Anda di halaman 1dari 19

MINI RISET

GEOGRAFI DESA DAN KOTA

KOTA MEDAN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Azima Fahmi Siregar (3191131007)

Daffa Rosdannysyah Zulti (3193131012)


Hera Irama ( 3192431007)
Ignasius Sitanggang (3192431009)
Lailan Rafina Marpaung (3191131007)

Kelas D Pendidikan Geografi 2019


Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Mini Riset dengan tepat waktu meskipun masih
banyak terdapat kekurangan. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Dra. Novida Yenny, M.Si,
selaku dosen pengampu mata kuliah Geografi Desa dan Kota Universitas Negeri Medan yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita semua. Kami menyadari bahwa tugas Mini Riset ini masih jauh dari kata
sempurna, apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf
karna sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas. Karena itu kami sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan
tugas ini. Kami berharap semoga tugas Mini Riset ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi
kami sendiri khususnya. Atas perhatian nya kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 8 November 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
KAJIAN TEORI........................................................................................................................................6
2.1 Pusat pertumbuhan........................................................................................................................6
BAB 111......................................................................................................................................................8
METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................................................8
3. 1 Subjek Penelitian............................................................................................................................8
3.2 Jenis Sumber Data...........................................................................................................................8
3.3 Metode Pengumpulan Data.............................................................................................................8
BAB IV.......................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................9
4.1 Profil Kota Medan..........................................................................................................................9
4.2 Sektor Keunggulan Kota Medan.................................................................................................10
4.3 Sosial Kependudukan Kota Medan..............................................................................................12
4.4 Medan Sebagai Pusat Pertumbuhan............................................................................................12
BAB V.......................................................................................................................................................17
KESIMPULAN........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era digital ini segala hal semakin cepat mengalami perubahan dan berkembang dari
segi apapun baik dari segi sosial, ekonomi, budaya dll didalam suatu wilayah baik desa kota
satu negara maupun seluruh dunia ikut mengalami perubahan peradaban yg signifikan.
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator dalam mengukur keberhasilan ekonomi
suatu wilayah. Untuk membentuk kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) yang baik
dalam membangun suatu daerah diperlukan suatu sistem kerjasama yang terbentuk antara
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pihak swasta. Tolak ukur dalam keberhasilan
pembangunan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan ekonominya, infrastruktur pendukung
Kegiatan ekonomi, serta semakin kecilnya ketimpangan pendapatan dimasyarakat Pusat
pertumbuhan adalah lokasi kelompok usaha atau suatu cabang industri yang mana sifat
hubungannya dinamis, sehingga bisa mendorong kehidupan ekonomi, baik di dalam suatu
daerah maupun di luarnya (daerah belakang).
Manfaat dari pusat pertumbuhan adalah sebagai pusat pembangunan yang mempengaruhi
kawasan - kawasan lain di sekitarnya. Dengan adanya kawasan - kawasan yang dijadikan
pusat pertumbuhan itu, diharapkan kawasan - kawasan sekitarnya turut berpengaruh dan
terpicu untuk maju. Medan dinilai pesat pertumbuhannya karena memiliki basis ekonomi
perdagangan dan jasa yang secara tradisional sangat kuat dan mengurat akar sejak dulu
hingga sekarang. Posisinya pun strategis, menghadap Selat Malaka, dekat dengan Malaysia,
dan Singapura. Dengan demikian tim penulis akan membahas lebih lanjut mengenai medan
sebagai kota pusat pertumbuhan serta dampak bagi daerah sekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kota medan menjadi pusat pertumbuhan?
2. Apa saja sektor unggulan dikota medan?
3. Bagaimana pengaruh keberadaan kota medan terhadap kota lain disekitarnya?
1.3 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan pusat pertumbuhan di Kota Medan


2. Mendeskripsikan sektor unggulan di Kota Medan
3. Mengetahuin pengaruh keberadaan Kota Medan terhadap kota lain di sekitarnya.
BAB II

KAJIAN TEORI
2.1 Pusat pertumbuhan
Pusat Pertumbuhan (growth pole) adalah suatu wilayah atau kawasan yang
pertumbuhan pembangunannya sangat pesat jika dibandingkan dengan wilayah lainnya
sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan wilayah lain di sekitarnya. Menurut Boudeville
(ahli ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan adalah sekumpulan fenomena geografis dari
semua kegiatan yang ada di permukaan bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang
mempunyai industri populasi yang kompleks, dapat dikatakan sebagai pusat
pertumbuhan.
Untuk mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan dapat dilakukan dengan
menggunakan teori dari beberapa ahli, yaitu:

a. Teori Tempat Sentral (Walter Christaller)

Menurut Christaller, tempat sentral adalah lokasi strategis yang dapat melayani
kebutuhan masyarakat. Dalam teori ini terdapat konsep yang disebut jangkauan (range)
dan ambang (threshold). Jangkauan adalah jarak yang perlu ditempuh untuk mendapatkan
barang kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja. Sedangkan ambang adalah jumlah
minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan keseimbangan supply
barang. Teori Tempat Sentral (Walter Christaller) ini akan dibahas secara tersendiri ya
Squad.

b. Teori Kutub Pertumbuhan / Growth Pole Theory (Francis Perroux)

Teori ini menyatakan bahwa pembangunan sebuah kota atau wilayah merupakan hasil
proses dan tidak terjadi secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu
dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau lokasi yang menjadi pusat
pembangunan atau pengembangan dinamakan kutub pertumbuhan. Dari kutub-kutub
tersebut selanjutnya proses pembangunan akan menyebar ke wilayah-wilayah lain di
sekitarnya atau ke pusat-pusat yang lebih rendah.
c. Teori Sektoral / Sector Theory (August Losch)

Teori Losch merupakan kelanjutan dari teori tempat sentral Christaller dengan
menggunakan konsep yang sama yaitu ambang dan jangkauan.
BAB 111

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini yaitu kota medan

3.2 Jenis Sumber Data


Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh
melalui hasil dokumentasi dan literatur yang mendukung seperti jurnal wenbsite dan blogspot.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 134) metode pengumpulan data adalah cara-
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data
merupakan hal yang sangat penting karena data yang didapatkan akan sangat menentukan proses
dan hasil dari penelitian. Sehingga pengumpulan data harus dilakukan dengan teknik yang benar
sesuai dengan data yang akan dicari, untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan
metode:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data. Studi pustaka
merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi
melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen
elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan.”Hasil penelitian juga akan semakin
kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah
ada.”(Sugiyono,2005:83). Maka dapat dikatakan bahwa studi pustaka dapat memengaruhi
kredibilitas hasil penelitian yang dilakukan
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Profil Kota Medan
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Kota ini
merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Surabaya serta kota
terbesar di luar pulau Jawa. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia
bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara Internasional
Kuala Namu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia. Akses dari pusat kota
menuju pelabuhan dan bandara dilengkapi oleh jalan tol dan kereta api. Medan adalah
kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan bandara dengan kereta api. Berbatasan
dengan Selat Malaka, Medan menjadi kota perdagangan, industri, dan bisnis yang sangat
penting di Indonesia. Pada tahun 2020, kota Medan memiliki penduduk sebanyak
2.435.252 jiwa, dan kepadatan penduduk 9.522,22 jiwa/km2.

Sejarah Medan berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimpus
di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada 1
Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan Kesultanan
Deli, sebuah kerajaan Melayu. Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan
John Anderson dari Inggris pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang
hingga Pemerintah Hindia Belanda memberikan status kota pada 1 April 1909 dan
menjadikannya pusat pemerintahan Karesidenan Sumatra Timur. Memasuki abad ke-20,
Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial
membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran.

Menurut Bappenas, Medan adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama
di Indonesia, bersama dengan Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Medan adalah kota
multietnis yang penduduknya terdiri dari orang-orang dengan latar belakang budaya dan
agama yang berbeda-beda. Selain Melayu dan Karo sebagai penghuni awal, Medan
didominasi oleh etnis Jawa, Batak, Tionghoa, Minangkabau, Mandailing, dan India.
Mayoritas penduduk Medan bekerja di sektor perdagangan, sehingga banyak ditemukan
ruko di berbagai sudut kota. Di samping kantor-kantor pemerintah provinsi, di Medan
juga terdapat kantor-kantor konsulat dari berbagai negara seperti Amerika Serikat,
Jepang, Malaysia, dan Jerman. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²)
atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatra Utara. Dengan demikian, dibandingkan
dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan
jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' –
3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan
cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan
laut.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber
daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara
geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli
Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing
Natal, Karo, Binjai, dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi
mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling
menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.Di samping itu
sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis
sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan
domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah
mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah
Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

4.2 Sektor Keunggulan Kota Medan


Berdasarkan hasil penelitian oleh Rebecka dan Paidi yg berjudul analisis sektor
unggulan dikota medan, kami mengutip beberapa hasil nya yaitu Gabungan Hasil
Analisis Klassen Tipologi dan Skalogram Berdasarkan perhitungan klassen tipologi dan
peringkat skalogram serta dengan melihat potensi-potensi yang ada disetiap kecamatan,
maka ada 2 kecamatan yang dapat ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan, yaitu
Kecamatan Medan Deli dan Kecamatan Medan Petisah.

A. Kecamatan Medan Deli


Kecamatan Medan Deli memiliki jumlah penduduk sebanyak 166.793 jiwa dan
merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar di Kota Medan. Kecamatan
ini memiliki luas wilayah 2197 km persegi. Luas kecamatan ini mencakup 4,22% dari
keseluruhan wilayah Kota Medan. Kecamatan Medan Deli ditentukan sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi karena memiliki hirarki paling tinggi diantara 21 Kecamatan
di Kota Medan. Dalam analisis skalogram juga terlihat bahwa indeks aksesibilitas
kecamatan ini merupakan yang paling tinggi diantara kecamatan yang lainnya, artinya
Kecamatan Medan Deli secara geografis merupakan salah satu kecamatan yang
memiliki daya tarik (pole of attraction), dan menyebabkan banyak perusahaan
industri yang tertarik untuk berlokasi didaerah tersebut. Secara geografis, Kecamatan
Medan Deli berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat, Kecamatan Medan Timur,
Kecamatan Medan Marelan, dan Kecamatan Medan Labuhan. Kecamatan Medan
Deli adalah kawasan industri dan pergudangan di Kota Medan dengan potensi
wilayah berupa Kawasan Industri Medan ( KIM ) terletak di Kelurahan Mabar dengan
luas 514 Ha.

Jumlah perusahaan industri yang terdapat dikecamatan ini sekitar 86


perusahaan swasta nasional dan 17 perusahaan asing. Perusahaan industri ini mampu
menyerap tenaga kerja ±10.760 jiwa. Selain sebagai pusat industri di Kecamatan
Medan Deli juga terdapat beberapa industri kecil/rumah tangga yang menjadi
unggulan seperti Produksi Prabot Rumah Tangga dari kayu. Disamping itu didaerah
ini juga ada terdapat Pertanian Agrobisnis seluas 949 Ha. Dengan pertimbangan
potensi ekonomi ini dan sesuai dengan teori pusat pertumbuhan dapat disimpulkan
bahwa Kecamatan Medan Deli merupakan salah satu kecamatan pusat pertumbuhan
yang penting di Kota Medan.

B. Kecamatan Medan Petisah


Kecamatan Medan Kecamatan Medan Petisah juga merupakan pusat pertumbuhan
dikarenakan sebagai kecamatan yang terletak di inti kota, di Kecamatan Medan
Petisah terdapat sarana-sarana pemerintahan, yaitu kantor Walikota Medan, Kantor
DPRD Kota Medan, Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara, Pengadilan Negeri
Medan, Kantor Kejaksaan, Kantor Komando Distrik Militer 02/10 BS, Perkantoran
Pemerintah Kota Medan. Selain itu Kecamatan Medan Petisah didukung oleh sektor
perdagangannya yang berkembang dengan pesat dan cukup maju. Di Kecamatan ini
juga terdapat fasilitas perekonomian yang lengkap. Terdapat 18 perhotelan, lebih dari
97 unit usaha penjualan mobil (showroom), pusat kerajinan rotan, pusat industri
rumah tangga berupa industri dan pemasaran Bika Ambon, industri Konveksi
pakaian.

4.3 Sosial Kependudukan Kota Medan


Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan
dan ketertiban, dan agama merupakan faktor penunjang dan penghambat bagi
pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana pendidikan kesehatan dan
fasilitas kesehatan lainnya merupakan sarana vital bagi masyarakat untuk mendapat
pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan
serta pelayanan sosial lainnya. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana
kemiskinan merupakan salah satu masalah utama pengembangan kota yang sifatnya
kompleks dan multi dimensional yang penomenanya di pengaruhi oleh berbagai
faktor yang saling berkaitan, antara lain : tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan,
lokasi, gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan bukan lagi dipahami hanya
sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar
dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani
kehidupan secara martabat. Keterkaitan komposisi penduduk dengan upaya-upaya
pembangunan kota yang dilaksanakan, didasarkan kepada kebutuhan pelayanan yang
harus disediakan kepada masing-masing kelompok penduduk, seperti pelayanan
kesehatan, pendidikan bahkan pelayanan kesejahteraan sosial lainnya. Ciri penting
lainnya dari penduduk Kota Medan adalah kemajemukan agama, adat istiadat, seni
budaya dan suku yang sangat heterogen. Oleh karenanya, salah satu ciri utama
masyarakat Kota Medan adalah “terbuka”. Pluralisme kependudukan ini juga yang
menjadikan sebahagian mereka yang berkunjung ke Kota Medan mendapat kesan
Miniatur Indonesia di Kota Medan, ditambah dengan “Melting Potnya Kebudayaan
Bangsa”.

4.4 Medan Sebagai Pusat Pertumbuhan


1. Posisi medan yang strategis
Posisi Medan sebagai pintu gerbang Indonesia bagian Barat juga menjadikan kota ini
banyak disinggahi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Dia berharap, Kota
Medan yang telah memasuki usia ke 428 pada 1 Juli kemarin bukan hanya sebagai kota
transit, tetapi juga bisa dijadikan destinasi wisata dan bisnis yang potensial.

Dengan tingginya kunjungan ke Medan, sektor-sektor ekonomi bisa terdongkrak, baik


dari jasa perhotelan, travel, perjalan wisata, balai pertemuan hingga produk-produk
UMKM.

2. Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya
serta menjadi kota terbesar di luar Pulau Jawa.

Selain itu, Kota Medan memiliki bandara terbesar kedua di Indonesia, yakni Bandar
Udara Internasional Kuala Namu.

Kota Medan menjadi kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan bandara dengan
kereta api

3. Potensi lingkungan bisnis kota medan

Sebagai aktivitas yang diorientasikan untuk memperoleh keuntungan secara ekonomis,


kegiatan bisnis merupakan bidang yang sangat luas dan terkait dengan bidang-bidang
lainnya. Perubahan kondisi atau kebijakan dalam bidang lain akan selalu mempengaruhi
kondisi bisnis yang ada. Kegiatan bisnis, terlebih yang berskala besaar, akan sangat
dipengaruhi lingkungan nasional, budaya, hukum, politik, teknologi, hankam, dan lain-
lain khususnya lingkungan makro ekonomi.

Kondisi saling ketergantungan tersebut merupakan alasan kuat bagi Pemerintah Kota
Medan bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat, untuk selalu berusaha
menciptakan iklim atau lingkungan yang kondusif bagi kegiatan bisnis di kota ini, baik
bagi bisnis lokal, domestik, maupun asing. Kenyataan menunjukkan bahwa faktor yang
menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif sangat kompleks, saling ketergantungan,
pengaruh mempengaruhi antar berbagai faktor sehingga sangat multi dimensi. Untuk
itulah Pemko Medan secara intens dan terus menerus selalu melakukan dialog,
berinteraksi dengan seluruh kalangan dan lapisan masyarakat untuk membangun dan
menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi semua pelaku bisnis tanpa
diskriminatif.

1. Kemitraan Antara Pemerintah Kota, Swasta, dan Masyarakat

Dalam pembangunan Kota Medan paling tidak ada lima pelaku yang paling menonjol;
Pemerintah, Swasta (dunia usaha), Masyarakat, Profesional, dan Intelektual. Demikian
juga dalam kegiatan ekonomi, selain dikenal sektor publik yang diperankan oleh
Pemerintah juga tidak kalah pentingnya sektor Swasta dan Masyarakat. Bahkan dilihat
dari kontribusi masing-masing sektor, sektor Swasta memberikan sumbangan jauh lebih
besar, bahkan mencapai 80% dari total investasi yang ada. Dengan demikian sektor
Pemerintah hanya memberikan sumbangan 20%. Oleh karena itu salah satu kebijakan
penting yang ditempuh Pemko Medan adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya
bagi sektor Swasta dan Masyarakat untuk terlibat tidak saja dalam aktivitas-aktivitas
yang diorientasikan mencari laba, tetapi juga kegiatan pembangunan kota secara
keseluruhan.

2. Peran Institusional Bisnis

Sebagai wilayah ekonomi yang sangat mengandalkan sektor kegiatan ekonomi sekunder
dan tertier maka peran Kamar dagang dan Industri (Kadin) Cabang Medan dirasakan
demikian penting dan strategis. Karenanya adalah wajar jika hampir seluruh pelaku bisnis
yang ada di Medan, khususnya yang bergerak di bidang perdagangan (lokal/luar negeri)
dan produksi (barang/jasa) merupakan anggota aktif asosiasi bisnis tersebut.

Sebagai wadah bagi para pelaku bisnis, Kadin telah memberikan berbagai sumbangan
besar untuk menumbuh kembangkan kegiatan bisnis yang ada. Berbagai peran yang
dijalankan Kadin Cabang Medan, antara lain memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh kaum industrian dan usahawan seperti: peluang pasar,komodditif unggulan, kondisi
persaingan pasar, calon mitra usaha, lokasi bisnis, dan lain-lain.

3. Kebijakan Terhadap Investasi Asing

Berbagai terobosan dilakukan Pemerintah Kota untuk dapat menarik minat investor
asing, mulai dari penyempurnaan pelayanan perizinan investasi sampai kepada pemberian
insentif baik yang bersifat langsung maupaun tidak langsung. Berbagai langkah
debirokasi daan deregulasi terus dilanjutkan untuk menciptakan efisiensi berusaha dasn
berivestasi termasuk konsistensi aturan dan kepastian hukum untuk meminimalisir
ketidakpastian berusaha bagi investasi asing.

Dalam operasionalisasinya, berbagai langkah yang sedang, telah dan akan dilakukan
Pemko Medan adalah:

Membentuk institusi Kantor Penanaman Modal Daerah Kota Medan sebagai institusi
yang menyelenggarakan kewenangan perizinan investasi baik yang bersifat PMDN,
maupun sebahagian PMA, yang sebelumnya ada pada pemerintah pusat/propinsi, dalam
layanan sistem satu atap, (one stop service).

Membentuk Medan Bisnis Forum (MBF) sebagai wadah kemitraan antara Pemko,
Masyarakat dan Dunia Usaha (swasta) yang berfungsi sebagai forum komunikasi,
fasilitator, mediator, kegiatan bisnis dan investasi usaha swasta dan asing.

Mempersiapkan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Satu Atap, sebagai bentuk


pengintegrasian pelayanan perizinan bagi insvestor dalam negeri dan asing sehingga
diharapkan dapat lebih sederhana, cepat, mudah, murah, terbuka, baku, efisien dan
ekonomis (terjangkau).

Mengusahakan insentif dan kemudahan melalui Pemerintah Pusat dengan pemberian:

Keringanan bea masuk, impor barang-barang modal (mesin, bahan baku, dan lain-lain)
sesuai dengann SK Mentri Keuangan No. 135/KM 05/2000.

Pembebasan Ppn atas impor dan atau penyerahan barang kena pajak tertentu yang bersifat
strategis, sesuai dengan SK menteri keuangan RI No.155/KMK 03/2001.

Memberikan visa izin tinggal sementara dan atau izin tinggal terbatas bagi perusahaan
yang ingin memperkerjakan tenaga kerja asing, melalui Ditjen Imigrasi/ kantor Imigrasi
setempat.
Menggalang kerjasama perdagangan dan investasi dalam waadah-wadah regional seperti
IMT-GT, Sisterr City dan lain-lain.

Peningkatan pelayanan padaa pintu-pintu masuk khususnya bandara dan pelabuhan,


sehingga menciptakan budaya yang maju.

Melakukan koordinasi secara terus menerus dengan kepolisian dan TNI untuk
memberikan rasa aman dan tenteram bagi seluruh pelaku bisnis baik domestik maupun
asing yang ada di Kota Medan.

4. Dukungan Lembaga Keuangan

Sebagai salah satu kegiatan ekonomi, keberadaan lembaga keuangan, khususnya


perbankan di Kota Medan dirasakan sangat strategis khususnya untuk mendukung
ketersediaan modal, baik yang bersifat modal investasi, modal kerja, maupun konsumsi.
Rusaknya sistem perbankan sebagai akibat krisis ekonomi ternyata tidak sampai
menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Salah satu
indikasinya adalah terus meningkatnya simpanan dana masyarakat pada perbankan, baik
yang berbentuk giro, tabungan, deposito, maupun dana pihak ketiga.

Saat ini paling tidak ada 40 bank yang beroperasi di Kota Medan, baik jenis bank umum
devisa, bukan devisa, termasuk bank perkreditan rakyat (BPR). Walaupun fungsi
intermidiasi perbankan sejak krisis ekonomi belum pulih sepenuhnya, namun data hingga
posisi bulan Maret 2001 menunjukkan meningkatnya penggunaan fasilitas kredit
perbankan secara nominal maupun pertumbuhan kreditnya oleh para pengusaha (debitur).
Total kredit yang tersalur di Kota Medan per 31 Maret 2001 telah mencapai Rp 8,1
trilyun (Sumatera Utara Rp 9,5 trilyun). Kredit yang paling banyak digunakan adalah
kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan konsumsi. Dengan adanya investasi dan
dorongan kredit perbankan tersebut kontribusi PDRB Medan terhadap Propinsi Sumatera
utara mencapai rata-rata 21%.
Sedangkann dilihat dari segi pertumbuhan ekonominya menunjukkan tingkat elastisitas
yang tinggi terhadap pertumbuhan propinsinya, artinya jika pertumbuhan ekonomi
Sumatera Utara positif, maka pertumbuhan ekonomi Kota Medan menunjukkan angka
positif yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi propinsinya. Ini menunjukkan Kota
Medan masih merupakan mesin pembangunan bagi daerah kota dan kabupaten lainnya di
Sumatera Utara. Namun demikian untuk memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat
minimal sama dengan masa sebelum krisis (6 s/d 7%), Kota Medan masih membutuhkan
dana investasi paling tidak mencapai 12 trilyun rupiah, untuk 5 (lima) tahun ke depan.

BAB V

KESIMPULAN
Pusat Pertumbuhan (growth pole) adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhan
pembangunannya sangat pesat jika dibandingkan dengan wilayah lainnya sehingga dapat
dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan wilayah lain di sekitarnya.

Berdasarkan hasil gabungan analisis klassen tipologi dan skalogram terdapat 2 kecamatan
yang ditetapkan sebagai kecamatan pusat pertumbuhan, yaitu Kecamatan Medan Deli dan
Kecamatan Medan Petisah. Kedua kecamatan ini meiliki potensi ekonomi yang besar
yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Kota Medan sehingga menjadikan medan
sebagai salah satu kota pusat pertumbuhan di Indonesia.

Adapun potensi bisnis kota medan dilihat dari 4 aspek yaitu 1. kemitraan antara
pemerintahan kota, swasta, dan masyarakat, 2. Peran Institusional Bisnis, 3.kebijakan
terhadap investasi asing, 4. Dukungan Lembaga Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/354057184_ANALISIS_PENGEMBANGAN_SEKTO
R_EKONOMI_UNGGULAN_DALAM_PERTUMBUHAN_EKONOMI_DI_KOTA_MEDAN
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://brainly.co.id/tugas/5268909%23:~:text%3DManfaat
%2520dari%2520pusat%2520pertumbuhan%2520adalah,berpengaruh%2520dan%2520terpicu
%2520untuk
%2520maju.&ved=2ahUKEwj7_OWripD0AhWN4XMBHRunBN0QFnoECAQQBQ&usg=AO
vVaw04OYvg0ppHXqFppM6aeGCt
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://amp.kompas.com/skola/read/2021/08/18/153027769/faktor
-perkembangan-pusat-pertumbuhan&ved=2ahUKEwibqJ-
YipD0AhWoILcAHbHzAm8QFnoECAQQBQ&usg=AOvVaw35-
EeW88rOIxBor67GlI_V&ampcf=1
Tiga Kota Berpotensi Jadi Pusat Pertumbuhan Kawasan Halaman all
https://media.neliti.com › mediaPDF
Web results
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI KOTA MEDAN - Neliti

Anda mungkin juga menyukai