan dengan berbagai macam variasi pendinginan. Proses
pendinginan diperlihatkan oleh garis miring dimana semakin miring garis yang
annealing) diperlihatkan oleh garis lurus v1, pendinginan yang sedikit lebih cepat
diperlihatkan oleh garis v2, yang lebih cepat (untuk quenching dengan oli)
diperlihatkan oleh garis v3 dan v4 dan yang paling cepat (pendinginan dengan air)
Saat pendinginan paling lambat pada garis v1 yang berpotongan dengan dua buah
dan dan kurva akhir transformasi berpotongan dengan titik b1. Ini berarti bahwa
ferit – sementit.
M), butiran ferit – sementit bergumpal dan sedikit menyebar dengan bentuk yang
berpotongan dengan dua kurva transformasi. Ini berarti bahwa meskipun austenit
telah seluruhnya berubah menjadi gumpalan ferit sementit, namun pada range a2 –
b2, melalui temperatur yang lebih merata yang disebut dengan sorbit.
menjadi butiran ferit sementit. Pendinginan yang lebih cepat dari v3, seperti v4,
8
garis v4 hanya memotong kurva pada saat awal transformasi (titik a 4), dan tidak
melewati kurva akhir transformasi. Ini berarti, ferit sementit mulai terbentuk
namun tidak seluruhnya. Dengan kata lain sebagian volume butir austenit berubah
jadi ferit dan sementit, namun bagian lainnya menjadi martensit sewaktu
mencapai temperatur M (di titik M4). Dengan demikian, struktur baja dingin pada
v4 sebagian terdiri dari troostie dan yang lainnya martensit. Struktur yang aneh ini
pada seluruh baja didinginkan lebih cepat dari v3, namun lebih lambat dari v5.
Untuk baja karbon pendinginan ini sama dengan quenching dalam oli. Gambar 2
menunjukkan diagram CCT untuk baja secara skematika. Terlihat bahwa Kurva-
menghasilkan fasa atau struktur baja yang berbeda. Setiap kurva pendinginan
yaitu kurva (a), (b), dan (c) memperlihatkan permulaan dan akhir dari
9
Sebagai ilustrasi, baja mengandung 0,2 persen karbon yang telah diaustenisasi
pada temperatur 920 celcius, kemudian didinginkan dengan laju yang berbeda
cepat dari temperature austenite sekitar 920 celcius ke temperature 200 celcius.
lambat ini menyebabkan fasa austenite terdekomposisi manjadi fasa ferit dan
perlit.
Secara mikroskopik, pengaruh perbedaan laju pendinginan untuk kurva (a), (b),
dan (c) terhadap fasa atau struktur baja akhir dapat dilihat pada Gambar 2 di
bawah.
10
Gambar 2. Struktur Mikro Pada Laju Pendinginan Berbeda
BAB III
11
PENUTUP
3.1 Simpulan
Ada dua jenis utama transformasi diagram yang membantu dalam memilih
optimal pengolahan baja dan rute untuk mencapai himpunan properti. Ini adalah
austenit terhadap waktu dan temperature. Jika dilihat dari bentuk grafiknya
diagram ini mempunyai nama lain yaitu diagram S atau diagram C. Diagram
kontinyu dengan fasa atau struktur yang terbentuk setelah terjadinya transformasi
fasa.
3.2 Saran
Setelah mengetahui dan paham tentang materi-materi yang dibahas seperti apa
itu Diagram TTT dan apa itu Diagram CCT. Mahasiswa atau Peserta didik dapat
memahami tentang Mata Kuliah Metalurgi Fisik. Serta masukan terhadap Dosen,
supaya jumlah SKS untuk Maa kuliah Kinemetika Dan Dinamika ditambah lagi
menjadi 3 SKS.
DAFTAR PUSTAKA
12
Smallman, R. E and R. J Bishop. 1999. Metalurgi Fisik Mdern dan Rekayasa
Material.
http://books.google.co.id/books?
id=fwdVwrst04C&pg=PA300&dq=definisi+diagram+TTT&hl=id&sa=X&ei=uy
FaT9_N4HWrQfAsvz7Cw&ved=0CDYQ6AEwAQ#v=onepage&q=definisi
%20diagram%20TTT&f=false diakses pada tanggal 9 Maret 2012 pada pukul
22.48 WIB 2005. Pengaruh Suhu Tempering Terhadap Kekerasan.
http://eprints.undip.ac.id/1708/1/PENGARUH_SUHU_TEMPERING_TERHAD
AP_KEKERASAN_.pdf diakses pada tanggal 9 Maret 2012 pada pukul 18.53
WIB 2009. Time-Temperature-Transformation (TTT) Diagram
http://bama.ua.edu/~ywei5/spring2009me350/S09_TTT_Diagram.pdf diakses
pada tanggal 9 Maret 2012 pada pukul 18.47 WIB 2004. Diagram TTT.
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_MESIN/19660728199
2021-YUSEP_SUKRAWAN/DIAGRAM_TTT.pdf diakses pada tanggal 9 Maret
2012 pada pukul 18.21 WIB
13