DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
PENDIDIKAN GEOGRAFI
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya makalah
yang berjudul “Kemacetan Lalu Lintas Di Daerah Perkotaan Dan Faktor Yang
Mempengaruhinya”. Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Makalah ini dibuat sebagai
tugas mata pelajaran Geografi Transport dan Pemukiman yang secara garis besar memuat
tentang karakteristik moda transportasinya.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak,
kami tidak mungkin menyelesaikan penyusunan makalah ini, untuk itu ucapan terima kasih
kami ucapkan keapada semua pihak yang telah membantu. Kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Daya tarik perkotaan sebagai penyedia berbagai fasilitas sosial, bisnis, dan budaya
yang membuka peluang ekonomi melahirkan urbanisasi. Hal ini telah terjadi di berbagai
negara, khususnya negara berkembang yang membutuhkan tenaga kerja dan memiliki target
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Namun tidak semua negara siap menanggapi isu urbanisasi ini. Urbanisasi akan meningkat
seiring dengan kebutuhan akan perjalanan dan dengan ketidaksiapan fasilitas transportasi,
kemacetan umumnya terjadi.
Kemacetan lalu lintas merupakan permasalahan yang sudah lama terjadi di kota-kota besar
Indonesia.
Tidak hanya Jakarta, laporan Bank Dunia tahun ini menyebut kota-kota besar lainnya seperti
Padang, Sumatra Barat; Malang, Jawa Timur; Pontianak, Kalimantan Barat; Bengkulu; dan
Yogyakarta termasuk ke dalam kota dengan rasio waktu kemacetan tertinggi.
Kemacetan menghabiskan banyak waktu keseharian masyarakat. Ambil contoh di ibu kota
Jakarta. Setiap tahunnya masyarakat Jakarta menghabiskan lebih dari 400 jam di jalan. Tidak
berbeda dengan Jakarta, di kota lain seperti Padang dan Yogyakarta, seperempat waktu
perjalanan mereka habis di tengah kemacetan.
Salah satu penjelasan mengapa kemacetan terjadi di kota-kota besar, seperti Jakarta, adalah
karena fenomena urbanisasi atau perpindahan masyarakat dari desa ke kota.
Untuk mengatasinya diperlukan upaya dari pemerintah dan dukungan dari masyarakat.
1.3 Tujuan
Untuk menjawab pertanyaan yang tercantum pada rumusan masalah serta memberikan kita
pengetahuan mengenai topik yang dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
Setengah dari jumlah populasi manusia, yaitu 3,5 miliar tinggal di wilayah perkotaan.
Berdasarkan data Worldometers (2019), persentase penduduk Indonesia yang tinggal di
wilayah perkotaan adalah sebesar 55,8% atau 150,9 juta jiwa dari total penduduk Indonesia
yang sebesar 270,6 juta jiwa. Tingginya populasi di wilayah perkotaan tersebut menyebabkan
tingginya permintaan terhadap kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang harus dipenuhi.
Hal tersebut menunjukkan tingkat kemacetan yang tinggi dari aktivitas transportasi yang
berlangsung di wilayah perkotaan.
Alasan pentingnya perancangan sistem logistik yang efektif dan efisien di wilayah perkotaan
adalah agar pemenuhan kebutuhan penduduk di wilayah perkotaan tidak menambah
kemacetan yang sudah tinggi tersebut. Hal ini mengingat dalam sistem logistik terdapat
aktivitas transportasi. Semakin tinggi permintaan atau kebutuhan sebuah wilayah perkotaan,
maka semakin tinggi pula aktivitas transportasi yang terjadi.
Menurut Taniguchi, dkk. (2001), terdapat lima alternatif yang dapat digunakan untuk
merancang sistem logistik yang efektif dan efisien serta tidak menambah kemacetan di
wilayah perkotaan. Lima alternatif tersebut adalah:
Contohnya adalah penggunaan sistem berbasiskan satelit untuk mengumpulkan data serta
selanjutnya mengolah dan menganalisis data tersebut untuk merancang sistem logistik di
wilayah perkotaan.
Sistem transportasi barang kooperatif bertujuan untuk mengurangi jumlah truk yang
digunakan untuk mengumpulkan atau mengirimkan jumlah barang yang sama.
Terdapat beberapa istilah lain yang dekat dengan istilah terminal logistik umum, yaitu
urban consolidation center, city distribution center, city consolidation center, dan urban
freight consolidation. Terminal logistik umum yang berada di area perkotaan dapat
membantu dalam mempromosikan sistem transportasi barang kooperatif.
Sistem transportasi barang bawah tanah merupakan solusi inovatif untuk permasalahan
transportasi barang.
Faktor penyumbang perlambatan pertama, yaitu kapasitas jalan yang tidak memadai.
Kepadatan arus lalu lintas tidak pernah dipikirkan berapa persentase over kapasitas di jalur
tersebut. Analisa petugas yang berada di back office, mungkin sama sekali tidak memahami
atau mungkin tidak pernah terpikir soal aplikasi digital traffic count untuk mengetahui dan
menjawab tingkat kepadatan arus.
Kedua faktor jalan, di mana kondisi jalan yang bottle neck atau terjadi penyempitan, perlu
dilakukan upaya-upaya rekayasa untuk menyelesaikannya, atau setidaknya ada tindakan
pengaturan untuk mempercepat arus dengan mengatasi faktor perlambatan lainya..
Ketiga, faktor kendaraan. Urusan ini, terkadang standar operasional kendaraan sering
diabaikan. Saat mobil digunakan, bisa saja pecah ban, patah as, atau tidak memenuhui batas
standar kecepatan minimal, over loading dan sebagainya.
Ketujuh, sistem-sistem tata ruang perkotaan, yang mengabaikan dampak lalu lintas.,
kebijakan dan pengaturan tata ruang seringkali dilanggar dan diabaikan. Analisa dan
solusinya sebatas kelengkapan administrasi dan kepentingan seremonial atau supersial.
Kesepuluh, kesadaran masyarakat yang rendah dari perilaku berlalu lintas yang melanggar,
menggunakan jalan atau badan jalan yang bukan untuk lalu lintas.
3. Terjadi arus lalu lintas yang melewati jalan hingga melampaui kapasitas jalan itu
sendiri.
6. Terjadi benacana tak terduga seperti banjir sehingga mampu memperlambat laju
kendaraan.
8. Kemacetan lalu lintas di perlintasan sebidang, akibat ada kereta api yang sedang
melintas sementara.
Terdapat beberapa langkah untuk mencegah kemacetan ini dapat terjadi, berikut adalah
langkah-langkah yang sudah dilansir dari Wikipedia guna memecahkan permasalahan
kemacetan:
Peningkatan Kapasitas
https://www.merdeka.com/trending/penyebab-kemacetan-lalu-lintas-yang-perlu-
diketahui-kln.html?page=5
https://otomotif.kompas.com/read/2018/03/09/084200015/10-penyebab-macet-dan-
kurangnya-penyelesaian?page=all
https://theconversation.com/paradoks-kemacetan-perkotaan-dan-solusi-untuk-
mengatasinya-127021