Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
REGULER 2
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2021
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir ini, masayarakat Indonesia mengalami perubahan yang cukup
mendasar dan besar, yang ditandai dengan meningkatnya keinginan akan akuntabilitas dan
transparansi kinerja terhadap pengelolaan sektor publik. Istilah reformasi merupakan cetusan
untuk mendudukan kembali keseimbangan antara pembangunan fisik dan pembangunan nilai.
Sehingga reformasi menjadi lebih menekankan pembangunan nilai yang diungkap dalam goog
governance. Ungkapan pemerintahan yang bersih dapat diinterpretasikan sebagai perwujudan
indikator kejujuran pemerintah. Dimasa yang lalu, kejujuran pemerintah lebih diartikan sebagai
stabilitas pemerintah. Sedangkan di masa reformasi, kejujuran diartikan sebagai pemerintah
yang bersih. Sehingga, mekanisme manipulasi yang dipraktekkan dimasa lalu harus di ganti
dengan mekanisme transparansi.
Perubahan politik dan krisis ekonomi telah menyebabkan munculnya kesadaran baru
dikalangan masyarakat Indonesia. Fungsi akuntansi saat ini, diharapkan menjadi turunan dari
perkembangan tuntutan masyarakat terhadap bidang akuntansi untuk memajukan sektor publik.
Penegakan etika pemeriksa saat ini menjadi suatu hal yang mendesak. Tuntutan dibatasi hanya
oleh profesi, dalam artian sepanjang aturan profesi dipenuhi maka akuntan dianggap sudah
memenuhi kewajiban dengan baik secara profesi maupun kemasyarakatan. Hal ini dinilai tidak
wajar, sebab masyarakat menuntut agar akuntan bisa dituntut dijalur hukum. Profesionalisme
profesi, hal ini terkait dengan kejujuran keahlian dan pribadi, telah dituntut untuk dapat dibawa
sebagai kredibilitas profesi dimata prosedur hukum masyarakat. Akuntan sebagai suatu profesi
diminta untuk terlibat secara aktif, terkait dengan pelaksanaan transparansi ekonomi.
Akuntansi sektor publik diharapkan lebih ditekankan pada sistem dan pemeriksaan akuntansi.
Sistem akuntansi sektor publik yang selama ini dikembangkan lebih melayani karakteristik
persaingan swasta. Ini tentunya merupakan kesalahan besar karena karakter dan evaluasi
kinerja publik amat berbeda dengan yang ada di swasta. Pengukuran prestasi dan kinerja sektor
publik merupakan titik berat pengembangan akuntansi sektor publik. Penekanan terhadap
efisiensi keuangan dan efektivitas manajemen akan menjadi dua titik awal fokus
pengembangan bidang akuntansi manajemen sektor publik ini.
II. PEMBAHASAN
Secara sederhana, akuntansi sektor publik ini banyak dipakai oleh organisasi sektor publik,
seperti partai politik, masjid, puskesmas, rumah sakit, sekolah, atau universitas, lembaga
swadaya masyarakat, dan pemerintah pusat.
- Accountability
Tujuan ini hampir sama dengan management control yaitu memberikan informasi yang
berguna untuk menager sektor publik yang digunakan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung
jawab daya/bidang/divisi yang berada di bawah wewenangnya. Selain itu juga untuk
melaporkan kegiatan kepada publik atas operasi pemerintah serta penggunaan dana/anggaran
publik.
Tujuan laporan keuangan sektor publik, berbeda dengan sektor swasta. Laporan keuangan
sektor swasta mempunyai tujuan untuk mengukur laba, sedangkan tujuan laporan sektor publik
menurut Goverment Accounting Standard Board (2009:54) adalah sebagai berikut:
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan fungsinya
Melaporkan hasil operasi
Melaporkan kondisi keuangan
Melaporkan sumberdaya jangka panjang
Secara umum para pengguna laporan keuangan sektor publik memerlukan informasi yang
dapat membantunya untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi, sosial dan politik dan
mengadakan evaluasi atas penggunaan sumber- sumber oleh pemerintah. Pengguna laporan
keuangan juga perhatian terhadap rencana-rencana serta hasil dari pelaksanaan rencana-
rencana tersebut, termasuk kinerja pemerintah dan kondisi keuangannya.
Para pengguna laporan keuangan menginginkan laporan keuangan sektor publik dapat
memberikan informasi mengenai:
Pengurusan dan ketaatan
Kondisi keuangan
Kinerja
Dampak ekonomi
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,
maupun politik dengan:
- Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumberdaya
keuangan;
- Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalanuntuk
membiayai seluruh pengeluaran;
- Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telahdicapai;
- Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanaiseluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
- Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitaspelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangkapendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutanpajak dan pinjaman;
- Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitaspelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibatkegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai
sumber dan penggunaan sumber dayakeuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa
lebih/kurang pelaksanaananggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan Operasional
(LO), aset,kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.
Laporan keuangan pokok terdiri dari:
- Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
- Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
- Neraca;
- Laporan Operasional (LO);
- Laporan Arus Kas (LAK);
- Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
- Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
- Dasar Hukum Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnyabagian yang
mengatur keuangan negara;
- Undang-Undang di bidang keuangan negara;
- Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danperaturan
daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
- Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, khususnya
yang mengatur keuangan daerah;
- Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangankeuangan pusat
dan daerah;
- Peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan AnggaranPendapatan dan Belanja
Negara/Daerah; dan
- Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan
daerah.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat
karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan
pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:
- Relevan;
- Andal;
- Dapat dibandingkan;
- Dapat dipahami.
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan
ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan
keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan dalam memahami
laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam
akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:
- Basis akuntansi;
- Prinsip nilai historis;
- Prinsip realisasi;
- Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
- Prinsip periodisitas;
- Prinsip konsistensi;
- Prinsip pengungkapan lengkap; dan
- Prinsip penyajian wajar.
DAFTAR PUSTAKA