Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

( Struktur Paru-Paru)

DOSEN PEMBIMBING
Andrew Rinaldi SInulingga, S.Pd.,M.Pd.,AIFO

Disusun Oleh :
Marzul Rahma Saputra Nim : 2005111360
Albert Surya Gemilang Nim : 2005134932
Ardi Safriadi Nim : 2005111607
Putri Asa Yuanda Nim : 2005113762

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [judul makalah] ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Andrew Rinaldi
SInulingga, S.Pd.,M.Pd.,AIFO pada mata kuliah “Ilmu Faal” Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Struktur Paru-paru bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andrew Rinaldi SInulingga, S.Pd.,M.Pd.,AIFO,
selaku dosen mata kuliah “Ilmu Faal” yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

[Pekanbaru, Kamis 31 Oktober 2021]

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Paru-Paru.......................................................................................................3
B. Anatomi Paru-Paru..........................................................................................................3
C. Struktur Paru-Paru...........................................................................................................3
D. Fisiologi Paru..................................................................................................................5
E. Fungsi Paru-Paru.............................................................................................................6
F. Volume dan Kapasitas Paru............................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Paru-paru manusia terletak pada rongga dada, bentuk dari paru-paru adalah berbentuk kerucut
yang ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru
terbagi menjadi dua yaitu bagian yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai
tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Setiap paruparu terbagi lagi menjadi
beberapa sub-bagian, terdapat sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary
segments. Paru-paru bagian kanan dan bagian kiri dipisahkan oleh sebuah ruang yang disebut
mediastinum (Evelyn, 2009).
Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar thoraks, yang merupakan suatu bilik
udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua, merupakan alat
pernafasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah,
dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak
didalam mediastinum. Paru-paru (Bahasa Inggris: Lung, dari kata Latin pulmones untuk paru-
paru.) adalah organ utama pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem
peredaran darah (sirkulasi) dan juga sistem ekskresi. Fungsinya adalah untuk menukar oksigen
dari udara dengan karbon dioksida dari darah atau sering disebut “bernapas”. Pada umumnya
paru-paru terdapat pada hewan mamalia termasuk juga manusia.
Kapasitas paru-paru adalah kemampuan paru-paru menampung udara pernapasan. Dalam keadaan
normal paru mengandung sekitar 2 - 2,5 liter udara selama siklus respirasi, tetapi dapat diisi
sampai 5,5 liter atau dikosongkan sampai tersisa 1 liter. Pada orang dewasa sehat, rata-rata jumlah
maksimum udara yang dapat dikandung oleh kedua paru adalah sekitar 5,7 liter pada pria dan 4,2
liter pada wanita. Bentuk dan distensibilitas paru, usia dan ada atau tidaknya penyakit pernapasan
mempengaruhi kapasitas paru total ini. Pekerjaan pengecatan mobil merupakan pekerjaan yang
sangat perlu mendapat perhatian dari pelaku usaha pengecatan dan pekerja pengecatan itu sendiri.
Hal ini dikarenakan banyaknya risiko penyakit yang bisa ditimbulkan dari pekerjaan tersebut.
Penurunan kapasitas paru adalah salah satu gangguan akibat pekerjaan sebagai pengecatan mobil.
Penurunan kapasitas paru diakibatkan oleh paparan zat yang berasal dari asap mobil yang sedang
dalam perbaikan di bengkel, bensin yang digunakan sebagai pengencer cat dan benzena yang
terkandung dalam cat itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Piirila tahun 2005 menunjukkan
bahwa dari banyak jenis pekerjaan di Finlandia, pekerjaan yang memiliki prevalensi paling tinggi
pada kejadian penyakit saluran pernapasan adalah pekerjaan pengecatan mobil. Penelitian yang
sama juga dilakukan oleh Vitalli pada tahun 2005 di kota Rieti Italia terhadap pekerja pengecat
mobil, sebanyak 25% pekerja cat mobil terpapar Benzena.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu anatomi paru-paru?
2. Apa saja bagian volume dan kapasitas paru-paru?
3. Apa saja fungsi paru-paru

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui lebih dalam tentang paru-paru dari
anatomi paru-paru, volume dan kapasitas paru-paru, dan fungsi paru-paru. Dengan adanya
makalah ini diharapkan para pembaca bisa menambah wawasan tentang paru-paru yang
merupakan organ dalam tubuh manusia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paru-Paru
Paru-paru (Bahasa Inggris: Lung, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru.) adalah organ
utama pada sistem pernapasan pada manusia (respirasi) dan berhubungan dengan sistem
peredaran darah (sirkulasi) dan juga sistem ekskresi. Fungsinya adalah untuk menukar
oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah atau sering disebut “bernapas”. Pada
umumnya paru-paru terdapat pada hewan mamalia termasuk juga manusia.
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem
peredaran darah (sirkulasi) vertebrata dengan pernapasan. Fungsinya adalah untuk pertukaran
oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Proses ini disebut “pernapasan
eksternal” atau bernapas. Paru-paru juga memiliki fungsi nonrespirasi. Istilah medis yang
berkaitan dengan paru-paru sering mulai di paru-paru, dari kata Latin untuk pulmones paru-
paru.

B. Anatomi Paru-Paru
Manusia normal memiliki dua buah paru yaitu paru kanan dan paru kiri. Paru kanan
mempunyai tiga lobus sedangkan paru kiri mempunyai dua lobus. Lobus paru terbagi menjadi
beberapa segmen-paru. Paru kanan mempunyai sepuluh segmen paru sedangkan paru kiri
mempunyai delapan segmen paru. Batas anterior paru kanan menuju ke bawah dimulai di
belakang sendi sternoklavikular dan mencapai linea mediana pada ketinggian angulus sterni.
Batas paru ini terus ke bawah melalui belakang sternum pada ketinggian sendi
sternokondralis keenam. Disini batas bawah melengkung ke lateral dan sedikit ke inferior,
memotong iga keenam di linea medioklavikularis. Batas ini kemudian menuju ke posterior
dan medial pada ketinggian prosesus spinosus vertebra torakal kesepuluh. Pada keadaan
inspirasi, batas inferior turun dua iga. Bagian inferior fisura oblikus paru kanan berakhir di
batas bawah paru pada linea medioklavikularis. Batas anterior paru kiri hampir sama dengan
batas anterior paru kanan, tetapi pada ketinggian kartilago iga keempat paru kiri berdeviasi ke
lateral karena terdapat jantung. Batas bawah paru kiri lebih inferior dibandingkan paru kanan
karena paru kanan terbatas oleh hepar.

C. Struktur Paru-Paru
1. Pleura
Anatomi paru pertama yang akan kita bahas adalah pleura. Pleura adalah membran (selaput)
tipis berlapis ganda yang melapisi paru-paru.
Lapisan ini mengeluarkan cairan (pleural fluid) yang disebut dengan cairan serous. Fungsinya
untuk melumasi bagian dalam rongga paru agar tidak mengiritasi paru saat mengembang dan
berkontraksi saat bernapas.

3
Pleura terdiri dari dua lapisan, yaitu:

 Pleura dalam (visceral), yaitu lapisan di sebelah paru-paru


 Pleura luar (parietal), yaitu lapisan yang melapisi dinding dada
 Sementara itu, area yang terdapat di antara dua lapisan tersebut bernama rongga pleura.

2. Bronkus (Bronchi)
Bronkus adalah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan (trakea)
sebelum paru-paru. Bronkus merupakan saluran udara yang memastikan udara masuk dengan
baik dari trakea ke alveolus.
Selain sebagai jalur masuk dan keluarnya udara, bronkus juga berfungsi mencegah infeksi.
Hal ini dikarenakan bronkus dilapisi oleh berbagai jenis sel, termasuk sel yang bersilia
(berambut) dan berlendir. Sel-sel inilah yang nantinya menjebak bakteri pembawa penyakit
untuk tidak masuk ke dalam paru-paru.

3. Bronkus (Bronchi)
Setiap bronkus utama membelah atau bercabang menjadi bronkus yang lebih kecil (memiliki
kelenjar kecil dan tulang rawan di dindingnya). Bronkus yang lebih kecil ini akhirnya
membelah menjadi tabung yang lebih kecil lagi, yang disebut bronkiolus.
Bronkiolus adalah cabang terkecil dari bronkus yang tidak memiliki kelenjar atau tulang
rawan. Bronkiolus berfungsi menyalurkan udara dari bronkus ke alveoli.
Selain itu bronkiolus juga berfungsi untuk mengontrol jumlah udara yang masuk dan keluar
saat proses bernapas berlangsung.

4. Alveoli
Bagian dari anatomi paru yang satu ini merupakan kelompok terkecil yang disebut kantung
alveolus di ujung bronkiolus. Setiap alveoli adalah rongga berbentuk cekung yang dikelilingi
oleh banyak kapiler kecil.
Paru-paru menghasilkan campuran lemak dan protein yang disebut dengan surfaktan paru-
paru. Campuran lemak dan protein ini melapisi permukaan alveoli dan membuatnya lebih
mudah untuk mengembang dan mengempis pada setiap tarikan napas.
Alveoli (alveolus) berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Alveoli
kemudian menyerap oksigen dari udara yang dibawa oleh bronkiolus dan mengalirkannya ke
dalam darah.
Setelah itu, karbon dioksida yang merupakan produk limbah dari sel-sel tubuh mengalir dari
darah ke alveoli untuk diembuskan keluar. Pertukaran gas ini terjadi melalui dinding alveoli
dan kapiler yang sangat tipis.

4
5. Diafragma
Diafragma adalah serat otot yang membentuk perbatasan antara rongga dada dan rongga
perut. Diafragma juga memainkan peran penting dalam proses pernapasan perut. Diafragma
terdiri dari otot, pembuluh darah, dan saraf yang disebut saraf frenikus.

6. Trakea (Tenggorokan)
Trakea adalah tabung dengan panjang sekitar 5 inci yang menghubungkan laring ke bronkus.
Trakea terdiri dari tulang rawan hialin berbentuk seperti huruf C dan dilapisi oleh epitel
bersilia. Fungsi trakea adalah sebagai saluran pernapasan. Silia ditemukan dalam sel-sel

D. Fisiologi Paru
Paru-paru dan dinding dada mempunyai struktur yang elastis. Dalam keadaan normal terdapat
lapisan cairan tipis antara paru-paru dan dinding dada sehingga paru-paru dengan mudah
bergeser pada dinding dada karena memiliki struktur yang elastis. Tekanan yang masuk pada
ruangan antara paru-paru dan dinding dada berada di bawah tekanan atmosfer (Guyton,
2007).
Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer.
Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai
dengan tingkat aktivitas dan metabolisme seseorang, akan tetapi pernafasan harus tetap dapat
berjalan agar pasokan kandungan oksigen dan karbon dioksida bisa normal (Jayanti, 2013).
Udara yang dihirup dan masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang menyempit
(bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru utama (trachea). Pipa
tersebut berakhir di gelembunggelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan kantong udara
terakhir dimana oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari tempat dimana 11 darah
mengalir. Ada lebih dari 300 juta alveoli di dalam paru-paru manusia dan bersifat elastis.
Ruang udara tersebut dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang
dapat menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis (Yunus, 2007).
Menurut Guyton (2007) untuk melaksanakan fungsi tersebut, pernafasan dapat dibagi menjadi
empat mekanisme dasar, yaitu :

 Ventilasi paru yang berfungsi untuk proses masuk dan keluarnya udara antara alveoli dan
atmosfer.

 Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah.

 Transport dari pasokan oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan
dari sel.

 Pengaturan ventilais pada sistem pernapasan. Pada waktu menarik nafas atau inspirasi
maka otot-otot pernapasan berkontraksi, tetapi pengeluaran udara pernafasan dalam
proses yang pasif.
Ketika diafragma menutup, penarikan nafas melalui isi rongga dada kembali memperbesar
paru-paru dan dinding badan bergerak hingga diafragma dan tulang dada menutup dan berada
pada posisi semula (Evelyn, 2009). Inspirasi merupakan proses aktif kontraksi otot-otot.
Selama bernafas tenang, tekanan intrapleura kira-kira 2,5 mmHg relatif lebih tinggi terhadap
5
atmosfer. Pada permulaan, inspirasi menurun sampai - 6mmHg dan paru-paru ditarik ke
posisi yang lebih mengembang dan tertanam dalam jalan udara sehingga menjadi sedikit
negatif dan udara mengalir ke dalam paru-paru. Pada akhir inspirasi, recoil menarik dada
kembali ke posisi ekspirasi dimana tekanan recoil paru-paru dan dinding 12 dada seimbang.
Tekanan dalam jalan pernafasan seimbang menjadi sedikit positif sehingga udara mengalir ke
luar dari paru-paru (Algasaff, 2015) Selama pernafasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan
pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot interkostalis eksternus
relaksasi, dinding dada turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks,
menyebabkan volume toraks berkurang. Pengurangan volume toraks ini meningkatkan
tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan antara saluran udara dan
atmosfir menjadi terbalik, sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan
tekanan atmosfir menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi (Miller et al, 2011). Proses
setelah ventilasi adalah difusi yaitu, perpindahan oksigen dari alveoli ke dalam pembuluh
darah dan berlaku sebaliknya untuk karbondioksida. Difusi dapat terjadi dari daerah yang
bertekanan tinggi ke tekanan rendah. Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada difusi gas
dalam paru yaitu, faktor membran, faktor darah dan faktor sirkulasi. Selanjutnya adalah
proses transportasi, yaitu perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru
dengan bantuan aliran darah (Guyton, 2007).

E. Fungsi Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ vital yang memiliki fungsi penting dalam kehidupan manusia.
Karena tanpa itu paru-paru manusia tidak bisa bernapas. Dalam sistem ekskresi, fungsi paru-
paru memancarkan karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O)
Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang tidak dibutuhkan
tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru diantaranya sebagai penjaga
keseimbangan asam basa tubuh. bila terjadi acidosis, maka tubuh akan mengkompensasi
dengan mengeluarkan banyak karbondioksida yang bersifat asam ke luar tubuh. Dalam sistem
ekskresi, fungsi paru-paru adalah untuk mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Dalam
sistem pernapasan, fungsi paru-paru adalah untuk proses pertukaran oksigen dan
karbondioksida di dalam darah. Dalam sistem peredaran darah, fungsi paru-paru adalah untuk
membuang karbondioksida di dalam darah dan menggantinya dengan oksigen.
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah
membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil
metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air
dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.

1. Paru-paru merupakan organ respirasi untuk pertukaran gas pernapasan karbon dan
oksigen diaksida.
2. Karena ketika bernapas karbon kita memancarkan limbah dungsi diaksida paru
merupakan bagian dari sistem ekskresi.
3. Mengontrol pH darah dengan mengubah tekanan karbon dioksida.
4. Menyaring bekuan darah yang terbentuk di vena.
5. Mempengaruhi konsentrasi beberapa zat biologis dan obat yang digunakan dalam
pengobatan darah.

6
6. Mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II oleh enzim angiotensin-converting.
7. Dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung shock jantung.
8. Memberikan aliran udara untuk membuat suara.
9. Fungsi paru-paru sebagai reservoir darah dalam tubuh. Volume darah paru adalah rata-
rata sekitar 450 mililiter, sekitar 9 persen dari total volume darah dari seluruh sistem
peredaran darah.
10. Eskalator adalah sistem pertahanan penting terhadap infeksi udara ditanggung. Partikel
debu dan bakteri di udara yang dihirup terperangkap di lapisan lendir hadir pada
permukaan mukosa dari saluran pernapasan dan naik menuju faring oleh berirama ke atas
pemukulan silia.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi paru-paru manusia adalah sebagai berikut :

 Usia Kekuatan otot maksimal paru-paru pada usia 20-40 tahun dan dapat berkurang
sebanyak 20% setelah usia 40 tahun. Selama proses penuan terjadi penurunan
elastisitas alveoli, penebalan kelenjar bronkial, penurunan kapasitas paru.

 Jenis kelamin Fungsi ventilasi pada laki-laki lebih tinggi sebesar 20-25% dari pada
funsgi ventilasi wanita, karena ukuran anatomi paru pada laki-laki lebih besar
dibandingkan wanita. Selain itu, aktivitas lakilaki lebih tinggi sehingga recoil dan
compliance paru sudah terlatih.

 Tinggi badan Seorang yang memiliki tubuh tinggi memiliki fungsi ventilasi lebih
tinggi daripada orang yang bertubuh kecil pendek (Juarfianti, 2015).

F. Volume dan Kapasitas Paru


Volume dan kapasitas paru Menurut Evelyn (2009) volume paru terbagi menjadi 4 bagian,
yaitu:

 Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada setiap kali
pernafasan normal. Nilai dari volume tidal sebesar ± 500 ml pada rata-rata orang
dewasa.

 Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang diinspirasi setelah
volume tidal, dan biasanya mencapai maksimal ± 3000 ml. 14

 Volume Cadangan Ekspirasi adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan
dengan ekspirasi maksimum pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan normal
besarnya adalah ± 1100 ml.

 Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah
ekspirasi kuat. Nilainya sebesar ± 1200 ml.
Menurut Yunus (2007) kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru-paru
dan dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

7
 Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan inspirasi. Besarnya
± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup seseorang mulai pada
tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai jumlah maksimum.

 Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume


residu. Besarnya ± 2300 ml, dan merupakan besarnya udara yang tersisa dalam paru
pada akhir ekspirasi normal.

 Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal + volume
cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan jumlah udara maksimal yang
dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimal dan
kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.

 Kapasitas Vital paksa (KVP) atau Forced Vital Capacity (FVC) adalah volume total
dari udara yg dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi maksimum yang diikuti
oleh ekspirasi paksa minimum. Hasil ini didapat setelah seseorang menginspirasi
dengan usaha maksimal dan mengekspirasi secara kuat dan cepat. 15

 Volume ekspirasi paksa satu detik (VEP1) atau Forced Expiratory Volume in One
Second (FEV1) adalah volume udara yang dapat dikeluarkan dengan ekspirasi
maksimum per satuan detik. Hasil ini didapat setelah seseorang terlebih dahulu
melakukakan pernafasan dalam dan inspirasi maksimal yang kemudian diekspirasikan
secara paksa sekuat-kuatnya dan semaksimal mungkin, dengan cara ini kapasitas vital
seseorang tersebut dapat dihembuskan dalam satu detik.

 Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu. Besarnya
±5800ml, adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan sebesar mungkin
dengan inspirasi paksa.Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20 – 25%
lebih kecil daripada pria, dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar
daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis.

Macam Penyakit Paru-paru


1. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan kantung-kantung udara di dalam paru menjadi
meradang dan membengkak. Pneumonia sering kali disebut dengan paru-paru basah, sebab
pada kondisi ini, paru-paru bisa dipenuhi oleh cairan atau nanah. Penyebab pneumonia adalah
infeksi bakteri, virus, atau jamur. Penularan infeksi ini terjadi melalui udara yang
terkontaminasi kuman dari penderita yang bersin atau batuk.

2. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri ini tidak hanya menyerang paru-paru, tapi juga bisa menyebar ke bagian
tubuh lain, seperti tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, dan ginjal. Bakteri TBC
menyebar di udara melalui percikan dahak atau cairan dari saluran pernapasan penderitanya,
misalnya saat batuk atau bersin.

8
3. Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada percabangan saluran udara yang menuju ke
paru-paru atau bronkus. Salah satu penyebab yang paling sering adalah infeksi virus. Virus
penyebab bronkitis biasanya ditularkan dari penderita melalui percikan dahak yang
dikeluarkannya. Jika percikan dahak terhirup atau tertelan oleh orang lain, maka virus akan
menginfeksi saluran bronkus orang tersebut.

4. Penyakit paru obstruktif kronis


Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan paru kronis yang
menyebabkan terjadinya gangguan aliran udara baik menuju dan dari paru-paru. Ada dua
jenis gangguan yang terjadi pada PPOK, yaitu bronkitis kronis dan emfisema. Pada bronkitis
kronis, peradangan terjadi pada dinding bronkus (saluran yang membawa udara dari dan
menuju ke paru-paru). Sedangkan pada emfisema, peradangan atau kerusakan terjadi pada
aveoli (kantung kecil pada paru-paru). Faktor utama yang meningkatkan risiko terjadinya
PPOK adalah paparan asap rokok dalam jangka panjang, baik secara aktif maupun pasif.
Sedangkan faktor risiko lainnya adalah paparan debu, asap bahan bakar, dan uap bahan kimia.

5. Asma
Asma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran
pernapasan, sehingga menyebabkan sesak napas. Penderita asma umumnya memiliki saluran
pernapasan yang lebih sensitif. Saat penderita asma terpapar alergen atau pemicu, saluran
pernapasannya akan meradang, membengkak, dan menyempit. Hal ini akan membuat aliran
udara menjadi terhambat. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang membuat
penderitanya semakin sulit bernapas. Ada beberapa hal yang bisa memicu munculnya
serangan asma, seperti paparan debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, virus, dan zat
kimia.

BAB III

PENUTUP

9
A. Kesimpulan
Paru-paru adalah organ utama pada sistem pernapasan pada manusia (respirasi) dan
berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) dan juga sistem ekskresi. Fungsinya
adalah untuk menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah atau sering
disebut “bernapas”. Pada umumnya paru-paru terdapat pada hewan mamalia termasuk juga
manusia. Paru-paru juga mimiliki struktur antara lain ada Pleura Bronkus (Bronchi), Bronkus
(Bronchi), Alveoli, Diafragma, Trakea (Tenggorokan) serta paru-paru memiliki beberapa
volume dan kapasitas.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap para pembaca bisa menambah wawasan dalam
pembelajaran Ilmu Faal tentang paru-paru, adapun kesalahan dalam penulisan serta refrensi
yang masih kurang dengan makalah ini penulis berharap para pembaca bisa memberi kritikan
atau saran yang lebih agar kedepannya bisa melakukan penulisan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

 file:///C:/Users/HELLO/Downloads/jiptummpp-gdl-erinaebhip-50409-3-babii.pdf

 http://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/1359/Willy%20%20J.%20O.
%20Sinaga.pdf?sequence=1&isAllowed=y
10
 https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-paru-paru/

11

Anda mungkin juga menyukai