Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEMACETAN LALU LINTAS DI DAERAH PERKOTAAN DAN FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA

DOSEN PENGAMPU :

Drs. Mbina Pinem,M.Si.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4

AFIATY ZATA DINI (3193131034)

HERA IRAMA (3192431007)

TIUR DEBORA BR. GINTING (3193331013)

KELAS D GEOGRAFI 2019

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya makalah
yang berjudul “Kemacetan Lalu Lintas Di Daerah Perkotaan Dan Faktor Yang
Mempengaruhinya”. Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Makalah ini dibuat sebagai
tugas mata pelajaran Geografi Transport dan Pemukiman yang secara garis besar memuat
tentang karakteristik moda transportasinya.

Kami menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak,
kami tidak mungkin menyelesaikan penyusunan makalah ini, untuk itu ucapan terima kasih
kami ucapkan keapada semua pihak yang telah membantu. Kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun.

Medan, September 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4

1.3 Tujuan...............................................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.......................................................................................................................5

2.1 Kemacetan Lalu Lintas Di Daerah Perkotaan...............................................................5

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kemacetan......................................................................7

Penyebab Kemacetan Lalu Lintas.......................................................................................8

Solusi Mencegah Kemacetan..............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daya tarik perkotaan sebagai penyedia berbagai fasilitas sosial, bisnis, dan budaya
yang membuka peluang ekonomi melahirkan urbanisasi. Hal ini telah terjadi di berbagai
negara, khususnya negara berkembang yang membutuhkan tenaga kerja dan memiliki target
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Namun tidak semua negara siap menanggapi isu urbanisasi ini. Urbanisasi akan meningkat
seiring dengan kebutuhan akan perjalanan dan dengan ketidaksiapan fasilitas transportasi,
kemacetan umumnya terjadi.

Kemacetan lalu lintas merupakan permasalahan yang sudah lama terjadi di kota-kota besar
Indonesia.

Tidak hanya Jakarta, laporan Bank Dunia tahun ini menyebut kota-kota besar lainnya seperti
Padang, Sumatra Barat; Malang, Jawa Timur; Pontianak, Kalimantan Barat; Bengkulu; dan
Yogyakarta termasuk ke dalam kota dengan rasio waktu kemacetan tertinggi.

Kemacetan menghabiskan banyak waktu keseharian masyarakat. Ambil contoh di ibu kota
Jakarta. Setiap tahunnya masyarakat Jakarta menghabiskan lebih dari 400 jam di jalan. Tidak
berbeda dengan Jakarta, di kota lain seperti Padang dan Yogyakarta, seperempat waktu
perjalanan mereka habis di tengah kemacetan.

Salah satu penjelasan mengapa kemacetan terjadi di kota-kota besar, seperti Jakarta, adalah
karena fenomena urbanisasi atau perpindahan masyarakat dari desa ke kota.

Untuk mengatasinya diperlukan upaya dari pemerintah dan dukungan dari masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa perkotaan identic dengan kemacetan?

2. Apa saja faktor yang mempengauhi kemacetan?

1.3 Tujuan

Untuk menjawab pertanyaan yang tercantum pada rumusan masalah serta memberikan kita
pengetahuan mengenai topik yang dibahas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kemacetan Lalu Lintas Di Daerah Perkotaan

Kota adalah pusat ide, perdagangan, budaya, ilmu pengetahuan, produktivitas,


pengembangan sosial, dan banyak lagi. Hal ini menyebabkan munculnya kecenderungan
peningkatan urbanisasi yang terjadi akhir-akhir ini. Menurut United Nations (2020), jumlah
populasi yang tinggal di dalam kota diproyeksikan meningkat menjadi 5 miliar orang pada
tahun 2030. Hal ini menunjukkan pentingnya perencanaan dan pelaksanaan manajemen kota
yang efisien untuk menghadapi tantangan yang dibawa oleh urbanisasi.

Setengah dari jumlah populasi manusia, yaitu 3,5 miliar tinggal di wilayah perkotaan.
Berdasarkan data Worldometers (2019), persentase penduduk Indonesia yang tinggal di
wilayah perkotaan adalah sebesar 55,8% atau 150,9 juta jiwa dari total penduduk Indonesia
yang sebesar 270,6 juta jiwa. Tingginya populasi di wilayah perkotaan tersebut menyebabkan
tingginya permintaan terhadap kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang harus dipenuhi.

Mengingat padatnya populasi wilayah perkotaan tersebut, maka hampir seluruh


kebutuhan terhadap pangan dipasok dari luar wilayah perkotaan. Hal tersebut disebabkan
karena lahan di wilayah perkotaan digunakan untuk perumahan. Pemenuhan kebutuhan
pangan dari luar wilayah perkotaan menuju wilayah perkotaan membutuhkan perancangan
sistem logistik yang efektif dan efisien. Tantangan perancangan sistem logistik tersebut
semakin besar mengingat wilayah perkotaan tengah menghadapi permasalahan yang semakin
lama semakin parah, yaitu kemacetan lalu lintas.

Kemacetan muncul ketika permintaan untuk perjalanan melebihi kapasitas maksimum


jaringan transportasi. Tersedia berbagai cara untuk mengukur kemacetan. Misalnya,
kemacetan bisa dikatakan terjadi ketika kecepatan kendaraan rata-rata turun di bawah
ambang batas selama periode waktu tertentu. Kemacetan juga dapat diukur dalam hal waktu
perjalanan tambahan yang diperlukan selama durasi normal dengan lalu lintas yang mengalir
bebas. Beberapa lembaga mengukur kemacetan sebagai volume lalu lintas terhadap kapasitas
fasilitas transportasi pada waktu tertentu (Asian Development Bank, 2019).
Berdasarkan Asian Development Bank (2019), tiga kota paling macet di Indonesia berturut-
turut adalah Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Kerugian yang disebabkan kemacetan di
Indonesia, menurut Bank Dunia, mencapai paling sedikit US$ 4 miliar atau setara dengan
0,5% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia (Victoria, 2019).

Hal tersebut menunjukkan tingkat kemacetan yang tinggi dari aktivitas transportasi yang
berlangsung di wilayah perkotaan.

Alasan pentingnya perancangan sistem logistik yang efektif dan efisien di wilayah perkotaan
adalah agar pemenuhan kebutuhan penduduk di wilayah perkotaan tidak menambah
kemacetan yang sudah tinggi tersebut. Hal ini mengingat dalam sistem logistik terdapat
aktivitas transportasi. Semakin tinggi permintaan atau kebutuhan sebuah wilayah perkotaan,
maka semakin tinggi pula aktivitas transportasi yang terjadi.

Menurut Taniguchi, dkk. (2001), terdapat lima alternatif yang dapat digunakan untuk
merancang sistem logistik yang efektif dan efisien serta tidak menambah kemacetan di
wilayah perkotaan. Lima alternatif tersebut adalah:

1. Sistem informasi maju

Contohnya adalah penggunaan sistem berbasiskan satelit untuk mengumpulkan data serta
selanjutnya mengolah dan menganalisis data tersebut untuk merancang sistem logistik di
wilayah perkotaan.

2. Sistem transportasi barang kooperatif

Sistem transportasi barang kooperatif bertujuan untuk mengurangi jumlah truk yang
digunakan untuk mengumpulkan atau mengirimkan jumlah barang yang sama.

3. Terminal logistik umum

Terdapat beberapa istilah lain yang dekat dengan istilah terminal logistik umum, yaitu
urban consolidation center, city distribution center, city consolidation center, dan urban
freight consolidation. Terminal logistik umum yang berada di area perkotaan dapat
membantu dalam mempromosikan sistem transportasi barang kooperatif.

4. Pengendalian faktor beban

Pengendalian muatan untuk truk penjemputan atau pengiriman merupakan sebuah


inisiatif yang relatif baru dibandingkan dengan regulasi konvensional seperti batasan
berat kendaraan, rancangan waktu untuk truk yang dapat memasuki pusat kota, dan
pengendalian emisi kendaraan.

5. Sistem transportasi barang bawah tanah

Sistem transportasi barang bawah tanah merupakan solusi inovatif untuk permasalahan
transportasi barang.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kemacetan

Faktor penyumbang perlambatan pertama, yaitu kapasitas jalan yang tidak memadai.
Kepadatan arus lalu lintas tidak pernah dipikirkan berapa persentase over kapasitas di jalur
tersebut. Analisa petugas yang berada di back office, mungkin sama sekali tidak memahami
atau mungkin tidak pernah terpikir soal aplikasi digital traffic count untuk mengetahui dan
menjawab tingkat kepadatan arus.

Kedua faktor jalan, di mana kondisi jalan yang bottle neck atau terjadi penyempitan, perlu
dilakukan upaya-upaya rekayasa untuk menyelesaikannya, atau setidaknya ada tindakan
pengaturan untuk mempercepat arus dengan mengatasi faktor perlambatan lainya..

Ketiga, faktor kendaraan. Urusan ini, terkadang standar operasional kendaraan sering
diabaikan. Saat mobil digunakan, bisa saja pecah ban, patah as, atau tidak memenuhui batas
standar kecepatan minimal, over loading dan sebagainya.

Keempat, faktor pengemudi. Mereka yang kelelahan kemudian juga memperlambat


kendaraannya. Begitu juga dengan driver yang kurang kompetensi, melakukan pelanggaran
dan yang lainnya. Ini semua berdampak terjadinya kemacetan. Kelima, adanya pembangunan
jalan. Kondisi ini sangat mempengaruhi terjadinya perlambatan.

Keenam, parkir kendaraan bermotor yang sembarangan.

Ketujuh, sistem-sistem tata ruang perkotaan, yang mengabaikan dampak lalu lintas.,
kebijakan dan pengaturan tata ruang seringkali dilanggar dan diabaikan. Analisa dan
solusinya sebatas kelengkapan administrasi dan kepentingan seremonial atau supersial.

Kedelapan, kebijakan industri dan perdagangan kendaraan bermotor. Antara perindustrian


dan perdagangan tidak mau tahu urusan kelancaran berlalu lintas, dengan alasan tenaga kerja
atau devisa negara.
Kesembilan, sistem angkutan umum yang tidak mampu menjadi ikon kebanggaan bagi
seluruh warga. Angkutan umum yang buruk berdampak pada penggunaan kendaraan pribadi.
Buruk di sini maksudnya, sistem angkutan masanya tidak mampu menjangkau atau melayani
kebutuhan publik sampai dengan minimal 90 persen atau setidaknya 80 persen.

Kesepuluh, kesadaran masyarakat yang rendah dari perilaku berlalu lintas yang melanggar,
menggunakan jalan atau badan jalan yang bukan untuk lalu lintas.

Penyebab Kemacetan Lalu Lintas

1. Terjadi kecelakaan, terjadi gangguan kelancaran lantaran masyarakat yang berhenti


guna melihat kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum
disingkirkan dari jalur lalu lintas yang mengakibatkan area sekitar menjadi macet total.

2. Sedang dilakukan perbaikan jalan.

3. Terjadi arus lalu lintas yang melewati jalan hingga melampaui kapasitas jalan itu
sendiri.

4. Adanya rumah-rumah kumuh atau bangunan liar.

5. Terdapat bagian jalan tertentu yang longsor.

6. Terjadi benacana tak terduga seperti banjir sehingga mampu memperlambat laju
kendaraan.

7. Adanya kendaraan yang sedang keluar masuk, atau putar balik.

8. Kemacetan lalu lintas di perlintasan sebidang, akibat ada kereta api yang sedang
melintas sementara.

Solusi Mencegah Kemacetan

Terdapat beberapa langkah untuk mencegah kemacetan ini dapat terjadi, berikut adalah
langkah-langkah yang sudah dilansir dari Wikipedia guna memecahkan permasalahan
kemacetan:

Peningkatan Kapasitas

1. Memberikan sanksi jika ada yang melanggar.


2. Tingkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak
sebidang atau flyover.

3. Mengembangkan inteligent transport sistem.

4. Melakukan pengubahan sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah.

5. Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang


paling dominan adalah dengan membatasi arus belok kanan.

6. Melakukan pelebaran jalan, menambah lajur lalu lintas, jika memungkinkan.

7. Mengadakan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi.

8. Memanfaatkan jasa transportasi angkutan umum yang sudah disediakan oleh


pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.merdeka.com/trending/penyebab-kemacetan-lalu-lintas-yang-perlu-
diketahui-kln.html?page=5

https://otomotif.kompas.com/read/2018/03/09/084200015/10-penyebab-macet-dan-
kurangnya-penyelesaian?page=all

https://theconversation.com/paradoks-kemacetan-perkotaan-dan-solusi-untuk-
mengatasinya-127021

Anda mungkin juga menyukai