Anda di halaman 1dari 2

Nama: Elvin Karmawan

NPM: 110110190052

Sebelum menjawab pertanyaan, saya akan membahas apa itu teori semi-autonomos social
field yang dikemukakan oleh Sally Falk Moore. Dalam kajian terkait pluralisme hukum,
dijelaskan bahwa teori yang pluralisme hukumnya kuat adalah teori semi-autonomos social field
ini, dalam teori ini mengartikan suatu sistem hukum berposisi berada di dalam lingkaran sistem
hukum yang lebih besar. Jika dikaitkan dengan video tersebut, bisa dilihat bahwa hukum adat
terkait kelas sosial kaum Maramba dan kaum Ata di Matawai Pawali, Sumba.

Sistem hukum adat ada dan diakui di Indonesia, tetapi posisi hukum adat tersebut berada di
dalam suatu lingkaran yang lebih besar, yakni hukum nasional yang mengatur terkait hukum adat
di dalamnya. Dalam sistem sosial antara Maramba dan Ata ini, terlalu menonjolkan yang mana
kaum bangsawan (Maramba) untuk dilayani sepenuhnya oleh mereka yang merupakan kaum
hamba (Ata). Adat seperti ini telah berjalan turun-menurun dari para leluhur sampai ke bawah,
setiap anak yang lahir dari keluarga Maramba akan otomatis memiliki status Maramba, begitu
pula dengan para Ata. Banyak hal yang para Ata layani kepada tuan mereka, seperti memberinya
makan dan minum. Bahkan, dalam hal pemakaman pun, golongan Ata tetap harus menunjukkan
bahwa ia bertanggung jawab kepada sang tuan dengan berdiam diri di samping makam sampai
pemakaman selesai. Hal ini menyiratkan bahwa sang tuan masih berada di bawah tanggung
jawab abdinya.

Tetapi dengan munculnya program Pembangunan Desa dan Hutan Sosial yang merupakan
skema Hukum Kemasyarakatan, hal ini diharapkan struktur sosial vertikal yang membelenggu
mereka dan membatasi hak-hak para golongan Ata itu dapat diperbaiki. Struktur sosial yang
seperti itu membatasi mereka yang golongan Ata untuk memiliki tanah dan mengelolanya untuk
kebutuhan mereka sendiri. Mereka pun akan diajarkan banyak hal termasuk dengan bahasa,
keterampilan, pengetahuan, dan lain-lain sebagai bagian dari pembangunan desa supaya mereka
lebih berkembang. Bahkan, dengan persetujuan dari masyarakatnya sendiri, pada akhirnya para
golongan Ata pun masing-masing bisa memiliki hak milik atas tanah untuk dikelola dan hasilnya
dipakai untuk kehidupan mereka.
Masuknya hukum nasional dengan sistem ini ternyata mampu mengubah sedikit demi
sedikit strata sosial vertikal yang kuat di sana, dengan menyamaratakan hak mereka, juga dengan
melakukan pembangunan supaya desa yang mereka tempati lebih berkembang dan mau
berinteraksi dengan orang-orang dari luar yang belum pernah mereka temui sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai