Anda di halaman 1dari 14

(Printed) ISSN 2598-3202

(Online) ISSN 2599-316X

DEKONSTRUKSI SASTRA ANAK: MENGUBAH PARADIGMA


KEKERASAN DAN SEKSUALITAS PADA KARYA SASTRA ANAK
INDONESIA

Citra Nur Faidah


Email avenasativa96@gmail.com

Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana


Universitas Negeri Malang, Indonesia

Abstrak
Sastra merupakan ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan dalam sebuah tulisan maupun cerita yang dikemas secara
menarik pembacanya. Tidak jauh berbeda dengan sastra, sastra anak merupakan ungkapan perasaan seorang anak yang
dituangkan kedalam bentuk tulisan dan dinikmati oleh anak-anak. Bentuk sastra anak yang terdapat di Indonesia sangatlah
beragam diataranya seperti puisi, cerpen, novel, dongeng, fabel dll. Dewasa ini banyak sekali cerita anak yang
mengandung unsur kekerasan didalamnya. komik merupakan salah satu contoh cerita anak yang digemari di dunia tak
terkecuali juga di Indonesia. Banyak sekali ditemukan buku komik yang memiliki gambar- gambar dan cerita menyimpang
yang tidak layak dikonsumsi oleh pembaca khususnya anak- anak, dalam hal ini kekerasan mendominasi perkembangan
komik di Indonesia. Cerita rakyat yang diperuntukkan untuk anak-anak tentu ada yang aman bagi anak dan ada pula yang
tidak aman. Meskipun cerita rakyat sebuah cerminan budaya, beberapanya dalam konteks kini malah berpotensi
meninggalkan kesan tidak baik karena saratnya beberapa cerita mengandung seksualitas, kekerasan, iri dan dengki. Perlu
adanya dekonstruksi sastra untuk mengubah cerita sehinga tidak terdapat unsur kekerasan dan unsur seksualitas dalam
cerita anak. Dekonstruksi sastra dilakukan dengan mengubah tema-tema yang berkembang selama ini, serta menghapus
adegan –adegan yang mengandung unsur kekerasan.

Abstract
Literature is an expression of one's feelings as outlined in an article or story that is attractively packaged by the reader.
Not much different from literature, children's literature is an expression of a child's feelings that are poured into written
form and enjoyed by children. The forms of children's literature contained in Indonesia are very diverse, such as poetry,
short stories, novels, fables, etc. Today there are many stories about children that contain elements of violence in them.
comics is one example of the story of a popular child in the world, including in Indonesia. There are so many comic books
found that have distorted images and stories that are not suitable for consumption by readers, especially children, in this
case violence dominates the development of comics in Indonesia. The folklore shown for children is certainly safe for
children and some are unsafe. Although folklore is a reflection of culture, some in the context of the present has the
potential to leave a bad impression because some stories contain sexuality, violence, idiosyncrasies. It is necessary to have
literary deconstruction to change the story so that there is no element of violence and elements of sexuality in children's
stories. Literary doctrine is done by changing the themes that have developed so far by making changes and removing
scenes that contain elements of violence.

PENDAHULUAN atau karya sastra yang ditulis oleh


anak-anak dan dinikmati oleh anak-
Sastra merupakan ungkapan anak. Sastra anak merupakan sebuah
perasaan seseorang yang dituangkan karya sastra yang menawarkan
dalam sebuah tulisan maupun cerita kesenangan dan pemahaman.
yang dikemas secara menarik Kurniawan (2013:23)
pembacanya. Tidak jauh berbeda mengemukakan bahwa sastra anak
dengan sastra, sastra anak merupakan merupakan sebuah karya sastra yang
ungkapan perasaan seorang anak ceritanya berkolerasi dengan dunia
yang dituangkan kedalam bentuk anak-anak dan bahasa yang
tulisan dan dinikmati oleh anak-anak. digunakan sesuai dengan
Sastra anak juga merupakan karya perkembangan intelektual, dan
sastra yang ditulis oleh orang dewasa emosional anak.
dan diperuntukkan oleh anak-anak,
126 | Jurnal Kredo
Vol. 2 No. 1 Oktober 2018
Sastra anak sebenarnya sudah (realisme sejarah, realisme olahraga),
lama ada di Indonesia. Sastra anak serta karya yang berbentuk buku
yang berkembang di Indonesia tidak informasi seperti biografi. Biografi
seperti sastra anak yang berkembang merupakan cerita yang memuat
di luar negeri. Bentuk sastra anak informasi tentang kehidupan
yang terdapat di Indonesia sangatlah seseorang. Melalui cerita nonfiksi
beragam diantaranya seperti puisi, seorang anak dapat mengetahui
cerpen, novel, dongeng, fabel dll. informasi mengenai tokoh-tokoh
Lukens (2003:30) mengemukan tertentu yang dapat menginspirasi
bahwa secara garis besar genre sastra mereka. Aminuddin (2001:32)
anak terbagi menjadi lima macam, mengemukakan bahwa biografi
yaitu fiksi, non fiksi, puisi, sastra bukan hanya tokoh yang terkenal
tradisional, komik. Fiksi merupakan namun bisa seperti orang tua, nenek,
bentuk prosa. Jika dilihat dari guru dll.
ceritanya menampilkan cerita Puisi anak merupakan
hayalan atau cerita imajinatif. Cerita pengungkapan sesuatu dari kacamata
fiksi anak yang berkembang di luar anak. Puisi anak ditulis dalam
negeri maupun di Indonesia bentuk bait-bait. Bahasa yang
sangatlah beragam. Hal ini terbukti digunakan sederhana, pendek dan
dengan banyaknya jenis fiksi dalam penuh dengan irama. Nurgiyantoro
fiksi anak. Fiksi fantasi misalnya, (2016:314) mengemukakan bahwa
fiksi fantasi 50% lebih banyak puisi anak ditulis dengan bahasa
terdapat pada negara maju khususnya singkat, lariknya pendek yang
di negara benua Eropa. Contoh fiksi mungkin membentuk bait-bait, tema-
fantasi seperti Harry Potter, badman, tema yang sederhana yang sesuai
superman, dll. Fiksi ilmiah dengan kejadian sehari-hari, tipografi
misalnya, fiksi ilmiah banyak yang pendek.
berkembang di negara negara asia Sastra tradisional adalah
seperti Jepang, Korea, Taiwan dll. cerita rakyat yang tidak jelas kapan
Berkembangnya beberapa fiksi anak diciptakannya dan tidak pernah
di dunia akan mempengaruhi diketahui pengarangnya yang
perkembangan fiksi anak. di diwariskan secara turun-temurun
Indonesia. Aminuddin (2001:29) terutama lewat saran lisan atau dalam
mengemukakan bahwa cerita fiksi tulisan. Lukens (2003:32)
anak terbagi kedalam lima jenis, mengemukakan bahwa bentuk cerita
yaitu(1) fiksi ilmiah, (2) fiksi sejarah, tradisional terbagi menjadi 4 jenis,
(3) fiksi sejarah, (4) fiksi formula, yaitu (1) cerita rakyat, (2) dongeng,
(5) cerita fantasi. (3) legenda, (4) mite. Sastra
tradisional merupakan karya sastra
KERANGKA TEORI yang paling banyak berkembang di
Indonesia. Sastra tradisional yang
Nonfiksi merupakan berkembang di Indonesa merupakan
karangan yang jika dilihat dari karya sastra yang paling berpengaruh
bentuknya nonfiksi juga berbentuk terhadap pembentukan karakter anak
prosa namun ceritanya bukan cerita di Indonesia. Sastra tradisional
imajinatif. Lukens (2003:14) seperti mitos, legenda, cerita
mengemukakan bahwa nonfiksi binatang, dongeng, nyanyian rakyat
adalah sebuah karangan realisme dan sebagainya, yang hidup di dalam

DEKONSTRUKSI SASTRA ANAK: MENGUBAH PARADIGMA KEKERASAN | 127


DAN SEKSUALITAS PADA KARYA SASTRA ANAK INDONESIA
Citra Nur Faidah
suatu masyarakat diyakini oleh cerita Putri Salju, Cinderella, dan
masyarakat memiliki nilai-nilai lain-lain. Kisah kisah tersebut
kearifan dan nilai-nilai edukasi yang bermula dari cerita lisan yang
dapat digunakan untuk menumbuh- diceritakan oleh orang dewasa untuk
kembangkan nilai nilai personal anaknya sebagai pengantar tidur.
anak. Sawirta (2006:19) Menurut para ahli cerita yang
mengemukakan bahwa sastra dituturkan secara lisan dan
tradisional yang berkembang di disampaikan dari mulut ke mulut
Indonesia sangat membentuk dapat ditemukan pada hampir segala
karakter anak. jenis budaya diseluruh dunia.
Komik adalah cerita Termasuk juga di Indonesia. Dan hal
bergambar dengan sedikit tulisan, ini tidak diketahui asal muasalnya.
bahkan kadang-kadang ada gambar Cerita anak yang diceritakan
yang tanpa tulisan. Rangkaian secara lisan menjadi yang paling
gambar pada komik biasanya diminati. Pada tahun 1967 penulis-
didominasi oleh gambar aksi penulis seperti Charles Perrault (dari
membentuk sebuah alur cerita. Alur perancis), Josep Jacobs (dari
cerita pada komik dikembangkan Inggris), Andrew Lng (Inggris)
atau ditunjukkan lewat rangkaian misalnya, mereka memelihara cerita
gambar aksi dan kata. Nurgiyantoro lisan yang beredar di kalangan
(2016:33) mengemukakan bahwa mereka “Cinderella”, Snow White,
jenis komik jika dilihat melalui isi “Si Tudung Merah” yang diterbitkan
cerita dapat dikategorikan menjadi oleh Charles Perrault sudah mulai
komik fiksi dan komik non fiksi. beralih wahana. Cerita –cerita
Sejarah lahirnya sastra anak tersebut mulai ditulis ulang dan
masih belum diketahui pastinya. terbitkan menjadi sebuah buku
Namun, kita ketahui bersama bahwa sehingga untuk pertama kalinya
cerita itu lahir dari impian, harapan, anak-anak di dunia dapat membaca
duka cita. Cerita anak bermula dari dan menikmati buku tersebut.
cerita nenek moyang kita Fenomena ini membuat sastra anak
mengisahkan pengalaman, yang dulunya hanya diceritakan dari
petualangan. Bercerita secara lisan mulut ke mulut. Sekarang sudah
yang dilakukan oleh nenek moyang berubah menjadi buku dan dapat
secara tidak langsung dapat dinikmati oleh anak-anak.
menanamkan rasa persaudaraan. Bermula dari tradisi lisan
Sastra anak berkembang yang menjadi tradisi tulis. Cerita
mulai dari cerita-cerita yang anak juga berkembang. Pada abad ke
disampaikan secara lisan dan 17 dan 18 cerita anak mulai
dipercaya hingga turun-temurun. berkembang. Sarumpaet (2010:90)
Cerita yang disampaikan secara lisan mengemukakan bahwa buku cerita
biasanya berkisah tentang kisah- yang diterbitkan pada abad ini
kisah sedih, berani, dan fantasi. berupa buku cerita yang
Sejak jaman prasejarah cerita lisan mengajarkan tentang agama,
hingga abad ke 15 cerita anak yang keselamatan jiwa anak-anak. Buku-
beredar dikalangan masyarakat buku seperti ini berlanjut hingga
berbentuk cerita lisan. Hal ini abad 18 pertengahan. Banyak buku
terbukti dengan banyaknya cerita yang menerbitkan cerita tentang peri
yang selama ini kita kenal dengan dan petualangan. Seperti Tales of
128 | Jurnal Kredo
Vol. 2 No. 1 Oktober 2018
Mother Goose yang diterbitkan oleh mulut. Winarni (2014:77)
Charles Perrault pada tahun 1679, A mengemukakan bahwa sastra anak
little Pretty Pocket Books yang indonesia bermula dari cerita lisan
diterbitkan oleh John Nowberry pada yang diceritakan dari mulut ke mulut
tahun 1744. Buku yang menjelaskan yang berlangsung cukup lama hingga
tentang keagamaan sengaja dibuat tahun 1800-an.
untuk membentuk karakter anak agar Sastra anak di Indonesia
percaya terhadap kekuatan tuhan mulai berkembang pada tahun 1945.
pada saat itu. Anak-anak mulai mengenal cerita
Pada tahun 1846 mulai terbit cerita yang mengandung unsur
buku yang menceritakan tentang didaktis. Cerita anak yang
keluarga seperti cerita Liltle Woman berkembang seperti dongeng, buku
karya Loisa May Alcott, The Swiss cerita, dan buku-buku terjemahan
Family Robinson karya Johan David. dari luar negeri.
Cerita anak di dunia semakin Pada tahun 1945 buku
berkembang. Cerita anak sengaja bacaan anak dianggap kurang
dibuat dan diterbitkan dengan memadai. Buku bacaan anak masih
mementingkan unsur didaktis di sangat langka. Kalaupun ada isi yang
dalamnya karena cerita anak akan terdapat dalam buku bacaan
mempengaruhi karakter bangsa cenderung mengedepankan
kedepannya. pendidikan dan pengajaran terutama
Cerita anak dari tahun ke pengajaran moral. Hal ini terbukti
tahun semakin menunjukkan dengan adanya buku-buku adaptasi
kesuburan. Pada tahun 1864 penulis dari luar negeri yang diterjemahkan
buku anak mulai terkenal dan oleh Indonesia.
digemari oleh masyarakat. Salah Perkembangan sastra anak
satunya Alice`s Andventure In the pada tahun dimana masa penjajahan
Wonderland. Cerita-cerita ini begitu telah berakhir dianggap juga kurang
mashur hingga saat ini. Cerita-cerita diperhatikan. Hal ini terjadi karena
inilah yang mengubah buku cerita minimnya jumlah buku bacaan anak.
mulai beralih wahana menjadi film Anak-anak dapat menikmati karya
anak-anak yang dibuat dengan unsur sastra hanya menggunakan buku
didaktis di dalamnya. Penulis pada pelajaran bahasa Indonesia saja.
abad ini sengaja menulis karya sastra Sarumpaet (2017:54)
anak dengan memasukkan unsur mengemukakan bahwa
didaktis agar anak-anak perkembangan sastra anak di
mendapatkan bekal dengan membaca Indonesia masih memprihatinkan.
suatu karya satstra. Jarangnya penulis sastra anak yang
Tak jauh berbeda dengan menyebabkan sastra anak belum
perkembangan bacaan anak di dunia. diperhitungkan dalam dunia sastra.
Bacaan anak di Indonesia Kurang berkembangnya sastra anak
berkembang setiap zamannya. Pada menyebabkan tidak hadirnya fakta
tahun 1905 cerita anak-anak yang yang ada memang demikian. Para
berkembang di Indonesia berupa penulis cerita anak di media cetak
cerita yang tidak tahu darimana (surat kabar, majalah) hampir tidak
cerita tersebut berasal. Cerita terlihat dari para pengamat sastra dan
tersebut hanya berupa dongeng yang kritikus sastra. Cerita anak yang
diceritakan secara lisan dari mulut ke hadir di media cetak berlalu begitu

DEKONSTRUKSI SASTRA ANAK: MENGUBAH PARADIGMA KEKERASAN | 129


DAN SEKSUALITAS PADA KARYA SASTRA ANAK INDONESIA
Citra Nur Faidah
saja, apresiasi terhadap karya-karya dan juga para sastrawan Indonesia
sastra anak yang ada di media cetak bagaimana melahirkan sumber daya
jarang dibicarakan. Seakan sastra manusia masa depan yang
anak tidak ada nilainya. Cerita anak kualitasnya lebih baik. Salah satu
yang berkembang pada abad ke 20 cara untuk menghasilkan sumber
khususnya di Indonesia masih daya manusia masa depan yang
terbilang cukup tertinggal diantara kualitasnya lebih baik adalah dengan
negara-negara maju yang lain. Cerita menggunakan sastra anak. Sastra
yang berkembang hanya masih anak dapat dijadikan sebagai media
banyak mengangkat cerita-cerita untuk mendidik dan mengajarkan
legenda daripada cerita fantasi. Hal nilai-nilai kehidupan melalui sastra.
ini menunjukkan bahwa sastra anak Anak-anak dapat mengembangkan
di Indonesia kurang diperhatikan dan kemampuan imajinasi, intelektual,
kurang diminati. emosional, dan belajar
Perkembangan sastra anak mengidenfikasi diri sendiri melalui
pada saat ini seakan-akan tidak ada karya sastra yang telah didengar dan
nilainya. Padahal sebenarnya sastra dibacanya.
mempunyai kontribusi yang sangat Sastra anak berpengaruh
besar. Kontribusi sastra sangat besar terhadap perkembangan emosi anak.
terhadap kemajuan peradaban umat Anak usia dini yang belum dapat
manusia pada masa kini, terutama berbicara, atau baru berada dalam
pada masa mendatang. Hal itu karena tahap perkembangan bahasa satu
sastra anak memberikan kontribusi kata atau kalimat dalam dua-tiga
pada perkembangan emosional anak, kata, sudah ikut tertawa-tawa ketika
intelektual, imajinasi, rasa sosial, diajak bernyanyi bersama sambil
membentuk kepribadian luhur, bertepuk tangan. Anak tampak
membangun kreativitas anak, menikmati lagu-Iagu bersajak yang
sehingga sastra anak yang baik, ritmis dan larut dalam kegembiraan.
berkualitas berdampak multidimensi Hal itu dapat dipahami bahwa sastra
dalam kehidupan anak sekarang ini lisan yang berwujud puisi-Iagu
dan berlanjut pada masa mendatang. tersebut dapat merangsang
Kurniawan (2013:06) kegembiraan anak, merangsang
mengemukakan bahwa sastra anak emosi anak untuk bergembira,
dapat memberikan kontribusi pada bahkan ketika anak masih berstatus
perkembangan emosional anak, bayi. Emosi gembira yang diperoleh
intelektual, imajinasi, rasa sosial, anak tersebut penting karena hal itu
membentuk kepribadian luhur, juga akan merangsang kesadaran
membangun kreativitas anak bahwa ia dicintai dan diperhatikan.
sehingga dapat tercipta generasi Pertumbuhan kepribadian
penerus bangsa yang unggul. anak tidak akan berlangsung secara
Sastra anak berperan penting wajar tanpa cinta dan kasih sayang
membangun sumber daya manusia oleh orang di sekelilingnya. Dalam
sejak dini. Kehadiran sastra anak perkembangan selanjutnya setelah
sejatinya tidak hanya sekadar hadir anak dapat memahami cerita, baik
tetapi eksistensi sastra anak luar diperoleh lewat pendengaran
biasa dampak yang dihasilkannya. misalnya diceritai atau dibacakan,
Hal ini harus disadari semua pihak, maupun lewat kegiatan rnembaca
dari orang tua, pendidik, pemerintah sendiri, anak akan memperoleh
130 | Jurnal Kredo
Vol. 2 No. 1 Oktober 2018
demonstrasi kehidupan sebagaimana yang mereka baca. Mereka dapat
yang diperagakan oleh para tokoh mengubah kehidupan mereka
cerita tokoh-tokoh cerita akan kedepan melalui kekuatan cerita
bertingkah laku baik secara verbal yang mereka baca. Namun bacaan
maupun nonverbal yang cerita anak di Indonesia masih
rnenunjukkan sikap emosionalnya, kurang diperhatikan. Karakteristik
seperti ekspresi gembira, sedih, sastra anak setiap tahunnya tidak
takut, terharu, simpati dan empati, banyak menunjukkan perubahan
benci dan dendam, memaafkan, dan bahkan hampir tidak terdapat
lain-lain secara kontekstual sesuai perubahan di setiap tahunnya.
dengan alur cerita. Tokoh protagonis Sampai saat ini buku sastra
akan menampilkan tingkah laku yang anak yang bermunculan sangat
baik, sebaliknya tokoh antagonis beragam. Buku sastra anak bisa
menampilkan tingkah laku yang berbentuk novel anak, cerita pendek
kurang baik. Pembaca anak akan anak atau kumpulan cerita pendek
mengidentifikasikan dirinya kepada anak, puisi anak ataupun ragam
tokoh protagonis sehingga sikap dan lainnya. Ragam sastra anak ini tidak
tingkah laku tokoh itu seolah-olah terbatas pada bentuk buku saja, tetapi
diadopsi menjadi sikap dan tingkah juga terdapat dalam majalah anak,
lakunya. misalnya majalah “Bobo”,
Sasita (2018:90) “Mentari”, dan majalah anak lainnya.
mengemukakan bahwa sastra anak Hal ini terbukti dengan banyaknya
memiliki kontribusi yang besar bagi cerita anak yang dapat ditemukan
perkembangan kepribadian anak dalam buku kumpulan cerita anak
dalam proses menuju kedewasaan. ataupun majalah anak-majalah anak,
Sastra anak diyakini mampu salah satu cerita anak yang
digunakan sebagai salah satu sarana berkembang di Indonesia adalah
untuk menanam, memupuk, cerita fantasi, dongeng, fabel dan
mengembangkan, dan bahkan lain-lain.
melestarikan nilai-nilai pendidikan Sarumpaet (2017:88) yang
yang baik dan sangat berharga oleh mengungkapkan bahwa karakteristik
keluarga, masyarakat, dan bangsa. cerita anak di Indonesia pada dewasa
Adanya pewarisan nilai-nilai ini lebih banyak mengangkat cerita
pendidikan itulah eksistensi suatu fantasi. Karakteristik cerita fantasi
masyarakat dan bangsa dapat yang berkembang di Indonesia juga
dipertahankan. beragam namun masih jauh dari
perkembangan sastra anak di dunia.
HASIL DAN PEMBAHASAN Minimnya buku bacaan anak
mempengaruhi perkembangan cerita
KEKERASAN DAN anak di Indonesia. Hal inilah yang
SEKSUALITAS PADA KARYA memunculkan keanekaragaman
SASTRA ANAK karakteristik cerita anak.
Alurnya yang digunakan
Kecenderungan Pola Sastra Anak dalam cerita fantasi anak Indonesia
Indonesia dewasa ini lebih banyak
Cerita anak begitu penting menggunakan alur maju atau linier.
dalam perkembangan anak. Mereka Tokoh yang digunakan dalam cerita
dapat mengambil amanat dari cerita anak Indonesia adalah manusia,

DEKONSTRUKSI SASTRA ANAK: MENGUBAH PARADIGMA KEKERASAN | 131


DAN SEKSUALITAS PADA KARYA SASTRA ANAK INDONESIA
Citra Nur Faidah
binatang, dan peri. Tokoh berupa dan fungsi pendidikan. Lukens
binatang dan peri dalam cerita fantasi (2003:76) mengemukakan bahwa
anak dipersonifikasikan seperti sastra anak mempunya manfaat bagi
manusia. Penokohan dalam cerita penikmatnya, yaitu fungsi hiburan
fantasi anak Indonesia menggunakan dan fungsi pendidikan. Sastra anak
teknik analitik dan dramatik secara mempunyai manfaat sebagai hiburan
bersama-sama. Watak tokoh dalam diantaranya, (1) memberi
cerita anak Indonesia ada yang kesenangan, kegembiraan, dan
berkembang dan ada yang tidak kenikmatan bagi anak-anak, (2)
berkembang. Latar tempat yang mengembangkan imajinasi anak dan
digunakan dalam cerita anak membantu mereka
Indonesia berupa rumah, istana, mempertimbangkan dan memikirkan
taman, dan hutan. Latar waktu yang alam, kehidupan, pengalaman atau
digunakan adalah pagi hari, siang gagasan dengan berbagai cara, (3)
hari, sore hari, malam hari, dan suatu memberikan pengalaman baru yang
hari. seolah dirasakan dan dialaminya
Tema yang digunakan dalam sendiri, (4) mengembangkan
cerita anak Indonesia ada empat wawasan kehidupan anak menjadi
macam. Pertama, berbuat tidak baik perilaku kemanusiaan, (5)
kepada orang lain akan menyajikan dan memperkenalkan
mendatangkan kerugian pada diri anak terhadap pengalaman universal
sendiri. Kedua, orang yang berbuat dan warisan budaya.
baik kepada orang lain akan Sastra anak berfungsi bukan
mendapatkan kebaikan pula. Ketiga, hanya sebagai hiburan saja. Sastra
orang yang tidak pandai mensyukuri anak juga berfungsi sebagai
apa yang dimiliki akan mudah pendidikan. Sastra anak memberi
tergoda dengan apa yang dimiliki banyak informasi tentang sesuatu
oleh orang lain. Keempat, orang hal, yakni memberikan banyak
yang sabar dan berusaha dalam pengetahuan, memberikan kreativitas
melakukan suatu pekerjaan pasti atau keterampilan anak, dan
akan mendapatkan balasan yang memberikan pendidikan moral pada
setimpal. Amanat yang ditampilkan anak. Sastra anak juga bernilai
dalam cerita anak Indonesia ada ekstrinsik yang bermanfaat untuk
empat macam. Pertama, kita tidak perkembangan anak terutama dalam
boleh berbuat usil pada orang lain. hal (1) perkembangan bahasa, (2)
Kedua, kita harus saling tolong perkembangan kognitif, (3)
menolong. Ketiga, kita tidak boleh perkembangan kepribadian, dan (4)
mudah tergoda oleh kemewahan perkembangan sosial. Sastra yang
orang lain. Keempat, kita harus terwujud untuk anak-anak selain
berusaha dan sabar dalam ditujukan untuk mengembangkan
mengerjakan sesuatu. imajinasi, fantasi dan daya kognisi
yang akan mengarahkan anak pada
Sisi Positif Sastra Anak pemunculan daya kreativitas juga
Sastra anak mempunyai sisi bertujuan mengarahkan anak pada
positif bagi pembacanya. Bagi anak- pemahaman yang baik tentang alam
anak bacaan anak atau cerita anak dan lingkungan serta pengenalan
mempunyai banyak manfaat pada perasaan dan pikiran tentang
diantaranya sebagai fungsi hiburan diri sendiri maupun orang lain.
132 | Jurnal Kredo
Vol. 2 No. 1 Oktober 2018
Sisi Negatif Sastra Anak favorit anak-anak justru menyajikan
Cerita anak yang berkembang gambar- gambar kekerasan yang
di Indonesia bukan hanya mampu mempengaruhi perilaku dan
mempunyai fungsi positif namun psikis mereka.
juga negatif. Sastra anak mempunyai Konten yang terdapat dalam
fungsi negatif jika cerita anak cerita komik di Indonesia banyak
disajikan dengan mengandung unsur- sekali memperlihatkan gambar-
unsur yang negatif didalamnya. gambar perkelahian perkelahian yang
Anak-anak bagaikan kertas putih. berakhir dengan kematian seperti
Jika anak-anak membaca cerita dan pada gambar dibawah ini
didalam cerita tersebut mengandung
hal-hal yang negatif seperti unsur-
unsur kekerasan dan unsur-unsur
seksualitas maka tidak menutup
kemungkinan anak-anak meniru apa
yag telah dibacanya.
Cerita anak begitu
berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak. Cerita anak dapat
merusak generasi anak kedepannya
karena kekuatan dari cerita yang
telah dibacanya. Jika cerita anak
tersebut mengandung kekerasan dan
seksualitas didalam cerita tersebut
maka besar kemungkinan anak-anak Padahal kebanyakan
untuk mencari tahu, dan jika anak itu pembaca komik kebanyakan adalah
kritis maka anak itu akan mencoba anak- anak yang sebenarnya belum
mempratikkannya. Hal inilah yang diperbolehkan untuk mengetahui
akan merusak generasi anak-anak di gambar- gambar kekerasan seperti
masa depan. Secara tidak langsung itu, karena akan berdampak buruk
cerita anak berpengaruh terhadap bagi perkembangan psikis mereka.
perkembangan moral anak. Winarni Cerita yang disajikan dalam bacaan
(2014:66) mengemukakan bahwa komik juga banyak menunjukkan
cerita anak berpengaruh besar kekerasan. Terdapat beberapa adegan
terhadap perkembangan moral anak. kekerasan seperti serangan memukul
Cerita anak-anak yang baik dan menggunakan senjata. Hal inilah
seharusnya dapat mengubah moral yang nantinya akan berdampak
anak menjadi berkualitas. buruk bagi anak-anak. Anak-anak
dapat meniru adegan seperti mereka
Unsur Kekerasan dalam Cerita baca dalam komik tersebut. Tak
Anak jarang banyak sekali anak-anak yang
Dewasa ini banyak sekali berkelahi dengan teman sebaya
cerita anak yang mengandung unsur karena seringnya membaca komik
kekerasan didalamnya. Komik yang mengandung unsur kekerasan.
merupakan salah satu contoh cerita Kekerasan yang terdapat
anak yang digemari di dunia tak dalam cerita anak akan merusak
terkecuali juga di Indonesia. Buku moral anak-anak. Hal Ini terbukti
komik mayoritas menjadi bacaan dengan banyaknya anak-anak pada

DEKONSTRUKSI SASTRA ANAK: MENGUBAH PARADIGMA KEKERASAN | 133


DAN SEKSUALITAS PADA KARYA SASTRA ANAK INDONESIA
Citra Nur Faidah
dewasa ini sering sekali berkelahi unsur seksualitas didalamya. Cerita
dengan teman sebayanya. Bahkan seperti ini seharusnya tidak
yang lebih parahnya lagi, banyak dikonsumsi oleh anak-anak.
guru yang dianiaya oleh muridnya Cerita rakyat yang
sendiri. Contoh perilaku berkembang Indonesia biasanya
menyimpang inilah dampak dari banyak digunakan oleh orang tua
cerita anak yang didalamnya terdapat untuk media pembelajaran. tidak
unsur kekerasan. Anak-anak meniru semua cerita rakyat yang
apa yang telah mereka baca. Jika berkembang di masyarakat cocok
cerita-cerita yang mereka baca untuk anak-anak. Perlu adanya
mengandung unsur kekerasan, tak pemilihan cerita rakyat yang cocok
hayal nantinya anak-anak akan untuk anak. Adanya pemilihan cerita
banyak melakukan kekerasan rakyat terhadap anak diharapkan
terhadap orang lain yang dilakukan nantinya tidak ada lagi unsur-unsur
pada kehidupan sehari-hari mereka. seksualitas didalamnya. Unsur-
seksualitas yang terdapat dalam
Unsur Seksualitas dalam Cerita cerita rakyat di Indonesia sangatlah
Anak banyak. Kisah–kisah tersebut
Cerita anak di Indonesia tidak diantaranya (1) kisah Sangkuriang,
hanya dihantui oleh unsur kekerasan (2) Jaka Tarub, (3) Timun emas dan
namun cerita anak yang berkembang lain sebagainya. Cerita Jaka Tarub
di Indonesia juga masih mengandung misalnya, diceritakan didalam cerita
unsur seksualitas. Cerita rakyat di Jaka Tarub sedang mengintip
Indonesia misalnya, banyak sekali bidadari cantik yang sedang mandi di
cerita yang mash mengandung unsur sungai. Kemudian salah satu
seksualitas. Seperti pada cerita rakyat selendang tersebut ada yang hilang
timun emas. Pada cerita tersebut dan ditemukan oleh Jaka Tarub.
diceritakan Sarumpaet (2017:98) Kebaikan hati Jaka tarub inilah yang
mengemukakan bahwa terdapat 365 membuat bidadari jatuh cinta dan
cerita rakyat di Indonesia. Cerita akhirnya menikah dengan Jaka
rakyat yang ditunjukkan untuk anak- Tarub. Kejadian Jaka Tarub sedang
anak tentu ada yang aman bagi anak mengintip bidadari mandi. Hal inilah
dan ada pula yang tidak aman. yang mengandung unsur seksualitas
Meskipun cerita rakyat sebuah didalamnya. Hal ini jika dibiarkan
cerminan budaya, beberapanya dalam maka akan merusak pemahaman
konteks kini malah berpotensi anak-anak tentang nilai moral
meninggalkan kesan tidak baik mereka ketahui dari cerita Jaka
karena saratnya beberapa cerita Tarub tersebut. Anak-anak akan
mengandung seksualitas, berpikir bahwa mengintip orang
kekerasan,iri dan dengki. Unsur yang sedang mandi di sungai
seksualitas dalam cerita rakyat tidak diperbolehkan jika kita akan
ditunjukkan secara langsung namun menolongnya. Maka disini perlu
secara tersirat. Seperti pada cerita adanya perombakan terhadap cerita
rakyat Jaka Tarub, Sangkuriang, anak yang berkembang di Indonesia.
Timun Mas. Pada cerita tersebut Perombakan terhadap cerita rakyat
mengangkat cerita tentang percintaan dapat dilakukan dengan teori
yang terhadap lawan jenis. Cerita ini dekonstruksi.
secara tidak langsung mengandung
134 | Jurnal Kredo
Vol. 2 No. 1 Oktober 2018
MENGUBAH PARADIGMA Dekonstruksi memang
KARYA SASTRA ANAK: berpusat pada teks, tetapi paham
DEKONSTRUKSI yang dipegang lebih luas. Teks tidak
dibatasi maknanya. Bahkan
dekonstruksi juga menolak struktur
Hakikat Dekonstruksi lama yang telah lazim.
Dekonstruksi pada awalnya Dekonstruksionis menganggap
adalah cara atau metode membaca bahwa bahasa teks bersifat logis dan
teks. Adapun yang khas dalam cara konsisten. Misalkan, sebuah tema
baca dekonstruktif, sehingga pada besar bahwa kejahatan akan
perjalanannya selanjutnya dia sangat terkalahkan dengan kebaikan oleh
bermuatan filosofis adalah unsur- paham dekonstruksi tidak selalu
unsur yang dilacaknya untuk dibenarkan. Teori dekonstruksi sastra
kemudian dibongkar, pertama-tama dapat digunakan unuk membongkar
bukanlah inkonsistensi logis, atau mengubah tema cerita secara
argumen yang lemah, ataupun garis besar dalam cerita rakyat yang
presmis yang tidak akurat yang mengandung unsur kekerasan dan
terdapat dalam teks, sebagaimana unsur seksualitas.
yang biasanya dilakukan pemikiran
modernisme, melainkan unsur yang
Dekonstruksi Sastra Anak:
secara filosofis menjadi penentu atau
Merombak Tema dan Tatanan
unsur yang memungkinkan teks
Lama
tersebut menjadi filosofis.
Dekonstruksi dapat
Kurniawan (2017:89)
dilakukan dalam cerita anak di
mengemukakan bahwa teori
Indonesia. Dekonstruksi perlu
dekonstruksi merupakan sebuah
dilakukan agar sastra anak yaang
metode membaca teks secara sangat
berkembanng di Indonesia tidak
cermat hingga pembedaan
mengandung unsur kekerasan.
konseptual hasil ciptaan penulis yang
Dekonstruksi terhadap cerita anak di
menjadi landasan teks tersebut
Indonesia dilakukan untuk
tampak tidak konsisten dan paradoks
merombak tatanan lama yang diubah
dalam menggunakan konsep-
sehingga cerita menjadi lebih baik
konsepnya dalam teks secara
dan dapat bermakna dalam
keseluruhan.
pembelajaran sastra anak.
Dekonstruksi menurut
Dekonstruksi dilakukan dengan cara
Derrida merupakan sebuah metode
mengubah tema-tema yang ada
membaca teks secara sangat cermat
didalam cerita anak pada saat ini.
hingga pembedaan konseptual hasil
Tema-tema lama yang mengandung
ciptaan penulis yang menjadi
unsur –unsur seksualitas didalamnya.
landasan teks tersebut tampak tidak
Tema-tema tersebut diganti dengan
konsisten dan paradoks dalam
tema yang sesuai dengan anak-anak.
menggunakan konsep-konsepnya
misalnya cerita Jaka Tarub diubah
dalam teks secara keseluruhan.
sehingga adegan mengintip bidadari
Dengan kata lain, teks tersebut gagal
saat mandi di sungai tidak terlihat.
memenuhi kriterianya sendiri;
Tema-tema percintaan dengan lawan
standar atau definisi yang dibangun
jenis seharusnya belum diberikan
teks digunakan secara reflektif untuk
kepada anak-anak bisa diganti
mengguncang dan menghancurkan
dengan tema percintaan terhadap
pembedaan konseptual awal teks itu.
DEKONSTRUKSI SASTRA ANAK: MENGUBAH PARADIGMA KEKERASAN | 135
DAN SEKSUALITAS PADA KARYA SASTRA ANAK INDONESIA
Citra Nur Faidah
keluarga misalnya dengan orangtua, tersebut dapat diganti dengan cerita
kakak, dan saudara sepupu. anak yang mengandung rasa
Perombakan yang toleransi antar teman, antar suku, dan
dilakukan dengan menggunakan sebagainya. Menghilangkan adegan
nantinya dapat mengubah nilai moral kekerasan yang ada dalam cerita
yang mengandung unsur kekerasan
anak-anak kedepannya. Anak-anak
diubah dengan menunjukkan dampak
dapat mengambil amanat dari cerita negatif akibat melakukan kekerasan.
yang mereka baca dan dapat menjadi Kasus perkelahian antar
bekal mereka kedepan. Selain itu, sesama teman, penganiayaan
dengan melakukan perombakan terhadap guru bisa terjadi kerena
terhadap cerita anak di Indonesia kita pengaruh dari apa yang mereka baca
dapat melihat kebermaknaan cerita dan apa yang mereka lihat. Anak-
anak membaca komik yang
anak dalam perkembangan
mengandung unsur kekerasan secara
psikologis dan pendidikan karakter tidak langsung akan meniru apa yang
anak. Sarumpaet (2017:56) didapat setelah membaca komik
mengemukakan perlu adanya tersebut. Komik seperti Naruto, One
perubahan terhadap karya sastra anak Piece, Inuyasa, Samurai X banyak
di Indonesia. Perlu adanya perhatian diminati oleh anak-anak. komik
lebih sehingga cerita anak yang tersebut bayak mengandung unsur
kekerasan yang seharusnya tidak
berkembang di Indonesia dapat
layak untuk dibaca oleh anak-anak.
bermakna untuk kehidupan anak. Kasus-kasus seperti inilah perlu
Bagaimana peran dekonstruksi untuk adanya perubahan terhadap cerita
mengubah kebiasaan lama yang telah anak yang mengandung nilai
terjadi sehingga mengalami kekerasan. Dekonstruksi terhadap
perubahan yang nantinya akan cerita anak dilakukan agar tidak
terjadi lagi hal-hal yang dapat
berdampak positif terhadap
merusak perkembangan moral
perkembangan anak-anak. mereka. Winarni (2014:23)
mengemukakan bahwa sastra anak
Dekonstruksi Sastra Anak: mempunyai tiga ciri khas yang
Perlunya Perubahan Kekerasan penting. Ketiga ciri sastra anak
Pada Sastra Anak tersebut, yaitu (1) unsur pantangan,
Dekonstruksi terhadap cerita penyajian gaya secara langsung, (3)
anak yang mengandung unsur fungsi terapan. Fungsi terapan dalam
kekerasan perlu dilakukan. Perlu sastra anak merupakan cerita yang
adanya perubahan besar terhadap disajikan harus bersifat informatif
cerita anak yang mengandung unsur dan harus mengandung unsur-unsur
kekerasan. Unsur-unsur kekerasan yang bermanfaat. Jadi, dengan
yang terdapat didalam cerita anak mengubah cerita anak dengan
biasanya terdapat komik dan lain- mementingkan fungsi terapannya
lain. Dekonstruksi cerita dapat maka anak-anak akan mendapatkan
dilakukan dengan cara mengubah hal yang bermanfaat bagi kehidupan
jalan cerita menjadi cerita yang lebih mereka nantinya. Dekonsruksi yang
mengenalkan unsur-unsur dilakukan terhadap cerita anak akan
peembelajaran didalamnya. Cerita membuat paradigma baru sehingga
136 | Jurnal Kredo
Vol. 2 No. 1 Oktober 2018
dengan adanya paradigma baru inilah Kebermaknaan Sastra Anak:
sastra anak akan lebih bermakna Fungsi Terapan Sastra Anak
dalam mencetak generasi muda Kebermaknaan sastra
kedepannya. anak pasti mengandung fungsi
terapan didalamnya. Fungsi terapan
MENGUBAH PARADIGMA inilah yang akan menjadi bekal untuk
KARYA SASTRA ANAK: anak-anak Winarni (2014:54)
KEBERMAKNAAN mengemukakan bahwa fungsi
terapan merupakan sajian cerita yang
Kebermaknaan sastra anak: tanpa harus bersifat informatif dan
kekerasan dan seksualitas mengandung unsur-unsur yang
Dekonstruksi terhadap bermanfaat, baik untuk pengetahuan
sastra anak akan membuat paradigma umum, khusus maupun pertumbuhan
baru terhadap sastra anak yang telah anak-anak. Fungsi terapan dalam
ada sebelumnya. Paradigma yang sastra anak tanpa menggunakan
dihasilkan dari proses dekonstruksi unsur kekerasan dan seksualitas
akan membuat sastra anak lebih ditunjukkan dalam unsur intrinsik
bermakna tanpa adanya unsur yang terdapat didalam cerita anak itu
kekerasan dan seksualitas. Cerita sendiri. Misalnya dari judul
anak yang tidak mengandung unsur Petulangan Simbad akan
seksualitas dan kekerasan akan memberikan informasi tokoh asing.
menghasilkan pengetahuan baru Keasingan itu merupakan bahan
yang merupakan sebuah tuntunan informasi bahwa simbad berasal dari
untuk bekal kehidupan anak-anak daerah Arab-Persia. Selain anak
kedepannya. Santosa (2002:90) dapat mengetahui nama tokoh-tokoh
mengemukakan bahwa karya sastra tersebut, pengetahuan anak akan
anak banyak sekali mengandung bertambah tentang negeri asal tokoh
nilai nilai pendidikan yang dapat itu, apa yang ada didalam negeri
menjadi bekal anak-anak untuk tokoh itu, letak negara tokoh itu, apa
kehidupan mereka di masa terkenal di dalam negeri tersebut.
mendatang.
Kebermaknaan sastra anak SIMPULAN
tanpa adanya kekerasan dan
seksualitas akan membuat anak Sastra merupakan ungkapan
memahami arti kehidupan. Anak- perasaan seseorang yang dituangkan
anak akan memahami bagaimana dalam sebuah tulisan maupun cerita
cara mereka untuk bersikap terhadap yang dikemas secara menarik
orang tua, teman, keluarga dan orang pembacanya. Tidak jauh berbeda
yang lebih tua. Kebermaknaan yang dengan sastra, sastra anak merupakan
didapat juga dapat membentuk ungkapan perasaan seorang anak
kepribadian anak dan menuntun yang dituangkan kedalam bentuk
kecerdasan emosi anak. Anak-anak tulisan dan dinikmati oleh anak-anak.
dapat memahami konsep diri mereka, Bentuk sastra anak yang terdapat di
membentuk sifat-sifat kemanusiaan Indonesia sangatlah beragam
yang terdapat dalam diri anak. diantaranya seperti puisi, cerpen,
novel, dongeng, fabel dll. Dewasa
ini banyak sekali cerita anak yang
mengandung unsur kekerasan

DEKONSTRUKSI SASTRA ANAK: MENGUBAH PARADIGMA KEKERASAN | 137


DAN SEKSUALITAS PADA KARYA SASTRA ANAK INDONESIA
Citra Nur Faidah
didalamnya. komik merupakan salah budaya, beberapanya dalam konteks
satu contoh cerita anak yang kini malah berpotensi meninggalkan
digemari di dunia tak terkecuali juga kesan tidak baik karena saratnya
di Indonesia. Banyak sekali beberapa cerita mengandung
ditemukan buku komik yang seksualitas, kekerasan, iri dan
memiliki gambar- gambar dan cerita dengki. Perlu adanya dekonstruksi
menyimpang yang tidak layak sastra untuk mengubah cerita sehinga
dikonsumsi oleh pembaca khususnya tidak terdapat unsur kekerasan dan
anak- anak, dalam hal ini kekerasan unsur seksualitas dalam cerita anak.
mendominasi perkembangan komik Dekonstruksi sastra dilakukan
di Indonesia. Cerita rakyat yang dengan mengubah tema-tema yang
diperuntukkan untuk anak-anak berkembang selama ini, serta
tentu ada yang aman bagi anak dan menghapus adegan yang
ada pula yang tidak aman. Meskipun mengandung unsur kekerasan.
cerita rakyat sebuah cerminan

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2001. Karya Sastra dan Anak-Anak. Malang: Departemen


Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang Fakultas Sastra Jurusan
Sastra Indonesia.
Dwita. 2018. Sastra Anak dan Metode Penelitian Sastra Anak. (Online),
(http://berbagi ilmu .go.id/lamanbahasa/artikel/90 ), diakses 03 Mei 2018.
Fitriani. 2016. Sejarah Sastra dan Perkembangan Sastra Anak di Indonesia
(Online), (http://pembelajaransastraanak.go.id/lamanbahasa/artikel/1527),
diakses 05 Mei 2018.
Kurniawan, Heru. 2013. Sastra Anak dalam kajian strukturalisme, sosiolohi,
semiotika, hingga penlisan artikel kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lukens, Rebecca. 2013. A Critical Handbook of Children`s Literature. Newyork:
longman.
Nafisah. 2018. Sastra Anak Sebagai Pengantar Pemahaman terhadap Dunia
Anak.
(Online),(http://sumberpeengetahuansastra.go.id/lamanbahasa/artikel/19),
diakses 06 April 2018.
Nurgiyantoro, Burhan. 2016. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta : Gajahmada University Press.
Sarumpaet. Riris. K. Toha 2017. Metode Penelitian Sastra Anak. Jakarta :
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sasita. 2018. Gebrakan Pembaharuan Karya Sastra Anak Di Indonesia. (Online),
(http://sumberpeengetahuansastra.go.id/lamanbahasa/artikel/19), diakses
07 April 2018.
Sawirta. 2006. Sastra Tradisional Sebagai Pembentuk Karakter Generasi Bangsa
(Online), (http://skajianterkinisastra.go.id/lamanbahasa/artikel/19), diakses
19 April 2018.
Silvia. 2016. Karakteristik Cerita Anak Indonesia Dan Perkembangan Cerita
Anak Dunia (Online),

138 | Jurnal Kredo


Vol. 2 No. 1 Oktober 2018
(http://berbagiilmuberbagicerita.go.id/lamanbahasa/artikel/56), diakses 2
April 2018.
Winarni, Retno. 2014. Kajian Sastra Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu.

DEKONSTRUKSI SASTRA ANAK: MENGUBAH PARADIGMA KEKERASAN | 139


DAN SEKSUALITAS PADA KARYA SASTRA ANAK INDONESIA
Citra Nur Faidah

Anda mungkin juga menyukai