DISUSUN OLEH :
A. DEFINISI
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap
diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan
diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai
ideal diri (Yosep,2009).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
sendiri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung
atau tidak langsung diekspresikan (Towsend,2008).
Harga diri rendah adalah perasaan negative terhadap diri
sendiri,hilangnya percaya diri dan harga diri,merasa gagal mencapai
keinginan(Keliat,2011).
B. ETIOLOGI
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Dalam tinjuan life span history klien. Penyebab terjadinya
harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang
diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa
remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan
tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah,
pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan
cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya
(Yosep, 2009).
Menurut Stuart & Sundeen (2006), faktor-faktor yang
mengakibatkan harga diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi
dan faktor presipitasi sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realiMinak, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak
realiMinas.
b. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
c. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur social (Stuart & Sundeen, 2006).
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk
tubuh,kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum,
gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara
emosional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang
muncul secara tiba-tiba, misalnya harus
dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara, termasuk dirawat
dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan
karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat
klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki
pikiran negatif dan meningkat saat dirawat (Yosep,2009).
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping
individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik
poMinaf, kurangnya system pendukung kemunduran
perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif,
disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan
awal (Townsend,2008).
C. KLASIFIKASI
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal
yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang
sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seseorang
yang penting dan berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang
dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.
Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri
dan menolak diri sendiri. Gangguan diri atau harga diri rendah dapat
terjadi secara :
1. Situasional
Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
dioperasi, kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja.
Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi
yang kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan
petugas yang tidak menghargai (Makhripah D & Iskandar, 2012).
2. Kronik
Kronik yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung
lama,yaitu sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang
negativ. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negativ
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive,
kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau
pada pasien gangguan jiwa (Makhripah D & Iskandar, 2012).
D. RENTANG RESPON
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Harga diri kronis
ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
a. Trauma adalah masalah spesifik dengan konsep diri dimana situasi
yang membuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma
emosi seperti penganiayaan seksual dan phisikologis pada masa
anak-anak atau merasa terancam atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupannya.
b. Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak
mampu melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau
tidak merasa sesuai dalam melakukan perannya. Ketegangan peran
ini sering dijumpai saat terjadi konflik peran, keraguan peran dan
terlalu banyak peran. Konflik peran terjadi saat individu
menghadapi dua harapan peran yang bertentangan dan tidak dapat
dipenuhi. Keraguan peran terjadi bila individu tidak mengetahui
harapan peran yang spesifik atau bingung tentang peran yang sesuai
Trauma peran perkembangan
Perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan
Transisi peran situasi
Perubahan jumlah anggota keluarga baik bertambah atau berkurang
Transisi peran sehat-sakit
Pergeseran konsidi pasien yang menyebabkan kehilangan bagian
tubuh, perubahan bentuk , penampilana dan fungsi tubuh, prosedur
medis dan keperawatan ( Herman,2011).
3. Perilaku
a. Citra tubuh, yaitu menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh
tertentu, menolak bercermin, tidak mau mendiskusikan keterbatasan
atau cacat tubuh, menolak usaha rehabilitasi, usaha pengobatan
,mandiri yang tidak tepat dan menyangkal cacat tubuh.
b. Harga diri rendah diantaranya mengkritrik diri atau orang lain,
produkMinavitas menurun, gangguan berhubungan ketengangan
peran, pesimis menghadapi hidup, keluhan fisik, penolakan
kemampuan diri, pandangan hidup bertentangan, distruktif kepada
diri, menarik diri secara sosial, khawatir, merasa diri paling penting,
distruksi pada orang lain, merasa tidak mampu, merasa bersalah,
mudah tersinggung/marah, perasaan negatif terhadap
tubuh.Keracunan identitasdiantaranya tidak ada kode moral,
kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal yang
ekploitatif, perasaan hampa, perasaan mengambang tentang diri,
kehancuran gender, tingkat ansietas tinggi, tidak mampu empati pada
oranglain.
c. Depersonalisasi meliputi afektif, kehidupan identitas, perasaan
terpisah dari diri, perasaan tidak realiMinas, rasa terisolasi yang kuat,
kurang rasa berkesinambungan, tidak mampu mencari kesenangan.
Perseptual halusinasi dengar dan lihat, bingung tentang seksualitas
diri,sulit membedakan diri dari orang lain, gangguan citra tubuh,
dunia seperti dalam mimpi, kognitif bingung, disorientasi waktu,
gangguan berfikir, gangguan daya ingat, gangguan penilaian,
kepribadian ganda (Herman,2011).
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah kronik
2. Isolasi sosial
3. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga
J. Strategi Pelaksanaan
Pasien Keluarga
SP I SP I
- Mengidentifikasi kemampuan dan aspek poMinaf yang dimiliki - Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
klien - Menjelaskan pengertian HDR, tanda dan gejala serta proses terjadinya
- Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat HDR
digunakan - Mendiskusikan kemampuan atau aspek poMinaf yang dimiliki pasien
- Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai baik sebelum atau setelah sakit
dengan kemampuan klien - Menjelaskan cara merawat klien dengan HDR
- Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih - Melatih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yg
- Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasian klien pertama dipilih pasien : bimbing dan beri pujian
- Menganjurkanklien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian - Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal harian yang telah dibuat
SP II SP II
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien - Mengevaluasi kegiatan keluarga dan membimbing pasien
- Bantu klien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih melaksanakan kegiatan pertama yang dipilih dan dilatih pasien, berikan
- Latih kegiatan kedua (alat dan cara melakukannya) pujian.
- Memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan - Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan HDR
masing-masing dua kali per hari - Menganjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
SP III SP III
- Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan - Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien
berikan pujian melaksanakan kegiatan pertama dan kdua yang dipilih dan dilatih
- Bantu klien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih. pasien, berikan pujian.
- Latih kegiatan kedua (alat dan cara melakukannya) - Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
- Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan: dua kegiatan masing- dengan HDR
masing dua kali perhari. - Menganjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
SP IV
SP IV - Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien
- Evaluasi kegiatan pertama kedua dan ketiga yang telah di latih dan melaksanakan kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang dipilih dan
berikan pujian dilatih pasien, berikan pujian
- Bantu klien memilah kegiatan ketiga yang akan dilatih - Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
- Latih kegiatan (alat dan cara melakukannya) minum obat (discharge planning)
- Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan masing-masing dua - Menjelskan follow up klien ke RSJ/PKM tanda kambuh dan rujukan
kali perhari - Menganjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
SP V-XII SP V –XII
- Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian
- Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga - Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien
- Nilai kemampuan yang telah mandiri melakukan kegiatan yang dipilih oleh pasien dan berikan pujian
- Masukan nilai apakah harga diri klien meningkat - Nilai kemampuan keluarga dalam membimbing pasien
- Nilai kemampuan keluarga dalam melakukan kontrol ke RSJ/PKM
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M Umur : 44 tahun No. CM : 09X-0X-XX
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :
Pasien
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Cerai
: Hamil
Jelaskan : (mohon maaf ibu saya belum paham menjelaskannya)
2. Konsep Diri
□ Citra tubuh :
Pasien menyukai semua bagian tubuhnya
□ Identitas :
Pasien menyadari dirinya sebagai seorang ibu, mertua dan anak perempuan
satu-satunya di keluarganya.
□ Peran :
Pasien mengatakan dirinya berperan untuk membantu ayah dan ibunya yang
sudah tua. Pasien mengatakan tidak mau merepotkan kedua orang tuanya.
□ Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan bekerja karena sudah merasa bosan
berada di rumah sakit dan rindu dengan keluarganya.
□ Harga diri :
Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila tidak
bekerja. Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan pasien belum
mendapatkan pekerjaan. Pasien mengatakan ingin selalu bekerja dan tidak
bermalas-malasan. Pasien mengatakan tidak berguna dan tidak ada gunanya
lagi untuk hidup
Masalah keperawatan : Harga diri rendah kronik
3. Hubungan Sosial
□ Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang berarti adalah anaknya.
□ Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan di kampungnya. Pasien
mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah mengikuti
kegiatan di kampungnya.
□ Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Sebelum sakit typhus, pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam hubungan
dengan teman di bangsal. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk
RS tidak pernah bersosialisasi dengan warga dan tetangga di kampungnya.
Pasien hanya mengurung diri di rumah dan menonton TV. Keluarga pasien
mengatakan kegiatan pasien selama di rumah hanya menonton televisi dan
menangis. Keluarga pasien mengatakan selama di rumah, apabila ada tetangga
yang menyapa pasien, pasien tidak menjawab sapaan. Selama di bangsal pasien
tidak pernah memulai pembicaraan, pasien lebih banyak tiduran di tempat tidur
daripada mengobrol dan berkumpul dengan teman satu bangsal. Pasien
mengatakan belum mengenal dan hapal nama semua pasien satu bangsal.
Masalah keperawatan : isolasi sosial
4. Spiritual
□ Nilai dan keyakinan :
Klien beragama islam
□ Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan tidak pernah beribadah sholat
Masalah keperawatan : Distress spiritual
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
□ Tidak rapi
□ Penggunaan pakaian tidak sesuai
□ Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Klien tampak memakai pakaian RSJ Arnoldus dengan rapi, penampilan
pasien baik dan bersih, Pakaian sesuai.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2. Pembicaraan
□ Cepat
□ Keras
Gagap
□ Inkoherensi
□ Apatis
Lambat
□ Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : klien berbicara lambat saat menceritakan keadaannya dan hanya akan
menjawab pertanyaan yang diajukan
Masalah keperawatan : harga diri rendah kronik
3. Aktifitas motorik
Lesu
Tegang
Gelisah
□ Agitasi
□ Tik
□ Grimasem
Tremor
□ Kompulsif
Jelaskan : Pasien terlihat lesu dan pasif
Masalah keperawatan : harga diri rendah kronik
4. Alam perasaan
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Kuatir
□ Gembira berlebihan
Jelaskan : Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan belum
mendapatkan pekerjaan. Sedih dirasakan setiap sore hari. Pasien mengatakan ingin
selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena sudah terbiasa bekerja keras
sejak masih SD.
Masalah keperawatan : harga diri rendah kronik
5. Afek
□ Datar
Tumpul
□ Labil
□ Tidak sesuai
Jelaskan : ekspresi klien tampak terbatas saat menjawab pertanyaan
Masalah keperawatan : harga diri rendah kronik
6. Interaksi selama wawancara
□ Bermusuhan
Tidak kooperatif
Mudah tersinggung
Kontak mata kurang
□ Defensif
□ Curiga
Jelaskan : Pasien kooperatif, kontak mata selama wawancara kurang. Pasien pergi
menghindar dan menolak secara verbal apabila diajak bercerita mengenai
kehidupan pribadinya
Masalah keperawatan : harga diri rendah kronik
7. Persepsi
Halusinasi :
Pendengaran
Penglihatan
□ Perabaan
□ Pengecapan
□ Penghidu
Jelaskan : Selama di rumah, keluarga pasien mengatakan pasien sempat
mengatakan ingin bunuh diri, ingin ditabrak mobil dan truk agar mati. Keluarga
pasien mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara agar pasien berenang
di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan pasien untuk berenang di kolam.
Pasien juga sempat mengatakan tidak berguna, merasakan sudah tidak punya darah
dan tidak ada gunanya lagi untuk hidup.
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga
8. Isi pikir
□ Obsesi
□ Phobia
□ Hipokondria
□ Depersonalisasi
□ Ide yang terkait
□ Pikiran magis
Waham :
□ Agama
□ Somatik
□ Kebesaran
□ Curiga
□ NihiliMinak
□ Sisip pikir
□ Siar pikir
□ Kontrol pikir
Jelaskan : tidak mengalami masalah
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
9. Arus pikir
□ Sirkumstansial
□ Tangensial
□ Kehilangan asosiasi
□ Flight of idea
□ Blocking
□ Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan : Pasien tidak mengalami disorientasi, Pasien terlihat stabil dan tidak
bingung.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran
□ Bingung
□ Sedasi
□ Stupor
□ Disorientasi waktu
□ Disorientasi orang
□ Disorientasi tempat
Jelaskan : Orientasi pasien terhadap orang, tempat dan waktu baik.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
11. Memori
□ Gangguan daya ingat jangka panjang
□ Gangguan daya ingat jangka pendek
□ Gangguan daya ingat saat ini
□ Konfabulasi
Jelaskan : Memori masih baik, klien mampu menceritakan pengalaman masa lalu
atau sekarang
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
□ Mudah beralih
□ Tidak mampu berkonsentrasi
□ Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : konsentrasi dan berhitung klien tidak ada gangguan, klien dapat
mengurutkan hari dari senin-minggu dan mengurutkan dari minggu-senin.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
13. Kemampuan penilaian
□ Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan : klien tidak mampu mengambil keputusan dengan bantuan orang lain,
klien selalu mengganggap dirinya tidak berguna
Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif
14. Daya Tilik Diri
□ Mengingkari penyakit yang diderita
□ Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : klien mampu mengungkapkan tentang penyakitnya dan klien
menceritakan semua tentang penyakitnya. Klien sadar bahwa klien berada di RSJ.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
IX. PENGOBATAN
1. Farmakoterapi (08 DESEMBER 2017)
Waktu Efek Samping Obat
Nama Obat Indikasi
Pemberian
KV : takikardia, hiper atau hipotensi,
Haloperidol ½-0-0 Penanganan
aritmia, gelombang T abnormal dengan
schizofrenia,
1,5 mg perpanjangan repolarisasi ventrikel,
sindroma Tourette
torsade de pointes (sekitar 4%).
pada anak dan
SSP : gelisah, cemas, reaksi
dewasa, masalah
ekstrapiramidal, reaksi distonik, tanda
perilaku yang berat
pseudoparkinson, diskinesia tardif,
pada anak.
sindroma neurolepsi malignan,
perubahan pengaturan temperatur
tubuh, akatisia, distonia tardif, insomnia,
eforia, agitasi, pusing, depresi,
lelah,sakit kepala, mengantuk, bingung,
vertigo, kejang.
Kulit : kontak dermatitis,
fotosenMinafitas, rash, hiperpigmentasi,
alopesia
Metabolik & endokrin : amenore,
gangguan seksual, nyeri payudara,
ginekomaMinaa, laktasi, pembesaran
payudara, gangguan keteraturan
menstruasi, hiperglisemia, hipoglisemia,
hiponatremia.
Saluran cerna : berat : mual muntah,
anoreksia, konMinapasi, diare,
hipersalivasi, dispepsia, xerostomia.
retensi urin, priapisme.
Mata : penglihatan kabur.
Maprotiline 1-0-½ Depresi pada pasien Pusing, sakit kepala, kelelahan, sedasi,
50 mg neurosis, gangguan mengantuk, mulut kering, ruam, urtikaria,
dysthymic, depresi mual, muntah, konMinapasi, berkeringat,
manik kenaikan BB, gelisah, hipotensi postural,
jarang, konvulsi, gangguan
ekstrapramidal, gangguan tidur,
penglihatan kabur, retensi urin,
peningkatan serum transaminase
X. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DO : Harga diri rendah kronik
1. Kontak mata kurang
2. Pasif
3. Pasien terlihat lesu
4. Afek tumpul
5. Pasien berbicara lambat
DS :
1. Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila tidak
bekerja
2. Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan belum mendapatkan
pekerjaan
3. Pasien mengatakan sedih dirasakan setiap sore hari
4. Pasien ingin selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena sudah terbiasa
bekerja keras sejak masih SD
5. Keluarga pasien mengeluhkan sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu
rumah tangga karena pasien mengalami sakit typhoid, ± sudah sejak 1 tahun
yang lalu, pasien sering terlihat sedih, sulit tidur, tidak mau makan, tidak mau
mandi, merasa tidak berguna, merasa tidak bisa berpikir dan tidak bertenaga
DO : Isolasi sosial
1. Pasien pergi menghindar dan menolak secara verbal apabila diajak bercerita
mengenai kehidupan pribadinya
2. Kontak mata kurang
3. Pasif
4. Pasien terlihat lesu
5. Selama di bangsal pasien tidak pernah memulai pembicaraan, pasien lebih
banyak tiduran di tempat tidur daripada mengobrol dan berkumpul dengan
teman satu bangsal.
DS :
1. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
bersosialisasi dengan warga dan tetangga di kampungnya.
2. Pasien mengatakan selama di rumah hanya mengurung diri di rumah dan
menonton TV
3. Keluarga pasien mengatakan kegiatan pasien selama di rumah hanya
menonton televisi dan menangis
4. Keluarga pasien mengatakan selama di rumah, apabila ada tetangga yang
menyapa pasien, pasien tidak menjawab sapaan
5. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah mengikuti
kegiatan di kampungnya
6. Pasien mengatakan belum mengenal dan hapal nama semua pasien satu
bangsal.
DO : - Ketidakefektifan
DS : manajemen regimen
1. Keluarga pasien mengatakan pasien pernah dibawa ke dukun karena ada terapeutik keluarga
dugaan dari keluarga adanya guna-guna dari orang yang tidak bertanggung
jawab
2. Pasien mengatakan sudah berkali-kali kontrol ke Puskesmas karang anyar
apabila obat habis
3. Keluarga pasien mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara agar
pasien berenang di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan pasien untuk
berenang di kolam
4. Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga karena pasien
mengalami sakit typhoid, ± sudah sejak 1 tahun yang lalu pasien sering terlihat
sedih, sulit tidur, tidak mau makan, tidak mau mandi, merasa tidak berguna,
merasa tidak bisa berpikir dan tidak bertenaga
Tika
Harga diri rendah Rabu, 10 Desember 2017 Rabu, 10 Desember 2017
kronik 08.30 WITA 08.35 WITA
Memotivasi dan mengikut sertakan S : Pasien mengatakan senang mengikuti rehabilitasi karena bisa beraktivitas di luar bangsal
pasien untuk mengikuti O : Pasien terlihat antusias, pasien mengikuti rehabilitasi pertanian
rehabilitasi A : Pasien mengikuti rehabilitasi
Tika P : N : Ikut sertakan dan motivasi pasien mengikuti rehabilitasi
K : Mengikuti rehabilitasi
Tika
Harga diri rendah Rabu, 10 Desember 2017 Rabu, 10 Desember 2017
kronik 12.00 WITA 12.30 WITA
1. Menganjurkan pasien untuk S : Pasien mengatakan senang bisa beraktivitas dan bekerja di bangsal daripada bermalas-
melaksanakan kegiatan yang malasan dan tidur-tiduran
telah direncanakan. O : Pasien terlihat membantu menyapu, mencucikan piring makan dan gelas pasien lain,
2. Memantau kegiatan yang merapikan meja tempat makan, pasien terlihat mengambil, merapikan serta membagikan
dilaksanakan pasien. handuk dan pakaian dalam pasien lain dari jemuran
3. Memberi pujian atas usaha A : Pasien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat
yang dilakukan pasien P : N : Lanjutkan TUK 6
Tika K : Mempertahankan kegiatan yang telah direncanakan bersama
Tika
Harga diri rendah Selasa, 16 Desember 2017 Selasa, 16 Desember 2017
kronik 12.00 WITA 13.00 WITA
1. Beri pendidikan kesehatan pada S : Keluarga pasien mengatakan akan mengajak pasien bersosialisasi dengan warga dan
keluarga tentang cara merawat tetangga sekitar, akan mengajak pasien untuk beribadah shalat, akan mengajak
pasien dengan harga diri beraktivitas, akan rajin kontrol dan mengingatkan pasien untuk teratur minum obat, akan
rendah mendukung kegiatan poMinaf untuk pasien
2. Bantu keluarga menyiapkan O : Keluarga pasien kooperatif, kontak mata cukup
lingkungan di rumah A : Pasien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
Tika P : N : Diskusikan dengan pasien kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang
K : Memanfaatkan support sistem di keluarga
Tika
Harga diri rendah Kamis, 18 Desember 2017 Kamis, 18 Desember 2017
kronik 10.00 WITA 10.15 WITA
Mendiskusikan kemungkinan S : Pasien mengatakan sempat merasakan dirinya tidak berguna dan merasa malu, pasien
pelaksanaan kegiatan setelah mengatakan khawatir terhadap menantunya yang sedang hamil, pasien mengatakan
pulang ingin mencoba usaha membuat telur asin di rumah, pasien mengatakan akan teratur
Tika minum obat dan rutin kontrol 3 hari sebelum obat habis, pasien mengatakan akan
berusaha mencari pekerjaan setelah pulang dengan tempat tetap di dakam provinsi tidak
jauh dari keluarga dekat
O : Pasien terlihat antusias, kooperatif
A : Pasien melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
P : N : Beri edukasi mengenai obat
K : Memanfaatkan sistem pendukung di rumah
Tika
Ketidakefektifan Kamis, 18 Desember 2017 Kamis, 18 Desember 2017
manajemen 11.30 WITA 11.45 WITA
regimen terapeutik 1. Mendiskusikan dengan pasien S : Pasien mengatakan selalu minum obat secara teratur selama di RS, pasien mengatakan
keluarga tentang pentingnya minum obat setelah minum obat efek samping yang sering dirasakan adalah perasaan mudah lemas
secara teratur, manfaat dan dan ingin tidur, pasien mengatakan mengatasi perasaan mengantuk dengan tidur
kerugian tidak minum obat, maupun tiduran, pasien mengatakan apabila tidak minum obat secara teratur akan
nama, warna, dosis, cara, efek kambuh, pasien mengatakan akan rajin kontrol 3 hari sebelum obat habis dan teratur
terapi, dan efek samping mium obat
penggunaan obat serta cara O : Pasien terlihat antusias, banyak bertanya, kooperatif, memperhatikan
mengatasi efek samping A : Pasien mengetahui manfaat dan efek samping dari minum obat, pasien berkomitmen
2. Mendiskusikan dengan pasien untuk selalu minum obat
efek tidak minum obat tanpa P : N : Pasien BLPL
konsultasi dengan dokter K : Mempertahankan keteraturan dan kedisiplinan minum obat selama di rumah
3. Menganjurkan pasien untuk Tika
mengatur jadwal minum obat
dan rutin kontrol 3 hari sebelum
obat habis
Tika
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke I (satu)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a.Klien mengatakan malu dan tidak berguna
b. Klien mengatakan ekspresi wajah malu
c.Klien mengatakan “tidak bisa”ketika diminta melakukan sesuatu
d. Klien tampak kurang bergairah
e.Klien selalu mengungkapkan kekurangannya dari pada kelebihannya.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
3. Tujuan Khusus
a.Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek poMinaf yang
dimiliki
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
1. Orientasi
a.Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu, saya Antika Cahyani, saya mahasiswa MINAKES
Sari Mulia yang sedang praktek dirumag sakit ini”,
“Ibu bisa panggil saya suster Tika”. ”Nama ibu siapa?”. “........”
“Ibu lebih senang dipanggil siapa?”“o o o ibu Mina”. “saya akan
menemani ibu selama 2 minggu, jadi kalau ada yang mengganggu
pikiran ibu bisa bilang ke saya, siapa tahu saya bisa bantu”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini? ......... o o o begitu”
“Coba ceritakan pada saya, apa yang dirasakan dirumah, hingga
dibawah ke RSJ”
c. Kontrak
1) Topik
“ Maukah ibu Mina bercakap – cakap dengan kemampuan
yang dimiliki serta hobi yang sering dilakukan dirumah”
2) Tempat
“Ibu Mina lebih suka bercakap – cakap dimana?, o o o
ditaman, baiklah”
3) Waktu
“kita mau becakap – cakap berapa lama?, Bagaimana kalau 10
menit saja”
2. Kerja
“Kegiatan apa saja yang sering ibu Mina lakukan dirumah?”.........
“memasak, mencuci pakaian, bagus itu bu”. “Terus kegiatan apalagi
yang ibu lakukan?”. “kalau tidak salah ibu juga senang menyulam
ya?”, wah bagus sekali!
“Bagaimana kalau ibu Mina menceritakan kelebihan lain/kemampuan
lain yang dimiliki?” kemudian apa lagi.
“Bagaimana dengan keluarga ibu Mina, apakah mereka menyenangi
apa yang ibu lakukan selama ini, atau apakah mereka sering mengejek
hasil kerja ibu?”
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan ibu Mina selama kita bercakap – cakap?”,
“Senang terima kasih”
b. Evaluasi Obyektif
“Tolong ibu Mina ceritakan kembali kemampuan dan kegiatan
yang sering ibu lakukan? ........ Bagus”, “terus bagaimana
tanggapan keluarga ibu terhadap kemampuan dan kegiatan yang
ibu lakukan?”.
c. Rencana Tindak Lanjut
“baiklah Bu Mina, nanti ibu ingat ingat ya, kemampuan ibu yang
lain dan belum sempat ibu ceritakan kepada saya?”, “besok bisa
kita bicara lagi”.
d. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau besok kita bicarakan kembali kegiatan
/kemampuan yang dapat ibu Mina lakukan di rumah dan di
RSJ”
2) Tempat
“Tempatnya mau dimana Bu? ”
3) Waktu
“Berapa lama kita akan bercakap – cakap?”. “Bagaimana kalau
15 menit”
“Setuju!”
“Sampai bertemu lagi besok ya, Bu Mina”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke II (dua)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien telah terbina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien telah mengetahui/dapt mengenal beberapa kemampuan dan aspek poMinaf yang
dimiliki
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
b. Klien dapat merencanakan kegiatan di rumah sakit sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Bu Mina”, “Masih ingat saya?” “................ Bagus!”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasan Ibu Mina sekarang?”
“................ O ............. ya bagaimana, apakah ada kemampuan lain
yang belum ibu Mina ceritakan kemarin”
c. Kontrak
1) Topik
“Apakah ibu Mina masih ingat apa yang akan kita bicarakan
sekarang?”. “ya............ bagus”
2) Tempat
“Kalau tidak salah, kemrin kita sudah sepakat akan bercakap –
cakap di taman benar kan?”
3) Waktu
“Kita akan bercakap – cakap selama 15 menit, atau mungkin
bu Mina ingin bercakap – cakap lebih lama lagi?”
2. Kerja
“Kegiatan apa saja yang sering ibu Mina lakukan dirumah?”.........
“memasak, mencuci pakaian, bagus itu bu”. “Terus kegiatan apalagi
yang ibu lakukan?”. “kalau tidak salah ibu juga senang menyulam
ya?”, wah bagus sekali!
“Bagaimana kalau ibu Mina menceritakan kelebihan lain/kemampuan
lain yang dimiliki?” kemudian apa lagi.
“Bagaimana dengan keluarga ibu Mina, apakah mereka menyenangi
apa yang ibu lakukan selama ini, atau apakah mereka sering mengejek
hasil kerja ibu?”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu Mina setelah berhasil membuat jadwal
kegiatan yang dapat dilakukan di rumah sakit”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu bacakan kembali jadwal kegiatan yang telah dibuat
tadi!”. “Bagus”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Ibu Mina mau kan melaksanakan jadwal kegiatan yang telah ibu
buat tadi!”
“.........nah nanti kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan bersama
– sama dengan teman – teman yang lain ya!”. “Bagaimana kalau
nanti siang?”
d. Kontrak
1) Topik
“Baiklah besok kita bertemu lagi, bagaimana kalau kita
bercakap – cakap tentang kegiatan yang dapat dilakukan di
rumah”. “Bagaimana menurut ibu Mina?”. “Setuju”
2) Tempat
“Ibu ingin bercakapn – cakap dimana besok?”, “......... oooo di
taman, baiklah.”
3) Waktu
“Bagaimana kalau kita bercakap – cakap 10 menit?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a.Klien telah mampu mengenal menyusun jadwal kegiatan yang dapat
dilakukan di rumah sakit
b. Klien telah berhasil melaksanakan kegiatan sesuai dengan
jadwalyang telah dibuat
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
3. Tujuan Khusus
a.Klien dapat mengenal kegiatan yang dapat dilakukan di rumah
b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan yang dapat dilakukan sesuai
kemampuan di rumah
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
1. Orientasi
a.Salam terapeutik
“Selamat pagi,ibu Mina sedang apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasan Ibu Mina sekarang?”
“Apakah ibu Mina sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan
jadwalyang telah dinuat kemarin?”. “Bagus ibu sudah dapat
membantu membersihkan lingkungan”
“Coba saya lihat jadwal kegiatannya, wah hebat sekali, sudah
diberi tanda semua!”, “Nanti dikerjakan lagi ya bu!”
c.Kontrak
1) Topik
“Nah bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang kegiatan
yang dapat dilakukan di rumah?”.
4) Tempat
“Kalau tidak salah, kemrin kita sudah sepakat akan bercakap –
cakap di taman benar kan?”
5) Waktu
“Mau berapalama?, Bagaimana kalau 15 menit lagi”
2. Kerja
“Kemarin ibu telah membuat jadwal kegiatan di rumah sakit, sekarang
kita buat jadwal kegiatan dirumah ya!. Ini kertas dan bolpointnya,
jangan khawatir nanti saya bantu, kalau kesulitan, Bagaimana kalau
kita mulai? ”
“Ibu mulai dari jam 05.00 WIB?.............. ya, tidak apa-apa, bangun
tidur......... terus ya sholat shubuh, terus masak (samapi jam 20.00
WIB), bagus tapi jangan lupa minum obatnya, ya Bu!”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu Mina setelah dapat membuat jadwal
kegiatan di rumah”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan lagi susunan kegiatan dalam sehari yang dapat
dilakukan di rumah”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Besok kalau sudah dijemput oleh keluarga dalam sehari apa yang
dapat dilakukan di rumah?”
d. Kontrak
1) Topik
“Nah, bagaimana besok kita bercakap – cakap tentang
perlunya dukungan keluarga terhadap kesembuhan Bu Mina”
2) Tempat
“Bagaimana kalau kita bercakap – cakap di teras, setuju!, atau
mungkin ibu ingin di tempat lain?”
3) Waktu
“Kita mau bercakap –cakap berapa lama, bagaimana kalau 10
menit?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke IV (empat)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Klien telah mampu menyusun kegiatan yang sesuai kemampuan yang
dapat dilakukan di rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
3. Tujuan Khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang dimiliki di rumah.
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SP)
1. Orientasi
a.Salam terapeutik
“Selamat pagi, Bu!”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasan Ibu Mina hari ini, baik baik saja?”.
“Syukurlah” “Masih ibu simpan jadwal kegiatan yang telah dibuat
kemarin?”
c.Kontrak
1) Topik
“Hari ini kita akan bercakap – cakap tentang sistem pendukung
yang dapat membantu ibu Mina di rumah?”.
2) Tempat
“Sesuai kesepakatan kemarin kita bercakap – cakap di teras
ya?”
3) Waktu
“Kita bercakap – cakap berapa lama?”. “10 menit saja ya
boleh!”
2. Kerja
“Apakah ibu tahu artinya sistem pendukung?”.“Baiklah akan saya
jelaskan, sistem pendukung adalah hal-hal yang dapat membantu di
rumah dalam mencapai kesembuhan nantinya, misalnya: dana,
keluarga, teman/tetangga yang mau menerima, kegiatan bersama, dan
tempat yang dapat dikunjungi saat obat habis”
“Ibu di rumah tinggal dengan siapa? ..... terus siapa lagi?” “Apakah
mereka sayang dan memperhatikan kesehatan ibu Mina?” “Siapa
selama ini yang mengingatkan ibu minum obat dan mengantarkan
control/periksa ke dokter?”. “wah bagus! Terus selama ini yang
mencari nafkah dan mencari biaya pengobatan unutk ibu siapa?”
“Apakah punya teman atau tetangga yang dekat dengan ibu Mina?”
“Kegiatan apa saja yang ada di lingkungan ibu Mina?”. “Oooo
pengajian..... Bagus itu, kalau kelompok ibu-ibu arisan ada tidak bu, oo
begitu!”. “selama ini bu Mina sudah berobat kemana saja, apakah ada
rumah sakit yang paling dekat dengan rumah ibu?”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaannya setelah bercakap – cakap tentang sistem
pendukung yang ibu Mina miliki?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan kembali sistem pendukung yang ibu miliki
dirumah, satu persatu ya!”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Besok kalau sudah pulang, harus mendengarkan nasihat keluarga
ya Bu! Jangan lupa kalau obat hampir habis cepat datangi rumah
sakit!”
d. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana besok kita bercakap – cakap lagi, tentang obat-
obatan yang ibu Mina minum setiap hari”
2) Tempat
“Sebaiknya kita bercakap – cakap di mana bu?”, “ di
warung makan, o.... bisa!”
3) Waktu
“Mau berapa lama bu?”, “15 menit, boleh sampai ketemu
lagi bu!”
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta : Nuhamedika
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama