Anda di halaman 1dari 6

1.

Latar belakang

Di era digital ini segala hal semakin cepat mengalami perubahan dan berkembang dari segi apapun baik
dari segi sosial, ekonomi, budaya dll didalam suatu wilayah baik desa kota satu negara maupun seluruh
dunia ikut mengalami perubahan peradaban yg signifikan.

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator dalam mengukur keberhasilan ekonomi suatu
wilayah. Untuk membentuk kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) yang baik dalam membangun
suatu daerah diperlukan suatu sistem kerjasama yang terbentuk antara pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan pihak swasta. Tolak ukur dalam keberhasilan
pembangunan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan ekonominya, infrastruktur pendukung
Kegiatan ekonomi, serta semakin kecilnya ketimpangan pendapatan dimasyarakat

Pusat pertumbuhan adalah lokasi kelompok usaha atau suatu cabang industri yang mana sifat
hubungannya dinamis, sehingga bisa mendorong kehidupan ekonomi, baik di dalam suatu daerah
maupun di luarnya (daerah belakang).

Manfaat dari pusat pertumbuhan adalah sebagai pusat pembangunan yang mempengaruhi kawasan -
kawasan lain di sekitarnya. Dengan adanya kawasan - kawasan yang dijadikan pusat pertumbuhan itu,
diharapkan kawasan - kawasan sekitarnya turut berpengaruh dan terpicu untuk maju.

Medan dinilai pesat pertumbuhannya karena memiliki basis ekonomi perdagangan dan jasa yang secara
tradisional sangat kuat dan mengurat akar sejak dulu hingga sekarang. Posisinya pun strategis,
menghadap Selat Malaka, dekat dengan Malaysia, dan Singapura.

Dengan demikian tim penulis akan membahas lebih lanjut mengenai medan sebagai kota pusat
pertumbuhan serta dampak bagi daerah sekitarnya.

2. Rumusan masalah

1. Bagaimana kota medan menjadi pusat pertumbuhan?

2. Apa saja sektor unggulan dikota medan?

3. Bagaimana pengaruh keberadaan kota medan terhadap kota lain disekitarnya?

3. Metodologi penelitian

1. Metode penelitian : penellitian menggunakan study literature

2. Tim penulis : Kelompok 4

3. Waktu pengerjaan : 11 november 2021


4. Lokasi pengerjaan : Medan

4.PEMBAHASAN

4.1 PROFIL KOTA MEDAN

Kota Medan (Jawi: ‫;ميدن‬ Batak: ᯔᯩᯑᯉ᯲; Pegon: ‫; َميدان‬ Hanzi: 棉蘭; Tamil: மேடான்) adalah ibu


kota provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia
setelah DKI Jakarta dan Surabaya serta kota terbesar di luar pulau Jawa. 

Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan
Belawan dan Bandar Udara Internasional Kuala Namu yang merupakan bandara terbesar kedua di
Indonesia. Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara dilengkapi oleh jalan tol dan kereta api.
Medan adalah kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan bandara dengan kereta api.
Berbatasan dengan Selat Malaka, Medan menjadi kota perdagangan, industri, dan bisnis yang sangat
penting di Indonesia. Pada tahun 2020, kota Medan memiliki penduduk sebanyak 2.435.252 jiwa, dan
kepadatan penduduk 9.522,22 jiwa/km2.

Sejarah Medan berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimpus di pertemuan Sungai
Deli dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632,
Medan dijadikan pusat pemerintahan Kesultanan Deli, sebuah kerajaan Melayu. Bangsa Eropa mulai
menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson dari Inggris pada tahun 1823. Peradaban di Medan
terus berkembang hingga Pemerintah Hindia Belanda memberikan status kota pada 1 April 1909 dan
menjadikannya pusat pemerintahan Karesidenan Sumatra Timur. Memasuki abad ke-20, Medan menjadi
kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan
perkebunan secara besar-besaran.

Menurut Bappenas, Medan adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia,
bersama dengan Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Medan adalah kota multietnis yang penduduknya
terdiri dari orang-orang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Selain Melayu
dan Karo sebagai penghuni awal, Medan didominasi oleh etnis Jawa, Batak, Tionghoa, Minangkabau,
Mandailing, dan India. Mayoritas penduduk Medan bekerja di sektor perdagangan, sehingga banyak
ditemukan ruko di berbagai sudut kota. Di samping kantor-kantor pemerintah provinsi, di Medan juga
terdapat kantor-kantor konsulat dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, dan
Jerman.

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatra
Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah
yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada
3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan
cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA),
khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-
daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara,
Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai, dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara
ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling
menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis
sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik
maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota
dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

4.2 SEKTOR UNGGULAN KOTA MEDAN

Berdasarkan hasil penelitian oleh Rebecka dan Paidi yg berjudul analisis sektor unggulan dikota medan,
kami mengutip beberapa hasil nya yaitu

Gabungan Hasil Analisis Klassen Tipologi dan Skalogram

Berdasarkan perhitungan klassen tipologi dan peringkat skalogram serta dengan

melihat potensi-potensi yang ada disetiap kecamatan, maka ada 2 kecamatan yang dapat

ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan, yaitu Kecamatan Medan Deli dan Kecamatan Medan

Petisah.

A. Kecamatan Medan Deli

Kecamatan Medan Deli memiliki jumlah penduduk sebanyak 166.793 jiwa dan

merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar di Kota Medan. Kecamatan ini

memiliki luas wilayah 2197 km persegi. Luas kecamatan ini mencakup 4,22% dari
keseluruhan wilayah Kota Medan. Kecamatan Medan Deli ditentukan sebagai pusat

pertumbuhan ekonomi karena memiliki hirarki paling tinggi diantara 21 Kecamatan di Kota

Medan. Dalam analisis skalogram juga terlihat bahwa indeks aksesibilitas kecamatan ini

merupakan yang paling tinggi diantara kecamatan yang lainnya, artinya Kecamatan Medan

Deli secara geografis merupakan salah satu kecamatan yang memiliki daya tarik (pole of

attraction), dan menyebabkan banyak perusahaan industri yang tertarik untuk berlokasi

didaerah tersebut. Secara geografis, Kecamatan Medan Deli berbatasan dengan Kecamatan

Medan Barat, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Marelan, dan Kecamatan Medan

Labuhan.

Kecamatan Medan Deli adalah kawasan industri dan pergudangan di Kota Medan

dengan potensi wilayah berupa Kawasan Industri Medan ( KIM ) terletak di Kelurahan

Mabar dengan luas 514 Ha. Jumlah perusahaan industri yang terdapat dikecamatan ini sekitar

86 perusahaan swasta nasional dan 17 perusahaan asing. Perusahaan industri ini mampu

menyerap tenaga kerja ±10.760 jiwa. Selain sebagai pusat industri di Kecamatan Medan Deli

juga terdapat beberapa industri kecil/rumah tangga yang menjadi unggulan seperti Produksi

Prabot Rumah Tangga dari kayu. Disamping itu didaerah ini juga ada terdapat Pertanian
Agrobisnis seluas 949 Ha.

Dengan pertimbangan potensi ekonomi ini dan sesuai dengan teori pusat pertumbuhan

dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Medan Deli merupakan salah satu kecamatan pusat

pertumbuhan yang penting di Kota Medan.

B. Kecamatan Medan Petisah

Kecamatan Medan Petisah memiliki jumlah penduduk sebanyak 61.749 jiwa dan

terletak di pusat Kota Medan serta berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia,

Kecamatan Medan Barat, dan Kecamatan Medan Baru. Kecamatan Medan Petisah termasuk

kecamatan yang menduduki tipologi I pada tahun 2005 dan 2010.

Kecamatan Medan Petisah juga merupakan pusat pertumbuhan dikarenakan sebagai

kecamatan yang terletak di inti kota, di Kecamatan Medan Petisah terdapat sarana-sarana

pemerintahan, yaitu kantor Walikota Medan, Kantor DPRD Kota Medan, Kantor DPRD

Provinsi Sumatera Utara, Pengadilan Negeri Medan, Kantor Kejaksaan, Kantor Komando

Distrik Militer 02/10 BS, Perkantoran Pemerintah Kota Medan. Selain itu Kecamatan Medan

Petisah didukung oleh sektor perdagangannya yang berkembang dengan pesat dan cukup

maju. Di Kecamatan ini juga terdapat fasilitas perekonomian yang lengkap. Terdapat 18
perhotelan, lebih dari 97 unit usaha penjualan mobil (showroom), pusat kerajinan rotan, pusat

industri rumah tangga berupa industri dan pemasaran Bika Ambon, industri Konveksi pakaian

4.3 MEDAN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN

4.4 pengaruh medan terhadap wilayah disekitarnya

Daftar pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://brainly.co.id/tugas/5268909%23:~:text%3DManfaat%2520dari
%2520pusat%2520pertumbuhan%2520adalah,berpengaruh%2520dan%2520terpicu%2520untuk
%2520maju.&ved=2ahUKEwj7_OWripD0AhWN4XMBHRunBN0QFnoECAQQBQ&usg=AOvVaw04OYvg0p
pHXqFppM6aeGCt

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://amp.kompas.com/skola/read/2021/08/18/153027769/faktor-
perkembangan-pusat-pertumbuhan&ved=2ahUKEwibqJ-
YipD0AhWoILcAHbHzAm8QFnoECAQQBQ&usg=AOvVaw35-EeW88rOIxBor67GlI_V&ampcf=1

Tiga Kota Berpotensi Jadi Pusat Pertumbuhan Kawasan Halaman all

https://media.neliti.com › mediaPDF

Web results

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI KOTA MEDAN - Neliti

Anda mungkin juga menyukai