Jelaskan dokumen atau form apa saja yang perlu disiapkan di Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
baik untuk pasien Lama maupun pasien baru dan jelaskan fungsi atau kegunaan dari masing-
masing dokumen atau form tersebut?
2. Jelaskan dokumen atau form apa saja yang perlu disiapkan di Pendaftaran Pasien Rawat Inap
baik untuk pasien Lama maupun pasien baru dan jelaskan fungsi atau kegunaan dari masing-
masing dokumen atau form tersebut?
3. Jelaskan dokumen atau form apa saja yang perlu disiapkan di pelayanan Instalasi Gawat
Darurat (IGD) dan jelaskan fungsi atau kegunaan dari masing-masing dokumen atau form
tersebut?
4. Jelaskan dokumen atau form apa saja yang perlu disiapkan di Pelayanan Rawat Jalan
(Poliklinik) dan jelaskan fungsi atau kegunaan dari masing-masing dokumen atau form tersebut?
5. Jelaskan dokumen atau form informed consent dan jelaskan fungsi atau kegunaan dokumen
atau form tersebut?
6. Jelaskan dokumen atau form Visum Et Repertum (VET) dan jelaskan fungsi atau kegunaan
dokumen atau form tersebut?
Jawaban:
Menerima semua informasi tentang pilihan prosedur dan pengobatan yang akan
diberikan oleh dokter
Memahami informasi yang diberikan dan memiliki kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan
Memutuskan apakah akan menjalani langkah penanganan yang direkomendasikan
atau menolak tindakan tersebut
Jika pasien setuju untuk menjalani tindakan medis dari dokter, baik untuk tujuan
pemeriksaan atau pengobatan, dokter atau perawat akan meminta pasien untuk
menandatangani surat informed consent yang menyatakan persetujuan tersebut. Namun,
apabila pasien menolak, dokter atau perawat juga dapat meminta pasien untuk
menandatangani surat informed consent yang menyatakan bahwa pasien tidak setuju
untuk menjalani tindakan medis dan memahami konsekuensi atas pilihannya tersebut.
Idealnya, informed consent diberikan sebelum tindakan medis dilakukan, terutama
tindakan yang berisiko tinggi. Beberapa tindakan medis yang umumnya
memerlukan informed consent dari pasien adalah:
Penjahitan luka
Imunisasi
Mencantumkan kata ”Pro Justitia” di bagian atas kiri (kiri atau tengah)
Hanya diberikan kepada penyidik yang meminta Visum et Repertum. Apabila ada lebih
dari satu instansi peminta, misalnya penyidik POLRI dan penyidik Pengawas Obat dan
Makanan (POM), dan keduanya berwenang untuk itu, maka kedua instansi tersebut dapat
diberi Visum et Repertum masing-masing yang asli
Salinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan arsip pada umumnya, dan disimpan
sebaiknya hingga 20 tahun. Penulisan VeR harus memenuhi suatu desain dan format
tertentu karena dokumen tersebut akan digunakan sebagai alat bukti dalam proses
peradilan
Setelah proses pemeriksaan selesai, maka segera dilakukan pembuatan Visum et Repertum
lengkap yang memuat segala keterangan dan analisis hasil pemeriksaan. Struktur pembuatan
Visum et Repertum ini terdiri dari lima bagian, yaitu:
Pro Justitia : kata tersebut harus dicantumkan di kiri atas sehingga VeR tidak perlu
menggunakan materai
Pendahuluan : bagian pendahuluan memuat identitas pemohon Visum et Repertum,
tanggal dan pukul diterimanya permohonan visum et repertum, identitas dokter yang
melakukan pemeriksaan, identitas obyek yang diperiksa: nama, jenis kelamin, umur,
bangsa, alamat, pekerjaan, kapan dilakukan pemeriksaan, di mana dilakukan
pemeriksaan
Pemberitaan (Hasil Pemeriksaan) : memuat hasil pemeriksaan yang objektif sesuai
dengan apa yang diamati terutama dilihat dan ditemukan pada korban atau benda
yang diperiksa
Kesimpulan : memuat hasil interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dari fakta yang ditemukan sendiri oleh dokter pembuat visum et repertum,
dikaitkan dengan maksud dan tujuan dimintakannya visum at repertum tersebut
Penutup : bagian ini tidak berjudul, melainkan memuat pernyataan bahwa keterangan
tertulis dokter tersebut dibuat dengan mengingat sumpah atau janji ketika menerima
jabatan dan berisikan kalimat baku “Demikianlah visum et repertum ini saya buat
dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah
sesuai dengan Kitab Undang-Undang hukum acara pidan