Anda di halaman 1dari 14

TUGAS BESAR 1

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN

Disusun oleh :

Ahmad Fuadi ( 43219110142 )

Dosen Pengampu :

Swarmilah Hariani, SE, M.Acc

REGULER 2
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2021
I. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir ini, masayarakat Indonesia mengalami perubahan yang cukup
mendasar dan besar, yang ditandai dengan meningkatnya keinginan akan akuntabilitas dan
transparansi kinerja terhadap pengelolaan sektor publik. Istilah reformasi merupakan cetusan
untuk mendudukan kembali keseimbangan antara pembangunan fisik dan pembangunan nilai.
Sehingga reformasi menjadi lebih menekankan pembangunan nilai yang diungkap dalam goog
governance. Ungkapan pemerintahan yang bersih dapat diinterpretasikan sebagai perwujudan
indikator kejujuran pemerintah. Dimasa yang lalu, kejujuran pemerintah lebih diartikan sebagai
stabilitas pemerintah. Sedangkan di masa reformasi, kejujuran diartikan sebagai pemerintah
yang bersih. Sehingga, mekanisme manipulasi yang dipraktekkan dimasa lalu harus di ganti
dengan mekanisme transparansi.
Perubahan politik dan krisis ekonomi telah menyebabkan munculnya kesadaran baru
dikalangan masyarakat Indonesia. Fungsi akuntansi saat ini, diharapkan menjadi turunan dari
perkembangan tuntutan masyarakat terhadap bidang akuntansi untuk memajukan sektor publik.
Penegakan etika pemeriksa saat ini menjadi suatu hal yang mendesak. Tuntutan dibatasi hanya
oleh profesi, dalam artian sepanjang aturan profesi dipenuhi maka akuntan dianggap sudah
memenuhi kewajiban dengan baik secara profesi maupun kemasyarakatan. Hal ini dinilai tidak
wajar, sebab masyarakat menuntut agar akuntan bisa dituntut dijalur hukum. Profesionalisme
profesi, hal ini terkait dengan kejujuran keahlian dan pribadi, telah dituntut untuk dapat dibawa
sebagai kredibilitas profesi dimata prosedur hukum masyarakat. Akuntan sebagai suatu profesi
diminta untuk terlibat secara aktif, terkait dengan pelaksanaan transparansi ekonomi.
Akuntansi sektor publik diharapkan lebih ditekankan pada sistem dan pemeriksaan akuntansi.
Sistem akuntansi sektor publik yang selama ini dikembangkan lebih melayani karakteristik
persaingan swasta. Ini tentunya merupakan kesalahan besar karena karakter dan evaluasi
kinerja publik amat berbeda dengan yang ada di swasta. Pengukuran prestasi dan kinerja sektor
publik merupakan titik berat pengembangan akuntansi sektor publik. Penekanan terhadap
efisiensi keuangan dan efektivitas manajemen akan menjadi dua titik awal fokus
pengembangan bidang akuntansi manajemen sektor publik ini.
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi sektor publik adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian,
analisis, dan pembuatan laporan keuangan untuk suatu organisasi publik yang menyajikan
informasi keuangan kepada pihak yang memerlukan. Dapat dikatakan, akuntansi sektor publik
bermaksud memberikan transparansi kepada publik agar hak-hak publik terpenuhi. Contoh,
lembaga pemerintah daerah dan pusat maupun lembaga bukan pemerintah. Selain itu, rumah
sakit serta lembaga pendidikan juga biasa menggunakan akuntansi yang satu ini.
Akuntansi sektor publik lebih menekankan pada pemeriksaaan serta sistem akuntansi. Standar
sistem akuntansi negara khususnya lembaga pemerintah membuat akuntansi ini menjadi
akuntansi yang wajib disesuaikan dengan standar akuntansi setiap lembaga.Ukuran prestasi
maupun kinerja sektor publik menjadi titik berat dalam pengembangan akuntansi ini, tekanan
pada efektivitas manajemen serta efisiensi keuangan menjadi titik fokus utama dalam bidang
akuntansi sektor publik. Dalam menyusun informasi, harus adanya standar seperti akuntansi
sektor publik, sehingga terjadi kontrak kesepakatan antara penyusun, pemakai, pemeriksa
dalam menyusun dan memahami informasi tersebut.

Pengertian Akuntansi Sektor Publik Menurut Para Ahli


- Dwi Ratmono (2015)
Akuntansi sektor publik adalah proses pengidentifikasikan, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi keuangan dari entitas pemerintah daerah dalam rangka pengambilan
keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak eksternal.
- Erlina dkk (2015)
Akuntansi sektor publik adalah akuntansi yang digunakan untuk mencatat peristiwa ekonomi
pada organisasi nonprofit atau nirlaba.

Secara sederhana, akuntansi sektor publik ini banyak dipakai oleh organisasi sektor publik,
seperti partai politik, masjid, puskesmas, rumah sakit, sekolah, atau universitas, lembaga
swadaya masyarakat, dan pemerintah pusat.

B. Tujuan Akuntansi Sektor Publik


Adapun tujuan akuntansi sektor publik diantaranya yaitu:
- Management Control
Tujuannya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola suatu organisasi
dengan cepat, tepat, efisien serta ekonomis atas operasi dan penggunaan sumber daya yang
dipercayakan/dianggarkan untuk sebuah organisasi.

- Accountability
Tujuan ini hampir sama dengan management control yaitu memberikan informasi yang
berguna untuk menager sektor publik yang digunakan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung
jawab daya/bidang/divisi yang berada di bawah wewenangnya. Selain itu juga untuk
melaporkan kegiatan kepada publik atas operasi pemerintah serta penggunaan dana/anggaran
publik.
Tujuan laporan keuangan sektor publik, berbeda dengan sektor swasta. Laporan keuangan
sektor swasta mempunyai tujuan untuk mengukur laba, sedangkan tujuan laporan sektor publik
menurut Goverment Accounting Standard Board (2009:54) adalah sebagai berikut:
 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan fungsinya
 Melaporkan hasil operasi
 Melaporkan kondisi keuangan
 Melaporkan sumberdaya jangka panjang
Secara umum para pengguna laporan keuangan sektor publik memerlukan informasi yang
dapat membantunya untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi, sosial dan politik dan
mengadakan evaluasi atas penggunaan sumber- sumber oleh pemerintah. Pengguna laporan
keuangan juga perhatian terhadap rencana-rencana serta hasil dari pelaksanaan rencana-
rencana tersebut, termasuk kinerja pemerintah dan kondisi keuangannya.
Para pengguna laporan keuangan menginginkan laporan keuangan sektor publik dapat
memberikan informasi mengenai:
 Pengurusan dan ketaatan
 Kondisi keuangan
 Kinerja
 Dampak ekonomi

C. Karakteristik Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi sektor publik jelas berbeda dengan akuntansi sektor swasta. Hal mencoloknya ialah
pada bagian instansi yang menggunakannya. Sektor publik biasanya terkait dengan organisasi
pemerintahan daerah. Secara umum berikut ini komponen yang mempengaruhi organisasi
sektor publik:
1) Ekonomi Terdiri atas:
 Tingkat Inflasi
 Pertumbuhan sektor ekonomi
 Tenaga kerja produktif
 Nilai kurs/nilai tukar mata uang
 Infrastruktur/sarana dan prasarana
 Tingkat pertumbahan pendapatan perkapita

2) Politik Terdiri atas:


 Hubungan antara negara dengan masyarakatnya
 Legitimasi hukum pemerintah
 Tipe pemerintahan yang berkuasa
 Ideologi dan dasar yang dianut
 Jaringan Internasional
 Hubungan antar lembaga

3) Kultural Terdiri atas:


 Keragaman ras, suku, agama, budaya dan bahasa
 Sistem nilai yang berlaku di masyarakat “moral”
 Historis/sejarah
 Kondisi sosiologis masyarakat
 Tingkat pendidikan
 Karakteristik masyarakat yang berbeda tiap daerah

4) Demografis Terdiri atas:


 Tingkat pertumbuhan penduduk
 Struktur/penyebaran usia penduduk
 Migrasi “transmigrasi, imigrasi dll”
 Kesehatan masyarakat
 Angka harapan hidup

D. Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik


Pemahaman akan pentingnya akuntansi sektor publik baru muncul akhir – akhir ini. Keluasan
pembahasan bidang akuntansi sebagai satu sisi lain dari akuntansi mulai dirasa penting dalam
pengajaran akuntansi di perguruan tinggi.
Peranan sektor publik dalam bentuk pemerintahan dan usaha-usaha yang dilakukan telah
terbukti menjadi tulang punggung perekonomian negara selama lebih dari lima puluh tahun ini.
Sehingga pembatasan pembahasan akuntansi sektor publik pada pemerintahan akan berdampak
kosongnya pengaturan praktik praktik akuntansi di sektor publik itu sendiri. Sebagai langkah
awal, penataan kembali akuntansi sektor publik tentunya perlu dilakukan. Salah satu hal yang
amat substansial adalah konsesus akan ruang lingkup akuntansi sektor publik.
Akuntansi sektor publik merupakan bidang akuntansi yang mempunyai ruang lingkup
lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintahan
daerah, yayasan, partai politik, perguruan tinggi, dan organisasi-organisasi, nonprofit lainnya.
Dari beberapa diskusi mengenai ruang lingkup akuntansi sektor publik didapat :
- Organisasi sektor publik dibatasi dengan organisasi-organisasi yang menggunakan
dana masyarakat, sehingga perlu melakukan pertanggungjawaban ke masyarakat. Di
Indonesia, Akuntansi Sektor Publik mencakup beberapa bidang utama, yakni :
 Akuntansi Pemerintah Pusat.
 Akuntansi Pemerintah Daerah.
 Akuntansi Parpol dan LSM.
 Akuntansi Yayasan.
 Akuntansi Pendidikan dan Kesehatan puskesmas, rumah sakit, dan sekolah.
 Akuntansi Tempat peribadatan.
- Aktivitas yang mendekatkan diri ke pasar tidak pernah ditujukan untuk memindahkan
organisasi sektor publik ke sektor swasta.

E. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah


Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah ditentukan oleh banyak faktor. Laporan
keuangan yang berkualitas menunjukkan bahwa Kepala Daerah bertanggungjawab sesuai
dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya dalam pelaksanaan tanggung jawab
mengelola organisasi.
Definisi kualitas menurut Iman Mulyana (2010) adalah “Kualitas diartikan sebagai kesessuaian
dengan standar, diukur berbasis kadar ketidaksesuaian, serta dicapai melalui pemeriksaan”.
Berdasarkan pengertian diatas, kualitas merupakan suatu penilaian terhadap output pusat
pertanggungjawaban atas suatu hal, baik itu dilihat dari segi yang berwujud seperti barang
maupun segi yang tidak berwujud, seperti suatu kegiatan.
Menurut Masmudi (2003) definisi laporan keuangan adalah “Laporan keuangan sektor publik
pada hakekatnya merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat atas
pengelolaan dana publik baik dari pajak, retribusi atau transaksi lainnya”.
Laporan keuangan merupakan suatu pernyataan entitas pelaporan yang terkandung di dalam
komponen laporan keuangan. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan negara/daerah selama suatu periode. Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah adalah pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah.Laporan Keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah
kepada publik dalam hal pengelolaan keuangan negara. Karena itu, penting juga bagi publik
untuk memahami dan mengerti Laporan Keuangan Pemerintah untuk melakukan kontrol atas
jalannya pemerintahan.
Laporan keuangan yang berkualitas menunjukkan bahwa Kepala Pemerintahan
bertanggungjawab sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya dalam pelaksanaan
tanggung jawab mengelola organisasi.
FASB dalam SFAC No. 1 menyebutkan bahwa Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya
laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau
tidak langsung, dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi yaitu informasi
tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain.
Kualitas pelaporan keuangan dapat dilihat dari karakteristik kualitatif laporan keuangan.
Karakteristik tersebut tercantum dalam SFAC No. 2 seperti di bawah ini :
a) Relevan
b) Reliability (Keandalan)
c) Daya Banding dan Konsistensi
d) Pertimbangan Cost-Benefit
e) Materialitas Karakteristik
Karakteristik kualitatif dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan
faktor penting yang harus diperhatikan dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan. FASB
dalam SFAC No. 2 menyebutkan bahwa karakteristik karakteristik kualitatif dimaksudkan
untuk memberi kriteria dasar dalam memilih alternatif metode akuntansi dan pelaporan
keuangan serta persyaratan pengungkapan (disclosure). Kriteria tersebut digunakan untuk
menunjukkan jenis informasi yang relevan dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) juga menekankan pentingnya. Karakteristik kualitatif dari
informasi keuangan yang dihasilkan agar informasi tersebut benar-benar bermanfaat bagi
pengambilan keputusan. Karakteristik kualitatif yang digunakan oleh IAI adalah dapat
dipahami (understandability), relevan, keandalan (reliability), dan daya banding
(comparability).
Atribut kualitas pelaporan keuangan dibagi menjadi dua kelompok besar oleh Francis et al.
(2004). Atribut tersebut adalah atribut-atribut yang berbasis akuntansi dan atribut-atribut yang
berbasis pasar. Atribut pelaporan keuangan yang berbasis akuntansi yaitu meliputi kualitas
akrual, persistensi, prediktabilitas, dan perataan laba. Sedangkan atribut pelaporan keuangan
yang berbasis pasar meliputi relevansi nilai, ketepatan waktu, dan konservatisme.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 dinyatakan adanya 8 Prinsip akuntansi
dan pelaporan keuangan. Kedelapan prinsip tersebut adalah Basis akuntansi, Nilai historis,
Realisasi, Substansi mengungguli bentuk formal, Periodisitas, Konsistensi, Pengungkapan
lengkap, Penyajian wajar.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) disebutkan bahwa pengungkapan kebijakan akuntansi yang diterapkan akan membantu
pembaca untuk dapat menghindari kesalahpahaman dalam membaca laporan keuangan.
Pengungkapan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan dimaksudkan agar laporan
keuangan dapat dimengerti. Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan yang sangat membantu pemakai laporan keuangan, karena
kadang kadang perlakuan yang tidak tepat atau salah digunakan untuk suatu komponen laporan
realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, atau laporan lainnya yang merupakan
pengungkapan kebijakan akuntansi terpilih. Selain itu penetapan kebijakan akuntansi terpilih
dimaksudkan untuk menjamin adanya keseragaman pencatatan dalam setiap transaksi
akuntansi di setiap satuan kerja.
Indra Bastian (2009: 94-96) menyatakan bahwa kualitas keuangan dapat diukur berdasarkan
karakteristik diantaranya: (1)dapat dipahami, (2) relevan, (3) materialitas, (4)
keandalan/reliabilitas, (5) penyajian jujur, (6) substansi mengungguli bentuk, (7) netralitas, (8)
pertimbangan sehat, (9) kelengkapan, dan (10) dapat dibandingkan. Untuk menyusun laporan
keuangan yang berkualitas maka penggunaan sistem informasi manajemen sangat diperlukan
untuk mengurangi ketidaktelitian dan tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan.Salah satu
misi dalam penerapan SIMDA ialah meningkatkan kinerja pengelola keuangan di tiap-tiap
SKPD dan menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, bebas dari segala
tindakan yang menjurus ke arah kolusi korupsi dan nepotisme.
Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah disajikan dengan
standar akuntansi yang berlaku yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah
mendapatkan pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan, sebagaimana tertuang pada pasal
32 ayat (2).

F. Tujuan Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan
keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo
anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas
entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan :
a. menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas
pemerintah;
b. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban,
dan ekuitas pemerintah;
c. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi;
d. menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
e. menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya;
f. menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;
g. menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas
pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan prospektif,
menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang
dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumberdaya yang dihasilkan dari operasi yang
berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang terkait. Pelaporan keuangan juga
menyajikan informasi bagi pengguna mengenai :
a. indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran;
dan
b. indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan,
termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPR/DPRD.
Untuk memenuhi tujuan umum ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai entitas
pelaporan dalam hal :
a. aset;
b. kewajiban;
c. ekuitas;
d. pendapatan-LRA;
e. belanja;
f. transfer;
g. pembiayaan;
h. saldo anggaran lebih;
i. pendapatan-LO;
j. beban; dan
k. arus kas.
Informasi dalam laporan keuangan tersebut relevan untuk memenuhi tujuan sebagaimana
mestinya, namun tidak dapat sepenuhnya memenuhi tujuan tersebut. Informasi tambahan,
termasuk laporan nonkeuangan, dapat dilaporkan bersama-sama dengan laporan keuangan
untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai aktivitas suatu entitas
pelaporan selama satu periode.

G. Laporan Keuangan Pemerintah menurut SAP


Terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak
terbatas pada:
 Masyarakat;
 Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
 Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman;
 Pemerintah.
Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan
kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar
akuntansi yang diselenggarakannya. Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang
terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang
undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang
bertujuan umum, yang terdiri dari:
 Pemerintah pusat;
 Pemerintah daerah;
 Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat;
 Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan
laporan keuangan.
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu
periode pelaporan.Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya
ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai
kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan
membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang undangan. Setiap entitas
pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta
hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu
periode pelaporan untuk kepentingan:
- Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaankebijakan yang
dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara periodik.
- Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatuentitas
pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah
untuk kepentingan masyarakat.
- Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakatberdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang-undangan.

- Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)


Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaanpemerintah pada
periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaranyang dialokasikan dan apakah
generasi yang akan datang diasumsikanakan ikut menanggung beban pengeluaran
tersebut.
- Evaluasi Kinerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaansumber daya
ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.

Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,
maupun politik dengan:
- Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumberdaya
keuangan;
- Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalanuntuk
membiayai seluruh pengeluaran;
- Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telahdicapai;
- Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanaiseluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
- Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitaspelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangkapendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutanpajak dan pinjaman;
- Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitaspelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibatkegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai
sumber dan penggunaan sumber dayakeuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa
lebih/kurang pelaksanaananggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan Operasional
(LO), aset,kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.
Laporan keuangan pokok terdiri dari:
- Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
- Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
- Neraca;
- Laporan Operasional (LO);
- Laporan Arus Kas (LAK);
- Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
- Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
- Dasar Hukum Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnyabagian yang
mengatur keuangan negara;
- Undang-Undang di bidang keuangan negara;
- Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danperaturan
daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
- Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, khususnya
yang mengatur keuangan daerah;
- Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangankeuangan pusat
dan daerah;
- Peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan AnggaranPendapatan dan Belanja
Negara/Daerah; dan
- Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan
daerah.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat
karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan
pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:
- Relevan;
- Andal;
- Dapat dibandingkan;
- Dapat dipahami.
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan
ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan
keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan dalam memahami
laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam
akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:
- Basis akuntansi;
- Prinsip nilai historis;
- Prinsip realisasi;
- Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
- Prinsip periodisitas;
- Prinsip konsistensi;
- Prinsip pengungkapan lengkap; dan
- Prinsip penyajian wajar.

H. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pelaporan Keuangan


Pemerintahan
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintahan:
 Kompetensi Sumber Daya Manusia
Kompetensi sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu suatu
organisasi (kelembagaan) atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau
kewenangannya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Havesi, 2005).
 Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pusat/Daerah
Sistem Akuntansi Keuangan Pusat/Daerah (SAKP/D) adalah serangkaian prosedur mulai
dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan
secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (Nordiawan, 2008).
 Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pemanfaatan teknologi informasi adalah pemrosesan, pengolahan, dan penyebaran data
yang didapat dari mengkombinasikan alat perangkat komputer dengan telekomunikasi
(Jurnali dan Supomo, 2002).
 Standar Akuntansi Pemerintahan
Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah (Bastian, 2007).
 Pengendalian Intern
Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif (kepala daerah,
instansi atau dinas, dan segenap personel), yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu keandalan laporan keuangan,
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan efektivitas dan efi siensi operasi
(Bastian, 2003).
I. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah
Dalam pelaksanaan Akuntansi Pemerintah, untuk menciptakan kondisi ideal dalam
menghasilkan laporan keuangan dibutuhkan adanya Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan
Sistem Akuntansi Pemerintah (Pusat dan Daerah), lalu juga Proses Akuntansi yang baik,
sehingga terciptalah Laporan Keuangan yang baik, untuk dapat digunakan oleh pemerintah,
pemeriksa, DPR, dan masyarakat (yang mempunyai kemampuan membaca laporan keuangan).
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) yang diatur dalam PP 24 Tahun 2005 ini selanjutnya akan dijadikan sebagai
acuan dalam penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat ataupun Daerah, dan keluaran
dari sistem akuntansi itu pun nantinya harus sesuai dengan standar akuntansi. Singkatnya, SAP
mengatur mengenai keluaran yang diharapkan, sedangkan Sistem Akuntansi Pemerintah
merupakan gabungan dari langkah-langkah untuk menghasilkan keluaran yang sesuai dengan
SAP. Jadi antara SAP dan Sistem Akuntansi Pemerintah merupakan satu kesatuan yang padu
dan utuh.
Dalam hal Sistem Akuntansi, Sistem Akuntansi Pemerintah dibagi menjadi dua, yaitu
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
(SAPD). SAPP adalah serangkaian prosedur manual ataupun terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan
operasi keuangan Pemerintah Pusat. SAPD pun mempunyai pengertian yang sama dengan
SAPP, namun apabila di SAPP mengurus operasi keuangan Pemerintah Pusat, maka SAPD
mengurus operasi Pemerintah Daerah. Lebih lanjut lagi, akan dibahas secara lebih jauh
mengenai perbedaan antara SAPP dan SAPD dilihat dari segi peraturan yang mengaturnya,
konstruksi sistem akuntansinya, dan entitas akuntansinya.
Dari segi peraturan yang mengaturnya, pada dasarnya peraturan yang mengatur
mengenai SAPP dan SAPD, mengacu pada PP 24 Tahun 2005 mengenai Standar Akuntansi
Pemerintahan, karena dari standar itu lahirlah sistem. Untuk SAPP sendiri, secara detail
dijelaskan didalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK), yaitu PMK 59 Tahun 2005 yang
kemudian direvisi menjadi PMK 171 Tahun 2007. Sedangkan mengenai SAPD, tertuang di
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri), yaitu Permendagri 13 Tahun 2006.
Dalam peraturan yang mengatur mengenai SAPP dan SAPD ini sebenarnya terdapat suatu
pertanyaan “lucu” yang muncul. Mengapa peraturan mengenai SAPD dibuat oleh Mendagri,
bukannya Menkeu yang seharusnya mengatur masalah sistem akuntansi? Jawabannya adalah
semua itu karena Undang-Undang yang mengaturnya. Dalam UU 17 Tahun 2003 mengenai
pengelolaan Keuangan Negara, dikatakan bahwa pengelolaan Keuangan Negara juga mengatur
mengenai penerimaan dan pengeluaran daerah, dengan kata lain seharusnya SAPP dan SAPD
keduanya mengacu pada UU 17 Tahun 2003 tersebut, sehingga penjelasan detail mengenai
SAPP dan SAPD dituangkan dalam PMK. Namun, kenyataannya hanya SAPP lah yang
tertuang ke dalam PMK, dan justru SAPD tertuang dalam Permendagri. Hal ini dikarenakan
oleh munculnya UU 32 Tahun 2004 mengenai pemerintah daerah, sehingga kuasa mengenai
SAPD jatuh ke tangan Permendagri. Itulah mengapa SAPD yang merupakan sistem akuntansi
diatur dalam Permendagri.
Dari segi konstruksi sistem akuntansi, pada SAPP terdapat Sistem Akuntansi
Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Sedangkan pada
SAPD terdapat Sistem Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (SA-PPKD) yang dapat
dianggap seperti SA-BUN dalam pemerintah pusat, dan Sistem Akuntansi Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SA-SKPD) yang setara dengan SAI dalam pemerintah pusat.
Dari segi entitas akuntansi, dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat, Presiden
berperan sebagai pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara (PKN), lalu Bendahara
Umum Negara (BUN) dipegang oleh Menteri Keuangan, dan Menteri K/L lainnya bertindak
sebagai pengguna anggaran. Sedangkan dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah,
pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKD) adalah kepala daerah, lalu Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD), dan
pengguna anggarannya adalah Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD).
Diatas merupakan beberapa hal yang dapat diperbandingkan antara Sistem Akuntansi
Pemerintah Pusat (SAPP) dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD). Bila ditelaah
lebih lanjut mengenai PMK 171 Tahun 2007 tentang SAPP dan Permendagri 13 Tahun 2006
tentang SAPD, mungkin saja masih dapat lagi ditemukan perbedaan-perbedaan antara SAPP
dan SAPD yang lainnya selain dari segi peraturan yang mengaturnya, konstruksi sistem
akuntansinya, ataupun dari segi entitas akuntansinya.

DAFTAR PUSTAKA

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan. (SAP)


http://www.sibijakgresik.info/index.php/isibuku/isibab1/1/02/02/
https://www.psychologymania.com/2013/08/kualitas-laporan-keuangan-
pemerintah.html?m=1
https://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2017/09/08/kualitas-laporan-keuangan/
https://journal.unimma.ac.id/index.php/bisnisekonomi/article/view/124/77

Anda mungkin juga menyukai