Anda di halaman 1dari 66

KARYA TULIS ILMIAH

PEMANFAATAN KARBON AKTIF ARANG BAMBU DALAM


MENURUNKAN KADAR COD PADA LIMBAH KAIN
JUMPUTAN DI KERTAPATI

AFRI NALURI
100.18.005

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
PEMANFAATAN KARBON AKTIF ARANG BAMBU DALAM
MENURUNKAN KADAR COD PADA LIMBAH KAIN
JUMPUTAN DI KERTAPATI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

AFRI NALURI
100.18.005

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021

ii
ii
iii
iv
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik IKesT Muhammadiyah Palembang, saya yang bertanda


tangan di bawah ini :

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :


Nama : Afri Naluri
Nim : 100.18.005
Program Studi :DIII Kesehatan Lingkungan
JenisKarya : Karya Tulis Ilmiah

Demi pengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Institut Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang Hak Bebas Royalti
Nonekslusif (non-exclusive Royalty-free Right) atas Karya ilmiah saya yang
berjudul :

Pemanfaatan arang aktif bambu dalam menurunkan kadar COD pada limbah kain
jumputan Kertapati
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini IKesT Muhammadiyah Palembang berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis /pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuatdi : Palembang
Pada tanggal :
Yangmenyatakan

Matrai
Rp. 6000

( Afri Naluri )

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Afri Naluri

Nama Panggilan : Apri

Tempat/Tanggal Lahir : Keluang, 04 April 2000

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl.Maju Bersama RT.89/RW 13 Kelurahan Talang

Kelapa, Kecamatan Alang-Alang Lebar

Nama Orang Tua

Ayah : M Nasir

Ibu : Islamyah

No Handphone : 082175826727

e-mail : Aprinaluri44@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Cahaya Pembaharuan Tahun 2005


2. SD Negeri 2 Keluang Tahun 2006
3. SMP Negeri 2 Keluang Tahun 2012
4. SMA Negeri 2 Keluang Tahun 2015

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Pesan Dari Langit :

“Tetaplah hidup walau sedang hancur-sehancur hancurnya “

Dengan bangga saya persembahkan kepada :

 Umak tercinta dan baba yang senantiasa tak henti – hentinya berdo’a, selalu
memberikan kasih sayang, cinta, dan dukungannya dan selalu memberikan
yang terbaik untuk saya dalam mengapai cita-cita yang saya inginkan.
 Para saudara-saudariku terimakasih telah selalu menyemangatiku dan
menghiburku selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiahku. Teruslah
belajar dan berusaha dalam menggapai cita-cita dan masa depanmu yang
cerah.
 Ibu zairinayati, SKM., M.Kes selaku pembimbing Karya Tulis yang selalu
sabar dalam memberikan bimbingan kepada saya serta memberikan arahan,
motivasi dan semangat yang tak henti-hentinya hingga terselesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
 Semua dosen DIII Kesehatan Lingkungan STIKes Muhammadiyah
Palembang, baik dosen kampus maupun dosen luar kampus yang telah ikhlas
memberikan ilmu dan pengalaman berharga serta menjadi bekal bagi saya
untuk menjadi pribadi yang lebih baik sehingga mampu menyelesaikan
pendidikan DIII Kesehatan Lingkungan di STIKes Muhammadiyah
Palembang.
 Kak Wita Selvia yang sudah banyak membantu dan memotivasi sehingga
saya dapat semangat untuk menyelesaikan pembuatan KTI ini.
 Kepada sahabat seperjuangan sekaligus keluarga bagi saya Afifah Tiara. S,
Putri Tsurayya. J,Della An Nur Syah Amelia, Rizky Permata. H, Devi Indri.S,
Alda Yuriska yang selalu siap membantu bertukar pikiran dan selalu
menemani dan mendukungku dikala kesulitan dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
 Serta teman-teman seperjuangan DIII Kesehatan Lingkungan di IKesT
Muhammadiyah Palembang yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. Karena
kalian semua selalu menjadi kebahagiaan dan semangat untuk saya selama 3
tahun ini

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang berjudul “
Pemanfaatan Karbon Aktif Arang Bambu Dalam Menurunkan Kadar Cod Pada
Limbah Kain Jumputan Di Kertapati”. Penulisan laporan tugas akhir ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma III
Kesehatan Lingkungan di Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang.
Dalam menyusun KTI ini , Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan dan kesahalan yang dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan
,pengalaman setra kehilafan yang penulis miliki. KTI ini tidak akan terlaksana
dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan karya tulis ilmiah, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Heri Shatriadi Candra Putra, S.Pd., M.Kes selaku Rektor IKesT
Muhammadiyah Palembang.
2. Bapak Rio Purnama.,SKM.,MPH (IH) selaku Ketua Program Studi
Diploma III Kesehatan Lingkungan IKesT Muhammadiyah Palembang.
3. Ibu Zairinayati ,.SKM, M.Kes selaku pembimbingKarya Tulis Ilmiah.
4. Seluruh Dosen Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan dan Staf
Pegawai IKesT Muhammadiyah Palembang.
5. Ayah dan ibuku tercintayang telah mendidik, membesarkan dan selalu
mengorbankan apapun untuk keberhasilanku..
6. Buat kakak adik keluarga besar yang selalu mendukung mengarahkan dan
selalu mensuport saya
7. Buat sahabat seperjuangan sekaligus keluarga bagi saya kakak adik dan
masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu
memberi Suport dan Do’a Kepada saya.

ix
Semoga Allah SWT membalas melimpahkan rahmat serta hidayah-NYA
dan menjadikan sebagai amal jariah. Akhinya semoga proposal KTI ini dapat
bermanfaat bagi bagi ilmu pengetahuan dan khususnya ilmu Kesehatan
Lingkungan serta bagi semua pihak yang membacanya, Aamiin.

Palembang, januari 2021

Penulis

ABSTRAK

x
Nama : Afri Naluri

NIM : 100.18.005

Program Studi : DIII Kesehatan Lingkungan

Judul KTI : Pemanfaatan Karbon aktif arang bambu dalam


menurunkan kadar COD pada Limbah kain jumputan
di Kertapati

(xlii + 42 halaman, 4 daftar tabel, 2 daftar gambar, 6 lampiran)

Limbah cair yang berasal dari industri tekstil skala kecil (home industry) serin
gkali dibuang langsung ke saluran pembuangan air atau resapan. Limbah cair
tersebut masih mengandung bahan yang tidak dapat diolah oleh mikroo
rganisme yang ada dalam tanah atau saluran pembuangan.Arang bambu
memiliki struktur pori yang baik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Karbon Aktif Arang Bambu dalam menurunkan kadar COD yang
terdapat pada air limbah.Hasil penelitian ini didapatkan perlakuan 1 angka
COD paling tinggi pada pengulangan 1 sebesar 1088 dan nilai paling rendah
pada pengulangan ke 5 sebesar 682. pada perlakuan 2 angka COD paling
tinggi padaperlakuan 2 angka COD paling tinggi pada pengulangan ke 2
sebesar 1391 dan paling rendah pada pengulangan ke 5 sebesar 774. pada
perlakuan ke 3 angka COD paling tinggi pada pengulangan ke 2 sebesar 1442
dan paling renda pada pengulangan ke5 sebesar 823. sehingga dari hasil
tersebut angka COD yang paling tinggi pada perlakuan ke 3 dan paling rendah
pada perlakuan 1 sehingga dari hasil tersebut angka COD yang paling tinggi
pada perlakuan ke 3 dan paling rendah pada perlakuan 1 namun nilai setiap
perlakuan lebih tinggi di bandingkan kontrol maka dapat di simpulkan bahwa
karbon aktif arang bambu tidak efektif dalam menurunkan kadar COD pada
limbah kain jumputan.

Kata Kunci : Karbon Aktif Arang Bambu,COD,Limbah Cair


Daftar Pustaka: 31 ( 2010-2020)

xi
xii
xiii
DAFTAR ISI
Halaman

xiv
HALAMAN SAMPEL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Penulis......................................................................................
D. Ruang lingkup.......................................................................................
E. Manfaat penelitian.................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Limbah...................................................................................................
1. Pengertian limbah.............................................................................
2. Sifat-sifat air limbah.........................................................................
3. Parameter air limbah........................................................................
4. Sumber pencemaran air limbah........................................................
5. Dampak pencemaran air limbah......................................................
B. Pengertian Chemical OxygenDemand (COD).......................................
1. Pengertian COD...............................................................................
2. Teknik Pengurangan COD...............................................................
C. Karbon aktif arang bambu (charcol bamboo)........................................
1. Pengertian karbon aktif arang bambu..............................................
2. Proses produksi karbon aktif............................................................

D. Air limbah industri (kain jumputan) .....................................................


1. Pengertian limbah kain jumputan.....................................................

E. Karangka Teori......................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka konsep....................................................................................
B. Defini Operasional.................................................................................
C. Hipotesis.................................................................................................
D. Desain penelitian....................................................................................
E. Variabel penelitian..................................................................................
F. Subjek penelitian....................................................................................
G. Peralatan dan langkah kerja...................................................................
H. Teknik pengumpulan data......................................................................
I. Pengolahan dan analisis data...................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.................................................................................................
1. Hasil Univariat.............................................................................
2. Hasil Bivariat...............................................................................

xv
B. Pembahasan .....................................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

xvi
Lampiran 1 Surat Pengajuan Judul KTI

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Hasil pemeriksaan Laboratrium

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 4 Output Hasil Analisa Data

Lampiran 5 Lembar Bimbingan

Lampiran 6 Lembar Rekomendasi Ujian KTI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional

xvii
Tabel 3.2 Perlakuan Penelitian
Tabel 4.1 Hasil pengujian kadar COD
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Anova

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori..............................................................................21

xviii
Gambar 3.1 Kerangka konsep...............................................................................

xix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Meningkatnya pertumbuhan industri di Indonesia memberikan pengaruh


bagi terpenuhinya segala kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat
Indonesia. Selain memberikan keuntungan, pesatnya pertumbuhan industri
juga menimbulkan berbagai permasalahan. Salah satu permasalahan yang
ditimbulkan adalah permasalahan limbah cair yang dihasilkan oleh proses
produksi. Beberapa parameter karakteristik limbah yang seringkali tidak
memenuhi baku mutu lingkungan untuk dibuang di badan air adalah Total
Suspended Solid (TSS), Chemical Oxygen Demand (COD) dan warna.
Karakteristik ini terdapat di berbagai jenis limbah cair industri, seperti
industri tekstil.1
Limbah cair yang berasal dari industri tekstil skala kecil (home industry)
seringkali dibuang langsung ke saluran pembuangan air atau resapan. Limbah
cair tersebut masih mengandung bahan yang tidak dapat diolah oleh
mikroorganisme yang ada dalam tanah atau saluran pembuangan.
Limbah industri merupakan masalah yang berdampak pada lingkungan,
terutama apabila limbah tersebut mengandung zat pencemar. Salah satu
limbah yang dapat mencemari lingkungan adalah limbah cair dari industri
tekstil. Limbah ini diketahui mengandung cemaran organik dan juga
anorganik. Banyaknya cemaran organik dalam limbah dinyatakan dalam nilai
Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD).
Semakin tinggi nilai BOD dan COD maka semakin rendah kualitas suatu
perairan.3
Palembang merupakan kota yang memiliki berbagai macam industri
kerajinan tradisional, salah satunya industri tenun kain seperti industri kain
songket Palembang dan kain jumputan. Kain Tenun Pelangi atau Jumputan
sudah sangat terkenal, beraneka ragam dan sangat indah. Kerajinan tenun ini
dihasilkan dengan cara menjumput atau mengikat kain dengan erat (tie and
dye) lalu mencelupkan kain dengan aneka jenis warna lalu direbus, setelah itu

1
kain dilepaskan dari ikatan dan dijemur. 7Industri tersebut sebagian besar
merupakan industri rumah tangga. Industri rumah tangga pada umumnya
belum memiliki pengolahan limbah yang cukup baik. Air limbah yang berasal
dari industry tekstil rumah tangga tersebut merupakan zat warna senyawa
organik dari jenis procion, erionyl, auramin, maupun rhodamin yang jika
dialirkan ke badan perairan akan mengurangi kadar oksigen terlarut untuk
organisme perairan karena oksigen tersebut justru digunakan sebagai
pengoksidasi senyawa organik zat warna tersebut.4
Penggunaan zat warna dalam pewarnaan industri tekstil, diantaranya
industri jumputan, tenun songket dan lain-lain. Menurut data statistik,
penggunaan zat warna di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Ini mencerminkan meningkatnya kebutuhan pewarna baik itu untuk
industri tekstil maupun pada industri lain yang memerlukannya. Tingginya
penggunaan zat pewarna pada kegiatan industri tentu membawa dampak pada
peningkatan jumlah bahan pencemar dan limbah yang dihasilkannya.Jika
industri tersebut membuang limbah cair, maka aliran limbah tersebut akan
melalui perairan di sekitar pemukiman. Dengan demikian mutu lingkungan
tempat tinggal penduduk menjadi turun. Limbah tersebut dapat menaikkan
kadar Chemical Oxygen Demand (COD).5
Masalah yang ditimbulkan akibat kegiatan pewarnaan, pencelupan hingga
pencucian produk jadi pada industri kain jumputan menyebabkan terjadinya
pencemaran di perairan. Limbah tersebut merupakan sumber pencemaran
lingkungan apabila air limbahnya langsung dibuang ke selokan atau sungai
tanpa diolah terlebih dahulu.11Bahayanya zat pencemar pada air limbah akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut, sehingga
akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen (O2)
terganggu serta menggurangi perkembangan.6
Pembuatan instalasi pengolahan air limbah sangat dibutuhkan, namun
limbah cair tersebut dibuang begitu saja dibak penampung limbah tanpa
diolah terlebih dahulu. Sehingga dapat mencemari lingkungan sekitarnya
terutama air sumur. pembuatan instalasi berskala besar membutuhkan biaya
yang cukup banyak. Salah satu alternatif pengolahan limbah cair adalah

2
dengan metode filtrasi dan adsorpsi.Bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat alat pengolahan limbah cair menggunakan metode filtrasi dan
adsorpsi antara lain ijuk, pasir, batu kerikil, arang aktif dan zeolit. Arang aktif
dapat digunakan sebagai adsorben karena arang aktif bersifat sangat aktif
terhadap partikel yang kontak dengan arang aktif tersebutAda beberapa
metode yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar COD.7
Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan parameter pencemaran air
oleh senyawa organik yang secara ilmiah dapat teroksidasi melalui proses
mikrobiologis dengan adanya oksigen dalam air, sehingga menyebabkan
berkurangnya ketersediaan oksigen terlarut dalam air. Dengan melihat angka
COD, maka akan diketahui tingkat pencemaran yang terdapat pada limbah
cair. Untuk itu perlu suatu penelitian untuk membantu lingkungan
menurunkan kadar COD. limbah cair industri tekstil, diantaranya dengan
elektrolisisadsorpsi. Salah satu metode adsorpsi yang dapat digunakan untuk
menurunkan COD adalah penyerapan melalui karbon aktif.8
Berdasarkan dari dampak yang sudah disebutkan diatas, maka diperlukan
suatu teknologi untuk mengolah limbah industri tekstil kain jumputan
sebelum dibuang ke badan air. Salah satu teknologi yang dapat dijadikan
alternatif adalah penggunaan karbon aktif sebagai adsorben limbah cair kain
jumputan. Hasil penelitian limbah cair kain jumputan dengan Coalite
Batubara sebagai karbon aktif didapatkan bahwa dengan waktu aktivasi 20
jam dan konsentrasi HCl 0,1 M serta ukuran serbuk 125 µm dapat
mengurangi kadar kromium pada limbah cair kain jumputan sebesar 94,35%.2
Arang bambu memiliki bahan berpori dengan adsorpsi yang sangat baik
Arang aktif dari bambu memiliki pori yang termasuk dalam katagori mesopori
dengan luas area 1.329 m2/g, sehingga sesuai untuk proses adsorpsi zat warna
Di antara berbagai adsorben alternative.9
Hasil penelitian menunjukkan bahwa arangaktif daribambu apus
(Gigantochloa Apus) dengan aktivator H3PO4 20%, didapatkan kadar
karbon sebesar 83,40%. Daya serap terhadap Methylene Blue konsentrasi
1000 ppm sebesar 427,88 mg/g.10

3
Hasil pemeriksaan lain menyebutkan bahwa untuk mengetahui tingkat
pencemaran lingkungan oleh limbah cair batik, diketahui bahwa kadar
chemical oxygen demand (COD) sebesar 9.848 mg/L dan untuk padatan
tersuspensi (TSS) sebesar 4.920 mg/L. Sangat jauh dibandingkan kadar yang
diperbolehkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun
2012 yaitu kadar maksimum chemical oxygen demand (COD) 150 mg/L dan
padatan tersuspensi (TSS) 50 mg/L. Hal ini berarti bahwa kandungan limbah
cair batik tulis tersebut lebih tinggi daripada baku mutu yang ditetapkan
sehingga berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat di sekitarnya
dan perlu dilakukan pengelolaan air limbah pada industri batik tulis tersebut.11
Karbon aktif hasil sintesis akan diaplikasikan untuk penurunan COD
pada air limbah industri tekstil. Senyawa organik yang berada pada limbah
tekstil akan dijerab melalui pori-pori karbon aktif hingga karbon aktif
mencapai titik jenuh (tidak terjadi adsorpsi). Penurunan COD ini harus kurang
dari 300 mg/L, dimana batas ini merupakan batas maksimum kadar COD
yang aman dibuang ke lingkungan sesuai Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup.6
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui dan tertarik
melakukan penelitian yang di harapkan mampu membantu penyelesaikan
masalah limbah cari kain jumputan melalui penelitian tentang “pemanfaatan
karbon aktif arang bamboo dalam menurunkan kadar cod Dalam Limbah Cair
Kain Jumputan kertapati”
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah karbon aktif arang
bambu efektif untuk menurunkan kadar COD dalam limbah cair industri
kain jumputan.

C. Tujuan penelitian
1.Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh Karbon Aktif Arang Bambu dalam
menurunkan kadar COD dalam limbah cair industri kain jumputan
kertapati.

4
2.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kadar COD sebelum perlakuan menggunakan
arang aktif
b. Untuk mengetahui pengaruh berbagai jumlah karbon aktif dalam
menurunkan kadar COD.
c. Untuk mengetahui efektivitas karbon aktif dalam menurunkan COD

D. Ruang Lingkup
Penelitian tentang pemanfaatan Karbon Aktif Arang Bambu dalam
menurunkan kadar COD dalam limbah cair industri kain jumputan
merupakan penelitian bidang Kesehatan Lingkungan pada lingkup
pengelolaan Limbah cair industri kain jumputan yang akan mengamati
penurunan COD pada limbah cair kain jumputanKertapati.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengalaman serta keterampilan peneliti
tentang teknik pengolahan limbah cair dengan Karbon Aktif Arang
Bambau untuk menurunkan kadar COD pada limbah cair kain jumputan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah ilmu pengetahuan yang lebih luas tentang pencemaran
lingkungan serta dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya
sehingga penelitian ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan dan
dapat bermanfaat.
3. Manfaat bagi masyarakat
Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat maupun
industri manfaat karbon aktif arang bambu menurunkan kadar COD
dalam limbah cair kain jumputan yang mana khusunya ditunjukan bagi
kepentingan industri itu sendiri.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Limbah
1. Pengertian Limbah
Air limbah atau buangan adalah kombinasi dari cairan dan sampah
sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perkotaan, perdagangan
dan industri . bersama sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan
yang mungkin ada. Bahan buangan yang tidak terpakai berdampak negatif
terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah ini merupakan
sisa produksi baik dari alam maupun hasil kegiatan manusia.Air limbah
adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal dari
industri,air tanah,air permukaan serta buangan lainnya. Dengan demikian air
buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
2. Sifat – Sifat Air Limbah
a. Sifat fisik air limbah
Penentuan derajat kekotoran ar limbah sangat dipengaruhi oleh
adanya sifat fisik yang mudah terlihat. Adapun sifat yang penting
adalah kandungan zat padat sebagai efek estetika dan kejernihan serta
bau dan warna dan juga temperatur. Beberapa komposisi air limbah
akan hilang apabila dilakukan pemanasan secara lambat jumlah total
endapan terdiri dari benda – benda yang mengendap terlarut
tercampur. Dengan mengetahui besar kecilnya partikel yang
terkandung didalam air akan memudahkan kita dalam memilih teknik
pengendapan yang akan diterapkan sesuai partikel yang ada
didalamnya.
b. Sifat kimia air limbah
Kandungan bahan kimia yang ada didalam air limbah dapat
merugikan lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut
dapat menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan
rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih. Selain itu
akan lebih berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan
beracun.

6
c. Sifat biologis air limbah
Pemeriksaan biologis didalam air dan air limbah untuk memisahkan
apakah ada bakteri – bakteri patogen berada didalam air limbah.
Selain itu untuk menaksir tingkat kekotoran air limbahtingkat
kekotoran air limbah sebelum dibuang ke badan air.12
3. Karakteristik Limbah Cair
Karakteristik limbah cair dapat kita ketahui berdasarkan sifat dan
karakteristik secara fisik, kmia dan biologi. Untuk mengetahui lebih
lanjut mengenai karakteristik limbah cair serta pengaruhnya terhadap
lingkungan berikut penjelasannya:
a. Karakteristik Secara Fisik
Penentuan karakteristik limbah secara fisik dilihat dari jumlah
padatan yang teralrut, tersuspensi dan total padatan, alkalinitas,
kekeruhan, warna, salinitas bau dan temperatur. Untuk mengetahui
sifat fisik air limbah dapat dilihat secara langsung tanpa harus
melakukan analisa yang rumit di laboratorium. Adapun karakteristik
fisiklimbah cair ini terdiri daribeberapa parameter, diantaranya :
1) Total Solid (TS)
Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik
yang dapat larut, mengendap atau tersuspensi. Bahan ini pada
akhirnya akan mengendap di dasar air sehingga menimbulkan
pendangkalan pada dasar badan air penerima
2) Total Suspended Solid (TSS)
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada
didalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan
membran berukuran 0,45 mikron.
3) Warna.
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan
waktu dan menigkatnya kondisi anaerob,warna limbah berubah
dari yang abu–abu menjadi kehitaman. Warna disebabkan adanya
zat padat terlarut atau zat padat tersuspensi. Jika warna air
berubah berarti ada polusi. Adanya warna akan menghalangi

7
masuknya sinar matahari kedalam air, sehingga fotosintetis dalam
tumbuhan air tidak akan berlangsung. Tumbuhan air membantu
adanya O2 terlarut dalam air.13
4) Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang
bersifat organik maupun anorganik, serta menunjukkan sifat
optis air yang akan membatasi pencahayaan kedalam air.
5) Temperatur
Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya
terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan
penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari-hari.
6) Bau
Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses
dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah.14

b. Karateristik Secara Kimia


Karakteristik kimia limbah cair ditentukan oleh
BiologicalOxygenDemand (BOD), Chemical OxygenDemand (COD)
dan logam-logam berat yang terkandung dalam limbah cair. Test
BOD dalam air limbah merupakan salah satu metode yang paling
banyak digunakan sampai saat ini. Adapun karakteristik kimia
limbahcair di antaranya :
1) BiologicalOxygenDemand (BOD)
Biologicaloxygendemand atau kebutuhan oksigen biologis
adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
di dalam air lingkungan untuk memecah atau mendegradasi
atau mengoksidasi limbah organik yang terdapat didalam air.
Jadi, nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang
sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan
tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan
semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan
bahan-bahan buangan yang dibutuhkan oksigen tinggi.15

8
2) Chemical OxygenDemand (COD)
Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses
reaksi secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang
ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per milion).
3) Protein
Protein merupakan bagian yang penting dari makhluk
hidup, termasuk di dalamnya tanaman, dan hewan bersel
satu. Di dalam limbah cair, protein merupakan unsur
penyebab bau, karena adanya proses pembusukan dan peruraian
oleh bakteri.
4) Karbohidrat
Karbohidrat antara lain : gula, pati, sellulosa dan benang-benang
kayu terdiri dari unsur C, H, dan O. Gula dalam limbah cair
cenderung terdekomposisi oleh enzim dari bakteri bakteri
tertentu dan ragi menghasilkan alkohol dan gas CO 2 melalui
proses fermentasi.
5) Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak merupakan bahan pencemar yang banyak
ditemukan di berbagai perairan, salah satu sumber pencemarnya
adalah dari agroindustri.
6) Detergen
Deterjen termasuk bahan organik yang sangat banyak digunakan
untuk keperluan rumah tangga, hotel, dan rumah sakit. Fungsi
utama deterjen adalah sebagai pembersih dalampencucian,
sehingga tanah, lemak dan lainnya dapat dipisahkan.
7) Derajat keasaman (pH)
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan
mempunyai pH sekitar 6,5- 7,5. Air akan bersifat asam atau basa
tergantung besar kecilnya pH. BilapH<7, maka air tersebut
bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH>7 bersifat
basa.

9
4. Parameter air limbah
Parameter dalam air limbah Dalam air limbah terdapat parameter-
parameter yang perlu untuk diketahui. Parameter ini dapat menimbulkan
kualitas air limbah, beberapa parameter ini di antaranya:
a. BOD5 (Biochemical Oxygen Demand) Adalah banyaknya oksigen
dalam ppm atau milligram/liter (mg/lt) yang diperlukan untuk
menguraikan benda organik oleh bakteri pada suhu 20o C selama 5
hari. Biasanya dalam waktu 5 hari, saebanyak 60-70% kebutuhan
terbaik karbon dapat tercapai. BOD hanya menngambarkan
kebutuhan oksigen untuk penguraian bahan organik yang dapat
didekomposisikan secara biologis (biodegradable).
b. COD (Chemical Oxygen Demand) Menggambarkan jumlah total
oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik secara
kimiawi, baik yang dapat didekomposisi secara biologis
(biodegradable),maupun yang sukar didekomposisi secara biologis
(nonbiodegradable). Oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah
dikromat yang diperlukan untuk mengoksidasi air sampel.
c. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen = DO) Adalah banyaknya
oksigen yang terkandung di dalam air dan diukur dalam satuan
milligram per liter. Oksigen terlarut ini digunakan sebagai tanda
derajat pengotoran limbah yang ada. Semakin besar oksigen terlarut,
maka menunjukan derajat pengotoran yang relatif kecil.
d. Kesadahan (Hardness) Gambaran kation logam divalent (valensi 2)
yang terdapat dalam air. Kation ini dapat bereaksi dengan sabun
membentuk endapan (presipitasi) maupun dengan anion yang
terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat pada peralatan
logam. Sifat kesalahan seringkali di temukan pada air yang menjadi
sumber baku air bersih yang berasal dari air tanah atau daerah yang
tanahnya mengandung deposit air garam mineral dan kapur.
e. Settleable Solid Lumpur yang mengendap dengan sendirinya pada
kondisi yang tenang selama 1 jam secara gaya beratnya sendiri.

10
f. TSS (Total Suspended Solid) Jumlah berat dalam mg/l kering lumpur
yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan
membrane berukuran 0,45 mikron. Suspended solid (material
tersuspensi) dapat di bagi menjadi zat padat dan koloid. Selain
suspended solid ada juga istilah dissolved solid (padatan terlarut).
Kandungan TSS memiliki hubungan yang erat dengan kecerahan
perairan. Keberadaan padatan tersuspensi tersebut akan menghalangi
penetrasi cahaya yang masuk ke perairan sehingga hubungan antara
TSS dan kecerahan akan menunjukan hubungan yang berbanding
terbalik.
g. MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid) Jumlah TSS yang berasal
dari bak pengendap lumpur aktif setelah di panaskan pada suhu 1030-
1050C
h. MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solid) Kandungan
organic matter yang terdapat dalam MLSS di dapat dari pemanasan
MLSS pada suhu 6000C. benda volatile menguap di sebut MLVSS.
i. Kekeruhan (Turbidity) Ukuran yang menggunakan cahaya sebagai
dasar untuk mengukur keadaan air sungai, kekeruhan ini di sebabkan
oleh adanya benda tercampur atau benda koloid dalam air. 13
5. Sumber pencemaran air limbah
a. Limbah Rumah Tangga
Air limbah rumah tangga dapat dibagi menjadi dua yakni limbah toilet
dan non toilet. Air limbah toilet terdiri dari tinja,air kencing serta
bilasan,sedangkan air non toilet yakni air limbah yang berasal dari
mandi air limbah cucian,air limbah dapur dan lainnya. Dari hasil
penelitian yang dilakukan dinas pekerjaan umum dki jakarta beserta
tim JICA (1990) jumlah unit air buangan dari buangan rumah tangga
perorang perhari adalah 118 liter dengan konsentrasi BOD rata – rata
236 mg\literdan pada tahun 2010 diperkirakan akan meningkat
menjadi konsentrasi BOD rata – rata 224 mg\liter

11
b. Limbah industri
Limbah industri (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal
dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada proses
produksinya. Selain itu limbah cair juga dapat berasal dari bahan
baku yang mengandung air sehingga di dalam proses pengolahannya,
air harus dibuang. Limbah cair industri mengandung bahan pencemar
yang bersifat racun dan berbahaya yang dikenal dengan sebutan B3
(bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan
yang dalam jumlah relatifsedikit tetapi mempunyai potensi untuk
pencemaran dan merusak kehidupan dan sumber daya. Tingkat
bahaya keracunan yang disebabkan oleh limbah ini bergantung pada
jenis dan karakteristiknya , baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangkah panjang. Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan
partikel baik yang larut maupun yang mengendap. Bahan ini ada yang
kasar dan halus. Sering kali air dali pabrik berwarna keruh dan
temperaturnya tinngi. Air yang mengndung senyawa kimia beracun
dan berbahayaa mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah
tercemar memberikan ciri yang dapat diidentifikasi secara visual
maupun melalui pemeriksaan laboratorium. Identifikasi secara vesual
dapat diketahui melalui kekeruhan, warna air, rasa, bau yang
ditimbulkan, dan indikasi lain. Sementara itu, identifikasi secara
laboratorium (pemeriksaaan laboratorium) ditandai dengan terjadinya
perubahan sifat kimia air karena air telah mengandung bahan kimia
yang beracun dan berbahaya dalam konsentrasi yang melebihi batas
yang dianjurkan. Jumlah limbah yang di keluarkan masing-masing
industri bergantung pada banyak produksi yang dihasilkan serta jenis
produknya14

12
6. Dampak pencemaran air limbah
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan
dampakm buruk bagi makhluk hidup dan lingkunganya. Beberapa
dampak buruk tersebut sebagai berikut :
1. Ganguan kesehatan Air limbah dapat mengandung bibit
penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaaan air
(waterborne disase). Selain itu, di dalam air limbah tertentu
juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat
menmbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang
mengkonsumsinya. Air limbah yang dikelola dengan baik
juga dapat menjadi sarang vektor penyakit (misalnya,
nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain).
2. Penurunan kualitas lingkungan Air limbah yang langsung
dibuang ke air permukiman (misalnya, sungai dan
danau)dapat mengakibatkan pencemaran permukiman.
Sebagai contoh, bahan orgaanik yang terdapat di dalam air
limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan
penurunan kadar oksigen yang terlarut (dissolved oxygen)
di dalam sungai tersebut. Dengan demikian, akan
menyebabkan kehidupan di dalam air yang menimbulkan
oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi
perkembangannya. Adakalanya, air limbah juga dapat
merembes ke dalam air tanah, sehinnga menyebabkan
pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar, maka
kualitasnya akan menurun sehinngga tidak dapat lagi
digunakan sesuai peruntukannya.
3. Ganguan terhadap keindahan Air limbah yang mengandung
polutan yang tidak menggangu kesehatan dan ekosistem,
tetapi menganggu keindahan. Contoh yang sederhana ialah
air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat
menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima.
Walaupun pigmen ini tidak menimbulkan gangguan

13
terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan keindahan
terhadap badan air.
4. penerima. Air limbah juga dapat mengandung bahan-bahan
yang bila terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila
air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat
menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut.
4. Ganguan terhadap kerusakan benda Air limbah
mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri
anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini
dapat memperercepat proses perkaratan pada benda yang
terbuat dari besi (misalnya, pipa saluran air limbah) dan
buangan air kotor lainya. Dengan cepat rusaknyana air
tersebut, maka biaya pemeliharaan akan semakin besar juga,
yang berati akan menimbulkan kerugian material

B. Pengertian Chemical OxygenDemand (COD)


1.Pengertian COD
Chemical OxygenDemand (COD) adalah jumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam
limbah cair dengan memanfaatkan oksidator kalium dikromat sebagai
sumber oksigen. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh
zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses biologis
dan dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Jika
pada perairan terdapat bahan organik yang resisten terhadap degradasi
biologis, misalnya selulosa, tannin, lignin, fenol, polisakarida, benzene,
dan sebagainya, maka lebih cocok dilakukan pengukuran nilai COD
dibandingkan nilai BOD. Penentuan total zat organik dalam air dapat
dengan cara tidak langsung yaitu menentukan COD. Disebut tidak
langsung karena yang ditentukan adalah kebutuhan oksigen untuk
mencerna zat organik secara kimiawi. Cara ini masih cukup relevan dan
banyak digunakan pada berbagai kepentingan. Dasar penentuan total zat

14
organik adalah dengan mengoksidasi menggunakan oksidator (KMnO4
atau K2Cr2O7). Banyaknya KMnO4 atau K2Cr2O7 yang digunakan untuk
oksidasi ekuivalen dengan banyaknya total zat organik (Suhardi dalam
Endah Kusaeri, 2003).

2. Teknik Pengurangan COD


Pengelolaan limbah cair untuk menurunkan kadar COD antara lain
dengan penyaringan dan osmosis, penyerapan karbon (adsorbsi), pertukaran
ion, saringan pasir serta pengumpulan dan pengendapan. Pada pengelolaan
limbah cair ini dipergunakan cara adsrobsi karena dapat mengurangi
pengotoran bahan organi, partikel termasuk benda yang tidak dapat
diuraikan 22 (nonbiodegradable) ataupun gabungan antara bau, warna dan
rasa.15

C. Karbon aktif arang bambu (charcol bamboo)


1. Pengertian karbon aktif arang bambu
Arang aktif dari bambu memiliki pori yang termasuk dalam katagori
mesopori dengan luas area 1.329 m2/g, sehingga sesuai untuk proses
adsorpsi zat warna. Memiliki sifat baik untu di manfaatkan. Antara
lain batang nya kuat ulet, lurus, rata, keras muda di bela. Muda di
bentuk dan muda kerjakan dan ringan sehingga muda di angku selain
itu juga bambu relatif murah dan muda di temukan .
2. Proses produksi karbon aktif
Secara umum proses pembuatan karbon aktif terdiri dari 3 tahap yaitu
dehidrasi,karbonisasi dan aktivasi.
a. Dehidrasi
Dehidrasi adalah proses penghilangan kandunga air yang
terdapat didalam bahan baku karbon aktif dengan tujuan untuk
menyempurnakan proses karbonisasi dan dilakukan dengan cara
menjemur bahan baku dibawah sinar matahari atau
memanaskannya dalam oven.

15
b. Karbonisasi
Karbonisasi adalah proses pembakaran material organik pada
bahan baku. Karbonisasi akan menyebabkan terjadinya
dekomposisi bahan dan pengeluaran pengotor seperti tar dan
methanol. Sebagian besar unsur non karbon akan hilang pada
tahap ini. Pelepasan unsur-unsur yang polatil ini membuat pori
bahan-bahan terbuka
c. Aktivasi
Proses aktivasi, baik aktivasi kimia maupun aktivasi fisika perlu
dilakukan untuk meningkatkan luas permukaan dan daya
adsorpsi karbon aktif. Salah satu metode aktivasi yang
digunakan untuk bahan baku mengandung legnoselolusa adalah
aktivasi kimia. Pada aktivasi ini, karbon dicampur dengan
larutan kimia yang berperan sebagai activating agent yang akan
mengoksidasi karbon dan merusak permukaan bagian dalam
karbon sehingga akan terbentuk pori dan meningkatkan
adsorpsi. Larutan kimia biasanya dipakai sebagai activating
agent adalah garam dari logam alkali KOH ( kalium hidroksida).
KOH akan bereaksi dengan karbon sehingga akan membemtuk
pori-pori baru serta akan menghasilkan karbondioksida yang
berdifusi ke permukaan karbon. 16
D. Air Limbah Industri Tekstil ( Kain Jumputan )
1. Pengertian Kain Jumputan
Palembang merupakan kota yang memiliki berbagai macam industri
kerajinan tradisional, salah satunya industri tenun kain seperti
industri kain songket Palembang dan kain jumputan. Kain Tenun
Pelangi atau Jumputan sudah sangat terkenal, beraneka ragam dan
sangat indah. Kerajinan tenun ini dihasilkan dengan cara menjumput
atau mengikat kain dengan erat (tie and dye) lalu mencelupkan kain
dengan aneka jenis warna lalu direbus, setelah itu kain dilepaskan
dari ikatan dan dijemur.
karakteristik air limbah tekstil

16
Karakteristik dapat di bagi menjadi tiga yaitu :
a) Karakteristik fisika
Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter,
diantaranya:
1).Total Suspended Solid (TSS)
Adanya Total Suspended Solid (TSS) pada air limbah
jumputan disebabkan proses pewarnaan atau
pencelupan warna dan penghilang tepung kanji pada
kain jumputan. Pada proses pencelupan tersebut
terdapat sisa tepung kanji dan residu pewarna yang di
hasilkan dari jumputan.
2). Warna
Warna pada air limbah jumputan bermacam warna itu di
sebabkan oleh adanya zat pewarna (persion) yang di
pakai oleh pengrajin untuk proses pencelupan kain
jumputan
3). Bau
Bau pada air limbah jumputan disebabkan oleh zat
pewarna yang dicampurkan tepung kanji yang di pakai
oleh pengrajin untuk proses pencelupan
b) Karakteristik kimia
1) BiologicalOxygenDemand (BOD)
BiologicalOxygenDemand (BOD) pada air limbah
jumputan cukup tinggi di karenakan adanya oksigen
terlarut yang masuk ke dalam air limbah jumputan dan
adanay bahan organik yang terdapat pada air limbah
2) Chemical OxygenDemand (COD)
Chemical OxygenDemand (COD) pada air limbah
jumputan cukup tinggi di sebabkan oleh adanya bahan-
bahan organik dan anorganik yang terdapat di dalam air
limbah jumputan
3) Derajat keasaman (pH)

17
pH pada air limbah jumputan 6-7,8, pH tersebut masih di
atas normal
c) Karakteristik Biologi
Karakteristik Biologi pada air limbah jumputan adanya bau
dan bahan organik yang ada pada air limbah jumputan yang
menyebabkan munculnya mikroorganisme pada air limbah
tersebut

4) Komposisi air limbah jumputan


Air, bahan organik (tepung kanji), dan bahan anorganik zat pewarna.
Kandungan yang terdapat pada air limbah jumputan
BOD,COD,TSS,pH dan warna17.

B. Kerangka Teori

Home industri
pengrajin kain Proses Limbah cair kain
pembuatan jumputan
jumputan
18
COD Awal

Penggolahan menggunakan
karbon aktif arang bambu
dengan berbagai konsetrasi

COD Limbah cair industri


kain jumputan setelah
perlakuan

Badan air/Lingkungan

Gambar 2.1 Kerangka Teori

19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep

Karbon aktif arang bambu


1. 80 gr Penurunan Kadar
2. 100 gr Chemical
3. 120 gr Oxygen Demand (COD)
Gambar 3.1 kerangka konsep

B. Definisi operasional
1. Karbon aktif arang bambu adalah gram karbon aktif arang bambu yang
di gunakan sebagai media absorben deangan variasi massa jenis
80,100,120 gram .
2. Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah yang terkandung di dalam
air limbah jumputan setelah di lakukan adsorsi

C. Hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan karbon aktif arang bambu


Bamboo charcoal terhadap penurunan kadar CODpada limbah
jumputan.

Ha : Ada pengaruh penggunaan karbon aktif arang bambu Bamboo


charcoal terhadap penurunan kadar COD pada limbah jumputan.

D. Desain Penelitian
Desain penelitian ini bersifat eksperimen atau percobaan
“exsperimental research” adalah suatu penelitian dengan melakukan
kegiatan percobaan (experiment) yaitu melakukan penyerapan
menggunakan karbon aktif arang bambu untuk mengurangi kandungan
Chemical Oxygen Demand (COD) pada limbah industri limbah kain jumputan,
air limbah akan di lewatkan pada penyaring yang telah di isi karbon aktif arang
bambu yang sudah di sesuaikan jumlah berat nya apakah ada perubahan
kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) pada limbah kain jumputan
sebelum dan sesudah perlakuan.

20
E. Waktu dan lokasi Pelaksanaan
Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan maret sampai bulan
april penelitian ini berlokasi pada salah satu pengrajin kain jumputan di
Kertapati Palembang dan pengujian sampel di laksanakan Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan Palembang

F. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karbon aktif
arang bambu (bamboo charcoal)yang digunakan sebgai adsorben yang
dapat menyerap dapat menyerap kadar COD pada air limbah kain
jumputan.

2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai


Chemical Oxygen Demand (COD) pada limbah cair industri kain jumputan
sesudah dilakukan perlakuan.

G. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karbon aktif arang bambu yang
digunakan sebagai media adsorben, untuk menyerap COD pada limbah
cair industri kain jumputan.

H. Peralatan dan cara kerja


1. Cara kerja pengukuran COD berdasarkan SNI-6989-2.2019
a. Peralatan
1) Spektrofotometer sinar tampak ( 400 nm sampai dengan 700
nm)
2) Kuvet
3) Digestion vessel lebih baik digunakan kultur tabung
borosilikat dngan ukuran 16 mm x 100 mm; 20 mm x 150 mm
bertutup ulir. Atau alternatif lain. Gunakan ampul borosilikat
dengan kapasitas 10 ml ( diameter 19 mm sampai dengan 20
mm)
4) Pemanas dengan lubang penyangga tabung ( heating block)
5) Buret

21
6) Labu ukur 50,0 ml; 100,0 ml;250,0 ml;500,0 ml dan 1000,0
ml;
7) Pipet volumetrik 5,0 ml ;10,0 ml;15,0 ml;20,0 ml dan 25,0 ml;
8) Gelas piala
9) Magnetic stirrer, dan
10) Timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg
b. Prosedur analisa COD berdasarkan SNI-6989-2.2019
1) Proses Digestion
a) Ambil sejulah volume contoh uji atau larutan kerja dengan
pipet atau mikro buret, tambahkan digestion solution, larutan
perekasi asam sulfat kedalam tabung atau ampul sebagai
berikut :
b) Digestion vessel 16 mm x 100 mm Contoh uji : 2,50 ml
Digestion solution : 1,50 ml Larutan pereakasi asam sulfat :
3.5 ml Total : 7.5 ml Tutup tabung dan kocok perlahan
sampai homogen
c) Letakkan tabung pada pemanas yang telah dipanaskan pada
suhu 150 C 2 C, lakukan refluks selama 2 jam
d) Dinginkan contoh uji dan larutan kerja yang sudah direfluks
sampai suhu ruang
e) Biarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan
diukur benar benar jernih

2) Pembuatan Kurva Kalibrasi


a) Hidupkan dan optimalkan alat uji spektrophotometer sesuai
petunjuk penggunaan alat untuk pengujian COD. Atur
panjang gelombangnya pada 600 nm atau 420 nm
b) Ukur serapan masing-masing larutan  dan kemudian catat
dan plotkan terhadap kadar COD
c) Buat kurva kalibrasi dari data pada langkah b diatas,
tentukan persamaan garis lurusnya dan laporkan hasil
pengujian

22
d) Jika koefisien korelasi regresi linier (r) < 0,995, periksa
kondisi alat dan ulangi langkah a sampai denganc hingga
diperoleh nilai koefisien r ≥ 0,995

3) Contoh uji dengan nilai COD 100 mg/l sampai dengan 900
mg/l
a) larutan blanko untuk mendapatkan nilai absorbansi nol
b) Ukur serapan contoh uji pada panjang gelombang yang
telah ditentukan (600 nm)
c) Hitung nilai COD berdasarkan persamaan linier kurva
kalibrasi dan laporkan hasil pengujian
d) Apabilanilai COD contoh uji > 900 mg/l, lakukan
pengenceran

4) Perhitungan

a) Masukkan hasil pembacaan serapan contoh uji kedalam


regresi linier yang diperoleh dari kurva kalibrasi dan
laporkan hasil pengujian

b) Nilai COD adalah hasil pembacaan kadar contoh uji


dari kurva kalibrasi Nilai COD sebagai mg O2/l Kadar
COD (mg O2/l) = C  x f

c) adalah nilai COD contoh uji (mg/l) f adalah faktor


pengenceran

5) Pengendalian Mutu

a) Gunakan bahan kimia pro analisa


b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi
c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi
d) Gunakan air bebas organik untuk pembuatan blanko
dan larutan kerja
e) Dikerjakan oleh analis yang kompeten

23
f) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak
melampaui waktu simpan maksimum 28 hari
g) Perhitungan koefisien korelasi regresi liner (r) lebih
besar atau sama dengan 0.995 dengan intersepsi lebih
kecil atau sama dengan batas deteksi.
h) Lakukan analisis duplo dengan frekuensi 5% sampai
dengan 10% per batch (satu seri pengukuran) atau
minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10
sebagai kontrol kontaminasi.
i) Lakukan analisi duplo dengan frekuensi 5% sampai
dengan 10% per satu seri pengukuran atau minimal 1
kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10 sebagai
kontrol ketelitian analisis.

Jika perbedaan persen relatif (Relative Percent


Difference/RPD) lebih besar atau sama dengan 10% ,
maka dilakukan pengukuran ketiga untuk mendapatkan
RPD kurang dari 10% RPD

% RPD : {hasil pengukuran -duplikat pengukuran/y} x


100%

y = [hasil pengukuran + duplikat pengukuran] /2

j. Lakukan kontrol akurasi dengan larutan baku KHP


dengan frekuensi 5% sampai dengan 10% per batch atau
minimal 1 kali untuk 1 batch. Kisaran persen temu balik
adalah 85% sampai dengan 115%. Persen temu balik
adalah 85% sampai dengan 115%.

Persen temu balik (% recovery, % R)

%R – A/B x 100%

Dimana :

24
A adalah hasil pengukuran larutan baku KHP (mg/l)

B adalah kadar larutan baku KHP hasil penimbangan


(target value) (mg/l)

2. Cara kerja Analisis Penurunan Kadar COD pada Limbah


Cair Industri kain jumputan .
Pada penelitian ini dibagi menjadi empat kelompok, yaitu satu
kelompok kontrol (K) dan tiga kelompok perlakuan (X1, X2, dan
X3).
a.Kelompok perlakuan pertama (X1) diberi karbon aktif arang
bambu dengan konsentrasi 80 gr/150ml,
b.kelompok perlakuan kedua (X2), diberi karbon aktif arang bambu
dengan konsentrasi 100gr/150 ml.
c.kelompok perlakuan ketiga (X3) diberi karbon aktif arang bambu
dengan konsentrasi 120gr/150 ml.
d.Ketiga kelompok perlakuan ini didiamkan selama 60menit dan
Cod akan di ukur menggunakan spektrofotometer dengan
digestion. Arang bambu yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah arang yang di aktivasi menggunakan KOH (3:1) .
e.Proses penelitian yang dilakukan yaitu aktivasi karbon arang
aktif, pengambilan sampel, proses perlakuan dan pengujian
laboratorium.

I. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengumpulan data primer dan
skunder. Data primer diperoleh dari hasil analisis dari literatur yang
relevan dari penelitian yang diperoleh peneliti dari hasil tes sendiri melalui
percobaan laboratorium oleh peneliti sebelumnya. Data sekunder diperoleh
dari berbagai referensi beberapa jurnal dan hasil penelitian sebelumnya
yaitu dengan mengambil dari data penelitian sejenis.

25
J. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan di sajikan dalam bentuk
tabulasi dan analisis yang di gunakan adalah uji statistik menggunakan uji
anova untuk mengetahui Pemanfaatan karbon aktif arang bambu Sebagai
Bahan Dasar Adsorbsi COD pada limbah cair kain jumputan.

26
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengujian

Penelitian ini telah di laksanakan pada tanggal 19 april sampai dengan 21


Mei 2021. Terhadap sampel limbah kain jumputan di ambil di sentra pengrajin
kain jumputan yang terletak di Kertapati didapatkan hasil sebagai berikut.

1. Hasil Pengujian Univariat

Tabel 4.1

27
Jumlah kadar COD setelah

pengujian dengan Variasi Konsentrasi Arang Bambu

pengulangan Perlakuan Perlakuan Perlakuan 3 Kontrol


180 g 120 g 120 g 0g
(ppm) (ppm) (ppm) (ppm)

1 1088 1315 1331 483

2 1063 1391 1442 483

3 938 1151 1144 483

4 776 936 970 483

5 682 774 823 483

Hasil uji statistik yang dilakukan didapatkan pada perlakuan 1 angka


COD paling tinggi pada pengulangan 1 sebesar 1088 dan nilai paling
rendah pada pengulangan ke 5 sebesar 682. Padaperlakuan 2 angka COD
paling tinggi pada pengulangan ke 2 sebesar 1391 dan paling rendah
perlakuan 2 angka COD paling tinggi pada pengulangan ke 5 sebesar 774.
pada perlakuan ke 3 angka COD paling tinggi pada pengulangan ke 2
sebesar 1442 dan paling renda pada pengulangan ke5 sebesar 823.
sehingga dari hasil tersebut angka COD yang paling tinggi pada perlakuan

28
ke 3 dan paling rendah pada perlakuan 1 namun nilai setiap perlakuan
lebih tinggi di bandingkan kontrol.. (tabel 4.1).

2. Hasil Pengujian Bivariat

Tabel 4.2

Hasil Analisis Distribusi Rata Rata kadar COD

Terhadap Variasi Massa Jenis Karbon Aktif Arang Bambu

Variabel Mean Std. 95%, P. Value


deviation Confidence
Interval

Perlakuan 1 (80 gr) 909 177 689 -1129 0,001

Perlakuan 2 (100 gr) 1153 307 771-1535

Perlakuan 3 (120 gr) 1142 113 827-1456

Berdasarkan hasil dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa rata-rata hasil
perlakuan 1 dengan massa jenis arang bambu sebanyak 80 gram sebesar 909
dengan standar deviasi 0,117. pada rata-rata perlakuan 2 dengan massa jenis
sebesar 100 gram sebesar 1153 dengan standar deviasi 0,307 dan pada perlakuan
ke 3 dengan konsentrasi sebanyak 120 gram sebesar 1142 dengan standar deviasi
0,113. Hasil uji statistik didapatkan nilai P-Value 0,001 berarti pada alpha 5%
dapat di simpulkan ada perbedaan di setiap konsentrasi diantara 3 perlakuan.

B. PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karbon aktif arang bambu


dalam menurunkan kadar COD pada limbah kain jumputan yang di bagi
menjadi beberapa variasi perlakuan dengan konsentrasi arang aktif bambu
80 gram, 100 gram, dan 120 gram. Kemudian di analisa untuk mengetahui

29
penurunan kadar COD pada limbah kain jumputan.. Pembuatan karbon
aktif arang bambu ditimbang dengan konsentrasi arang yang akan di
gunakan kemudian diaktivasi menggunakan NaOH dengan konsentrasi 10
%.

Jumlah karbon aktif 80 gram 100 gram dan 120 gram terlihat bahwa
proses aktivasi karbon yang akan menyebabkan kemampuan
penyerapannya meningkat dibandingkan dengan karbon tanpa aktivasi.
Namun ada beberapa kesalahan dalam Proses aktivasi yang menyebabkan
tidak efektif nya penyerapan karbon aktif pada limbah sehingga
menyebabkan nilai Chemical oxygen demand semakin tinggi.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa Arang aktif
adalah suatu karbon yang mempunyai kemampuan daya serap yang baik
terhadap anion, kation, dan molekul dalam bentuk senyawa organik dan
anorganik, baik berupa larutan maupun gas. Beberapa bahan yang
mengandung banyak karbon dan terutama yang memiliki pori dapat
digunakan untuk membuat arang aktif. Bambu merupakan tanamaan
berbentuk bulat yang hidupnya merumpun, memiliki banyak ruas dan
merupakan sejenis tanaman rumput-rumputan. Bambu adalah Selulosa
42,4% - 53,6% dan Lignin berkisar 19,8% - 26,6% Salah satu jenis bambu
yang mudah di dapat adalah bambu Ori. Bambu Ori memiliki batang yang
tebal dan rongga di dalam batang kecil, dibandingkan bambu Apus yang
memiliki rongga besar dan batang tipis. Denganmenggunakan bahan baku
dari bambu Ori ini, diharapkan karbon aktif di hasilkan lebih banyak.22

Hasil uji statistik yang dilakukan didapatkan pada perlakuan 1 angka


COD paling tinggi pada pengulangan 1 sebesar 1088 dan nilai paling
rendah pada pengulangan ke 5 sebesar 682. Padaperlakuan 2 angka COD
paling tinggi pada pengulangan ke 2 sebesar 1391 dan paling rendah
perlakuan 2 angka COD paling tinggi pada pengulangan ke 5 sebesar 774.
pada perlakuan ke 3 angka COD paling tinggi pada pengulangan ke 2
sebesar 1442 dan paling renda pada pengulangan ke5 sebesar 823.
sehingga dari hasil tersebut angka COD yang paling tinggi pada perlakuan

30
ke 3 dan paling rendah pada perlakuan 1 namun nilai setiap perlakuan
lebih tinggi di bandingkan kontrol. Berdasarkan data yang telah di lakukan
pada setiap perlakuan sehingga didapatkan nilai pada perlakuan lebih
tinggi dari nilai kontrol, nilai tertinggi didapatkan di perlakuan 3 dengan
konsentrasi 120 gram karbon aktif pada pengulangan ke 2 sebesar 1442
sedangkan kontrol sebesar 483 . Penelitian ini menunjukan bahwa arang
bambu tidak efektif menurunkan kadar COD pada limbah kain jumputan.

Hal ini juga tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya menunjukkan


sebelum perlakuan, nilai TSS sebesar 183 mg/L, setelah adanya perlakuan
dan penambahan dosis arang bambu aktif 0 g/L, 5g/L, 10 g/L dan 15 gram,
menghasilkan nilai berturut-turut sebesar 95 mg/L, 78 mg/L, 57 mg/L dan
54 mg/L. Nilai tersebut belum memenuhi standar baku mutu yaitu sebesar
60 mg/L. Terjadinya penurunan kadar TSS dalam air limbah binatu
menyebabkankadar COD juga ikut mengalami penurun, hal ini
dikarenakan suspensi dalam partikel koloid merupakan faktor penyebab
terjadinya peningkatan konsentrasi COD.24

Berdasarkan penenelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa


kesalahan yang terjadi pada saat melakuakan aktivasi arang sehingga arang
yang di hasilkan tidak teraktivasi sehingga menyebabkan meningkat nya
kadar COD pada limbah kain jumputan.

Berdasarkan Sifat fisik yang terlihat pada air limbah sebelum dan
sesudah perlakuan menggunakan karbon aktif arang bambu memiliki
perbedaan yang signifikan di lihat dari perubahan warna yang yang lebih
pekat dari sebelum perlakuan , hal ini di mungkinkan air limbah tersebut
terkontaminasi oleh partikel-partikel yang ada pada karbon aktif arang
bambu.

31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kadar COD sebelum perlakuan sebanyak 483 mg/l

2. Berdasarkan data yang telah di lakukan pada setiap perlakuan


sehingga didapatkan nilai pada perlakuan lebih tinggi dari nilai
kontrol, nilai tertinggi didapatkan di perlakuan 3 dengan konsentrasi
120 gram karbon aktif pada pengulangan ke 2 sebesar 1442
sedangkan kontrol sebesar 483 . Penelitian ini menunjukan bahwa
arang bambu tidak efektif menurunkan kadar COD pada limbah kain
jumputan
3. Berdasarkan hasil uji statistik anova Hasil uji nformati
didapatkan nilai P-Value 0,001 berarti pada alpha 5% dapat di
simpulkan ada perbedaan di setiap konsentrasi diantara 3 perlakuan.

B. Saran

1. Bagi Penulis & Peneliti Lain

32
Perlu adanya lanjutan penelitian yang telah dilakukan penulis
karena tentu masih banyaknya kekurangan wawasan yang
dimiliki maka hendakya penulis sendiri lebih giat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan, serta bagi peneliti lain yang
ingin melakukan penelitian dibidang serupa ada baiknya
melanjutkan atau mengembangkan studi penelitian nforma yang
lebih kompleks lagi.

2. Bagi Institusi dan Akademik


Kepada institusi dan akademik yang terkait untuk melakukan
pengembangan bahan-bahan kajian nformative, prasarana dan
sarana serta fasilitas laboratorium kembali agar pengembangan
penelitian dapat dilakukan secara maksimal.
3. Bagi Masyarkat Dapat menjadi informasi pengetahuan dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Sari, N.P. 2016.pemanfaatan zeolit dan silika sebagai membran filtrasi untuk
menurunkan TSS,COD dan warna limbah cair batik.Skripsi. Fakultas Teknik
Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

2. Cundari lia dkk.2016.pengolahan limbah cair kain jumputan menggunakan


karbon aktif dari sampah plastik.Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 22, Agustus
2016

3. Agustina T, Muhammad Amir. 2012. Pengaruh Temperatur Dan Waktu


Pada Pengolahan Pewarna Sintetis Procion Menggunakan Reagen Fenton.
Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 18, Agustus 2012

4. Faujiah fitriany.2012.Pemanfaatan karbon aktif dari limbah padat industri


agar-agar sebagai adsorben logam berat dan bahan organik dari limbah
industri tekstil. Skripsi.

5. Melani A,Andre,Rifdah. 2017. Kajian Pengaruh Waktu Dan Ukuran


Lempengan Terhadap Limbah Cair Industri Kain Tenun Songket Dengan
Metode Elektrokoagulasi.Distilasi, Vol. 2 No.1, Hal. 23-34

6. Alfionita Andi Nur Afia, Patang, Ernawati S.K. 2019. Pengaruh eutrofikasi
terhadap kualitas air di sungai jeneberang. Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian. Vol.5 No.1:9-23

34
7. Sembiring M.T,Tuti S.S. 2003. Arang Aktif (Pengenalan dan Proses
Pembuatannya).Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.

8. Akhsanti Ratu Yulia.2010.Pemanfaatan Karbon Aktif Serbuk Gergaji Kayu


Jati untuk Menurunkan Chemical Oxygen Demand (COD) Limbah Cair
Industri Tekstil.Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 13 (2) (2010)

9. Lasindrang Musrowati.2014. Adsorpsi pencemaran limbah cair industri


penyamakan kulit oleh kitosan yang melapisi arang aktif tempurung
kelapa.No.2 Vol.3, 22 Juni 2014.

10. Tamyiz. Muchammad (dkk).2019.Pemanfaatan Komposit Biosorben Tanah


Liat dan Arang Bambu dalam Mengurangi Kandungan Zat Warna pada
Limbah Cair Industri Batik.Vol 16, No 3, 2019, 152-159

11. Manurung.manuntun.2019.Sintesis dan karakterisasi arang dari limbah


bambu dengan aktivator zncl2.Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

12. Nurroisah. Estydyah.2014. Keefektifan aerasi sistem tray dan filtrasi sebagai
penurun chemical oxygen demand dan padatan tersuspensi pada limbah cair
batik. Unnes Journal of Public Health 3 (4) (2014)
13. Foo, K.Y. & Hemeed, B.H. 2013. Untilization Of Oil Palm Biodisel Solid
Residue As Reneweble Souces For Preparation Of Grannular Activated
Carbon By Microwave Induced KOH. Bioresouder Technol.130,696-702.

14. Ayu Putu Sarasdewi, Nyoman Semadi Antara dan A.A.P.Agung Suryawan
W. 2014. Pengaruh Laju Aliran Terhadap Penurunan Cemaran Instalasi
Pengolahan Air Limbah Domestik Dengan Sistem Biofilter. Fakultas
Teknologi Pertanian UNUD.

15. Keputusan Gubernur SUMSEL No 16 tahun 2005 tentang bahan baku mutu
limbah industri tekstil

16. Sugiarto. 2005. Buku Dasar-Dasar Pengolahan Limbah. Penerbit Universitas


Indonesia (Ui-Press). Jakarta

17. Peraturan Pemerintahan No. 20 Tahun 2012 Tentang Pengolahan Lingkungan


Hidup, Klasifikasi Dan Kriteria Mutu Air.

18. Sumantri, Arif.2013.Kesehatan Lingkungan. Penerbit Kencana Media Group.


Jakarta

19. Wardhana Arya Wisnu, 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit


Andi, Yogyakarta

35
20. Oktarina Lili, 2013. Efektifitas Lumpur Aktif Dalam Menurunkan Kadar TSS
Air Limbah Limbah Tekstil Pengrajin Kain Songket Cek Maya di 15 Ulu
Kertapati Palembang.STIKes Muhammadiyah Palembang

21. Ayu Anggari, 2015. Efektifitas Karbon Aktif Kulit Ubi Kayu Dalam
Menurunkan Kadar BOD Air Limbah Pabrik Tepung
Tapioka.STIKesMuahammadiyah Palembang.

22. Cundari Lia.2016.Karakterisasi karbon aktif dari bambuori (bambusa


arundinacea) yang di aktivasi menggunakan asam klorida (hcl).Jurnal Teknik
Kimia No. 3, Vol. 22

23. Nurhayati indah,2020.penurunan kadar besi (fe), kromium (cr), cod dan
bodlimbah cair laboratorium dengan pengenceran, koagulasi dan
adsobsi.volume 14 nomor 1

24. Rumi Sofiah. 2021. Penyisihan polutan pada limbah binatu menggunakan
adsorben arang bambu aktif. Skripsi

36
LAMPIRAN

Surat Pengajuan Judul KTI

37
Surat Izin Penelitian

38
DOKUMENTASI PENELITIAN

Bambu Proses Pembakaran

Arang Limbah

Larutan NaOH Kasa

39
Selang infus Jerigen

Botol Botol Sampel

Proses pengujian Hasil Pengujian

LAMPIRAN OUTPUT HASIL DATA SPSS

40
Descriptives

pengulangan

95% Confidence Interval


for Mean

Std. Std. Lower Upper Maximu


N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum m

p1 5 909.40 177.352 79.314 689.19 1129.61 682 1088

p2 5 1153.40 307.580 137.554 771.49 1535.31 774 1515

p3 5 1142.00 253.510 113.373 827.23 1456.77 823 1442

kontrol 5 483.00 .000 .000 483.00 483.00 483 483

Total 20 921.95 343.008 76.699 761.42 1082.48 483 1515

Test of Homogeneity of Variances

pengulangan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.914 3 16 .013

41
ANOVA

pengulangan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1474128.550 3 491376.183 10.327 .001

Within Groups 761306.400 16 47581.650

Total 2235434.950 19

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

pengulangan

Duncan

Subset for alpha = 0.05

perlakuan N 1 2

kontrol 5 483.00

p1 5 909.40

p3 5 1142.00

p2 5 1153.40

Sig. 1.000 .112

Means for groups in homogeneous subsets are


displayed.

42
LEMBAR BIMBINGAN

43
44
45
LEMBAR REKOMENDASI UJIAN KTI

46

Anda mungkin juga menyukai