Anda di halaman 1dari 7

SASTRA ANAK

K UNTUK
K MEMBANGUN BUDAYA LITERASI

Octavian Muning Sayekti


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: sayekti.octavian@gmail.com

Abstract: The purpose of this paper is to peel the usefulness of children’s literature to foster a culture
of reading and writing or literacy. Low of literate culture that is now owned by the community can
actually be grown with the introduction of children’s literature since childhood. Giving the reading
is within their child’s stage of development will greatly assist the growth of their literacy. Literary
readings will give effect to the child separately. This will have an impact on the child ‘s love of
reading and writing skills to impact the. We know that two skills has relation.

Keyword: Children literature, literacy

Sudah menjadi berita biasa jika Indonesia ma- syarakat Indonesia ternyata lebih memanfaatkan
sih menempati peringkat bawah dalam kemampuan smartphone-nya tersebut untuk mengakses sosial
literasi. Bisa dilihat survey dari PISA menunjukkan media atau bermain game. Dua kebiasaan ini
bahwa peringkat siswa Indonesia berada posisi sudah mampu membuka mata kita mengapa
64 dari 65 negara. Indonesia hanya lebih baik dari budaya literasi di Indonesia masih rendah dan
negara Peru yang menempati posisi paling buncit mampu membuka mata kita mengapa Indonesia
dalam survei ini. Indonesia mendapatkan nilai belum dikatakan sebagai negara maju.
375 untuk matematika,untuk membaca Indonesia Tak hanya dalam hal membaca, dalam hal
mendapatkan nilai 396 dan ilmiah siswa Indonesia menulis pun demikian adanya. Karena kebiasaan
dapat nilai 382. Posisi Indonesia berada pada membaca pada masyarakat yang masih rendah akan
dasar jurang dalam survei ini. Didapat pula hasil berdampak pada rendahnya kebiasaan menulis
survey dari United Nations Educational Scientific mereka. Mengingat orang yang gemar membaca
and Cultural Organization (UNESCO), pada akan berbanding lurus dengan kemampuan menulis
2012 indeks minat baca masyarakat Indonesia mereka. Semakin sering membaca maka kosakata
baru mencapai angka 0,001. Artinya dari setiap akan bertambah. Selain itu, kebiasaan membaca
1.000 orang Indonesia hanya 1 orang saja yang juga akan membantu mereka dalam menyusun ide
punya minat baca. Jika minat baca masyarakat dan mengembangkan ide menjadi sebuah tulisan
masih rendah dan belum bertumbuh, maka sulit yang terstuktur dan bermakna.
diharapkan budaya menulis akan berkembang. Sebenarnya ada beberapa solusi yang dapat
Padahal literasi sangat berpengaruh pada per- dilakukan dalam meningkatkan budaya literasi
kembangan suatu bangsa. Bangsa yang literasinya pada masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah
tinggi akan berbanding lurus dengan kemajuan mengajak anak-anak agar gemar membaca dan
bangsa tersebut. Kemampuan literasi suatu bangsa menulis. Permasalahan yang ada di saat ini adalah
juga merupakan sumbangsih kemampuan literasi anak lebih suka menonton televisi atau main
masyarakatnya. Dikatakan demikian karena daya game di hanphone. Padahal beberapa penelitian
literasi individu berkontribusi pada daya literasi telah menyebutkan bahwa televisi dan hanphone
suatu negara. (gagdet) berdampak buruk bagi perkembangan
Bandingkan saja bagaimana kebiasaan bangsa otak anak. Anak yang sehari-harinya menghabiskan
Jepang dan bangsa Indonesia ketika menghabiskan waktunya di depan televisi atau handphone akan
waktunya di waktu senggang. Masyarakat Jepang cenderung berkepribadian individualis. Tak
akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk hanya itu, perkembangan otak mereka juga akan
membaca walaupun bacaan tersebut mereka ba- terhambat.
ca dari smartphone mereka. Sama-sama meng- Sebagai pendidik maupun orang tua harus
gunakan smartphone di waktu senggangnya, ma- pandai dalam menyiasati hal tersebut. Karena jika

221
222 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 2, Nomor 1, September 2015, hlm. 221-227

kebiasaan ini dibiarkan, akan berpengaruh pada da masa lampau. Biasanya mengambil
masa depan anak. Salah satu cara menyiasatinya satu atau beberapa tokoh utama yang
adalah dengan mengenalkan sastra kepada anak. dipergunakan sebagai ucuan pengem-
Sastra untuk anak, atau sastra anak terdengar bangan alur.
seperti bidang studi yang mnyenangkan dan d. Realisme olahraga (sports stories), cerita
menghibur karena buku anak-anak diasumsikan tentang berbagai hal yang berkaitan
jauh dari jangkauan tuntunan intelektual dan dengan dunia olah raga.
kultural (Hunt, 2005:1).
2. Jenis Fiksi Formula
SASTRA ANAK a. Cerita misteri dan detektif (mysteries and
detective), biasanya bercerita tentang se-
Sastra anak sudah sering kita dengar. Sastra
seorang yang dianggap hero yang luar
anak dapat diartikan sastra yang dapat dikonsumsi
biasa dan mungkin berkarakter aneh
anak-anak. Membicarakan masalah sastra tentunya
(nyentrik).
tidak lepas dari unsur estetis dan imajinatif. Kata-
b. Cerita romantis (romantic stories) bia-
kata imajinatif ini lah yang juga lekat pada dunia
sanya menampilkan kisah simplisitas
anak. Kebanyakan anak suka akan dunia imajinatif
dan sentimentalis hubungan laki-laki
atau dunia khayal. Bisa dilihat di sekitar, anak suka
perempuan, seolah-olah tidak ada urusan
berimajinasi menjadi seorang putri atau seorang
lain kecuali urusam percintaan.
kesatriya.
c. Novel serial, novel yang diterbitkan
Burhan Nurgiyantoro (2005: 6) berpendapat
secara terpisah namun merupakan satu
sastra anak adalah sastra yang secara emosional
kesatun unit. Contohnya : Wiro Sableng,
psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh
Nogo Sosro Sabuk Inten, dan Api di
anak yang berangkat dari fakta konkret yang
Bukit Menoreh. Bisanya novel jenis ini
dapat diimajinasikan. Selaras dengan hal tersebut
memiliki satu tokoh utama dengan sedikit
Novi Resmini mengemukakan bahwa karya sastra
perubahan karakter.
anak yang merupakan jenis bacaan cerita anak-
anak merupakan bentuk karya sastra yang ditulis
3. Jenis Fantasi
untuk konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya
a. Cerita fantasi ((fantastic stories) biasanya
sastra pada umumnya, bacaan sastra anak-anak
menampilkan tokoh dan alur yang hampir
merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu
sepenuhnya fantastik, seperti manusia
menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan
yang berkawan dengan makhluk halus
pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu.
seperti hantu, jin, atau tuyul.
Huck dalam Resmini (2010) mengemukakan
b. Cerita fantasi tinggi (high fantasy), cerita
bahwa siapapun yang menulis sastra anak-anak
selalu ditandai adanya fokus konflik
tidak perlu dipermasalahkan asalkan dalam
antara yang baik (good) dan yang jahatr
penggambarannya ditekankan pada kehidupan
(evil), antara kebaikan dan kejahatan.
anak yang memiliki nilai kebermaknaan bagi
Latar dapat bervariasi, bisa masa lalu atau
mereka. Sastra anak-anak adalah sastra yang men-
masa yang akan datang, yang berbeda dan
cerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak
jauh dengan latar kehidupan kita. Contoh
melalui pandangan anak-anak (Norton,1993).
Lord of the Rings, Five Elements.
Namun demikian, dalam kenyataannya, nilai
c. Fiksi sains (science fiction) fiksi spekulatif
kebermaknaan bagi anak-anak itu terkadang
berdasarkan sejumlah inovasi dalam sain
dilihat dan diukur dari perspektif orang dewasa.
dan teknologi, pseudo-sain atau pseudo-
Adapun genre sastra anak menurut Rebecca
teknologi. Cerita ini biasanya berkaitan
Lukens dalam (staff.uny.ac.id/sites/default/files/
dengan kehidupan di masa depan (future
(
Hondout%20Sastra%20Anak.doc) adalah sebagai
worlds).
berikut.
1. Jenis Realisme
4. Sastra Tradisional
a. Cerita realisme (realistic story) bercerita
a. Fabel (fabel)
( adalah cerita binatang yang
tentang masalah-masalah sosial dengan
dimaksudkan sebagai personifikasi karakter
menampilkan tokoh utama protagonis
manusia. Binatang yang dijadikan tokoh
sebagai pelaku cerita.
dapat bertindak layaknya manusia biasa.
b. Realisme binatang (animal realism) ada-
b. Dongeng rakyat ((folktales, foklore) cerita
lah cerita binatang yang bersifat nonfksi,
tradisional yang disampaikan secara
berwujud deskripsi binatang tanpa unsur
lisan dan turun temurun sehingga selalu
personifikasi.
terdapat variasi penceritaan walau isinya
c. Realisme historis (historical realism),
kurang lebih sama.
mengisahkan peristiwa yang terjadi pa-
Octavian Muning Sayekti, Sastra Anak untuk Membangun 223

c. Mitos (myths) yakni cerita yang TAHAPAN USIA ANAK DALAM MEMPELA-
berkaitan dengan dewa-dewa atau JARI SASTRA
tentang kehidupan supernatural yang Piaget dalam Zulela (2012: 52-54) membeda-
mengandung sifat pendewaan manusia kan perkembangan intelektual anak ke dalam em-
atau manusia keturunan dewa. pat tahapan. Tiap tahapan mempunyai karakteristik
d. Legenda (legends) mempunyai kemiripan yang membedakannya dengan tahapan yang lain,
dengan mitologi, tetapi legenda sering dan hal itu berkaitan dengan respon anak terhadap
memiliki atau berkaitan dengan kebenaran bacaan. Sebagai konsekuensinya hal itu pun
sejarah. Legenda menampilkan tokoh mempunyai implikasi logis dalam pemilihan bahan
sebagai hero yang memiliki kehebatan bacaan anak. Tahapan perkembangan intelektual
dan dikaitkan dengan aspek kesejaahan. yang dimaksud adalah sebagai berikut.
e. Epos ((falk epics) merupakan cerita 1. Pertama: tahap sensori-motor (the sensory-
panjang yang berbentuk syair (puisi) motor period, 0–
0 2 tahun).
dengan pengarang yang tidak pernah Tahap ini merupakan tahapan pertama
diketahui, anonim. Cerita berlatar di suatu dalam perkembangan kognitif anak. Tahap ini
masyarakat atau bangsa yang terjadi pada disebut sebagai tahap sensori-motor karena
masa lampau yang kadang-kadang tidak perkembangan terjadi berdasarkan infor- r
jelas latar waktunya. masi dari indera (senses) dan bodi (motor).
Karakteristik utama dalam tahap ini ada-
5. Puisi lah bahwa anak belajar lewat koordinasi
a. Sebuah karya sastra disebut puisi jika persepsi indera dan aktivitas motor serta
di dalamnya terdapat pendayagunaan mengembangkan pemahaman sebab akibat
berbagai unsur bahasa untuk mencapai atau hubungan-hubungan berdasarkan se-
efek keindahan suatu yang dapat diraih atau dapat berkon-
b. Bahasa puisi singkat dan padat, dengan tak langsung. Anak mulai dapat memahami
sedikit kata tetapi dapat mendialogkan hubungannya dengan orang lain, mengem-
banyak hal. bangkan pemahaman objek secara permanen.
c. Pendayagunaan bahasa dapat berupa: 2. Kedua: tahap praoperasional (the preope-
permainan bunyi, sarana retorika, diksi, rational period, 2–7 tahun).
citraan, dan gaya bahasa. Tahap ini anak mulai dapat “meng-
d. Genre puisi dapat berwujud seperti: lagu/ operasikan” sesuatu yang sudah mencerminkan
temang dolanan. Lirik-lirik tembang nina aktivitas mental dan tidak lagi semata-mata
bobo (nursery rhymes), puisi naratif, dan bersifat fisik. Karakteristik dalam tahap ini
puisi personal. antara lain adalah bahwa:
e. Puisi naratif adalah puisi yang di dalamnya a. Anak mulai belajar mengaktualisasikan
mengandung cerita atau sebaliknya cerita dirinya lewat bahasa, bermain, dan meng-
yang dikisahkan dengan cara puisi. gambar (corat-coret).
f. Puisi personal adalah puisi modern yang b. Jalan pikiran anak masih bersifat ego-
sengaja ditulis untuk anak-anak baik sentris, menempatkan dirinya sebagai
oleh penulis dewasa maupun anak-anak pusat dunia, yang didasarkan persepsi
dengan tema yang beragam. segera dan pengalaman langsung karena
masih kesulitan menempatkan dirinya
6. Nonfiksi di antara orang lain. Anak tidak dapat
a. Buku informasi (informational books) memahami sesuatu dari sudut pandang
yang terdiri atas berbagai macam buku orang lain.
yang mengandung informasi, fakta, c. Anak mempergunakan simbol dengan
konsep, hubungan antarfakta dan konsep cara elementer yang pada awalnya lewat
yang mampu menstimuli keingintahuan gerakan-gerakan tertentu dan kemudian
anak atau pembaca. lewat bahasa dalam pembicaraan. Per-
b. Biografi (biography) yakni buku kembangan kognitif pada saat ini yang
yang berisi riwayat hidup seseorang secara luar biasa adalah perkembangan
untuk memberi kejelasan berbagai hal bahasa dan konsep formasi.
menyangkut orang tersebut, menguraikan d. Pada masa ini anak mengalami proses
sikap dan pandangan hidupnya, dan juga asimilasi di mana anak mengasimilasikan
memberitahukan atau mengklarifikasi sesuatu yang didengar, dilihat, dan dira-
sesuatu yang selama ini belum diketahui sakan dengan cara menerima ide-ide ter-
orang. sebut ke dalam suatu bentuk skema di
dalam kognisinya.
224 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 2, Nomor 1, September 2015, hlm. 221-227

3. Ketiga: tahap operasional konkret (the sebagai kemelek aksaraan. Tompkins (1991:18)
concrete operational, 7–
7 11 tahun). mengemukakan bahwa literacy merupakan
Pada tahap ini anak mulai dapat mema- kemampuan menggunakan membaca dan menulis
hami logika secara stabil. Karakteristik anak dalam melaksanakan tugas-tugas yang bertalian
pada tahap ini antara lain adalah sebagai dengan dunia kerja dan kehidupan di luar sekolah.
berikut : Kirsch dan Jungeblut dalam Suwardi (2015: 7)
a. Anak dapat membuat klasifikasi seder- mengartikan bahwa literasi adalah kemampuan
hana, mengklasifikasikan objek berdasar- seseorang dalam memanfaatkan informasi bagi
kan sifat-sifat umum, misalnya klasifikasi masyarakat luas. Dalam pengertian luas, literasi
warna, klasifikasi karakter tertentu. meliputi kemampuan berbahasa (menyimak,
b. Anak dapat membuat urutan sesuatu berbicara, membaca, dan menulis) dan berpikir
secara semestinya, menurutkan abjat, yang menjadi elemen di dalamnya. Namun,
angka, besar-kecil, dan lain-lain. dalam bahasan ini literasi lebih ditekankan pada
c. Anak mulai dapat mengembangkan ima- kemampuan membaca dan menulis. Lebih jelasnya,
jinasinya ke masa lalu dan masa depan; bagaimana sastra anak dapat menumbuhkan
adanya perkembangan dari pola berpikir budaya membaca dan menulis pada anak.
yang egosentris menjadi lebih mudah un-
tuk mengidentifikasikan sesuatu dengan SASTRA ANAK
K UNTUK
K MEMBANGUN BU-
sudut pandang yang berbeda. DAYA LITERASI
d. Anak mulai dapat berpikir
r argumentaif
Banyak kontribusi sastra untuk kehidupan
dan memecahkan masalah sederhana,
sehari-hari. Salah satunya dengan memanfaatkan
ada kecenderungan memperoleh ide-
sastra sebagai media untuk membangun budaya
ide sebagaimana yang dilakukan oleh
literasi. Dari mulai usia anak-anaklah seharusnya
dewasa, namun belum dapat berpikir
budaya literasi dikenalkan. Usia anak-anak ada-
tentang sesuatu yang abstrak karena jalan
lah masa di mana mereka mengalami tahap gol-
berpikirnya masih terbatas pada situasi
den momentt atau perkembangan emas pada otak
yang konkret.
mereka. Oleh karena itu, saat ini lah saat yang
4. Keempat: tahap operasi formal (the formal
tepat untuk mengenalkan mereka perihal sastra
operational, 11 atau 12 tahun ke atas).
yang nantinya akan menumbuhkan budaya lite-
Pada tahap ini, tahap awal adolesen, anak
rasi pada diri masing-masing dan pada masya-
sudah mampu berpikir abstrak. Karakteristik
rakat Indonesia pada umumnya. Berikut akan
penting dalam tahap ini antara lain adalah
dipaparkan tahap perkembangan anak yang akan
a. Anak sudah mampu berpikir “secara
digunakan sebagai panduan dalam memilih bacaan
ilmiah”, berpikir teoretis, berargumentasi
yang sesuai sehingga literasi mereka akan tumbuh
dan menguji hipotesis yang mengutamakan
bahkan berkembang.
kemampuan berpikir.
Sejak bayi, anak sebenarnya sudah mulai
b. Anak sudah mampu memecahkan
dikenalkan literasi oleh ibunya. Seorang ibu
masalah secara logis dengan melibatkan
biasanya akan menyanyikan lagu pengantar tidur
berbagai masalah yang terkait. Implikasi
untuk anaknya. Banyak lagu pengantar tidur
terhadap pemilihan buku bacaan sastra
yang berkembang di masyarakat. Dari mulai lagu
anak adalah
daerah sampai nondaerah. Misalnya Tak Lelo Lelo
c. Buku-buku bacaan cerita yang
Ledung, Nina Bobok, dan lain-lain. Berikut peng-
menampilkan masalah yang membawa
galan syair lagu Nina Bobok yang sering ibu nya-
anak untuk mencari dan menemukan
nyikan.
hubungan sebab akibat serta implikasi
“Nina bobok”
terhadap karakter tokoh.
“Oooh nina bobok”
d. Buku-buku bacaan cerita yang
“Kalau tidak bobok digigit nyamuk”
menampilkan alur cerita ganda, alur cerita
yang mengandung plot dan subplot, yang
Ini biasa dia lakukan sejak anaknya ber-
dapat membawa anak untuk memahami
usia 0 bulan. Tak hanya untuk pengantar tidur,
hubungan antarsubplot tersebut, serta
lagu tersebut juga kadang ibu gunakan untuk
yang menampilkan persoalan (atau
menenangkan anaknya agar tidak rewel. Secara
konflik) dan karakter yang lebih
tidak sadar, ternyata tindakan seperti ini merupakan
kompleks.
salah satu cara untuk menumbuhkan literasi pada
bayi. Bayi walaupun dia masih sangat kecil, namun
LITERASI DAN PROSES LITERASI
mampu untuk berkomunikasi dan merespon apa
Istilah literasi erat kaitannya dengan membaca yang ibunya berikan. Oleh karena itu, ketika se-
dan menulis. Ada pula yang menyebut literasi dang berada di dekat anak, orang tua hendaknya
Octavian Muning Sayekti, Sastra Anak untuk Membangun 225

mengajak ia bercerita atau menyanyikan lagu ada pada cerita tersebut sehingga kemampuan
untuk anak agar kemamuan bahasanya terangsang. literasi anak akan tumbuh.
Memasuki usia 6 bulan anak juga sudah mampu Memasuki usia 7-11 tahun, kemampuan lite-
menikmati musik yang diperdengarkan padanya. rasi anak sudah lebih berkembang. Pada usia se-
Misalnya ia akan berjoget sebisanya ketika kian, anak sudah mulai memasuki bangku seko-
mendengar musik atau lagu yang dinyanyikan lah dasar selain itu pada tahap ini, anak sudah
orang tuanya. Hal ini dikarenakan pada usia 0-2 mampu berbagi temuan terhadap bacaan yang
tahun anak senang akan bunyi-bunyian ritmis. mereka baca. Ketika memberikan pembelajaran,
Maka, sering-seringlah mengajak anak bernyanyi. guru hendaknya memberikan bacaan yang dapat
Banyak lagu anak yang mendidik yang bisa merangsang dan menumbuhkan literasi anak di-
diberikan. Misalnya Kebunku, Pelangi-pelangi, dik mereka. Anak yang berusia sekitar 7 – 11
Naik Kereta Api, dan lain sebagainya. tahun mereka sudah mampu untuk membaca se-
Kemudian, pada usia 2 tahun anak sudah bisa hingga mereka akan lebih mengeksplor sastra
dibacakan buku cerita. Karena pada usia 2-5 tahun yang mereka sukai. Tidak hanya menunggu
otak anak sudah mulai mampu memberikan respon orang tua membacakan cerita tersebut. Di tahap
terhadap apa yang diceritakan atau dibacakan ini mereka juga mulai berbagi cerita yang selesai
tersebut. Buku yang sesuai untuk dikenalkan pada mereka baca atau mereka dengar. Biasanya usia
usia ini adalah buku-buku yang menampilkan 7 – 11 tahun, anak mulai dapat mengembangkan
gambar-gambar sederhana sebagai ilustrasi yang imajinasinya ke masa lalu dan masa depan; adanya
menarik dan buku-buku yang memberi kesempatan perkembangan dari pola berpikir yang egosentris
anak untuk mengenali objek-objek dan situasi menjadi lebih mudah untuk mengidentifikasikan
tertentu yang bermakna baginya (Nurgiyantoro, sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda. Se-
2005: 201). Pada tahap awal anak bisa diajak lain itu, anak mulai dapat berpikir
r argumentaif
untuk membuka-buka buku cerita bergambar. dan memecahkan masalah sederhana, ada kecen-
Cara ini akan menumbuhkan rasa cinta anak derungan memperoleh ide-ide sebagaimana yang
terhadap buku. Pada saat anak membolak-balik dilakukan oleh dewasa, namun belum dapat ber-
buku bergambar, orang tua menunjukkan dan atau pikir tentang sesuatu yang abstrak karena jalan ber-
mengajari nama-nama gambar, huruf, atau angka pikirnya masih terbatas pada situasi yang konkret.
terkait sehingga anak terlihat puas memahami. Oleh karena itu, usia 7 – 11 tahun anak akan lebih
Berikut contoh buku yang dapat orang tua berikan mudah terpengaruh atau terbawa dengan, salah
ketika anak berusia 2-5 tahun. satu cerita yang saat itu menjadi favorit.

Gambar 1. Contoh buku untuk anak usia 5 tahun


(dikutip dari http://arminababyshop.co.id/buku-bantalsoft-book/)

Dari contoh gambar 1 di atas, terlihat bahwa Contoh buku yang bisa orang tua perkenalkan
bacaan yang dipilih adalah bacaan yang didominasi adalah cerita rakyat bergambar, fabel, majalah anak
oleh gambar. Hal ini dikarenakan usia 5 tahun anak Bobo, dan kisah nabi dan Rasul. Jenis-jenis bacaan
lebih tertarik dengan adanya kehadiran gambar. tersebut masih memunculkan unsur gambar yang
Namun, orang tua atau guru bisa ambil bagian digemari anak namun juga sudah lebih didominasi
dengan membacakan teks yang ada pada cerita oleh tulisan dalam pengisahannya. Cerita tersebut
tersebut, sambil menunjuk gambar atu huruf yang juga sudah menampilkan klasifikasi karakter
226 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 2, Nomor 1, September 2015, hlm. 221-227

tokoh yang ada dalam cerita. Hal ini senada di sastra akan cenderung gemar membaca puisi
dengan kemampuan anak usia 7-11tahun yang bahkan menulis puisi. Hal ini bisa dilihat penuhnya
sudah mampu membuat klasifikasi sederhana, kolom puisi anak yang disajikan oleh harian
mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifat Kedaulatan Rakyat setiap edisi hari Minggu atau
umum, misalnya klasifikasi warna, klasifikasi antuasiasnya anak mengirim puisi di majalah anak.
karakter tertentu. Selain itu sesuai dengan karakter Jika orang tua dan guru jeli dalam mendampingi
anak yang sudah dapat membuat urutan sesuatu mereka. Tentu bakat-bakat penyair muda akan
secara semestinya, menurutkan abjat, angka, tumbuh subur di Indonesia.
besar-kecil, dan lain-lain. Pengenalan sastra kepada anak, tentu saja
akan menumbuhkan budaya literasi pada anak.
Hal ini dikarenakan dalam sastra, anak akan diajak
membaca pengalaman-pengalaman yang baru un-
tuk mereka. Diajak berimajinasi dengan tokoh jika
pada cerita tau berimajinasi dengan permainan
bahasa jika pada puisi. Ini akan membuat anak
tidak bosan atau malas untuk membaca. Bahkan
anak yang gemar membaca cerita atau puisi akan
memungkinkan ia untuk mampu menulis cerita
atau puisi.
Tahapan selanjutnya adalah anak dengan usia
9-12 tahun. Usia sekian, jika diterapkan di Sekolah
Dasar mereka sudah memasuki kelas 4 sampai kelas
6 atau dapat dikatakan sudah memasuki wilayah
kelas tinggi. Perkembangan intelektual dan bahasa
anak pada usia sekian sudah baik dan matang.
Anak sudah mampu memahami logika secara
Gambar 2. Contoh bacaan untuk anak usia 7-11 stabil dan mampu memahami bacaan lebih dalam.
tahun (dikutip dari http://eanreana.mywapblog. Imajinasi anak juga sudah mulai berkembang lebih
baik daripada tahap sebelumnya. Selain itu, anak
com/majalah-bobo.xhtml) juga sudah mampu memecahkan masalah namun
masalah yang masih sederhana. Lalu buku sastra
Tak hanya cerita, di sekolah anak juga yang seperti apa yang dapat diberikan ke anak
diajarkan tentang puisi anak. Puisi juga mampu sehingga menumbuhkan budaya literasi mereka?
untuk menumbuhkan kemampuan literasi pada Berikanlah buku-buku yang sudah menyajikan
anak. Puisi yang notabene merupakan ungkapan masalah, penokohan yang lebih komplit, dan cara
perasaan yang dituangkan ke dalam bahasa yang pengisahan yang lebih variatif. Misalnya saja cer-
indah akan memberikan pengalaman berbeda bagi pen, novel anak, cerita rakyat, cerita detektif, dan
anak ketika membacanya. Anak yang berbakat dongeng.

Gambar 3. Contoh bacaan untuk anak usia 9-12 tahun (dikutip dari https://coretanyanti.wordpress.
com/2014/11/20/cara-mengirim-cerpen-ke-majalah-bobo-bonus-cerpen-saya-_/)
Octavian Muning Sayekti, Sastra Anak untuk Membangun 227

Contoh bacaan di tersebut sudah memberikan DAFTAR PUSTAKA


K
pengisahan yang lebih konkrit. Alur yang disaji- Anonim. Handout Satra Anak.(staff.uny.ac.id/
kan lebih menarik daripada cerita bergambar. sites/default/files/Hondout%20Sastra%20
Konfliknya pun disajikan dengan bahasa yang khas Anak.doc). Diunduh pada tanggal 12
sehingga mudah dipahami oleh anak usia 9-12 Desember 2015.
tahun. Di beberapa cerpen bahkan telah diberi Anonim. 2013. Siswa Indonesia Paling Bahagia
suspens
s dan surprise walau masih sederhana. di Dunia. (http://edukasi.kompasiana.
Anak akan tertantang dan betah ketika membaca com/2013/12/06/siswa-indonesia-paling-
bacaan seperti ini. bahagia-di-dunia-615696.html). Diunduh
Begitulah sumbangsih sastra dalam menum- pada tanggal 12 Desember 2015.
buhkan budaya literasi pada anak. Namun se- Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Sastra Anak:
mua kembali pada guru atau orang tua dalam Pengantar Dunia Anak. Yogyakarta: UGM
membimbing dan mengajak anak mereka berli- Press.
terasi. Berikanlah bacaan yang sesuai dengan Suwandi, Sarwiji. 2015. Membangun Budaya
perkembangan anak agar literasi anak berkem- Literasi untuk Membangun Profesionalisme
bang. Hal ini bisa dilakukan sampai anak dewasa. Guru dan Dosen Bahasa Indonesia. Prosiding
Jangan hanya berhenti di bacaan tertentu. Teruslah Seminar Nasional dam Launching ADOBSI.
mengembangkan dan memperbanyak bacaan Surakarta.
mereka. Tomkins, G. E., & Hoskisson, K. 1995. Language
Arts: Content and Teaching Strategies.
Boston: Allyn Bacon.
Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa
Indonesia Apresiasi Sastra di
Sekolah Dasar. Bandung: Rosda.

Anda mungkin juga menyukai