Anda di halaman 1dari 56

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA I

‘’ ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI


RENDAH’’

DISUSUN OLEH :

ANTIKA CAHYANI 16.IK.460

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. DEFINISI
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap
diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan
diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai
ideal diri (Yosep,2009).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
sendiri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung
atau tidak langsung diekspresikan (Towsend,2008).
Harga diri rendah adalah perasaan negative terhadap diri
sendiri,hilangnya percaya diri dan harga diri,merasa gagal mencapai
keinginan(Keliat,2011).

B. ETIOLOGI
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Dalam tinjuan life span history klien. Penyebab terjadinya
harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang
diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa
remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan
tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah,
pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan
cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya
(Yosep, 2009).
Menurut Stuart & Sundeen (2006), faktor-faktor yang
mengakibatkan harga diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi
dan faktor presipitasi sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realiMinak, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak
realiMinas.
b. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
c. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur social (Stuart & Sundeen, 2006).
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk
tubuh,kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum,
gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara
emosional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang
muncul secara tiba-tiba, misalnya harus
dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara, termasuk dirawat
dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan
karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat
klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki
pikiran negatif dan meningkat saat dirawat (Yosep,2009).
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping
individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik
poMinaf, kurangnya system pendukung kemunduran
perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif,
disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan
awal (Townsend,2008).

C. KLASIFIKASI
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal
yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang
sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seseorang
yang penting dan berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang
dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.
Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri
dan menolak diri sendiri. Gangguan diri atau harga diri rendah dapat
terjadi secara :
1. Situasional
Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
dioperasi, kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja.
Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi
yang kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan
petugas yang tidak menghargai (Makhripah D & Iskandar, 2012).
2. Kronik
Kronik yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung
lama,yaitu sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang
negativ. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negativ
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive,
kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau
pada pasien gangguan jiwa (Makhripah D & Iskandar, 2012).

D. RENTANG RESPON

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Keracunan Depersona


diri rendah identitas lisasi

1. Respon Adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah


yang dihadapinya.
2. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang poMinaf
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
3. Konsep diri poMinaf adalah apabila individu mempunyai pengalaman
yang poMinaf dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal poMinaf
maupun yang negatif dari dirinya (Eko P, 2017).
4. Respon Maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
5. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya
yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
6. Keracunan identi tas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga
tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
7. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai
kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang
lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina
hubungan baik dengan orang lain (Eko P,2017).

E. PROSES TERJADINYA HARGA DIRI RENDAH


1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut
Herman (2011) adalah penolakan orang tua yang tidak realiMinas,
kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realiMinas.
Faktor predisposisi citra tubuh adalah :
a. Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh
b. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat penyakit
c. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
d. Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi.

Faktor predisposisi harga diri rendah adalah :


a. Penolakan
b. Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif, otoriter,tidak
konsisten,terlalu dituruti,terlalu dituntut
c. Persaingan antar saudara
d. Kesalahan dan kegagalan berulang
e. Tidak mampu mencapai standar.

Faktor predisposisi gangguan peran adalah :


a. Stereotipik peran seks
b. Tuntutan peran kerja
c. Harapan peran kultural. Faktor predisposisi gangguan identitas adalah :
d. Ketidakpercayaan orang tua
e. Tekanan dari peer group
f. Perubahan struktur sosial

2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Harga diri kronis
ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
a. Trauma adalah masalah spesifik dengan konsep diri dimana situasi
yang membuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma
emosi seperti penganiayaan seksual dan phisikologis pada masa
anak-anak atau merasa terancam atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupannya.
b. Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak
mampu melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau
tidak merasa sesuai dalam melakukan perannya. Ketegangan peran
ini sering dijumpai saat terjadi konflik peran, keraguan peran dan
terlalu banyak peran. Konflik peran terjadi saat individu
menghadapi dua harapan peran yang bertentangan dan tidak dapat
dipenuhi. Keraguan peran terjadi bila individu tidak mengetahui
harapan peran yang spesifik atau bingung tentang peran yang sesuai
 Trauma peran perkembangan
 Perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan
 Transisi peran situasi
 Perubahan jumlah anggota keluarga baik bertambah atau berkurang
 Transisi peran sehat-sakit
 Pergeseran konsidi pasien yang menyebabkan kehilangan bagian
tubuh, perubahan bentuk , penampilana dan fungsi tubuh, prosedur
medis dan keperawatan ( Herman,2011).
3. Perilaku
a. Citra tubuh, yaitu menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh
tertentu, menolak bercermin, tidak mau mendiskusikan keterbatasan
atau cacat tubuh, menolak usaha rehabilitasi, usaha pengobatan
,mandiri yang tidak tepat dan menyangkal cacat tubuh.
b. Harga diri rendah diantaranya mengkritrik diri atau orang lain,
produkMinavitas menurun, gangguan berhubungan ketengangan
peran, pesimis menghadapi hidup, keluhan fisik, penolakan
kemampuan diri, pandangan hidup bertentangan, distruktif kepada
diri, menarik diri secara sosial, khawatir, merasa diri paling penting,
distruksi pada orang lain, merasa tidak mampu, merasa bersalah,
mudah tersinggung/marah, perasaan negatif terhadap
tubuh.Keracunan identitasdiantaranya tidak ada kode moral,
kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal yang
ekploitatif, perasaan hampa, perasaan mengambang tentang diri,
kehancuran gender, tingkat ansietas tinggi, tidak mampu empati pada
oranglain.
c. Depersonalisasi meliputi afektif, kehidupan identitas, perasaan
terpisah dari diri, perasaan tidak realiMinas, rasa terisolasi yang kuat,
kurang rasa berkesinambungan, tidak mampu mencari kesenangan.
Perseptual halusinasi dengar dan lihat, bingung tentang seksualitas
diri,sulit membedakan diri dari orang lain, gangguan citra tubuh,
dunia seperti dalam mimpi, kognitif bingung, disorientasi waktu,
gangguan berfikir, gangguan daya ingat, gangguan penilaian,
kepribadian ganda (Herman,2011).

F. TANDA DAN GEJALA


Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain :
1. Mengkritik diri sendiri
2. Menarik diri dari hubungan social
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Perasaan lemah dan takut
5. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
6. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
7. Hidup yang berpolarisasi
8. Ketidakmampuan menentukan tujuan
9. Merasionalisasi penolakan
10. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
11. Menunjukkan tanda depresi ( sukar tidur dan sukar makan ) Sedangkan
menurut Stuart (2006) tanda- tanda klien dengan harga diri rendah yaitu :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan
akibat tindakan terhadap penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
G. PENATALAKSANAAN
Terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah dikembnagkan
sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih
manusiawi dari pada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi :
1. Psikofarmaka
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya
diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu
golongan generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical).
Obat yang termasuk golongan generasi pertama misalnya
chlorpromazine HCL (psikotropik untuk menstabilkan senyawa otak),
dan Haloperidol (mengobati kondisi gugup). Obat yang termasuk
generasi kedua misalnya, Risperidone (untuk ansietas), Aripiprazole
(untuk antipsikotik). (Hawari,2001)
2. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan
orang lain, penderita lain, perawat dan dokter, maksudnya supaya ia
tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat
membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk
mengadakan permainan atau latihan bersama. (Maramis,2005)
3. Terapi Modalitas
Terapi modalitas/ perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
skizofrenia yang ditunjukan pada kemampuan dan kekurangan pasien.
Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk
meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri
dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi kelompok
bagi skizofrenia biasnya memusatkan pada rencana dan masalah dalam
hubungan kehidupan yang nyata ( Eko P,2017).
4. Terapi Kejang Listrik (Electro Confulsive Terapi)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmal secara
artifisial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang
dipasang satu atau dua temples. Terapi kejang listrik diberikan pada
skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau
injeksi, dosis terapi kejang listrik 4 – 5 joule/detik (Maramis, 2005).
H. POHON MASALAH
Isolasi Sosial
Effect

Harga Diri Rendah Kronik


Core Problem

Koping Individu Tidak Efektif Ketidakefektifan manajemen


regimen terapeutik keluarga
Causa

Gambar : Mukhripah D& Iskandar (2012)

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah kronik
2. Isolasi sosial
3. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga
J. Strategi Pelaksanaan

Pasien Keluarga
SP I SP I
- Mengidentifikasi kemampuan dan aspek poMinaf yang dimiliki - Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
klien - Menjelaskan pengertian HDR, tanda dan gejala serta proses terjadinya
- Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat HDR
digunakan - Mendiskusikan kemampuan atau aspek poMinaf yang dimiliki pasien
- Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai baik sebelum atau setelah sakit
dengan kemampuan klien - Menjelaskan cara merawat klien dengan HDR
- Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih - Melatih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yg
- Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasian klien pertama dipilih pasien : bimbing dan beri pujian
- Menganjurkanklien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian - Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal harian yang telah dibuat

SP II SP II
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien - Mengevaluasi kegiatan keluarga dan membimbing pasien
- Bantu klien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih melaksanakan kegiatan pertama yang dipilih dan dilatih pasien, berikan
- Latih kegiatan kedua (alat dan cara melakukannya) pujian.
- Memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan - Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan HDR
masing-masing dua kali per hari - Menganjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian

SP III SP III
- Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan - Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien
berikan pujian melaksanakan kegiatan pertama dan kdua yang dipilih dan dilatih
- Bantu klien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih. pasien, berikan pujian.
- Latih kegiatan kedua (alat dan cara melakukannya) - Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
- Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan: dua kegiatan masing- dengan HDR
masing dua kali perhari. - Menganjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian

SP IV
SP IV - Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien
- Evaluasi kegiatan pertama kedua dan ketiga yang telah di latih dan melaksanakan kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang dipilih dan
berikan pujian dilatih pasien, berikan pujian
- Bantu klien memilah kegiatan ketiga yang akan dilatih - Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
- Latih kegiatan (alat dan cara melakukannya) minum obat (discharge planning)
- Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan masing-masing dua - Menjelskan follow up klien ke RSJ/PKM tanda kambuh dan rujukan
kali perhari - Menganjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian

SP V-XII SP V –XII
- Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian
- Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga - Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien
- Nilai kemampuan yang telah mandiri melakukan kegiatan yang dipilih oleh pasien dan berikan pujian
- Masukan nilai apakah harga diri klien meningkat - Nilai kemampuan keluarga dalam membimbing pasien
- Nilai kemampuan keluarga dalam melakukan kontrol ke RSJ/PKM
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang rawat : Ruang wilson Tanggal dirawat : 09-0X-20XX

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M Umur : 44 tahun No. CM : 09X-0X-XX

II. ALASAN MASUK


Pasien adalah rujukan dari Puskesmas Karang Anyar dengan keterangan depresi berat
dengan gejala psikotik. Keluarga pasien mengeluhkan pasien sering menangis, sulit
makan. Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga karena pasien
mengalami sakit typhoid, ± sudah sejak 1 tahun yang lalu pasien sering terlihat sedih,
sulit tidur, tidak mau makan, tidak mau mandi, merasa tidak berguna, merasa tidak bisa
berpikir dan tidak bertenaga. Pasien kemudian dibawa ke poliklinik jiwa RSJ Arnoldus
pada tanggal 29 November 2017. Pasien lalu dirawat di Bangsal Bima selama 2 hari.
Pada tanggal 01 Desember 2017, pasien dipindah ke bangsal perawatan Wilson.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
 Ya
□ Tidak
2. Pengobatan sebelumnya ?
Berhasil
 Kurang berhasil
□ Tidak berhasil
3. Trauma Usia Pelaku Korban
Saksi
Aniaya fisik ……… ............ ………. ..........
□ Aniaya seksual ............ ............ ............. ..........
□ Penolakan ............ ............ ............. ..........
Kekerasan dlm keluarga …….. ............ ……… ..........
□ Tindakan kriminal ……… ............ ............. ..........
Jelaskan : Keluarga pasien mengatakan pasien pernah dibawa ke dukun karena ada
dugaan dari keluarga adanya guna-guna dari orang yang tidak bertanggung jawab.
Pasien mengatakan sudah berkali-kali kontrol ke Puskesmas karang anyar apabila
obat habis.
Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga

4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?


□ Ada
 Tidak ada
Kalau ada :
Hubungan keluarga : ...................................................
Gejala : ...................................................
Riwayat pengobatan : ...................................................
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?
Pasien kawin cerai dengan suaminya sejak anak pasien masih kecil. Pasien
mengatakan suaminya mencari uang dan tidak pulang-pulang.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital : TD 110/80 mmHg N : 80 x/mnt S : 37 0C R : 19 x/m
2. Ukur : BB 35 kg TB : 148 cm
3. Keluhan fisik : Tidak ada keluhan fisik

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :

Pasien

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Cerai
: Hamil
Jelaskan : (mohon maaf ibu saya belum paham menjelaskannya)

2. Konsep Diri
□ Citra tubuh :
Pasien menyukai semua bagian tubuhnya
□ Identitas :
Pasien menyadari dirinya sebagai seorang ibu, mertua dan anak perempuan
satu-satunya di keluarganya.
□ Peran :
Pasien mengatakan dirinya berperan untuk membantu ayah dan ibunya yang
sudah tua. Pasien mengatakan tidak mau merepotkan kedua orang tuanya.
□ Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan bekerja karena sudah merasa bosan
berada di rumah sakit dan rindu dengan keluarganya.
□ Harga diri :
Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila tidak
bekerja. Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan pasien belum
mendapatkan pekerjaan. Pasien mengatakan ingin selalu bekerja dan tidak
bermalas-malasan. Pasien mengatakan tidak berguna dan tidak ada gunanya
lagi untuk hidup
Masalah keperawatan : Harga diri rendah kronik
3. Hubungan Sosial
□ Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang berarti adalah anaknya.
□ Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan di kampungnya. Pasien
mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah mengikuti
kegiatan di kampungnya.
□ Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Sebelum sakit typhus, pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam hubungan
dengan teman di bangsal. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk
RS tidak pernah bersosialisasi dengan warga dan tetangga di kampungnya.
Pasien hanya mengurung diri di rumah dan menonton TV. Keluarga pasien
mengatakan kegiatan pasien selama di rumah hanya menonton televisi dan
menangis. Keluarga pasien mengatakan selama di rumah, apabila ada tetangga
yang menyapa pasien, pasien tidak menjawab sapaan. Selama di bangsal pasien
tidak pernah memulai pembicaraan, pasien lebih banyak tiduran di tempat tidur
daripada mengobrol dan berkumpul dengan teman satu bangsal. Pasien
mengatakan belum mengenal dan hapal nama semua pasien satu bangsal.
Masalah keperawatan : isolasi sosial

4. Spiritual
□ Nilai dan keyakinan :
Klien beragama islam
□ Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan tidak pernah beribadah sholat
Masalah keperawatan : Distress spiritual
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
□ Tidak rapi
□ Penggunaan pakaian tidak sesuai
□ Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Klien tampak memakai pakaian RSJ Arnoldus dengan rapi, penampilan
pasien baik dan bersih, Pakaian sesuai.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2. Pembicaraan
□ Cepat
□ Keras
Gagap
□ Inkoherensi
□ Apatis
 Lambat
□ Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : klien berbicara lambat saat menceritakan keadaannya dan hanya akan
menjawab pertanyaan yang diajukan
Masalah keperawatan : harga diri rendah kronik
3. Aktifitas motorik
 Lesu
Tegang
 Gelisah
□ Agitasi
□ Tik
□ Grimasem
Tremor
□ Kompulsif
Jelaskan : Pasien terlihat lesu dan pasif
Masalah keperawatan : harga diri rendah kronik
4. Alam perasaan
 Sedih
Ketakutan
Putus asa
Kuatir
□ Gembira berlebihan
Jelaskan : Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan belum
mendapatkan pekerjaan. Sedih dirasakan setiap sore hari. Pasien mengatakan ingin
selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena sudah terbiasa bekerja keras
sejak masih SD.
Masalah keperawatan : harga diri rendah kronik
5. Afek
□ Datar
 Tumpul
□ Labil
□ Tidak sesuai
Jelaskan : ekspresi klien tampak terbatas saat menjawab pertanyaan
Masalah keperawatan : harga diri rendah kronik
6. Interaksi selama wawancara
□ Bermusuhan
Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
□ Defensif
□ Curiga
Jelaskan : Pasien kooperatif, kontak mata selama wawancara kurang. Pasien pergi
menghindar dan menolak secara verbal apabila diajak bercerita mengenai
kehidupan pribadinya
Masalah keperawatan : harga diri rendah kronik
7. Persepsi
Halusinasi :
 Pendengaran
Penglihatan
□ Perabaan
□ Pengecapan
□ Penghidu
Jelaskan : Selama di rumah, keluarga pasien mengatakan pasien sempat
mengatakan ingin bunuh diri, ingin ditabrak mobil dan truk agar mati. Keluarga
pasien mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara agar pasien berenang
di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan pasien untuk berenang di kolam.
Pasien juga sempat mengatakan tidak berguna, merasakan sudah tidak punya darah
dan tidak ada gunanya lagi untuk hidup.
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga
8. Isi pikir
□ Obsesi
□ Phobia
□ Hipokondria
□ Depersonalisasi
□ Ide yang terkait
□ Pikiran magis
Waham :
□ Agama
□ Somatik
□ Kebesaran
□ Curiga
□ NihiliMinak
□ Sisip pikir
□ Siar pikir
□ Kontrol pikir
Jelaskan : tidak mengalami masalah
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
9. Arus pikir
□ Sirkumstansial
□ Tangensial
□ Kehilangan asosiasi
□ Flight of idea
□ Blocking
□ Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan : Pasien tidak mengalami disorientasi, Pasien terlihat stabil dan tidak
bingung.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran
□ Bingung
□ Sedasi
□ Stupor
□ Disorientasi waktu
□ Disorientasi orang
□ Disorientasi tempat
Jelaskan : Orientasi pasien terhadap orang, tempat dan waktu baik.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
11. Memori
□ Gangguan daya ingat jangka panjang
□ Gangguan daya ingat jangka pendek
□ Gangguan daya ingat saat ini
□ Konfabulasi
Jelaskan : Memori masih baik, klien mampu menceritakan pengalaman masa lalu
atau sekarang
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
□ Mudah beralih
□ Tidak mampu berkonsentrasi
□ Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : konsentrasi dan berhitung klien tidak ada gangguan, klien dapat
mengurutkan hari dari senin-minggu dan mengurutkan dari minggu-senin.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
13. Kemampuan penilaian
□ Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan : klien tidak mampu mengambil keputusan dengan bantuan orang lain,
klien selalu mengganggap dirinya tidak berguna
Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif
14. Daya Tilik Diri
□ Mengingkari penyakit yang diderita
□ Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : klien mampu mengungkapkan tentang penyakitnya dan klien
menceritakan semua tentang penyakitnya. Klien sadar bahwa klien berada di RSJ.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Ya Tidak
□ Makan  ………….
□ Keamanan  .................
□ Perawatan kesehatan  .................
□ Pakaian  .................
□ Transportasi  .................
□ Tempat tinggal  .................
□ Uang  .................
Jelaskan : Klien mampu memenuhi kegiatannya secara mandiri
2. Kegiatan hidup sehari-hari
□ Perawatan diri BT BM
 Mandi ................. 
 Kebersihan diri ................. 
 Makan ................. 
 BAK/BAB ................. 
 Ganti pakaian ................. 
Jelaskan : Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri
□ Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda ?
 Ya
 Tidak
Apakah anda makan memisahkan diri ?
 Ya,
jelaskan : .........................................................................................................
........
 Tidak
Frekuensi makan sehari : 2-3 x
Frekuensi kudapan sehari : jarang
Nafsu makan
 Meningkat
 Menurun
 Berlebihan
Sedikit-sedikit
Berat badan :
 Meningkat
Menurun
BB terendah : 31 kg BB tertinggi : 35 kg
Jelaskan : klien mengatur pola makannya karena untuk menjaga kesehatannya
Masalah keperawatan : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
□ Tidur Ya Tidak
Apakah ada masalah tidur ? ……... 
Apakah merasa segar setelah bangun tidur ?  ………
Apakah ada kebiasaan tidur siang ?  ………
Lama tidur siang : ±2 jam
Apa yang menolong tidur ? tidak ada
Tidur malam jam : 10 bangun jam : 6
Apakah ada gangguan tidur ?
Sulit untuk tidur
 Bangun terlalu pagi
 Somnambulisme
Terbangun saat tidur
Gelisah saat tidur
 Berbicara saat tidur
Jelaskan : klien tidak mengalami gangguan tidur
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri
 Ya □ Tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
 Ya □ Tidak
Mengatur pengunaan obat
 Ya □ Tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan
 Ya □ Tidak
Jelaskan : klien mampu mengatasi koping individu
4. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : kedua orang tuanya
Terapis : tenaga medis
Teman sejawat : tidak
Kelompok sosial : tidak
Jelaskan :
Klien hanya memiliki kedua orang tuanya yang masih perhatian, dengan di bantu
tenaga medis
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?
 Ya
Tidak
Jelaskan : klien mengatakan ingin sekali kembali bekerja

VIII. MEKANISME KOPING


Pasien mengatakan ketika ada masalah sering memendam sendirian dan menangis.
Pasien mengatakan jarang menceritakan permasalahannya dengan orang lain, orang
yang dipercayai untuk bercerita adalah adiknya dan tantenya. Namun sekarang
adiknya tinggal berjauhan dengannya, sehingga pasien sangat jarang bertemu dan
menceritakan permasalahannya. Pasien mengatakan selama di RSJ Arnoldus pasien
tidak pernah menceritakan masalahnya kepada teman-teman satu bangsal.

IX. PENGOBATAN
1. Farmakoterapi (08 DESEMBER 2017)
Waktu Efek Samping Obat
Nama Obat Indikasi
Pemberian
KV : takikardia, hiper atau hipotensi,
Haloperidol ½-0-0 Penanganan
aritmia, gelombang T abnormal dengan
schizofrenia,
1,5 mg perpanjangan repolarisasi ventrikel,
sindroma Tourette
torsade de pointes (sekitar 4%).
pada anak dan
SSP : gelisah, cemas, reaksi
dewasa, masalah
ekstrapiramidal, reaksi distonik, tanda
perilaku yang berat
pseudoparkinson, diskinesia tardif,
pada anak.
sindroma neurolepsi malignan,
perubahan pengaturan temperatur
tubuh, akatisia, distonia tardif, insomnia,
eforia, agitasi, pusing, depresi,
lelah,sakit kepala, mengantuk, bingung,
vertigo, kejang.
Kulit : kontak dermatitis,
fotosenMinafitas, rash, hiperpigmentasi,
alopesia
Metabolik & endokrin : amenore, 
gangguan seksual, nyeri payudara,
ginekomaMinaa, laktasi, pembesaran
payudara, gangguan keteraturan
menstruasi, hiperglisemia, hipoglisemia,
hiponatremia.
Saluran cerna : berat : mual muntah,
anoreksia, konMinapasi, diare,
hipersalivasi, dispepsia, xerostomia.
retensi urin, priapisme.
Mata : penglihatan kabur.

Clozapine 0-0-½ Pengobatan Granulositopenia dan agranulositosis,


25 mg penderita resisten leukositosis, eosinifilia, fatigue, pusing,
skizofrenia (non sedasi, mulut kering, penglihatan
responsif atau memudar, gangguan pengaturan keringat
intoleransi terhadap dan temperatur, hipersalivasi, takikardia,
neuroleptik klasik) hipotensi postural, hipertensi, depresi
saluran nafas, mual, muntah,
konMinapasi, inkontinensia urin dan
retensi urin.

Trihexyphe 0-0-½ Terapi tambahan Mulut kering, penglihatan kabur, pusing,


nidyl 2 mg dalam parkinson cemas, konMinapasi, retensi urin,
takikardi, dilatasi pupil, TIO meningkat,
sakit kepala.

Maprotiline 1-0-½ Depresi pada pasien Pusing, sakit kepala, kelelahan, sedasi,
50 mg neurosis, gangguan mengantuk, mulut kering, ruam, urtikaria,
dysthymic, depresi mual, muntah, konMinapasi, berkeringat,
manik kenaikan BB, gelisah, hipotensi postural,
jarang, konvulsi, gangguan
ekstrapramidal, gangguan tidur,
penglihatan kabur, retensi urin,
peningkatan serum transaminase

X. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DO : Harga diri rendah kronik
1. Kontak mata kurang
2. Pasif
3. Pasien terlihat lesu
4. Afek tumpul
5. Pasien berbicara lambat
DS :
1. Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila tidak
bekerja
2. Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan belum mendapatkan
pekerjaan
3. Pasien mengatakan sedih dirasakan setiap sore hari
4. Pasien ingin selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena sudah terbiasa
bekerja keras sejak masih SD
5. Keluarga pasien mengeluhkan sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu
rumah tangga karena pasien mengalami sakit typhoid, ± sudah sejak 1 tahun
yang lalu, pasien sering terlihat sedih, sulit tidur, tidak mau makan, tidak mau
mandi, merasa tidak berguna, merasa tidak bisa berpikir dan tidak bertenaga
DO : Isolasi sosial
1. Pasien pergi menghindar dan menolak secara verbal apabila diajak bercerita
mengenai kehidupan pribadinya
2. Kontak mata kurang
3. Pasif
4. Pasien terlihat lesu
5. Selama di bangsal pasien tidak pernah memulai pembicaraan, pasien lebih
banyak tiduran di tempat tidur daripada mengobrol dan berkumpul dengan
teman satu bangsal.
DS :
1. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
bersosialisasi dengan warga dan tetangga di kampungnya.
2. Pasien mengatakan selama di rumah hanya mengurung diri di rumah dan
menonton TV
3. Keluarga pasien mengatakan kegiatan pasien selama di rumah hanya
menonton televisi dan menangis
4. Keluarga pasien mengatakan selama di rumah, apabila ada tetangga yang
menyapa pasien, pasien tidak menjawab sapaan
5. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah mengikuti
kegiatan di kampungnya
6. Pasien mengatakan belum mengenal dan hapal nama semua pasien satu
bangsal.
DO : - Ketidakefektifan
DS : manajemen regimen
1. Keluarga pasien mengatakan pasien pernah dibawa ke dukun karena ada terapeutik keluarga
dugaan dari keluarga adanya guna-guna dari orang yang tidak bertanggung
jawab
2. Pasien mengatakan sudah berkali-kali kontrol ke Puskesmas karang anyar
apabila obat habis
3. Keluarga pasien mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara agar
pasien berenang di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan pasien untuk
berenang di kolam
4. Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga karena pasien
mengalami sakit typhoid, ± sudah sejak 1 tahun yang lalu pasien sering terlihat
sedih, sulit tidur, tidak mau makan, tidak mau mandi, merasa tidak berguna,
merasa tidak bisa berpikir dan tidak bertenaga

XI. POHON MASALAH


Isolasi Sosial
Effect

Harga Diri Rendah Kronik


Core Problem

Koping Individu Tidak Efektif Ketidakefektifan manajemen


regimen terapeutik keluarga
Causa

Gambar : Mukhripah D& Iskandar (2012)

XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Harga diri rendah kronik
2. Isolasi sosial
3. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga
XIII. PERENCANAAN KEPERAWATAN BESERTA RASIONAL
DIAGNOSA PERENCANAAN
No
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
Harga diri rendah 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
kronik 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
Tujuan umum : Setelah 2 kali interaksi, Bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya
Pasien memiliki konsep pasien menunjukkan dengan menggunakan prinsip merupakan dasar untuk hubungan
diri yang poMinaf eskpresi wajah komunikasi terapeutik : interaksi selanjutnya.
Tujuan khusus: bersahabat, menun-jukkan 1. Sapa pasien dengan ramah baik Tika
1. Pasien dapat rasa senang, ada kontak verbal maupun non verbal.
membina hubungan mata, mau berjabat 2. Perkenalkan diri dengan sopan.
saling percaya tangan, mau menyebutkan 3. Tanyakan nama lengkap dan
dengan perawat. nama, mau menjawab nama panggilan yang disukai
salam, pasien mau duduk pasien.
Tika
berdampingan dengan 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
perawat, mau 5. Jujur dan menepati janji.
mengutarakan masalah 6. Tunjukan sikap empati dan
yang dihadapi. menerima pasien apa adanya.
Tika 7. Beri perhatian dan perhatikan
kebutuhan dasar pasien.
Tika
08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien Menilai realitas, kontrol diri atau
2. Pasien dapat pasien menyebutkan: tentang: integritas ego diperlukan sebagai
mengidentifikasi 1. Aspek poMinaf dan a. Aspek poMinaf yang dimiliki dasar asuhan keperawatannya,
aspek poMinaf dan kemampuan yang pasien, keluarga, lingkungan. reinforcement poMinaf akan
kemampuan yang dimiliki pasien. b. Kemampuan yang dimiliki meningkatkan harga diri pasien,
dimiliki. 2. Aspek poMinaf pasien. dan pujian yang realiMinak tidak
keluarga. 2. Bersama pasien buat daftar menyebabkan pasien melakukan
Tika
3. Aspek poMinaf tentang: kegiatan hanya karena ingin
lingkungan pasien. a. Aspek poMinaf pasien, mendapatkan pujian.
Tika keluarga, lingkungan. Tika
b. Kemampuan yang dimiliki
pasien.
3. Beri pujian yang realiMinas,
hindarkan memberi penilaian
negatif.
Tika
08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien Prasarat untuk berubah dan mengerti
3. Pasien dapat pasien menyebutkan kemampuan yang dapat tentang kemampuan yang dimiliki
menilai kemampuan kemampuan yang dapat dilaksanakan. dapat memotivasi pasien untuk
yang dimiliki untuk dilaksanakan dan 2. Diskusikan kemampuan yang tetap mempertahankan
dilaksanakan mengikuti rehabilitasi dapat dilanjutkan penggunaannya
Tika pelaksanaannya. Tika
Tika
3. Motivasi dan ikut sertakan pasien
untuk mengikuti rehabilitasi
Tika
08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Rencanakan bersama pasien Pasien adalah individu yang
4. Pasien dapat pasien membuat rencana aktivitas yang dapat dilakukan bertanggung jawab terhadap
merencanakan kegiatan harian setiap hari sesuai kemampuan dirinya sendiri, pasien perlu
kegiatan sesuai Tika pasien: bertindak secara realiMinas dalam
dengan kemampuan a. Kegiatan mandiri. kehidupannya, dan contoh peran
yang dimiliki b. Kegiatan dengan bantuan. yang dilihat pasien akan
2. Tingkatkan kegiatan sesuai memotivasi pasien untuk
Tika
kondisi pasien. melaksanakan kegiatan.
3. Beri contoh cara pelaksanaan Tika
kegiatan yang dapat pasien
lakukan.
Tika
08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Anjurkan pasien untuk Reinforcement poMinaf dapat
5. Pasien dapat pasien melakukan melaksanakan kegiatan yang meningkatkan harga diri kllien dan
melakukan kegiatan kegiatan sesuai jadwal telah direncanakan. memberikan kesempatan kepada
sesuai rencana yang dibuat 2. Pantau kegiatan yang pasien untuk tetap melakukan
Tika dilaksanakan pasien. kegiatan yang biasa dilakukan
Tika
3. Beri pujian atas usaha yang Tika
dilakukan pasien.
4. Diskusikan dengan pasien
kemungkinan pelaksanaan
kegiatan setelah pulang.
Tika
08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
Tujuan khusus: Setelah 1 kali interaksi 1. Bantu keluarga memberikan Mendorong keluarga akan sangat
6. Pasien dapat pasien memanfaatkan dukungan selama pasien di rawat berpengaruh dalam mempercepat
memanfaatkan sistem pendukung yang 2. Beri pendidikan kesehatan pada proses penyembuhan pasien dan
sistem pendukung ada di keluarga keluarga tentang cara merawat meningkatkan peran serta keluarga
yang ada. Tika pasien dengan harga diri rendah dalam merawat pasien di rumah.
3. Bantu keluarga menyiapkan Tika
Tika
lingkungan di rumah
Tika
2. Isolasi social 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
Tujuan Umum: 1. Setelah 2x interaksi 1. Bina hubungan saling percaya Dengan terbinanya hubungan
Pasien dapat pasien menunjukkan dengan: saling percaya merupakan dasar
berinteraksi dengan tanda-tanda percaya a. Beri salam setiap interaksi untuk interaksi perawat dengan
orang lain. kepada atau terhadap b. Perkenalkan nama, nama pasien dan dasar untuk
perawat: panggilan perawat, dan tujuan merencanakan perencanakan
Tujuan Khusus: a. Wajah cerah, perawat berkenalan selanjutnya.
1. Pasien dapat tersenyum c. Tanyakan dan panggil nama Tika
membina hubungan b. Mau berkenalan kesukaaan pasien
saling percaya c. Ada kontak mata d. Tunjukkan sikap jujur dan
d. Bersedia menepati janji
Tika
menceritakan e. Tanyakan perasaan pasien
perasaan dan masalah yang dihadapi
Tika pasien
f. Buat kontrak interaksi yang
jelas
2. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
pasien
Tika
08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
Tujuan khusus : Setelah 1x interaksi 1. Tanyakan pada pasien tentang: Diketahuinya penyebab akan dapat
2. Pasien mampu pasien dapat a. orang yang tinggal serumah dihubungkan dengan faktor
menyebutkan menyebutkan minimal atau teman sekamar pasien presipitasi yang dialami pasien
penyebab menarik satu penyebab menarik b. orang yang paling dekat dengan Tika
diri diri dari: pasien di rumah atau di ruang
1. Diri sendiri perawatan
Tika
2. Orang lain c. Apa yang membuat pasien
3. Lingkungan dekat dengan orang tersebut
Tika d. Orang yang tidak dekat dengan
pasien di rumah atau di ruang
perawatan
e. Apa yang membuat pasien tidak
dekat dengan orang tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
2. Diskusikan dengan pasien
penyebab menarik diri
3. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan
perasaannya
Tika
08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
3. Pasien mampu Setelah 1x interaksi 1. Tanyakan pada pasien tentang: Dengan mengetahui keuntungan
menyebutkan dengan pasien dapat a. Manfaat hubungan sosial dari berinteraksi pasien diharapkan
keuntungan menyebutkan keuntungan b. Kerugian menarik diri terdorong untuk berinteraksi
berhubungan berhubungan sosial, 2. Diskusikan bersama pasien Tika
sosial dan kerugian misalnya: tentang manfaat berhubungan
menarik diri. 1. Banyak teman sosial dan kerugian menarik diri
Tika 2. Tidak kesepian 3. Beri pujian terhadap kamampuan
3. Bisa diskusi pasien mengungkapkan
4. Saling menolong perasaannya
Dan kerugian menarik diri, Tika
misalnya:
1. Sendiri
2. Kesepian
3. Tidak bisa diskusi
Tika
08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
4. Pasien dapat Setelah 3x interaksi 1. Observasi perilaku pasien saat Pasien harus mencoba berinteraksi
melaksanakan pasien dapat berhubungan sosial secara bertahap agar terbiasa
hubungan sosial melaksanakan hubungan 2. Beri motivasi dan bantu pasien membina hubungan yang sehat
secara bertahap. sosial secara bertahap untuk berkenalan atau dengan orang lain
Tika dengan: berkomunikasi dengan: Tika
a. Perawat a. Perawat lain
b. Perawat lain b. Pasien lain
c. Pasien lain c. Kelompok
d. Kelompok 3. Libatkan pasien dalam Terapi
Tika Aktivitas Kelompok Sosialisasi
4. Diskusikan jadwal harian yang
dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan
pasien bersosialisasi
5. Beri motivasi pasien untuk
melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat
6. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien memperluas
pergaulannya melalui aktivitas
yang dilaksanakan
Tika
08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
5. Pasien mampu Setalah 3x interaksi 1. Diskusikan dengan pasien Mengungkapkan perasaan akan
menjelaskan pasien dapat menjelaskan tentang perasaannya setelah membantu pasien menilai
perasaannya perasaannya setelah berhubungan sosial dengan: keuntungan berinteraksi dengan
setelah berhubungan sosial a. Orang lain orang lain.
berhubungan dengan: b. kelompok Tika
sosial. 1. Orang lain 2. Beri pujian terhadap kemampuan
Tika 2. Kelompok pasien mengungkapkan
Tika perasaannya
Tika
08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
6. Pasien mendapat Setelah 1x pertemuan 1. Diskusikan pentingnya peran serta Keterlibatan keluarga sangat
dukungan keluarga keluarga dapat keluarga sebagai pendukung untuk mendukung terhadap proses
dalam memperluas mempraktekan cara mengatasi perilaku menarik diri perubahan perilaku pasien.
hubungan sosial merawat pasien menarik 2. Diskusikan potensi keluarga untuk Tika
Tika diri dan menjelaskan membantu pasien mengatasi
tentang: perilaku menarik diri
1. Pengertian menarik diri 3. Jelaskan pada keluarga tentang:
2. Tanda dan gejala a. Pengertian menarik diri
menarik diri b. Tanda dan gejala menarik diri
3. Penyebab dan akibat c. Penyebab dan akibat menarik
menarik diri diri
4. Cara merawat pasien d. Cara merawat pasien menarik
menarik diri diri
Tika 4. Latih keluarga cara merawat
pasien menarik diri
5. Tanyakan perasaan keluarga
setelah mencoba cara yang
dilatihkan
6. Beri motivasi keluarga agar
membantu pasien untuk
bersosialisasi
7. Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatnnya merawat pasien di
rumah sakit
Tika
3. Ketidakefektifan 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017 08 Desember 2017
manajemen 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA 09.00 WITA
regimen Tujuan umum : Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi kepatuhan pasien untuk 1. Minat pasien untuk minum obat
terapeutik Manajemen regimen keperawatan selama 1x minum obat selama di rumah sakit dapat diketahui dengan melihat
keluarga terapeutik pasien efektif pertemuan diharapkan 2. Diskusikan dengan pasien tentang keaktifan pasien untuk
Tika manajemen regimen pentingnya minum obat secara meminta obat pada perawat
terapeutik pasien kembali teratur, manfaat dan kerugian tidak secara aktif atau harus di
efektif dengan kriteria minum obat, nama, warna, dosis, ingatkan oleh perawat jika
hasil: cara, efek terapi, dan efek samping pasien minum obat
1. Pasien mengetahui penggunaan obat serta cara 2. Memberikan pengertian
manfaat dan efek mengatasi efek samping mengenai ketergantungan obat
samping dari minum 3. Diskusikan dengan pasien efek pasien berkaitan dengan
obat tidak minum obat tanpa konsultasi gangguan jiwa yang dialami
2. Pasien berkomitmen dengan dokter pasien
untuk selalu minum 4. Anjurkan pasien untuk mengatur
obat jadwal minum obat dan rutin kontrol 3. Mengetahui akibat jika tidak
3. Pasien mampu 3 hari sebelum obat habis minum obat yaitu terjadinya
mengelola obatnya 5. Lakukan kunjungan rumah untuk kekambuhan
selama dirumah mendiskusikan tentang manajemen 4. Mencegah terjadinya
4. Keluarga mengerti regimen terapeutik kekambuhan akibat putus obat
untuk mencegah Tika 5. Menambah pengetahuan dan
terjadinya putus obat keikutsertaan keluarga dalam
pada pasien perawatan pasien
Tika Tika

XIV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Isolasi sosial Senin, 08 Desember 2017 Senin, 08 Desember 2017
08.00 WITA 08.30 WITA
Mengikut sertakan dan memotivasi S : Pasien mengatakan senang mengikuti TAKS sesi 1, pasien mengatakan makin banyak
pasien untuk mengikuti kegiatan teman
terapi aktivitas kelompok : O : Pasien kooperatif, mampu memperkenalkan diri, pasien aktif dalam terapi TAKS sesi 1
Sosialisasi Sesi 1 A : Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan perawat lain dan
Tika pasien lain
P : N : Bina hubungan saling percaya, ikutsertakan serta motivasi pasien mengikuti TAKS
sesi 2
K : Membina hubungan saling percaya dengan perawat, berperan aktif dalam TAKS sesi 2
Tika
Harga diri rendah Senin, 08 Desember 2017 Senin, 08 Desember 2017
kronik 08.30 WITA 08.35 WITA
Memotivasi dan mengikut sertakan S : Pasien mengatakan senang mengikuti rehabilitasi karena bisa beraktivitas di luar bangsal
pasien untuk mengikuti rehabilitasi Srikandi
Tika O : Pasien terlihat antusias, pasien mengikuti rehabilitasi pertanian
A : Pasien mengikuti rehabilitasi
P : N : Bina hubungan saling percaya
K : Membina hubungan saling percaya dengan perawat Tika
Harga diri rendah Senin, 08 Desember 2017 Senin, 08 Desember 2017
kronik 09.30 WITA 10.00 WITA
Membantu keluarga memberikan S : Pasien mengatakan senang dijenguk oleh anaknya sesuai dengan janji, pasien senang
dukungan selama pasien dirawat dibawakan makanan dan buah banyak oleh anaknya
Tika O : Rehabilitasi ditunda, pasien dijenguk anaknya, pasien terlihat senang dan antusias,
pasien dan anaknya ngobrol di luar bangsal
A : pasien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
P : N : Lanjutkan TUK 6
K : Memanfaatkan sistem pendukung : keluarga
Tika
Isolasi sosial Senin, 08 Desember 2017 Senin, 08 Desember 2017
10.00 WITA 10.10 WITA
1. Membina hubungan saling S : Pasien mengatakan “Kula Minarni”, pasien mengatakan senang dijenguk anaknya, ketika
percaya dengan menggunakan diajak ngobrol pasien mengatakan “Mboten, kula kesel, pengen turu mawon”, pasien
prinsip komunikasi terapeutik mengatakan tidak ada keluhan fisik, pasien mengatakan kadang-kadang masih merasa
2. Dengarkan dengan penuh sedih
perhatian ekspresi perasaan O : Pembicaraan koheren, kontak mata kurang, mau berjabat tangan, pasien mau menjawab
pasien salam, pasien terlihat berpaling dan menolak ketika diajak duduk berdampingan, pasien
3. Tanyakan pada pasien tentang: tidak mau mengutarakan masalah yang dihadapi, anak pasien datang menjenguk dan
a. Orang yang tinggal serumah membawakan barang kebutuhan pasien
atau teman sekamar pasien A : Pasien belum menunjukkan tanda-tanda percaya kepada atau terhadap perawat
b. Orang yang paling dekat P : N : Lanjutkan TUK 1 dan 2
dengan pasien di rumah atau K : Membina hubungan saling percaya dengan perawat, mengidentifikasi dan menguraikan
di ruang perawatan perasaan
c. Apa yang membuat pasien Tika
dekat dengan orang tersebut
d. Orang yang tidak dekat
dengan pasien di rumah atau
di ruang perawatan
e. Apa yang membuat pasien
tidak dekat dengan orang
tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
4. Diskusikan dengan pasien
penyebab menarik diri
5. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya
Tika
Harga diri rendah Selasa, 09 Desember 2017 Selasa, 09 Desember 2017
kronik 15.00 WITA 15.30 WITA
1. Membina hubungan saling S : Pasien mengatakan baru saja mengikuti rehabilitasi bertani, pasien mengatakan senang
percaya bekerja, pasien mengatakan pernah mengikuti rehabilitasi membuat telur asin di RSJ
2. Mendiskusikan dengan pasien Arnoldus, pasien mengatakan kegiatan di rumah membantu pekerjaan rumah, kolam ikan
tentang: lele dan sawah
a. Aspek poMinaf yang dimiliki O : Pasien terlihat senang dan antusias ketika diajak berbicara mengenai kerja dan aktivitas,
pasien, keluarga, kontak mata cukup, pasien mau duduk berdampingan
lingkungan. A :Pasien dapat menyebutkan aspek poMinaf dan kemampuan yang dimiliki pasien, aspek
b. Kemampuan yang dimiliki poMinaf keluarga, aspek poMinaf lingkungan pasien
pasien. P : N : Diskusikan dengan pasien kemampuan pasien
3. Memberi pujian yang realiMinas K : Mengidentifikasi kemampuan yang dapat dilaksanakan dan dilanjutkan
Tika Tika
Isolasi social Selasa, 09 Desember 2017 Selasa, 09 Desember 2017
16.00 WITA 16.30 WITA
1. Tanyakan pada pasien tentang: S : Pasien mengatakan belum pernah curhat kepada teman satu bangsal, pasien
a. Orang yang tinggal serumah mengatakan ketika ada masalah sering memendam sendirian dan menangis, pasien
atau teman sekamar pasien mengatakan jarang menceritakan permasalahannya dengan orang lain, pasien
b. Orang yang paling dekat mengatakan belum hafal teman satu bangsal, pasien mengatakan ingin tidur tidak ingin
dengan pasien di rumah atau diganggu karena capek ikut rehabilitasi, pasien mengatakan tinggal satu rumah dengan
di ruang perawatan anak, ibu dan bapaknya
c. Apa yang membuat pasien O : Pasien terlihat segan membicarakan masalah pribadinya, pasien berpaling dan blocking
dekat dengan orang tersebut ketika diajak mengungkapkan perasaan dan permasalahannya,
d. Orang yang tidak dekat A : Pasien dapat menyebutkan penyebab menarik diri dari diri sendiri, orang lain, lingkunga
dengan pasien di rumah atau P : N : Lanjutkan TUK 3
di ruang perawatan K : Mengungkapkan perasaan dan masalahnya kepada orang yang dapat dipercaya
e. Apa yang membuat pasien Tika
tidak dekat dengan orang
tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
2. Diskusikan dengan pasien
penyebab menarik diri
3. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya
Tika
Harga diri rendah Rabu, 10 Desember 2017 Rabu, 10 Desember 2017
kronik 07.10 WITA 07.30 WITA
1. Merencanakan bersama pasien S : Pasien mengatakan akan giat beraktivitas di bangsal agar cepat pulang, pasien
aktivitas yang dapat dilakukan mengatakan selama di rumah sering membantu mengerjakan perkerjaan rumah, pasien
setiap hari sesuai kemampuan mengatakan masih mampu untuk bekerja, pasien mengatakan akan membantu pasien
pasien lainnya untuk membersihkan peralatan makan dan membersihkan serta merapikan
2. Meningkatkan kegiatan sesuai tempat makan setelah selesai makan
kondisi pasien O :Pasien terlihat antusias, kooperatif, pasien mampu untuk mengidentifikasi kemampuannya
Tika A : Pasien dapat membuat rencana kegiatan harian
P : N : Lanjutkan TUK 5
K: Melakukan aktivitas sesuai rencana Tika
Isolasi sosial Rabu, 10 Desember 2017 Rabu, 10 Desember 2017
08.00 WITA 08.30 WITA
1. Mengobservasi perilaku pasien S : Pasien mengatakan senang mengikuti TAKS sesi 3, pasien mengatakan makin banyak
saat berhubungan sosial teman
2. Memberi motivasi dan O : Pasien kooperatif, mampu bercakap-cakap dengan teman sebelahnya, pasien aktif dalam
membantu pasien untuk terapi TAKS sesi 3
berkenalan atau berkomunikasi A : Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan perawat, perawat
dengan: lain, pasien lain da kelompok
a. Perawat lain P : N :Ikut sertakan dan motivasi pasien mengikuti TAKS sesi 4
b. Pasien lain K : Berperan aktif dalam TAKS sesi 4
c. Kelompok Tika
3. Melibatkan pasien untuk
mengikuti kegiatan terapi
aktivitas kelompok : Sosialisasi
Sesi 3
4. Memberi pujian terhadap
kemampuan pasien
memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang
dilaksanakan

Tika
Harga diri rendah Rabu, 10 Desember 2017 Rabu, 10 Desember 2017
kronik 08.30 WITA 08.35 WITA
Memotivasi dan mengikut sertakan S : Pasien mengatakan senang mengikuti rehabilitasi karena bisa beraktivitas di luar bangsal
pasien untuk mengikuti O : Pasien terlihat antusias, pasien mengikuti rehabilitasi pertanian
rehabilitasi A : Pasien mengikuti rehabilitasi
Tika P : N : Ikut sertakan dan motivasi pasien mengikuti rehabilitasi
K : Mengikuti rehabilitasi
Tika
Harga diri rendah Rabu, 10 Desember 2017 Rabu, 10 Desember 2017
kronik 12.00 WITA 12.30 WITA
1. Menganjurkan pasien untuk S : Pasien mengatakan senang bisa beraktivitas dan bekerja di bangsal daripada bermalas-
melaksanakan kegiatan yang malasan dan tidur-tiduran
telah direncanakan. O : Pasien terlihat membantu menyapu, mencucikan piring makan dan gelas pasien lain,
2. Memantau kegiatan yang merapikan meja tempat makan, pasien terlihat mengambil, merapikan serta membagikan
dilaksanakan pasien. handuk dan pakaian dalam pasien lain dari jemuran
3. Memberi pujian atas usaha A : Pasien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat
yang dilakukan pasien P : N : Lanjutkan TUK 6
Tika K : Mempertahankan kegiatan yang telah direncanakan bersama
Tika
Harga diri rendah Selasa, 16 Desember 2017 Selasa, 16 Desember 2017
kronik 12.00 WITA 13.00 WITA
1. Beri pendidikan kesehatan pada S : Keluarga pasien mengatakan akan mengajak pasien bersosialisasi dengan warga dan
keluarga tentang cara merawat tetangga sekitar, akan mengajak pasien untuk beribadah shalat, akan mengajak
pasien dengan harga diri beraktivitas, akan rajin kontrol dan mengingatkan pasien untuk teratur minum obat, akan
rendah mendukung kegiatan poMinaf untuk pasien
2. Bantu keluarga menyiapkan O : Keluarga pasien kooperatif, kontak mata cukup
lingkungan di rumah A : Pasien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
Tika P : N : Diskusikan dengan pasien kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang
K : Memanfaatkan support sistem di keluarga
Tika
Harga diri rendah Kamis, 18 Desember 2017 Kamis, 18 Desember 2017
kronik 10.00 WITA 10.15 WITA
Mendiskusikan kemungkinan S : Pasien mengatakan sempat merasakan dirinya tidak berguna dan merasa malu, pasien
pelaksanaan kegiatan setelah mengatakan khawatir terhadap menantunya yang sedang hamil, pasien mengatakan
pulang ingin mencoba usaha membuat telur asin di rumah, pasien mengatakan akan teratur
Tika minum obat dan rutin kontrol 3 hari sebelum obat habis, pasien mengatakan akan
berusaha mencari pekerjaan setelah pulang dengan tempat tetap di dakam provinsi tidak
jauh dari keluarga dekat
O : Pasien terlihat antusias, kooperatif
A : Pasien melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
P : N : Beri edukasi mengenai obat
K : Memanfaatkan sistem pendukung di rumah

Tika
Ketidakefektifan Kamis, 18 Desember 2017 Kamis, 18 Desember 2017
manajemen 11.30 WITA 11.45 WITA
regimen terapeutik 1. Mendiskusikan dengan pasien S : Pasien mengatakan selalu minum obat secara teratur selama di RS, pasien mengatakan
keluarga tentang pentingnya minum obat setelah minum obat efek samping yang sering dirasakan adalah perasaan mudah lemas
secara teratur, manfaat dan dan ingin tidur, pasien mengatakan mengatasi perasaan mengantuk dengan tidur
kerugian tidak minum obat, maupun tiduran, pasien mengatakan apabila tidak minum obat secara teratur akan
nama, warna, dosis, cara, efek kambuh, pasien mengatakan akan rajin kontrol 3 hari sebelum obat habis dan teratur
terapi, dan efek samping mium obat
penggunaan obat serta cara O : Pasien terlihat antusias, banyak bertanya, kooperatif, memperhatikan
mengatasi efek samping A : Pasien mengetahui manfaat dan efek samping dari minum obat, pasien berkomitmen
2. Mendiskusikan dengan pasien untuk selalu minum obat
efek tidak minum obat tanpa P : N : Pasien BLPL
konsultasi dengan dokter K : Mempertahankan keteraturan dan kedisiplinan minum obat selama di rumah
3. Menganjurkan pasien untuk Tika
mengatur jadwal minum obat
dan rutin kontrol 3 hari sebelum
obat habis
Tika
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Pertemuan ke I (satu)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a.Klien mengatakan malu dan tidak berguna
b. Klien mengatakan ekspresi wajah malu
c.Klien mengatakan “tidak bisa”ketika diminta melakukan sesuatu
d. Klien tampak kurang bergairah
e.Klien selalu mengungkapkan kekurangannya dari pada kelebihannya.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
3. Tujuan Khusus
a.Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek poMinaf yang
dimiliki
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
1. Orientasi
a.Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu, saya Antika Cahyani, saya mahasiswa MINAKES
Sari Mulia yang sedang praktek dirumag sakit ini”,
“Ibu bisa panggil saya suster Tika”. ”Nama ibu siapa?”. “........”
“Ibu lebih senang dipanggil siapa?”“o o o ibu Mina”. “saya akan
menemani ibu selama 2 minggu, jadi kalau ada yang mengganggu
pikiran ibu bisa bilang ke saya, siapa tahu saya bisa bantu”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini? ......... o o o begitu”
“Coba ceritakan pada saya, apa yang dirasakan dirumah, hingga
dibawah ke RSJ”
c. Kontrak
1) Topik
“ Maukah ibu Mina bercakap – cakap dengan kemampuan
yang dimiliki serta hobi yang sering dilakukan dirumah”
2) Tempat
“Ibu Mina lebih suka bercakap – cakap dimana?, o o o
ditaman, baiklah”
3) Waktu
“kita mau becakap – cakap berapa lama?, Bagaimana kalau 10
menit saja”
2. Kerja
“Kegiatan apa saja yang sering ibu Mina lakukan dirumah?”.........
“memasak, mencuci pakaian, bagus itu bu”. “Terus kegiatan apalagi
yang ibu lakukan?”. “kalau tidak salah ibu juga senang menyulam
ya?”, wah bagus sekali!
“Bagaimana kalau ibu Mina menceritakan kelebihan lain/kemampuan
lain yang dimiliki?” kemudian apa lagi.
“Bagaimana dengan keluarga ibu Mina, apakah mereka menyenangi
apa yang ibu lakukan selama ini, atau apakah mereka sering mengejek
hasil kerja ibu?”
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan ibu Mina selama kita bercakap – cakap?”,
“Senang terima kasih”
b. Evaluasi Obyektif
“Tolong ibu Mina ceritakan kembali kemampuan dan kegiatan
yang sering ibu lakukan? ........ Bagus”, “terus bagaimana
tanggapan keluarga ibu terhadap kemampuan dan kegiatan yang
ibu lakukan?”.
c. Rencana Tindak Lanjut
“baiklah Bu Mina, nanti ibu ingat ingat ya, kemampuan ibu yang
lain dan belum sempat ibu ceritakan kepada saya?”, “besok bisa
kita bicara lagi”.
d. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau besok kita bicarakan kembali kegiatan
/kemampuan yang dapat ibu Mina lakukan di rumah dan di
RSJ”
2) Tempat
“Tempatnya mau dimana Bu? ”
3) Waktu
“Berapa lama kita akan bercakap – cakap?”. “Bagaimana kalau
15 menit”
“Setuju!”
“Sampai bertemu lagi besok ya, Bu Mina”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Pertemuan ke II (dua)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien telah terbina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien telah mengetahui/dapt mengenal beberapa kemampuan dan aspek poMinaf yang
dimiliki
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
b. Klien dapat merencanakan kegiatan di rumah sakit sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Bu Mina”, “Masih ingat saya?” “................ Bagus!”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasan Ibu Mina sekarang?”
“................ O ............. ya bagaimana, apakah ada kemampuan lain
yang belum ibu Mina ceritakan kemarin”
c. Kontrak
1) Topik
“Apakah ibu Mina masih ingat apa yang akan kita bicarakan
sekarang?”. “ya............ bagus”
2) Tempat
“Kalau tidak salah, kemrin kita sudah sepakat akan bercakap –
cakap di taman benar kan?”
3) Waktu
“Kita akan bercakap – cakap selama 15 menit, atau mungkin
bu Mina ingin bercakap – cakap lebih lama lagi?”
2. Kerja
“Kegiatan apa saja yang sering ibu Mina lakukan dirumah?”.........
“memasak, mencuci pakaian, bagus itu bu”. “Terus kegiatan apalagi
yang ibu lakukan?”. “kalau tidak salah ibu juga senang menyulam
ya?”, wah bagus sekali!
“Bagaimana kalau ibu Mina menceritakan kelebihan lain/kemampuan
lain yang dimiliki?” kemudian apa lagi.
“Bagaimana dengan keluarga ibu Mina, apakah mereka menyenangi
apa yang ibu lakukan selama ini, atau apakah mereka sering mengejek
hasil kerja ibu?”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu Mina setelah berhasil membuat jadwal
kegiatan yang dapat dilakukan di rumah sakit”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu bacakan kembali jadwal kegiatan yang telah dibuat
tadi!”. “Bagus”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Ibu Mina mau kan melaksanakan jadwal kegiatan yang telah ibu
buat tadi!”
“.........nah nanti kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan bersama
– sama dengan teman – teman yang lain ya!”. “Bagaimana kalau
nanti siang?”
d. Kontrak
1) Topik
“Baiklah besok kita bertemu lagi, bagaimana kalau kita
bercakap – cakap tentang kegiatan yang dapat dilakukan di
rumah”. “Bagaimana menurut ibu Mina?”. “Setuju”
2) Tempat
“Ibu ingin bercakapn – cakap dimana besok?”, “......... oooo di
taman, baiklah.”
3) Waktu
“Bagaimana kalau kita bercakap – cakap 10 menit?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Pertemuan ke III (tiga)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a.Klien telah mampu mengenal menyusun jadwal kegiatan yang dapat
dilakukan di rumah sakit
b. Klien telah berhasil melaksanakan kegiatan sesuai dengan
jadwalyang telah dibuat
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
3. Tujuan Khusus
a.Klien dapat mengenal kegiatan yang dapat dilakukan di rumah
b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan yang dapat dilakukan sesuai
kemampuan di rumah
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
1. Orientasi
a.Salam terapeutik
“Selamat pagi,ibu Mina sedang apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasan Ibu Mina sekarang?”
“Apakah ibu Mina sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan
jadwalyang telah dinuat kemarin?”. “Bagus ibu sudah dapat
membantu membersihkan lingkungan”
“Coba saya lihat jadwal kegiatannya, wah hebat sekali, sudah
diberi tanda semua!”, “Nanti dikerjakan lagi ya bu!”
c.Kontrak
1) Topik
“Nah bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang kegiatan
yang dapat dilakukan di rumah?”.
4) Tempat
“Kalau tidak salah, kemrin kita sudah sepakat akan bercakap –
cakap di taman benar kan?”
5) Waktu
“Mau berapalama?, Bagaimana kalau 15 menit lagi”
2. Kerja
“Kemarin ibu telah membuat jadwal kegiatan di rumah sakit, sekarang
kita buat jadwal kegiatan dirumah ya!. Ini kertas dan bolpointnya,
jangan khawatir nanti saya bantu, kalau kesulitan, Bagaimana kalau
kita mulai? ”
“Ibu mulai dari jam 05.00 WIB?.............. ya, tidak apa-apa, bangun
tidur......... terus ya sholat shubuh, terus masak (samapi jam 20.00
WIB), bagus tapi jangan lupa minum obatnya, ya Bu!”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu Mina setelah dapat membuat jadwal
kegiatan di rumah”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan lagi susunan kegiatan dalam sehari yang dapat
dilakukan di rumah”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Besok kalau sudah dijemput oleh keluarga dalam sehari apa yang
dapat dilakukan di rumah?”
d. Kontrak
1) Topik
“Nah, bagaimana besok kita bercakap – cakap tentang
perlunya dukungan keluarga terhadap kesembuhan Bu Mina”
2) Tempat
“Bagaimana kalau kita bercakap – cakap di teras, setuju!, atau
mungkin ibu ingin di tempat lain?”
3) Waktu
“Kita mau bercakap –cakap berapa lama, bagaimana kalau 10
menit?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Pertemuan ke IV (empat)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Klien telah mampu menyusun kegiatan yang sesuai kemampuan yang
dapat dilakukan di rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
3. Tujuan Khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang dimiliki di rumah.
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SP)
1. Orientasi
a.Salam terapeutik
“Selamat pagi, Bu!”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasan Ibu Mina hari ini, baik baik saja?”.
“Syukurlah” “Masih ibu simpan jadwal kegiatan yang telah dibuat
kemarin?”
c.Kontrak
1) Topik
“Hari ini kita akan bercakap – cakap tentang sistem pendukung
yang dapat membantu ibu Mina di rumah?”.
2) Tempat
“Sesuai kesepakatan kemarin kita bercakap – cakap di teras
ya?”
3) Waktu
“Kita bercakap – cakap berapa lama?”. “10 menit saja ya
boleh!”
2. Kerja
“Apakah ibu tahu artinya sistem pendukung?”.“Baiklah akan saya
jelaskan, sistem pendukung adalah hal-hal yang dapat membantu di
rumah dalam mencapai kesembuhan nantinya, misalnya: dana,
keluarga, teman/tetangga yang mau menerima, kegiatan bersama, dan
tempat yang dapat dikunjungi saat obat habis”
“Ibu di rumah tinggal dengan siapa? ..... terus siapa lagi?” “Apakah
mereka sayang dan memperhatikan kesehatan ibu Mina?” “Siapa
selama ini yang mengingatkan ibu minum obat dan mengantarkan
control/periksa ke dokter?”. “wah bagus! Terus selama ini yang
mencari nafkah dan mencari biaya pengobatan unutk ibu siapa?”

“Apakah punya teman atau tetangga yang dekat dengan ibu Mina?”
“Kegiatan apa saja yang ada di lingkungan ibu Mina?”. “Oooo
pengajian..... Bagus itu, kalau kelompok ibu-ibu arisan ada tidak bu, oo
begitu!”. “selama ini bu Mina sudah berobat kemana saja, apakah ada
rumah sakit yang paling dekat dengan rumah ibu?”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaannya setelah bercakap – cakap tentang sistem
pendukung yang ibu Mina miliki?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan kembali sistem pendukung yang ibu miliki
dirumah, satu persatu ya!”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Besok kalau sudah pulang, harus mendengarkan nasihat keluarga
ya Bu! Jangan lupa kalau obat hampir habis cepat datangi rumah
sakit!”
d. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana besok kita bercakap – cakap lagi, tentang obat-
obatan yang ibu Mina minum setiap hari”
2) Tempat
“Sebaiknya kita bercakap – cakap di mana bu?”, “ di
warung makan, o.... bisa!”
3) Waktu
“Mau berapa lama bu?”, “15 menit, boleh sampai ketemu
lagi bu!”
DAFTAR PUSTAKA

Herdman. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Iskandar, M. D. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama

Keliat. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa : edisi 2. Jakarta: EGC

Keliat, C. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Yogyakarta: EGC.

Prabowo, E. 2017. Konsep & Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN JIWA.

Yogyakarta : Nuhamedika

Sundeen, S. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Townsend. 2008. Nursing Diagnosis in Psuchiatric Nursing a Pocket Guide for

Care Plan Construction. jakarta: EGC

Sari, Kartika. 2015.Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta:

CV.Trans Info Media

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai