Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Maksud utama dari proses perlakuan panas terhadap baja adalah agar

diperoleh struktur yang diinginkan supaya cocok dengan penggunaan yang

direncanakan. Struktur tersebut dapat diperkirakan dengan cara menerapkan

proses perlakuan panas yang spesifik. Struktur yang diperoleh merupakan hasil

dari proses transformasi dari kondisi sebelumnya (awal). Beberapa proses

transformasi dapat dibaca melalui diagram fasa. Diagram fasa Fe-C dapat

digunakan untuk memperkirakan beberapa kondisi transformasi tetapi untuk

kondisi tidak setimbang tidak dapat menggunakan diagram fasa. Ada dua jenis

utama transformasi diagram yang membantu dalam memilih optimal pengolahan

baja dan rute untuk mencapai himpunan properti. Ini adalah waktu-suhu

transformasi (TTT) dan pendinginan kontinu transformasi (CCT) diagram.

Dengan demikian, untuk setiap kondisi transformasi lebih baik menggunakan

diagram TTT (Time – Temperature - Transformation). Diagram ini

menghubungkan transformasi austenit terhadap waktu dan temperatur. Saat

kondisi perlakuan panas sebenarnya, transformasi umumnya tidak terjadi saat

kondisi isotermal tetapi terjadi saat kondisi pendinginan yang terus menerus

(Continuous Cooling).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Diagram TTT ?
2. Bagaimana cara membaca diagram TTT ?
3. Apa yang dimaksud dengan diagram CCT?
4. Bagaimana cara membaca diagram CCT?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Diagram TTT.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara membaca diagram TTT.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan diagram CCT.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara membaca diagram CCT.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DIAGRAM TTT

Diagram TTT adalah suatu diagram yang menghubungkan transformasi

austenit terhadap waktu dan temperature. Jika dilihat dari bentuk grafiknya

diagram ini mempunyai nama lain yaitu diagram S atau diagram C. Proses

perlakuan panas bertujuan untuk memperoleh struktur baja yang diinginkan agar

cocok dengan penggunaan yang direncanakan. Struktur yang diperoleh merupakan

hasil dari proses transformasi dari kondisi awal. Proses transformasi ini dapat

dibaca dengan menggunakan diagram fasa namun untuk kondisi tidak setimbang

diagram fasa tidak dapat digunakan, untuk kondisi seperti ini maka digunakan

diagram TTT. Melalui diagram ini dapat dipelajari kelakuan baja pada setiap

tahap perlakuan panas, diagram ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan

struktur dan sifat mekanik dari baja yang diquench dari temperatur

austenitisasinya ke suatu temperatur dibawah A1. Diagram ini menunjukan

dekomposisi austenit dan berlaku untuk macam baja tertentu. Baja yang

mempunyai komposisi berlainan akan mempunyai diagram yang berlainan, selain

itu besar butir austenit, adanya inclusi atau elemen lain yang terkandung juga

mempunyai pengaruh yang sama.

Dari diagram ini jelas dari dekomposisi austenit dapat diperoleh berbagai variasi

struktur pada baja, struktur mungkin terdiri 100 % perlit kasar, baja bersifat lunak

3
dan ulet, ataupun martensit penuh, ketika baja bersifat keras dan getas. Karena

transformasi baja dapat menghasilkan berbagai sifat maka baja tetap merupakan

material konstruksi utama untuk keperluan rekayasa.

4
Dalam diagram TTT, sumbu horizontal adalah sumbu yang menunjukan waktu

yang diperlukan bagi perubahan transformasi austenit pada setiap suhu (dalam

sumbu vertikal) , atau keadaan transformasi pada setiap perubahan suhu persatuan

waktu (kecepatan pendinginan) pada proses pendinginan. Lintasan mendatar dari

sumbu tegak hingga garis S pertama (kiri) menunjukan waktu yang berlangsung

hingga tercapainya awal perbentukan austenit, sedang garis S ke dalam (kanan)

menyatakan saat berakhirnya perubahan bentuk. Jarak mendatar antara kedua

garis liku menyatakan jangka waktu proses perubahan bentuk. Kecepatan

pendinginan makin lambat (kecil) makin besar waktu yang ditunjukan dalam

sumbu tersebut, atau makin kekanan dalam diagram, dan sebaliknya. Kecepatan

pendinginan terkecil untuk memperoleh martensit ditentukan oleh posisi “nose”

5
dari diagram “S”. Martensit akan diperoleh pada setiap kecepatan pendinginan

yang sedemikian rupa tidak memotong diagram S tersebut. Kecepatan

pendinginan yang terendah untuk menghasilkan martensit (menyinggung nose)

disebut kecepatan pendinginan kritis (critical cooling rates). Kecepatan

pendinginan kritis ini tergantung dari posisi nose berhubungan erat dengan sumbu

waktu (waktu yang diperlukan untuk transformasi) dan ini ditentukan oleh

komposisi, grain size, dan kondisi austenit sebelum quenching, yang semua ini

tergantung dari macam baja. Bilamana kecepatan pendinginan lebih cepat dari

kecepatan kritis maka transformasi austenit menjadi martensit terjadi pada garis

Ms (martensit start).

Bila baja kita dinginkan cepat sampai dibawah A1 dan dibiarkan beberapa saat

sedemikian rupa jatuh pada daerah dimana perlit baru sebagian terjadi, kemudian

dilanjutkan segera dengan quench maka akan terjadi struktur perlit dan martensit

sebagian. Martensit ini adalah hasil transformasi isotermis sebagian austenit pada

suhu diatas tadi. Lamanya baja berada pada suhu dibawah A1 akan menentukan

banyaknya pembentukan perlit atau bainit, dan menentukan jumlah austenit sisa

yang membentuk martensit setelah quench. Dengan kata lain perkataan proses

pembentukan perlit/bainit pada suhu tersebut terhenti pada saat quenching. Garis

sebelah kiri menunjukkan saat setelah berapa lama dimulai transformasi dan garis

sebelah kanannya adalah akhir transformasi (100%) pada tiap-tiap suhu.

6
2.2 DIAGRAM CCT

Diagram Continuous  Cooling  Transformation, atau biasa disebut CCT

Diagram, merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara laju

pendinginan kontinyu dengan fasa atau struktur yang terbentuk setelah terjadinya

transformasi fasa. Saat kondisi perlakuan panas sebenarnya, transformasi

umumnya tidak terjadi saat kondisi isotermal tetapi terjadi saat kondisi

pendinginan yang terus menerus (Continuous Cooling). Proses ini dapat kita lihat

pada diagram CCT (Continuous Cooling Transformation) berikut:

Gambar : 1 Diagram CCT pada baja Karbon.

Beberapa spemen baja eutektoid dipanaskan pada temperatur di atas titik A 1.

Temperatur ini ditunjukkan oleh diagram CCT di atas sebaga titik t. kemudian

7
baja didinginkan dengan berbagai macam variasi pendinginan. Proses

pendinginan diperlihatkan oleh garis miring dimana semakin miring garis yang

terbentuk semakin cepat pendinginannya. Pendinginan yang paling lambat (untuk

annealing) diperlihatkan oleh garis lurus v1, pendinginan yang sedikit lebih cepat

diperlihatkan oleh garis v2, yang lebih cepat (untuk quenching dengan oli)

diperlihatkan oleh garis v3 dan v4 dan yang paling cepat (pendinginan dengan air)

ditunjukkan oleh garis v5 dan v6.

Saat pendinginan paling lambat pada garis v1 yang berpotongan dengan dua buah

kurva transformasi berikut sewaktu awal transformasi berpotongan pada titik a 1

dan dan kurva akhir transformasi berpotongan dengan titik b1. Ini berarti bahwa

pendinginan yang lambat, austenit seluruhnya bertransformasi menjadi aggregat

ferit – sementit.

Karena transformasi terjadi sewaktu temperatur tertinggi (range temperatur A 1 –

M), butiran ferit – sementit bergumpal dan sedikit menyebar dengan bentuk yang

lain yang disebut dengan perlit.

Pendinginan yang lebih cepat (seperti sewaktu normalizing) garis v2 juga

berpotongan dengan dua kurva transformasi. Ini berarti bahwa meskipun austenit

telah seluruhnya berubah menjadi gumpalan ferit sementit, namun pada range a2 –

b2, melalui temperatur yang lebih merata yang disebut dengan sorbit.

Pendinginan yang tidak melewati v3, kurva memperlihatkan proses pendinginan

memotong kedua kurva transformasi, yang menghasilkan dekomposisi austenit

menjadi butiran ferit sementit. Pendinginan yang lebih cepat dari v3, seperti v4,

8
garis v4 hanya memotong kurva pada saat awal transformasi (titik a 4), dan tidak

melewati kurva akhir transformasi. Ini berarti, ferit sementit mulai terbentuk

namun tidak seluruhnya. Dengan kata lain sebagian volume butir austenit berubah

jadi ferit dan sementit, namun bagian lainnya menjadi martensit sewaktu

mencapai temperatur M (di titik M4). Dengan demikian, struktur baja dingin pada

v4 sebagian terdiri dari troostie dan yang lainnya martensit. Struktur yang aneh ini

pada seluruh baja didinginkan lebih cepat dari v3, namun lebih lambat dari v5.

Untuk baja karbon pendinginan ini sama dengan quenching dalam oli. Gambar 2

menunjukkan diagram CCT untuk baja secara skematika. Terlihat bahwa Kurva-

Kurva pendinginan kontinyu dengan laju pendinginan yang berbeda akan

menghasilkan fasa atau struktur baja yang berbeda. Setiap kurva pendinginan

yaitu kurva (a), (b), dan (c) memperlihatkan permulaan dan akhir dari

dekomposisi austenite menjadi fasa atau struktur baja akhir.

Gambar 2. Diagram Continuous Cooling Transformation, CCT Diagram

9
Sebagai ilustrasi, baja mengandung 0,2 persen karbon yang telah diaustenisasi

pada temperatur 920 celcius, kemudian didinginkan dengan laju yang berbeda

sampai temperature 200 dan 250 celcius.

Kurva pendinginan (a) menunjukkan pendinginan secara kontinyu yang sangat

cepat dari temperature austenite sekitar 920 celcius ke temperature 200 celcius.

Laju pendinginan cepat ini menghasilkan dekomposisi fasa austenite menjadi

martensit.  Fasa Austenite akan mulai terdekomposisi menjadi martensit pada

Temperature  Ms, martensite start. Sedangkan akhir pembentukan martensit akan

berakhir ketika pendinginan mencapai temperature Mf, martensite finish.

Kurva pendinginan (b) menunjukkan pendinginan kontinyu dengan laju

sedang/medium dari temperature 920 celcius ke 250 celcius. Dengan laju

pendinginan kontinyu ini fasa austenite terdekomposisi menjadi struktur bainit.

Kurva pendinginan (c) menunjukkan pendinginan kontinyu dengan laju

pendinginan lambat dari temparatur 920 celcius ke 250 celcius. Pendinginan

lambat ini menyebabkan fasa austenite terdekomposisi manjadi fasa ferit dan

perlit.

Secara mikroskopik, pengaruh perbedaan laju pendinginan untuk kurva (a), (b),

dan (c) terhadap fasa atau struktur baja akhir  dapat dilihat pada Gambar 2 di

bawah.

10
Gambar 2. Struktur Mikro Pada Laju Pendinginan Berbeda

BAB III

11
PENUTUP

3.1 Simpulan

Ada dua jenis utama transformasi diagram yang membantu dalam memilih

optimal pengolahan baja dan rute untuk mencapai himpunan properti. Ini adalah

waktu-suhu transformasi (TTT) dan pendinginan kontinu transformasi (CCT)

diagram. Diagram TTT adalah suatu diagram yang menghubungkan transformasi

austenit terhadap waktu dan temperature. Jika dilihat dari bentuk grafiknya

diagram ini mempunyai nama lain yaitu diagram S atau diagram C. Diagram

Continuous  Cooling  Transformation, atau biasa disebut CCT Diagram,

merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara laju pendinginan

kontinyu dengan fasa atau struktur yang terbentuk setelah terjadinya transformasi

fasa.

3.2 Saran

Setelah mengetahui dan paham tentang materi-materi yang dibahas seperti apa

itu Diagram TTT dan apa itu Diagram CCT. Mahasiswa atau Peserta didik dapat

memahami tentang Mata Kuliah Metalurgi Fisik. Serta masukan terhadap Dosen,

supaya jumlah SKS untuk Maa kuliah Kinemetika Dan Dinamika ditambah lagi

menjadi 3 SKS.

DAFTAR PUSTAKA

12
Smallman, R. E and R. J Bishop. 1999. Metalurgi Fisik Mdern dan Rekayasa
Material.

http://books.google.co.id/books?
id=fwdVwrst04C&pg=PA300&dq=definisi+diagram+TTT&hl=id&sa=X&ei=uy
FaT9_N4HWrQfAsvz7Cw&ved=0CDYQ6AEwAQ#v=onepage&q=definisi
%20diagram%20TTT&f=false diakses pada tanggal 9 Maret 2012 pada pukul
22.48 WIB 2005. Pengaruh Suhu Tempering Terhadap Kekerasan.

http://eprints.undip.ac.id/1708/1/PENGARUH_SUHU_TEMPERING_TERHAD
AP_KEKERASAN_.pdf diakses pada tanggal 9 Maret 2012 pada pukul 18.53
WIB 2009. Time-Temperature-Transformation (TTT) Diagram

http://bama.ua.edu/~ywei5/spring2009me350/S09_TTT_Diagram.pdf diakses
pada tanggal 9 Maret 2012 pada pukul 18.47 WIB 2004. Diagram TTT.

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_MESIN/19660728199
2021-YUSEP_SUKRAWAN/DIAGRAM_TTT.pdf diakses pada tanggal 9 Maret
2012 pada pukul 18.21 WIB

Engineering, Mechanical. 2010. TRANSFORMASION DIAGRAMS(CCT &


TTT). http://tech-mesin.blogspot.com/2010/03/transformasion-diagramscct-
ttt.html diakses pada tanggal 9 maret 2012 pukul 18.19 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai