DISUSUN OLEH:
Kelompok 3
1. Mirna Saputri 1911211030
2. Dinda Syafitrillah 1911211045
3. Yori Aprila 1911212002
4. Ishlahatissalamah 1911212007
5. Muthia Ikhsania 1911212055
6. Naura Mufida Sultani 1911213001
7. Nadhiyatul Alhamda 1911213007
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Syafrawati, SKM., M. CommHealth. SC
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS untuk mendukung
proses pelayanan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
terutama bermanfaat pada titik rawat jalan (rawat jalan), sehingga meningkatkan
kesinambungan perawatan. Selain itu, akses berbasis Internet meningkatkan
kemampuan untuk mengakses data tersebut dari jarak jauh.
2. Peningkatan kualitas perawatan pasien.
3. Membantu sebagai sistem pendukung keputusan bagi otoritas rumah sakit untuk
mengembangkan kebijakan perawatan kesehatan yang komprehensif.
4. Administrasi keuangan, pola makan pasien, teknik, dan distribusi bantuan medis yang
efisien dan akurat. Ini membantu untuk melihat gambaran yang luas dari pertumbuhan
rumah sakit.
5. Peningkatan pemantauan penggunaan obat, dan studi efektivitas. Ini mengarah pada
pengurangan interaksi obat yang merugikan sambil mempromosikan pemanfaatan
farmasi yang lebih tepat.
6. Peningkatan kualitas dokumentasi.
7. Meningkatkan integritas informasi, mengurangi kesalahan transkripsi, dan
mengurangi duplikasi entri informasi.
8. Perangkat lunak rumah sakit mudah digunakan dan menghilangkan kesalahan yang
disebabkan oleh tulisan tangan. Sistem komputer teknologi baru memberikan kinerja
sempurna untuk menarik informasi dari server atau server cloud.
9. Pengembangan database klinis umum.
4
dibuat oleh Rumah Sakit. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) harus meliputi
hal hal sbb :
a Strategi
b Proses Bisnis
1. Pelayanan Utama (Front Office)
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya),
tetapi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama
yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang.
5
c Arsitektur Infrastruktur : Kebutuhan infrastruktur jaringan komputer kedepan bukan
hanya untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan
untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical
Equipment dan lain-lain.
d Arsitektur Data
Beberapa aspek harus diperhatikan dalam membangun arsitektur data:
1. Kodefikasi
Kodefikasi selain keharusan untuk otomatisasi/komputerisasi, juga diperlukan
untuk integrasi dan penglolaan lebih lanjut seperti statistik.
2. Mapping
Karena sering berbeda keperluan kodefikasi data, maka diperlukan mapping data
untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut, misalnya mapping kodefikasi antara
tarif dengan kode perkiraan/chart of account, mapping kode kabupaten/kota
dengan provinsi dan sejenisnya.
3. Standar pertukaran data antar aplikasi
Beberapa software aplikasi yang terpisah, membutuhkan standard pertukaran data
agar dapat berkomunikasi satu aplikasi dengan lainnya. Seperti Heath Level 7
(HL7), DICOM, XML dan sejenisnya.
4. Database
Desain struktur database, sebaiknya mengacu pada best practice database Rumah
Sakit dan mengambil dari sumber terbuka serta mempertimbangkan kebutuhan
informasi stakeholder terkait.
6
e Arsitektur Aplikasi
7
universal untuk penyimpanan dan transfer gambar PACS adalah DICOM (Digital Imaging
and Communications in Medicine). Data non-gambar, seperti dokumen yang dipindai dapat
digabungkan menggunakan format standar industri konsumen seperti PDF (Portable
Document Format), setelah dikemas dalam DICOM. PACS terdiri dari empat komponen
utama: Modalitas pencitraan seperti X-ray plain film (PF), computed tomography (CT) dan
magnetic resonance imaging (MRI), jaringan aman untuk transmisi informasi pasien,
2. Sistem Informasi Radiologi (RIS)
Sistem ini juga populer karena kemampuannya untuk menyediakan layanan
penagihan radiologi, penjadwalan janji temu serta pelaporan dan penyimpanan database
pasien. Praktik radiologi menjadi lebih kompleks dengan kemajuan teknologi dan semakin
banyak rumah sakit kini beralih ke RIS untuk mengelola sisi bisnis praktik mereka.
3. Sistem Informasi Klinis (SIK)
Sistem Informasi Klinis adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk
mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyediakan informasi klinis yang penting
untuk proses pemberian layanan kesehatan. Sistem Informasi Klinis membantu organisasi
kesehatan meningkatkan penyampaian layanan klinis. sistem informasi rumah sakit
menyajikan informasi dan laporan klinis yang memungkinkan dokter membuat keputusan
yang lebih tepat di titik perawatan.
4. Sistem Informasi Dokter (PIS)
Seperti namanya, sistem PIS bertujuan untuk meningkatkan praktik dokter dan juga
direkomendasikan oleh pemerintah untuk diterapkan. Dokter dapat memanfaatkan sistem
informasi ini yang bertujuan untuk memberikan perawatan medis yang lebih baik. Berbagai
paket tersedia untuk disesuaikan dengan anggaran yang berbeda dan dapat diterapkan untuk
meningkatkan efisiensi, memangkas biaya, dan memberikan perawatan pasien berkualitas
tinggi. Sistem informasi dokter disampaikan melalui komputer, server, jaringan, dan
digunakan secara luas dan aplikasi populer seperti, catatan medis elektronik (EMR), catatan
kesehatan elektronik (EHR), dan banyak lagi. Sebagian besar layanan ini memiliki dukungan
jarak jauh 24/7 yang memungkinkan staf rumah sakit untuk memecahkan masalah yang
terjadi selama penggunaan sistem.
5. Sistem Informasi Keuangan (FIS)
Sistem Informasi Keuangan adalah sistem komputer yang mengelola aspek bisnis
sebuah rumah sakit. Sementara prioritas utama organisasi perawatan kesehatan adalah untuk
menyelamatkan nyawa dan tidak menghasilkan keuntungan, mereka memperoleh biaya
operasional dari operasi sehari-hari; termasuk pembelian dan penggajian staf.
8
6. Sistem Informasi Laboratorium (LIS)
Sistem Manajemen Informasi Laboratorium (LIMS), kadang-kadang disebut sebagai
Sistem Informasi Laboratorium (LIS) atau Sistem Manajemen Laboratorium (LMS), adalah
laboratorium berbasis perangkat lunak dan sistem manajemen informasi yang menawarkan
serangkaian fitur utama yang mendukung operasi laboratorium modern.
7. Sistem Informasi Keperawatan (NIS)
Sistem informasi berbasis komputer ini dirancang untuk membantu perawat
memberikan perawatan pasien yang lebih baik. NIS yang baik dapat melakukan sejumlah
fungsi dan memberikan manfaat seperti meningkatkan jadwal staf, membuat grafik pasien
yang akurat, dan meningkatkan integrasi data klinis. Departemen keperawatan dapat memiliki
tenaga kerja yang dikelola dengan lebih baik melalui aplikasi jadwal yang memungkinkan
manajer menangani absen dan lembur. Solusi ini juga dapat digunakan untuk memantau
tingkat kepegawaian dan mencapai kepegawaian yang lebih hemat biaya. Aplikasi pasien
charting memungkinkan pengguna untuk memasukkan rincian mengenai tanda-tanda vital
pasien. Perawat juga menggunakannya untuk informasi masuk, rencana perawatan dan semua
catatan keperawatan yang relevan. Semua data penting disimpan dengan aman dan dapat
diambil kembali saat diperlukan. Integrasi data klinis juga sangat berguna, memungkinkan
perawat untuk mengumpulkan, mengambil dan menganalisis informasi klinis dan kemudian
mengintegrasikannya untuk merancang rencana perawatan pasien. Semua fitur di NIS ini
pada akhirnya mengarah pada pengurangan waktu perencanaan dan penilaian serta evaluasi
yang lebih baik. Kemungkinan meresepkan obat yang salah juga berkurang karena selalu ada
referensi untuk obat yang diresepkan secara elektronik.
9
Sistem ini dirancang untuk membantu proses audit medis yang dapat menjamin agar
standar mutu pelayanan selalu dipenuhi.
2. Sistem informasi administrasi
Sistem ini dirancang untuk membantu memantau kegiatan pendayagunaan sumber
sumber untuk pelayanan medis, seperti sistem informasi akuntansi, sistem informasi
logistik dan sistem informasi ketenagaan.
3. Sistem informasi manajemen perencanaan dan pengawasan
Sistem informasi ini ditujukan untuk perencanaan evaluasi penampilan rumah sakit
dan juga untuk menilai dampak pelayanan di masyarakat.
10
2.7.2 Sistem Admistrasi Rumah Sakit
Sistem Informasi Administrasi Rumah Sakit adalah sistem yang mendukung
perawatan klien dengan mengelola informasi keuangan dan demografis dan menyediakan
kemampuan pelaporan. Kategori ini mencakup aplikasi manajemen klien, keuangan,
pengkodean, daftar gaji, sumber daya manusia, dan jaminan kualitas (Hebda T., Hunter K., &
Czar P. 2019)(6).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem informasi
yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen Rumah
Sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk pasien, medical record, apotek,
gudang farmasi, penagihan, database personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi
sampai dengan pengendalian oleh manajemen. SIMRS bertujuan meningkatkan efisiensi,
efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit. Manfaat
SIMRS yaitu dalam pelaksanaan, pengelolaan dan pengembangan SIMRS juga harus mampu
meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Dasar hukum
SIRS terdapat dalam Permenkes No. 1171 tahun 2011, No. 82 tahun 2013, No. 92 tahun
2014, dan PP No.46 tahun 2014.
Ruang lingkup SIMRS meliputi strategi, proses bisnis, arsitektur infrastruktur,
arsitektur data, arsitektur aplikasi, keamanan sistem informasi, interoperabilitas, dan tata
kelola. Subsistem informasi RS terdiri dari Sistem Komunikasi pengarsipan gambar (PACS),
Sistem Informasi Radiologi (RIS), Sistem Informasi Klinis (SIK), Sistem Informasi Dokter
(PIS), Sistem Informasi Keuangan (FIS), Sistem Informasi Laboratorium (LIS), Sistem
Informasi Keperawatan (NIS), dan Sistem Informasi Farmasi (PIS). Jenis sistem informasi
RS dibedakan menjadi Sistem informasi klinik atau medis, Sistem informasi administrasi,
dan Sistem informasi manajemen perencanaan dan pengawasan.
3.2 Saran
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) seharusnya sesuai dengan prosedur yang
digunakan untuk mengelola alur informasi mulai dari pengumpulan data sampai pemberian
informasi. Diharapkan SIMRS dapat terlaksana dengan baik dan tepat sesuai prosedur agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan merugikan banyak pihak karena informasi
yang tidak valid atau keliru.
12
DAFTAR PUSTAKA
1
Peraturan Menteri Kesehatan No 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit
2
Erdiana R.S dan Eko N. 2018. Evaluasi Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit di RSUD Kabupaten Temanggung dengan Menggunakan Metode Hot-Fit.
Journal of Information Systems for Public Health, 3. 63-67.
3
Mehdipour, Y., & Zerehkafi, H. (2013). Hospital information system (his): At a
glance. Asian Journal of Computer and Information Systems, 1(2).
4
Tim Pengajar FKM-UNSRAT.Modul Perkuliahan: Konsep Dasar Dan Penerapan Sistem
Informasi Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT.
5
https://www.biohealthmatics.com/technologies/clinical-information-systems/
6
https://www.coursehero.com/file/p188n8ih/Administrative-Information-Systems-AIS-
Definition-support-client-care-by/
13